Вы находитесь на странице: 1из 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada

Tuhan Yang Maha Esa

yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,sehingga kami berhasil menyelesaikan


Makalah Teknik Penulisan Artikel Ilmiah.
Makalah ini berisikan informasi tentang Teknik Penulisan Artikel Ilmiah. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi serta pengetahuan dan wawasan baru tentang tema
yang kami bahas.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala urusan kita.

Jember , 12 Maret 2013

Jember

DAFTAR ISI
Kata pengantar ....................................................................................................................
Daftar isi..............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
1.4 Manfaat.............................................................................................................
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian artikel ilmiah...................................................................................
2.2 jenis-jenis artikel ilmiah ...................................................................................
2.3 karakteristik artikel ilmiah ..............................................................................
2.4 ragangan kasar di dalam membuat artikel ilmiah ...........................................
2.5 teknik penulisan paragraf di dalam artikel ilmiah ...........................................
2.6 teknik membuat keterkaitan antar paragraf dalam artikel ilmiah ....................
2.7 cara mengutip di dalam artikel ilmiah .............................................................
2.8 tata bahasa di dalam artikel ilmiah ..................................................................
2.9 sistematika penulisan artikel ilmiah.................................................................
2.10 teknik menghindari plagiat............................................................................
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman , ilmu pengetahuan juga ikut berkembang oleh karena
itu kita sebagai pelajar khususnya sebagai Mahasiswa perlu memiliki beberapa
2

keterampilan dalam pembuatan karya ilmiah khususnya artikel ilmiah. Dimana artikel
ilmiah sangat membantu dalam pemberian informasi dan promosi kesehatan kepada
masyarakat.

1.2Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.2.10

Apa pengertian artikel ilmiah ?


Apa saja jenis artikel ilmiah ?
Apa karakteristis artikel ilmiah ?
Bagaimana ragangan kasar di dalam membuat artikel ilmiah ?
Bagaimana teknik penulisan paragraf di dalam artikel ilmiah ?
Bagaiman teknik membuat keterkaitan antar paragraf dalam artikel ilmiah ?
Bagaimana cara mengutip di dalam artikel ilmiah ?
Bagaimana tata bahasa di dalam artikel ilmiah ?
Bagaimana sistematika penulisan artikel ilmiah ?
Bagaimana teknik menghindari plagiat ?

1.3Tujuan
1.3.1

Untuk mengetahui pengertian artikel ilmiah.

1.3.2

Untuk Mengetahui apa saja jenis artikel ilmiah.

1.3.3

Untuk Mengetahui karakteristis artikel ilmiah.

1.3.4

Untuk mengetahui ragangan kasar di dalam membuat artikel ilmiah.

1.3.5

Untuk mengetahui teknik penulisan paragraf di dalam artikel ilmiah.

1.3.6

Untuk mengetahui teknik membuat keterkaitan antar paragraf dalam artikel


ilmiah.

1.3.7

Untuk Mengetahui cara mengutip di dalam artikel ilmiah.

1.3.8

Untuk Mengetahui tata bahasa yang ada di dalam artikel ilmiah.

1.3.9

Untuk Mengetahui sistematika penulisan artikel ilmiah.

1.3.10

Untuk mengetahui teknik menghindari plagiat.

1.4 Manfaat
3

1.4.1

Mengetahui gambaran teknik penulisan artikel ilmiah

1.3.2

Mengetahui apa saja jenis artikel ilmiah

1.3.3

Mengetahui karakteristis artikel ilmiah

1.3.4

Mengetahui ragangan kasar di dalam membuat artikel ilmiah

1.3.5

Mengetahui teknik penulisan paragraf di dalam artikel ilmiah

1.3.6

Mengetahui teknik membuat keterkaitan antar paragraf dalam artikel ilmiah

1.3.7

Mengetahui cara mengutip di dalam artikel ilmiah

1.3.8

Mengetahui tata bahasa yang ada di dalam artikel ilmiah

1.3.9

Mengetahui sistematika penulisan artikel ilmiah

1.3.10

mengetahui teknik menghindari plagiat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ARTIKEL ILMIAH
Artikel ilmiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai
karya tulis lengkap. Misalnya laporan berita atau essai dalam majalah atau surat kabar.
Artikel ilmiah menurut Ilmu Pengetahuan adalah artikel yang memenuhi kaidah ilmu
pengetahuan. Misalnya artikel yang bertema seni dan budaya. Secara umum artikel ilmiah
adalah suatu tulisan (essay) merupakan suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi,
opini atau perasaan (feeling) dan biasanya juga menampilkan argumen tentang topik
tertentu.
Berikut ini beberapa pengertian tentang artikel ilmiah :

Artikel merupakan sebuah karangan/prosa yang di muat dalam media massa, yang

membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara
lugas (Tartono 2005:84).
4

Artikel merupakan karya tulis atau karangan, karangan non fiksi, karangan tak tentu

panjangnya, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur,


sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan lainnya. wujud karangan berupa
berita atau kharkas (Pranata 2002: 120)

2.2 JENIS-JENIS ARTIKEL ILMIAH


Jenis-jenis berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya
(Tartono 2005: 85-86).
1. Berdasarkan penulisnya:
Artikel redaksi : tulisan yang di garap oleh redaksi dibawah tema tertentu yang
menjadi isi penerbit.
Artikel umum : tulisan yang ditulis oleh umum.
2. Berdasarkan fungsinya atau kepentingannya,
Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi.
Artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.
3. berdasarkan cara penyampaian dan tingkat kesulitannya dapat dibagi atas empat
jenis artikel:
Artikel praktis
Artikel praktis lebih menitik beratkan pada keterampilan dari pada
pengembangan pengetahuan atau analisis untuk masalah. Penulisannyapun cenderung
menggunakan bentuk karangan narasi. Artinya, pesan disusun sesuai dengan urutan
waktu, peristiwa, dan tahapan-tahapan. Contoh artikel praktis adalah Cara-cara
Merawat Wajah yang biasa ada di majalah-majalah.

Artikel ringan
Artikel ringan biasanya mengangkat masalah-masalah yang ringan dalam

artian tidak memerlukan pemahaman mendalam. Artikel seperti ini ada dalam rubrikrubrik majalah remaja atau surat kabar. Artikel ringan biasa dikemas dalam bentuk
informasi atau hiburan. Membacanya pun tidak memerlukan perhatian dan
konsentrasi penuh. Jenis artikel ini biasanya terdapat di tempat umum seperti rumah
sakit atau stasiun. Salah satu contohnya adalah Kiat-kiat Hidup Sehat atau Cara
Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi.

Artikel halaman opini


5

Pada dasarnya, semua artikel ialah opini, namun artikel yang satu ini
ditempatkan dalam surat kabar atau majalah di bagian khusus opini seperti tajuk
rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini biasanya mengupas
tuntas suatu masalah secara akademis. Oleh karena itu, penulisnya harus orang-orang
yang benar-benar ahli di bidangnya. Contoh artikel Opini adalah Orangtua Guru
Utama dalam Pendidikan.

Artikel analisis ahli


Artikel analisis ahli harus ditulis oleh orang yang berdisiplin ilmu sesuai

dengan topik artikel. Artikel ini mengupas tuntas secara tajam, mendalam, dan luas
suatu masalah yang sedang berkembang di masyarakat. Artikel seperti ini biasa
ditempatkan pada ruangan khusus media cetak. Salah satu contoh artikel ini adalah
Arah dan Tujuan Pendidikan Indonesia.

2.3 KARAKTERISTIK ARTIKEL ILMIAH


Sebagai karya tulis ilmiah, artikel ilmiah dikomunikasikan dengan
menggunakan ragam bahasa ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok
yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian
penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang
tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.Sikap Penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,
tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

2.4 RAGANGAN KASAR DI DALAM MEMBUAT ARTIKEL ILMIAH


Ragangan adalah Suatu rencana kerja yang teratur untuk mendeskripsikan
penggambaran dan penyusunan gagasan / pokok pikiran dalam tahap prapenulisan suatu
karangan ilmiah. Ragangan memudahkan penulis untuk mengatur klimaks atau bagian
yang penting di bagian akhir tulisan merupakan ide yang baik membuat ragangan dapat
memastikan bahwa tulisan akan tersusun dalam urutan klimaks atau tidak penting menuju
penting . selain itu ragangan membantu penulis dalam membuat judul setiap bab atau
bahasan Syarat-syarat ragangan :
1. Tesis dan pernyataan maksud sudah jelas dan benar
2. Data sudah terkumpul
3. Tiap unit dalam ragangan mempunyai satu gagasan
4. Pokok-pokok ragangan disusun secara logis
Secara logis :
a. unit pokok terperinci secara maksimal
b. tiap rincian ada kaitannya dengan unit atasan langsung, dan
c. urutan rincian baik dan teratur
5. Pasangan simbol disusun secara taat asas ( konsisten ) dengan menggunakan sistem :
a. Sistem lekuk,
b. Sistem lurus,
c. Sistem gabungan.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Perumusan tesis dengan pengungkapan maksud dengan jelas dan benar.
2. Penginventarisasian topik ke dalam subtopik secara maksimal.
3. Pengevaluasian semua topik ke dalam tahapan :
a. Semua bab topik relevan dengan topik,
b. Jangan ada dua topik yang sama, dan
c. Semua topik dan sub topik sudah paralel.
4. Tahapan ( 3a ) dan ( 3b ) dilakukan secara berulang untuk mendapatkan subtopik yang
terinci maksimal.
5. Penetapan pola susun ragangan yang tepat :
pola alamiah atau pola logis.
6. Sadarilah ragangan tidak sekali buat.
7. Susunan yang diutamakan adalah bab isi karangan.
Pola alamiah : didasarkan atas urutan kejadian seperti urutan waktu
(kronologis ), urutan ruang ( spasial ), dan topik yang ada.
Pola logis : dititikberatkan pada jalan pikiran manusia yang menghadapi masalahmasalah yang digarap seperti urutan klimaks, kausal, deduksi, familiariatas, ( dari urutan
7

yang dikenal dan berangsur ke arah kurang dikenal ) dan akseptabilitas ( mirip
familiaritas tetapi menekankan gagasan yang diterima pembaca atau tidak ).
Manfaat Ragangan:
1. Tidak mengolah ide sampai dua kali sehinga tidak keluar dari sasaran karangan
2. menciptakan klimaks yang tidak sama sehingga ada variasi dalam penyajian materi
karangan;
3. mengingatkan penulis pada bahan / materi pembantu ( dapat berupa kartu-kartu data
dari hasil penelitian );
4. membaca ulang karangan itu dapat menimbulkan / menciptakan reproduksi yang sama
dari pembaca;
5. dapat dilihat dengan jelas wujud, ide, nilai umum, dan spesifikasi karangan;
6. berarti setengah karangan selesai atau merupakan tahap akhir dari penulisan.
* Tahap Penyusuan Ragangan
1. Penetapan topik, tujuan, dan tesis.
2. Inventarisasi topik utama dari tesis.
3. Evaluasi semua topik ( kecil ) yang terinci ( dari tahap kedua ).
4. Perumusan tesisi kembali dengan sempurna (mungkin ada perubahan tahap ketiga ).
5. Penyusunan ragangan sementara ( draf ragangan ).
6. Perumusan tesis akhir dengan sempurna.
7. Penyusuan ragangan formal ( dapat berupa ragangan topik atau ragangan kalimat )
yang siap pakai.

2.5 TEKNIK PENULISAN PARAGRAF DI DALAM ARTIKEL ILMIAH


Setiap jenis paragraf

tidak terlepas dari tautannya dalam sebuah karangan .

Bagaimana menulis dan merangkai paragraf tersebut secara baik dan benar, sehingga
menjadi karangan yang saling berkesinambungan dalam mewujudkan paragraf yang
menjadi satu kesatuan. Sehingga pembaca mudah memahami apa yang disajikan penulis
dalam mengemukakan gagasan yang disampaikan. Dan karangan tersebut tidak pendek,
melainkan karangan tersebut tidak boros kata dan tidak mengulang ulang butir ide yang
sama serta tidak berputar- putar dalam menyampaikan gagasan.
Dibawah ini adalah hal hal yang perlu diperhatikan dalam sistem penulisan
paragraf:
a) Hendaknya menentukan terlebih dahulu ide pokok sebelum menulis paragraf apabila
tidak membuat rencana terlebih dahulu, maka paragraf tidak sempurna.
b) Menguraikan ide pokok dengan kalimat penjelas yang akan dikembangkan dalam
penulisan paragraf.
c) Mengembangkan paragraf dengan

menggunakan teknik pengembangan paragraf

sehingga tercipta sebuah paragraf yang baik.


d) Memilih kata atau penyeleksian kata yang akan dibuat dalam penulisan paragraf dalam
karya ilmiah.
8

Ketepatan dalam menyampaikan pengetahuan kepada pembaca sangat diperlukan.


Sehingga dapat membentuk koherensi yang saling kait antar kalimat dalam paragraf dan
antar paragraf, agar tidak sampai ada kata yang

tidak jelas rujukannya. Untuk

menjadikan karangan yang benar benar berbobot, harus diterapkan pula pengembangan
yang benar- benar memadai. Setiap karangan mencakup unsur yang pokok berupa
gagasan , komunikasi, tatanan, dan bahasa sebagai medium penyampaian dalam
mengemukakan sebuah karangan.

2.6 TEKNIK MEMBUAT KETERKAITAN ANTAR PARAGRAF DALAM

ARTIKEL ILMIAH
Kepaduan sebuah paragraf dipertahankan oleh dua hal, yaitu masalah urutan isi dan
masalah kebahasaan. Masalah urutan isi berkaitan dengan pengembangan karangan yang
akan dibahas dalam subbab berikut. Masalah kebahasaan berkaitan dengan masalah
penggunaan kata ganti, pengulangan kata yang dianggap penting atau kata kunci, dan
penggunaan kata hubung.
Pengembangan Paragraf

Paragraf dibangun oleh lebih dari satu kalimat. Pengembangan paragraf adalah
perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu yang diwujudkan melalui penataan
kalimat-kalimat. Penggunaan

kalimat topik yang tepat akan memudahkan pembaca membuat ringkasan dari
sebuah karya tulis. Kalimat-kalimat penunjang akan mengembangkan gagasan
yang terdapat dalam kalimat topik. Dalam ringkasan kalimat-kalimat penunjang
ini dapat diabaikan. Oleh karena itu, ada tiga persoalan yang tercakup di
dalamnya, yakni
1.

kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat;

2.

kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam


gagasan bawahan; dan

3.

kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang


teratur.

Ada sepuluh metode pengembangan paragraf yang sering ditemukan dalam berbagai
karangan.
9

Sudut Pandang. Untuk memperkaya sebuah uraian atau berita, kita dapat
menguraikan hasil penyerapan pancaindera kita. Sudut pandang akan memerikan
seseorang, sebuah ruang, suasana, sebuah benda, atau perasaan. Dengan demikian,
kita dapat membangun suasana hati pembaca.
Contoh. Sebuah gagasan bisa menjadi jelas jika diperkuat dengan beberapa contoh
atau ilustrasi. Contoh itu dapat pula diuraikan dalam sebuah narasi atau deskripsi
yang kuat, misalnya.
Klimaks dan Antiklimaks. Paragraf diawali dengan gagasan bawahan yang tidak
terlalu penting, diikuti oleh kalimat-kalimat yang berangsur-angsur meningkat
kepentingannya. Paragraf diakhiri oleh kalimat yang paling tinggi tingkat
kepentingannya. Secara logis, perkembangan paragraf seperti ini disebut sebagai
pengembangan paragraf yang induktif. Sebaliknya, pengembangan paragraf yang
antiklimaks dibangun oleh kalimat-kalimat yang berkurang kepentingannya.
Paragraf ini akan diawali oleh kalimat yang paling tinggi tingkat kepentingannya,
diikuti oleh kalimat-kalimat yang berangsur-angsur berkurang kepentingannya.
Secara logis, pengembangan paragraf seperti ini disebut sebagai pengembangan
deduktif.
Definisi Luas. Paragraf seperti ini biasanya menguraikan sebuah gagasan yang
abstrak atau istilah yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan.
Jenis tulisan dalam paragraf seperti ini adalah eksposisi.
Klasifikasi. Berbeda dari analisis atau uraian, pengembangan ini berusaha
mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu
kategori. Dengan demikian, hubungan di antara berbagai hal itu menjadi jelas.
Paragraf dengan pengembangan klasifikasi ini juga merupakan jenis tulisan
eksposisi.
Perbandingan dan Pertentangan. Perbandingan dan pertentangan dapat digunakan
secara bersamaan atau terpisah. Dalam perkembangan paragraf ini, unsur-unsur
yang sama dari dua hal atau lebih diungkapkan dan diuraikan, diikuti dengan
unsur-unsur yang membedakan dua hal atau lebih. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa perbandingan dan pertentangan itu dilakukan berdasarkan tolok
ukur yang sama. Pengembangan paragraf itu merupakan sebuah cara agar
pembaca sampai pada suatu penilaian yang relatif sama mengenai dua hal atau
lebih. Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah jenis tulisan eksposisi.
Analogi. Dalam pengembangan paragraf analogis, uraian didasarkan pada
kesamaan dari dua hal atau lebih. Dua hal atau lebih dibandingkan secara
10

sistematis untuk menemukan hal-hal yang sama. Hal dibandingkan dapat berasal
dari kategori yang sama atau, bahkan, dari satu atau beberapa kelas yang berbeda.
Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah tulisan eksposisi.
Sebab-Akibat. Dalam paragraf ini diuraikan hal-hal yang menyebabkan suatu
peristiwa terjadi atau, sebaliknya, diuraikan dahulu sebuah akibat baru diikuti oleh
penyebabnya. Jenis karangan yang digunakan di sini dapat berupa jenis narasi atau
eksposisi.
Proses. Pengembangan paragraf ini menguraikan proses bagaimana sesuatu terjadi
atau terwujud. Jadi, dalam pengembangan ini ada urutan dari tindakan-tindakan
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu; atau urutan suatu peristiwa.
Pengembangan paragraf ini juga dapat diisi dengan kalimat-kalimat yang
menguraikan sesuatu ke dalam unsur-unsur yang membangunnya agar pembaca
dapat lebih mudah memahami hal itu. Jenis karangan yang digunakan dalam
pengembangan paragraf ini adalah eksposisi.
Umum-Khusus dan Khusus-Umum. Kedua cara pengembangan paragraf ini
merupakan cara yang paling umum digunakan. Dalam pengembangan UmumKhusus, gagasan utama atau kalimat topik diletakkan di awal paragraf, diikuti oleh
kalimat-kalimat

yang

mengalndung

gagasan

bawahan.

Secara

logis,

pengembangan paragraf seperti ini disebut sebagai pengembangan deduktif.


Dalam pengembangan Khusus-Umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf
dengan sebuah kalimat kesimpulan. Paragraf diawali oleh kalimat-kalimat yang
mengandung gagasan bawahan. Secara logis, perkembangan paragraf seperti ini
disebut sebagai pengembangan paragraf yang induktif. Dapat pula, dilakukan
variasi dengan menggabungkan kedua jenis pengembangan paragraf ini ke dalam
sebuah paragraf. Jadi, paragraf diawali dengan sebuah kalimat topik yang umum
diikuti dengan kalimat-kalimat yang mengandung gagasan bawahan. Kemudian,
paragraf diakhiri dengan sebuah kalimat topik lagi yang bersifat menyimpulkan.
Dengan demikian, secara logis, paragraf dikembangkan secara deduktif-induktif.

2.7 CARA MENGUTIP DI DALAM ARTIKEL ILMIAH


Kutipan adalah fakta, ide, opini, atau pernyataan yang dipinjam dari penulis lain
untuk mendukung atau memperjelas argumen dalam suatu karya ilmiah. Dengan kata
lain, kutipan adalah semua fakta, ide, opini, atau pernyataan yang bukan milik penulis
sendiri. Setiap institusi atau suatu penerbitan seperti jurnal memiliki gaya atau cara
pengutipan tertentu yang disebut gaya selingkung (in-house style). Berikut akan
11

diuraikan cara merujuk kutipan langsung dan tidak langsung serta cara memenulis
daftar rujukan.
A. Cara Merujuk Kutipan Langsung
Perujukan dilakukan dengan menuliskan nama akhir pengarang dan tahun terbit.
Jika ada dua pengarang atau lebih, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis
nama pertama dari pengarang tersebut diikuti dengan dkk. dan jika nama pengarang
tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan

adalah nama lembaga yang

menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau

nama koran. Untuk karya

terjemahan, perujukan dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya. Rujukan


dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang berbeda dicantumkan
dalam satu tanda kurung dengan titik koma seagai tanda pemisahnya (Dpdikbud,
1996).
Kutipan Kurang dari 40 Kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip ()
sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama pengarang , tahun
dan nomor halaman. Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau
menjadi satu dengan nomor halaman di dalam kurung.
kutipan yang berisi 40 kata atau lebih dari 40 kata
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah
dari teks yang mendahului, dimulai pada ketukan ke-6 dari garis tepi sebelah kiri, dan
diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
B. Cara Mengutip Tidak Langsung
Kutipan yang disebut tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa sendiri
ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks . Nama pengarang dapat ditulis
terpadu dalam teks atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika
memungkinkan, nomor halaman juga disebutkan.

2.8 TATA BAHASA DI DALAM ARTIKEL ILMIAH


Secara umum penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah harus mengacu pada sifat-sifat
bahasa meliputi sifat (a) objektif, (b) impersona, (c) teknis, dan (d) praktis (Gay, 1981;
Saragih.1999).
A. Objektif
Bahasa yang objektif adalah bahasa yang menggambarkan sesuatu pengalaman yang
bagi semua khalayak pemakai bahasa, representasi pengalaman linguistik itu dipandang
sama. Sebaliknya bahasa subjektif menggambarkan sesuatu pengalaman (oleh
penulisnya) yang berbeda dengan pengalaman yang dipahami oleh khalayak dalam
12

memahami representasi pengalaman itu karena penulis membawa pertimbangan sikap,


pendapat, dan komentar pribadi. Jadi, keobjektifan bahasa dapat ditingkatkan dengan
meniadakan atau meminimalkan pendapat dan sikap pribadi tersebut. Karena bahasa
subjektif wujud dalam bentuk epitet atau ekspresi emosional, modalitas, proses mental,
dan makna konotatif maka keobjektifan dapat dicapai dengan

meniadakan atau

meminimalkan penggunaan bahasa dengan ciri subijektif di atas.


B. Impersona
Keimpersonaan bahasa memperlihatkan ketidak terlibatan penulis artikel dalam teks
artikel ilmiah yang disusunnya. Pada teks artikel ilmiah tidak digunakan bentuk
pronomina saya, kami, kita, atau penulis dengan tujuan untuk menghindari paparan
persona (subjektif). Meskipun kita akui bahwa karya ilmiah tidak wujud tanpa
keterlibatan penulis, retotika ilmu menuntut agar dalam teks keterlibatan itu tidak
ditampilkan. Untuk mempertahankan keimpersonaan teks sehingga tidak terlihat
keterlibatan penulis, digunakan kalimat pasif sebagaimana terlihat dalam
C. Teknis
Dengan kespesifikannya, istilah teknis digunakan dalam artikel ilmiah. Tidak ada satu
disiplin ilmu tanpa istilah teknis. Teknis maksudnya dalam konteks tulisan istilah yang
digunakan berhubungan dengan istilah dalam satu disiplin ilmu. Akan tetapi, penggunaan
singkatan (akronim) yang belum lazim disarankan tidak digunakan. Penggunaan
singkatan dilakukan dengan menampilan bentuk penuh terlebih dulu dari uraian akronim
yang akan dibuat diikuti bentuk singkatan dalam tanda kurung pertama. Dalam teks
berikutnya bentuk singkatan itu dapat digunakan secara konsisten.
D. Praktis
Kepraktisan bahasa artikel ilmiah ditandai dengan penggunaan teks yang ekonomis
dan tidak taksa (ambigiuous). Sebagai contoh kata diteliti dan digalakkan berdasarkan
prinsip ini dapat digunakan sebagai pengganti mengadakan penelitian dan naik daun
karena bentukan pertama lebih ekonomis dan tidak mengandung ketaksaan. Namun,
bentuk frase berdasar pada, terdiri atas, sesuai dengan, bergantung pada tidak dapat
diubah menjadi berdasar, terdiri, sesuai, dan bergantung walaupun bentuk tersebut lebih
singkat dan hemat karena bentuk yang pertama merupakan bentuk yang sudah dibakukan
dalam bahasa Indonesia.
Syarat-Syarat Penggunaan Bahasa dalam Artikel Ilmiah
Penggunaan bahasa dalam bentuk tulisan formal seperti karya tulis
ilmiah harus mengikuti syarat-syarat tertentu.
1. secara morfologis bahasa dalam artikel ilmiah harus lengkap. Dalam hal ini
wujud setiap kata yang dipakai harus mengandung afiksasi yang lengkap seperti:
diuraikan, mempertentangkan, memiliki dan sebagainya. Kata-kata lain yang
13

tanpa afiksasi juga harus dimunculkan dalam bentuk yang lengkap. Kata-kata
seperti tidak, sudah dan sebagainya tidak dapat ditulis dengan bentuk tak atau
2.

udah.
secara sintaksis bahasa dalam artikel ilmiah harus lengkap yakni memuat unsur-

unsur subjek, predikat, dan objek yang dinyatakan secara eksplisit.


3. bahasa dalam artikel ilmiah harus tepat makna dan tunggal arti. Penulis artikel
ilmiah harus menimbang-nimbang secara seksama setiap kata, ungkapan dan
bentuk sintaksis sehingga apa yang dimengerti pembaca sama dengan yang
dimaksud penulis.
4. bahasa dalam artikel harus mengikuti kaidahkaidah sintaktik. Penggunaan
kalimat dalam karangan ilmiah harus berupa kalimat yang efektif yakni kalimat
yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah tatabahasa, tidak berbelitbelit, tidak bertentangan dengan kebenaran nalar, dan ringkas.

2.9 SISTEMATIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH


Artiekel ilmiah sebaiknya dikerjakan oleh penulis dengan prosedur teknis yang
standar dan benar.
a. Langkah Umum Penulsian Artikel Ilmiah
1) Pengembangan Gagasan
Gagasan adalah substansi isi artikel ilmiah, sehingga gagasan pada artikel ilmiah pada
hakikatnya adalah suatu proses pengembangan isi artikel. Gagasan yang dikemukakan
dalam artikel ilmiah adalah gagasan berpikir ilmiah. Kualitas artikel ilmiah sebagai suatu
gagasan yang layak ditampilkan dalam jurnal harus mempertimbangkan bobot
permasalahan, urgensi gagasan, keaslian gagasan. Kemutakhiran gagasan, kedalaman
penggarapan,

pengungkapan

gagasan,

ragam

bahasa,

dan

teknis

penulisan.

Pengembangan gagasan artikel ilmiah dalam jurnal dilakukan untuk menjabarkan gagasan
dasar artikel pada berbagai tingkat, yaitu ada tingkat artikel, tingkat bagian artikel, dan
tingkat paragraph.
2) Perencanaan Naskah
Perencanaan penulsian naskah meliputi perencanaan isi artikel, perencanaan format,
dan tehnik penulisan serta perencanaan bahasa.
a. Perencanaan isi artikel
Dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahapan gagasan artikel, tahapan gagasan bagian
artikel, dan tahapan paragrap dalam artikel.
b. Perencanaan format yang umum diikuti oleh penulis meliputi :
1. Organisasi/sistematika artikel ilmiah

14

2. Tehnik penulisan yang mencakp teknik perujukan, penampilan tekstual, dan visual.
3. Teknik pengetikan yang mencakup pengaturan identitas, spasi, dan tata letak,
format khusus merupakan cirri penebit.
c. Perencanaan Bahasa
Perencanaan bahasa penulisan artikel ilmiah diwujudkan dalam pemilihan ragam
bahasa yang akan digunakan.
d. Pengembangan Paragraf
Paragraf adalah satuan teks yang terkecil yang berisi suatu bgagasan dasar dalam
pembentukan gagasan yang lebih besar.
e. Penulisan Draf (konsep)
Peulisan konsep artikel ilmiah merupakan proses pengungkapan butir butir gagasan
yang sudah tertata secara sicara sitematis. Pengungkapan gagasan tidak selalu bersifat
verbal, yaitu pengungkapan dengan kata, frase, kalimat, dan untaian kalimat, tetapi juga
dapat diungkapkan secara visual. Meisalnya dalam bentuk tabel, diagram, figurasi,
polygon dan lain-lain.
b. Penulsian Akhir (finalisasi)
Proses yang umum dilakukan oleh penulis dalam penulisan naskah artikel ilmiah
adalah melakukan perbaikan. Sebelum melakukan perbaikan naskah akan melakukan
pemeriksanaan ulang terhadap konsep artikel ilmiah, baik isi, ejaan, tanda baca, serta
teknik penulisan.

2.10 TEKNIK MENGHINDARI PLAGIAT


Plagiarisme,

dalam

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

diartikan

sebagai

tindakan/perbuatan yang mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya oran


lain dan menjadikannya karya sendiri tanpa sepengatahuan atau izin sang pemiliknya.
Tehnik-tehnik menghidari plagiat:
Ada banyak cara dalam melakukan sitasi untuk menghindari sitasi, di antaranya
dengan menggunakan sistem Modern Language Association, yang digunakan di luar
negeri, sedangkan di Indonesia kita dapat menggunakan metode yang biasa kita dapatkan
dalam Bahasa Indonesia, yaitu tentang teknik melakukan sitasi. Dan berikut ini cara
melakukan sitasi secara umum.
1. Membuat kutipan langsung, yaitu dengan cara menyalin kalimat, frase, atau salah stu
bagian dari teks secara langsung dengan kata-kata yang sama persis disertai dengan tanda
petik. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa kalimat yang kita salin tidak
boleh terlalu banyak, cukup berupa ringkasannya saja, untuk kemudian dijelaskan dengan
menggunakan kalimat sendiri.
2. Membuat Parafrase Teks, yaitu menuliskan kembali bagian dari teks dari sumber
yang akan kita masukan dalam karya tulis kita, namun ditulis dengan kata-kata sendiri,
15

selanjutnya cantumkan nama pengarang/pemilik ide yang kita gunakan. Yang perlu
diperhatikan dalam prafrase ini adalah tidak boleh adanya sedikitpun persamaan kata
antara sumber dengan tulisan kita, namun apa yang kita tuliskan harus tetap memiliki
makan yang sama dengan sumber aslinya. Untuk itu perlu dilakukan pemahaman
terhadap sumber yang akan disitasi dengan cara membaca sumber tersebut berulang-ulang
sehingga kita dapat mengerti maknanya dan dapat menuliskannya dengan kalimat/kata
kita sendiri.
3. Sitasi dalam Teks, Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang lain
langsung dalam teks yang kita tulis dimana buah pikiran berupa ide, pendapat, ataupun
teori orang lain tersebut kita gunakan. Pencantuman dilakukan dengan berbagai macam
cara seprti menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut, serta halamannya,
ataupun dengan metode lain seperti hanya mencantumkan nama belakang serta
halamannya saja. Apabila sitasi yang yang kita lakukan berasal dari sumber di dunia maya
(website ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama pencipta jika ada,
disertai dengan alamt lengkap (link) dari sumber tersebut.
4. Daftar Pustaka, Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan dapat
dilakukan di akhir karya tulis berupa daftar pustaka, dengan menuliskan secara detail
sumber yang kita gunakan dalam sitasi. Untuk teknisnya kurang lebih hampir sama
dengan sitasi langsung dalam teks, hanya saja sumber dituliskan lebih detail, meliputi
nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta lokasi penerbitannya
jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print out)
Sedikit tulisan di atas sekiranya dapat membuka pengetahuan ktia lebih luas,
meskipun sudah banyak teman-teman yang memperoleh pengetahuan ini lebih dahulu.
Bagi penulis sendiri, ringkasan di atas tentu menjadi pelajaran untuk menghasilkan karya
tulis yang lebih baik di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga informasi ini
berguna bagi semua pembaca, mengingat akan pentingnya pengetahuan mengenai
plagirisme dalam karya tulis ini di tengah maraknya pembajakan Hak Kekayaan
Intelektual di negara ini. Semoga kita semua bisa saling menghargai hasil pemikiran milik
oang lain, dan berusaha semampu kita untuk menghasilkan karya-karya baru yang juga
bermafaat bagi orang lain.

16

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Artikel

ilmiah

adalah

suatu

tulisan

(essay)

merupakan

suatu

usaha

untuk

mengkomunikasikan informasi, opini atau perasaan (feeling) dan biasanya juga menampilkan
argumen tentang topik tertentu. Oleh karena itu dalam pembuatan artikel ilmiah harus ada
yang perlu di perhatikan, seperti jenis-jenis artikel ilmiah , karakteristik artikel ilmiah ,
ragangan kasar di dalam membuat artikel ilmiah , teknik penulisan paragraf di dalam artikel
ilmiah , teknik membuat keterkaitan antar paragraf dalam artikel ilmiah , cara mengutip di
dalam artikel ilmiah , tata bahasa di dalam artikel ilmiah , sistematika penulisan artikel
ilmiah, teknik menghindari plagiat .

17

DAFTAR PUSTAKA
http://mahergabayu.blogspot.com/2011/01/paragraf-dan-pengembangan-paragraf.html
file:///D:/artikel-ilmiah-dan-tulisan-populer.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/19
6711031993032NOVI_RESMINI/PENGGUNAAN_BAHASA_DALAM_ARTIKEL_IL
MIAH.pdf
http://adjienurrohman.blogspot.com/2010/04/ragangan.html
http://books.google.co.id/books?
id=Hr8waKol42IC&pg=PA65&lpg=PA65&dq=ragangan+karya+ilmiah&source=bl&ots=
MaIFohuSi0&sig=mmlF4HgsXqzKjijoELUXP0asS4E&hl=id&sa=X&ei=Fs0_Ud6SNIv
MrQeU74CQCg&redir_esc=y#v=onepage&q=ragangan%20karya%20ilmiah&f=false

18

Вам также может понравиться