Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Nur Fitria
125070209111018
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa : Nur Fitria
NIM
: 125070209111018
Masalah Utama
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Stroke/Gangguan Pembuluh Darah Otak (GPDO)/Cerebro
Vascular Disease (CVD)/Cerebro Vascular Accident (CVA) merupakan
suatu kondisi kehilangan fungsi otak secara mendadak yang
diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner &
Suddarth, 2000: 94) atau merupakan suatu kelainan otak baik secara
fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis
pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah
otak (Doengoes, 2000: 290).
Penyebab dari stroke adalah 1) trombosis, 2) embolisme
serebral (3/4 kasus stroke), dan 3) perdarahan baik intra serebral
maupunn subarachnoid (1/4 kasus stroke) (Hudak & Gallo, 1996:
254).
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba
defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari
otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya
sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari
tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri
(aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Menurut WHO stroke adalah adanya defisit neurologis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
untuk
gerakan-gerakan
voluntar,
lobur
parietalis
yang
kedua
arteri
komunikans
anterior. Jaringan
sirkulasi
ini
pons
dan
serebelum.
(Simposium
Nasional
pembuluh
darah
serebral
yang
berakibat
arteri
dan
keluarnya
darah
keruang
yang
mendadak
juga
mengakibatkan
perdarahan
dengan
pembuluh
arteri
di
ruang
sebentar
akan
menyebabkan
gangguan
fungsi.
akan
menimbulkan
koma.
Kebutuhan
glukosa
PIS
Timbulnya
Dalam 1 jam
Nyeri Kepala
Hebat
Kesadaran
Menurun
Kejang
Umum
Tanda rangsangan
+/-
Meningeal.
Hemiparese
++
PSA
1-2 menit
Sangat hebat
Menurun
sementara
Sering fokal
+++
+/+++
Tidak
terjadi
perdarahan
namun
terjadi
iskemia
yang
Infark
Sub akut/kurang
Perdarahan
Sangat
mendadak
akut/mendadak
Peringatan
Bangun pagi/istirahat
Sedang aktifitas
Nyeri Kepala
+ 50% TIA
Kejang
+/-
+++
Muntah
Kesadaran menurun
Kadang sedikit
+++
Koma/kesadaran
+/-
+++
menurun
++
Kaku kuduk
Kernig
pupil edema
Perdarahan Retina
hari ke-4
sejak awal
Bradikardia
Tanda adanya
Hampir selalu
Penyakit lain
aterosklerosis di retina,
hypertensi,
aterosklerosis, HHD
Darah pada LP
X foto Skedel
+
Kemungkinan
Oklusi, stenosis
Angiografi
pergeseran glandula
pineal
Aneurisma. AVM.
CT Scan
Densitas berkurang
(lesi hypodensi)
vaso-spasme.
Massa intrakranial
Crossing phenomena
densitas bertambah.
(lesi hyperdensi)
Opthalmoscope
Perdarahan retina
Lumbal pungsi
Normal
Tekanan
Jernih
Warna
< 250/mm3
Meningkat
Eritrosit
oklusi
Merah
di tengah
>1000/mm3
Arteriografi
EEG
ada shift
shift midline echo
c) Stroke komplit:
Hemiparese, hemiplegia
b. Defisit Sensori
Defisit visual (umum karena jaras visual terpotong sebagian
besar pada hemisfer serebri)
memberikan
atau
hilangnya
respon
terhadap
Apraksia
(kehilangan
kemampuan
untuk
menggunakan
d. Defisit Bahasa/Komunikasi
Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi polapola bicara yang dapat difahami) - dapat berbicara dengan
menggunakan respons satu kata
Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan mampu untuk berbicara, tetapi menggunakan kata-kata dengan
tidak tepat dan tidak sadar tentang kesalahan ini)
e. Defisit Intelektual
Kehilangan memori
Penilaian buruk
Depresi
Jika lesi stroke ada pada batang otak, maka akan terjadi
kerusakan lateral yang mengakibatkan neuron motorik bagian
atas kandung kemih dengan kehilangan semua kontrol miksi
h. Gangguan Kesadaran
7. Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan radiologi
CT scan: didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk
ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak. (Linardi Widjaja,
1993), edema, hematoma, iskemia dan infark (Doengoes, 2000:
292)
MRI: untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
(Marilynn E. Doenges, 2000: 292)
Angiografi serebral: untuk mencari sumber perdarahan seperti
aneurisma atau malformasi vaskuler. (Satyanegara, 1998) atau
membantu menenukan penyebab stroke yang lebih spesifik seperti
Pemeriksaan laboratorium
Pungsi lumbal: pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai
pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil
biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari
pertama. (Satyanegara, 1998). Tekanan normal biasanya ada
trombosis, emboli dan TIA. Sedangkan tekanan yang meningkat
dan
cairan
yang
mengandungdarah
menunjukkan
adanya
Antihipertensi.
Deuritika.
Vasodilator perifer.
Antikoagulan.
2. Operatif.
Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu
dipertimbangkan evakuasi hematom karena hipertensi intrakranial
yang menetap akan membahayakan kehidupan klien.
3. Pada fase sub akut / pemulihan ( > 10 hari ) perlu :
Terapi wicara.
Terapi fisik.
Aspirasi.
Paralitic illeus.
Atrial fibrilasi.
Diabetus insipidus.
Peningkatan TIK.
Hidrochepalus.
10. Pencegahan :
Menghentikanmerokok.
Cegah obesitas.
11. Pengkajian
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses
keperawatan untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah
kepada tindakan keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data dan
perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)
a)
Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang
status kesehatan klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis,
sosial budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status
ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya hidup klien. (Marilynn E.
Doenges et al, 1998)
(a)
Data demografi
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua),
jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
(b)
Keluhan utama
Didapatkan keluhan kelemahan anggota gerak sebelah
badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf
Misbach, 1999)
(c)
atau bangun pagi, kadang nyeri copula, tidak kejang dan tidak
muntah, kesadaran masih baik.
(d)
(e)
(f)
Riwayat psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya
untuk
pemeriksaan,
pengobatan
dan
perawatan
dapat
tenggorokan,
disfagia
ditandai
dengan
kesulitan
menunjukkan
danya
kesukaran
untuk
spastis),
paralitik
(hemiplegia)
dan
terjadi
kekaburan
pandangan,
perabaan/sentuhan
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran: umumnya mengelami penurunan kesadaran
Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu sukar
dimengerti, kadang tidak bisa bicara
Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi
bervariasi
Pemeriksaan integumen
Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat
dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di
samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus
terutama pada daerah
adanya
hambatan
jalan
nafas.
Merokok
nervus
nervus
cranialis:
cranialis
menurun,
VII
diplopia,
Umumnya
dan
terdapat
XII
gangguan
central.
rasa
sakitkepala,
kesadaran,
gangguan
gangguan
status
fungsi
kognitif
aktifitas
(ADL)
berhubungan
dengan
kehilangan
kesadaran,kelumpuhan.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan dan
kelumpuhan.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan
kelumpuhan.
5. Kecemasan (ancaman
komunikasi
verbal
berhubungan
dengan
Nadi melebar.
Muntah projectile.
Intervensi.
NO
1.
2.
INTERVENSI
Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK
RASIONAL
Deteksi dini peningkatan
tekanan darah
nadi
GCS
Respirasi
Muntah projectile
Pupil unilateral
Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 derajat
Meninggikan kepala
dapat membantu
mengurangi kongesti
3.
vena.
Masase karotid
Masase karotid
memperlambat frekuensi
jantung dan mengurangi
sirkulasi sistemik yang
diikuti peningkatan
menunjukkan
tindakan
untuk
meningkatkan
mobilitas
Intervensi.
INTERVENSI
1. Ubah posisi klien tiap 2 jam
RASIONAL
Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan
klien
untuk
dan pernapasan
sakit
papan
ekstrimitas
kaki
dalam
pada
posisi
fungsionalnya
5. Tinggikan kepala dan tangan
6. Kolaborasi
dengan
ahli
dapat
mempertahankan
tingakat
kesadaran
dan
fungsi
persepsi
Klien mengakui perubahan dalam kemampuan untuk meraba dan
merasa
Klien dapat menunjukkan perilaku untuk mengkompensasi terhadap
perubahan sensori
INTERVENSI
1. Tentukan kondisi patologis klien
RASIONAL
1. Untuk mengetahui tipe dan lokasi
yang mengalami gangguan, sebagai
penetapan rencana tindakan
2. Kaji
kesadaran
sensori,
seperti 2. Penurunan
kesadaran
terhadap
membedakan
panas/dingin,
sensorik
dan
perasaan
kinetik
berpengaruh
rasa persendian
terhadap
gerakan
ambulasi,
yang
mengganggu
meningkatkan
resiko
terjadinya trauma.
3. Berikan
stimulasi
terhadap
mengintegrasikan
suatu
menyentuh,
menyentuh
benda
meraba.
untuk
Biarkan
klien
kekuatan
dari
persepsi
dan
daerah
yang
terpengaruh.
4. Lindungi
klien
dari
suhu
untuk
melakukan
tangannya
bila
perlu
dan
dan
stimulasi
sentuhan
penglihatan
membantu
dalan
6. Menurunkan
kebisingan/stimulasi
ansietas
dan
respon
klien
untuk
mengidentifikasi
ketidakkonsistenan
dapat
mengidentifikasi
sumber
pribadi/komunitas
untuk
INTERVENSI
1. Tentukan kemampuan dan
kekurangan
dalam
RASIONAL
tingkat 1. Membantu
melakukan
perawatan diri.
dalam
mengantisipasi/merencanakan
pemenuhan
kebutuhan
secara
individual
2. Beri motivasi kepada klien untuk tetap 2. Meningkatkan
melakukan aktivitas dan beri bantuan
semangat
menerus
harga
untuk
mungkin
diri
dan
berusaha
terus-
menjadi
sangat
tetapi
meskipun
berikan
bantuan
sesuai
kebutuhan.
bantuan
yang
diberikan
penting
bagi
klien
untuk
diri
untuk
dan
mempertahankan
meningkatkan
pemulihan
4. Berikan umpan balik yang positif untuk 4. Meningkatkan perasaan makna diri
setiap usaha yang dilakukannya atau
keberhasilannya
5. Kolaborasi
fisioterapi/okupasi
RASIONAL
dalam 1. Untuk menetapkan jenis makanan
dengan
mulut
menekan
secara
ringan
manual
lebih
mudah
untuk
klien
sensori
dalam
dan
melatih
kembali
meningkatkan
kontrol
muskuler
diatas
stimulasi
sensori
dapat
mekanisme
berkonsentrasi
makan
tanpa
pada
adanya
lunak/cairan
kental
mengendalikannya
mudah
untuk
didalam
7. Anjurkan klien menggunakan sedotan 7. Menguatkan otot fasial dan dan otot
meminum cairan
menelan
dan
menurunkan
resiko
terjadinya tersedak
8. Anjurkan
klien
untuk 8. Dapat
berpartisipasidalam
program
latihan/kegiatan.
meningkatkan
endorfin
dalam
pelepasan
otak
yang
atau
diperlukan
untuk
Mencari
posisi
yang
nyaman
yang
memudahkan
peningkatan
pertukaran udara.
Rencana Tindakan :
INTERVENSI
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk
RASIONAL
R/ Pengetahuan yang diharapkan
menyebabkan frustasi.
R/ Memungkinkan ekspansi paru
lebih luas.
R/ Pernapasan diafragma
menurunkan frek. napas dan
secara
detik
perlahan-lahan,
mulut.
Lakukan napas ke dua , tahan dan
batukkan dari dada dengan melakukan
2 batuk pendek dan kuat.
6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah
klien batuk.
7. Ajarkan
menurunkan
tindakan
viskositas
mempertahankan
adekuat;
untuk
sekresi
hidrasi
meningkatkan
yang
masukan
batuk klien.
R/ Sekresi kental sulit untuk
diencerkan dan dapat menyebabkan
sumbatan mukus, yang mengarah
pada atelektasis.
lain :
fisioterapi.