Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Sri N Sihotang
(131121114)
(131121119)
Ryan Azhari
(131121115)
(131121120)
(131121116)
Yulienni Pinem
(131121121)
Sajidah Noer
(131121117)
(131121122)
Widya Handayani S
(131121118)
Susanty Elviana
(131121124)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kulit ..................................................................................................................
2.2 Anatomi Kulit ................................................................................................................
2.3 Adneksa Kulit ................................................................................................................
2.3.1 Kelenjar Kulit ...............................................................................................................
2.3.2 Kuku .............................................................................................................................
2.3.3 Rambut .........................................................................................................................
2.3.3.1 Struktur Rambut ........................................................................................................
2.3.3.2 Folikel Rambut
2.3.3.3 Susunan Rambut .......................................................................................................
2.3.3.4 Fungsi Rambut ..........................................................................................................
2.4 Fisiologi Indra Kulit .....................................................................................................
2.5 Peristiwa Listrik dan Ion Reseptor .............................................................................
2.6 Fungsi Kulit ...................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat
dan petunjuk dari-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Fisiologi Sistem Integumen.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk megetahui dan memahami tentang system
integument serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi. Untuk itu Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah yaitu Ibu Nurbaiti, S.Kep atas bimbingannya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Terimakasih juga buat teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
agar makalah ini lebih sempurna dan dapat meningkatkan pengetahuan bagi pembaca.
Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi pembaca dan
kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kulit
Kulit merupakan organ paling luas yang berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap
bahaya bahan kimia, cahaya matahari, mikroorganisme, dan menjaga keseimbangan tubuh
dengan lingkungan. Kulit merupakan indicator untuk memperoleh kesan umum, dengan melihat
perubahan yang terjadi pada kulit misalnya pucat, kekuning-kuningan, dan kemerah-merahan.
Suhu kulit dapat meningkat dengan adanya kelainan pada kulit ataupun gangguan psikis lainnya
yang dapat meneyababkan kelainan misalnya stress, ketakutan, atau keadaan marah sehingga
akan terjadi perubahan pada kulit.
Perubahan struktur kulit menentukan usia sudah lanjut atau masih muda. Wanita atau
pria dibedakan dengan penampilan kulit, selain itu warna kulit juga ditentukan oleh rasa tau suku
bangsa misalnya kulit hitam=Negro, kulit kuning=Mongolia, kulit putih=Eropa, dan lain-lain.
Keadaan kulit sangat kompleks, elastic, sensitive dan bervariasi dan dipengaruhi oleh:
-
Iklim
Umur
Seks
Ras
Kulit dapat berperan aktif dalam fungsi vital tubuh antara lain:
tanduk).
Stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum, yang merupakan lapisan
sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut
2. Lapisan Dermis
Lapisan ini tepatnya dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis dan
terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat. Secara garis besar elemen seluler dan folikel
-
Pleksus yang terletak dibagian atas dermis (Pleksus Superficial) dan mengadakan
Kelenjar-kelenjar
Kuku
Rambut
Rambut adalah suatu pertumbuhan yang keluar dari kulit dan terdapat diseluruh tubuh,
kecuali pada telapak tangan dan kaki. Bagian yang terbenam dalam kulit disebut akar
rambut, bagian yang berada diluar kulit disebut batang rambut. Dua macam tipe rambut
-
yaitu:
Rambut lanugo yang merupakan rambut halus tidak mengandung pigmen dan terdapat
pada bayi
Rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai
a.
medula: merupakan bagian tengah rambut yang longgar terdiri atas 2-3 lapis sel
kubis mengerut sama lain dipisahkan oleh ruang berisi udara dan bulu halus pendek jenis
bulu roma. Sebagai rambut kepala dan rambut pirang tidak mempunyai medula, sel-
selnya sering mengandung pigmen, keratin sel-sel medula termasuk keratin lunak.
b.
Korteks: merupakan bagian utama rambut yang terdiri atas beberapa lapis sel
gepeng dan panjang berbentuk gelondong membentuk keratin keras. Fibril keratin
tersusun sejajar, sedangkan granula pigmen terdapat di dalam dan diantara sel-selnya.
Rambut hitam mengandung pigmen teroksidasi udara yang terkumpul di dalam ruang
potongan melintang, rambut berombak pada beberapa bangsa kaukasia, afrika dan irian
penampangnya lonjong.
2.3.3.2
Folikel rambut
Merupakan selubung yang terdiri atas sarung jaringan ikat bagian luar (sarung akar
dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel bagian dalam berasal dari epidermis.
Folikel yang mengembung membentuk bulbus rambut dan berhubungan dengan papilla tempat
persatuan akar rambut dan selubungnya.
Sarung akar asal dermis:
1.
Lapisan paling luar: berkas serat kolagen kasar yang memanjang sesuai dengan lapisan
retikulum dermis.
2.
Lapisan tengah: lebih tebal sesuai dengan lapisan papila dermis. Lapisan ini padat sel dan
Lapisan dalam: berupa sabuk homogen sempit yang disebut glassy membran basal di
bawah epidermis
Sarung akar asal epidermis : mempunyai lapisan luar yang menyambung dengan lapislapis dalam epidermis yang sesuai dengan lapis-lapis permukaan yang sudah berkembang.
Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel poligonal yang menyerupai sel-sel stratum
spinosum epidermis. Sarung akar rambut dalam, sarung berzat tanduk membungkus
Akar rambut yang sedang tumbuh dan menghasilkan keratin lunak yang juga ditemukan pada
epidermis. Sarung ini tidak tampak lagi diatas muara kelenjar sebasea dalam folikel.
2.3.3.3 Susunan rambut
1.
batang rambut: merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Kalau dibuat
sering disasak akan meregangkan hubungan sel-sel selaput rambut sehingga merusak selaput
rambut dan cairan mudah masuk ke dalam rambut.
b. Kulit rambut : korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal terdiri atas lapisan
tanduk berbentuk kumparan tersusun memanjang dan mengandung butir-butir mielin. Sel tanduk
terdiri atas serabut keratin, masing-masing sel tanduk yang disebut fibril diuraikan menjadi
satuan serat yang lebih halus disebut mikrofibril. Rambut mempunyai sifat daya elastisitas akan
bertambah apabila dibasahkan dan dihangatkan.
c. Sumsum rambut (medula): bagian yang paling dalam dibentuk oleh sel tanduk, bentuknya
seperti anyaman dengan rongga berisi udara. Bagian ini sangat tipis mengandung medula dan
sum-sum rambut ini hanya terdapat pada rambut yang tebal misalkan pada alis, kumis, dan
sebagian rambut kepala.
2.
Akar rambut: merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit, terselubung
oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar ini tertanam sangat dalam hingga dapat mencapai
lapisan hipodermis.
a. Kandungan rambut: tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari permukaan kulit
sampai pada bagian bawah umbi rambut. Pada selubung ini terdapat unsur:
Unsur lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari lapian dermis atau kulit jangat yang
membentuk 3 lapisan: lapisan serabut kolagen, lapisan serabut elastis yang teratur mengandung
pembuluh darah dan saraf, dan lapisan serabut sirkuler yang tersusun selang seling dengan sel
yang berbentuk kumparan dan selaput bening(hialin) yang tidak mempunyai bentuk tertentu.
Unsur lapisan epidermis. Terdapat pada umbi rambut yang terdiri atas lapisan-lapisan
kandung akar luar dan kandung akar dalam. Kandungan akar dalam tersusun dari luar ke dalam
(lapisan hanle) terdiri atas selapis sel kuboid dengan inti gepeng, terdiri atas 1-2 lapis sel tanduk
gepeng yang mengandung inti dan selaput kutikula. Kandungan akar rambut bentuknya seperti
sisik ikan dan berlapis seperti umbi makin ke atas makin tipis, pada ketinggian muara kelenjar
lapisan ini tidak ada lagi.
b. Papil rambut: bagian bawah folikel rambut berbentu lonjong serti telur yang ujung bawahnya
terbuka berisi jaringan ikat tanpa serabut elastis, ke dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk
mensuplay nutrisi ke umbi rambut. Diantara sel-sel papil terdapat sel-sel melanosit yang
menghasilkan pigmen melanin yang memberi warna pada kiulit yang disebarkan ke dalam
korteks dan medula rambut.
c. Umbi rambut (tunas rambut); adalah bagian akar rambut yang melebar dan merupakan sel
bening yang terus-menerus bertanbah banyak dan berkembangbiak secara mitosis. Daerah ini
subur, kedekatan dengan pembuluh-pembuluh papil rambut, dan menghasilkan sel-sel baru untuk
korteks rambut mengganti sel-sel yang sudah tua.
Otot penegak rambut: muskulus erektor pili adalah otot penegak rambut yang terdiri atas otot
polos yang terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan serabut elastis. Bila otot ini
berkontraksi, rambut akan tegak dan kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya di
dorong keluar untuk melumas rambut.
Pertumbuhan rambut: terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks yang berasal dari epidermis
dan belum berdiferensiasi yang terletak di atas sekitar puncak papila rambut. Sel-sel pada dasar
folikel akan menjadi sarung akar rambut luar.
Sel-sel matriks rambut: merupakan stratum malpigi epidermis yang akhirnya menjadi
sel-sel berzat tanduk. Pada epidermis bahan keratin lunak terjadi terus-menerus. Rambut
mempunyai masa pertumbuhan tertentu, untuk rambut kepala 0-3 tahun, sedangkan bulu mata 34 bulan.
Akar rambut lepas dari matriks dan rambut rontok tertarik keluar setelah istirahat
folikel memasuki masa pertumbuhan dan berhubungan dengan papil baru selanjutnya rambutrambut baru tumbuh dari folikel yang terbentuk tersebut.
2.3.3.4 Fungsi rambut:
Sebagai pelindung, pada muara lubang telinga/hidung terhadap benda-benda yang masuk
penguapan keringat.
Pengaturan emosi: apabila mengalami ketakutan bulu tengkuk berdiri.
Sebagai alat perasa: rambut membesar rangsangan sentuhan terhadap kulit.
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak bermielen
(selaput). Pelebaran saraf terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan fibrosa
dan berakhir di sekitar folikel rambut.
Pada pemeriksaan histology, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi
sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar
folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut yang menimbulkan perasaan (raba taktil).
1. Fungsi proteksi: menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik misalnya:
gesekan, tarikan, dan gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi. Gangguan
panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, dan infeksi dari luar (bakteri dan jamur).
Bantalan lemak di bawah kulit berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisik,
sedangkan melanosit melindungi kulit dari sinar matahari.
proteksi terhadap rangsangan kimia terjadi karena stratum korneum yang impermeable
terhadap zat kimia dan air. Terdapat lapisan keasaman pada kulit untuk melindungi
kontak zat kimia dengan kulit. Sebum menyebabkan keasaman kulit berada antara pH 55,6 yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi, jamur, dan sel kulit yang telah
mati akan melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi absorpsi: kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi cairan yang
mudah menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Sifat
permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya
kulit, hidrasi, kelembaban, dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar sel,
menembus sel-sel epidermis, dan saluran kelenjar.
3. Fungsi ekskresi: kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa
metabolisme) dari kulit karena lapisan sebum mengandung minyak untuk melindungi
kulit dan menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
4. Fungsi persepsi: kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
untuk merangsang panas diterima oleh dermis dan subkutis, sedangkan untuk rangsangan
dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan oleh papilla dermis markel renfier yang
terletak pada dermis, sedangkan tekanan yang dirasakan oleh epidermis serabut saraf
sensorik memiliki jumlah yang lebih banyak di daerah erotic.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh: kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi
otot dengan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vascular dipengaruhi oleh
saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga
terjadi ekstra cairan sehingga kulit bayi tampak endomentosa karena lebih banyak
mengandung air dan natrium.
6. Fungsi pembentukan pigmen: terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosom dibentuk oleh alat golgi
dengan bantuan tiroksinasi (meningkatkan metabolisme sel), ion Cu, dan O 2. Sinar
matahari mempengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangantangan dendrite, sedangkan lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak
selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit,
reduksi Hb, dan keratin.
7. Fungsi keratinasi: sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel
spinosum. Makin ke atas, sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.
Selanjutnya, inti sel menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses
ini berlangsung terus-menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintesis dan
generasi menjadi lapisan tanduk yang berumur 14-21 hari. Selain itu juga memberikan
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.
8. Fungsi pembentukan vitamin D: pembentukan vitamin D berlangsung dengan
mengubah dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari, tetapi kebutuhan
vitamin D tidak cukup hanya dari proses tersebut, pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam sistem yang beragam yang
masing-masing mempunyai fungsi, struktur serta tata letak yang berbeda-beda. Termasuk
didalamnya sistem integumen, yang sangat berperan dalam melindungi sistem-sistem yang
berada didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih
banyak fungsi dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal tubuh.
Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan bahwa sistem
integumen merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.
3.2 Saran
Dalam makalah ini diharapkan para pembaca bisa memahami fungsi tentang system
integument (kulit). Maka dari itu, penulis menyarankan agar menjaga kulit dengan baik
mengingat peranan penting dari kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi. Surabaya: Graha Ilmu.
Syarifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Rospa Hetharia. 2009. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: CV. Trans
Info Media.