Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3. Metode seismik
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi.
Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
a. Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain :
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan berbeda.
2. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
b. Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :
1. Panjang gelombang seismik <<> 2. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar
seismik yang memenuhi hukum Snellius dan prinsip Huygens.
3. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang
pada lapisan di bawahnya.
4. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian
airtanah(ground water),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar
(characterization bedrock surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah
permukaan dan aplikasi geoteknik.
4. Metode Geolistrik (Metode Resistivitas)
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda
geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric,
elektromagnetik, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain.
Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode
geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda
arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari
hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda
kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah
titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang
sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet
atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak
tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi
Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang
memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip
eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus :
LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar (gravimeter,
dudukan cembung dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada titik
pengukuran, taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat terhadap permukaan,
buka kunci bandul, baca perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan selesai.
5. Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan magnet
bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik berdasarkan
pada adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan
sifat kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei
magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
Share
Delicious
Digg
Stumble Upon
Facebook
twitter
Metode Magnetik
Metode Seismik
Metode seismik digunakan untuk membaca gelombang elastik yang dihasilkan oleh
getaran yang merambat dalam suatu medium di bawah permukaan bumi, dimana sumber
getar tersebut dapat dihasilkan dari alam atau buatan. Sumber getaran yang dihasilkan
dari alam merupakan hasil dari perubahan di bawah permukaan bumi (gempa bumi) yang
berasal dari aktivitas vulkanik, aktivitas runtuhan tanah, dan aktivitas tektonik,
menghasilkan gelombang seismik yang merambat dalam medium tersebut dan dicatat
oleh peralatan di permukaan bumi. Peralatan seismik ini digunakan untuk memantau
aktivitas-aktivitas perubahan di bawah permukaan bumi. Peralatan yang dimiliki Pusat
Survei Geologi untuk metode Seismik yang sumbernya berasal dari alam, adalah sebagai
berikut :
1. Seismograph Spingether Geometrics MEQ-800.
2. Seismograph Kinematic PS-2.
3. DataMarks LS-7000XT.
Metode ini umumnya digunakan untuk penelitian eksplorasi air tanah, geoteknik,
ekplorasi mineral, studi lingkungan, dan arkeologi. Peralatan metoda Polarisasi Terimbas
yang dimiliki oleh Pusat Survei Geologi, adalah sebagai berikut : IPR-12 Receiver
dengan TSQ-3 Transmitter Merk Scintrex.
Metode Magnetotelurik
Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio magnetotelluric) secara
umum adalah sama, perbedaanya hanya pada cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana
semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang
diperoleh. Metode MT memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129
Hz (perioda sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari frekuensi
10 kHz sampai 0.1 Hz, dimana sumbernya berasal dari alam (arus telurik yang terjadi di
sekitar ionosfer bumi).
Untuk memperbaiki kualitas data dari gangguan elektromagnet lokal (power line,
aktivitas industri, aktivitas manusia, jalan, pohon-pohon besar yang dapat menghasilkan
gangguan micro-vibrations dari akar-akarnya, dll) dapat dilakukan dengan cara
mengkorelasikan data dari satu alat yang disimpan statis di suatu tempat yang jauh dari
gangguan elektromagnetik lokal dengan alat lainnya yang berpindah-pindah (local,
remote, far remote station) dan dilakukan dalam rentang waktu yang sama yang
disinkronisasikan terhadap waktu UTC.
Penggunaan metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk penelitian panas bumi,
minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi regional, dan penelitian-penelitian dalam
lainnya. Peralatan magnetotelurik yang dimiliki Pusat Survei Geologi adalah : MTU-5A
Phoenix.
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian
dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik
memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode samasama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai
metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat,
keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus
mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi
hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih
menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki
variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa
dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam
eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa
diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
3. Metode Seismik
Metode ini merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi
sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan
gelombang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode
seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan
struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakanjebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya. Dalam metoda
seismik, pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik ( ledakan,
vibroseis dll ). Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam
medium ( tanah/batuan ) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian pada jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah
(batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi.
Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
a. Anggapan yang digunakan untuk medium di bawah pemukaan bumi :Medium bumi
dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan
kecepatan berbeda. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
b. Anggapan yang dipakai untuk medium penjalaran gelombang seismik adalah :
Panjang gelombang seismik lebih kecil dari ketebalan lapisan bumi. Hal ini
memungkinkan setiap lapisan bumi akan terditeksi. Gelombang seismik dipandang
sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius dan prinsip Huygens. Pada batas
antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang pada lapisan di
bawahnya. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian
airtanah ( ground water ),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar
( characterization bedrock surface ), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah
permukaan dan aplikasi geoteknik.
4. Metode Geolistrik ( resistivas )
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda
geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric,
elektromagnetik, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain.
Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode
geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda
arus.Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari
hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda
kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah
titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang
sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet
atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak
tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi
geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa
jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara lain :
a. Metode Schumberger
b. Metode Wenner
c. Metode Dipole dipole
5. Metode Elektromagnetik
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi
benda-benda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi
konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan
elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti dengan
membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran
semacam ini disebut teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini adalah Turam
elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah observasi dibatasi oleh besarnya
sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, yaitu
dengan memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak
secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik
seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang
digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan
mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
6. Metode GPR ( Ground Penetrating Radar )
Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo
yang berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and ranging. Jadi, arti
harfiahnya adalah alat pelacak bumi menggunakan gelombang radio. GPR baik
digunakan untuk eksplorasi dangkal (nearsurface) dengan ketelitian (resolusi) yang amat
tinggi, sehingga mampu mendeteksi benda sasaran bawah permukaan hingga benda yang
berdimensi beberapa sentimeter sekali pun.
GPR merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber gelombang
elektromagnetik. Karena itu, GPR tergolong metode geofisika tidak merusak
(nondestructive). Kelebihan lain GPR adalah biaya operasionalnya yang rendah, prosedur
pengerjaan mudah, dan ketelitian sangat tinggi (resolusi tinggi). Kelemahannya,
penetrasinya tidak terlalu dalam atau daya tembus metode ini hanya sampai puluhan
meter ( 100 meter).
Itu sebabnya, metode ini bisa dikatakan cocok untuk pencarian situs (atau harta karun).
Dengan catatan: tempat itu benar-benar diyakini atau barang tambang yang tempatnya
tidak terlalu dalam. Karena panjang gelombang itu mencerminkan ukuran minimum
benda yang dapat terdeteksi. Makin tinggi frekuensi makin kecil panjang gelombang,
sehingga makin kecil ukuran benda yang dapat terdeteksi (makin tinggi pula
ketelitiannya). Hasil pencitraan GPR bisa memunculkan informasi semacam ketebalan
permukaan aspal jalan, jalur pipa bawah tanah untuk mencari bedrock yang pas guna
pondasi bangunan hingga mencari mayat hilang dan fosil arkeologis. Seperti dijelaskan di
awal, radar memancarkan semacam gelombang elektromagnet yang kemudian ditangkap
balik oleh sensor alat. Spektrum frekuensi yang digunakan disesuaikan kebutuhan
pengukurannya. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang pendek (mikro) agar
bisa terpenetrasi ke bawah permukaan bumi. Respons data yang diterima, diolah
berdasarkan hukum pantulan (refleksi) dan pembiasaan (gelombang). Tentu saja banyak
hal yang mempengaruhi penjalaran (propagasi) gelombang.
Secara keseluruhan, alat GPR berbobot tidak lebih dari lima kilogram, sehingga sangat
leluasa bergerak. Alat ini bekerja dengan dua antena. Satu berfungsi sebagai transmiter,
yaitu bertugas memancarkan gelombang radar. Lainnya sebagai receiver, bertugas
menerima gelombang radar yang dipantulkan bahan di sekelilingnya kemudian diolah
grafiknya ke dalam komputer. Pada prinsipnya, metode georadar dengan metode seismik
sama yaitu membangkitkan gelombang buatan ke dalam bumi. Perbedaannya hanya pada
jenis gelombang yang digunakan.
Geolistrik adalah metode geofisika aktif yang menggunakan arus listrik untuk
menyelidiki material di bawah permukaan bumi. Metode ini dikenal dengan geolistrik,
atau geoelectric. Istilah electrical resistivity, DC resistivity, dan VES (vertical
Electric Sounding) juga mengacu kepada metode geofisika aktif ini. Revolusi dan
evolusi dalam teknologi instrumentasi dan teknik prosesing komputer telah
menyumbangkan andil yang sangat besar dalam perkembangan dari survey geolistrik ini.
Perkembangan terakhir dari "multi-channel electrical resistivity system" and "computerprocessing modeling" telah menigkatkan fleksibilitas, kecepatan, dan efesiensi pekerjaan
di lapangan pada survey geolistrik konvensional. Selain itu, perkembangan terakhir
metode ini juga dapat memfasilitasi aplikasi geofisika ini untuk menyelidiki lingkungan
di bawah permukaan bumi yang lebih kompleks. Sehingga dapat dikatakan bahwa survey
geolistrik dapat membantu dalam memotong waktu dan biaya yang diperlukan dalam
eksplorasi mineral.