Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
INTERNASIONAL
Presented by:
TRANSFER PRICING
DALAM PERPAJAKAN
Oleh:
Iji Samaji, S.E, M.Si., Ak, CA., BKP.
Outline
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha
(Arms Length Principle)
Konsep Hubungan Istimewa
Penerapan Arms Length Principle
a. Jenis transaksi
b. Transfer Pricing Methods
c. Harga Wajar/Laba Wajar
Umum
Pajak
Kepentingan DJP
Wajib Pajak tidak menggunakan Penetapan
Harga Transfer (transfer pricing) sebagai sarana
untuk menghindari pengenaan pajak di
Indonesia
Wajib Pajak menggunakan prinsip kewajaran
(arms length principle), yang merupakan
konsensus internasional, dalam penetapan harga
transfer (transfer pricing) transaksi afiliasinya
1997/ 1998
1999/ 2000
2001/ 2002
2003/2004
Hungary
Colombia
Malaysia
First level
Second level
Third level
Fourth level
Thailand
Thailand
Portugal
Portugal
Poland
Poland
Peru
Peru
India
India
Netherlands
Netherlands
Germany
Germany
Germany
Kazakhstan
Kazakhstan
Kazakhstan
Russia
Russia
Russia
Denmark
Denmark
Denmark
Belgium
Belgium
Belgium
Venezuela
Venezuela
Venezuela
Argentina
Argentina
Argentina
Canada
Canada
Canada
UK
UK
UK
China
China
China
China
Slovakia
Slovakia
Slovakia
Slovakia
Brazil
Brazil
Brazil
Brazil
Italy
Italy
Italy
Italy
Italy
New Zealand
New Zealand
New Zealand
New Zealand
New Zealand
Mexico
Mexico
Mexico
Mexico
Mexico
Korea
Korea
Korea
Korea
Korea
France
France
France
France
France
Czech Republic
Czech Republic
Czech Republic
Czech Republic
Czech Republic
Spain
Spain
Spain
Spain
Spain
Australia
Australia
Australia
Australia
Australia
South Africa
South Africa
South Africa
South Africa
South Africa
USA
USA
USA
USA
USA
Nilai transaksi
antar Wajib Pajak
yang mempunyai
hubungan
Harga dan laba berbeda,
istimewa disebut
dan nilai dari beda harga
dan laba sama dengan nilai
wajar bila:
dari beda kondisi (untuk
kondisi dan transaksi yang
tidak sejenis)
Menurut PER-43/PJ/2010
Menurut PER-43/PJ/2010
Penyertaan 25%
atau Lebih
PT B
Hubungan antara A dan B merupakan hubungan istimewa.
PT B
PT C
PT D
PT L
PT M
Penerapan
Arms Length Principle
Analisis fungsi
pasal 7 (update PER-32/PJ/2011)
Melakukan analisis fungsi:
a.
b.
c.
d.
Factors
Related Party
Transactions
Tax
Payer
1
Contractual Terms
Economic Circumstances
Business Strategies
Related
Party
Tax
Payer
Non
Related
Party
Pembanding
Transaksi antar pihak independen
atau
Pihak independen yang melakukan transaksi
dengan pihak lain yang independen, yang
sebanding dengan pihak yang melakukan
transaksi afiliasi
USA
PO + L/C
190
FOB
200
Sales/Marketing Company
shareholders/sister Company of A
FOB
PO + Bank Transfer TT
150
A
Manufacturing Company Subsidiary/Sister
Company of B
INDONESIA
COGS = 140
Pendapat (2)
Bila kondisi transaksi penjualan
A->B tidak sama dengan kondisi
transaksi
penjualan
A->D,
sedangkan
harga
kedua
transaksi tersebut berbeda,
maka terdapat kemungkinan
bahwa harga transaksi A->B
adalah harga wajar, sepanjang
dapat ditunjukkan bahwa nilai
dari beda kondisi transaksi
tersebut setara dengan beda
nilai harga jual kedua transaksi.
FAKTOR-FAKTOR KESEBANDINGAN
Karakteristik dari produk yang ditransaksikan
Hasil analisis mengenai fungsi yang dilakukan, asset
yang digunakan dan resiko bisnis yang melekat pada
masing-masing pihak yang terlibat dalam transaksi
A->D
Transaksi
Independen
A->B
Transaksi
Hubungan
Istimewa
1.
2.
Material purchasing
3.
Manufacturing
4.
5.
Collection of payment
6.
Marketing
7.
8.
Warranty
A->D
Transaksi
Independen
A->B
Transaksi
Hubungan
Istimewa
1.
2.
Material purchasing
3.
Manufacturing
4.
5.
Collection of payment
6.
Marketing
7.
8.
Warranty
X
Sales price $190
Beda fungsi
yg dilakukan
A
CUP Method
PT A dan B Ltd. ada hubungan istimewa:
PT A
Barang/Jasa X
B Ltd.
Barang/Jasa X
C Inc.
Contoh Kasus
Barang X
PT A
PT B
Jika diketahui bahwa norma keuntungan kotor untuk usaha yang sama
dengan PT A adalah 25%, maka harga jual wajar dari A Ltd. ke PT A atas
barang X adalah Rp 7,5 Jt per unit.
Kondisi:
Biasanya diaplikasikan pada barang setengah jadi, di
mana terdapat perjanjian joint-facility dan perjanjian
pembelian dan penjualan jangka panjang
Transaksi ini secara normal dapat diaplikasikan pada
perspektif penyediaan jasa
Contoh Kasus
Kondisi:
Dapat digunakan jika perusahaan pembanding
memiliki FAR (function performed, asset used, dan
risk assumed) yang sama dengan perusahaan yang
diuji
Contoh Kasus
DIRECT vs INDIRECT
TRANSFER PRICING METHODOLOGY
P&L STATEMENT
TP METHOD
DESCRIPTION OF TP
METHODOLOGY
Sales (=Price)
Most Direct
Direct Method
Indirect Method
Cost of Sales
Gross Margin
Operating Expenses
Operating Income
Comparable Companies
1
2
3
4
5
6
7
PT A
PT B
PT C
PT D
PT E
PT F
PT G
Tested Company
Weighted
Average
3 years
(%)
0.04
4.81
5.82
3.38
0.70
2.27
6.89
4.77
2009
(%)
2008
(%)
2007
(%)
0.70
4.35
5.32
4.56
2.12
2.61
3.09
5.17
-2.18
4.70
7.06
2.11
-0.86
2.47
6.51
6.10
1.36
5.58
4.80
3.70
1.06
1.31
10.03
2.99
Maximum
6.89
5.32
7.06
10.03
5.31
4.46
5.60
5.19
Median (Q2)
3.38
3.09
2.47
3.70
1.48
2.37
0.63
1.33
Minimum
0.04
0.70
-2.18
1.06
HARGA WAJAR
Harga
wajar
transaksi
hubungan
istimewa
Harga
transaksi
=
independen
()
atau
(+)
Nilai Beda
Kondisi
Transaksi
LABA WAJAR
Laba
bersih
operasi
wajar
Laba bersih
operasi
transaksi
independen
()
atau
(+)
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PERBEDAAN HARGA
Dalam membandingkan harga harus memperhatkan kondisi yang
menyebabkan perbedaan harga, antara lain:
Pasar-pasar
yang berbeda
secara geografis
Mata rantai
penjualan dari
produsen ke
konsumen
Potongan harga
dan potongan
kuantitas (diskon
dan rabat)
Kualitas barang
Biaya
transportasi
Asuransi
Harga Tidak
Wajar
Harga Wajar
Tidak terdapat
hubungan
istimewa
Harga Tidak
Wajar
Harga Wajar
DJP
berwenang
melakukan
koreksi harga
DJP tidak
berwenang
melakukan
koreksi harga
Kewajiban Menyusun TP
Documentation
Kewajiban penyusunan
TP Documentation
Pasal 18 ayat (1)
Wajib Pajak wajib menyelenggarakan dan menyimpan
buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 UU KUP dan
peraturan pelaksanaannya.
Pasal 18 ayat (2)
Termasuk dalam pengertian dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi dokumen yang menjadi
dasar penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman
Usaha pada transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
Dokumentasi TP
(update PER-32/PJ/2011, Pasal 18 ayat (5))
Dokumen penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar yang harus disediakan
oleh Wajib Pajak sekurang-kurangnya mencakup :
a. gambaran perusahaan secara rinci seperti struktur kelompok usaha,
struktur kepemilikan, struktur organisasi, aspek-aspek operasional
kegiatan usaha, daftar pesaing usaha, dan gambaran Iingkungan
usaha;
b. kebijakan penetapan harga dan/atau penetapan alokasi biaya;
c. hasil Analisis Kesebandingan atas karakteristik produk yang
diperjualbelikan, hasil analisis fungsional, kondisi ekonomi, ketentuanketentuan dalam kontrak/perjanjian, dan strategi usaha;
d. pembanding yang terpilih; dan
e. catatan mengenai penerapan metode penentuan Harga Wajar atau
Laba Wajar yang dipilih oleh Wajib Pajak serta alasan penolakan
metode yang tidak dipilih.
Kewenangan
Direktur Jendral Pajak
MAP
Pasal 22
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement
Procedure/MAP) kepada Direktur Jenderal Pajak
sesuai ketentuan dalam P3B untuk menyelesaikan
sengketa perpajakan yang menyangkut penerapan
ketentuan dalam P3B sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, termasuk dalam hal Wajib Pajak tidak
menyetujui penyesuaian yang dilakukan oleh
otoritas pajak di negara mitra P3B terhadap Wajib
Pajak yang menjadi lawan transaksinya.
APA (1)
Pasal 18 (3a) UU PPh
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan
perjanjian dengan wajib pajak dan bekerja sama
dengan pihak otoritas pajak negara lain untuk
menentukan harga transaksi antar pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4), yang berlaku selama
suatu periode tertentu dan mengawasi
pelaksanaannya serta melakukan renegoisasi
setelah periode tertentu tersebut berakhir
APA (2)
update PER-32/PJ/2011 pasal 23
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing
Agreement/APA) kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, sebagai upaya
menghindari permasalahan yang mungkin timbul dalam
transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak dengan
pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa.
Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing
Agreement/APA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah perjanjian tertulis antara Direktur Jenderal Pajak
dengan Wajib Pajak atau antara Direktur Jenderal Pajak
dengan otoritas perpajakan negara lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3a) Undang-Undang PPh
APA (3)
Keuntungan dari APA selain memberikan kepastian
hukum dan kemudahan penghitungan pajak, Fiskus
tidak perlu melakukan koreksi atas harga jual dan
keuntungan produk yang dijual Wajib Pajak kepada
perusahaan dalam grup yang sama
APA dapat bersifat unilateral, yaitu merupakan
kesepakatan antara Direktur Jenderal Pajak dengan
Wajib Pajak, atau
APA dapat bersifat bilateral, yaitu kesepakan Direktur
Jenderal Pajak dan otoritas perpajakan negara lain yang
menyangkut Wajib Pajak yang berada di wilayah
yuridiksinya
Case Study
CUP Method
RP Method
Cost Plus Method
Profit Split Method
TNM Method
CUP Method
PT XYZ sells to ABC of India (unrelated) and to
MNO of UK (related) its CD players. The product is
identical.
The terms are one-year warranty for India and 6
months warranty for UK.
The cost of one-year services is estimated as Rp
500/ per piece in India and UK.
Sales to ABC is CIF and to MNO is FOB. (estimated
CIF per piece to MNO is Rp 250)
As the products are identical, warranty and
insurance and freight will have to be normalised for
comparison of both the prices.
We have to determine the ALP on CUP basis for
sales from XYZ to MNO.
CUP Method
Calculation:
Particulars
Selling Price
Less: Cost of service
Add: Insurance &freight (actual)
Normal comparable price
Arms Length Price
Transfer price charged to MNO
Shortage TP charged per piece
No. of pieces purchased by MNO
Total shortage income of MNO under CUP method
XYZ to ABC
XYZ to MNO
(unrelated)
(related)
5.000
4.000
500
250
4.500
3.750
Nil
250
4.500
4.000
4.500
4.000
500
100.000
50.000.000
XYZ Ltd.
51.60
10.00
15.00
10.00
5.00
3.00
20%
Nil
4.20
MN Ltd.
60.20
10.00
15.00
10.00
5.00
3.00
40%
1.40
2.00
Hitung harga
penjualan wajar
kepada XYZ?
Illustration:
ABC Ltd. transfers goods to
Cost of Production / unit
Direct Material
Direct Wages
Direct Expenses
Prime Cost
Factory Overheads
Administrative Overheads
Cost of Production
Gross Profit Mark-up (@20%; @40%)
Selling Price
Gross Profit Mark-up %
Gross Profit Mark-up
Less: Selling costs
Less: Distribution costs
Adjusted GP Margin
Adjusted GP Margin % on cost
XYZ Ltd.
MN Ltd.
(Related party) (Comparable transaction)
10.00
15.00
10.00
35.00
5.00
3.00
43.00
8.60
51.60
20%
8.60
Nil
4.20
4.40
10.23%
10.00
15.00
10.00
35.00
5.00
3.00
43.00
17.20
60.20
40%
17.20
1.40
2.00
13.80
32.09%
32,09%
10,23%
21,86%
43,00
9,40
51,60
61,00
2.580.000
3.050.000
470.000
Y
Manufactures
final product
Z
Distributor
independen
X
Sales
100
300
Purchases
15
100
Manufacturing cost
20
35
Gross Profit
65
165
R&D
20
15
15
10
Net Profit
30
140
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (1)
Pada transaksi ini, CUP method tidak dapat
digunakan karena adanya keunikan produk final
tersebut (tidak ada produk yang memiliki
karakteristik data yang sama atau mirip)
Asumsinya, tidak ada data yang cukup untuk
menggunakan cost plus method
Resale price method juga tidak tepat diterapkan
karena produk mengalami proses manufaktur yang
signifikan pada perusahaan Y (Resale price method
biasanya diterapkan pada perusahaan distribusi)
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (2)
Penerapan profit split method menggunakan
residual approach
Step 1: residual analysis of the group profit
Calculation of total profit
Total Sales
300
35
35
Gross profit
230
R&D
35
25
Net Profit
170
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (3)
Calculation of basic return:
Mark up yang berasal dari benchmark data eksternal, kita guankan
untuk melakukan perhitungan basic returns dari X dan Y
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (4)
ii.
ii
The calculation of basic return to Y has to take into account that COGS
for the comparable independent companies have included the purchase
price of the semi-finished product.
Since that is the transfer price for Y, the basic return for Y will be a function
of the transfer price, i.e.
= 20% of [(COGS purchase price) + other operating
expenses
+ arms length price]
= 20% (35 + 10 + TP)
= 9 + 0.2TP
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (5)
Step 2: residual profit split:
Calculation of residual profit
Residual profit = net profit [(Return to X) + (Return to Y)]
= 170 (15 + 9 + 0.2TP)
= 146 0.2TP
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (6)
Kita asumsikan dalam kasus ini, R&D merupakan indikator
yang reliable untuk menilai kontribusi dari intangible asset,
metode residual profit akan dibagi berdasarkan
pengeluaran R&D yang dapat dijelaskan dalam tabel
berikut:
X
R&D
20
15
Total R&D
35
35
57%
43%
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (7)
Net Profit for X
Basic return to X
= 15
= 9 + 0.2 TP
Aplikasi Penerapan
Profit Split Method (8)
Adjustment for transfer price between X and Y
Sales price if X makes no profit = 100 30 = 70
Adjusted sales price (i.e. TP) = 70 + Adjusted net profit for X
Aplikasi
Penerapan
Profit Split Method
(9)
Sales
Arms length
adjustment
Adjusted sales
Purchases
100
300
51
151
15
Adjustment
51
Adjusted purchases
Adjusted Net
Profit
100
151
Manufacturing cost
20
35
Gross profit
65
165
116
114
R&D
20
15
Other operating
expenses
15
10
Net Profit
30
140
81
89
TNM Method
PT ADC merupakan perusahaan manufaktur
pembuatan bahan kimia yang sangat spesifik.
Untuk mendukung kesuksesan usahanya, PT
ADC memperoleh banyak intragroup service
dari related party-nya, Z Corp di Jepang.
Intragroup service antara lain: technical service,
tehnical assistance, management fee, IT service
yang sangat spesifik dan tidak ditemukan data
pembandingnya, baik internal comparable
maupun external comparable.
IDR
Sales
12,000,0000
COGS
70,000,000
Gross Profit
50,000,000
Operating expense
20,000,000
Operating profit
30,000,000
Operating margin:
TNM Method
Operating Margin PT ADC
25%
22%
Adjustment
Penyajian TNMM
No
Comparable Companies
1
2
3
4
5
6
7
PT A
PT B
PT C
PT D
PT E
PT F
PT G
Tested Company
Weighted
Average
3 years
(%)
0.04
4.81
5.82
3.38
0.70
2.27
6.89
4.77
2009
(%)
2008
(%)
2007
(%)
0.70
4.35
5.32
4.56
2.12
2.61
3.09
5.17
-2.18
4.70
7.06
2.11
-0.86
2.47
6.51
6.10
1.36
5.58
4.80
3.70
1.06
1.31
10.03
2.99
Maximum
6.89
5.32
7.06
10.03
5.31
4.46
5.60
5.19
Median (Q2)
3.38
3.09
2.47
3.70
1.48
2.37
0.63
1.33
Minimum
0.04
0.70
-2.18
1.06
Semoga Sukses
111
Terima kasih
atas perhatiannya
Iji Samaji, S.E, M.Si., Ak., CA., BKP.
Ilmu Pajak terus berkembang mengikuti
perkembangan perekonomian global..............
terus belajar dan mengikuti perkembangannya
adalah kunci untuk memahaminya
112
112
Terima Kasih