Вы находитесь на странице: 1из 3

Material and Methods

Jurnal : Katarak Senilis Imatur Pada Wanita Umur 84 Tahun Oleh


Amindyta O. , Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kutipan :
Katarak senilis adalah katarak yang berkaitan dengan usia, penuruna
penglihatan, dengan karakteristik penebalan lensa yang terjadi secara terusmenerus
dan progresif (Victor et al., 2006). Katarak senile umumnya dibagi
menjadi 4 stadium yaitu:
1. Stadium insipien
2. Stadium imatur
3. Stadium matur
4. Stadium hipermatur
Pada katarak insipien kekeruhan lensa ringan, cairan lensa, iris, bilik mata,
sudut bilik mata normal, shadow test negatif. Pada katarak Imatur kekeruhan
hanya pada sebagian lensa, cairan lensa bertambah, iris terdorong ke depan, bilik
mata depan dangkal, sudut bilik mata sempit, shadow test positif. Pada katarak
matur telah terjadi kekeruhan pada seluruh lensa, cairan lensa, iris, bilik mata,
sudut bilik mata normal, shadow test negatif. Pada katarak imatur kekeruhan lensa
masif, cairan lensa berkurang, iris termulans, bilik mata depan dalam, sudut bilik
mata terbuka, shadow test pseudops (Ilyas, 2005). Terjadinya katarak senilis berkaitan dengan
faktor lingkungan seperti sinar ultra violet, obat-obatan (kortikosteroid, thiazid, dan
penotiazin), penyakit sistemik seperti diabetes melitus, dan makanan (Shinha et al., 2009).
Katarak senilis pada penyakit sistemik misalnya darah tinggi dapat disebabkan oleh
karena terjadinya perubahan formasi struktur protein kapsul lensa sehingga menyebabkan
peningkatan permeabilitas membran dan akhirnya terjadi peningkatan tekanan
intraokular. Katarak yang terjadi pada diabetes melitus disebabkan karena adanya
perubahan glukosa menjadi sorbitol melalui jalur poliol, sehingga sorbitol
menumpuk di dalam lensa dan menyebabkan kekeruhan pada lensa (Pollreisz,
2010). Sinar ultraviolet dapat menyebabkan katarak dengan terjadinya
penghancuran lensa secara perlahan Semakin meningkatnya usia maka semakin
tinggi asam karbon, asam lemak, asam linolenat, zat-zat tersebut dapat menumpuk
pada lensa dan menyebabkan kekeruhan pada lensa (Shinha et al., 2009).
Kasus :
Ny. N, usia 80 tahun, datang ke Rumah Sakit Daerah Ahmad Yani Metro
(RSUDAY) bersama anaknya dengan penglihatan kabur seperti melihat asap.
Keluhan disertai silau jika melihat cahaya. Keluhan seperti ini dirasakan sejak
satu tahun yang lalu, namun dua bulan terakhir keluhan dirasakan semakin
memberat, susah melihat, membaca, dan silau jika melihat cahaya. Riwayat
keluhan seperti ini sebelumnya tidak ada. Riwayat darah tinggi, kencing manis,
dan jantung pada penderita dan keluarga disangkal. Riwayat konsumsi alkohol
dan rokok disangkal.
Pada pemeriksaan fisik tanggal 23 April 2012 didapatkan keadaan kompos mentis,
keadaan umum tampak sakit sedang, status gizi baik nadi: 80 x/menit, regular, tekanan darah
120/70mmHg, temperatur 37,20C, respirasi 16 x/menit. Pemeriksaan mata, pada konjungtiva
palpebra tidak pucat, sklera tidak kuning, iris bewarna coklat, refleks cahaya di kedua mata
positif, lensa mata kiri dan kanan keruh, shadow test pada mata kiri dan kanan positif, tidak
ada edema

palpebra, pada pemeriksaan THT, hidung terdapat sekret di kedua mukosa hidung.
Pemeriksaan thoraks tampak simetris, suara nafas vesikuler, ronkhi tidak ada, suara mengi
(wheezing) tidak ada. Suara jantung S1 dan S2 tunggal, murmur dan gallop tidak ada.
Pemeriksaan abdomen tidak tampak distensi, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba.
Pemeriksaan ekstremitas dingin, tidak ditemukan edema dan sianosis. Pada pemeriksaan
rangsang meningeal tidak ada kelainan. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 April
2012 didapatkan GDS 140 gr/dl, leukosit 6700/ul. Pada pemeriksaan oftamologi di dapatkan
visus 6/30 pada mata kanan dan 6/30 pada mata kiri, tidak ditemukan eksoftalmus,
endoftalmus, nistagmus, strabismus, hiperemi dan edem. Terdapat kekeruhan sebagian pada
ke dua lensa mata. Shadow test positif pada ke dua lensa mata.
Review :
Pada bagian material, penulis dengan baik menjelaskan tentang penyakit katarak
senilis, yaitu katarak yang timbul berkaitan dengan usia, sehingga menyebabkan penurunan
penglihatan. Selain itu, penulis juga menjelaskan stadium-stadium katarak senile, yang terdiri
dari stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur. Adapun cara membedakannya yaitu
dengan menggunakan shadow test, disinilah kekurangan dari jurnal ini, penulis tidak
menjelaskan detil dari shadow test, sehingga jika orang yang tidak paham pengetahuan klinis
menjadi tidak mengerti. Shadow test (Tes Bayangan) adalah suatu tes yang bertujuan untuk
mengetahui derajat kekeruhan lensa. Dasar pemeriksaan adalah makin sedikit lensa keruh
pada bagian posterior maka makin besarbayangan iris pada lensa yang keruh tersebut, sedang
makin tebal kekeruhan lensa makin kecil bayangan iris pada lensa. Alat yang digunakan
adalah lampu sentolop dan loup. Tehniknya adalah sentolop disinarkan pada pupil dengan
membuat sudut 45 dengan dataran iris, dengan loup dilihat bayangan iris pada; lensa yang
keruh.
Penilaiannya :
a. Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil berartilensa
belum keruh seluruhnya (belum sampai ke depan); ini terjadi pada katarak immatur,
keadaan ini disebut shadow test (+).
b. Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terdapat pupil berarti lensa sudahkeruh
seluruhnya (sampai pada kapsul anterior) terdapat pada katarak matur,keadaan ini disebut
shadow tes(-).
c. Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak jauhdi
belakang pupil, sehingga bayangan iris pada lensa besar dan keadaan ini
disebutpseudopositif.
Pada bagian kasus, metode yang digunakan yaitu dengan memeriksa keadaan fisik terutama
mata, menggunakan beberapa tes kesehatan dan faktor fisiologis lainnya. Tetapi dalam hal
ini, sampel hanyalah satu orang yaitu Ny. N. Sebaiknya terdapat data yang menunjukkan
sampel yang lebih banyak, sehingga cakupan penelitian lebih luas.

Jurnal : Faktor Risiko dan Upaya Pencegahan Katarak pada Kelompok


Kerja Oleh Lusianawaty Tana.
Kutipan :
Gejala dan Tanda Katarak :
Faktor Intrinsik Usia. Hubungan katarak dengan proses ketuaan telah diketahui
sejak dulu. Usia dikatakan merupakan faktor risiko utama terjadinya katarak.

Lensa berpartisipasi pada pertumbuhan umunisitologi dan metabolik yang terjadi pada
proses ketuaan. Adanya peubahan lensa mungkin merefleksikan perubahan yang terjadi.
Apabila katarak terjadi di usia muda, maka kemungkinan ada faktor lain yang berperan.
Katarak senilis merupakan suatu penyakit idiopatik, umumnya terjadi pada usia diatas
50 tahun, prevalensinya cenderung meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Pada
kelompok usia 60 tahun, diperkirakan searuhnya mengalami kekeruhan lensa dan pada
kelompok usia 80 tahun/lebih tua, hampir seluruhnya mempunyai kekeruhan lensa.
Penelitian lain melaporkan pada usia 55-64 tahun didapatkan hampir 40% dengan kekeruhan
lensa dan 5% dengan katarak penuh, pada usia 65-74 tahun didapatkan 70% dengan
kekeruhan lensa dan 18% dengan katarak penuh. Pda usia 79-84 tahun lebih dari 90%
dengan kekeruhan lensa dan hampir separuhnya dengan katarak penuh.
Pekerja yang Beresiko Katarak Pekerja yang beresiko katarak adalah pekerja yang
terpajan oleh faktor-faktor yang merupakan risiko katarak di lingkungan kerjanya. Sebagai
contoh pekerja yang terpajan radiasi sinar pengion antara lain adalah pekerja bidang energi
atorm, awak pesawat terbang, operator elektron mikroskop, operator fluoroskopi, ahli
radiologi. Pekerja yang terpajan radiasu UV intensitas tinggi, yang terutama terjadi akibat
bunga api yang berasal dari proses pengelasan ataupun radiasi lampu UV secara langsung
dan tidak langsung. Pekerja diluar gedung dan terpajan radiasi UVB dari sinar matahari.
Review :
Telah dijelaskan bahwa faktor internal yang dapat membuat seseorang mengidap
katarak yaitu usia (penuaan). Pada jurnal ini, penulis sangat baik dalam memisahkan
kelompok umur dan prevalensinya terhadap katarak. Umumnya pada lansia, telah terjadi
perubahan lensa yang rentan akan terjadi kekeruhan baik separuh atau seluruhnya.
Dijelaskan pula pada sampel yang diteliti, berupa macam-macam pekerja, dan faktor
eksternal yang mencakup penyebab katarak adalah lingkungan kerja yang terpapar oleh sinar
baik yang dipancarkan oleh matahari maupun alat/bahan.
Kekurangannya yaitu penulis tidak mengapa sinar-sinar tertentu dapat mempengaruhi
lensa dan menyebabkan katarak. Disini penulis hanya menekankan data dan sampel berupa
hubungan pekerja dan lingkungan kerjanya yang rentan akan penyakit katarak.

Вам также может понравиться