Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan dan mengkaji permasalahan mengenai bagaimana
status stateless person Suku Talaud apabila ditinjau dari Undang-undang
kewarganegaraan dan bagaimana kewajiban pemerintah lewat peran Badan
Nasional Perbatasan dalam menyelesaikan permasalahan kewarganegaraan Suku
Talaud tersebut.
Artikel ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat deskriptif.Jenis
data sekunder meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tersier.Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah menggunankan pendekatan undangundang dan studi kepustakaan, instrumen yang dijadikan penelitian adalah
Undang-undang No. 6 Tahun 2011 tentang Kewarganegaraan.
Hasil dari artikel ini menunjukkan bahwa kawasan perbatasan bukan lagi
halaman belakang tetapi merupakan beranda depan Indonesia dimana banyak
permasalahan yang muncul salah satunya adalah stateless person dari Suku Talaud
yang tinggal di Filipina. Dengan dibentuknya Badan Nasional Pengelola
Perbatasan diharapkan dapat membantu koordinasi dengan Kementerian Lain
untuk menyelesaikan status kewarganegaraan ini untuk tujuan mensejahterakan
rakyat Indonesiadi perbatasan terutama Suku Talaud sendiri.
Kata kunci : Perbatasan, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Stateless Person.
ABSTRACT
This article describes and examines the problems regarding how the status
of stateless person of Talaus People in review of the Citizenship Act and how
State obligations through Badan Nasional Pengelola Perbatasan to resolves the
problems about the status of citizenship of Talaud People.
This article is normative legal research which is prescriptive. In nature the
data used in this article is secondary data including primary legal materials,
secondary and tertiary. Data collection techniques used is statute approach and
library study. Citizenship Act will be the main instrument to be considered.
The results shows that border area is no longer the backyard of the state but
the home front of Indonesia where many problems that appeared one of them is
stateless person of Talaud People that lived in Filipina. With establishment of
Badan Nasional Pengelola Perbatasan expected to help coordination with other
ministries to resolves this problem of status Citizenship of Talaud People for
purposes Indonesians welfare at the border area especially for Talaud People
itself in this problem.
Keywords : Border, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Stateless Person.
PENDAHULUAN
Perbatasan Negara menyandang status sangat strategis dan penting bagi
sebuah Negara. Dari perspektif pertahanan keamanan, perbatasan Negara
merupakan pagar paling depan penyangga masuknya anasir-anasir yang dapat
mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu,
pengamanan perbatasan menjadi satu keniscayaan yang tidak bisa ditawar- tawar.
Dari perspektif hubungan dan hukum internasional, perbatasan Negara
memiliki kompleksitas yang tinggi. Ketika dua negara menghadapi konflik satu
sama lain, penyelesaiannya tidak dilakukan malalui cara-cara tidak beradab
seperti agitasi dan perang. melainkan melalui proses diplomasi yang santun dan
produktif serta harus berlandaskan etika dan prinsip-prinsip hukum internasional.
Tidak sedikit permasalahan yang muncul mengenai perbatasan antar negara
yang masih terus diselesaikan.Permasalahan yang ada di perbatasan tidak selalu
mengenai batas wilayah antara negara, namun juga seringkali berhubungan
mengenai lintas batas negara yaitu imigrasi.
Dari permasalahan imigrasi yang ada di perbatasan antara IndonesisaFilipina yang menjadi perhatian secara khusus yaitu status kewarganegaraan orang
Talaud yang ada di Filipina. Mobilitas penduduk di wilayah perbatasan IndonesiaFilipina di Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, yang sudah terjadi sejak
sebelum abad ke 19 (http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Nusa_Utara).
Mobilitas ini terutama disebabkan karena adanya ikatan kekerabatan
penduduk dua wilayah ini yang menurut sejarah pernah disatukan dibawah satu
kerajaan, yaitu Kerajaan Kandhar.Karena itu, banyak ditemukan Orang Talaud
yang tinggal di wilayah Filipina Selatan sejak berabad-abad yang lalu, menikah
dengan
penduduk
asli
dan
berketurunan
disana
(http://m.kompasiana.com/post/read/439285/1/kisah-1000-warga-sangir-akankahberakhir-seperti-sipadan-ligitan).
Pada tahun 1956 Indonesia-Filipina membuat kesepakatan mengenai Border
Crossing Agreement yang mengatur mengenai mobilisasi yang sering dilakukan
oleh
kedua
warga
negara
yang
ada
di
kedua
negara
tersebut
(http://kaltim.tribunnews.com/2012/02/29/1.000-orang-sangir-filipina-terluntalunta-di-bitung).
untuk
adalah fakta hukum.Dari kedua hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan atau
conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2013:89-90).
Lokasi penelitian berada di Kedeputian Bidang Pengelolaan Batas
Wilayah
Negara
Badan
Nasional
Pengelolaan
Perbatasan
Republik
Indonesia.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer
dan data primer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Problematika orang Sapi (Sangir Philipines)
Menurut
Sekretaris
Daerah
Kabupaten
Talaud,
Djemi
Gagola,
mengenai
stateless
person
menjadi
perhatian
bagi
ini
tanpa
perlu
mengajukan
prosedur-prosedur
1956
Indonesia-Filipina
disebutkan
sebagai
berikut:
The Purpose of the Border Crossing System is to regulate the movement of the
inhabitants within the Border areas in order to prevent violation of laws of both
countries.
The Border Crossing Card-issuing stations as well as border crossing
entry and exit stations are located as follow:
a.
Indonesia
(2)
Miangas
(1)
Marore
(3)
Tarakan
b. Philippines
(2)
(1)
(3)
Bangao, Tawi-tawi
Dimana terdapat perlakuan khusus bagi setiap orang atau warga negara
yang ada di wilayah-wilayah yang disebutkan di atas untuk memudahkan
mobilisasi yang sudah ada sejak lama.Sehingga, harus ada perlakuan khusus yang
diberikan Pemerintah terhadap keturunan Talaud yang ada di Filipina supaya ada
status yang jelas untuk keturunan Talaud tersebut.Salah satu kekurangan dari
Perjanjian ini adalah tidak menyeluruhnya mengenai pengaturan yang dapat
dikatakan mengenai pelanggaran dari hukum tersebut.
Dimana salah satunya adalah mengenai status kewarganegaraan dari orang
Talaud yang ada di Filipina dan sudah bertahun-tahun menetap disana bahkan
telah menikah dan memiliki keturunan namun banyak juga yang statusnya masih
merupakan
warga
negara
Indonesia
jika
diliat
secara
keturunan
dan
keturunan
Suku
Talaud
tersebut
jika
belumlah
mendapatkan
hubungan
baik
dan
penyelesaian
pembaharuan
perjanjian
rentan karena tidak ada negara atau pertanggungjawaban langsung dari negara
dalam memberikan kesejahteraan kepada stateless person terutama dalam hal ini
Keturunan Talaud.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penulisan artikel ilmiah ini, tak lupa penulis ungkapkan ucapan
terima kasih kepada para pihak yang membantu penulisan artikel ilmiah, adapun
kemudian ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Pranoto, S.H., M.H. selaku Ketua Gugus Kegiatan Magang
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Ibu Sasmini, S.H.,LL.M. selaku Dosen Pembimbing Penulis dalam
Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa dalam bentuk Artikel Ilmiah;
3. Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara Badan Nasional
Pengelola Perbatasan Republik Indonesia beserta jajarannya selaku mitra
Kegiatan Magang Mahasiswa Periode XVI Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta;
DAFTAR PUSTAKA
Buku, Slide dan Artikel
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, 2013, Jakarta, Kencana
Prenada Media Grup.
Perundang-undangan
Undang Undang No.43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.
Border Crossing Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah
Filipina tahun 1956.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan Sony Soemarsono, dalam kegiatang magang di Badan
Nasional Pengelola Perbatasan, Jumat, 24 Januari 2014
Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Nusa_Utara.
http://regional.kompas.com/read/2011/12/02/2230304/Status.Orang.Sangir.di.Fili
pina.Diminta.Dituntaskan
http://kaltim.tribunnews.com/2012/02/29/1.000-orang-sangir-filipina-terluntalunta-di-bitung
http://m.kompasiana.com/post/read/439285/1/kisah-1000-warga-sangir-akankahberakhir-seperti-sipadan-ligitan
http://manado.antaranews.com/m/berita/16426/sekitar-5000-warga-talaudmenetap-di-filipina
10