Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
1.1 Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan preparasi sampel darah dan urine.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat-zat yang
tidak diinginkan (selain analit) dari sampel darah dan urine.
2. Mahasiswa mampu memperoleh plasma, serum, eritrosit dan whole
blood dari sampel darah.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan menangani sampel
urine.
1.2 Latar Belakang
Setiap proses analisis terhadap suatu sampel memiliki tahapan-tahapan yang harus
diikuti sesuai prosedur guna untuk menghasilkan hasil yang sesuai. Tahapan-tahapan
analisis itu terdiri dari :
1. Penyiapan sampel sampel preparation
2. Analisis meliputi uji penapisan screening test atau dikenal juga dengan
general uknown test dan uji konfirmasi yang meliputi uji identifikasi dan
kuantifikasi
3. Langkah terakhir adalah interpretasi temuan analisis dan penulisan hasil
laporan analisis.
Setiap proses tahapan tersebut memiliki peran yang sama penting di dalam hasil
akhir analisis. Hasil akhir dari analisis suatu sampel dipengaruhi oleh tiga tahapan
tersebut, dimana jika didalam pelaksanaannya terdapat kendala, dan kesalahan
prosedur maka hasil akhir yang didapat tidak akan sesuai dan validitasnya diragukan.
Maka dari itu penting adanya kita melakukan tahapan-tahapan analisis sampel
tersebut dengan baik, benar, dan sesuai dengan prosedur.
Tahapan pertama yang penting dalam analisis sampel adalah tahapan preparasi
sampel. Preparasi sampel sendiri merupakan bagian dari proses analisis yang sangat
penting. Karena teknik preparasi sampel adalah proses yang harus dilakukan untuk
menyiapkan sampel sehingga siap untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang
sesuai. Secara umum proses analisis minimal mempunyai 5 langkah, yaitu sampling
(pengambilan sampel), preservasi sampel (penyimpanan sampel), preparasi sampel
(penyiapan sampel), analisis (pengukuran), interpretasi data (analisis data), dan
pembuatan laporan analisis.
Teknik preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk memisahkan
analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan analit sehingga
diperoleh analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari semula, dan mengubah
analit menjadi senyawa lain yang dapat dianalisis dengan instrumentasi yang tersedia.
Bagi seorang analis kesehatan, darah dan urin merupakan bahan/sampel analisis
yang sering ditemui di laboratorium. Darah dan urin merupakan sampel uji untuk
menunjang berbagai jenis pemeriksaan untuk menegakan diagnosis. Maka dari itu
penting adanya sebagai analis kesehatan untuk mengetahui teknik preparasi sampel
darah dan urin sebelum melakukan suatu pemeriksaan.
Bab II
Dasar Teori
2.1 Preparasi Sampel
Preparasi sampel adalah proses penyiapan sampel sebelum dilakukan analisi
yang bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat yang tidak
diinginkan (selain analit) sehingga didapat hasil yang valid (Flanagan, et al., 2007).
Preparasi sampel merupakan hal paling penting dalam suatu analisis klinik
karena membutuhkan waktu paling lama diantara langkah yang lain. Lebih jauh lagi
tidak jarang banyak kesalahan terjadi dalam proses preparasi sampel. Preparasi
sampel yang salah dapat menyebabkan kesalahan dalam interpretasi data klinik yang
diperoleh. Maka dari itu setiap langkah dalam preparasi urin harus benar-benar
diperhatikan. Sampel yang digunakan dalam analisis klinik dapat berasal dari darah
maupun urin. Untuk darah dapat dipilih whole blood, serum, ataupun plasma,
tergantung dari data yang diinginkan (Rai et al.,2005).
2.2 Darah
Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah.
Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Volume darah pada manusia adalah 8%
berat badannya. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah
manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel darah dan plasma darah
(cairan darah) (Tjitrosoepomo,dkk, 1980).
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin terdiri dari air
dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan
materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial.
Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari.
Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp),
dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah
diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan
steril (Syaifuddin, 1992).
Didalam toksikologi, urine sangat berguna dalam skrining racun karena obat,
racun dan metabolit terdapat dengan konsentrasi
dibandingkan dalam darah.
Bab III
Prosedur Kerja
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Spuit
Eppendorf
Neraca analitik
Sendok tanduk
Kertas perkamen
pH meter
Ball filler
Sentrifugasi
Lemari es/freezer
Tabung vortex
Pipet volume
Vortex
Pipet tetes
reaksi
3.1.2 Bahan
Sampel darah
EDTA
Urin
Asam Sitrat
Buffer saline
Metanol
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Perlakuan pada Sampel Darah
a. Cara memperoleh plasma dari darah (prosedur ini dilakukan jika
matriks yang tersedia berupa darah segar)
Diambil darah dengan pipet volume sebanyyak 3-5 ml, kemudian dimasukkan kedalam tabung rea
mbil darah sebanyak 3-5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
c. Cara memperoleh sel darah merah (eritrosit) dari Darah
Darah sebanyak 3-5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan antikoagulan sebanyak 2 mg per m
(bagian atas), lapisan platelet (bagian tengah), dan eritrosit (bagian bawa
Diperoleh tiga lapisan yaitu plasma
Lapisan plasma,
platelet dan sekitar 10% dari bagian eritrosit dibuang.
uci hati-hati Dengan cairan isotonic (buffer saline), gunanya untuk menghilangkan plasma yang mu
d. Cara memperoleh Whole Blood
dengan EDTA sebanyak 2 mg per mL darah. Selanjutnya darah segar sebanyak 3-5 mL dimasukkan kedalam
Tabung
ditutup rapat dan disimpan pada suhu -200C
Kemudian ditambahkan dengan methanol sebanyak 2 kali volume plasma yang digunakan
ifugasi, maka akan terlihat lapisan protein padatan (bagian bawah) dan lapisan cair (fraksi bebas p
Dimasukkan 5-10
mL urin ke dalam tabung dan ditambahkan asam sitrat sebanyak 2% b/v
ilakukan sentrifugasi untuk menghilangkan endapan-endapan protein yang mungkin terdapat dalam
Daftar Pustaka
5:3262-3277.
Gembong Tjitrosoepomo, dkk. 1980. Biologi II. Jakarta: Dedik BUD.
Syaifuddin, 1992, Anatomi dan Fisiologi untuk Siswa Perawat, Jakarta: