Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3. Piroksin
4. Hornblende
B. Tekstur
Tekstur adalah kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk dan
susunan butir mineral dalam batuan.
Derajat pengkristalan meliputi :
Holokristalin (semua kristal)
Hiokristalin (kristal dengan gelas volkanik)
Holohialin ( semua gelas volkanik)
Bentuk kristal diklasifikasikan sebagai berikut :
Euhedral : bentuk dan batas kristal baik.
2. Subhedral : bentuk sdang, batas kristal ada yang baik ada yang jelek.
Anhedral : bentuk dan batas kristal jelek.
Ukuran butir (menurut William dalam Williams dkk, 1954 : 32) :
Halus : <>
Sedang : 1 5 mm
Kasar : 5 30 mm
Sangat Kasar : > 30 mm
Tekstur batuan beku yang umum adalah :
Phaneritic Granular
Bila butir mineral dapat dilihat dengan mata telanjang.
Aphanitic
Bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.
Porphyritic, dibedakan menjadi dua :
a. Phaneroporphyritic (porphyritic-phaneritic)
Bila butiran-butiran mineral yang besar (mineral sulung atau fenokris) dikelilingi
oleh mineral-mineral (masa dasar) yang butirnya berukuran lebih kecil yang mana
dapat dilihat dengan mata telanjang.
b. Porphyroaphanitic (porphyritic-aphanitic)
Bila butiran-butiran mineral sulung (fenokris) dikelilingi oleh masa dasar yang
aphanitic.
Gelas (glassy)
Bila batuan beku semata-mata tersusun oleh mineral gelas.
Fragmental
Bila batuan beku tersusun oleh fragmen-fragmen bauan beku hasil letusan (erupsi)
gunungapi.
C. Struktur
Sturuktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.
Macam-macam struktur :
1. Masif
Bila batuan pejal tanpa retakan maupun lubang-lubang gas.
2. Jointing
Bila batuan nampak mempunyai retakan.
3. Vesikuler
Bila batuan menpunyai lubang-lubang gas.
Ada beberapa macam, yaitu :
Skoriaan (scoriaceous), bila lubang banyak dan tidak saling berhubungan
umumnya dijumpai pada batuan beku basah.
Pumisan (pumiceous), bila lubang sangat banyak dan saling berhubungan,
umumnya dijumpai pada batuan beku asam.
Aliran (flow), bila da kesan orientasi sejajar baik oleh kristal-kristal maupun oleh
lubang-lubang gas.
Amigdaloidal, bila lubang-lubang gas pada batuan beku terisi oleh mineraineral
sekuder ( terbentuk setelah pembekuan magma).
D. Klasifikasi Batuan Beku
1. Klasifikasi Batuan Beku Menurut Fenton
Menurut buku The Rock Book karangan Fenton, Fenton membagi jenis-jenis
batuan beku berdasarkan beberapa hal, diantaranya:
1. Warna dan Komposisi Mineral Dominan
Berdasarkan warna dan komposisi mineral dominant, Fenton membagi menjadi 2
yaitu:
a. Berwarna Terang
Yang mana mengandung beberapa mineral iron-magnesian. Masih dibagi lagi
menjadi 3 bagian yaitu ortoklas dominant, ortoklas dan plagioklas hamper setara,
dan plagioklas dominant.
b. Berwarna Gelap
Yang mana banyak mengandung mineral iron-magnesian. Masih dibagi lagi
menjadi 2 bagian yaitu ada plagioklas dan tidak ada plagioklas.
2. Tekstur dan Letak Kedalaman Saat Batuan Membeku
Berdasarkan tekstur dan letak kedalaman, Fenton membagi jenis batuan
menjadi limabagian:
a. Butiran Kasar (Coarse Grained)
Mineral penyusun batuan ini kebanayakan dapat terlihat dengan mata telanjang.
Batuan jenis ini terbentuk didalam (intrusive). Batuan jenis ini memilki 2 jenis
tekstur yaitu porfiritik dan bukan porfiritik.
b. Butiran Padat atau Butiran Halus (Dense or Very Fine Grained)
Berbeda dengan Coarse-Grained, mineral pada jenis batuan ini cenderung sulit
terlihat oleh mata telanjang, karena begitu kecil dan halusnya. Batuan jenis ini
rata-rata membeku di permukaan bumi (ekstrusif). Ada juga yang membeku
didalam, tetapi tetap dekat permukaan (intrusive near surface). Batuan jenis ini
juga memiliki 2 jenis tekstur yaitu porfiritik dan bukan porfiritik.
2. Ukuran butir
A. Phaneritic : terlihat dengan mata telanjang.
- Kasar : diameter lebih dari 5mm.
- Sedang : diameter antara 1-5mm.
- Halus : diameter kurang dari 1mm.
B. Aphanitic : tidak terlihat dengan mata telanjang.
- Mikrokristalin : masing-masing terlihat dengan mikroskop.
- Kriptokristalin : terdiri dari butir-butir yang tak terlihat dengan mikroskop,tetapi
bentuknya kristalin.
- Glassy : sebagian besar terdiri dari struktur seperti
kaca/mengkilap.
3. Hubungan Antar Butir
A. Granular : terdiri dari butir-butir equidimensional / dengan
dimensi yang sama.
B. Equigranular : terdiri dari butir-butir dengan ukuran yang hampir
sama.
C. Granitic : hypidiomorphicgranular.
D. Porphyritic : terdiri dari butiran-butiran dengan satu atau lebih
ukuran, dengan groundmass yang lebih halus.
E. Diabasic : terdiri dari piroksen anhedral (atau amphibole),
terletak di antara plagioklas yang tak teridentifikasi.
F. Ophitic : terdiri dari plagioklas laths yang mendekati piroksen.
G. Pegmatitic : terdiri dari butir2 yang memperlihatkan kisaran
ukuran yang luas, tetapi jelas lebih besar dari batuan- batuan sebelumnya.
H. Aplitic : allotrimorphic-granular, sugary (berbutir halus).
permukaan
kristal (bentuk
1) Komposisi Mineral
- Potash feldspar > 2/3 feldpsar total
- Kuarsa > 10 %
- Mineral utama : hornblende, biotit, piroksen, muskovit.
- Mineral tambahan : sodic amphiboles, aegirine, cancrinite, sodalit, tourmaline.
2) Index Warna = 10
3) Tekstur
Granit memiliki tekstur Equigranular. Mineral-mineral yang terkandung di
dalamnya dapat dilihat langsung oleh mata.
a. Nama Batuan : Diorit
b. Deskripsi :
1) Komposisi Mineral
- Plagioklas > 2/3 feldspar total
- Potash feldspar <>
- Sodic plagioklas
- Kuarsa <>
- Mineral utama : hornblende, biotit.
- Mineral tambahan : sodic amphiboles, piroksen, feldspatoid.
2) Index Warna = 25
3) Tekstur
Diorit memiliki tekstur Equigranular sehingga mineral-mineral yang terkandung
di dalamnya dapat dilihat langsung oleh mata.
Kelebihan yang dimiliki klasifikasi batuan beku yang dibuat Russell B. Travis
adalah penyajian klasifikasi yang dibuat secara lengkap dan detail untuk setiap
batuan. Ditambah lagi apabila kita melihat tabel yang dibuat Russell B. Travis
sebuah batuan dapat dijelaskan secara rinci. Russell B.Travis juga membagi
komposisi mineral penyusun menjadi 2 yaitu mineral primer dan sekunder. Selain
itu Russell B. Travis membuat rincian warna yang lebih jelas karena dia
mencantumkan nomor indeks warna dari setiap batuan sehingga hal ini akan lebih
memperjelas kita saat mempelajari warna dari mineral penyusun batuan beku.
b. Kekurangan
Kekurangan yang dimiliki Russell adalah penyajian tabel yang terlalu detil dan
lengkap kadangkala membuat tabel ini sulit untuk dipelajari apalagi untuk diingat.
Padahal kita ketahui bahwa kita harus cepat dapat menyimpulkan nama sebuah
batuan saat kita menemukan sebuah batu yangada dilapangan tanpa harus
menunggu waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Skinner, Brian. 1979. Rocks and Rock Minerals. Canada: John Wiley and Sons.
Soetoto, Ir. 2001. Geologi Dasar. Yogyakarta: Unpublished.
Travis B.R. 1955. The Rock Book. Quarterly of The Colorado School of Mines.
Fenton. 1940. The Rock Book. New York: Doubleday Company, inc.
Hamblin, W.K, Howard, J.D. 1964. Physical Geology 3rd Editon. Minnesota:
Burgess Publishing Company.