Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh,
11.57.07109
Wike Fatimah, S. Si
Kurniyawan
Manajer Teknis
Manajer Mutu
Pembimbing Sekolah,
Disahkan oleh,
Kepala SMK-SMAK Bogor
KATA PENGANTAR
Laporan Praktik Kerja Industri disusun sebagai rangkaian pembelajaran
dan merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian akhir di Sekolah Menengah
Kejuruan SMAK Bogor. Laporan ditulis berdasarkan kegiatan praktik kerja
industri di Laboratorium PT Karsa Buana Lestari, Bintaro Jakarta Selatan yang
berlangsung dari tanggal 03 November 2014 sampai 27 Februari 2015.
Laporan ini berisi tentang profil PT Karsa Buana Lestari, metode analisis,
hasil analisis, pembahasan hasil analisis yang menekankan pada Analisis Kadar
Nitrit pada Air dan Air Limbah.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Industri beserta Laporan Praktik
Kerja Industri. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Hadiati Agustine, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK
Bogor yang telah memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Amilia Sari Ghani, S.S selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Kerjasama Industri.
3. Ir. Zaherunaja, M.Si selaku Direktur Utama PT Karsa Buana Lestari yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktik kerja
Industri di PT Kasa Buana Lestari;
4. Wike Fatimah selaku Manajer Teknis dan pembimbing institusi yang telah
memberikan bimbingan dan nasihat selama melakukan praktik kerja industri.
5. Kurniyawan selaku Manajer Mutu dan pembimbing institusi yang telah
memberikan bimbingan selama praktik di laboratorium lingkungan PT Karsa
Buana Lestari.
6. Hesti Rohaeti yang selalu terbuka untuk membimbing penulis selama
pelaksanaan prakerin dan penulisan laporan.
7. Dewan guru dan seluruh staf karyawan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor yang telah membantu pelaksanaan prakerin.
8. Seluruh staf laboratorium lingkungan PT Karsa Buana Lestari, Kak Widi, Kak
Yudha, Kak Deisy, Kak Virda, Kak Dwi, Kak Fitri, Kak Ayi, Mba Santi, Kak Laila,
Kak Luthfi, dan yang lainnya yang telah memberikan dukungan dan
membimbing penulis selama praktik di laboratorium.
9. Keluarga tercinta yang telah banyak memberikan semangat dan doa kepada
ii
penulis.
10. Semua pihak yang turut membantu khususnya teman-teman angkatan 57 demi
tersusunnya laporan ini, yang telah memberikan dukungan, baik dukungan
moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Industri dan menyelesaikan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki di waktu yang akan
datang.
Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi seluruh
siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2.
3.
4.
5.
6.
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daur Hidrologi .................................................................................... 8
Gambar 2. Contoh lokasi pengambilan contoh sebelum dan sesudah IPAL ...... 18
Gambar 3. Diagram lokasi pengambilan contoh air tanah .................................. 20
Gambar 4. Contoh lokasi pengambilan air ......................................................... 21
Gambar 5. Titik pengambilan contoh sungai ...................................................... 22
Gambar 6. Titik pengambilan contoh air pada danau atau waduk ...................... 23
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil analisis kadar nitrit sampel air limbah .......................................... 27
Tabel 2. Hasil analisis kadar nitrit sampel air tanah............................................ 27
Tabel 3. Hasil Analisis kadar nitrit sampel air permukaan .................................. 28
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Pembangunan merupakan suatu program yang terus dikembangkan, baik
untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Pembangunan juga merupakan
suatu program yang terus berjalan di negara-negara berkembang, seperti
Indonesia. Pembangunan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan di
berbagai
bidang.
Salah
satu
pembangunan
yang
semakin
pesat
peningkatannya adalah bidang industri. Hal ini harus didukung oleh tenaga
kerja yang terampil dibidangnya.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilakukan pada semester
terakhir sebagai syarat kelulusan. Lokasi tempat Prakerin yang menjadi
sasaran adalah lembaga-lembaga penelitian, perusahaan industri yang
mempunyai laboratorium kimia analisis maupun laboratorium mikrobiologi.
Dengan melaksanakan Prakerin siswa dapat melihat, mempelajari, dan
mempraktikkan prosedur atau peralatan modern yang tidak mungkin
melakukannya di sekolah. Pelaksanaan Prakerin tidak dibatasi pada praktik
laboratorium saja tetapi juga praktik pengenalan lingkungan kerja yang
sesungguhnya, termasuk penerapan disiplin kerja dalam membangun
kerjasama antar individu.
Suatu instansi memiliki kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidangnya yang jauh lebih maju dibandingkan dengan pelajaran di sekolah.
Sehingga kesenjangan antara kompetensi yang dibutuhkan oleh konsumen
dan lulusan yang dihasilkan perlu adanya kemitraan antara sekolah dengan
dunia industri yang dapat membantu kekurangan sekolah melalui Praktik kerja
Industri.
Seperti halnya sekolah menengah kejuruan lainnya, Sekolah Menengah
Kejuruan - Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor (SMK - SMAKBo)
mempunyai visi, misi, serta tujuan sebagai berikut.
Visi SMK - SMAKBo yaitu menjadi sekolah menengah analis kimia nasional
bertaraf
internasional
yang
menghasilkan
lulusan
profesional
dan
bermartabat.
Misi SMK - SMAKBo yaitu melaksanakan pendidikan analis kimia kejuruan
yang berkualitas mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan
industri baik tingkat nasional maupun internasional, meningkatkan kemitraan
program
pendidikan
dan
pelatihan
secara
rutin
dan
berkesinambungan.
PT Karsa Buana Lestari mempunyai prinsip tata kelola perusahaan yang
baik, selalu siap berperan secara aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan
Indonesia
yang
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan
hidup.
Dewan Komisaris
2.
Direktur Utama
3.
Sekretaris Direksi
4.
Direktur Operasional
5.
6.
7.
8.
Manajer Teknis
9.
Manajer Mutu
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Administrasi Laboratorium
Dalam
menjalankan
kegiatan
analisis,
PT Karsa
Buana Lestari
b.
c.
2. Laboratorium Instrumen
Analisis yang dilakukan di laboratorium ini adalah seluruh analisis yang
berkenaan dengan alat instrumen yaitu SSA (Spektrofotometer Serapan
Atom),Spektrofotometer UV/Visible, Kromatografi Gas, FTIR, dan ICP.
10
11
sabun
akan
menaikkan
pH
air
sehingga
dapat
12
atau
deterjen
yang
tidak
dapat
didegradasi
oleh
13
14
15
= absorbansi
C = konsentrasi
= epsilon (tetapan)
t = tebal kuvet
gelombang
yang
tepat
untuk
pengukuran
dan
sumber
cahaya
polikromatis.
Monokromator
pada
16
d. Detektor
Kualitas dari detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer
UV-Vis. Fungsi detektor di dalam spektrofotometer adalah mengubah
sinyal radiasi (cahaya) yang diterima menjadi sinyal elektronik.
Beberapa pustaka memberikan persyaratan tentang kualitas dan
fungsi detektor di dalam spektrofotometer UV-Vis antara lain:
Kurva Kalibasi
Tidak ada yang tahu bahwa alat dapat menunjukkan pembacaan
dengan akurat atau tidak. Oleh karena itu diperlukan suatu kontrol
kualitas terhadap suatu alat pembacaan, yaitu dengan membuat suatu
kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi ini berbentuk suatu persamaan garis
lurus yang memplotkan konsentrasi pada sumbu x terhadap
absorbansi atau serapan pada sumbu y. Pengerjaan kurva kalibrasi ini
yaitu dengan membuat suatu deret standar yang telah diketahui
konsentrasinya, kemudian dibaca absorbansinya. Setelah itu, dicari
hubungan antara sumbu x dan sumbu y dan didapatkan suatu garis
lurus yang regersinya tidak boleh lebih kecil dari 0,995. Sehingga
konsentrasi sampel dapat diketahui dengan cara memasukkan
17
c. Analisis Blanko
Melakukan analisis blanko dengan frekuensi 5 % - 10 % per satu seri
pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10
sebagai kontrol kontaminasi.
d. Analisis Duplo
Melakukan analisis duplo dengan frekuensi 5 % - 10 % per satu seri
pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10
sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika Perbedaan Persen Relatif
(Relative Percent Difference) > 10 % maka dilakukan pengukuran
ketiga.
Persen RPD =
x100%
e. Kontrol Akurasi
Melakukan kontrol akurasi dengan spike matrix dengan frekuensi 5 %
- 10 % per satu seri pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah
contoh uji kurang dari 10. Kisaran persen temu balik adalah 85 % - 115
%.
Persen temu balik (% recovery, %R)
A
%R = B x100%
Dengan pengertian:
A adalah larutan standar yang diperoleh, dinyatakan dalam miligram
per liter (mg/L)
B adalah kadar standar, dinyatakan dalam miligram perliter (mg/L)
18
alat
pengambil
contoh
sesuai
dengan
saluran
pembuangan.
2) Bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 kali.
3) Ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan
dalam penampung sementara, kemudian homogenkan.
19
contoh
dilakukan
untuk
parameter
dengan
analisa
pengujian
nitrit
secepatnya
di
atau
didinginkan.
2. Sampel Air Tanah
a. Lokasi dan titik pengambilan contoh
1) Air tanah bebas (akulfer tak tertekan)
Titik pengambilan contoh air tanah bebas dapat berasal dari sumur
gali dan sumur pantek atau sumur bor sebagai berikut:
a) Di sebelah hulu dan hilir sesuai dengan arah aliran air tanah
dari lokasi yang akan di pantau
b) Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin dan
beberapa titik ke arah daratan, bila diperlukan
c) Tempat-tempat lain yang dianggap perlu tergantung pada
tujuan pemeriksaan.
2) Air tanah tertekan (akulfer tertekan)
Teknik pengambilan contoh air tanah tertekan dapat berasal dari
sumur bor yang berfungsi sebagai:
a) Sumur produksi untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan,
pedesaan, pertanian, industri, dan sarana umum.
b) Sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah.
c) Sumur observasi untuk pengawasan imbuhan.
d) Sumur observasi di suatu cekungan air tanah arteris.
e) Sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan
air asin.
f) Sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah
domestik atau limbah industri.
g) Sumur lainnya yang dianggap perlu.
20
21
22
dan
bagian
dasar
kemudian
dicampurkan
(komposit kedalaman).
(3) Danau atau waduk yang kedalamannya 31 m 100 m,
contoh diambil di 4 (empat) titik yaitu permukaan, lapisan
termoklin, di atas lapisan hipolimnion, dan bagian dasar
kemudian dicampurkan (komposit kedalaman).
23
contoh
untuk
parameter
pengujian
nitrit
di
C. Metode Analisis
1. Baku Mutu
Baku mutu untuk analisis kadar nitrit adalah sebagai berikut:
a. Air limbah
1) Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 6/1999
Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri di Jawa Barat
2) Kawasan Industri KIIC Estate Regulation 5th Edition July 2005
Baku Mutu Limbah Cair Kawasan Industri KIIC
24
Menteri
Lingkungan
Hidup
No.
Kep-
58/MENLH/12/1995
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
b. Air permukaan
1) Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995 Golongan
B: Air baku air minum
2) Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 582 Tahun 1995 Golongan
C: Perikanan dan Peternakan
3) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, Kelas I
4) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, Kelas II
5) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, Kelas III
c. Air tanah
1) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990
(Lampiran II)
2) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/1990
(Lampiran II)
Baku Mutu Kualitas Air Minum
2. Penentuan Kadar Nitrit Secara Spektrofotometri
a. Prinsip kerja
Nitrit dalam suasana asam pada pH 2,0 2,5 akan bereaksi dengan
sulfanilamida
(SA)
dan
N-(1-naphthyl)-ethylenediamine
merah
keunguan.
Warna
yang
terbentuk
diukur
NH2SO2
NH2
N+ N
HNO2 +
25
NH2SO2
+
N+ N
H2NSO2
N=N
NH2 CH2CH2NH2
NH2CH2CH2NH2
c. Peralatan
1) Spektrofotometer sinar tampak
2) Kuvet
3) Labu takar 1000 mL, 500 mL, 100 mL, dan 50 mL
4) Pipet volumetri 25 mL, 2 mL.
5) Gelas piala 400 mL dan 100 mL.
6) Neraca analitik.
d. Pereaksi
1) Air suling bebas nitrit
Buat air suling bebas nitrit dengan salah satu cara di bawah ini :
a) Dengan cara ozonisasi terhadap air demineralisasi.
b) Ke dalam 1000 mL air suling tambahkan sedikit kristal KMnO 4
( 5 mg) dan Ba(OH)2 atau Ca(OH)2 ( 5 g). Destilasi dengan
menggunakan gelas borosilikat. Buang 50 mL destilat. Destilat
harus bebas permangganat, tes dengan menambahkan larutan
DPD (N,N-dietil-p-phenilendiamin), warna merah menunjukkan
adanya permangganat.
c) Ke dalam 1000 mL air suling tambahkan 1 mL H 2SO4 p dan 0,2
mL larutan MnSO4 (36,4 g MnSO4.H2O/100 mL air suling)
d) Tambahkan 1-3 mL larutan KMnO4 (400 mg KMnO4/1000 mL
air suling). Destilasi seperti poin 1).b).
2) Glass wool
3) Larutan induk nitrit, 250 mg/L NO2-N
a) Larutkan 1,232 gram natrium nitrit (NaNO2) dengan air suling
ke dalam labu takar 1000 mL.
b) Homogenkan larutan dan himpitkan sampai tepat pada tanda
tera.
c) Larutan ini mengandung 250 mg/L NO2-N.
26
6) Reagen warna
a) Dalam 800 mL air tambahkan 100 mL asam fosfat 85% dan 10
g sulfanilamide.
b) Setelah sulfanilamida larut sempurna, ditambahkan 1 g N-(1naphthyl)-ethylenediamine dihydrochloride.
c) Aduk hingga larut kemudian encerkan dalam 1 L air suling.
e. Cara kerja
1) Pipet 50 mL contoh uji, yang telah disaring masukkan ke dalam
gelas piala 200 mL
2) Tambahkan 2 mL reagen warna, kocok dan biarkan selama 20
menit dan segera lakukan pengukuran absorbansi (pengukuran
tidak boleh dilakukan lebih dari 2 jam).
3) Baca absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm.
f.
Perhitungan
1) Masukkan hasil pembacaan absorbansi contoh uji ke kedalam
kurva kalibrasi.
2) Kadar nitrit adalah pembacaan larutan konsentrasi contoh uji dari
kurva kalibrasi.
g.
Pengawetan sampel
Apabila contoh uji tidak dapat segera diuji atau dianalisis
secepatnya, maka contoh uji dapat segera didinginkan dan dengan
penyimpanan maksimum menurut EPA selama 2 hari.
No. Sampel
Fp
Absorbansi
928.3
1,0
0,105
0,038
1,0
928.4
1,0
0,189
0,068
1,0
929.3
1,0
0,496
0,179
1,0
930.3
1,0
0,547
0,197
1,0
974.1
1,0
0,078
0,029
1,0
Baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
No. 69 Tahun 2013 Lampiran II
No. Sampel
Fp
Absorbansi
903.1
1,0
0,318
0,115
1,0
907.1
1,0
0,305
0,110
1,0
907.2
1,0
0,333
0,120
1,0
933.2
1,0
0,034
0,013
1,0
1002.2
1,0
0,124
0,042
1,0
Baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Lampiran
II
27
28
No. Sampel
Fp
Absorbansi
802.1
1,0
0,393
0,142
0,06
802.2
1,0
0,267
0,096
0,06
802.3
1,0
0,202
0,073
0,06
802.4
1,0
0,307
0,111
0,06
804.1
1,0
0,215
0,078
0,06
Baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001
Kelas II
B. Pembahasan
Nitrit (NO2-) merupakan salah satu senyawa kimia pencemar dalam air.
Selain disebabkan oleh kegiatan manusia, peningkatan nitrit dalam air juga
dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri yang dapat mereduksi nitrat menjadi
nitrit dan mengoksidasi ammonia menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas Sp
(Amri, 2009). Mekanisme pembentukan nitrit di atmosfer diawali dengan
pembentukan NO yang mencakup reaksi antara nitrogen (N) dan oksigen (O 2),
kemudian reaksi selanjutnya antara NO dan oksigen yang lebih banyak akan
membentuk nitrit.
Bakteri yang mampu membantu dalam pembentukkan nitrit adalah bakteri
autotrofik yang berperan dalam oksidasi ammonia menjadi nitrit pada siklus
nitrogen. Bakteri-bakteri tersebut antara lain Nitrosomonas, Nitrosococcus,
Nitrosospira, Nitrosobulus, dan Nitrosovbrio (Agustiyani, 2004). Pembentukan
nitrit dari degradasi ammonia secara aerob dikenal dengan proses nitrifikasi.
Pada tahap ini mikroba yang berperan aktif dalam kelompok Nitrosomonas
menghasilkan nitrit dengan reaksi sebagai berikut:
NH3 + CO2 + 1,5 O2 + Nitrosomonas NO2- + H2O + H+
NH3 + O2 NO2 + 3H+ + 2eDari pengujian kadar nitrit yang telah dilakukan terhadap beberapa sampel
air limbah, air tanah, dan air permukaan didapatkan kadar nitrit untuk sampel
air limbah dan air tanah yang telah sesuai dengan baku mutu, namun untuk
sampel air permukaan tidak sesuai dengan baku mutu.
Untuk air permukaan, berdasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, Dwi. 2004. Pengaruh pH dan SubstratOrganik Terhadap Pertumbuhan
dan Aktivitas Bakteri Pengoksidasi Amonia. Bogor: Pusat Penelitian
Biologi LIPI.
Alaerts, G., dan Sri Sumesti Santika. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya:
Penerbit Usaha Nasional.
Amri, Choirul. 2009. Metode Penentuan Nitrit sebagai Kompleks 4-(4Nitrobenzenazo)-1-aminonaftalen
secara
Ekstraksi-Spektrofotometri.
Harry.
2007.
Keracunan
Nitrat-Nitrit.
http://www.klikharry.com/2007/02/21/keracunan-nitrit-nitrat/. Jakarta: 5
Desember 2014 pukul 19.42.
Wardhana, W. A.. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta: Andi.
Widarsih, R. Wiwi, dll. 2009. Spektrofotometri. Bogor: SMAKBo.
31
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Konsentrasi (mg/L)
Absorbansi
R2
Slope
Intercept
0,00
0,000
1,0000
2,7821
-0,0014
0,01
0,025
0,02
0,054
0,05
0,137
0,10
0,278
0,15
0,417
0,20
0,554
Konsentrasi yang
dibuat (mg/L)
Absorbansi
Konsentrasi yang
dibaca oleh alat (mg/L)
0,02
0,053
0,02
CVS
-1,85%
Absorbance
0,200
0,150
0,100
y = 2,7821x - 0,0014
R = 1
0,050
0,000
0,00
0,02
0,04
0,06
Concentration (mg/L)
32
0,08
0,10
33
Lampiran 2.
69 TAHUN 2013
BAKU MUTU
SATUAN
38
1000
100
0.02
5.0
0.1
5.0
2.0
0.05
1.0
0.5
0.1
0.1
10.0
1.0
69
2.0
0.05
1,0
0.1
2.0
0.5
5.0
1.0
0.05
85.0
75.0
100.0
mg/L
mg-N/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg-C12/L
mg/L
mg-Cr6/L
mg/L
mg-N/L
mg-N/L
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg-S/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
34
Lampiran 3.
LAMPIRAN II
Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX.1990
Tanggal : 3 September 1990
Parameter
A. FISIKA
Bau
Jumlah zat padat terlarut
2
(TDS)
3
Kekeruhan
4
Rasa
5
Suhu
6
Warna
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1
Air raksa
2
Arsen
3
Besi
4
Flourida
5
Kadmium
6
Kesadahan (CaCO3)
7
Klorida
8
Kromium, valensi 6
9
Mangan
10
Nitrat, sebagai N
11
Nitrit, sebagai N
12
13
Selenium
14
Seng
15
Sianida
16
Sulfat
17
Timbal
b. Kimia Organik
1
Aldrin dan dieldrin
2
Benzene
3
Benzo (a) pyrene
4
Chloroform (total Isomer)
5
Chloroform
6
2.4-D
7
DDT
8
Deterjen
9
1,2-Dichloroethene
10
1.1-Dichloroethene
Heptachlor dan heptachlor
11
epoxide
12
Hexachlorobenzene
13
Gamma-HCH (Lindane)
14
Methoxychlor
15
Pentachloropenol
16
Pestisida total
17
2,4,6-trichlorophenol
1
Satuan
Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
Keterangan
Tidak berbau
mg/L
1000
Skala NTU
0 oC
Skala TCU
5
Suhu udara 3 oC
15
Tidak berasa
-
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,001
0,05
1,0
1,5
0,005
500
600
0,05
0,5
10
1,0
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,01
15
0,1
400
0,05
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,0007
0,01
0,00001
0,007
0,03
0,10
0,03
0,5
0,01
0,0003
mg/L
0,003
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,00001
0,004
0,10
0,01
0,10
0,01
35
(Lanjutan)
No.
Parameter
18
1
2
d. Radio Aktifitas
Aktivitas Aloha (Gross Alpha
activity)
Aktivitas Beta (Gross Beta
activity)
Kadar
Maksimum
yang
diperbolehkan
10
Satuan
mg/L
Jumlah per 100
mL
Jumlah per 100
mL
0
0
Bg/L
0,1
Bg/L
1,0
Keterangan
Bukan air
pipaan
Bukan air
pipaan
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal
: 13 September 1990
ttd
36
Lampiran 4.
LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001
TANGGAL 14 DESEMBER 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Kriteria Mutu Air Kelas II
PARAMETER
FISIKA
Temperatur
Residu Terlarut
SATUAN
o
KADAR MAKSIMUM
Deviasi 3
mg/L
1000
Residu Tersuspensi
KETERANGAN
Deviasi temperatur dari
keadaan alamiah
50
6-9
KIMIA ANORGANIK
pH
BOD
COD
DO
Total Fosfat sebgai P
NO3 sebgai N
Arsen
Kobalt
Boron
Selenium
Kadmium
Khrom (VI)
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
3
25
4
0,2
10
1
0,2
1
0,05
0,01
0,05
Tembaga
mg/L
0,02
Timbal
mg/L
0,03
Air Raksa
mg/L
0,02
Seng
mg/L
0,05
Sianida
Flourida
mg/L
mg/L
0,02
1,5
Nitrit sebagai N
mg/L
0,06
37
(Lanjutan)
PARAMETER
SATUAN
KADAR MAKSIMUM
Khlorin bebas
mg/L
0,03
mg/L
0,002
Fecal coliform
jml/100 mL
1000
Total coliform
jml/100 mL
5000
bg/L
bg/L
0,1
1
g/L
1000
g/L
200
g/L
g/L
g/L
g/L
1
210
2
4
RADIOAKTIVITAS
Gross - A
Gross B
KIMIA ORGANIK
Minyak dan Lemak
Detergen sebagai
MBAS
Senyawa Fenol
BHC
DDT
Endrin
KETERANGAN
Bagi ABAM tidak
dipersyaratkan
38
Lampiran 5.
Tabel cara pengawetan dan penyimpanan contoh air limbah berdasarkan SNI
6989.59:2008
No
Parameter
Wadah
penyimpanan
1
2
3
4
Asiditas
Alkalinitas
BOD
Boron
P, G (B)
P, G
P, G
P
Total
organik
karbon
Karbon
dioksida
COD
Minyak dam
lemak
9
10
11
12
Bromida
Sisa klor
Klorofil
Total sianida
G, bermulut
lebar dan
dikalibrasi
P, G
P, G
P, G
P, G
13
14
15
Flourida
Iodin
Logam
(secara
umum)
P
P, G
P (A), G (A)
16
AmoniaNitrogen
P, G
17
NitratNitrogen
P, G
18
Nitrogen
organik,
Kjedal
NitritNitrogen
P, G
6
7
19
P, G
P, G
P, G
Pengawetan
Pendinginan
Pendinginan
Pendinginan
Tambahkan HNO3
sampai pH < 2,
dinginkan
Pendinginan dan
tambahkan HCl
sampai pH < 2
Langsung
dianalisa
Analisa
secepatnya atau
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
didinginkan
Tambahkan
H2SO4 sampai pH
< 2, didinginkan
Tanpa diawetkan
Segera dianalisa
Ditempat gelap
Ditambahkan
NaOH sampah pH
> 12, dinginkan
ditempat gelap
Tanpa diawet
Segera dianalisa
Untuk logamlogam terlarut
contoh air segera
disaring,
tambahkan HNO3
sampai pH < 2,
dinginkan
Analisa
secepatnya atau
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
dinginkan
Analisa
secepatnya, atau
didinginkan
Dinginkan,
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2
Analisa
secepatnya, atau
dinginkan
Lama
penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
24 jam
24 jam
6 jam
28 hari
Lama
penyimpanan
maksimum
menurut EPA
14 hari
14 hari
2 hari
6 bulan
7 hari
28 hari
7 hari
28 hari
28 hari
28 hari
28 hari
0,5 jam
30 hari
24 jam
28 hari
0,5 jam
6 bulan
28 hari
0,5 jam
30 hari
14 hari (24 jam
jika terdapat
sulfida di dalam
contoh)
28 hari
0,5 jam
6 bulan
7 hari
28 hari
48 jam
7 hari
2 hari
39
(Lanjutan)
No
Parameter
Wadah
penyimpanan
20
Phenol
P, G
21
22
9i
09
23
Ozon
pH
Fosfat
G
P, G
G (A)
24
Salinitas
25
26
Sulfat
Sulfida
P, G
P, G
27
Pestisida
G (S)
28
VOC
G, Teflon line
cap
29
Senyawa
aromatik
dan akrolin
dan
akrilonitril
Pengawetan
Dinginkan,
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2
Segera dianalsa
Segera dianalisa
Untuk fosfat
terlarut segera
disaring,
dinginkan
Dinginkan, jangan
dibekukan
Dinginkan
Dinginkan;
tambahkan 4 tetes
2 N seng
asetat/100 mL
contoh;
tambahkan NaOH
sampai pH > 9
Dinginkan;
tambahkan 1000
mg asam askorbat
per liter contoh
jika terdapat klorin
Dinginkan pada
suhu 4 oC 2 oC,
0,008% Na2S2O3
disesuaikan
Dinginkan pada
suhu 4 oC 2 oC
Keterangan:
Dinginkan pada suhu 4 oC 2 oC
P
G (A)
P (A)
G (S)
Lama
penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
-
Lama
penyimpanan
maksimum
menurut EPA
28 hari
0,5 jam
2 jam
48 jam
0,5 jam
2 jam
-
6 bulan
28 hari
28 hari
28 hari
7 hari
7 hari
7 hari untuk
ekstraksi; 40
hari setelah
ekstraksi
14 hari
3 hari
24 jam
40
Lampiran 6.
Tabel cara pengawetan dan penyimpanan contoh air tanah berdasarkan SNI 6989.58:2008
No
Parameter
Wadah
penyimpanan
1
2
3
Asiditas
Alkalinitas
Boron
P, G (B)
P, G
P
Total
organik
karbon
Karbon
dioksida
COD
Minyak dam
lemak
8
9
10
11
Bromida
Sisa klor
Klorofil
Total sianida
G, bermulut
lebar dan
dikalibrasi
P, G
P, G
P, G
P, G
12
13
14
Flourida
Iodin
Logam
(secara
umum)
P
P, G
P (A), G (A)
15
AmoniaNitrogen
P, G
16
NitratNitrogen
P, G
17
Nitrogen
organik,
Kjedal
NitritNitrogen
P, G
19
Phenol
P, G
20
Ozon
5
6
18
P, G
P, G
P, G
Pengawetan
Pendinginan
Pendinginan
Tambahkan HNO3
sampai pH < 2,
dinginkan
Pendinginan dan
tambahkan HCl
sampai pH < 2
Langsung
dianalisa
Analisa
secepatnya atau
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
didinginkan
Tambahkan
H2SO4 sampai pH
< 2, didinginkan
Tanpa diawetkan
Segera dianalisa
Ditempat gelap
Ditambahkan
NaOH sampah pH
> 12, dinginkan
ditempat gelap
Tanpa diawet
Segera dianalisa
Untuk logamlogam terlarut
contoh air segera
disaring,
tambahkan HNO3
sampai pH < 2,
dinginkan
Analisa
secepatnya atau
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
dinginkan
Analisa
secepatnya, atau
didinginkan
Dinginkan,
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2
Analisa
secepatnya, atau
dinginkan
Dinginkan,
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2
Segera dianalsa
Lama
penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
24 jam
24 jam
28 hari
Lama
penyimpanan
maksimum
menurut EPA
14 hari
14 hari
6 bulan
7 hari
28 hari
7 hari
28 hari
28 hari
28 hari
28 hari
0,5 jam
30 hari
24 jam
28 hari
0,5 jam
6 bulan
28 hari
0,5 jam
30 hari
14 hari (24 jam
jika terdapat
sulfida di dalam
contoh)
28 hari
0,5 jam
6 bulan
7 hari
28 hari
48 jam
7 hari
2 hari
28 hari
0,5 jam
0,5 jam
41
(Lanjutan)
No
Parameter
Wadah
penyimpanan
21
22
pH
Fosfat
P, G
G (A)
23
Salinitas
24
25
Sulfat
Sulfida
P, G
P, G
26
Pestisida
G (S)
27
VOC
G, Teflon line
cap
28
Senyawa
aromatik
dan akrolin
dan
akrilonitril
Pengawetan
Segera dianalisa
Untuk fosfat
terlarut segera
disaring,
dinginkan
Dinginkan, jangan
dibekukan
Dinginkan
Dinginkan;
tambahkan 4 tetes
2 N seng
asetat/100 mL
contoh;
tambahkan NaOH
sampai pH > 9
Dinginkan;
tambahkan 1000
mg asam askorbat
per liter contoh
jika terdapat klorin
Dinginkan pada
suhu 4 oC 2 oC,
0,008% Na2S2O3
disesuaikan
Dinginkan pada
suhu 4 oC 2 oC
Keterangan:
Dinginkan pada suhu 4 oC 2 oC
P
G (A)
P (A)
G (S)
Lama
penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
2 jam
48 jam
Lama
penyimpanan
maksimum
menurut EPA
2 jam
6 bulan
28 hari
28 hari
28 hari
7 hari
7 hari
7 hari untuk
ekstraksi; 40
hari setelah
ekstraksi
14 hari
3 hari
24 jam
42
Lampiran 7.
Tabel cara pengawetan dan penyimpanan contoh air permukaan berdasarkan SNI
6989.57:2008
No
Parameter
Wadah
penyimpanan
1
2
3
Asiditas
Alkalinitas
Boron
P, G (B)
P, G
P
Total
organik
karbon
Karbon
dioksida
COD
Minyak dam
lemak
8
9
10
11
Bromida
Sisa klor
Klorofil
Total sianida
G, bermulut
lebar dan
dikalibrasi
P, G
P, G
P, G
P, G
12
13
14
Flourida
Iodin
Logam
(secara
umum)
P
P, G
P (A), G (A)
15
AmoniaNitrogen
P, G
16
NitratNitrogen
P, G
17
Nitrogen
organik,
Kjedal
NitritNitrogen
P, G
Phenol
P, G
5
6
18
19
P, G
P, G
P, G
Pengawetan
Pendinginan
Pendinginan
Tambahkan HNO3
sampai pH < 2,
dinginkan
Pendinginan dan
tambahkan HCl
sampai pH < 2
Langsung
dianalisa
Analisa
secepatnya atau
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
didinginkan
Tambahkan
H2SO4 sampai pH
< 2, didinginkan
Tanpa diawetkan
Segera dianalisa
Ditempat gelap
Ditambahkan
NaOH sampah pH
> 12, dinginkan
ditempat gelap
Tanpa diawet
Segera dianalisa
Untuk logamlogam terlarut
contoh air segera
disaring,
tambahkan HNO3
sampai pH < 2,
dinginkan
Analisa
secepatnya atau
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
dinginkan
Analisa
secepatnya, atau
didinginkan
Dinginkan,
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2
Analisa
secepatnya, atau
dinginkan
Dinginkan,
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2
Lama
penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
24 jam
24 jam
28 hari
Lama
penyimpanan
maksimum
menurut EPA
14 hari
14 hari
6 bulan
7 hari
28 hari
7 hari
28 hari
28 hari
28 hari
28 hari
0,5 jam
30 hari
24 jam
28 hari
0,5 jam
6 bulan
28 hari
0,5 jam
30 hari
14 hari (24 jam
jika terdapat
sulfida di dalam
contoh)
28 hari
0,5 jam
6 bulan
7 hari
28 hari
48 jam
7 hari
2 hari
28 hari
43
(Lanjutan)
No
Parameter
Wadah
penyimpanan
20
21
pH
Fosfat
P, G
G (A)
22
Salinitas
23
24
Sulfat
Sulfida
P, G
P, G
25
Pestisida
G (S)
26
VOC
G, Teflon line
cap
27
Senyawa
aromatik
dan akrolin
dan
akrilonitril
Pengawetan
Segera dianalisa
Untuk fosfat
terlarut segera
disaring,
dinginkan
Dinginkan, jangan
dibekukan
Dinginkan
Dinginkan;
tambahkan 4 tetes
2 N seng
asetat/100 mL
contoh;
tambahkan NaOH
sampai pH > 9
Dinginkan;
tambahkan 1000
mg asam askorbat
per liter contoh
jika terdapat klorin
Dinginkan pada
suhu 4 oC 2 oC,
0,008% Na2S2O3
disesuaikan
Dinginkan pada
suhu 4 oC 2 oC
Keterangan:
Dinginkan pada suhu 4 oC 2 oC
P
G (A)
P (A)
G (S)
Lama
penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
2 jam
48 jam
Lama
penyimpanan
maksimum
menurut EPA
2 jam
6 bulan
28 hari
28 hari
28 hari
7 hari
7 hari
7 hari untuk
ekstraksi; 40
hari setelah
ekstraksi
14 hari
3 hari
24 jam
44
Lampiran 8.
1.
Fp
Absorbansi
928.3
1,0
0,105
0,038
928.4
1,0
0,189
0,068
929.3
1,0
0,496
930.3
1,0
0,547
0,197
974.1
1,0
0,078
0,029
Intercept
-0,0014
slope
2,7821
0,105 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,038 mg/L
b. Sampel no. 928.4
0,189 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,068 mg/L
c. Sampel no. 929.3
0,496 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,179 mg/L
d. Sampel no. 930.3
0,547 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,197 mg/L
e. Sampel no. 974.1
0,078 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,029 mg/L
Hasil Analisis
(mg/L)
% Rec
% RPD
108,4 %
0,73 %
0,179
45
(Lanjutan)
Perhitungan CVS (Calibration Verification Standar)
abs kurva
1 x100%
abs cvs
% CVS =
0,555
1 x100%
0,576
% CVS =
% CVS = 3,78 %
Perhitungan % RPD
% RPD didapat dengan rumus:
% RPD =
% RPD =
x100%
0,197 0,199
x100%
(0,197 0,199) / 2
% RPD = 1,01 %
Perhitungan % Recovery
% Recovery didapat dengan rumus:
Cspike Csampelx
volume
total
%R =
x100%
t arg et value
50 10
0,266 0,197 x
50
x100%
%R=
0,1
% R = 108,4 %
46
(Lanjutan)
2.
Fp
Absorbansi
903.1
1,0
0,318
0,115
907.1
1,0
0,305
0,110
907.2
1,0
0,333
933.2
1,0
0,034
0,013
1002.2
1,0
0,124
0,045
Intercept
-0,0014
slope
2,7821
0,318 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,115 mg/L
b. Sampel no. 907.1
0,305 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,110 mg/L
c. Sampel no. 907.2
0,333 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,120 mg/L
d. Sampel no. 933.2
0,034 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,013 mg/L
e. Sampel no. 1002.2
0,124 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,045 mg/L
Hasil Analisis
(mg/L)
0,120
% Rec
% RPD
101,8 %
0,91 %
47
(Lanjutan)
Perhitungan CVS (Calibration Verification Standar)
abs kurva
1 x100%
abs cvs
% CVS =
0,277
1 x100%
0,288
% CVS =
% CVS = 3,81 %
Perhitungan % RPD
% RPD didapat dengan rumus:
% RPD =
% RPD =
x100%
0,110 0,109
x100%
(0,110 0,109) / 2
% RPD = 0,91 %
Perhitungan % Recovery
% Recovery didapat dengan rumus:
Cspike Csampelx
volume
total
%R =
x100%
t arg et value
50 10
0,189 0,109 x
50
x100%
%R=
0,1
% R = 101,8 %
48
(Lanjutan)
3.
Fp
Absorbansi
Hasil Analisis
(mg/L)
% Rec
% RPD
802.1
1,0
0,393
0,142
105,4 %
0,71 %
802.2
1,0
0,267
0,096
802.3
1,0
0,202
802.4
1,0
0,307
0,111
804.1
1,0
0,215
0,078
Intercept
-0,0014
slope
2,7821
0,393 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,142 mg/L
b. Sampel no. 802.2
0,267 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,096 mg/L
c. Sampel no. 802.3
0,202 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,073 mg/L
d. Sampel no. 902.4
0,307 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,111 mg/L
0,073
49
(Lanjutan)
e. Sampel no. 804.1
0,215 (0,0014)
x 1,0
2,7821
C = 0,078 mg/L
Perhitungan CVS (Calibration Verification Standar)
abs kurva
1 x100%
abs cvs
% CVS =
0,277
1 x100%
0,285
% CVS =
% CVS = 2,80 %
Perhitungan % RPD
% RPD didapat dengan rumus:
% RPD =
% RPD =
x100%
0,141 0,142
x100%
(0,141 0,142) / 2
% RPD = 0,71 %
Perhitungan % Recovery
% Recovery didapat dengan rumus:
Cspike Csampelx
volume
total
%R =
x100%
t arg et value
50 10
0,219 0,142 x
50
x100%
%R=
0,1
% R = 105,4 %