Вы находитесь на странице: 1из 52

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

TS
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI BANGSAL SADEWA RS GRHASIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Disusun Oleh:
Febrita Laysa S
Nurul Dian Rahmalia I
Riski Oktafian

P07120112060
P07120112068
P07120112075

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2014

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA Tn. TS DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI BANGSAL SADEWA RS GRHASIA
Diajukan untuk disetujui pada :
Hari

Tanggal

Tempat

Yogyakarta,

September 2014

Mengetahui,
Pembimbing Lapangan

Pembimbing Akademik

BAB I
PENDAHULUAN

HALUSINASI
I.

Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Halisinasi adalah persepsi sensori yang keliru melibatkan panca
indera dalam skizofrenia, halusinasi pendengaran merupakan halusinasi
yang paling banyak terjadi (Isaacs, 2010).
Menurut Maramis (2005) halusinasi adalah pencerapan tanpa
adanya apapun pada panca-indera seorang pasien, yang terjadi dalam
keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional,
psikotik ataupun histerik. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan
manusia

dalam

membedakan

rangsangan

internal

(pikiran)

dan

rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat


tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada
orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2010)
B. Etiologi
Gangguan

otak

karena

kerusakan

otak,

keracunan,

obat

halusiogenik, gangguan jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat


mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi, dan
pengaruh

lingkungan

sosio-budaya,

sosio-budaya

yang

berbeda

menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosiobudaya yang berbeda (Sunaryo, 2004).
Secara pasti yang menyebabkan terjadinya halusinasi belum
diketahui namun ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang
halusinasi (Stuart 2007) antara lain:
a. Teori Interpersonal

Halusinasi berkembang dalam waktu yang lama dimana seseorang


mengalami kecemasan yang berat dan penuh stress.Individu akan
berusaha untuk menurunkan kecemasan itu dengan menggunakan
mekanisme koping yang biasa digunakan, namun bila situasi tidak
dapat ditangani maka individu tersebut akan melanin, beranganangan sehingga individu akan lebih sering menyendiri dan merasa
senang dalam dunianya tanpa menghiraukan orang lain dan
lingkungan sekitarnya.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan
dari luar yang ditekan dan mengancam diri akhirnya muncul dalam
alam sadar.
c. Faktor Genetika
Gen mempengaruhi belum diketahui,tetapi hasil studi menunjukan
bahwa

factor keluarga menunjukan hubungan yang sangat

berpengaruh pada penyakit,ini dibuktikan dengan pemeriksaan


kromosom tubuh,indensi sangat tinggi pada anak dengan satu atau
kedua orang tua yang menderita atau anak kembar identik.
C. Proses terjadinya halusinasi
Individu yang mengalami halusinasi sering sekali beranggapan
penyebab halusinasi berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan
tersebut gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan
yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan, individu
cenderung menghindar dari interaksi agar dirinya terhidar dari stresorstresor yang mengancam pada akhirnya individu merasa sangat nyaman
dengan kondisi menyendiri sehingga dapat mengganggu metabolisme
neukokimia seperti Bufotamin dan Dimetyltransferase (DMT), hal ini
merangsang timbulnya halusinasi (Sunaryo 2004).

D. Rentang Respon Neurobiologis


Gangguan sensori persepsi : halusinasi disebabkan oleh fungsi
otak yang terganggu. Respon individu terhadap gangguan orientasi

berfokus sepanjang rentang respon dari adaptif sampai yang maladaptif,


dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :
Respon adaptif
Pikiran logis

Respon mal adaptif


Pikiran kadang menyimpang

Gangguan
proses
pikir/delusi/waham

Persepsi

Ilusi

akurat
Emosi

Reaksi emosional berlebih/kurang

Ketidakmampuan

konsisten

untuk

dengan

emosi

mengatasi

pengalama
n
Perilaku

Perilaku ganjil

Ketidak teraturan

sesuai
Hubungan

Prlaku yang bisa menyebabkan Isolasi

Isolasi sosial

sosial

sosial

harmonis
( Stuart and Laraia, 2005 )
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma
social dan budaya secara umum yang berlaku didalam masyarakat,
dimana individu menyelesaikan masalah dalam batas normal yang
meliputi :
1. Pikiran logis adalah segala sesuatu yang diucapkan dan dilaksanakan
oleh individu sesuai dengan kenyataan.
2. Persepsi akurat adalah penerimaan pesan yang disadari oleh indra
perasaan, dimana dapat membedakan objek yang satu dengan yang lain
dan mengenai kualitasnya menurut berbagai sensasi yang dihasilkan.
3. Emosi konsisten dengan pengalaman adalah respon yang diberikan
individual sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Perilaku sesuai dengan cara berskap individu yang sesuai dengan
perannya.
5. Hubungan social harmonis dimana individu dapat berinteraksi dan
berkomunkasi dengan orang lain tanpa adanya rasa curiga, bersalah dan
tidak senang.

Sedangkan mal adaptif adalah suatu respon yang tidak dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya secara umum yang berlaku dimasyarakat,
dimana individu dalam menyelesaikan masalah tidak berdasarkan norma
yang sesuai diantaranya :
1. Gangguan proses pikir/waham adalah ketidakmampuan otak untuk
memproses data secara akurat yang dapat menyebabkan gangguan
proses pikir, seperti ketakutan, merasa hebat, beriman, pikiran terkontrol,
pikiran yang terisi dan lain-lain.
2. Halusinasi adalah gangguan identifikasi stimulus berdasarkan informasi
yang diterima otak dari lima indra seperti suara, raba, bau, dan
pengelihatan
3. Kerusakan proses emosi adalah respon yang diberikan Individu tidak
sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Prilaku yang tidak terorganisir adalah cara bersikap individu yang tidak
sesuai dengan peran.
5. Isolasi social adalah dimana individu yang mengisolasi dirinya dari
lingkungan atau tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.
E. Macam-macam Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa macam. Macam-macam halusinasi
seperti halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan dan lain-lain.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa
adanya rangsang (stimulus) eksternal.
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa macam halusinasi
dengan karakteristik tertentu, diantaranya:
1. Halusinasi pendengaran: karakteristik ditandai dengan mendengar
suara, teruatama suara suara orang, biasanya klien mendengar
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi

penglihatan:

karakteristik

dengan

adanya

stimulus

penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik,


gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

3. Halusinasi penghidu: karakteristik ditandai dengan adanya bau


busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau
feses. Kadang kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan
dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4. Halusinasi peraba: karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit
atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan
sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi pengecap: karakteristik ditandai dengan merasakan
sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
6. Halusinasi sinestetik: karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi
tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan
dicerna atau pembentukan urine
F. Manifestasi Klinis
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi
adalah sebagai berikut:
1. Bicara sendiri.
2. Senyum sendiri.
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Pergerakan mata yang cepat
6. Respon verbal yang lambat
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa
detik.
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang.
15. Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Agitasi dan kataton.
20. Curiga dan bermusuhan.
21. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
22. Ketakutan.
23. Tidak dapat mengurus diri.

24. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.


Menurut Stuart dan Sundeen (2005), seseorang yang mengalami
halusinasi biasanya memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.


Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
Gerakan mata abnormal.
Respon verbal yang lambat.
Diam.
Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas

misalnya peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.


8. Penyempitan kemampuan konsenstrasi.
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.
11. Lebih cenderung mengikuti

petunjuk

yang

diberikan

oleh

halusinasinya daripada menolaknya.


12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
13. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
14. Berkeringat banyak.
15. Tremor.
16. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
17. Perilaku menyerang teror seperti panik.
18. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
19. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan
agitasi.
20. Menarik diri atau katatonik.
21. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks.
22. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
III. A. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sediri, orang laihn,
dan lingkungan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
Isoloasi sosial : Menarik diri
B. Masalah Keperawatan
dankonsep
Data yang
Dikaji
Gangguan
diri :Perlu
Harga
diri rendah
1. Masalah keperawatan :
a. Resiko menciderai
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial

d. Harga diri rendah


2. Data yang Perlu Dikaji
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif :

Pasien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan.

Pasien

mengatakan

mendengar

suara

yang

mengajak

bercakap-cakap.

Pasien mengatakan mendengar suara menyuruh melakukan


sesuatu yang berbahaya.

Data objektif :

IV.

Pasien berbicara atau tertawa sendiri

Psien marah-marah tanpa sebab

Pasien menyedengkan telinga ke arah tertentu

Pasien menutup telinga

Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepei : halusinasi pendengaran

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN HALUSINASI


DIAGNOSA
Halusinasi

STRATEGI PELAKSANAAN
Pasien
SP I p
1. Mengidentifikasi
jenis

halusinasi

pasien
2. Mengidentifikasi isi
halusinasi pasien
3. Mengientifikasi
waktu halusinasi
4. Mengidentifikasi
frekuensi halusinasi
5. Mengidentifikasi
situasi

yang

menimbulkan
halusinasi
6. Mngidentifikasi
respon

pasien

terhadap halusinasi
7. Mengajarkan

Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan
masalah

yang

dirasakan
keluarga

dalam

merawat pasien
2. Menjelaskan
pengertian, tanda
dan

gejala

halusinasi,

dan

jenis

halusinasi

yang

dialami

pasien

beserta

proses terjadinya
3. Menjelaskan caracara

merawat

pasien halusinasi

pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan
pasien
memasukkan cara
menghardik
halusinasi
jadwal

dalam
kegiatan

harian
SP II p
1. Mengevaluasi
jadwal

kegiatan

harian pasien
2. Melatih
pasien

SP II k
1. Melatih

keluarga

mempraktekkan
cara

merawat

pasien

dengan

halusinasi
2. Melatih keluarga
melakukan

cara

mengendalikan

merawat langsung

halusinasi

kepada

dengan

pasien

cara

bercakap-

cakap

dengan

orang lain
3. Menganjurkan

SP III k
1. Membantu

pasien

keluarga membuat

memasukkan
dalam

jadwal

kegiatan harian
SP III p
1. Mengevaluasi
jadwal

mengendalikan
melakukan
kegiatan (kegiatan
biasa

dilakukan pasien)
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
jadwal

ke

kegiatan

rutin
SP IV p
1. Mengevaluasi
jadwal

kegiatan

harian pasien
2. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan

obat

secara teratur
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam

rumah

termasuk

minum

obat

planning)
2. Menjelaskan
follow up pasien
setelah pulang

dengan

yang

jadwal aktivitas di

(discharge

kegiatan

harian pasien
2. Melatih
pasien
halusinasi

halusinasi

jadwal

kegiatan harian

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi:
Selamat pagi. Masih ingat dengan saya? Saya perawat Nurul. Dengan bapak E
ya. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul?
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih kemarin? Apakah pagi ini
sudah minum obat? Baik. Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Tujuannya agar bapak
minum obat secara teratur baik di rumah sakit maupun di rumah. Kita akan
diskusi selama 15 20 menit, bagaimana pak? Dimana kita mau ngobrolngobrol? Disini saja, baik. Sebelum kita mulai, ada yang ingin ditanyakan?
Kerja:
bapak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suarasuara berkurang/hilang? Sebelumnya, saya mau bertanya seberapa pentingkah
obat bagi bapak? Berapa macam obat yang bapak minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange namanya Clozapine
diminum 1 kali sehari setelah makan sore gunanya untuk menenangkan pikiran
dan tubuh menjadi rileks. Ini yang putih THP atau trihexyphenidyl 2 kali sehari
setelah makan pagi dan setelah makan sore gunanya untuk rileks dan tidak kaku
serta mengurangi efek samping dari obat lain. Sedangkan yang berwarna orange
kecil ini namanya Persidal atau Risperidine diminum 2 kali sehari jamnya sama
seperti THP tadi dan gunanya untuk pikiran biar lebih tenang.
Dari semua obat-obat ini tentunya ada efek yang tidak diharapkan, kalau
Clozapine efek yang tidak diharapkan adalah lesu, mual, muntah, pusing,
konstipasi. Kalau THP bisa mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi,
hipotensi, mual, muntah, kencing berkurang. Sedangkan untuk Persidal efek
sampingnya yaitu insomnia, cemas, pusing, berat badan naik.
Walalupun ada efek yang tidak diharapkan, tetapi obat ini saling berkaitan antara
satu sama lain. Contohnya obat THP ini, jika ada gejala yang tidak diharapkan
dari kedua obat tersebut, THP bisa sebagai penetralisir dari efek samping obatobat lain.

Jadi jika bapak merasa pusing, mual, muntah, banyak keluar air liur, gemetar,
maupun kaku-kaku otot sebaiknya lapor pada perawat jaga atau dokter yang
bertugas.
Obat ini seperti kebutuhan bapak sehari-hari, jangan sampai terlambat walaupun
suara-suara sudah hilang dan bapak merasa tenang obatnya tidak boleh
diberhentikan dan jangan sampai bapak bosan meminum obatnya. Sebab kalau
putus obat, bapak akan kambuh dan masuk kembali ke rumah sakit. Kalau obat
habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya
benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya
bapak jangan keliru dengan obat milik orang lain. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
pada jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan harus cukup minum 6-8 gelas per hari
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Ada
yang belum jelas dan ingin ditanyakan?
Saya mau bertanya, tadi ngobrolin tentang apa pak? nama obat-obatnya tadi apa
saja dan apa manfaatnya pak? Coba sebutkan! Lalu apa saja cara minum obat
yang benar, coba jelaskan! Bagus! (jika jawaban benar).
Jangan lupa jika sudah pada waktunya minum obat minta obat pada perawat
atau pada keluarga kalau di rumah. Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi
untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00? terimakasih atas kerjasamanya pak.
Sampai jumpa.

RUANGAN RAWAT
TANGGAL DIRAWAT

: Bangsal Sadewa RS Grhasia


: 8 September 2014

A. PENGKAJIAN
I.

Identitas Klien
Nama
JenisKelamin
TanggalPengkajian
Umur
Alamat
Pendidikan terakhir
Informan
No RM

: Sdr. T
: Laki-laki
: Selasa, 16 September 2014
: 30 tahun
: Dawang Sapdodadi Bantul
: SLTP
: Klien, RM, petugas dan pemeriksaan fisik.
: 016213

II.

Alasan Masuk

III.

Klien mengatakan dibawa ke RSG oleh pemerintah tetapi tidak tahu


penyebabnya. Sering mendengar bisikan-bisikan sejak SMP yang ingin
mencelakakan dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan sampai
saat ini masih sering muncul.
Klien mengatakan pernah mukul temannya karena mengikuti bisikanbisikan itu. Klien juga pernah memukul tetangganya karena mengira
tetangganya mencuri ayamnya. Dan klien mengatakan sudah dua tahun ini
putus obat karena masalah ekonomi.
Faktor Predisposisi
1.

Riwayat gangguan jiwa

Klien mengatakan pernah dirawat di RSG 2x sebelumnya, yang pertama


saat kelas 2 SMA minta dibeliin motor tidak dituruti kemudian klien
marah.
2.
Riwayat pengobatan
Klien mengatakan sering kontrol ketika obatnya habis, tetapi karena
kondisi ekonomi kemudian klien tidak kontrol atau putus obat selama
dua tahun.
3.
Riwayat Penganiayaan dan tindakan kriminal
Klien mengatakan pernah mukul temannya saat berumur 14 tahun.
4.

Riwayat Keluarga

Klien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan


jiwa.
5.
Pengalamanmasalalu yang tidakmenyenangkan
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah
masalah dalam pekerjaannya ketika menjadi kernet bus sering dibentakbentak dan klien hanya memendam masalah itu.
IV.

Faktor Presipitasi

Pasien tidak pernah minum obat dan pasien di jogja tinggal sendirian. Tidak
ada keluarga karena semua keluarganya di NTB dan hanya ada satu
paman tapi tidak tahu rumahnya karena pamannya sering berpindah-pindah
rumah.
V.

Fisik
1.

Tindakan vital

2.

Ukur TB : - BB : -

3.

Keluhanfisik

TD : 120/70 mmHg

Klienmengatakansecara fisik dirinya baik-baik saja.


VI.

Psikososial
1. Genogram

Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= keluarga yang tinggal serumah
= meninggal
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klienmengatakanklien tinggal di rumah sendirian karena ibunya
sudah meninggal sedangkanayah klien tidak bertanggung jawabdan
sekarang di NTB bersama ibu tiri dan adik tirinya.Klien mengatakan
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
3. Konsepdiri
a.

Gambarandiri :Klienmengatakannamanya
adalah T. Bagian

b.

tubuh yang disukai klien adalah panca indra.


Identitas
:Klienmengatakandirin
yasebagaiseoranglakilaki, berpakaian seperti laki-laki.

c.

Peran

: Klienberperansebagaianak.

Di rumah sering
berkebun dan beternak ayam.
Ideal diri
:

d.

Klienberharapdapatcepat pulang dari RSG


karena ingin main lagi dan bekerja.
Hargadiri
: Klien sering

e.

berkumpul

dengan teman-temannya.
Dia tidak merasa malu ataupun minder.
4. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien
adalah orang tuanya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Klien mengatakan sebagai warga di desanya sering mengikuti
kegiatan di desanya seperti kerja bakti dan ronda.
c. Hambatan dalam hubungan sosial
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan
sosial dengan orang lain.
5. Spiritual
a.

Nilaidankeyakinan

Klienmengatakandirinyaberagama Islam.
b. Kegiatanibadah
VII.

Klienmengatakansaatiniberusaha menjaga sholat lima waktunya.


Status Mental
1.

Penampilan

Klien terlihat rapi.


2.
Pembicaraan
Kliendapatberbicaradenganjelasdandapatmenjawabpertanyaandariprakti
kan dengantepat. Dari hasil observasi, klien dapat berbicara dengan
baik dengan teman-temannya.
3.
AktivitasMotorik
4.

Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik.


Alamperasaan

Klienmengatakansaat ini perasaannya baik-baik saja.


5.
Afek
Dari hasil observasi, afek klien adalah tumpul. Klien tertawa bila ada
yang melucu dan saat keadaan serius klien juga menampilkan ekspresi
serius.
6.
Interaksiselamawawancara

Selamapembicaraanklienkooperatif
pertanyaan praktikan.
7.
Persepsi

dan

dapat

menjawab

sesuai

Klien mengatakansering mendengar bisikan-bisikan sejak SMP yang


ingin mencelakakan dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul. Klien mengatakan ketika
halusinasi itu muncul klien langsung mandi dan kadang mendengarkan
musik untuk menghilangkan bisikan itu.
8.
Proses Pikir
9.

Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.


Isi pikir
Isi pikir klien adalah obsesi.

10.

Tingkat kesadaran

Kesadaran klien baik, composmentis. Ketika ditanya tentang waktu,


tempat dan hari, klien dapat menjawab dengan benar yaitu hari Selasa
pukul 15.00 di RS Grhasia.
11.
Memori
12.

Klien tidak memiliki masalah dengan memorinya.


Tingkat konsentrasidanberhitung

Selama wawancara, klien berkonsentrasi dan tidak mudah terdistraksi


oleh keadaan di sekitar klien. Kemampuan berhitung baik.
13.
Kemampuanpenilaian
14.
VIII.

Kemampuan penilaian klien baik.


Dayatilikdiri

Daya tilik diri klien baik. Klien menyadari bahwa dirinya sakit.
Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari sesuai dengan jadwal yang ditentukan bangsal.
Klien dapat makan secara mandiri. Klien menghabis satu porsi setiap
kali makan, dengan lauk dan sayur yang bermacam-macam sesuai
menu RSG.
2. B.A.B/B.A.K
Klien b.a.b/b.a.k secara mandiri di WC.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi bisa lebih dari 2x sehari secara mandiri karena
jika bisikan itu datang lagi, klien langsung mandi.
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian secara mandiri. Dalam satu hari, klien berganti
pakaian dua kali habis mandi pagi dan sore atau bila pakaian sudah
kotor/basah.
5. Istirahat/Tidur

Klien mengatakan dirinya tidur malam mulai pukul 21.00 atau lebih dan
bangun pukul 05.00. Klien terkadang tidur siang selama 2 jam.
6. Penggunaan obat
Selama dirawat, klien minum obat secara teratur. Selama di rumah, klien
mengatakan putus obat selama 2 tahun karena masalah ekonomi.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan, dulu sebelum putus obat ketika sakit berobat ke
rumah sakit dan biasanya klien kontrol rutin ke RSG bila obatnya habis
atau bila sudah waktunya kontrol.
8. Kegiatan di rumah
Klien mengatakan kegiatan klien saat di rumah adalah berkebun dan
berternak ayam.
9. Kegiatan di luar rumah

IX.

Klien mengatakan kegiatan di luar rumah adalah main bersama temantemannya.


Mekanisme Koping
1. Adaptif :
-

klien berbicara dengan orang lain

klien dapat melakukan teknik relaksasi dan aktifitas konstruktif

2. Maladaptif:

X.

Menghindari masalah

Mengamuk

Mencederai orang lain

Masalah Psikososial Dan Lingkungan


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : 2. Masalah dengan dukungan lingkungan , spesifik : 3. Masalah dengan pendidikan , spesifik : klien tidak lulus SMA
hanya sampai kelas 2 SMA.
4. Masalah dengan pekerjaan , spesifik : klien tidak mempunyai
pekerjaan tetap.
5. Masalah dengan perumahan ,spesifik :6. Masalah dengan ekonomi spesifik : klien tidak bekerja dan tidak
mempunyai uang untuk membeli obat .
7. Masalah dengan pelayanan kesehatanspesifik : -

XI.

Pengetahuan Kurang Tentang

Penyakitjiwa

Sistempendukung

Faktorpresiptasi

Koping

Penyakitfisik

Obat-obatan

Lainnya

B. ANALISIS DATA
Data
Masalah
DS :
Gangguan sensori persepsi
- Klien mengatakan dibawa ke RSG oleh Halusinasi pendengaran
pemerintah

tetapi

penyebabnya.

tidak

Sering

tahu

mendengar

bisikan-bisikan sejak SMP yang ingin


mencelakakan dirinya seperti menyuruh
mukul orang, mencuri, dan sampai saat
ini masih sering muncul.
DO :
- Pasien

tampak

menutup

telinganya

sesekali.
-

Pasien sering mencari kegiatan seperti


mengobrol

agar

teralihkan

halusinasinya.
DS :
- Klien mengatakan
temannya

karena

dengan
Risiko perilaku kekerasan

pernah
mengikuti

memukul
bisikan-

bisikan itu. Klien juga pernah memukul


tetangganya

karena

mengira

tetangganya mencuri ayamnya.


DO : DS :
Penatalaksanaan
- Klien mengatakan sering kontrol ketika terapeutik inefektif
obatnya habis, tetapi karena kondisi
ekonomi kemudian klien tidak kontrol
atau putus obat selama dua tahun.
DO : XII.

ASPEK MEDIK

regimen

1. Diagnosis Multiaksial
Axis I
: F 20.0
Axis II
: cenderung skizoid
Axis III
:belum ada diagnosa
Axis IV
: tidak ada informasi
Axiz V
: jelek
2. TerapiMedik (16 September 2014)
NO
Nama Obat
Dosis
Indikasi
Efek samping
1
Haloperidol 5 mg
1/2-0-1/2 Psikosis
akut insomnia, eforia, agitasi,
dan kronis.
pusing, depresi, lelah,
sakit kepala, mengantuk,
Halusinasi pada bingung, vertigo, kejang.
skizofrenia
2
Clozapine NI 25 mg 1/2-0-1/2 Antipsikotik,
Mengantuk, berat badan
menenangkan
naik, air liur bertambah,
pikiran
dan pusing, konstipasi, mual,
menghilangkan
sesak
napas,
halusinasi
mengompol saat tidur
3
Trihexypenidyl 2 mg
0-0-1
Kaku-kaku tubuh Mengantuk,
pusing,
dan mengurangi penglihatan
kabur,
gemetar
disorientasi,
hipotensi,
mual, muntah, retensi
urine

XIII.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Risiko Perilaku Kekerasan
Halusinasi Pendengaran

Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif

XIV.

DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Akibat
Core Problem

Penyebab

1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran


2. Risiko perilaku kekerasan
3. Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
INISIAL KLIEN

: Tn. T

RUANGAN

: Bangsal Sadewa

NO. RM

: 01 62 13
INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Halusinasi
pendengaran

TUJUAN

KRITERIA EVALUASI

INTERVENSI

RASIONAL

16 September 2014

16 September 2014

16 September 2014

16 September 2014

Pukul 15.00

Pukul 15.00

Pukul 15.00

Pukul 15.00

Bina hubungan saling percaya

Hubungan

TUM:

Klien

dapat

mengontrol halusinasi

dengan

prinsip

TUK 1:

Setelah 1x interaksi klien a.


Sapa
klien
dengan
Klien dapat membina menunjukkan tanda-tanda
ramah baik secara verbal
hubungan
saling percaya kepada perawat
maupun non verbal.
dengan kriteria hasil:

b.

Perkenalkan diri dengan


sopan.

percaya

komunikasi merupakan dasar untuk kelancaran

terapeutik.

percaya

saling

hubungan interaksi selanjutnya.

- Ekspresi

wajah c.

Tanyakan nama lengkap


klien

bersahabat
- Menunjukkan

rasa

- Mau berjabat tangan

Jelaskan

e.

tujuan

Jujur dan menepati janji.

- Mau menyebutkan nama f.

Tunjukan sikap empati


dan terima klien apa adanya.

- Mau menjawab salam


duduk g.

berdampingan

panggilan

pertemuan.

- Ada kontak mata

- Mau

nama

yang disukai klien.


d.

senang

dan

dengan

Beri perhatian kepada


klien dan perhatikan kebutuan
dasar klien.

perawat
- Bersedia
mengungkapkan

TUK 2 :

masalah yang dihadapi


Setelah 2x interaksi klien 1. Identifikasi bersama klien cara 1. merupakan
dapat

mengontrol

Klien dapat mengontrol halusinasinya


halusinasi

dengan

kriteria hasil :
a. Klien
yang

dapat

dilakukan

jika

terjadi

halusinasi.

tindakan

digunakan

klien,

untuk

memutus siklus halusinasi.


2. reinforcement

2. Diskusikan manfaat cara yang


dapat

menyebutkan

yang

upaya

positif

dapat

meningkatkan harga diri klien.

jika

bermanfaat beri pujian.

dilakukan 3. Diskusikan cara baru untuk

3. memberi alternative pikiran bagi


klien

untuk

mengendalikan

halusinasinya.
b. Klien

mengontrol

timbulnya
4. Memotivasi

halusinasi.
dapat 4. Bantu

menyebutkan cara baru.


c. Klien dapat memilih cara

klien

memutus

melatih

halusinasi

dan
secara

meningkatkankeinginan

klien

untuk mencoba memilih salah


satu

bertahap

dapat

cara

pengendalian

halusinasi.

yang telah dipilih untuk


mengendalikan
halusinasi.
d. Klien

dapat

terapi

mengikuti
aktivitas

kelompok.
TUK 3

Setelah 3x klien mendapat


dukungan keluarga dalam

1. Anjurkan klien untuk memberi


tahu

keluarga

sedang

halusinasi.
halusinasinya 2. Diskusikan dengan keluarga
dukungan
keluarga
dengan kriteria hasil:
tentang
dalam
mengontrol
a. Gejala halusinasi yang
halusinasinya
a. Klien dapat menjalin
dialami klien.
hubungan
saling b. Cara yang dapat dilakukan
Klien

mendapat

mengontrol

percaya dengan perawat


b. Keluarga
menyebutkan

dapat

klien dan keluarag untuk


memutus halusinasi.
c. Cara merawat anggota

1. untuk mendapatkan bantuan


keluarga

dalam

halusinasi.
2. Untuk
pengetahuan
halusinasi.

mengontrol

meningkatkan
tentang

pengertian, tanda dan

keluarga yang halusinasi di

tindakan

rumah,

untuk

mengendalikan
halusinasi

beri

kegiatan

jangan biarkan sendiri.


d. Beri
informasi
tentang
kapan pasien memerluakn
bantuan.

TUK 4
Klien

Setelah 3x interaksi klien


dapat memanfaatkan obat
memanfaatkan dengan kriteria hasil :

obat dengan baik

1.

Diskusikan dengan klien

1. dengan

mengetahui

efek

dan keluarga tentang dosis,

samping obat klien tahu apa

frekuensi dan manfaat obat.

yang harus dilakukan setelah

2.
Diskusikan bahayanya
1. Klien
dan
keluarga
obat tanpa konsultasi.
mampu
menyebutkan
manfaat, dosis dan efek 3.
Bantu
klien
samping
menggunakan prinsip lama
2. Klien
dapat
benar.
menginformasikan
manfaat
dan
efek
samping obat
3. Klien dapat memahami
akibat pemakaina obat
tanpa konsultasi
4. Klien
dapat
menyebutkan prinsip 5

minum obat.
2. Bantu klien

menggunakan

prinsip lama benar.


3. dengan mengetahui
maka
tentang

prinsip

kemandirian

klien

pengobatan

dapat

ditingkatkan secara bertahap.

Pentalaksanaan
Regimen
Terapeutik tidak

16 September 2014

benar pengunaan obat.


16 September 2014

16 September 2014

16 September 2014

Pukul 15.00

Pukul 15.00

Pukul 15.00

Pukul 15.00

Efektif
TUM :
Keluarga
merawat
mengalami
jiwa

dapat
klien

yang

gangguan
sehingga

penatalaksanaan
regimen

terapeutik

efektif.

TUK 1 :
Keluarga
mengenal
yang

dapat
masalah
dapat

Setelah
keluarga

1x

interaksi 1.
mengenal

Bina
saling

hubungan

percayadengan

1.

Hubungan
saling

percaya

merupakan

menyebabkan
kambuh.

klien masalah

klien

dengan

keluarga

hasil:

a. Sapa

kriteria
dapatmengidentifikasi
masalah

pencetus

dasar
keluarga

klien

b. Jelaskan tujuan perawatan

oleh

bersama klien.

sendiri. untuk
selanjutnya

keluarga,
dan

interaksi

selanjutnya.

dan

masyarakat

kelancaran

hubungan

ramah.

kambuh, yang dipengaruhi


sikap

dengan

untuk

klien

perannya

c. Dorong

pertemuan

selama

keluarga

untuk

mengungkapkan masalah.
2.

Kaji

persepsi

keluarga tentang perilaku klien


yang maladaptive
3.

Diskusikan
dengan

keluarga

beberapa

masalah yang dapat menjadi


faktor penyebab klien kambuh,

2.

Mengetahui
pengetahuan pasien tentang

seperti :

perilaku pasien

a. Tidak menghargai klien.


b. Mengisolasi klien.
c. Tidak
klien/tidak

memperhatikan
memberi

kegiatan selama dirumah.

3.

Mngetahui
perhatian keluarga terhadap
pasien gangguan jiwa

4.

Diskusikan

dengan

keluarga tentang sikap yang


harus dilakukan oleh keluarga,
masyarakat

dan

individu

4.

Memberikan

terhadap perilaku maladaptif

pengetahuan

dari klien.

merawat pasien

5.

Bantu

cara

keluarga

mengenal

sikap

dan

perilakunya

yang

dapat

memicu

tentang

dan

dapat

menyebabkan klien kambuh.

5.

Keluarga
dapat menentukan tindakan
jika pasien kambuh

TUK 2 :
Keluarga

Setelah
dapat

mengambil

keputusan

dalam

melakukan

perawatan

terhadap

1x

pertemuan 1.

keluarga

dapat

Diskusika
n

dengan

keluarga

bahwa

mengambilkeputusan yang

keluarga

tepat dalam merawat klien

penanggung

dengan kriteria hasil:

dalam merawat klien di rumah


2.

merupakan
jawab

utama

Jelaskan

1.

Kelua
rga

merupakan

faktor

dalam perawatan pasien

utama

klien

Keluarga

dapat

kepada

keluarga

bahwa 2.

menyebutkan akibat bila

keluarga

merupakan

klien tidak dirawat dengan

pengambil keputusan dalam

tepat.

keperawatan keluarga.
3.

Jelaskan
pada

keluarga

masalah

tidak

akibat

bila

ambilan keputusan diserahkan


pada keluarga seutuhnya

3.

Motivasi
keluarga untuk memutuskan
hal

yang

Keluarga

Selama
dapat

merawat klien di rumah

1x

yang

bertambah

menyebabkan

sulitnya

penanganan
4.

Keput
usan yang menguntungkan dapat

menguntungkan

mempercapat

klien.
TUK 3 :

Masal
ah

ditangani

dengan cepat
4.

Peng

kesembuhan

pasien

interaksi 1.

1.

Menambah

keluarga dapat merawat Diskusikan dengankeluarga cara

pengetahuan keluarga tentang

klien

merawat klien di rumah dan

cara

demonstrasikan seperti :
a. Bantu
klien
dalam

gangguan jiwa

dirumh

dengan

kriteria hasil:
Keluarga
menyebutkan

dapat

memenuhi

kebutuhan

cara

sehari-hari
b. Libatkan

klien

merawat klien di rumah

dalamkegiatan sehari-hari

perawatan

pasien

yang dilakukan keluarga


c. Dengarkan keluhan yang
dirasakan klien.
d. Berikan jalan keluar setiap
klien mengalami masalah.
e. Beri reinforcemen positif
bila

klien

dapat

melakukan tugasnya.
2.

Diskusikan

dengan

keluarga tentang pentingnya


klien

minum

obat

secara

teratur.
2.

Minum obat scara


teratur

TUK 4 :

Selama

Keluarga

dapat

mengidentifikasi
support

sistem

yang

ada di dalam keluarga

1x

dapat

mencegah

kekambuhan pasien
Ide 1.. mengetahui faktor pendukung

pertemuan 1.

keluarga

ntifikasi

dengan

mampumenjelaskan

tentang support sistem yang

support sistem yang ada di

ada di dalam keluarga.

dalam keluarga, misalnya : 2.

keluarga yang ada pada keluarga

Di
skusikan

dengan

keluarga

2.. Support sistem yang baik dapat

Sikap

keluarga

tentang pentingnya partisipasi meningkatkan kesembuhan pasien

yang positif

aktif dari support sistem dalam

Doa

perawatan klien.
3.

Di
skusikan

dengan

pentingnya

keluarga

keluarga

dalam

menghargai nilai positif klien


4.

An
jurkan

keluarga

menerima

apa

untuk
adanya

3.. Dengan menghargai nilai positif


klien

keluarga

mudah

mengatur

ditampilkan).
a. Identifikasi
keluarga
dan
yang

bersama
tentang

lingkungan
dapat

kondisi
keluarga

mendukung

kesehatan klien
b. Ciptakan suasana keluarga
yang tenang dan nyaman
bagi klien

dengan

keseharian

pasien
4..

keluarga

(kelemahan dan kekurangan jelekkan pasien


yang klien dimiliki klien tidak

dapat

tidak

menjelek-

TUK 5 :
Keluarga

Selama
dapat

memodifikasi
lingkungan

yang

terapeutik

dalam

merawat klien.

2x

interaksi 1.

keluarga

1.

Beri reinforcement positifpada

dapatmenyediakan

keluarga

tentang

lingkungan yang terapeutik

kesehatan

dalam mendukung proses

masyarakat

keperawatan klien.

digunakan keluarga sebelum

yang

mendukung semangat keluarga

fasilitas
ada

dan

Reinformen yang baik dapat


dalam merawat pasien

di

dapat

klien dibawa ke rumah sakit


jiwa bila kambuh.
2.
Diskusikan

dengan

pentingnya

keluarga

pemanfaatan

2.

Fasilitas
membantu

fasilitas tersebut serta tahu

yang

ada

keluarga

dalam

perawatan

prosedur yang harus dilakukan


keluarga
3.

Anjurkan

memanfaatkan

keluarga

untuk

fasilitas

yang

ada di dekat rumah, sebagai

3.

Fasilitas membantu sebagai

alternatif pemecahan masalah

pemecahan

bila klien kambuh.

baik

masalah

yang

TUK 6 :
Keluarga

Selama
dapat

memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat
merawat

untuk
kesehatan

klien.

2x

interaksi 1.

keluarga

Kaji

pandangan

dapat keluargatentang

mengunjungi

1.

keberadaan

Mengetahui
prasarana

fasilitas puskes-mas dalam perawatan

kesehatan

ada

masyarakat

dalam

mengoptimalkan
perawatan klien di rumah
seperti :
yang

2.

Dorong

keluarga

memanfaatkan

untuk

Puskesmas

dalam perawatan klien.

2.

Puskesmas sebagai sarana


pertama sebelum ke rumah
sakit jiwa

dapat

dikunjungi keluarga bila


klien

kambuh

atau

kontrol kesehatan.
- Keluarga tahu waktu
pelaksanaan-nya
- Keluarga mengerti cara
serta

prosedur

yang

dilakukan
Perilaku 16 September 2014

yang

kesehatan yang ada di klien

- Tempat

Risiko

fungsi

16 September 2014

16 September 2014

16 September 2014

Kekerasan

Pukul 15.00
Pukul 15.00

Pukul 15.00

Pukul 15.00

TUM:
Klien dapat mengontrol
perilaku kekerasan
Bina hubungan saling percaya
TUK:

Setelah 1x interaksi klien

1. Klien
membina

dengan:

Hubungan

dapat menunjukkan tanda-tanda a. Beri salam setiap berinteraksi


percaya kepada perawat b. Perkenalkan

nama,

panggilan perawat, dan tujuan

percaya

perawat berkenalan

b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Bersedia menceritakan
perasaan
e. Bersedia

c. Tanyakan dan panggil nama


kesukaan klien
d. Tunjukkan
menepati
berinteraksi

sikap
janji

percaya

merupakan dasar untuk kelancaran

nama hubungan interaksi selanjutnya.

hubungan saling dengan kriteria hasil:


a. Wajah cerah

saling

jujur

dan

setiap

kali

mengungkapkan
masalah

e. Tanyakan perasaan klien dan


masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontrak interaksi yang
jelas
g. Dengarkan

dengan

penuh

perhatian ekspresi perasaan


klien

2. Klien

dapat Setelah 2x interaksi klien

mengidentifikasi

dapt

penyebab

penyebab

perilaku

kekerasan yang dilakukan

kekerasan yang dengan


dilakukan

penyebab

klien

mengungkapkan Mengetahui respon dari marahnya

menceritakan perasaan marahnya:


perilaku
menceritakan
perasaan

jengkel

3. Klien

Bantu

a. Motivasi

pasien

klien

untuk

menceritakan penyebab rasa


jengkel dan marahnya
b. Dengarkan tanpa menyela
setiap ungkapan klien

dapat Setelah 2x interaksi pasien 1. Bantu klien mengungkapkan

mengidentifikasi

dapat

mengidentifikasi

tanda-tanda

perilaku

1. Mengetahui
pengetahuan

seberapa
pasien

tanda-tanda,
jenis,

perilaku kekerasan dengan

akibat kriteria hasil:

perilaku
kekerasan, dan
cara konstruktif
dalam
mengungkapka
n kemarahan

dapat

menjelaskan
tanda

tandaperilaku

kekerasan
d. Klien

dapat

menjelaskan
ekspresi

jenis
marah,

perasaan

saat

melakukan kekerasan,
efektifitas

dalam

cara

menyesuaikan

masalah
e. Klien

dapat

menjelaskan

akibat

perilaku kekerasan bagi


diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
f. Klien

tentang perilaku kekerasan

2. Motivasi klien menceritakan

c. Klien

dan

kekerasan yang dialami:

menjelaskan

kondisi fisik saat perilaku


kekerasan terjadi
3. Motivasi klien menceritakan
kondisi emosinya
4. Motivasi klien menceritakan
kondisi
orang

hubungan
lain

dengan

saaat

terjadi

2. Dengan

menceritakan

kondisi yang dialami pasien


menjadikn pasien lebih tahu
tentang dirinya sendiri
3. Pasien lebih tahu tentang
dirinya sendiri

perilaku kekerasaan
5. Diskusikan
perilaku

dengan

klien

kekerasan

yang

dilakukan selama ini:

hubungan ketika perilaku

untuk

menceritakan

jenis

perilaku kekerasan yang


pernah dilakukan
menceritakan

perasaan setelah tindakan


perilakuk kekerasan
c. Diskusikan

kondisi

terjadi

a. Motivasi

b. Motivasi

4. Mengetahui

apakah

5. Mengetahui
perilaku

apa

kekerasan

sudah dilakukan

saja
yang

cara-cara

sehat

mengungkapkan marah

perilaku kekerasan dapat


menyelesaikan masalah
6. Diskusikan akibat negatif
perilakuk kekerasan pada
diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan
7. Diskusikan tentang:

6. Mengetahui seberapa baik

a. Apakah

ingin

koping yang dimiliki pasien

mempelajari

cara

dalam

mengungkapkan

rasa

masalah

menghadapi

marah yang seehat


b. Jelaskan

berbagai

alternatif pilihan untuk


mengungkapkan marah
selain

perilaku

kekerasan
c. Jelaskan

cara

sehat

untuk mengungkapkan
marah

dengan

cara

fisik, verbal, sosial, dan


spiritual

7. Seberapa
dalam
masalah

baik

koping

menghadapi

4. Klien

dapat Setelah

mendemonstras
ikan

2x

pertemuan

klien dapat memperagakan

cara cara mengontrol perilaku

mengontrolperil

kekerasan

aku kekerasan

fisik,
spiritual

baik

verbal,

secara
maupun

1. Diskusikan
mungkin

cara
dipilih,

yang
anjurkan

klien untuk memilih

1. Pasien dapat memilih cara


sendiri

untuk

mengatasi

masalah

2. Latih klien memperagakan


cara yang dipilih:

2. Latihan

yag

baik

dapat

menjadikan masalah teratasi

a. Peragakan cara yang dipilih

dengan baik

b. Jelaskan manfaat cara


c. Anjurkan

klien

untuk

menirukan
d. Beri

penguatan

dan

perbaiki cara yang belum


sempurna
3. Anjurkan klien menggunakan
cara yang sudah dilatih pada
saat jengkel atau marah
3. Memperagakan

dan

menggunakan lembali untuk


maslah yang dihadapi pasien

5. Klien

Setelah

menggunakan
obat
program

3x

pertemuan 1.

klien menjelaskan tentang

sesuai manfaat

obat,

kerugian

Diskusikan dengan klien

dosis

dan

waktu

pemberian

dan

cara

pemberian,

serta

klien

mampu

2.

efek

samping obat klien tahu apa

frekuensi dan manfaat obat.

yang harus dilakukan setelah


minum obat.
2. Bantu klien

menggunakan 3.

obat sesuai program

mengetahui

dan keluarga tentang dosis,

tidak minum obat, nama


obat, bentuk dan warna,

1. dengan

Diskusikan

bahayanya

obat tanpa konsultasi.

prinsip lama benar.


3. dengan
maka

Bantu
menggunakan
benar.

prinsip

menggunakan

mengetahui

prinsip

kemandirian

klien

pengobatan

dapat

klien

tentang

lama

ditingkatkan secara bertahap.

D. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN


Dx
Halusinasi
pendengaran

Hari, tanggal
jam
: Selasa,
16

Implementasi
Keperawatan

Evaluasi
Keperawatan
Selasa, 16 September 2014
Pukul 14.30

September

TTD
Nurul

2014
Pukul 13.00

Membina

hubungan

saling

S:
8.
percaya

klien
mengatakan bersedia diajak mengobrol

dengan prinsip komunikasi terapeutik.

oleh perawat.
a.

Sapa klien dengan ramah baik 9.


secara verbal maupun non verbal.

b.

Perkenalkan diri dengan sopan.

h.

Tanyakan nama lengkap klien dan


nama panggilan yang disukai klien.

i.

Jelaskan tujuan pertemuan.

10.

Pasien mau
menyebutkan namanya :Teguh
Pasien
mengatakan kalau ada suara-suara
yang sering mengganggunya.

O:

j.

Jujur dan menepati janji.

k.

Tunjukan sikap empati dan terima

11.
12.

klien apa adanya.

Pasien
tampak sering menggigit ujung bolpoin
Pasien
tampak

l. Beri perhatian kepada klien dan

kurang

tenang

saat Nurul

wawancara.

perhatikan kebutuan dasar klien.

A: BHSP tujuan tercapai.

Pukul 13.15

P:

1.

13.

Identifikasi

perilaku halusinasi
14.

Observasi

perilaku halusinasi
15.

Ajarkan cara

mengatasi

Mengidentifik

halusinasi

dengan

cara

menghardik

asi bersama klien cara yang dilakukan


jika terjadi halusinasi.
2.

Mendiskusik
an manfaat cara yang digunakan klien,

jika bermanfaat beri pujian.


3.
Mendiskusik
an
Pukul 13.45

cara

baru

untuk

mengontrol

S:
16.

Nurul
Klien
mengatakan jika selama ini untuk
mengatasi halusinasinya klien mandi

timbulnya halusinasi.
4.

Membantukli

dan mendengarkan musik


17.
Klien

enmelatihdanmemutushalusinasisecar

mengatakan sudah mengetahui cara

abertahap

mengontrol halusinanya dengan cara


menghardik.
O:
18.
19.

Pasien
tampak sering menggigit ujung bolpoin
Pasien
tampak

kurang

tenang

saat

cara

klien

wawancara.
A

Mengidentifikasi

mengendalikan

halusinasinya

tujuan

tercapai.
P : perawat : ajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
Pasien

buat

jadwal

kegiatan

dan

masukkan cara menghardik ke dalam


jadwal

5.

Mendiskusik
an

dengan

klien

tentang

dosis,

frekuensi dan manfaat obat.


6.
Mendiskusik
an bahayanya obat tanpa konsultasi.
7.
Membantu
klien menggunakan prinsip lima benar.

S:
20.

Klien
mengatakan pernah putus obat karena

21.

tidak punya uang untuk berobat.


Klien
mengatakan

belum

mengetahui

indikasi, efek samping tentang obat


yang dikonsumsi.
22.

Klien
mengatakan paham dengan apa yang
dijelaskan perawat.

O:
23.

Klien mampu
mengulang kembali apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat.

24.

klien tampak
kurang tenang saat diwawancara.

A: mendiskusikan tentang dosis, frekuensi


dan manfaat obat tujuan tercapai.
P : perawat : motivasi klien untuk rutin
minum obat
Pasien : masukkan jadwal minum obat
Risiko

Kamis,

Perilaku

september

kekerasan

2014
Pukul 09.00

sebagai kegiatan sehari-hari


Kamis, 18 september 2014
Pukul 13.00

18

S: - klien mengatakan marah karena


Membantu

klien

perasaan marahnya:

Fian

mengungkapkan ayamnya diambil oleh tetangganya.


O : - klien tampak kooperatif
A: membantu klien mengungkapkan

a. Memotivasi klien untuk menceritakan perasaan marah teujuan tercapai.


P : Lanjutkan BHSP
penyebab rasa jengkel dan marahnya
09.30 b. Mendengarkan tanpa menyela setiap S: - klien mengatakan pasien tanganya
ungkapan klien
gemetaran saat marah.
Membantu klien mengungkapkan tanda-

mengatakan

tetangganya

tanda perilaku kekerasan yang dialami:


a. Memotivasi klien menceritakan kondisi

klien

fisik saat perilaku kekerasan terjadi


b. Memotivasi klien menceritakan kondisi O :

karena

memukul
ayamnya

diambil.
klien mengatakan menyesal setelah
memukul.

Fian

emosinya
c. Memotivasi klien menceritakan kondisi

klien mau menceritakan perasaan

hubungan dengan orang lain saaat

marahnya
klien tampak tidak tenang
klien kooperatif

terjadi perilaku kekerasaan


d. Mendiskusikan dengan klien perilaku A:
kekerasan yang dilakukan selama ini:
e. Memotivasi untuk menceritakan jenis

mengungkapkan

tanda-

tanda perilaku kekerasan tujuan tercapai

pernah P: perawat : ajarkan cara mengontrol


marah yang baik dan benar.
dilakukan
Memotivasi menceritakan perasaan
Pasien : motivasi klien untuk mengikuti
setelah tindakan perilaku kekerasan
perilaku

f.

membantu

kekerasan

g. Mendiskusikan
kekerasan

yang

apakah

dapat

perilaku Terapi Aktivitas Kelompok

menyelesaikan

masalah
h. Mendiskusikan akibat negatif perilakuk
kekerasan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan

Senin,
September
2014

22

Senin, 22 September 2014


Pukul 12.15

Fian

Pukul 12.15
Melakukan

terapi

aktivitas

kelompok:

perilaku kekerasan sesi I: mengidentifikasi

S: pasien mengatakan:
- marah karena bosan
- tanda saat marah yaitu gelisah
- akibat dari marah adalah menyesal
- belum mengetahui cara mengontrol

perilaku kekerasan

marah
O:
-

pasien kooperatif
pasien tampak antusias
pasien tampak bersemangat
pasien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan

A:

resiko

perilaku

kekerasan

teratasi

sebagian: pasien belum mengetahui cara


mengontrol marah
P:
Perawat:
Pukul 12.45

lakukan

TAK

sesi

mengontrol marah secara fisik


Pasien: buat jadwal kegiatan

S: pasien mengatakan:

II:

cara

Fian

- sudah

pernah

diajari

cara

napas

dalam
- perilaku ketika marah adalah jalanjalan
O:

Melakukan terapi aktivitas kelompok sesi

II: cara mengontrol marah secara fisik


yaitu napas dalam dan pukul bantal

pasien kooperatif
pasien tampak antusias
pasien tampak sangat bersemangat
pasien dapat melakukan napas dalam
pasien dapat melakukan kembali
pukul bantal

A: perilaku kekerasan teratasi sebagian:


pasien baru mengetahui cara secara fisik
P:
Perawat: lakukan TAK sesi III: cara
mengontrol marah secara sosial
Pasien:

masukkan ke dalam

kegiatan
Penatalaksan

Jumat,

aan Regimen September

19

Jumat, 19 September 2014

jadwal

terapeutik
inefektif

2014
Pukul 13.30

Pukul 14.30
1.

Mend
iskusikan dengan klien tentang obat,
indikasi,dosis dan efek samping.

2.

Mend
iskusikan keuntungan dan akibat jika

S:
- Klien mengatakan pengerti dengan apa
-

punya uang maka klien putus obat

Mem
otivasi klien untuk rutin minum obat

akan

pentingnya obat namun karena tidak

tidak minum obat.


3.

yang sudah dijelaskan perawat.


Klien
mengatakan
sadar

O:
-

Klien mampu mengulang kembali apa

yang sudah dijelaskan oleh perawat.


Klien kooperatif

A: mendiskusikan tentang obat tujuan


tercapai
P: perawat : terus motivasi klien untuk rutin
minum obat.
Pasien : buat jadwal kegiatan minum obat

Febrita

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi
Gail W, Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing
Edition 8. Missouri : Mosby Years Book
Isaacs, A. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC
Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart & Sunden. 2005. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
salemba Medika

Вам также может понравиться