Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MONILIASIS
MAKALAH
Oleh :
Tri Astutik
NIM 132310101017
NIM 132310101047
Sintya Ayu P
NIM 132310101049
Yeheskiel Febria N
NIM 132310101061
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini, dengan judul Diare.
Dalam proses penelitian dan penulisan tidak terlepas
dari bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
tulus kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ns. Lantin Sulistyorini M.Kes., selaku Dosen Pengajar dan Ns.
Wantiyah M.Kep., selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Ilmu
Keperawatan Klinik IIIB
3. Informan yang telah
sangat
membantu
penulis
dengan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................1
1.1
Latar Belakang..................................................................1
1.2
Tujuan................................................................................2
1.3
Implikasi Keperawatan......................................................2
Pengertian.........................................................................3
2.2
Epidemiologi......................................................................3
2.3
Etiologi..............................................................................4
2.4
2.5
Patofisiologi.......................................................................7
2.6
2.7
Pengobatan.....................................................................10
2.8
Pencegahan.....................................................................18
BAB 3. PATHWAYS........................................................................19
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN...................................................20
4.1
Pengkajian.......................................................................20
4.2
Diagnosa.........................................................................28
4.3
Perencanaan....................................................................28
4.4
Pelaksanaan....................................................................33
4.5
Evaluasi...........................................................................34
BAB 5. PENUTUP..........................................................................35
5.1
Kesimpulan......................................................................35
5.2
Saran...............................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................36
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Moniliasis adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya
disebut Monilia.Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis
merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut
manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa
gejala.Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka
kematian sekitar 71%-79%.Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang
dewasa yang tubuhnya lemah.Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian,
bantal, dan sebagainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut
berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida
sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab
utama.Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada
tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan
disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili
Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C.
parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat
menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi
dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik.
Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa
sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada
pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut
yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Seorang
peneliti
(Veron,
1835)
melihat
jamur
itu
pada
berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan perawat
yang tercemar jamur merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi
ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih
diberikanlah namaOidium Albicans. Nama oidium kemudian berubah
menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara
lain Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya
Berkhout (1923) menamakan jamur itu dalam genus candida.
1.2
Tujuan
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.3
Implikasi Keperawatan
Untuk tenaga kesehatan khususnya perawat , manfaat dari
moniliasis
keperawatan
1.4
adalah
meningkatkan
mutu
asuhan
paling sering terjadi. Penyakit ini biasa menginfeksi pasien yang sangat
lemah, bayi, orang tua, dan pasien yang mengalami penurunan kerja sistem
imun dengan prevalensi persebaran 10% - 15% dan 25% - 75% dari
populasi keseluruhan adalah carrier atau pembawa. Kolonisasi candidiasis
oral telah dilaporkan berkisar dari 40% sampai 70% dari anak yang sehat
dan dewasa, dengan tingkat lebih tinggi antara anak-anak dengan gigi keries
dan orang dewasa yang lebih tua memakai gigi palsu. Adapun tingkat yang
telah terbukti juga menigkatkan dengan terapi radiasi kanker, diabetes, dan
infeksi HIV. Koloniasis Candidia dapat menyebabkan infeksi oportunistik
mukosa dan disebarluaskan dan multisistem keterlibatan organ dalam
immunocompromised organ. Tingkat infeksi ini telah dilaporkan sebgai
50% selama kemoterapi, 70% selama terapi radiasi, dan 90% pada infeksi
HIV.
2.3 Etiologi
Oral trush dan infeksi Moniliasis lainnya terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh lemah oleh karena itu penyakit atau obat-obatan seperti
antibiotik mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme di dalam
tubuh. Sistem kekebalan tubuh bekerja sebagai pengusir invasi organism
yang berbahaya, seperti virus, jamur, bakteri dengan mempertahankan
keseimbangan antara mikroba didalam tubuh. Hal ini tidak selalu bekerja
maksimal akan tetapi mekanisme perlindungan juga dapat mengalami
kegagalan, sehingga dapat memungkinkan tejadinya infeksi oral trush atau
moniliasis akan terus berlanjut. Beberapa penyakit yang dapat membuat
tubuh rentan terhadap infeksi ini diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
HIV/AIDS
Kanker
Diabetes milletus
Infeksi jamur vagina.
5. Bila terjadi kronis maka terjadi granu lomatosa (lesi berbenjol kecil)
menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga
beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
6. Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat
Celcius.
7. Tidak mau makan atau minum.
8. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia
akan rewel.
1.5 Patofisiologi
Kandidiasis oral atau Moniliasis/Trush sering disesbabkan oleh
candida albicans, atau kadang oleh candida glabrata dan candida troicalis.
Jamus candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga
mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut
atau perubahan mekanisme pertahanan local dan sistemik yang
menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan
berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur
rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan
jamur
candida
albicans
ini
pertumbuhannya
dipelihara
dibawah
penyakit
yang
menyerang
system
imun
seperti
Aquired
1.6
1.7 Pengobatan
Terdiri dari 2 cara :
1. Medik /pengobatan
Memberikan obat antijamur, misalnya :a. Miconazol : mengandung
miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat
diberikan ke lesi setelah makan. b.Nystatin : tiap pastille mengandung
100.000 unit nistatin. Satu pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali
sehari selama 7-14 hari. Pastille lebih enak daripada sediaan nistatin lain.
Nistatin ini mengandung gula.
2. Keperawatan
Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan
risiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi adalah
mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air
mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum
dipakai.
Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan
dengan autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-satu
atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau tidak cukup
tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih dan disimpan kering,
nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih.
Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat
menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang.Jika
bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush
sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu
atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu
dalam mulut bayi setelah minum juga dapat menjadi penyebab terjadinya
oral thrush jika kebetulan ada bakteri di dalam mulut.
Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum
susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang
terdapat pada mulut tersebut.Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak
dan sudah diberikan obat, selain menjaga kebersihan mulut berikanlah
makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering
dan setiap habis makan berikan air putih dan usahakan agar sering
minum.Oral thrush dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan
mulut dan sering-seringlah minum apalagi sehabis makan.
Sariawan dapat sembuh dengan sendirinya, kecuali sariawan akibat
jamur yang harus diobati dengan obat antijamur.Masa penyembuhan
relatif lama, yaitu seminggu.Jika tak segera diobati, dapat berkelanjutan
meski hanya menyebar di sekitar mulut saja.Tapi jamur yang tertelan dan
melewati pembuluh darah, juga bisa menyebabkan diare.
1.8 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara
lain :
1. Oral hygiene yang baik;
2. Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak
immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu,
payudara ibu juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot
bayi ;
10
BAB 3. PATHWAYS
Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik
yang tak terkontrol, immunodefisiensi
Pertumbuhan
jamur yang tak
terkontrol
Sistem imun
turun
Menyerang system
imun
Mulut bayi
kotor
Proses infeksi
Kurang
informasi
Timbul bercak
putih di mulut
MK:
Kurang
Pengetahu
Ketidakmampu
an membuat
penilaian yang
tepat
Kandidiasis
MK: Perubahan
persepsi sensori
Nyeri pada
mulut
Perubaha
n pola
Candida
bermetasta
se
Nafsu
makan
Nyeri pada
faring
MK : Perubahan
Nutrisi Kurang
MK :Risiko
Konstipasi
Kelemaha
n
MK :Defisit
Perawatan
Diri:
Malnutri
si
MK :
Gangguan
Integritas
Suhu tubuh
MK : Hipertermi
MK
:Disfungsi
Motilitas
Gastrointest
Proses
peradangan
Peningkatan hormon
prostatglandin,
bradikinin, histamin
Menggumpal
menutup
permukaan
lidah
MK:
Ketidakefekt
ifan
Pemeliharaa
Menghambat
implus syaraf
pengecap
Tidak dapat
mengecap rasa
Gejala
semakin
Bercak
kemerahan
dengan eksudat
berwarna putih
MK : Nyeri
Akut
MK
:Ansie
tas
11
Pengkajian
1. Identitas Klien:
1. Nama
Nama klien dibutuhkan sebagai identitas klien.
2. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang dominan antara banyaknya
penderita moniliasis anak laki-laki dan perempuan.
3. Umur
Moniliasis/trush adalah penyakit yang sering terjadi pada anak, terutama
pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia maka angka kejadian
semakin jarang.
4. Alamat
Alamat klien dapat mengindikasikan lingkungan klien yang
dapat
berpengaruh
terhadap
sehat
sakit
klien.Keadaan
lebih
mudah
mengidentifikasi
dan
melakukan
12
a. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit sekarang
Anak dengan moniliasis/trush mengalami sariawan berupa suhu badan
meninggi hingga 40 derajat Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa,
rewel, menolak untuk makan atau minum, dan gelisah.Biasanya disertai
dengan bau mulut yang kurang sedap, akibat kuman atau jamur.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya suatu infeksi pada saat bayi sehingga diberikan pengobatan
antibiotik yang lama.Riwayat Imunisasi: imunisasi yang biasa diberikan
yaitu BCG, DPT, Hepatitis, dan Polio.
3. Riwayat Perinatal
1) Antenatal:
Pada anak dengan moniliasis/trush, biasanya ibu sang anak pernah
menderita penyakit, seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan
inveksi jamur vagina.
2) Intra natal:
Pada anak dengan moniliasis/trush biasanya saat proses kelahiran bayi
terinveksi jamur dari vagina ibu.
3) Post natal:
Pada anak dengan moniliasis/trus biasanya orang tua jarang mencuci
tangan saat merawat atau menetekkan bayinya.Selain itu, kebersihan
botol atau putting ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak dengan moniliasis/trush biasanya dalam keluarganya, khususnya pada
ibu pernah menderita penyakit HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan
infeksi jamur vagina.Akibat dari penyakit yang di derita ibu ini, maka tubuh
anak
dapat
menjadi
lebih
rentan
terhadap
infeksi
moniliasis.
13
14
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : lemah.
TTV :
1. Tekanan Darah : dalam batas normal
2. Suhu : suhu tubuh tinggi, lebih dari 37o C (normal 36o C- 37o C)
3. Nadi : takikardi
4. RR : dalam batas normal (normal 20-50 x/mnt)
2) Kepala dan leher
Inspeksi :
Wajah : simetris, dahi mengkerut
Rambut :distribusi merata
Mata:pupil miosis, konjungtiva anemis
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Telinga : bersih
Bibir dan mulut
15
Pemeriksaan
diagnostik
yang
dapat
dilakukan
pada
anak
dengan
4.2
Diagnosa
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan
bentukan warna merah dan mengandung eksudat, gejala semakin berat
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
nyeri pada mulut, penurunan nafsu makan
4. Gangguan integritas kulit (mukosa oral) berhubungan dengan infeksi
pada mukosa oral
5. Perubahan persepsi sensori pengecapan berhubungan dengan proses
6.
7.
8.
9.
infeksi
Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan malnutrisi
Risiko konstipasi berhubungan dengan perubahan pola makan
Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan kelemahan
Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
Perencanaan
No
1
Diagnosa
Tujuan/
Keperawatan
Hipertermi
hasil
Setelah
berhubungan
tindakan
kriteria Perencanaan
/ Intervensi
dilakukan 1.Berikan
asuhan
kompres
Rasional
1. Di ketiak dan
lipatan
hangat
infeksi
selama 2 x 24 jam,
sekitar
pembuluh darah
lipatan
besar.
akan
misalnya,
Mengurangi
ketiak dan
panas
normal,
kembali
dengan
di
paha
terdapat banyak
dengan
16
lipatan
memindahkan
paha.
2.Beri pasien
banyak
putih
atau
susu
lebih
dari
1000
cc/hari.
3.Ciptakan
suasana
konduksi.
Air
dapat
mengontrol
pemindahan
panas
secara
perlahan tanpa
menyebabkan
hipotermi atau
menggigil.
2. Peningkatan
yang
nyaman
(atur
suhu
tubuh
mengakibatkan
ventilasi)
4.Anjurkan
keluarga
untuk tidak
memakaika
selimut
dan pakaian
yang tebal
pada anak
5.Observasi
tanda vital
6.Kolaborasika
n
secara
hangat
minum air
panas
dalam
penguapan
tubuh
meningkat
sehingga perlu
diimbangi
dengan asupan
cairan
yang
cukup.
3. Suhu ruangan
harus
diubah
untuk
mempertahanka
pemberian
obat
mendekati
antimikroba
,
antipiretik,
dan
pemberian
normal.
4. Pakaian
suhu
tipis
membantu
mengurangi
penguapan
17
cairan
tubuh.
5. Tanda
parenteral
vital
merupakan
acuan
untuk
mengetahui
keadaan
anak
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan.
6. Digunakan
untuk
mengurangi
demam dengan
aksi sentralnya
pada
2
Nyeri
hipotalamus.
dilakukan 1. Anjurkan 1. Anak
akan
akut Setelah
berhubungan
tindakan
asuhan
ibu untuk
merasa nyaman
menggend
dalam dekapan
infeksi
ong
ibunya
menghasilkan
nyeri
bentukan
dirasakan
warna
merah akan
yang
pasien
berkurang,
dan
dengan
kriteria
mengandung
tampak rileks.
dan
dan
menenang 2. Mengalihkan
kan
si
anak
perhatian
anak
terhadap nyeri
misalnya 3. Memastikan
mengelus-
kondisi
elus
setelah
kepalanya
dilakukan
2. Ajarkan
teknik
distraksi
anak
tindakan
keperawatan.
4. Menghilangkan/
pada
mengurangi
orang tua
nyeri
18
misalnya
dengan
memberik
an
anak
mainan
3.
Evaluasi
status
nyeri,
catat
lokasi,
karakterist
ik,
frekuensi,
waktu dan
beratnya
4. Kolaboras
ikan
dalam
pemberian
analgesik
sesuai
3
Perubahan
indikasi
dilakukan 1. Beri nutrisi
Setelah
asuhan
1 Memberikan
dalam
keadaan
tubuh
selama 2 x 24 jam,
lunak, porsi
berhubungan
sedikit tapi
dengan
pada
nyeri menjadi
normal,
mulut, dengan
sering
hasil
anak
nafsu makan
menangis
tidak
dan
nutrisi
terpenuhi
(berat
badan
makanan
dan
adekuat
2 Mencegah
integritas
pada
mukosa mulut
obat-
yang
kerusakan
kriteria 2. Hindari
penurunan
nutrisi
yang
merupakan
nutrisi
untuk
19
bertambah).
dapat
menimbulk
an
reaksi
alergi pada
meningkatkan
sistem
imun
anak
rongga
mulut
4 Membantu
3. Anjurkan
pada
ibu
untuk terus
klien
untuk
memenuhi
nutrisi enteral
berusaha
memberika
n ASI untuk
anak
4. Kolaborasi
pemasanga
n NGT jika
anak tidak
dapat
makan dan
minum
4
Gangguan
Setelah
peroral
dilakukan 1. Anjurkan
asuhan
oral) keperawatan
berhubungan
keluarga
untuk
selama 3 x 24 jam,
menjaga
kulit
kebersiha
pada
oral)
n bayi
2. Bersihkan
oral
mukosa (mukosa
pasien
normal
dengan
kriteria
hasil
pasien
menunjukkan
integritas
oral.
rongga
1.Kebersihan
perlu
bayi
dijaga
untuk
meghindari bayi
dari
terjadinya
infeksi
mulut
bayi
dengan
jari yang
telah
2.Larutan
garam
dapat
menjadi
antiseptik untuk
membersihkan
20
dibungkus
dengan
kain
bersih/kas
sa
yang
telah
dibasahi
dengan
larutan
garam
3. Anjurkan
ibu untuk
mencuci
tangan
sebelum
dari
bakteri
dan
jamur.
3.Ibu perlu menjaga
kebersihan
terutama
mencuci tangan
sebelum
dan
sesudah
menyusui
bayi
untuk
menghindari
adanya
transmisi
dan
sesudah
melakuka
bakteri
atau
jamur
pada
bayi.
n
perawatan
pada bayi
4. Anjurkan
ibu untuk
selalu
menjaga
kebersiha
n
mulut
puting
susu
5. Gunakan
krim anti
fungal
pada
puting
menyusu
dapat terhindar
dari bakteri dan
jamur.
5.Krim
antifungal
berguna
untuk
mencegah
penyebaran
infeksi
antara
21
susu
5
Perubahan
Setelah
persepsi
tindakan
sensori
keperawatan
pengecapan
selama 3 x 24 jam,
berhubungan
perubahan persepsi
asuhan
makan
anak
2. Berikan
makanan
pasien
teratasi
dengan
kriteria
hasil
pasien
telan
(lunak)
3. Berikan
anak
ketika
sakit
dan
anak
menelan
3. Mencukupi
kebutuhan
dalam
asupan
sedikit
tapi sering
4. Berikan
makanan
kemauan anak
untuk makan
5. Mengatasi dan
mengurangi
penumpukan
tampilan
bercak putih di
yang
lidah
semenarik
mungkin
5. Kolaboras
ikan
dengan
tenaga
kesehatan
lain dalam
pemberian
obat
Setelah
dilakukan 6.
motilitas
tindakan
asuhan
nutrisi
anak
4. Meningkatkan
dalam
Disfungsi
untuk
makanan
porsi yang
gastrointestinal keperawatan
makan
sebelum sakit
mudah di 2. Memudahkan
mampu
pola
yang
keteraturan
6.
22
berhubungan
selama 2 x 24 jam,
dengan
7
malnutrisi
Risiko
Setelah
dilakukan 7.
konstipasi
tindakan
asuhan
berhubungan
keperawatan
dengan
selama 2 x 24 jam,
7.
perubahan pola
8
makan
Defisit
Setelah
dilakukan 8.
asuhan
makan
keperawatan
berhubungan
selama 2 x 24 jam,
8.
dengan
9
kelemahan
Ketidakefektif
Setelah
dilakukan 9.
an
tindakan
asuhan
pemeliharaan
keperawatan
kesehatan
selama 2 x 24 jam,
9.
berhubungan
dengan
ketidakmampu
an
membuat
penilaian yang
10
tepat
Ansietas
Setelah
berhubungan
tindakan
dilakukan 10.
asuhan
selama 1 x 24 jam,
kecemasan pasien
teratasi,
denga
10.
23
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala cemas, serta
menunjukkan
teknik
11
untuk
Kurang
mengontrol cemas.
Setelah dilakukan
pengetahuan
tindakan asuhan
berhubungan
keperawatan
dengan
selama 1 x 24 jam,
kurangnya
pasien
informasi
menunjukkan
11.
11.
pengetahuan
tentang penyakit
dengan kriteria
hasil pasien dan
keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang penyakit
dan mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
jelas.
1.4
Pelaksanaan
No
Diagnosa
Keperawatan
Pelaksanaan
24
Hipertermi
berhubungan dengan
proses infeksi
menghasilkan
mengandung
untuk
Perubahan
nutrisi
berhubungan
dengan
nyeri
pada
kolaborasikan
dalam
makan
Gangguan
kulit
integritas
(nukosa
oral)
minum peroral
1. Telah menganjurkan
menjaga kebersihan bayi
keluarga
untuk
25
berhubungan
dengan
infeksi
mukosa
pada
oral
telah
dibungkus
dengan
kain
4.1 Evaluasi
No
1
Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan
Evaluasi
S:orang tua pasien mengatakan anak saya sudah
proses infeksi
O: Suhu : 36,5o C
A: Tujuan tercapai
Nyeri
akut
berhubungan
warna
merah
berat
sus .
makan
lagi.
26
27
BAB 5. PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Berdasarkan pengertian di atas kelompok dapat
menyimpulkan bahwa kandidiasi (moniliasis) adalah suatu infeksi
jamur Candidia, yang sebelumnya disebut monilia.Candida biasanya
menginfeksi kulit dan selaput lendir (contohnya mulut dan vagina).Kadang
jamur ini menyusup ke jaringan yang lebih dalam (misalnya darah) dan
menyebabkan kandidiasis sistemik, yang bisa berakibat fatal.Infeksi ini
lebih sering menyerang bayi terutama pada bagian mulut bayi dan orang
dewasa biasanya juga pada daerah mulut dan vagina, biasanya penderita
ini karena tubuhnya mengalami kelemahan.
1.2
Saran
Saran dari beberapa kesimpulan diatas dengan
melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan
moniliasis, maka perlu adanya saran untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, adapun
saran sebagai berikut :
1. Untuk mahasiswa keperawatan diharapkan untuk lebih
memahami tentang asuhan keperawatan anak dengan
moniliasis
sehingga
dalam
melakukan
asuhan
28
DAFTAR PUSTAKA
(2Maret