Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hernia adalah suatu tonjolan (Protrusion) dari organ dan sebagian organ
intra abdominal yang keluar dari kavum abdomen melalui lakus minoris (Facial
defek) dinding abdomen dan masih meliputi peritoneum. (Monica, E, 2002 : hal
22). Insiden hernia menduduki peringkat ke lima besar yang terjadi di Amerika
Serikat pada tahun 2007 sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan tiap
tahunnya. Hernia Inguinalis di sisi kanan adalah tipe hernia yang paling banyak
dijumpai pria dan wanita.
Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia inguinalis
medialis dengan perbandingan 2 : 1, dan diantara itu ternyata pria lebih sering 7
kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya usia kita,
kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan
otot-otot perut yang sudah mulai melemah.
Di Indonesia hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145
kasus. Peningkatan angka kejadian penyakit hernia inguinalis lateralis di
Indoneisa khusunya Provinsi Jawa Tengah diperkirakan karena ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin berkembang pesat. Sejalan dengan hal tersebut, maka
permasalahan manusiapun semakin kompleks, salah satunya yaitu kebutuhan
ekonomi yang semakin mendesak. Hal tersebut menuntut manusia untuk berusaha
memenuhi kebutuhannya dengan usaha yang ekstra, tentunya itu mempengaruhi
pola hidup dan kesehatannya yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang berat
yang dapat menimbulkan kelelahan dan kelemahan dari berbagai organ tubuh
(Sugeng & Weni, 2010, hal 151).
Salah satu penyebab penyakit hernia yaitu akibat bekerja berat seperti
mengangkat benda berat, kebiasaan mengkonsumsi makanan kurang serat, yang
dapat menyebabkan konstipasi sehingga terjadi aktivitas mengejan saat defekasi.
Selain itu, batuk, kehamilan, dapat juga berpengaruh dalam meningkatkan tekanan
intra abdominal sehingga terjadi kelemahan otot otot abdomen yang dapat
1
1.4.Pengorganisasian Seminar
Ketua
Wakil Ketua
: Khairunnisa
Sekretaris
Notulen
: Winda Wulandari
Moderator
Tim Askep
:
1. Nopi Pahrunisa
2. Hasanah Eka Wahyu Ningsih
3. Yuli Intan Permata Sari
4. Surya Atika
5. Tandry Angka
6. Novita Sari Narto
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Hernia adalah suatu Protrusion atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004). Hernia adalah suatu
protrusion/penonjolan abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui
struktur yang secara normal berisi bagian yang lemah (Black, 2006).
Hernia inguinalis lateral merupakan penonjolan yang keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika
cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus (Sjamsuhidayat,
2004). Hernia inguinalis lateral adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri
kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus
(Mansjoer, 2002).
2.2.Anatomi Fisiologi
2.2.1. Anatomi
Kanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh anulus inguinalis internus
yang merupakan bagian terbuka dari fasia transpersalis dan aponeurosis muskulotranversus abdominis. Di medial bawah, di atas tuberkulum, kanal ini dibatasi
oleh anulus inguinalis eksternus,bagian terbuka dari aponeurosis muskulo-oblikus
eksternus. Atapnya adalah aponeurosis muskulo-oblikus eksternus, dan di
dasarnya terdapat ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma pada lelaki, dan
ligamentum rotundum pada perempuan. Hernia inguinalis indirek, disebut juga
hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari peritonium melalui anulus inguinalis
internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia
masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari
anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke
skrotum, ini disebut hernia skrotalis (Sjamsuhidayat, 2004).
2.2.2. Fisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut
akan menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya proses ini telah mengalami
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut namun
dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun
terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis
kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal,
kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan (Mansjoer, 2002).
2.3.Klasifikasi
Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :
6
1) Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu
hernia yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran
spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM, 2003).
2) Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu
hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area yang
mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan melalui
kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004).
2.4.Etiologi
Menurut Black,J dkk (2002) dalam Medical Surgical Nursing, edisi 4.
Pensylvania: W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :
1) Kelemahan otot dinding abdomen.
a. Kelemahan jaringan
b. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
c. Trauma
2) Peningkatan tekanan intra abdominal.
a. Obesitas
b. Mengangkat benda berat
c. Mengejan (Konstipasi)
d. Kehamilan
e. Batuk kronik
f. Hipertropi prostate
3) Faktor resiko : Kelainan congenital
2.5.Patofisiologi
Pathways :
2.6.Manifestasi Klinis
1) Penonjolan di daerah inguinal
2) Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3) Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti
kram dan distensi abdomen.
4) Terdengar bising usus pada benjolan
5) Kembung
6) Perubahan pola eliminasi BAB
7) Gelisah
8) Dehidrasi
9) Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat
pasien berdiri atau mendorong.
2.7.Penatalaksanaan Medis
1) Konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat
dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
c. Gunakan celana penyangga
d. Istirahat (tirah baring)
e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman
beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
2) Pembedahan (Operatif)
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang.
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong
dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi,
kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus
dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
2.8.Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
usus/obstruksi usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah
10
Proses Keperawatan
2.10.1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan dan keperawatan
11
c. Riwayat psikologis
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan rencana
asuhan konprehensif. Perawat dapat mengidentifikasi stress maupun sumber
sumber mengatasi stress ( koping ) untuk mengatasi penyakit dan perubahan
yang ada.
d. Data Dasar
1. Aktifitas / istirahat
Gejala
Tanda
2. Eliminasi
Gejala
Konstifasi,
mengalami
kesulitan
dalam
defekasi,
adanya
3. Integritas ego
Gejala
Tanda
4. Neurosensori
12
Gejala
Tanda
5. Kenyaman / nyeri
Gejala
Tanda
6. Keamanan
Pada luka operasi akan ditemukan adanya tanda nyeri, kemerahan,
bengkak, demam dan penurunan fungsi.
7. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala
Rencana pemulangan
Pertimbangan
3.1.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Post Operasi
hernia inguinalis adalah sebagai berikut:
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pembedahan post op herniotomi.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi pembedahan
daerah operasi
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma jaringan sekunder
akibat pembedahan
4. Retensi perkemihan berhubungan dengan nyeri, trauma, dan akibat
anastesi selama pembedahan abdomen bawah
13
pengetahuan
tentang
proses
perawatan
post
operasi
hingga hilang
Kriteria Hasil :
a) Klien memperlihatkan rasa nyaman
b) Skala nyeri klien 1-3
c) Klien dapat istirahat dengan tenang
Intervensi
Kaji tingkat nyeri
Rasional
Untuk mengetahui skala nyeri yang
dirinya
Ciptakan lingkungan yang terapeutik
Agar pasien merasa tenang dan nyaman
Kolaborasi dalam pemberian analgesic Mengurangi nyeri dan mencegah
dan antibiotic
14
Kriteria Hasil :
a) Tidak ada tanda-tanda infeksi
b) TTV klien dalam keadaan normal
c) Luka mengering
Intervensi
Periksa luka jahitan setiap hari
Rasional
Luka basah akan memungkinkan terjadi
infeksi
Menghindari terjadinya kontaminasi
Mengurangi resiko terjadinya infeksi
Adanya demam sebagai tanda adanya
Kolaborasi
dengan
dokter
infeksi
dalam Mencegah terjadinya infeksi
pemberian antibiotic
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma jaringan sekunder
akibat pembedahan
Tujuan
Intervensi
Kaji ulang integritas luka dan observasi
Rasional
Untuk mengetahui tingkat kerusakan
15
tubuh pasien
kesehatan klien
Mencegah keparahan dan memperbaiki
klien
Menghindari adanya decubitus pada
klien
Mempercepat proses penyembuhan
luka operasi dan decubitus.
tanpa kesulitan
Kriteria Hasil :
a) Dalam 8-10 jam pasca pembedahan pasien berkemih tanpa kesulitan
b) Klien mengeluarkan urin sebanyak =100 ml setiap perkemihan.
Kaji
dan
Intervensi
dokumentasikan
Rasional
distensi Temuan ini dapat memberikan tanda
suprapubik atau laporan pasien tentang bila ada kerusakan jaringan lanjut dan
tidak dapat berkemih
mengidentifikasi
indikasi
yang diharapkan
Untuk mengatasi dan mencegah infeksi
16
Kriteria hasil :
a) Klien mengungkapkan kemampuan untuk tidur.
b) Klien tidak merasa lelah ketika bangun tidur
c) Kualitas dan kuantitas tidur normal.
Intervensi
Berikan kesempatan untuk beristirahat /
Rasional
Karena aktivitas fisik dan mental yang
dapat
aktivitas
mengakibatkan
stimulasi
yang
kebingungan,
terprogram
berlebihan
tanpa
yang
mengantuk
Menghilangkan nyeri post operasi
tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
a) Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
b) Mempertahankan posisi fungsional
17
Rasional
baring
mengistirahatkan
yang diprogramkan
muskuloskelektal
sehingga
aktivitas
latihan
bertahap
dapat
beraktivitas
dan
mobilisasi,
Meningkatkan
keamanan
klien
kenyamanan
dan
dan
mencegah
dekubitus.
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses perawatan post operasi
berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan
18
Terangkan
Intervensi
tentang penyakit
pengobatan
Beri motivasi pada pasien
Beri informasi tentang pengobatan
Rasional
dan Pasien mengerti dan mau bekerja sama
Agar pasien tidak cemas
Agar pasien mengetahui
tentang
pengobatan penyakitnya.
BAB III
PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
3.1.Pendahuluan
Seiring dengan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten Musi
Banyuasin
PERMATA
MUBA
2017,
Pemerintah
Republik
Indonesia
19
Musi Banyuasin No. 451 tahun 2008 pada tanggal 31 Maret 2008, tentang
penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Musi Banyuasin yang menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mengubah status
kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) adalah memberikan kewenangan dalam pengelolaan
keuangan dan tetap sebagai Badan Layanan Umum nirlaba dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatannya
BLUD berfungsi sosial, profesional, dan etis dengan pengelolaan yang ekonomis
serta tidak semata-mata mencari keuntungan.
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam upaya menjadikan pelayanan
RSUD Sekayu sebagai Rumah Sakit Daerah yang berstandar Internasional,
merupakan rumah sakit rujukan dari 2 (dua) buah rumah sakit (RSUD Bayung
Lincir dan RSUD Sungai Lilin), 25 (dua puluh lima) unit Puskesmas, 103 (seratus
tiga) Puskesmas Pembantu, 142 (seratus empat puluh dua) Poliklinik Desa dan 22
(dua puluh dua) unit Puskesmas keliling serta sebagai lahan praktek bagi Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan Institusi Pendidikan
Kesehatan lainnya yang berada di Provinsi Sumatera Selatan.
Selain melayani masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin dengan
Jamkesmas Muba Semesta (bagi penduduk MUBA), juga melayanai masyarakat
luar kabupaten baik dengan jamkessos Sumsel Semesta, maupun Jamkesmas
Nasional, sehingga RSUD Sekayu mempunyai peranan yang cukup besar dalam
menunjang pelayanan kesehatan di Kabupaten Muba dan sekitarnya, dengan
pelayanan unggulan di bidang Penyakit Dalam khususnya Diabetes dan Klinikklinik Rawat Jalan.
3.2.VISI dan MISI
VISI RSUD SEKAYU
20
Sekayu
dilaksanakan
secara
berkesinambungan
sehingga
21
derajat
kesehatan
masyarakat
dan
senantiasa
fungsi
sistem
rujukanyang
responsif
dan
berkesinambungan
22
2) Farmasi
3) IGD
4) Radiologi
5) Ruang rapat staf
6) Aula
7) Ruang komite medik
8) Administrasi
9) Kantin
10) Bank Sumsel
11) Ruang verifikator jaminan pelayanan
12) Rehabilitasi medik
13) Klinik bungur (VCT)
14) Ruang humas
15) ICU/ICCU/NICU
16) Kebidanan (VK dan neonatus)
17) Kamar Bedah
18) Hemodialisa
19) Rekam medik
2. Gedung B
1) Ruang perawatan rawat inap
a. Kelas III noneinfeksi diberi nama Ruang Sungkai
b. Kelas III Infeksi diberi nama Ruang Medang
c. Kelas II diberi nama Ruang Meranti (kelas II dan III bangsal
kebidanan dan rawat gabung)
d. Kelas I diberi nama Ruang Tembesu
e. Kelas VIP diberi nama Ruang Petanang
2) Ruang bidang keperawatan RSUD Sekayu
3. Gedung C
23
1) Ruang gizi
2) Laundry
3) Mushollah
4) Ruang bermain anak (penitipan anak)
5) Ruang makan karyawan
6) Sekretariat Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB)
7) Ruang Tim Pengendali Asuransi dan Klaim (TPA)
8) Hemodialisa
4. Gedung D
1) IPSRS
2) Bengkel
3) Genset
4) Kamar jenazah
5) Instalasi gas medis
Rumah sakit semakin memantapkan diri dengan melengkapi fasilitas dan
sarana penunjang dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, dengan
kapasitas 165 tempat tidur, dengan perincian sebagai berikut:
No
Uraian
1
Kelas utama VIP (Petanang)
2
Kelas I (Tembesu)
3
Kelas II (Meranti)
4
Kelas II Bangsal kebidanan
5
Kelas III noninfeksi (Sungkai)
6
Kelas III infeksi (Medang)
7
ICU
8
NICU
9
Neonatus
TOTAL
3.7.Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sekayu
24
Jumlah
10
20
20
22
40
40
4
4
5
165 tempat tidur
: Fazilah, SKM
: Zalmah, HY, SE
: H. Achmadi, SKM, M. Si
6. Kepala Instalasi
a. Instalasi Rawat Jalan
: Dr. Ernaliya
25
e. Instalasi ICU
: Dr. Joko
f. Instalasi Farmasi
g. Instalasi Laboratorium
h. Instalasi Radiologi
j. Instalasi Gizi
: Farida SKM
: Fauziah, SKM
l. Instalasi Ambulance
: M. Firanha, Amd
: Sumartono, AmK
b. Kepala Ruang OK
: Rohimi, SKM
: Nirwan Gautama
26
27
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Post Operatif Hernia Inguinalis
Lateralis di Ruang Medang RSUD Sekayu
4.1.
Pengkajian
1. Identitas
Identitas Klien
Nama
: Tn. A
Umur
: 83 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
28
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Petani
Pendidikan
: SD
Status
: Kawin
Alamat
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
No Registrasi
: 16-24-63
Diagnosa Medis
: Hernia Inguinalis
: Tn. S
Umur
: 32 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Petani
Pendidikan
: SMP
Status
: Kawin
Alamat
29
30
No
1
Pola Kebiasaan
Pola Nutrisi dan Cairan
Frekuensi
Tanggal 31 Oktober 2013
Klien hanya menghabiskan 1/4 bagian
porsi dari makanannya.
Keluarga klien mengatakan minum 3
gelas/hari.
Tanggal 1 November 2013
Klien menghabiskan 1/2 bagian porsi
dari makanannya.
Keluarga klien mengatakan klien
minum 5 gelas/hari.
Tanggal 2 November 2013
Klien mampu menghabiskan 1 porsi
makanannya.
Keluarga klien mengatakan klien
minum 7 gelas/hari.
Tanggal 31 Oktober 2013
Klien mengatakan belum BAB selama
seharian post operasi.
Tanggal 1 November 2013
Klien mengatakan sudah 1x BAB/hari
tapi masih sedikit dan konsistensi
keras.
Tanggal 2 November 2013
Klien mengatakan 1xBAB/hari dan
4. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran
E4V5M6 = 15
Compos mentis
b. Tanda-tanda Vital :
N
Hari/Tanggal
o
1
Hasil Pemeriksaan
Kamis
Tekanan darah
: 120/80 mmhg.
31 Oktober 2013
Nadi
: 84 x/menit.
Respirasi
: 20 x/menit
Jumat
Suhu axila
Tekanan darah
: 37,1 oC.
: 120/70 mmhg.
01 November 2013
Nadi
: 80 x/menit.
Respirasi
: 18 x/menit
Sabtu
Suhu axila
Tekanan darah
: 36,9 oC.
: 120/80 mmhg.
02 November 2013
Nadi
: 82 x/menit.
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu axila
: 36,4 oC.
c. Skala nyeri
: Sedang (5)
d. Status gizi
e. Sikap
: Tenang
f. Personal higiene
Mandi
: 2 x/hari
Kuku
: Bersih
Rambut
: Bersih
Kulit
: Bersih
32
a) Kepala
b) Mata
c) Leher
d) Thoraks
e) Abdomen
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Palpasi
d. Perkusi
f) Inguinalis
Inspeksi
g) Tulang belakang
h) Extremitas
a. Superior et Inferior : Tak ada kelainan
b. Terpasang IVFD RL di tangan kiri
i) Genitalia
: Terpasang kateter
33
5.1.Data Psikologis
1) Perasaan klien setelah mengalami masalah ini: Klien merasa
sedih terhadap penyakit yang dialaminya saat ini
2) Cara mengatasi perasaan tersebut : Klien berdoa kepada Allah
SWT agar diberikan kesembuhan atas penyakitnya
3) Rencana klien setelah masalahnya teratasi : Klien ingin segera
pulang ke rumah, berkumpul bersama keluarganya
4) Pengetahuan klien tentang penyakitnya : Klien mengatakan
bahwa ia mersa bingung terhadap prosedur perawatan yang
akan dijalaninya
5.2.Data Sosial
1) Aktivitas dan peran klien di masyarakat: Klien dapat
beraktivitas dan berperan baik dalam lingkungan masyarakat
tempat ia tinggal
2) Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai : Tidak ada
5.3.Data Spiritual
1) Nilai dan kepercayaan : Klien mengatakan bahwa ia beragama
islam
2) Kegiatan Ibadah : Selama di rumah sakit klien tidak
menjalankan ibadah, karena mengeluh nyeri pada bagian bawah
perut sebelah kiri
6. Pemeriksaan Penunjang
34
No
1
Hari/Tanggal
Jenis
Hasil
Nilai Normal
Pemeriksaan
Hematologi
Senin
28 Oktober
1. Hb
12,6 g/dL
14 18 g/dL
2013
2. Leukosit
6.500 /mm3
4800-10.800 /mm3
3. Trombosit
135.000 / mm3
150.000-450.000/mm3
4. CT
7 menit
6 14 menit
2 menit
1 6 menit
1. Ureum
30 mg/dL
20 40 mg/dL
2. Glukosa
93 mg/dL
5. BT
Kimia klinik
140 mg/dL
sewaktu
7. Terapi Medis
No
Hari/Tanggal
Jenis Terapi
Dosis
Cara
Pemberia
Kamis
500 cc
n
IV
31 Oktober
b) Cefepime
2 x 1 gr
IV
2013
c) Metronidazole Fls
3 x 100 ml
IV
d) Keterolac
3 x 1 amp
IV
Jumat
e) Ranitidin
a) IVFD RL gtt 20 x/menit
2 x 1 amp
500 cc
IV
IV
01
b) Cefepime
2 x 1 gr
IV
November
c) Metronidazole Fls
3 x 100 ml
IV
2013
d) Keterolac
3 x 1 amp
IV
Sabtu
e) Ranitidin
a) IVFD RL gtt 20 x/menit
2 x 1 amp
500 cc
IV
IV
02
b) Cefepime
2 x 1 gr
IV
35
4.2.
November
c) Metronidazole Fls
3 x 100 ml
IV
2013
d) Keterolac
3 x 1 amp
IV
e) Ranitidin
2 x 1 amp
IV
Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
No
1. DS :
Data
Etiologi
Tindakan
Problem
Nyeri
Pembedahan herniotomi
dibagian abdomen
bawah,
DO :
Klien
tampak
meringis
Merangsang
menahan nyeri
Durasi : 2 menit
neurotransmitter nyeri di
SSP
Mengeluarkan zat
prostaglandin, bradihinin
dan histamin
Nyeri
2.
DS :
Tindakan
Klien
mengatakan
terdapat
Pembedahan
DO :
36
Kerusakan integritas
kulit
DS :
Kerusakan integritas
kulit
Panjang luka 7 cm
Tindakan
Klien mengatakan luka belum
Pembedahan
kering.
Adanya insisi bedah
DO :
Luka
tampak
masih
Luka terbuka
kemerahan.
DS :
Tingkat pendidikan
Klien / keluarga mengatakan
rendah
post operasi
Kurangnya informasi
DO :
Klien
dan
keluarga tampak
bingung
saat
ditanya
komplikasi,
cara
perawatan
pengetahauan
tentang
perawatan lanjutan
Kurang
37
operasi
perawatan
pengetahuan
tentang
proses
perawatan
post
operasi
4.6.
Diagnosa
4.7.
Tujuan
4.8.
Intervens
N
4.10. 4.11.
1
Nyeri berhubungan
4.17.
pembedahan post op
perawatan 3 x 24
4.18.
herniotomi.
DS :
4.13.
Klien
4.19.
hilang
4.20.
4.15.
Kriteria
Hasil :
memperlihatkan
DO :
tampak
meringis
rasa nyaman
b) Skala nyeri klien
menahan nyeri
Skala nyeri : 5 (nyeri sedang)
38
berkurang hingga
a) Klien
bawah,
dilakukkan
Setelah
4.12.
4.14.
1-3
4.21.
4.22.
4.23.
4.24.
3. Ciptakan lingkungan
yang terpeutik
4. Kolaborasi dalam
Durasi : 2 menit
c) Klien dapat
pemberian analgesic d
istirahat dengan
antibiotic
tenang
4.25. 4.26.
Kerusakan
berhubungan
kulit
trauma
jaringan
integritas
dengan
sekunder
akibat pembedahan
4.27.
Kerusakan
integritas
DS :
kulit
dapat
diatasi
setelah
tindakan
perawatan selama
3 x 24 jam.
4.30.
hasil
Kriteria
:
Panjang luka 7 cm
b) Tidak
ada
laserasi, integritas
kulit baik
c) Tidak
4.32.
DO :
1.
a) Penyembuhan
bawah
4.28.
4.16.
4.29.
3. Lakukan perawatan pa
luka operasi sesuai
dengan jadwal
4.34.
terjadi
pendarahan
4.31.
pertahankan kesejajara
tubuh
7. Kolaborasi pemberian
antibiotic
4.41. 4.42.
39
4.47.
Setelah
4.35.
1. Periksa
luka
jahi
dilakukkan
setiap hari
luka
perawatan 3 x 24
4.50.
insisi
pembedahan
daerah operasi
4.43.
DS :
infeksi
Luka
tampak
tanda infeksi
masih
c) Luka mengering
4.49.
4.45.
Kurangnya
4.59.
perawatan 1 x 24
berhubungan dengan
jam klien
kurangnya informasi
mengetahui
1. Terangkan tentang
lanjutan setelah
4.62.
pembedahan
(operatif)
4.60.
a) Memperlihatkan
rasa tenang dan
4.56.
4.57.
Kriteria
Hasil :
nyaman
DO :
b) Klien mengetahui
tentang proses
penyakitnya
c) Klien mengetahui
40
deng
pengobatan
4.51.
perawatan
proses pembedahan
Setelah
dilakukkan
DS :
antibiotic
4.55.
kemerahan.
4.46.
4.53. 4.54.
Kriteria
DO :
tehnik steril.
Hasil :
kering
4.44.
4.48.
perawatan
dari hernia
lanjutan
penyakitnya
4.61.
4.58.
Implementasi dan Evaluasi
4.5.
4.6.
Nama Klien
: Tn A
Ruang
Tanggal
Medang
4.7.
31
Oktober 2013
4.8.
4.9.
4.10.
No.
Tanggal/
D
x
4.13.
1
4.11.
Implementasi
4.12.
Evaluasi
Jam
4.14.
4.32.
31
4.33.
01 November
4.34.
2013
Okto
ber
2013
4.15.
4.16.
15.15
WIB
4.17.
4.18.
4.39.
4.40.
Hasil: tingkat
Pukul
15.15 WIB
4.41.
2. Menjelaskan penyebab
S:
Klien mengatakan
bahwa ia merasa
nyeri
4.36.
Tanggal
nyeri di area
Hasil :
sekitar
pembedahan
4.42.
KU klien sedang
pembedahan post op
Klien tampak
41
O:
4.19.
herniotomi
lemah
3. Menciptakan lingkungan
4.20.
yang nyaman
15.30
4.37.
WIB
4.21.
Hasil : pasien
4.23.
Terdapat luka
insisi
TTV klien :
diberikan posisi
4.43.
semifowler.
120/80 mmhg.
4. Berkolaborasi dalam
4.22.
4.44.
TD :
N : 84
x/menit.
antibiotic
4.45.
4.38.
Hasil : pasien di
RR : 20
x/menit
4.46.
T:
37,1 oC.
4.47.
4.25.
A:
Masalah belum
teratasi
4.26.
4.48.
P :
Intervensi
4.27.
dilanjutkan
15.45
4.49.
WIB
4.28.
4.29.
4.30.
4.31.
17.00
4.50.
2
WIB
4.51.
4.94.
31
4.95.
4.108.
Tanggal
01 November
42
Okto
4.96.
ber
4.97.
2013
4.52.
4.53.
2013
4.109.
15.15 WIB
4.110.
4.111.
4.98.
Hasil :
Pukul
S:
Klien mengatakan
lukanya belum
4.54.
sembuh-sembuh.
15. 20
4.112.
WIB
4.55.
kemerahan.
4.57.
tertutup kassa
pasien.
steril, kulit
4.99.
Hasil : TTV
terlihat
4.59.
4.100.
4.61.
TD : 120/80
N : 84 x/menit.
4.102.
RR : 20 x/menit
o
T : 37,1 C.
3. Melakukan perawatan
4.62.
17.15
dengan jadwal
WIB
4.63.
4.104.
Hasil :
4.64.
TTV :
120/80 mmhg,
4.114. N : 84
4.101.
4.103.
kemerahan.
4.113. TD :
mmhg.
4.60.
Panjang luka
7cm, terlihat
2. Memonitor tanda-tanda
4.56.
O:
43
x/menit, RR : 20
x/menit,
4.115. T :
37,1 oC.
4.116.
A:
Masalah belum
teratasi.
4.117.
P:
Intervensi
dilanjutkan.
4.65.
4.66.
pertahankan kesejajaran
tubuh
4.67.
4.105.
Hasil : pasien di
4.69.
4.70.
4.106.
Hasil : tempat
4.72.
antibiotic
4.107.
Hasil : pasien
4.73.
diberikan metronidazole
15.20
WIB
4.74.
4.75.
4.76.
4.77.
4.78.
4.79.
44
4.80.
16.00
WIB
4.81.
4.82.
4.83.
4.84.
4.85.
4.86.
4.87.
16.10
WIB
4.88.
4.89.
4.90.
4.91.
4.92.
4.93.
17.00
WIB
45
4.118.
3
4.119.
4.152.
31
4.153.
01 November
4.154.
2013
Okto
ber
2013
4.120.
4.164.
4.165.
setiap hari
Pukul
15.15 WIB
Hasil : luka
4.166.
4.167.
4.121.
15.15
lukanya masih
panjang 7cm.
kering
WIB
4.122.
4.123.
4.124.
4.125.
4.155.
Tanggal
4.168.
4.169.
4.156.
menggunakan larutan
kemerahan
Hasil : perban
4.128.
dengan menggunakan
15.20
kassa steril.
4.129.
4.130.
Hasil : tanda
4.131.
klien :
4.159.
4.170.
TD : 120/80
46
A :
Masalah belum
teratasi
4.171.
WIB
Luka tampak
masih basah, kulit
hari.
4.127.
O:
dibersihkan dengan
Klien mengatakan
2. Membersihkan luka
Hasil : luka
S:
P :
Intervensi
dilanjutkan
4.132.
4.133.
4.134.
mmhg.
4.160.
N : 84 x/menit.
4.161.
RR : 20 x/menit
4.162.
T : 37,1 oC.
5. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
4.135.
antibiotic
15.25
4.163.
WIB
4.136.
Hasil : pasien
diberikan metronidazole
fls dan diinjeksikan
cefepime melalui IV
4.137.
4.138.
4.139.
4.140.
17.15
WIB
4.141.
4.142.
4.143.
4.144.
4.145.
4.146.
47
4.147.
4.148.
4.149.
4.150.
17.00
WIB
4.151.
4.172.
4
4.173.
4.181.
31
4.182.
01 November
4.183.
2013
Okto
ber
2013
4.174.
4.186.
1. Menerangkan tentang
penyakit dan pengobatan
4.184.
Hasil:
Menjelaskan tentang
4.175.
15.25
WIB
4.176.
4.177.
4.187.
Pukul
15.15 WIB
4.188.
S:
Klien mengatakan
mengerti tentang
proses perawatan
pasien
4.185.
Tanggal
akan dialaminya
semangat utuk
4.189.
kesembuhan pasien.
O:
Klien tampak
tenang
4.178.
KU klien baik
4.190.
4.179.
A:
Masalah teratasi
4.191.
4.180.
Intervensi
48
15.40
dihentikan
WIB
4.192.
4.193.
4.194.
Nama Klien
: Tn A
Ruang
Tanggal
Medang
4.195.
November 2013
4.196.
4.197.
4.198.
No.
Tanggal/
D
x
4.201.
1
4.199.
Implementasi
4.200.
Evaluasi
Jam
4.202.
4.215.
4.216.
Nov
emb
4.221.
November 2013
4.217.
4.222.
er
4.218.
2013
4.203.
Tanggal 2
Hasil : tingkat
Pukul
08.30 WIB
4.223.
S:
Klien
mengatakan
2. Menciptakan lingkungan
bahwa nyeri di
4.204.
yang nyaman
area sekitar
08.30
4.219.
pembedahan
WIB
4.205.
Hasil : pasien
diberikan posisi
semifowler.
3. Memberikan terapi
4.206.
4.207.
4.224.
49
O:
KU klien sedang
Terdapat luka
Hasil: pasien di
mulai berkurang
insisi
TTV klien
4.225. TD :
120/70 mmHg
08.45
4.226. N : 80
WIB
x/menit
4.209.
4.227. RR : 18
x/menit
4.210.
4.228. T : 36,9
4.229.
4.211.
A:
Masalah teratasi
sebagian
4.212.
4.230.
12.00
P :
Intervensi
WIB
dilanjutkan
4.213.
4.231.
4.214.
4.232.
2
4.233.
4.275.
4.276.
Nov
emb
4.289.
November 2013
4.277.
4.290.
4.291.
2013
4.292.
4.278.
Hasil :
Pukul
08.30 WIB
er
4.234.
Tanggal 2
S:
Klien
mengatakan
4.235.
lukanya mulai
08.30
kering.
WIB
4.236.
4.293.
terlihat kemerahan.
2. Memonitor tanda-tanda
4.237.
Panjang luka 7
cm,
pasien.
4.238.
Luka tampak
kering
Hasil : TTV
50
O:
TTV :
4.239.
4.240.
4.241.
4.242.
4.294. TD :
120/70 mmHg,
4.280.
4.295. N: 80
TD : 120/70
mmHg
x/menit,
4.281.
N : 80 x/menit
4.296. RR : 18
4.282.
RR : 18 x/menit
x/menit,
4.283.
T : 36,9
4.297. T :
36,9 oC.
3. Melakukan perawatan
4.243.
4.298.
A:
Masalah teratasi
dengan jadwal
sebagian.
4.244.
4.284.
11.30
Intervensi
dilanjutkan.
WIB
4.245.
Hasil :
4.246.
4.247.
pertahankan kesejajaran
tubuh
4.248.
4.285.
Hasil : pasien di
4.250.
4.251.
4.286.
Hasil : tempat
4.253.
antibiotic
51
4.299.
P:
4.287.
Hasil : pasien di
4.254.
injeksikan cefepime
10.00
melalui IV.
WIB
4.288.
4.255.
4.256.
4.257.
4.258.
4.259.
4.260.
4.261.
09.00
WIB
4.262.
4.263.
4.264.
4.265.
4.266.
4.267.
52
4.268.
09.10
WIB
4.269.
4.270.
4.271.
4.272.
4.273.
4.274.
11.00
4.300.
3
WIB
4.301.
4.332.
4.333.
Nov
emb
4.345.
1. Mengobservasi luka
jahitan
2013
4.335.
Tanggal 2
November 2013
4.334.
er
4.302.
4.344.
4.346.
Pukul
09.55 WIB
Hasil : luka
4.347.
4.348.
S:
Klien
4.303.
mengatakan
09.55
lukanya mulai
panjang 7 cm.
kering
WIB
4.304.
2. Membersihkan luka
dengan tehnik steril.
4.305.
4.336.
4.349.
Hasil : luka
dibersihkan dengan
53
O:
Luka tampak
kering,
4.306.
menggunakan larutan
NaCl dan kassa steril
4.307.
4.308.
hari.
4.337.
4.309.
4.310.
10.00
WIB
4.311.
Hasil : perban
4.314.
A :
sebagian.
4.351.
P :
dilanjutkan
Hasil : tanda
mmHg,
4.340.
N: 80 x/menit,
4.341.
RR : 18
4.342.
T : 36,9 oC.
antibiotik
4.343.
Hasil : pasien
4.317.
diberikan metronidazole
10.10
WIB
4.350.
kassa steril.
5. Memberikan terapi
4.316.
kemerahan
Intervensi
x/menit,
4.315.
Warna kulit
dengan menggunakan
4.339.
4.313.
Masalah teratasi
pada luka
cefepime melalui IV
4.318.
4.319.
4.320.
54
4.321.
4.322.
11.30
WIB
4.323.
4.324.
4.325.
4.326.
4.327.
4.328.
4.329.
4.330.
4.331.
11.00
WIB
4.352.
4.353.
4.354.
Nama Klien
: Tn A
Ruang
Tanggal
:2
Medang
4.355.
November 2013
55
4.356.
4.357.
No.
D
x
4.361.
1
4.358.
Tgl/Jam
4.359.
4.362.
4.376.
4.377.
Nove
mber
2013
4.363.
4.364.
08.45
WIB
4.365.
Implementasi
4.382.
4.378.
4.383.
Hasil :
Tanggal 4
Pukul
08.45 WIB
4.384.
4.385.
skala nyeri 0
S:
Klien mengatakan
bahwa nyeri
2. Menciptakan lingkungan
hilang
yang nyaman
4.386.
4.380.
KU klien baik
Klien tampak
Hasil : pasien
semifowler.
3. Memberikan terapi
4.367.
Evaluasi
November 2013
diberikan posisi
4.366.
4.360.
Hasil : pasien
4.368.
di injeksikan katerolak
09.55
WIB
O:
tenang
TTV klien
4.387. TD :
120/80 mmHg
4.388. N : 82
4.369.
x/menit
4.389. RR : 20
4.370.
x/menit
4.390. T : 37
4.371.
4.391.
4.372.
A:
Masalah teratasi
56
12.00
4.392.
WIB
P :
Intervensi
4.373.
dihentikan.
4.393.
4.374.
(Pasien Pulang)
4.375.
4.394.
2
4.395.
4.438.
4.439.
Nove
mber
2013
4.396.
4.451.
Tanggal 4
November 2013
4.440.
4.452.
1. Mengkaji ulang
Pukul
08.30 WIB
4.453.
observasi terhadap
4.454.
tanda infeksi.
Klien mengatakan
4.397.
4.441.
08.30
sembuh tapi
sudah mulai
mengering dan
tampak kering,
WIB
4.398.
4.399.
Hasil :
S:
2. Memonitor tanda-tanda
vital dan suhu tubuh
4.400.
Hasil : TTV
hasil
TD : 120/80
mmHg,
4.444.
4.404.
dilakukan kepada
4.443.
4.403.
O:
Panjang luka 7
cm
4.455.
pasien.
4.442.
4.401.
lukanya belum
N:
82x/menit,
57
Luka tampak
kering
TTV :
4.456. TD :
120/80 mmhg,
4.457. N: 82
x/menit,
4.458. RR : 20
4.445.
RR : 20
4.405.
x/menit
11.15
4.446.
WIB
4.406.
4.459. T :
T : 36,4 oC.
3. Melakukan perawatan
pada luka operasi
sesuai dengan jadwal
4.407.
4.447.
Hasil :
dilakukan perawatan
4.408.
4.409.
4.410.
dengan sering
pertahankan
4.411.
kesejajaran tubuh
4.448.
4.412.
Hasil : pasien
di anjurkan untuk
miring kanan dan
4.413.
miring kiri.
5. Mempertahankan sprei
4.414.
4.415.
kerutan
10.00
4.449.
WIB
4.416.
Hasil :
4.417.
6. Memberikan terapi
antibiotic
4.418.
4.450.
Hasil : pasien
diinjeksikan cefepime
58
x/menit
36,4 oC.
4.460.
A:
Masalah teratasi.
4.461.
P:
Intervensi
dihentikan.
4.462.
Pulang)
(Pasien
4.419.
melalui IV.
4.420.
4.421.
4.422.
4.423.
09.15
WIB
4.424.
4.425.
4.426.
4.427.
4.428.
4.429.
4.430.
09.20
WIB
4.431.
4.432.
4.433.
59
4.434.
4.435.
4.436.
4.437.
11.00
4.463.
3
WIB
4.464.
4.496.
4.497.
Nove
mber
2013
4.465.
4.508.
Tanggal 3
November 2013
4.498.
4.509.
09.50 WIB
setiap hari
4.510.
4.499.
4.511.
Hasil : luka
Pukul
S:
Klien mengatakan
4.466.
lukanya sudah
09.50
kering
WIB
4.467.
2. Membersihkan luka
dengan tehnik steril.
4.500.
4.468.
4.512.
Hasil : luka
dibersihkan dengan
NaCl dan kassa steril
kemudian diberi
4.470.
betadine.
3. Mengganti perban
4.471.
setiap hari.
4.501.
4.472.
Hasil :
60
Luka tampak
kering
menggunakan larutan
4.469.
O:
TTV :
4.513. TD :
120/80 mmHg,
4.514. N :
82x/menit,
10.00
WIB
4.473.
pagi dengan
4.515. RR : 20
menggunakan kassa
x/menit
steril.
4.516. T :
setiap hari
4.502.
4.475.
4.476.
Hasil : tanda
TD : 120/80
mmhg,
N: 82
x/menit,
RR : 20
10.15
4.506.
T : 36,4 oC.
5. Memberikan terapi
antibiotic
4.507.
Hasil : pasien
diberikan
metronidazole dan
4.482.
P :
4.519.
(Pasien Pulang)
x/menit
4.481.
4.518.
dihentikan
4.479.
4.480.
Masalah teratasi
hasil
4.505.
WIB
A:
Intervensi
4.504.
4.478.
4.517.
36,4 oC.
diinjeksikan cefepime
melalui IV
4.483.
4.484.
4.485.
11.15
WIB
4.486.
61
4.487.
4.488.
4.489.
4.490.
4.491.
4.492.
4.493.
4.494.
11.00
WIB
4.495.
4.520.
4.521.
4.522.
4.523.
BAB VI
4.524.
PENUTUP
4.525.
5.1.Kesimpulan
4.526.
4.527. Tn A yang berumur 83 tahun, dirawat di ruang medang RSUD
Sekayu dengan diagnosa medis hernia inguinalis lateralis. Satu hari sebelum
pengkajian klien menjalani operasi herniotomi, pada bagian bawah perut sebelah
62
kiri. Sehari setelah menjalani operasi klien mengatakan nyeri pada daerah luka
operasi herniotomi pada abdomen sinistra bagian bawah, skala nyeri 5 (nyeri
sedang), durasi 2 menit, frekuensi hilang timbul
4.528. Setelah
dilakukan
anamnese
dan
pemeriksaan
fisik
serta
4.536.
DAFTAR PUSTAKA
4.537.
4.538. Doenges, Marilynn, E., et. al.. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan:
Pedoman
untuk
Perencanaan
dan
63
4.540.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.
Jakarta: EGC.
4.541.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-
Sartono,
et
al.
2010.
Buku
Bedah
Umum.
(Online
http://yumizone.files.wordpress.com/2008/12/buku-bedah-umum.pdf)
Diakses tanggal 01 November 2013
4.543. Yulianti, Maria. 2011. Askep Hernia Inguinalis Lateralis. (Online :
http://id.scribd.com/doc/137781049/Askep-Hernia-3#download) Diakses
tanggal 02 November 2013
64