Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TS
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI BANGSAL SADEWA RS GRHASIA
Disusun Oleh:
Febrita Laysa S
Nurul Dian Rahmalia I
Riski Oktafian
P07120112060
P07120112068
P07120112075
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal
Tempat
Yogyakarta,
September 2014
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Akademik
BAB I
PENDAHULUAN
HALUSINASI
I.
Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
dalam
membedakan
rangsangan
internal
(pikiran)
dan
otak
karena
kerusakan
otak,
keracunan,
obat
lingkungan
sosio-budaya,
sosio-budaya
yang
berbeda
menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosiobudaya yang berbeda (Sunaryo, 2004).
Secara pasti yang menyebabkan terjadinya halusinasi belum
diketahui namun ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang
halusinasi (Stuart 2007) antara lain:
a. Teori Interpersonal
Gangguan
proses
pikir/delusi/waham
Persepsi
Ilusi
akurat
Emosi
Ketidakmampuan
konsisten
untuk
dengan
emosi
mengatasi
pengalama
n
Perilaku
Perilaku ganjil
Ketidak teraturan
sesuai
Hubungan
Isolasi sosial
sosial
sosial
harmonis
( Stuart and Laraia, 2005 )
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma
social dan budaya secara umum yang berlaku didalam masyarakat,
dimana individu menyelesaikan masalah dalam batas normal yang
meliputi :
1. Pikiran logis adalah segala sesuatu yang diucapkan dan dilaksanakan
oleh individu sesuai dengan kenyataan.
2. Persepsi akurat adalah penerimaan pesan yang disadari oleh indra
perasaan, dimana dapat membedakan objek yang satu dengan yang lain
dan mengenai kualitasnya menurut berbagai sensasi yang dihasilkan.
3. Emosi konsisten dengan pengalaman adalah respon yang diberikan
individual sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Perilaku sesuai dengan cara berskap individu yang sesuai dengan
perannya.
5. Hubungan social harmonis dimana individu dapat berinteraksi dan
berkomunkasi dengan orang lain tanpa adanya rasa curiga, bersalah dan
tidak senang.
Sedangkan mal adaptif adalah suatu respon yang tidak dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya secara umum yang berlaku dimasyarakat,
dimana individu dalam menyelesaikan masalah tidak berdasarkan norma
yang sesuai diantaranya :
1. Gangguan proses pikir/waham adalah ketidakmampuan otak untuk
memproses data secara akurat yang dapat menyebabkan gangguan
proses pikir, seperti ketakutan, merasa hebat, beriman, pikiran terkontrol,
pikiran yang terisi dan lain-lain.
2. Halusinasi adalah gangguan identifikasi stimulus berdasarkan informasi
yang diterima otak dari lima indra seperti suara, raba, bau, dan
pengelihatan
3. Kerusakan proses emosi adalah respon yang diberikan Individu tidak
sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Prilaku yang tidak terorganisir adalah cara bersikap individu yang tidak
sesuai dengan peran.
5. Isolasi social adalah dimana individu yang mengisolasi dirinya dari
lingkungan atau tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.
E. Macam-macam Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa macam. Macam-macam halusinasi
seperti halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan dan lain-lain.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa
adanya rangsang (stimulus) eksternal.
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa macam halusinasi
dengan karakteristik tertentu, diantaranya:
1. Halusinasi pendengaran: karakteristik ditandai dengan mendengar
suara, teruatama suara suara orang, biasanya klien mendengar
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi
penglihatan:
karakteristik
dengan
adanya
stimulus
petunjuk
yang
diberikan
oleh
Pasien
mengatakan
mendengar
suara
yang
mengajak
bercakap-cakap.
Data objektif :
IV.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepei : halusinasi pendengaran
STRATEGI PELAKSANAAN
Pasien
SP I p
1. Mengidentifikasi
jenis
halusinasi
pasien
2. Mengidentifikasi isi
halusinasi pasien
3. Mengientifikasi
waktu halusinasi
4. Mengidentifikasi
frekuensi halusinasi
5. Mengidentifikasi
situasi
yang
menimbulkan
halusinasi
6. Mngidentifikasi
respon
pasien
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan
Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan
masalah
yang
dirasakan
keluarga
dalam
merawat pasien
2. Menjelaskan
pengertian, tanda
dan
gejala
halusinasi,
dan
jenis
halusinasi
yang
dialami
pasien
beserta
proses terjadinya
3. Menjelaskan caracara
merawat
pasien halusinasi
pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan
pasien
memasukkan cara
menghardik
halusinasi
jadwal
dalam
kegiatan
harian
SP II p
1. Mengevaluasi
jadwal
kegiatan
harian pasien
2. Melatih
pasien
SP II k
1. Melatih
keluarga
mempraktekkan
cara
merawat
pasien
dengan
halusinasi
2. Melatih keluarga
melakukan
cara
mengendalikan
merawat langsung
halusinasi
kepada
dengan
pasien
cara
bercakap-
cakap
dengan
orang lain
3. Menganjurkan
SP III k
1. Membantu
pasien
keluarga membuat
memasukkan
dalam
jadwal
kegiatan harian
SP III p
1. Mengevaluasi
jadwal
mengendalikan
melakukan
kegiatan (kegiatan
biasa
dilakukan pasien)
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
jadwal
ke
kegiatan
rutin
SP IV p
1. Mengevaluasi
jadwal
kegiatan
harian pasien
2. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan
obat
secara teratur
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam
rumah
termasuk
minum
obat
planning)
2. Menjelaskan
follow up pasien
setelah pulang
dengan
yang
jadwal aktivitas di
(discharge
kegiatan
harian pasien
2. Melatih
pasien
halusinasi
halusinasi
jadwal
kegiatan harian
Jadi jika bapak merasa pusing, mual, muntah, banyak keluar air liur, gemetar,
maupun kaku-kaku otot sebaiknya lapor pada perawat jaga atau dokter yang
bertugas.
Obat ini seperti kebutuhan bapak sehari-hari, jangan sampai terlambat walaupun
suara-suara sudah hilang dan bapak merasa tenang obatnya tidak boleh
diberhentikan dan jangan sampai bapak bosan meminum obatnya. Sebab kalau
putus obat, bapak akan kambuh dan masuk kembali ke rumah sakit. Kalau obat
habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya
benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya
bapak jangan keliru dengan obat milik orang lain. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
pada jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan harus cukup minum 6-8 gelas per hari
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Ada
yang belum jelas dan ingin ditanyakan?
Saya mau bertanya, tadi ngobrolin tentang apa pak? nama obat-obatnya tadi apa
saja dan apa manfaatnya pak? Coba sebutkan! Lalu apa saja cara minum obat
yang benar, coba jelaskan! Bagus! (jika jawaban benar).
Jangan lupa jika sudah pada waktunya minum obat minta obat pada perawat
atau pada keluarga kalau di rumah. Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi
untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00? terimakasih atas kerjasamanya pak.
Sampai jumpa.
RUANGAN RAWAT
TANGGAL DIRAWAT
A. PENGKAJIAN
I.
Identitas Klien
Nama
JenisKelamin
TanggalPengkajian
Umur
Alamat
Pendidikan terakhir
Informan
No RM
: Sdr. T
: Laki-laki
: Selasa, 16 September 2014
: 30 tahun
: Dawang Sapdodadi Bantul
: SLTP
: Klien, RM, petugas dan pemeriksaan fisik.
: 016213
II.
Alasan Masuk
III.
Riwayat Keluarga
Faktor Presipitasi
Pasien tidak pernah minum obat dan pasien di jogja tinggal sendirian. Tidak
ada keluarga karena semua keluarganya di NTB dan hanya ada satu
paman tapi tidak tahu rumahnya karena pamannya sering berpindah-pindah
rumah.
V.
Fisik
1.
Tindakan vital
2.
Ukur TB : - BB : -
3.
Keluhanfisik
TD : 120/70 mmHg
Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= keluarga yang tinggal serumah
= meninggal
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klienmengatakanklien tinggal di rumah sendirian karena ibunya
sudah meninggal sedangkanayah klien tidak bertanggung jawabdan
sekarang di NTB bersama ibu tiri dan adik tirinya.Klien mengatakan
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
3. Konsepdiri
a.
Gambarandiri :Klienmengatakannamanya
adalah T. Bagian
b.
c.
Peran
: Klienberperansebagaianak.
Di rumah sering
berkebun dan beternak ayam.
Ideal diri
:
d.
e.
berkumpul
dengan teman-temannya.
Dia tidak merasa malu ataupun minder.
4. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien
adalah orang tuanya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Klien mengatakan sebagai warga di desanya sering mengikuti
kegiatan di desanya seperti kerja bakti dan ronda.
c. Hambatan dalam hubungan sosial
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan
sosial dengan orang lain.
5. Spiritual
a.
Nilaidankeyakinan
Klienmengatakandirinyaberagama Islam.
b. Kegiatanibadah
VII.
Penampilan
Selamapembicaraanklienkooperatif
pertanyaan praktikan.
7.
Persepsi
dan
dapat
menjawab
sesuai
10.
Tingkat kesadaran
Daya tilik diri klien baik. Klien menyadari bahwa dirinya sakit.
Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari sesuai dengan jadwal yang ditentukan bangsal.
Klien dapat makan secara mandiri. Klien menghabis satu porsi setiap
kali makan, dengan lauk dan sayur yang bermacam-macam sesuai
menu RSG.
2. B.A.B/B.A.K
Klien b.a.b/b.a.k secara mandiri di WC.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi bisa lebih dari 2x sehari secara mandiri karena
jika bisikan itu datang lagi, klien langsung mandi.
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian secara mandiri. Dalam satu hari, klien berganti
pakaian dua kali habis mandi pagi dan sore atau bila pakaian sudah
kotor/basah.
5. Istirahat/Tidur
Klien mengatakan dirinya tidur malam mulai pukul 21.00 atau lebih dan
bangun pukul 05.00. Klien terkadang tidur siang selama 2 jam.
6. Penggunaan obat
Selama dirawat, klien minum obat secara teratur. Selama di rumah, klien
mengatakan putus obat selama 2 tahun karena masalah ekonomi.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan, dulu sebelum putus obat ketika sakit berobat ke
rumah sakit dan biasanya klien kontrol rutin ke RSG bila obatnya habis
atau bila sudah waktunya kontrol.
8. Kegiatan di rumah
Klien mengatakan kegiatan klien saat di rumah adalah berkebun dan
berternak ayam.
9. Kegiatan di luar rumah
IX.
2. Maladaptif:
X.
Menghindari masalah
Mengamuk
XI.
Penyakitjiwa
Sistempendukung
Faktorpresiptasi
Koping
Penyakitfisik
Obat-obatan
Lainnya
B. ANALISIS DATA
Data
Masalah
DS :
Gangguan sensori persepsi
- Klien mengatakan dibawa ke RSG oleh Halusinasi pendengaran
pemerintah
tetapi
penyebabnya.
tidak
Sering
tahu
mendengar
tampak
menutup
telinganya
sesekali.
-
agar
teralihkan
halusinasinya.
DS :
- Klien mengatakan
temannya
karena
dengan
Risiko perilaku kekerasan
pernah
mengikuti
memukul
bisikan-
karena
mengira
ASPEK MEDIK
regimen
1. Diagnosis Multiaksial
Axis I
: F 20.0
Axis II
: cenderung skizoid
Axis III
:belum ada diagnosa
Axis IV
: tidak ada informasi
Axiz V
: jelek
2. TerapiMedik (16 September 2014)
NO
Nama Obat
Dosis
Indikasi
Efek samping
1
Haloperidol 5 mg
1/2-0-1/2 Psikosis
akut insomnia, eforia, agitasi,
dan kronis.
pusing, depresi, lelah,
sakit kepala, mengantuk,
Halusinasi pada bingung, vertigo, kejang.
skizofrenia
2
Clozapine NI 25 mg 1/2-0-1/2 Antipsikotik,
Mengantuk, berat badan
menenangkan
naik, air liur bertambah,
pikiran
dan pusing, konstipasi, mual,
menghilangkan
sesak
napas,
halusinasi
mengompol saat tidur
3
Trihexypenidyl 2 mg
0-0-1
Kaku-kaku tubuh Mengantuk,
pusing,
dan mengurangi penglihatan
kabur,
gemetar
disorientasi,
hipotensi,
mual, muntah, retensi
urine
XIII.
XIV.
Akibat
Core Problem
Penyebab
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
INISIAL KLIEN
: Tn. T
RUANGAN
: Bangsal Sadewa
NO. RM
: 01 62 13
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Halusinasi
pendengaran
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
INTERVENSI
RASIONAL
16 September 2014
16 September 2014
16 September 2014
16 September 2014
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Hubungan
TUM:
Klien
dapat
mengontrol halusinasi
dengan
prinsip
TUK 1:
b.
percaya
terapeutik.
percaya
saling
- Ekspresi
wajah c.
bersahabat
- Menunjukkan
rasa
Jelaskan
e.
tujuan
berdampingan
panggilan
pertemuan.
- Mau
nama
senang
dan
dengan
perawat
- Bersedia
mengungkapkan
TUK 2 :
mengontrol
dengan
kriteria hasil :
a. Klien
yang
dapat
dilakukan
jika
terjadi
halusinasi.
tindakan
digunakan
klien,
untuk
menyebutkan
yang
upaya
positif
dapat
jika
untuk
mengendalikan
halusinasinya.
b. Klien
mengontrol
timbulnya
4. Memotivasi
halusinasi.
dapat 4. Bantu
klien
memutus
melatih
halusinasi
dan
secara
meningkatkankeinginan
klien
bertahap
dapat
cara
pengendalian
halusinasi.
dapat
terapi
mengikuti
aktivitas
kelompok.
TUK 3
keluarga
sedang
halusinasi.
halusinasinya 2. Diskusikan dengan keluarga
dukungan
keluarga
dengan kriteria hasil:
tentang
dalam
mengontrol
a. Gejala halusinasi yang
halusinasinya
a. Klien dapat menjalin
dialami klien.
hubungan
saling b. Cara yang dapat dilakukan
Klien
mendapat
mengontrol
dapat
dalam
halusinasi.
2. Untuk
pengetahuan
halusinasi.
mengontrol
meningkatkan
tentang
tindakan
rumah,
untuk
mengendalikan
halusinasi
beri
kegiatan
TUK 4
Klien
1.
1. dengan
mengetahui
efek
2.
Diskusikan bahayanya
1. Klien
dan
keluarga
obat tanpa konsultasi.
mampu
menyebutkan
manfaat, dosis dan efek 3.
Bantu
klien
samping
menggunakan prinsip lama
2. Klien
dapat
benar.
menginformasikan
manfaat
dan
efek
samping obat
3. Klien dapat memahami
akibat pemakaina obat
tanpa konsultasi
4. Klien
dapat
menyebutkan prinsip 5
minum obat.
2. Bantu klien
menggunakan
prinsip
kemandirian
klien
pengobatan
dapat
Pentalaksanaan
Regimen
Terapeutik tidak
16 September 2014
16 September 2014
16 September 2014
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Efektif
TUM :
Keluarga
merawat
mengalami
jiwa
dapat
klien
yang
gangguan
sehingga
penatalaksanaan
regimen
terapeutik
efektif.
TUK 1 :
Keluarga
mengenal
yang
dapat
masalah
dapat
Setelah
keluarga
1x
interaksi 1.
mengenal
Bina
saling
hubungan
percayadengan
1.
Hubungan
saling
percaya
merupakan
menyebabkan
kambuh.
klien masalah
klien
dengan
keluarga
hasil:
a. Sapa
kriteria
dapatmengidentifikasi
masalah
pencetus
dasar
keluarga
klien
oleh
bersama klien.
sendiri. untuk
selanjutnya
keluarga,
dan
interaksi
selanjutnya.
dan
masyarakat
kelancaran
hubungan
ramah.
dengan
untuk
klien
perannya
c. Dorong
pertemuan
selama
keluarga
untuk
mengungkapkan masalah.
2.
Kaji
persepsi
Diskusikan
dengan
keluarga
beberapa
2.
Mengetahui
pengetahuan pasien tentang
seperti :
perilaku pasien
memperhatikan
memberi
3.
Mngetahui
perhatian keluarga terhadap
pasien gangguan jiwa
4.
Diskusikan
dengan
dan
individu
4.
Memberikan
pengetahuan
dari klien.
merawat pasien
5.
Bantu
cara
keluarga
mengenal
sikap
dan
perilakunya
yang
dapat
memicu
tentang
dan
dapat
5.
Keluarga
dapat menentukan tindakan
jika pasien kambuh
TUK 2 :
Keluarga
Setelah
dapat
mengambil
keputusan
dalam
melakukan
perawatan
terhadap
1x
pertemuan 1.
keluarga
dapat
Diskusika
n
dengan
keluarga
bahwa
mengambilkeputusan yang
keluarga
penanggung
merupakan
jawab
utama
Jelaskan
1.
Kelua
rga
merupakan
faktor
utama
klien
Keluarga
dapat
kepada
keluarga
bahwa 2.
keluarga
merupakan
tepat.
keperawatan keluarga.
3.
Jelaskan
pada
keluarga
masalah
tidak
akibat
bila
3.
Motivasi
keluarga untuk memutuskan
hal
yang
Keluarga
Selama
dapat
1x
yang
bertambah
menyebabkan
sulitnya
penanganan
4.
Keput
usan yang menguntungkan dapat
menguntungkan
mempercapat
klien.
TUK 3 :
Masal
ah
ditangani
dengan cepat
4.
Peng
kesembuhan
pasien
interaksi 1.
1.
Menambah
klien
cara
demonstrasikan seperti :
a. Bantu
klien
dalam
gangguan jiwa
dirumh
dengan
kriteria hasil:
Keluarga
menyebutkan
dapat
memenuhi
kebutuhan
cara
sehari-hari
b. Libatkan
klien
dalamkegiatan sehari-hari
perawatan
pasien
klien
dapat
melakukan tugasnya.
2.
Diskusikan
dengan
minum
obat
secara
teratur.
2.
TUK 4 :
Selama
Keluarga
dapat
mengidentifikasi
support
sistem
yang
1x
dapat
mencegah
kekambuhan pasien
Ide 1.. mengetahui faktor pendukung
pertemuan 1.
keluarga
ntifikasi
dengan
mampumenjelaskan
Di
skusikan
dengan
keluarga
Sikap
keluarga
yang positif
Doa
perawatan klien.
3.
Di
skusikan
dengan
pentingnya
keluarga
keluarga
dalam
An
jurkan
keluarga
menerima
apa
untuk
adanya
keluarga
mudah
mengatur
ditampilkan).
a. Identifikasi
keluarga
dan
yang
bersama
tentang
lingkungan
dapat
kondisi
keluarga
mendukung
kesehatan klien
b. Ciptakan suasana keluarga
yang tenang dan nyaman
bagi klien
dengan
keseharian
pasien
4..
keluarga
dapat
tidak
menjelek-
TUK 5 :
Keluarga
Selama
dapat
memodifikasi
lingkungan
yang
terapeutik
dalam
merawat klien.
2x
interaksi 1.
keluarga
1.
dapatmenyediakan
keluarga
tentang
kesehatan
masyarakat
keperawatan klien.
yang
fasilitas
ada
dan
di
dapat
dengan
pentingnya
keluarga
pemanfaatan
2.
Fasilitas
membantu
yang
ada
keluarga
dalam
perawatan
Anjurkan
memanfaatkan
keluarga
untuk
fasilitas
yang
3.
pemecahan
baik
masalah
yang
TUK 6 :
Keluarga
Selama
dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat
merawat
untuk
kesehatan
klien.
2x
interaksi 1.
keluarga
Kaji
pandangan
dapat keluargatentang
mengunjungi
1.
keberadaan
Mengetahui
prasarana
kesehatan
ada
masyarakat
dalam
mengoptimalkan
perawatan klien di rumah
seperti :
yang
2.
Dorong
keluarga
memanfaatkan
untuk
Puskesmas
2.
dapat
kambuh
atau
kontrol kesehatan.
- Keluarga tahu waktu
pelaksanaan-nya
- Keluarga mengerti cara
serta
prosedur
yang
dilakukan
Perilaku 16 September 2014
yang
- Tempat
Risiko
fungsi
16 September 2014
16 September 2014
16 September 2014
Kekerasan
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Pukul 15.00
Pukul 15.00
TUM:
Klien dapat mengontrol
perilaku kekerasan
Bina hubungan saling percaya
TUK:
1. Klien
membina
dengan:
Hubungan
nama,
percaya
perawat berkenalan
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Bersedia menceritakan
perasaan
e. Bersedia
sikap
janji
percaya
saling
jujur
dan
setiap
kali
mengungkapkan
masalah
dengan
penuh
2. Klien
mengidentifikasi
dapt
penyebab
penyebab
perilaku
penyebab
klien
jengkel
3. Klien
Bantu
a. Motivasi
pasien
klien
untuk
mengidentifikasi
dapat
mengidentifikasi
tanda-tanda
perilaku
1. Mengetahui
pengetahuan
seberapa
pasien
tanda-tanda,
jenis,
perilaku
kekerasan, dan
cara konstruktif
dalam
mengungkapka
n kemarahan
dapat
menjelaskan
tanda
tandaperilaku
kekerasan
d. Klien
dapat
menjelaskan
ekspresi
jenis
marah,
perasaan
saat
melakukan kekerasan,
efektifitas
dalam
cara
menyesuaikan
masalah
e. Klien
dapat
menjelaskan
akibat
c. Klien
dan
menjelaskan
hubungan
lain
dengan
saaat
terjadi
2. Dengan
menceritakan
perilaku kekerasaan
5. Diskusikan
perilaku
dengan
klien
kekerasan
yang
untuk
menceritakan
jenis
kondisi
terjadi
a. Motivasi
b. Motivasi
4. Mengetahui
apakah
5. Mengetahui
perilaku
apa
kekerasan
sudah dilakukan
saja
yang
cara-cara
sehat
mengungkapkan marah
a. Apakah
ingin
mempelajari
cara
dalam
mengungkapkan
rasa
masalah
menghadapi
berbagai
perilaku
kekerasan
c. Jelaskan
cara
sehat
untuk mengungkapkan
marah
dengan
cara
7. Seberapa
dalam
masalah
baik
koping
menghadapi
4. Klien
dapat Setelah
mendemonstras
ikan
2x
pertemuan
mengontrolperil
kekerasan
aku kekerasan
fisik,
spiritual
baik
verbal,
secara
maupun
1. Diskusikan
mungkin
cara
dipilih,
yang
anjurkan
untuk
mengatasi
masalah
2. Latihan
yag
baik
dapat
dengan baik
klien
untuk
menirukan
d. Beri
penguatan
dan
dan
5. Klien
Setelah
menggunakan
obat
program
3x
pertemuan 1.
sesuai manfaat
obat,
kerugian
dosis
dan
waktu
pemberian
dan
cara
pemberian,
serta
klien
mampu
2.
efek
menggunakan 3.
mengetahui
1. dengan
Diskusikan
bahayanya
Bantu
menggunakan
benar.
prinsip
menggunakan
mengetahui
prinsip
kemandirian
klien
pengobatan
dapat
klien
tentang
lama
Hari, tanggal
jam
: Selasa,
16
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
Keperawatan
Selasa, 16 September 2014
Pukul 14.30
September
TTD
Nurul
2014
Pukul 13.00
Membina
hubungan
saling
S:
8.
percaya
klien
mengatakan bersedia diajak mengobrol
oleh perawat.
a.
b.
h.
i.
10.
Pasien mau
menyebutkan namanya :Teguh
Pasien
mengatakan kalau ada suara-suara
yang sering mengganggunya.
O:
j.
k.
11.
12.
Pasien
tampak sering menggigit ujung bolpoin
Pasien
tampak
kurang
tenang
saat Nurul
wawancara.
Pukul 13.15
P:
1.
13.
Identifikasi
perilaku halusinasi
14.
Observasi
perilaku halusinasi
15.
Ajarkan cara
mengatasi
Mengidentifik
halusinasi
dengan
cara
menghardik
Mendiskusik
an manfaat cara yang digunakan klien,
cara
baru
untuk
mengontrol
S:
16.
Nurul
Klien
mengatakan jika selama ini untuk
mengatasi halusinasinya klien mandi
timbulnya halusinasi.
4.
Membantukli
enmelatihdanmemutushalusinasisecar
abertahap
Pasien
tampak sering menggigit ujung bolpoin
Pasien
tampak
kurang
tenang
saat
cara
klien
wawancara.
A
Mengidentifikasi
mengendalikan
halusinasinya
tujuan
tercapai.
P : perawat : ajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
Pasien
buat
jadwal
kegiatan
dan
5.
Mendiskusik
an
dengan
klien
tentang
dosis,
S:
20.
Klien
mengatakan pernah putus obat karena
21.
belum
mengetahui
Klien
mengatakan paham dengan apa yang
dijelaskan perawat.
O:
23.
Klien mampu
mengulang kembali apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat.
24.
klien tampak
kurang tenang saat diwawancara.
Kamis,
Perilaku
september
kekerasan
2014
Pukul 09.00
18
klien
perasaan marahnya:
Fian
mengatakan
tetangganya
klien
karena
memukul
ayamnya
diambil.
klien mengatakan menyesal setelah
memukul.
Fian
emosinya
c. Memotivasi klien menceritakan kondisi
marahnya
klien tampak tidak tenang
klien kooperatif
mengungkapkan
tanda-
f.
membantu
kekerasan
g. Mendiskusikan
kekerasan
yang
apakah
dapat
menyelesaikan
masalah
h. Mendiskusikan akibat negatif perilakuk
kekerasan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan
Senin,
September
2014
22
Fian
Pukul 12.15
Melakukan
terapi
aktivitas
kelompok:
S: pasien mengatakan:
- marah karena bosan
- tanda saat marah yaitu gelisah
- akibat dari marah adalah menyesal
- belum mengetahui cara mengontrol
perilaku kekerasan
marah
O:
-
pasien kooperatif
pasien tampak antusias
pasien tampak bersemangat
pasien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan
A:
resiko
perilaku
kekerasan
teratasi
lakukan
TAK
sesi
S: pasien mengatakan:
II:
cara
Fian
- sudah
pernah
diajari
cara
napas
dalam
- perilaku ketika marah adalah jalanjalan
O:
pasien kooperatif
pasien tampak antusias
pasien tampak sangat bersemangat
pasien dapat melakukan napas dalam
pasien dapat melakukan kembali
pukul bantal
masukkan ke dalam
kegiatan
Penatalaksan
Jumat,
19
jadwal
terapeutik
inefektif
2014
Pukul 13.30
Pukul 14.30
1.
Mend
iskusikan dengan klien tentang obat,
indikasi,dosis dan efek samping.
2.
Mend
iskusikan keuntungan dan akibat jika
S:
- Klien mengatakan pengerti dengan apa
-
Mem
otivasi klien untuk rutin minum obat
akan
O:
-
Febrita
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi
Gail W, Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing
Edition 8. Missouri : Mosby Years Book
Isaacs, A. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC
Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart & Sunden. 2005. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
salemba Medika