Вы находитесь на странице: 1из 36

Tugas Mandiri I

Mata Kuliah : Micro Teaching


Dosen Pengampu : Tuti Siadari,M.Pd

Rio Mardani
Suhardi
NPM :
12.05.0.104

KELAS C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAN

20

A. MODEL PEMBELAJARAN
a. Bagan Model Pembelajaran

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Cooperativeintrerated reading and composition (CIRC)


Team Accelereted Instruction (TAI)
KELAS RENDAH
CRole playing
Thalking stick
Bertukar pasangan
Snowball throwing
Student facilitator and explaning
Couse revenue horay
ooQuantum learning
Quaide inquiry
Quantum teaching
Quantum learning
Modified inquiry
pQuaide inquiry
Modified inquiry
Quantum teaching
Free inquiry
Free inquiry
Role playing
Inquiry role approach
KELAS TINGGI
Inquiry role approach
Thalking stick
Invitation
into
inquiry
Invitation into inquiry
StudentPictorial
Teams riddle
Achievement Division (STAD)
Bertukar pasangan
Pictorial riddle
Group
investigation
Symectics lesson
Symectics
lesson
Snowball throwing
Value clarification
Jigsaw
Value clarification
Student facilitator and
osition (CIRC)Student Teams Achievement Division (STAD)
Structural Approach
Group investigation
Couse revenue horay
Jigsaw
Structural Approach

Ceramah
Pakktek dan latihan
Ekspositori
Demonstrasi
Questioner
mencongak

Rio Mardani Suhardi . NPM :


explaning
12.05.0.104
Ceramah
Pakktek dan latihan

Questioner
mencongak
TPembelajaran berdasarkan proyek
Pembelajaan berdasarkan pengalaman
Pembelajaran otentik
Pembelajaran bermakna
eam Accelereted Instruction (TAI)

20

b. Model model pembelajaran dan langkah langkahnya


Berikut merupakan model model pembelajaran beserta langkah langkahnya :
1.

Model Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)


Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada
ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara
pembelajaran langsung . Langkah-langkahnya adalah menyiapkan siswa,
sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri,
dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori
(ceramah-bervariasi).
Sintaknya :

No.
1

Langkah-langkah
Menjelaskan tujuan pembela-jaran

Peran Guru
Guru menjelaskan TPK, informasi latar bel

dan mempersiapkan siswa

pembelajaran, pentingnya pelajaran dan memo

Mendemonstrasikan pengetahuan

siswa

atau keterampilan

Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan

Membimbing pelatihan

atau memberi informasi tahap demi tahap

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pel


3

Menelaah pemahaman dan

awal

memberikan umpan balik

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil mela

tugas dengan baik dan memberikan umpan balik


Memberikan

kesempatan

untuk Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pel

pelatihan dan penerapan


5

lanjutan, khusus penerapan pada situasi kompleks


kehidupan sehari-hari.

2. Model

Pembelajaran

Kooperatif

(CL,

Cooperative

Learning).

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan


dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa
dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,
pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
berinteraksi, komunikasi, sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari
hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
Jadi model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut
teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap
anggota kelompok terdiri dari 4 5 orang, siswa heterogen (kemampuan,
gender, karakter), ada kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab
hasil

kelompok

berupa

laporan

atau

presentasi.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah informasi, pengarahan,


strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil
kelompok, dan pelaporan.
1

Menyampaikan tujuan dan

Guru menyampaikan tujuan

memotivasi siswa

pembelajaran yang ingin dicapai dan


memberi motivasi siswa agar dapat
belajar dengan aktif dan kreatif

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa


dengan cara demonstrasikan atau lewat
bahan bacaan

Mengorganisasikan siswa

Guru menjelaskan kepada siswa

dalam kelompok-kelompok

bagaimana caranya membentuk


kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Membimbing kelompok

efisien
Guru membimbing kelompok belajar

bekerja dan belajar

pada saat mereka mengerjakan tugastugas

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang


materi yang dipelajari dan juga terhadap
presentasi hasil kerja masing-masing
kelompok

Memberi penghar-gaan

Guru mencari cara-cara untuk


menghargai upaya atau hasil belajar
individu maupun kelompok

3. Model

Pembelajaran

Kooperatif

tipe

STAD

(Student

Achievement

Teams

Division)

STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan langgkahnya:


pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajarLKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi
diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau
kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
1

Langkah 1

Guru menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara


klasikal (paling sering menggunakan model pembelajaran

Langkah 2

langsung,
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (setiap
kelompok terdiri dari 4 6 siswa yang heterogen, baik dari

Langkah 3

segi kemampuan, agama, jenis kelamin, atau lainnya).


Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi
(saling bantu membantu untuk memperdalam materi yang

Langkah 4

sudah diberikan)
Guru memberikan tes individual, masing-masing
mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu membantu diantara
anggota kelompok.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Langkah 5

Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan


perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar ke
skor kuis (cara penilaian akan dijelaskan di akhir bab ini)

4.

Model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw


Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan
langkahnya seperti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat
kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa
bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok
bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat
kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja
sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksnaan tutorial pada
kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi.

Langkah langkahnya :
a.

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok


asal, setiap kelompok terdiri dari 4 6 siswa dengan kemampuan yang
heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih dan
mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5 materi/topik)
- Misal 1 kelas: 40 anak
- Ada 5 topik yang akan
dipelajari
- Kelompok asal ( 40:5 = 8
kel.)

Kelompok Asal

b.

Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya , mereka


langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih. Ilustrasinya
adalah sebagai berikut:

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

c. Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi) tentang materinya


masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali lagi ke
kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka
pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

d. Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu
memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli
maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan
optimal.
e. Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai
menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok ahli, guru
memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan secara
individual.
f. Nilai dari pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar pemberian
nilai penghargaan untuk masing-masing kelompok. Teknik

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab


pembelajaran kooperatif ini.
5. Model

Pembelajaran

Kooperatif

tipe

think

Pair

and

Share

Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan langkahnya


adalah guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan
siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku
(think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor
perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Langkah langkahnya :
Guru mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
Guru membrikan soal yg dikerjakan siswa berdasar persyaratan soal
sebagai problem.
Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
Guru memberi kesimpulan
Penutup

6.

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) yaitu :


Langkah pertama :

Review

dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,

membahas tugas yang diberikan /pekerjaan rumah.

Langkah kedua :Pengembangan

penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu

penjelasan tentang diskusi, demonstrasi, dengan contoh kongkret yang


sifatnya piktoral dan simbolik.

Langkah ketiga : Latihan Terkontrol

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

siswa merespon soal

guru mengamati

belajarnya kooperatf

Langkah keempat

: Seatwork

siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep

Langkah kelima : Pekerjaan Rumah

7.

Tugas membuat pekerjaan rumah.

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing ( Discovery learning )


Langkah yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran

adalah sebagai

berikut :

Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data


secukupnya. Perumusan

harus jelas, hindari pernyataan yang

menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh siswa tidak


salah.
Dari

data

yang

diberikan

guru,

siswa

menyusun,

memproses,

mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Bimbingan guru dapat


diberikan sejauh yang di perlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah
siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaanpertanyaan, atau lembar kerja siswa (work sheet).
Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan
Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan
untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju
arah yang hendak dicapai.
Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur teresbut,
maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk
menyusunnya.
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan
soal latihan atau soal tambahan.
8. Belajar Inkuiri (inquiry learning)

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Belajar inkuiri dasarnya adalah pemecahan masalah-Inkuiri lebih


menekankan pada proses

investigasi masalah, berarti di sini tidak

memerlukan pemecahan masalah. Bila pada belajar diskoveri ada pola


pemecahan ilmiah yang harus diikuti, pada inkuiri tidak ada pola tertentu
yang ditetapkan. Peserta didik yang berbeda, mungkin akan menggunakan
strategi yang berbeda pula dalam memperoleh informasi yang berkaitan
dengan masalah. Di sini kemungkinan peserta didik menggunakan
pendekatan intuitif dalam memecahkan masalah.
Prosedur belaiar inkuiri dimulai dengan mengidentifikasi masalah. Inkuiri
sangat dekat dengan diskoveri, dalam arti proses pemilihan masalah sama
dengan diskoveri, yaitu: diskoveri terbimbing, diskoveri yang dimodifikasi,
dan diskoveri terbuka. Pada inkuiri tidak ada preskripsi atau prosedur
pemecahan tertentu yang ditetapkan. Keputusan tentang strategi pemecahan
masalah juga dapat terbimbing, dimodifikasi, atau terbuka. Dalam belajar
inkuiri, tekanan pada proses untuk mendapatkan solusi, bukan pada solusi itu
sendiri. Peserta didik menerapkan strategi sendiri.
Keberhasilan inkuiri tidak tergantung pada pencapaian kesimpulan yang
ditetapkan sebelumnya.Untuk melaksanakan kegiatan belajar jenis ini,
diperlukan pengalaman personal yang tinggi bagi keterlibatan individu.
Individu diberi kesempatan mengaplikasikan kemampuannya secara total,
9.

dengan mempertimbangkan talenta ide, skill, yang dimiliki.


Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model
pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari
kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif,
terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar
siswa

dapat

berpikir

secara

optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis),


interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Fase
1

Indikator

Kegiatan Guru

Orientasi siswa kepada

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

masalah

menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi


siswa terlibat aktif dan kreatif dalam aktivitas

Mengorganisasikan

pemecahan masalah yang dipilihnya


Guru membantu siswa mendefinisikan dan

siswa untuk belajar

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan


dengan masalah tersebut

Membimbing

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

penyelidikan individual

informasi yang sesuai dan melaksanakan

maupun kelompok

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan

Mengembangkan dan

pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyajikan hasil karya

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,


video, dan model dan membantu mereka untuk

Menganalisis dan

berbagi tugas dengan temannya


Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

mengevaluasi proses

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan

pemecahan masalah
proses-proses yang mereka gunakan
10. Model pembelajaran Problem posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan
masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah
menjadi bagian-bagian yang lebih simpel sehingga mudah dipahami.
Langkahnya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan,
meminimalisasi tulisan dan hitungan, mencari alternatif, menyusun
soal/pertanyaan.
Prinsipnya:mewajibkn siswa untuk mengjukan soal sendiri melalui belajar
soal secara mandiri.
Sintaknya
a.

guru menjelaskan materi pelajaran, alat peraga disarankan.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

b.

.memberikn latihan soal secukupnya.


c. siswa mengajukan soal yang menantang,& dapat menyelesaikan. Bisa secara
kelompok.
d. pertemuan berikutnya, guru menyuruh siswa menyajikan soal temuan di
depan kelas.

e.

guru memberikan tugas rumah secara individual


11. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen,
tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas,
setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi.
Usahakan diamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa
kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan
seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap
terbuka, ramah , lembut, dan santun. Setelah selesai kerja kelompok sajikan
hasil

kelompok

sehingga

terjadi

diskusi

kelas.

Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa


pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang
pembagian rapor. Langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi
pokok materi dan mekanisme kegiatan
b. Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja
ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa
dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja keX ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa
yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
c. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu
soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk
jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa nmngerjakan lebih dari
satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor
turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

pada tiap meja tunamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan
sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
d. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketigakeempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen
sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja
turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi
oleh siswa dengan gelar yang sama.
e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor
individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
12. Model Pembelajaran Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak
rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah
mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau
algoritma). Langkahnya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria
di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan
yang

disajikan,

siswa

mengidentifikasi,

mengeksplorasi,menginvestigasi,

menduga, dan akhirnya menemukan solusi.


syarat (siswa)
a. Memlki prasyarat untk mngrjakn soal tsb.
b. Belum tahu cara pmchan soal tsb.
c. Soal terjangkau
d.

Siswa mau dan berkehendak untk menyelesaikan soal tsb

Langkah guru
a. Guru mengjarkn materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
b. Dngan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
c. Guru membrikn soal yg dikerjakan siswa brdsar persyaratan soal sbgai
problem.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

d. Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.


Ada tiga tingkat problem solving yang digambarkan sebagai berikut:
Tingkat
Mengidentifikasi

I
Dimunculkan

II
Dimunculkan

masalah

oleh guru atau oleh guru atau

oleh peserta

Proses pemecahan

buku teks
Ditetapkan

didik
Ditetapkan

masalah

oleh guru atau oleh peserta

oleh peserta

Penetapan solusi

buku teks
Ditentukan

didik
Ditentukan

didik
Ditentukan

alternatif

oleh peserta

oleh peserta

oleh peserta

didik

didik

didik

buku teks
Ditetapkan

III
Dimunculkan

13. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual


1. Konstruktivisme

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru


berdasar pada pengetahuan awal

Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan


menerima pengetahuan

2. Inquiri (menemukan)

Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman

Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis

3.Questioning (bertanya)
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir siswa
Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

4. Learning Community (masyarakat belajar)


Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar
Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri
Tukar pengalaman
Berbagi ide
5. Modeling (pemodelan)
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan
belajar
Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
6. Authentic Assesment (penilaian yang sebenarnya)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa

Penilaian produk (kinerja)

Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

7. Reflection (refleksi)

Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari

Mencatat apa yang telah dipelajari

Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok

14. Model Pembelajaran Example Non Example


Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru
siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi,
presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN
KD
Langkah-langkah :

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran


2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan

15. Langkah Model Pembelajaran Role Playing


Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
kbm
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum


10. Evaluasi
11. Penutup
16. Model Pembelajaran Group Investigation
Model koperatif tipe GI dengan langkah-langkah: Pengarahan, buat
kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan
investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar
kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di
dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak
guru dan staf sekolah), pengoalahan data penyajian data hasil investigasi,
presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil
kuis dan berikan reward.

Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu
kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok
lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif berisi penemuan
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

17. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition


(CIRC)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan
menulis secara koperatif kelompok. Langkahnya adalah: membentuk
kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan
sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian,
menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian
menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
18. Realistik

(RME,

Realistic

Mathematics

Education)

Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di


Belanda dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep dan
aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal
(tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam
menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reorganisasi
matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika).
Prinsip

RME

adalah

aktivitas

(doing)

konstruksivis,

realitas

(kebermaknaan proses dan aplikasi), pemahaman (menemukan informal


dalam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter twinment
(keterkaitan interkoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai
aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

19. Model

Pembelajaran

Problem

Terbuka

(OE,

Open

Ended)

Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran


yang

menyajikan

permasalahan

dengan

pemecahan

berbagai

cara

(flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency).


Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas,
kognitif tinggi, kritis, komunikasi, interaksi, sharing, keterbukaan, dan
sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode,
cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban yang
berbeda. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses
mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih
mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir,
keterbukaan,

dan

ragam

berpikir.

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik


(gunakan gambar, diagram, tabel), kembangkan permasalahan sesuai dengan
kemampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan
rencana

bimbingan

Langkahnya

(sedikit

adalah

demi

menyajikan

sedikit

dilepas

masalah,

mandiri).

pengorganisasian

pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan


pengarahan, membuat kesimpulan.
20. Model
Pembelajaran

Probing-prompting

Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru


menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan sikap siswa
dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep,

prinsip, aturan menjadi

pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.


Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan
menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus
berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran,
setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan
terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi
kondisi tersebut, guru hendaknya memberi serangkaian pertanyaan disertai

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum,
dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria.
Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah
adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
21. Model
Pembelajaran
Bersiklus
(cycle

learning)

Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara


bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiris),
dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali
pengetahuan prasyarat, eksplnasi berarti menggenalkan konsep baru dan
alternatif pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam
konteks yang berbeda.
22. Model
Pembelajaran

Reciprocal

Learning

Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran


harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat,
berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mengemukan
bahawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum,
bertanya,

representasi,

dan

hipotesis.

Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan


cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok
mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
23. Model Pembelajaran SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa
belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah
SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan
tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan
melakukan. Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan
melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan pendapat, dan menaggapi. Visualization yang bermakna
belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan
Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan
kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran
dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan


masalah, dan menerapkan.
24. Model Pembelajaran VAK

(Visualization,

Auditory,

Kinestetic)

Model pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan


memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan kata lain manfaatkanlah
potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya.
Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatik
ekuivalen dengan kinesthetik.
25. Model Pembelajaran AIR

(Auditory,

Intellectualy,

Repetition)

Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah
pada repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan,
pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
26. Model
Pembelajaran
TAI
(Team
Assisted
Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam
Kelompok (BidaK) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung
jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun
pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi antara
guru dan siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen
dan berikan bahan ajar berupa modul, (2) siswa belajar kelompok dengan
dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar
jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok
dan refleksi serta tes formatif.
27. Model
NHT

Pembelajaran

NHT

(Numbered

Head

Together)

adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan

langkahnya: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki


nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok
sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap
siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja
kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai
tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat
skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

28.

Model

Pembelajaran

MEA

(Means-Ends

Analysis)

Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan


pemecahan masalah dengan langkah-langkah: sajikan materi dengan
pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristik, elaborasi menjadi subsub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub
masalah sehingga terjadi koneksivitas, pilih strategi solusi
29. Model
Pembelajaran
CPS
(Creative
Problem

Solving)

Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah


melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Langkahnya adalah: mulai dari fakta
aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan,
identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga
muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.
30. Model
Pembelajaran
TTW
(Think
Talk
Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan
(menyimak,

mengkritisi,

dan

alternative

solusi),

hasil

bacaannya

dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan


hasil presentasi. Langkahnya adalah: informasi, kelompok (membaca,
mencatat, menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
31. Model Pembelajaran TS-TS (Two Stay

Two

Stray)

Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan


dan pengalaman dengan kelompok lain. Langkahnya adalah kerja
kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap
di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja
kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.
32. Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Refleting,
Extending)
Langkahnya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0)
organisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali,
mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas,
menggunakan, dan menemukan.
33. Model Pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

peta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan
belajar secara seksama-cermat, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci,
Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana, darimana)
tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan
cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan
(cartat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
34. Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite,
Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur
Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan
membayangkan konteks aktual yang relevan.
35. Model Pembelajaran MID (Meaningful

Instructionnal

Design)

Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan makna belajar dan


efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara
konseptual kognitif-konstruktivis. Langkahnya adalah (1) lead-in dengan
melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman,
dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar;
(3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep
36. Model Pembelajaran KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini,
Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar,
ambil pemaknaan (mengetahui, memahami, menggunakan, dan memaknai),
sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, ajukan pengujian
pemahaman, dan introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.
37. Model Pembelajaran CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan
dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilikinya
untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubrik dengan
penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not
sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.
38. Model Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah


dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya
masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa.
Selanjutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan
gap

yang

menyebabkan

munculnya

masalah

tersebut.

Langkahnya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentatif, pertimbangan


solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih.
Langkah penyelesai masalah sebagai berikut: menuliskan pernyataan
masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah
yang telah direvisi, mengidentifikasi kausal, imoplementasi solusi,
identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan
implementasi solusi utama.
39. Model Pembelajaran DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan,
penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas
dan kerja kelompok. Langkahnya adalah: persiapan, pendahuluan,
pengemabangan, penerapan, dan penutup.
40. Model Pembelajaran IOC (Inside Outside Circle)
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan
lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi
informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur. Langkahnya adalah: Separu dari sejumlah siswa
membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk
lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar
kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan
seterusnya.
41. Model Pembelajaran Tari Bambu
Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan
pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Langkahnya adalah:
Sebagian siswa berdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa pertama,


siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan, siswa yang
berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya,
dan kembali berbagai informasi.
42. Model Pembelajaran Artikulasi
Artikulasi adalah model pembelajaran dengan langkah-langkah:
penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan
sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima
kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil
diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
43. Model Pembelajaran Debat
Debat adalah model pembalajaran dengan langkahnya adalah:
siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca
materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian
presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian
ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu seterusnya secara bergantian,
guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola
perlu.
44. Model Pembelajaran Talking Stick
Langkah-langkah pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat,
sajian materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru
mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang
kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan
kepada siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya,
guru membimbing kesimpulan, refleksi, dan evaluasi.
45. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Langkahnya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk
kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu
di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan
dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara
bergantian, penyimpulan, refleksi dan evaluasi
46. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi,


siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya,
kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
47. Model Pembelajaran Course Review Horay
Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya
jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor
sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang
nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal
yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan
siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian
reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
48. Model Pembelajaran Demostration
Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan
media atau eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian
gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi
untuk

tiap

kelompok,

menunjuk

siswa

atau

kelompok

untuk

mendemonstrasikan bagiannya, diskusi kelas, penyimpulan dan evaluasi,


refleksi.
49. Model Pembelajaran Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya
algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Langkahnya
adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan
ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek
pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
50. Model Pembelajaran Scramble
Langkahnya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar,
buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan
kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok
mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
51. Model Pembelajaran Pair Checks
Siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang
menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran
jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
52. Model Pembelajaran Make-A Match

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan/permasalahan dan


kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan
sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu
jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat
nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya
pembelaarn seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
53. Model Pembelajaran Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal
siswa. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan
terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai
alternatif jawaban, presentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat
kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
54. Model pembelajaran Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar
kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar
sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru
menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan
refleksi.
55. Model pembelajaran Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi
bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian
hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran,
penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
56. Model pembelajaran LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan
dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving)
dengan kata tanya apa masalahnya, adakah alternatif, apakah bermanfaat,
apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Langkahnya
adalah: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.
57. Model Pembelajaran Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive
questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining
mastery, Verivication, Enrichment. Langkahnya adalah sajian pertanyaan

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya, balikan, perbaikan,


pengayaan, interaksi.
58. Model Pembelajaran Generatif
Bagi generatif adalah konstruksivisme dengan langkahnya adalah
orintasi-motivasi,

pengungkapan

ide-konsep

awal,

tantangan

dan

restruturisasi sajian konsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi


59. Model Pembelajaran Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan
pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Langkahnya
adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus, siswa membuat
catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya, peta konsep, bahasa khusus,
tanya jawab dan refleksi
60. Model Pembelajaran Complette Sentence
Pembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan
langkahnya: sisapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum
lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru
membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraf yang kaliatnya
belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.
61. Model Pembelajaran Concept Sentence
Prosedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi,
membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai
materi bahan ajar, tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan kata
kunci, presentasi.
62. Model Pembelajaran Time Token
Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan
mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas
untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan
(1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada
kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.
63. Model Pembelajaran Take and Give
Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan
langkah-langkah, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa - bahan
belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi,
pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan
saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa
lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi
64. Model Pembelajaran Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa
secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa pemecahan
masalah. Langkahnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan
analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan soal tes bentuk super item,
yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan
hipotesis.
65. Model Pembelajaran Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang
berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Langkahnya adalah
pembelajaran

ekspositori,

koperatif-inkuiri-solusi-workshop,

virtual

workshop menggunakan computer-internet.


66. Model Pembelajaran Treffinger
Pembeajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan
siap. Langkahnya: keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide
kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan
masalah

secara

mandiri

melalui

pemanasan-minat-kuriositi-tanya,

kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.


67. Model Pembelajaran Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja
individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Langkahnya
adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksadinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa
lagi, lima kali salah guru membimbing.
68. Model Pembelajaran Quantum
Quantum learning berakar

dari

upaya

Lozanov

dengan

eksperimennya tentang suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti


dapat mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun
mernberikan sugesti positif atau negatif. Beberapa teknik yang digunakan
untutk memberikan sugesti positif adalah:
a. mendudukkan peserta didik secara nyaman
b. memasang musik latar di dalam kelas
c. meningkatkan partisipasi individu

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

d. menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil


menonjolkan informasi
e. menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pengajaran
sugestif
Quantum teaching adalah orkestrasi belajar dengan meriah dan dengan
segala nuansa. Dengan kata lain quantum teaching adalah pengubahan bermacammacam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar (De Porter,
Reardon,

Nourie,

dalam

Sri

Anitah).

Quantum

teaching

menciptakan

pembelajaran yang bergairah dan menyenangkan. Seperti halnya seorang


konduktor simfoni yang piawai menghasilkan sajian terbaik dari setiap musisi,
setiap inskumen, dan bahkan dari ruang konser.
Sesuai dengan paradigma yang mendasarinya (konstruktivistik), maka
pembelajaran

quantum

mengedepankan

unsur-unsur:

kebebasan,

santai,

menakjubkan, menyenangkan, dan menggairahkan. Indikator keberhasilan


pembelajaran quantum adalah peserta didik sejahtera. Peserta didik dikatakan
sejahtera kalau aktivitas belajar menyenangkan dan menggairahkan
Kunci keunggulan pembelajaran quantum
Ada 8 kunci keunggulan yang ditumbuhkan melalui pembelajaran quantum, yaitu:
1.

Integritas: bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh, menyelaraskan

2.

nilai-nilai dengan perilaku.


Kegagalan awil kesuksesan : memahami bahwa kegagalan
hanyalah pemberian informasi

yang dibutuhkan untuk sukses. Kegagalan

itu tak ada, yang ada hanya hasil dan umpan balik. Semuanya dapat
3.

bermanfaat jika tahu cara menemukan hikmahnya.


Berbicara dengan niat baik; berbicara dengan niat positif, dan
bertanggung jawab untuk komunikasi yang jujur dan lurus, menghindari

4.

gosip dan komunikasi yang berbahaya.


Pola pikir kekinian: memusatkan perhatian pada saat sekarang ini,
dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya mengeriakan setiap tugas sebaik
mungkin

5.
6.

Komitmen: memenuhi janji dan kewajiban, melaksanakan visi,


melakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Tanggung jawab: bertanggung jawab atas semua tindakan.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

7.

Sikap luwes/ fleksibel: bersikap terbuka terhadap perubahan atau


pendekatan baru, yang

8.

dapat membantu untuk memperoleh hasil yang

diinginkan.
Keseimbangan: menjaga keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa.
Menyisihkan waktu untuk membangun dan memelihara ketiga hal tersebut.

Asas utama pembelajaran quantum


Segala hal yang dilakukan dalam rangka pembelajaran quantum: bahwa
setiap interaksi dengan peserta didik, setiap rangcangan kurikulum, dan setiap
strategi pembelajaran di bangun di atas prinsip "bawalah dunia siswa ke dunia
kita, dan antarkan dunia kita ke dunia siswa". Semakin jauh guru memasuki dunia
peserta didik, semakin jauh pula pengaruh yang dapat diberikan.
Prinsip-prinsip utama pembelaiaran quantum
Pembelajaran quantum memiliki lima prinsip utama, yaitu:
1. Segalanya berbicara: segala sesuatu di lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pelajaran,
semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan: semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai
tujuan
3. Berangkat dari pengalaman: Proses belajar paling baik terjadi ketika
peserta didik telah mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk
sesuatu yang dipelajari.
4. argai setiap usaha: belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah
keluar dari kenyamanan. Pada saat peserta didik mengambil langkah ini,
patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.
5. Rayakan setiap keberhasilan: perayaan memberikan umpan balik tentang
kemajuan belajar dan mengingatkan asosiasi emosi positif.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

B. PEMBELAJARAN SAINTIFIK 5 M
a.

Bagan Pembelajaran

b.
Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN
AKTIVITAS BELAJAR
MENGAMATI
(OBSERVING)
MENANYA
(QUESTIONING)
PENGUMPULAN DATA
(EXPERIMENTING)

MENGASOSIASI
(ASSOCIATING)

Melihat, Mengamati, Membaca, Mendengar,


Menyimak (Tanpa Dan Dengan Alat)
-Mengajukan Pertanyaan Dari Yang Faktual Sampai
Ke Yang Bersiat Hipotesis
-Diawali Dengan Bimbingan Guru Sampai Dengan
Mandiri (Menjadi Suatu Kebiasaan)
-Menentukan Data Yang Diperlukan Dari Pertanyaan
Yang Diajukan
-Menentukan Sumber Data (Benda, Dokumen, Buku,
Ekperimen)
-Mengumpulkan Data
-Menganalisis Data Dalam Bentuk Membuat
Kategori, Menentukan Hubungan Data/Kategori
-Menyimpulkan Dari Hasil Analisis Data
-Dimulai Dari Unstructured-uni Structure-multi
Structure-complicated Structure

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

MENGKOMUNIKASIKA
N
(COMMUNICATING)

c.

-Menyampaikan Hasil Konseptualisasi


-Dalam Bentuk Lisan, Tulisan, Diagram, Bagan,
Gambar Atau Media Lainnya

Keterkaitan Materi dan Kegiatan Pembelajaran

Dimensi Peng./
Kegiatan Pemb

Fakta

Konsep

Prinsip/ Prosedur

Metakog-nitif

Mengamati

Menanya

Mencoba/Mengu
mpulkan
Informasi

Mengasosiasi

Mengomunikasi
kan

d.
Langkah
Pembelajaran
Mengamati

Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Membaca, Mendengar,
Menyimak, Melihat (Tanpa
Atau Dengan Alat)

Kompetensi yang
dikembangkan
Melatih Kesungguhan,
Kesabaran, Ketelitian Dan
Kemampuan Membedakan
Informasi Yang Umum Dan
Khusus, Kemampuan
Berpikir Analitis, Kritis,
Deduktif, Dan
Komprehensif

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Menanya

Mengajukan Pertanyaan
Tentang Informasi Yang Tidak
Dipahami Dari Apa Yang
Diamati Atau Pertanyaan
Untuk Mendapatkan Informasi
Tambahan Tentang Apa Yang
Diamati
(Dimulai Dari Pertanyaan
Faktual Sampai Ke Pertanyaan
Yang Bersifat Hipotetik)

Mengembangkan
Kreativitas, Rasa Ingin
Tahu, Kemampuan
Merumuskan Pertanyaan
Untuk Membentuk Critical
Minds Yang Perlu Untuk
Hidup Cerdas Dan Belajar
Sepanjang Hayat

Mengumpulk
an
Informasi/Eks
erimen

Melakukan Eksperimen
-Membaca Sumber Lain Selain
Buku Teks
-Mengamati Objek/Kejadian/
Aktivitas
-Wawancara Dengan Nara
Sumber

Mengembangkan Sikap
Teliti, Jujur,sopan,
Menghargai Pendapat
Orang Lain, Kemampuan
Berkomunikasi,
Menerapkan Kemampuan
Mengumpulkan Informasi
Melalui Berbagai Cara Yang
Dipelajari, Mengembangkan
Kebiasaan Belajar Dan
Belajar Sepanjang Hayat.

Mengasosiasi/
mengolah
informasi

Mengolah Informasi Yang


Sudah Dikumpulkan Baik
Terbatas Dari Hasil Kegiatan
Mengumpulkan/Eksperimen
Maupun Hasil Dari Kegiatan
Mengamati Dan Kegiatan
Mengumpulkan Informasi/
Pengolahan Informasi Yang
Dikumpulkan
Dari
Yang
Bersifat Menambah Keluasan
Dan
Kedalaman
Sampai
Kepada Pengolahan Informasi
Yang Bersifat Mencari Solusi
Dari Berbagai Sumber Yang
Memiliki
Pendapat
Yang
Berbeda Sampai Kepada Yang
Bertentangan

Mengembangkan Sikap
Jujur, Teliti, Disiplin, Taat
Aturan, Kerja Keras,
Kemampuan
Menerapkan Prosedur Dan
Kemampuan Berpikir
Induktif
Serta Deduktif Dalam
Menyimpulkan

Mengkomuni
kasikan

Menyampaikan Hasil
Pengamatan, Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Analisis
Secara Lisan, Tertulis, Atau
Media Lainnya

Mengembangkan Sikap
Jujur, Teliti, Toleransi,
Kemampuan Berpikir
Sistematis, Mengungkapkan
Pendapat Dengan Singkat
Dan Jelas, Dan

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

20

Mengembangkan
Kemampuan Berbahasa
Yang Baik Dan Benar.

Rio Mardani Suhardi . NPM :


12.05.0.104

Вам также может понравиться