Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1.
2.
a.
Teori Biologik
Menurut Mary Ann Christ et al. (1993), penuaan merupakan proses yang secara
berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam
yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel
dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif.
Teori biologis tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan
ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul akibat penyebab di
dalam sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.
Faktor intrinsik, peranan enzym seperti DNA polymerase yang berperan besar pada
penggandaan dan perbaikan DNA, serta enzym proteolytik yang dapat menemukan sel yang
mengalami degradasi protein sangat penting. Sedangkan pada faktor ekstrinsik yang penting
dikemukakan adalah radikal bebas, fungsi kekebalan seluler dan humoral, oksidasi stress,
cross link serta mekanisme dipakai dan aus sangat menentukan dalam proses penuaan yang
terjadi .
Adanya faktor pengaruh intrinsik dan ekstrinsik tadi pada akhirnya akan
mempengaruhi tingkat perubahan pada sel , sel otak dan saraf, gangguan otak , serta jaringan
tubuh lainnya.
1)
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik
didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah
habis putarannya maka, akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan
oleh hasil penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (1999) dari teori itu
dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur
spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal penting lainnya yang perlu diperhatikan
dalam menganalisis faktor-aktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan
yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa
radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang
progresif
pada
DNA
sel
somatik,
akan
menyebabkan
terjadinya
penurunan
Teori ERROR
Salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis
"Error Castastrophe" (Darmojo dan Martono, 1999). Menurut teori tersebut menua
diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia.
Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan
kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.
3)
4)
Autoimune
Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Saat jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah
dan mati.
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self
recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel,
maka hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami
perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari
Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada
lansia (Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain
sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses
menua, daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel patologis
meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutif dari Nuryati, 1994)
5)
Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah dipakai.
6)
7)
Teori Kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan
jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
b.
Teori Sosial
1)
Teori Aktifitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial
2)
Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,
baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
a)
Kehilangan peran
b)
c)
Berkurangnya komitmen
3)
Teori Kesinambungan
lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, akan
tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus
dipertahankan atau dihilangkan
b)
c)
4)
a)
Masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya masingmasing.
b)
Dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu.
c)
Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seorang aktor akan mengeluarkan biaya.
d)
e)
5)
a)
Pada pria, kehilangan peran utama hidup terjadi pada masa pensiun. Pada wanita terjadi
pada masa peran dalam keluarga berkurang misalnya saat anak menginjak dewasa dan
meninggalkan rumah untukbelajar dan menikah.
b)
Lansia danmasyarakat menarik manfaat dari hal ini, karena lansia dapat merasakan bahwa
tekanan sosial berkurang sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih luas.
c)
1)
2)
3)
6)
a)
Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari
lansia di masyarakat.
b)
7)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
b)
Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu
pensiun dan atau menduda atau menjanda.
c)
Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam keluarga, kehilangan
identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan hidup dan
teman-temannya.
8)
a)
b)
c)
c.
Teori Psikologi
1)
2)
3)
1.
a.
Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya sehari-hari masih mampu melakukan
sendiri.
b.
Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit.
Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang
berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.
Kebersihan
perorangan
sangat
penting
dalam
usaha
mencegah
timbulnya
Disamping itu kemunduran kondisi fidik akibat proses penuaan dapat mempengaruhi
ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar.
Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut
dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku dan rambut, kebersihan temopat tidur
serta posisinya, hal makan, cara memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi
atau sebaliknya.
Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan dan
membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar, makan (termasuk memilih dan
menentukan makanan), minum melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tutbuh waktu
berjalan, duduk, merubah posisitiduran, beristrahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar
pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dari kecelakaan.
Dari hasil rangkuman Pertemuan Kesehatan persiapan Usia Lanjut oleh Depkes
(1995) ditetapkan Penjaringan Kesehatan Lansia dengan cara sebagai berikut :
GIZI
a.
Pengamatan
D = disease
E = eating poorly
T = tooth loss
E = economic hardship
R = reduced social contact
M = Multiple medicine
I = involuntary weight loss and gains
N = need assistance in self care
E = elder years
b.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
Vitamin dan mineral harus cukup terutama vitamin B, Vitamin C, asam folat, kalsium dan
Fe
PRINSIP :
Sayur dan buah > protein, ikan, ayam, kacang-kacangan dan telur > nasi, jagung, kentang >
lemak > gula, garam
OLAHRAGA
Latihan olahraga yang baik dan benar serta teratur harus memenuhi komponan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
Pendinginan 10 15 menit
Faktor yang diperhatikan :
1. Intensitas latihan pra usia lanjut 60 % - 80 % DNM
DNM (Denyut Nadi Maksimal ) : 220 usia x menit
Contoh : Bila usia 40 tahun DNM = 220 40 = 180 x / mnt
Batas atas 85 % = 85 % -x 180 x/mnt = 153 x/mnt
Batas bawah 60 % = 60 % x 180 x/mnt = 108 x/mnt
2. Frekuensi latihan --------------------3 5 x seminggu
3. Lamanya latihan -------------------- 30 45 menit, tidak termasuk waktu
pemanasan dan pendinginan.
Toleransi terhadap kekurangan O2 sangat menurun pada klien lansia, untuk itu
kekurangan O2 yang mendadak harus dicegah dengan cara posisi bersandar pada beberapa
bantal, jangan makan terlalu banyak, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan dan
sebagainya.
Seorang perawat harus dapat memotivasi para klien lansia agar mau dan
menerima makanan yang disajikan. Kurangnya kemampuan mengunyah sering dapat
menyebabkan hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
menghidangkan makanan lunak atau memakai gigi palsu. Waktu makan yang teratur, menu
bervariasi dan bergizi, makanan yang serasi, serta suasana yang menyenangkan dapat
menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu perawat harus mengatur makanan sesuai
diet yang dianjurkan.
Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan terutama pada klien lansia
yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala dilakukan bila terdapat kelainan
tertentu misalnya batuk-batuk, pilek, (terutama klien lansia yang tinggal di panti Werda ).
Perawat perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan, mengkaji
penyebab keluhan, kemudian mengkomunikasikan dengan klien tentang cara pemecahannya.
Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lansia, membimbing dengan
sabar dan ramah, sambil bertanya apa yang dirasakan, bagaimana tentang tidur, makan,
apakah obat sudah diminum, apakah mereka bisa melaksanakan ibadah dan sebagainya.
Sentuhan ( misalnya genggaman tangan ) terkadang sangat berarti bagi mereka.
2.
demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan klien lansia di panti
werda.
3.
C.
1.
Perubahan fisik
a.
Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan
extra seluler
b.
Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu untuk
meraksi, mengecilnya
Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap sinaps,
kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnya ambang pengamatan sinar,
hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d.
Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meninggi.
e.
f.
g.
Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap
glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan
berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada
vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun,
sekresi berkurang dan menjadi alkali.
h.
Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun,
sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga
menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti :
progesteron, estrogen dan testosteron.
i.
Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit
kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung
menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
j.
Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi kiposis,
tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon
mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam
dan tremor.
2.
Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a.
b.
Kehatan umum
c.
Tingkat pendidikan
d.
Keturunan
e.
Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a.
b.
a.
b.
3.
a.
Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan peranan
dalam pekerjaan
b.
c.
Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
4.
a.
Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan peranan
dalam pekerjaan
b.
c.
Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
D.
1.
a.
Fisik / biologis
Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
b.
c.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam merawat diri.
d.
Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan fungsi tubuh tidak
adekuat.
e.
Perubahan pola elemenasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif, peristaltik
lemah.
f.
g.
Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas / adanya skrit pada
jalan napas.
h.
Psikologis-sosial
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Spiritual
a.
b.
Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan kematian.
c.
d.
Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara tepat.
E.
Rencana Keperawatan
1.
Tujuan perencanaan
a.
1)
2)
4)
Batasi makan yang mengandung gula tinggi, minyak tinggi, tinggi lemak kecukupan
kalori : laki-laki 2100 kal, perempuan 1800 kal yang terdiri dari :
Lemak 15-20%.
Protein 20-25%.
b.
Menggunakan kacamata.
c.
d.
e.
MASALAH NUTRISI
1.
Pengertian
Gizi kurang adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun makro
2.
Penyebab
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Penyakit keganasan
Pengkajian
Fisiologis/fisik
1.
Stratus gizi
IMT = Kg BB
(TB)2
wanita = 17 23
2.
3.
Kondisi kulit
4.
5.
6.
7.
Keluhan yang berhubungan dengan nutrisi : gangguan sistem digestif, nafsu makan,
makanan yang disukai dan tidak disukai, rasa dan aroma
8.
1.
2.
3.
4.
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi yang
tidak adekuat akibat anoreksia
2.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
3.
4.
5.
Resiko cedera (dislokasi sendi) berhubungan dengan otot hilang kekuatannya, rasa nyeri
sendi
Rencana Asuhan Keperawatan
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutris kurang
adekuat akibat anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
Kriteria : - Meningkatkan masukan oral
Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan sesudah mengunyah
makanan
R/ dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan .
g.
h.
3)
4)
5)
6)
7)
2.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda infeksi
Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri, merah,gangguan fungsi
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
3.
R/ menghindari cedera.
4.
b.
c.
d.
e.
Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan secara mandiri
isolasi sosial
hubungan superfisial
INTERVENSI
1.
RASIONALISASI
Tetapkan hubungan saling percaya
1. Dengan adanya saling percaya klien
perawat klien dengan cara:
Dorong
perasaan.
individu
meng-ungkapkan yang
terpendam
yang
beresiko
Dorong individu bertanya tentang proses katarsis beban hidup klien akan
masalah dan penanganan serta akibat jika berkurang sehingga harga diri klien
masalah stress tidak diatasi
perkuat
informasi
yang
telah
diberikan
dan
pemberi
pelayanan
perawatan.
Berikan
privasi
atau
lingkungan
aman.
2).
Untuk
meningkatkan
intensitas
Dorong gerakan/latihan
dengan klien.
Sebagai
koping
yang
dapat
3. Diskusikan tentang realitas harapan dan4). Agar klien dapat menjalani hidup
alternatif.
secara
rasional
sesuai
dengan
5)
Untuk
membantu
memecahkan
dorongan
terhadap
posistif dan kontak dengan teman yang klien sehingga mampu meningkatkan
telah dilakukan.
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Capernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa Yasmin
Asih EGC jakarta
C. Long barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit IV, V, VI Alih
bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, IAPK Bandung
Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC
Jakarta
Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes R.I
Lueckennotte, Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year Incorporation
Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC
Anonym, Panduan Gerontologi, Jakarta: EGC
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan keperawatan berlaku sejak terjadi pembuahan pada ibu, hingga manusia lahir,
tumbuh dan berkembang, memasuki usia remaja, dewasa, menua bahkan hingga terminal dan
menjelang ajal. Tidak hanya ketika manusia itu sakit, juga dalam keadaan sehatnya. Perawat
mendampingi, bahkan dengan setia memberikan yang terbaik bagi kliennya dengan tujuan
hanya demi kebaikan.
Proses menua, adalah wajar dan terjadi pada semua manusia yang hidup. Tidak ada
yang dapat lolos dan menghindarinya. Selama ia tidak sakit ataupun meninggal pada usia
muda. Secara wajar proses ini akan berlangsung, tidak ada satupun manusia yang dapat awet
muda, ataupun lebih sakral lagi dengan hidup abadi.
Menjadi tua, dengan pasti akan diikuti oleh perubahan fisik dan psikis. Faktor
lingkungan, personal, kehilangan pasangan, ditinggal anak, tidak sekuat ketika muda dan
penyakit menjadi hal yang paling ditakuti lansia. Sehingga, melakukan persiapan ataupun
mengetahui hal apa yang akan terjadi di usia tua menjadi suatu yang sangat harus diketahui
oleh seorang manusia menjelang usia tuanya. Termasuk perawat, yang memberikan asuhan
keperawatan pada semua manusia dan usia.
Penyakit, tidak hanya menjadi masalah bagi lansia. Selain karena faktor fisik yang
mulai lemah, bahkan kehilangan sel-sel nya yang semakin berkurang setiap hari. Maka pasti
waktu-waktu ini akan selalu dekat dengan yang namanya sakit atau penyakit.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1.1 Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat untuk mengetahui keadaan
fisik ataupun psikososial pada usia lansia, dan bagaimana terjadinya proses penuaan. Sebagai
suatu fase yang pasti akan dilewati oleh setiap manusia.
1.2.1.2 Tujuan Khusus
Mengetahui Penyakit apa saja yang dapat timbul pada masa tua atau lansia
Tindakan apa yang bisa dilakukan pada lansia dengan memperhatikan proses penuaannya.
Penyakit apa saja yang rentan terjadi pada manusia pada saat lansia sebagai bagian dari
proses penuaan?
Studi pustaka
Metode penulisan yang kami lakukan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan
mengambil dan mempelajari berbagai sumber baik dari buku, browsing di internet maupun
dari draft pembelajaran pada mata kuliah patologi
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Rumusan Masalah
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terjadinya Proses Penuaan
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup
manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena
lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.
Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian, memang
harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga
tubuh mati sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai
menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal
pencapain puncak maupun menurunnya
I.
A. Teori Biologi
1.Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel
tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh
dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat
sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa
pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih
lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan
berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak
atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan
mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki
diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami
kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel
tidak dapat diganti.
2. Teori Genetik Clock
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu.
Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan
replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan
meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang
katastrofal.
Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan
mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
(misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20
tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa
waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.
Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82
tahun (WHO, 1995)
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini
Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa
ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.
Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma,
maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus.
Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi,
kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)
tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar
terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989)
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan
beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak
jaringan.
Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacammacam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada
proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker
leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur (Suhana, 1994)
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam
pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam
kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap
stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses
penyakit. (kronik dan akut)
II.
Teori Psikologis
1. Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu
proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri
dari masyarakat.
2. Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi
mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai
kompensasi dan penyusuauian.
III.
IV.
Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun
Usia biologis;
Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan
hidup dan mati
Usia psikologis
Usia sosial
Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sebungan dengan usianya.
2.3 Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Perubahan-perubahan fisik
1.
Sel
Sistem pendengaran
Sistem penglihatan
Sistem kardiovaskuler
4. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)
5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
Sistem gastrointestinal
1) Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur
30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera
pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang
rasa asin, asam, dan pahit.
3) Eofagus melebar
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu
mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
Sistem reproduksi
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
B.
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi
sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.
10. Sistem genito urinaria
1) Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang
masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di
glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine,
berat jenis urine menurun, proten uria.
2) Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai
200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah
dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
4) Atrofi vulva
11. Sistem endokrin
1) Produksi hampir semua hormon menurun
2) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
3) Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
4) Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
12. Sistem kulit
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
2) Kulit kasar dan bersisik,
3) Mekanisme proteksi kulit menurun
Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari
seharusnya. Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah
pada usia yang relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini biasanya
disebabkan berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam
tubuh. Misalnya sakit yang berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi.
Sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap
rokok, makanan yang tidak sehat dan lain sebagainya.
Struktur Kulit
Fakta Ilmiah Tentang Kulit
1. Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 30 hari. Dengan
bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah usia di atas 50
tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari.
2. Lapisan dermis kulit adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap sifat elastisitas,
dan kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk lapisan epidermis, dan sebagai
fondasi bagi kolagen serta serat elastin.
3. Vitamin C merangsang dan meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara meningkatkan
kemampuan perkembangbiakan sel fibroblast tua dermis.
Struktur Kolagen
Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis) yang
dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai panjang yang
tersusun lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta hiroksiproline.
Sebelum
menjadi
kolagen,
terlebih
dahulu
terbentuk
pro
kolagen.
Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan bertambahnya usia, dampaknya adalah
meningkatnya proses kulit kering serta sifat elastisitasnya. Lapisan dermis inilah yang
bertanggung jawab akan sifat elastisitas dan kehalusan kulit (skin smoothness) yang
merupakan kunci utama untuk disebut awet muda serta memiliki kulit indah (beautiful
skin).
terbagi
atas
proses
besar,
yaitu penuaan
kronologi (chronological aging) dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan dari
adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses
ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus, adanya pigmentasi
kulit (age spot).
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen
serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar sinar UV yang
berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari
radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan
penghubung di bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit
yang merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang
tepat untuk menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.
SerC, serum vitamin C adalah produk perawatan kulit yang tepat,
berguna memperlambat proses penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau
kerutan) kulit wajah.