Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
dapat
menjalani
aktivitas
dan
2.
3.
Dapat merusak dan membunuh kehidupan yang ada dalam air seperti
ikan dan hewan peliharaan lainnya.
4.
Dapat
merusak
keindahan
(estetika)
karena
bau
busuk
dan
buruk tersebut. Salah satu alternatif yang digunakan yaitu dengan cara
membuat saluran perpipaan air limbah rumah tangga di kecamatan Mlati.
Rumusan Masalah
Bagaimana mengatasi pencemaran air dan gangguan kesehatan
penduduk akibat pembuangan air limbah rumah tangga di kecamatan Mlati,
kabupaten Sleman
Tujuan Perencanaan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka tujuan
perencanaan adalah untuk merencanakan jaringan pipa Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) rumah tangga dikecamatan Mlati kabupaten Sleman
Yogyakarta.
Manfaat Perencanaan
Manfaat perencanaan saluran air buangan rumah tangga
untuk melindungi sumber daya air dan
kecamatan Mlati kabupaten Sleman.
adalah
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Sistem Saluran Air Buangan
Sistem adalah gabungan dari komponen atau elemen yang saling
berkaitan dan dirancang atau didesain sebagai suatu kesatuan untuk
mencapai satu atau lebih tujuan tertentu. Dalam hubungannya dengan
penyaluran air buangan rumah tangga yang memenuhi syarat kesehatan
lingkungan, ada dua komponen penting yaitu saluran air buangan dan air
buangan itu sendiri.
Saluran Pipa Air Limbah
Menurut Sugiharto (1987) banyak bahan yang dipergunakan untuk
penyaluran air limbah antara lain tanah liat, beton, asbestos semen, besi serta
jenis plastik dapat dipergunakan untuk saluran air limbah. Pada prakteknya
pipa yang digunakan tidak hanya satu jenis saja, akan tetapi perlu
disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Konstruksi Saluran
Sasongko (1991) mengemukakan bahwa konstruksi saluran terdapat
beberapa cara untuk melaksanakan pembangunan sistem yang sebenarnya,
tergantung pada kondisi tanah yang dijumpai dan peralatan konstruksi yang
tersedia untuk pekerjaan yang bersangkutan. Hal yang terpenting adalah
bahwa saluran yang telah dibangun harus dapat menjalankan fungsinya
dengan biaya pemeliharaan yang minimum.
1. Kemiringan saluran ( S )
2. Luas penampang melintang saluran ( A )
3. Kekasaran dari permukaan dalam saluran ( n )
4. Kondisi pengaliran
5. Ada tidaknya rintangan rintangan, belokan dan lain lain
6. Karakterisitik, spesifik gravity, dan viskositas (kekentalan) dari cairan.
2.3.2 Jenis Pengaliran
Dalam penyaluran air buangan dikenal dua jenis aliran yaitu :
1. Pengaliran yang mengalami tekanan, yaitu pengaliran yang terjadi
akibat adanya pemompaan (tekanan hidrolik) dalam saluran tertutup.
2. Pengaliran bersifat terbuka dalam saluran tertutup, yaitu pengaliran
secara gravitasi, karena permukaan air buangan pada saluran
berhubungan dengan udara bebas.
Pada
dasarnya
untuk
perencanaan
penyaluran
air
buangan
pengoperasian untuk
menghindari kerugian dan saluran air buangan dapat berfungsi dengan baik.
Kecepatan dan Kedalaman Aliran
Kecepatan maksimum ditetapakan sebagai berikut :
1. Kecepatan untuk aliran yang mengadung pasir adalah (2,0 2,4) m/dtk
2. Kecepatan untuk aliran air buangan yang tidak megandung pasir 3,0 m/dtk.
Kecepatan minimum pada Qpeak untuk kepentingan perencanaan saluran
ait buangan adalah :
Vmin = 0,6 m/detik (untuk daerah datar/flat)
Vmin = 0,9 (dianjurkan oleh WHO didaerah panas/tropis).
Kecepatan terbaik dalam pipa air buangan antara 2,4 3 m/dtk.
Sementara untuk kedalaman yang ideal dapat dihitung dengan d/D = (0,6 0,8
) D. Pada penyaluran air buangan umumnya air dalam pipa tidak penuh atau
dikenal dalam keadaan berenang. Kedalaman berenang ini dapat dicapai pada
saat debit minimum maka tidak perlu digelontor. Pada awal pipa kedalaman
aliran sebesar 60 % dari diameter saluran. Pada saat debit puncak kedalam
aliran tidak boleh melebihi 80 % dari diameter pipa. Jika dp/D>80 % maka
diameter pipa diperbesar atau kemiringannya (slope) diperbesar, dimana dp/D
= 60 % dicapai kembali. Dimana :
D = diameter pipa
d = Kedalaman air
Air Buangan
Menurut Tjokrokusumo (1999), air buangan diartikan sebagai kejadian
masuknya dari atau dimasukkannya benda padat, cair, dan gas ke dalam air
dengan sifanya berupa endapan padat, padat tersuspensi, terlarut, sebagai
koloid emulsi yang menyebabkan air dimaksud harus dipisahkan atau dibuang
dengan sebutan air buangan. Kemudian disebut air buangan tercemar secara
fisik, biologi, kimia bahkan radioaktif. Air buangan yang keluar dari sumber
air buangan disebut effluen. Sedangkan air yang masuk ketempat
pengumpulan disebur influen.
Sumber Air Buangan Rumah Tangga
Menurut Sugiharto (1987), sumber utama air buangan rumah tangga
dari masyarakat berasal dari daerah perumahan dan perdagangan. Adapun
sumber lainnya yang tidak kalah penting berasal dari perkantoran atau
lembaga serta daerah fasilitas rekreasi. Untuk daerah tertentu banyaknya air
limbah dapat diukur secara langsung.
Komposisi Air Buangan Rumah Tangga
Sugiharto (1987), menyebutkan bahwa air limbah rumah tangga terdiri
dari kotoran kotoran yang sebagian berbentuk larutan dan sebagian lagi
berbentuk larutan suspensi. Bagian yng terdiri dari bahan padat yang lebih
kasar, misalnya pasir, kotoran kotoran manusia, dan lain lain. Air limbah
mengandung bahan bahan organik dalam keadaaan terlarut atau padat seperti
sisa sisa makanan (putih telur, lemak, karbohidrat), sisa sabun dan detergent,
kotoran manusia dan lain lain.
Karaktersitik Air Buangan Rumah Tangga
Menurut Mahida (1986), karakteristik air buangan rumah tangga
terbagi menjadi tiga yaitu fisik, kimia dan biologi.
Fisik
Karakteristik secara fisik meliputi :
a. Suhu (Temperatur).
Ukuran ukuran suhu berguna dalam memperlihatkan kecenderungan
aktifitas kimiawi dan biologis, pengetalan, tekanan uap, dan nilai nila
penjenuhan pada benda benda padat dangas. Suhu memainkan peranan
penting dalam pertumbuhan dan kematian jasad renik (bakteri) dalam
proses biologis.
b. Kekeruhan
Kekeruhan terjadi disebabkan oleh adanya zat zat yang terapung serta
terurai secara bebas, meliputi zat organik, jasad jasad renik, lumpur
tanah liat dan zat koloid yang serupa atau benda terapung yang tidak
mengendap dengan segera.
c. Warna
Warna air limbah disebabkan oleh adanya unsur unsur yang terlarut
didalamnya seperti zat zat organik tertentu. Air limbah yang masih
baru biasanya bewarna abu abu. Sedangkan air limbah yang sudah
lama atau busuk bewarna gelap.
d. Bau
Bau air limbah mengindikasikan apakah air limbah masih baru atau
sudah membusuk. Bau busuk disebabkan adanya campuran nitrogen,
sulfur, dan fosfor. Selain itu berasal dari pembusukan protein dan
bahan bahan organik lainnya.
Kimia
Menurut Sugiharto (1987), karakteristik secara kimiawi meliputi :
a. Organik
1. Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Biasanya
karbohidrat berisikan 6 atau kelipatan 6 dari atom karbon pada
suatu molekul dan hidrogen serta oksigen selalu ada dalam air.
Pada beberapa karbohidrat seperti gula terlarut dalam airsedangkan
kanji tidak larut.
gemuk. Gliserid dan asam gemuk ini berupa cairan pada keadaan
biasa disebut minyak dan apabila dalam bentuk padat dan kental
disebut lemak. Lemak termasuk pada bahan organik yang tetap
dan tidak mudah terurai oleh bakteri.
3. Protein
Protein merupakan komponen utama dari mahluk hidup, termasuk
juga didalamnya hewan dan tumbuhan bersel satu. Protein sangat
kompleks dalam struktur kimiannya dan tidak stabil, serta akan
berubah menjadi bahan lain pada proses dekomposisi. Protein ini
menjadi
penyebab
timbulnya
bau
karena
adanya
proses
pembusukan.
4. Detergen
Detergen
adalah
golongan
dari
molekul
anorganik
yang
b. Anorganik
1. pH
Kadar PH yang baik adalah kadar yang memungkinkan kehidupan
biologi didalam air berjalan baik. PH yang baik pada air limbah
dan air minum adalah netral atau sama dengan 7. Semakin kecil PH
akan menyebabkan air tersebut asam.
2. Klorida
Kadar klorida dalam air aalami dihasilkan dari rembesan klorida
yang ada dalam batuan dan tanah serta dari daerah pantai dan
rembesan air laut.
3. Kebasaan
Basa adalah hasil dari adanya hidroksi karbonat yang berupa
kalsium, magnesium, sodium, dan amoniak. Komponen utamanya
adalah kalsium dan magnesium bikarbonat.
4. Nitrogen
Nitrogen yang bercampur dengan phospor mampu meningkatkan
pertumbuhan algae dan tumbuhan.air.Nitrogen dalam air dengan
cepat berubah menjadi nitrogrn organik atau amoniak nitrogen.
Biologis
Meliputi mikroorganime yang terdapat dalam air buangan.
Pmeriksaan air limbah untuk mengetahui apakah ada bakteri bakteri
patogen didalamnya. Hal ini diperlukan untuk mengukur kualitas air
limbah agar aman dan tidak mencemari lingkungan sekitar ketika dibuang
kebadan air.
Parameter Kualitas Air Buangan
Parameter kualitas air buangan meliputi :
1. Suhu
Suhu air sangat mempengaruhi aktivitas kimia dan biologis yang
berlangsung didalamnya. Dalam reaksi biologi, suhu mengatur
pertumbuhan dan kematian jasad renik serta BOD. Proses dekomposisi
pada suhu 20 0C empat kali lebih besar dari pada suhu 8 0C.
2. pH (Derajat Keasaman)
PH suatu larutan merupakan salah satu indikator penting dalam proses
biologis karena aktivitas mikroorganisme akan optimal pada kondisi
PH antara 6,5 sampai 7, 5.
3. BOD (Biological Oxygen Demand).
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikro
organisme aerobik untuk menguraikan semua zat terlarut dan
tersuspensi dalam rekasi biokimiawi. Untuk menyatakan banyaknya
zat organik didalam air dan besarnya tingkat pencemaran biasanya
mengunakan BOD5 yaitu oksidasi bahan organik oleh mikrobia pada
suhu 20 0C selama 5 hari.
4. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
sejumlah zat organik secara sempurna dalam suatu rekasi kimia. Pada
reaksi oksidasi hapir semua zat organik dapat dioksidasi menjadi CO2
dan H2O dalam suasana asam dengan mengunakan dikromat sebagai
sumber oksigennya.
5. SS (Suspendend Solid)
SS atau zat padat tersuspensi adalah sejumlah berat dalam miligram
penyaringan dengan mimbran berukuran 0,45 mikron, dimana filter
membran tersebut mengandung bahan tersuspensi yang dikeringkan
pada suhu 105 0C selama 2 jam.
Dasar Dasar Perencanaan Saluran Air Buangan
Perencanaan saluran air buangan
Perencanaan saluran air buangan adalah pengaturan air buangan dalam
saluran agar pembuangannya dapat dicapai yaitu bertujuan melindungi air
dari kotoran atau pencemaran yang disebabkan oleh air limbah. Karena
perumahan penduduk dikecamatan Mlati sudah terdapat pipa persil, maka
yang akan direncanakan adalah pipa servis, pipa lateral dan pipa cabang yang
bermuara di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon Kabupaten
Bantul.
Kriteria Perencanaan
a. Kecepatan aliran dalam saluran berkisar antara 0,6 2,5 m/dtk dengan
ketentuan :
Vmin = 0,6 m/dtk agar tidak terjadi pengendapan dalam saluran
Vmaks = 2,5 m/dtk untuk saluran yang alirannnya mengandung pasir.
Slope
0,60
Pipa servis
0,50
Pipa lateral
0,40
Pipa cabang
0,40
Pipa induk
12
0,22
d maximum
d
0,8
D
BAB III
METODE PENELITIAN
Po
Besarnya r dihitung berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 20052025, dengan t = 20.
Pn
r
Po
Rumus :
1/ t
No.
Tahun
Jumlah penduduk
1.
1998
(jiwa)
64.543
2.
1999
65.757
3.
2000
67.037
4.
2001
68.344
5.
2002
69.508
6.
2003
Sumber : Bappeda Sleman,2005
70.403
6. Drawing
Yaitu
pelayanan berdasarkan data topografi dan tata guna lahan. Perencanaan pipa
meliputi pipa cabang dan induk. Selain itu dilengkapi dengan ventilasi, dan
lubang pemeriksa (manhole).
Qmaks
: Panjang saluran ( m )
: Radius hidrolik
: Slope/kemiringan saluran
Alat penumbuk
Alat cetak
Cetok
Seng
2. Bahan
Bahan yang digunakan meliputi :
-
Kotoran sapi
Perekat
b. Teknik Sampel
3.6.1 Lokasi pengambilan Sampel
Sampel grajen diambil dari peternakan pak Slamet dengan alamat Tegal Rejo RT.
13 RW.35 Banguntapan, Bantul Yogyakarta. Sedangkan grajen berasal dari UD.
Gedong Kuning Indah Jl. Gedong Kuning, Banguntapan, Bantul Yogyakarta.
c.
Pelaksanaan Penelitian
: Kotoran sapi 20 %
Grajen
- Briket model B
: Kotoran sapi 40 %
Grajen
- Briket model C
80%
40%
: Kotoran sapi 60 %
Grajen
- Briket model D
40%
: Kotoran sapi 80 %
Grajen
- Briket model E
20%
- Briket model F
0%
: Kotoran sapi
Grajen
0%
100 %
Briket E dan F berfungsi sebagai kontrol. Untuk komposisi perekat (tepung kanji)
sebesar 5 % dari berat keseluruhan masing masing briket.
3.7.3. Tahap Pelaksanaan
Tahap persiapan meliputi :
a.
b.
c.
d.
e. Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil uji laboratorium
terhadap lama pijar dan panas yang dihasilkan. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi pustaka yang terkait dengan topik penelitian.