Вы находитесь на странице: 1из 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE


HEMORRHAGIC (SH) DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT (IGD) RSUD SUNAN KALIJAGA
DEMAK

Disusun oleh :

Dwi Ruli Purwadi


1408027

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA HUSADA SEMARANG
FEBRUARI, 2015
A. PENGERTIAN

1. Definisi
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya
fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam
detik atau menit). Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau
menyebabkan kematian (Ginsberg, 2005).
CVA (Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke adalah
kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya
gangguan peredaran darah otak yang dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam yang menyebabkan cacat
berupa kelumpuhan anggota gerak, proses bepikir, daya ingat, dan bentukbentuk kecacatan lain (Muttaqin, 2008).
Menurut Corwin (2009) ada dua klasifikasi umum cedera vascular
serebral (stroke) yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik terjadi akibat
penyumbatan aliran darah arteri yang lama kebagian otak. Stroke Hemoragik
terjadi akibat perdarahan dalam otak.
Stroke hemoragik merupakan perdarahan serebri dan mungkin
perdarahan subarakhnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak
pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau
saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien umumnya
menurun (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut dan disebabkan
oleh perdarahan primer substansi otak terjadi secara spontan bukan oleh karena
trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena, dan
kapiler (Muttaqin, 2008).
2. Klasifikasi
Menurut Muttaqin (2008) perdarahan otak dibagi dua, yaitu:
a. Perdarahan Intraserebri (PIS)
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa
yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan
TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena
herniasi otak. Perdarahan intraserebri yang disebabkan hipertensi sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, pons, dan serebellum.
b. Perdarahan Subarakhnoid (PSA)

Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.


Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan
cabang-cabangnya yang terdapat di luar parenkim otak. Pecahnya arteri dan
keluarnya ke ruang subarakhnoid menyebabkan TIK meningkat mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme pembuluh darah serebri
yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran)
maupun fokal (hemiparase, gangguan hemisensorik, afasia, dan lainnya).
Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subarakhnoid
mengakibatkan terjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya
struktur peka nyeri, sehingga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan
subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid
dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebri. Vasospasme ini
sering kali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai
puncaknya hari ke-5 sampai dengan ke-9, dan dapat menghilang setelah
minggu ke-2 sampai dengan ke-5. Timbulnya vasospasme diduga karena
interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan ke
dalam cairan serebrospinal dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid.
Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik,
afasia, dan lainnya).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan di dalam sel saraf hampir seluruhnya
melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan O2 sehingga jika
ada kerusakan atau kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan
menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa
sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg%
karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari
seluruh glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai
70% akan terjadi gejala disfungsi.
3. Faktor Resiko
a. Hipertensi
b. Hipotensi

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Obesitas
Kolesterol darah tinggi
Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit diabetes mellitus
Merokok
Stress

B. ETIOLOGI
Menurut Batticaca, penyebab stroke hemoragik yaitu:
1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak.
2. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak
3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak.
Menurut Muttaqin (2008) perdarahan intrakranial atau intraserebri meliputi
perdarahan di dalam ruang subarachnoid atau di dalam jaringan otak sendiri.
Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak
yang dapat mengakibatkan penekanan, pergesaran, dan pemisahan jaringan otak
yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga
terjadi infark otak, edema, dan mungkin herniasi otak.
Adapun penyebab stroke hemoragik sangat beragam menurut Ropper et al (2005),
yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Perdarahan intraserebral primer (hipertensif)


Ruptur kantung aneurisma
Ruptur malformasi arteri dan vena
Trauma (termasuk apopleksi tertunda paska trauma)
Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP, gangguan fungsi
hati, komplikasi obat trombolitik atau anti koagulan, hipofibrinogenemia, dan

f.
g.
h.
i.
j.

hemofilia.
Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak.
Septik embolisme, myotik aneurisma
Penyakit inflamasi pada arteri dan vena
Amiloidosis arteri
Obat vasopressor, kokain, herpes simpleks ensefalitis, diseksi arteri vertebral,
dan acute necrotizing haemorrhagic encephalitis.

C. PATOFISIOLOGI
Penghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran
dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversibel terjadi setelah tujuh
hingga sepuluh menit. Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan di

area otak yang terbatas (stroke). Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu
defisiensi energi yang disebabkan oleh iskemia. Perdarahan juga menyebabkan
iskemia dengan menekan pembuluh darah di sekitarnya (Silbernagl, 2007).
Dengan

menambah

Na+/K+-ATPase,

defisiensi

energi

menyebabkan

penimbunan Na+ dan Ca2+ di dalam sel, serta meningkatkan konsentrasi K+


ekstrasel

sehingga

menimbulkan

depolarisasi.

Depolarisasi

menyebabkan

penimbunan Cl- di dalam sel, pembengkakan sel, dan kematian sel. Depolarisasi
juga meningkatkan pelepasan glutamat, yang mempercepat kematian sel melalui
masuknya Na+ dan Ca2+ (Silbernagl, 2007).
Pembengkakan sel, pelepasan mediator vasokonstriktor, dan penyumbatan
lumen pembuluh darah oleh granulosit kadang-kadang mencegah reperfusi,
meskipun pada kenyataannya penyebab primernya telah dihilangkan. Kematian sel
menyebabkan inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area iskemik (penumbra).
Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai
oleh pembuluh darah tersebut (Silbernagl, 2007).
Penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan
kelemahan otot dan spastisitas kontralateral, serta defisit sensorik (hemianestesia)
akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis. Akibat selanjutnya
adalah deviasi okular, hemianopsia, gangguan bicara motorik dan sensorik,
gangguan persepsi spasial, apraksia, dan hemineglect (Silbernagl, 2007).
Penyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit
sensorik kontralateral, kesulitan berbicara serta apraksia pada lengan kiri jika
korpus kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik
kanan terganggu. Penyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan
apatis karena kerusakan dari sistem limbic (Silbernagl, 2007).
Penyumbatan arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralateral
parsial dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan terjadi kehilangan
memori (Silbernagl, 2007).
Penyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit di daerah
yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid anterior
tersumbat, ganglia basalis (hipokinesia), kapsula interna (hemiparesis), dan traktus
optikus (hemianopsia) akan terkena. Penyumbatan pada cabang arteri komunikans

posterior di talamus terutama akan menyebabkan defisit sensorik (Silbernagl,


2007).
Penyumbatan total arteri basilaris menyebabkan paralisis semua eksteremitas
dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat
menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons, dan medula oblongata.
Efek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi kerusakan (Silbernagl, 2007):
a. Pusing, nistagmus, hemiataksia (serebelum dan jaras aferennya, saraf
vestibular).
b. Penyakit Parkinson (substansia nigra), hemiplegia kontralateral dan
tetraplegia (traktus piramidal).
c. Hilangnya sensasi nyeri dan suhu (hipestesia atau anastesia) di bagian wajah
ipsilateral dan ekstremitas kontralateral (saraf trigeminus [V] dan traktus
spinotalamikus).
d. Hipakusis (hipestesia auditorik; saraf koklearis), ageusis (saraf traktus
salivarus), singultus (formasio retikularis).
e. Ptosis, miosis, dan anhidrosis fasial ipsilateral (sindrom Horner, pada
kehilangan persarafan simpatis).
f. Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus [X]). Paralisis otot lidah
(saraf hipoglosus [XII]), mulut yang jatuh (saraf fasial [VII]), strabismus
(saraf okulomotorik [III], saraf abdusens [V]).
g. Paralisis pseudobulbar dengan paralisis otot secara menyeluruh (namun
kesadaran tetap dipertahankan).

D. PATHWAY
Hipertensi/terjadi perdarahan
aneurisma

Rupture arteri serebri

Ekstravasasi darah di
otak
Vasospasme arteri
Menyebar ke hemisfer
otak
Perdarahan serebri

TIK
Hipertensi/ terjadi
perdarahan

Nyeri

Tekanan /perfusi serebral

Iskemia
anoksia
Metabolisme
anaerob
Metabolit asam

Aktifitas elektrolit
terhenti
Pompa Na+ dan Ka+
gagal
Na+ dan H2O masuk

Acidosis lokal

ke sel
Edema intrasel

Pompa Na+ gagal

Edema Ekstrasel

Nekrosis jaringan

Perfusi jaringan

dan edema

serebral

Kematian progresif
sel otak (defisit
fungsi otak)
Lesi Korteks

Lesi di Kapsul

Lesi

batang

Lesi

otak

Med.

Spinalis

Kerusakan

Lesi upper & lower motor

Nerves I-XII

neuron

Gangguan
bicara/penglihatan,

di

Nekrosis jaringan

Gangguan

dan edema
Kesulitan

mengunyah

&

menelan, refleks batuk

eliminasi urin
Defisit perawatan
diri

Gangguan

komunikasi

verbal

Resiko

gangguan

Hambatan

nutrisi

mobilitas

fisik
ketidakefektifan

bersihan

jalan napas

Tirah baring lama

Kerusakan integritas
kulit

E. TANDA DAN GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)


Manifestasi klinis yang muncul pada klien SH seperti:
1. Pengaruh terhadap status mental:
a. Tidak sadar : 30% - 40%
b. Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar
2. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:
a. Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30%-80%)
b. Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%)
c. Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%)
3. Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:
a. Hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30%-80%)
b. Inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana yang
terkena.
4. Daerah arteri serebri posterior
a. Nyeri spontan pada kepala
b. Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)
5. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan:
a. Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak
b. Hemiplegia alternans atau tetraplegia
c. Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan menelan, emosi
labil)

Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa:
a. Stroke hemisfer kanan
1) Hemiparese sebelah kiri tubuh
2) Penilaian buruk
3) Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan
terjatuh ke sisi yang berlawanan
b. Stroke hemisfer kiri
1) Mengalami hemiparese kanan
2) Perilaku lambat dan sangat berhati-hati
3) Kelainan bidang pandang sebelah kanan
4) Disfagia global
5) Afasia
6) Mudah frustasi
F. KOMPLIKASI
Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah komplikasi yang paling
ditakutkan pada perdarahan intraserebral. Perburukan edema serebri sering
mengakibatkan deteoriasi pada 24-48 jam pertama. Perdarahan awal juga
berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan perluasan dari hematoma tersebut
adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pada
pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan kesadaran
dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal
yang telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas
permanen (Nasissi, 2010).
Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan stroke dan lokasi serta
ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah berhubungan
dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi. Apabila
terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume hematoma,
prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat buruk dengan
tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan
resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan antikoagulasi oral yang
berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga memiliki outcome fungsional
yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi (Nasisi, 2010).
G. PENATALAKSANAAN
1. Secepatnya pada terapeutik window (waktu dari serangan hingga mendapatkan
pengobatan maksimal). Therapeutik window ini ada 3 konsesus:
a. Konsesus amerika : 6 jam
b. Konsesus eropa : 1,5 jam

c. Konsesus asia : 12 jam


Prinsip pengobatan pada therapeutik window :

2.

a. Jaringan penubra ada aliran lagi sehingga jaringan penubra tidak


menjadi iskhemik.
b. Meminimalisir jaringan iskhemik yang terjadi.
Terapi umum
a. Menstabilkan tanda-tanda vital
1) Mempertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan yang
dalam , O2, trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila batang otak
terkena)
2) Kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing masing
individu ; termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun
hipertensi.
b. Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
c. Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter
tinggal; cara ini telah diganti dengan kateterisasi keluar masuk setiap 4
sampai 6 jam
d. Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin :
1) Penderita harus dibalik setiap jam dan latihangerakan pasif setiap 2
jam
2) Dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif penuh
sebanyak 50 kali per hari; tindakan ini perlu untuk mencegah tekanan
pada daerah tertentu dan untuk mencegah kontraktur (terutama pada

3.

bahu, siku dan mata kaki)


Terapi khusus
Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi dan
neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low
heparin, tPA.
a) Pentoxifilin
Mempunyai 3 cara kerja:
Sebagai anti agregasi menghancurkan thrombus
Meningkatkan deformalitas eritrosit
Memperbaiki sirkulasi intraselebral
b) Neuroprotektan
1) Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron, ex: notropil
Cara kerja dengan menaikkan cAMP ATP dan meningkatkan sintesis
glikogen
2) Nimodipin: gol. Ca blocker yang merintangi masuknya Ca2+ ke
dalam sel, ex.nimotup

Cara kerja dengan merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel dan


memperbaiki perfusi jaringan otak
3) Citicholin: mencegah kerusakan sel otak, ex. Nicholin
Cara kerja dengan menurunkan free faty acid, menurunkan generasi

4.

radikal bebas dan biosintesa lesitin


Ekstrax gingkobiloba, ex ginkan
Pengobatan konservatif
Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah otak (ADO),
tetapi belum terbukti demikian pada tubuh manusia. Dilator yang efektif untuk
pembuluh di tempat lain ternyata sedikit sekali efeknya bahkan tidak ada efek
sama sekali pada pembuluh darah serebral, terutama bila diberikan secara oral
(asam nikotinat, tolazolin, papaverin dan sebagainya), berdasarkan uji klinis
ternyata pengobatan berikut ini masih berguna : histamin, aminofilin,

5.

asetazolamid, papaverin intraarteri.


Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darah otak.
Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa
penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas.
Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan
kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Dewanto (2009) pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan
adalah :
1. Laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol,
dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
3. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya
struktur otak
4. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai
pembuluh darah yang terganggu.
5. Fungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada
trombosis, emboli serabral dan TIA, sedangkan tekanan meningkat dan cairan
yang mengandung darah menujukan adanya hemoragi suaraknoid intrakranial.
Kadar protein meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adanya
proses imflamasi.

6. Mengidentifikasi maslah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin adanya


daerah lesi yang spesifik.
7. Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan
dari masa yang meluas; klasifikasi karptis interna terdapat pada trombosis
serebral.
8. Ultrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah
I.

system arteri karotis), aliran darah / muncul plak (arteriosklerotik).


PEMERIKSAAN PRIMER
Primary survey (pengakajian primer) dilakukan melalui beberapa tahapan,
antara lain (Gilbert., DSouza., & Pletz, 2009) :
1. General Impressions
a. Memeriksa kondisi yang mengancam nyawa secara umum.
b. Menentukan keluhan utama atau mekanisme cedera
c. Menentukan status mental dan orientasi (waktu, tempat, orang)
2. Pengkajian Airway
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain :
a. Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau
bernafas dengan bebas?
b. Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
1) Adanya snoring atau gurgling
2) Stridor atau suara napas tidak normal
3) Agitasi (hipoksia)
4) Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
5) Sianosis
c. Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan
potensial penyebab obstruksi :
1) Muntahan
2) Perdarahan
d. Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien
terbuka.
e. Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang
berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
f. Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien
sesuai indikasi :
1) Chin lift/jaw thrust
2) Lakukan suction (jika tersedia)
3) Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask
Airway
4) Lakukan intubasi
3. Pengkajian Breathing (Pernafasan)
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain:

4.

5.

a. Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi
pasien.
1) Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tandatanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating injury, flail chest,
sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
2) Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga,
subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis
haemothorax dan pneumotoraks.
3) Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
b. Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika
perlu.
c. Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut
mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien.
d. Penilaian kembali status mental pasien.
e. Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
f. Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau
oksigenasi:
1) Pemberian terapi oksigen
2) Bag-Valve Masker
3) Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan
yang benar), jika diindikasikan
4) Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway
procedures
g. Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan
berikan terapi sesuai kebutuhan.
Pengkajian Circulation
Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara
lain:
a. Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
b. CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
c. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian
penekanan secara langsung.
d. Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia
(capillary refill).
e. Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
Pengkajian Level of Consciousness dan Disabilities
Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala AVPU :
a. A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi
perintah yang diberikan
b. V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak
bisa dimengerti
c. P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika
ekstremitas awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)

d. U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri


maupun stimulus verbal.

6.

J.

Expose, Examine dan Evaluate


Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. Jika pasien
diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi in-line penting
untuk dilakukan. Lakukan log roll ketika melakukan pemeriksaan pada
punggung pasien. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan
pada pasien adalah mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan eksternal.
Setelah semua pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan
selimut hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan
ulang (Thygerson, 2011).

PEMERIKSAAN SEKUNDER
1. Identitas Klien
Mengcakup nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, No. RM,
pendidikan, status pekawinan, diangnosa medis dll.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya pada klien ini mempunyai riwayat hipertensi, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemi, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang
lama,

pengunaan

obat-obat

antikoagulan,

aspirin

dan

kegemukan/obesitas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien sakit kepala, mual muntah bahkan kejang sampai tak
sadarkan diri, kleumpuhan separoh badan dan gangguan fungsi otak.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada anggota keluarga yang menderita atau mengalami penyakit
seperti : hipertensi, Diabetes Melitus, penyakit jantung.
d. Riwayat Psikososial
Biasanya masalah perawatan dan biaya pengobatan dapat membuat
emosi dan pikiran klein dan juga keluarga sehingga baik klien maupun
keluarga sering merasakan sterss dan cemas.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut dan hygiene kepala
b. Mata:buta,kehilangan daya lihat
c. Hidung,simetris ki-ka adanya gangguan

d.
e.

f.

g.
h.

Leher,
Dada
I: simetris ki-ka
P: premitus
P: sonor
A: ronchi
Abdomen
I: perut acites
P :hepart dan lien tidak teraba
P :Thympani
A :Bising usus (+)
Genito urinaria :dekontaminasi,anuria
Ekstramitas :kelemahan,kelumpuhan.

K. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan
perdarahan intracerebral
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparase/hemiplagia
4. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah
otak
5. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan hemiparase/hemiplegi
6. Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan hemiparase/hemiplegi
7. Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan hemiparase/hemiplegi
8. Defisit perawatan diri: eliminasi berhubungan dengan hemiparase/hemiplegi
9. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama
10. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan otot mengunyah dan menelan
11. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan menurunnya refleks
batuk dan menelan, imobilisasi
12. Gangguan eliminasi urin (incontinensia urin) berhubungan dengan kehilangan
tonus kandung kemih, kehilangan kontrol sfingter, hilangnya isarat berkemih.

L. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN TUJUAN
Diagnosa Keperawatan: Resiko
ketidakefektifan jaringan otak yang
berhubungan dengan perdarahan
intracerebral.
Tujuan: setelah melakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
perfusi jaringan otak tercapai
maksimal ditandai dengan:
1. Klien tidak gelisah
2. Tidak ada keluhan nyeri kepala,
mual, kejang.
3. GCS 456
4. Pupil isokor, reflek cahaya (+)
5. Tanda-tanda vital normal

INTERVENSI
1.

2.
3.

4.

5.
6.
7.

2.

Diagnosa Keperawatan :
Hambatan
mobilitas
berhubungan
hemiparese/hemiplagia.

fisik
dengan

Berikan penjelasan kepada


keluarga klien tentang sebab-sebab
peningkatan TIK dan akibatnya.
Anjurkan kepada klien untuk bed
rest total
Observasi dan catat tanda-tanda
vital dan kelain tekanan
intrakranial tiap dua jam
Berikan posisi kepala lebih tinggi
15-30 dengan letak jantung (beri
bantal tipis)
Anjurkan klien untuk menghindari
batuk dan mengejan berlebihan
Ciptakan lingkungan yang tenang
dan batasi pengunjung
Kolaborasi dengan tim dokter
dalam pemberian terapi cairan
intravena dan obat-obatan sesuai
program dokter.

1. Ubah posisi klien tiap 2 jam


2. Ajarkan klien untuk melakukan
latihan gerak aktif pada
ekstrimitas yang tidak sakit.
3. Lakukan gerak pasif pada

RASIONAL
1. Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses

penyembuhan.
2. Untuk mencegah perdarahan ulang.
3. Mengetahui setiap perubahan yang terjadi

4.

5.

6.
7.

pada klien secara dini dan untuk penetapan


tindakan yang tepat.
Mengurangi tekanan arteri dengan
meningkatkan drainage vena dan
memperbaiki sirkulasi serebral
Batuk dan mengejan dapat meningkatkan
tekanan intra kranial dan potensial terjadi
perdarahan ulang.
Rangsangan aktivitas yang meningkat
dapat meningkatkan kenaikan TIK.
Memperbaiki sel yang masih viable dan
mengobati perdarahan yang ada di otak.

Menurunkan resiko terjadinnya iskemia


jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek
pada daerah yang tertekan.
2. Gerakan aktif memberikan massa, tonus
1.

3.

4.

Tujuan: setelah melakukan tindakan


keperawatan
Klien
mampu
melaksanakan aktivitas fisik sesuai
dengan kemampuannya dengan
kriteria hasil:
1. Tidak terjadi kontraktur sendi.
2. Bertabahnya kekuatan otot.
3. Klien menunjukkan tindakan
untuk meningkatkan mobilitas.
Diagnosa
Keperawaratan:
Hambatan komunikasi verbal
berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah otak.
Tujuan: Setelah melakukan
tindakan keperawatan selam
3X24 jam, Proses komunikasi
klien dapat berfungsi secara
optimal dengan kriteria hasil:
1. Terciptanya suatu
komunikasi dimana
kebutuhan klien dapat
dipenuhi.
2. Klien mampu merespon
setiap berkomunikasi secara
verbal maupun isarat.
Diagnosa Keperawatan:

ekstrimitas yang sakit


4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.

dan kekuatan otot serta memperbaiki


fungsi jantung dan pernapasan.
3. Otot volunter akan kehilangan tonus dan
kekuatannya bila tidak dilatih untuk
digerakkan.
4. Membantu mobilisai klien.

1. Berikan metode alternatif


komunikasi, misal dengan
bahasa isarat.
2. Antisipasi setiap kebutuhan klien
saat berkomunikasi.
3. Bicaralah dengan klien secara
pelan dan gunakan pertanyaan
yang jawabannya ya atau
tidak.
4. Anjurkan kepada keluarga untuk
tetap berkomunikasi dengan
klien.
5. Hargai kemampuan klien dalam
berkomunikasi.
6. Kolaborasi dengan fisioterapis
untuk latihan wicara.

1.

Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai


dengan kemampuan klien.
2. Mencegah rasa putus asa dan
ketergantungan pada orang lain.
3. Mengurangi kecemasan dan kebingungan
pada saat komunikasi.

1. Berikan penjelasan kepada klien

1. Klien dan keluarga mau berpartisipasi

Mengurangi isolasi sosial dan


meningkatkan komunikasi yang efektif.
5. Memberi semangat pada klien agar lebih
sering melakukan komunikasi.
6. Melatih klien belajar bicara secara mandiri
dengan baik dan benar.
4.

5.

ketidakefektifan bersihan jalan


nafas berhubungan dengan
menurunnya refleks batuk dan
menelan, imobilisasi.
Tujuan: Setelah melakukan
tindakan keperawatan selama
3X24 jam Jalan nafas tetap
efektif ditandai dengan:
1. Klien tidak sesak nafas.
2. Tidak terdapat ronchi,
wheezing ataupun suara
nafas tambahan.
3. Tidak retraksi otot bantu
pernafasan.
4. Pernafasan teratur, RR 1620 x per menit.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
tirah
baring lama.
Tujuan: setelah melakukan
tindakan keperawaran selama
3X24
Klien
mampu
mempertahankan keutuhan kulit
dengan kriteria hasil:
1. Klien mau berpartisipasi
terhadap pencegahan luka.

dan keluarga tentang sebab dan


akibat ketidakefektifan jalan
nafas.
2. Rubah posisi tiap 2 jam sekali
3. Berikan intake yang adekuat
(2000 cc per hari)
4. Observasi pola dan frekuensi
nafas
5. Auskultasi suara nafas
6. Lakukan fisioterapi nafas sesuai
dengan keadaan umum klien.

1. Anjurkan untuk melakukan


latihan ROM (range of motion)
dan mobilisasi jika mungkin.
2. Rubah posisi tiap 2 jam
3. Gunakan bantal air atau
pengganjal yang lunak di bawah
daerah-daerah yang menonjol
4. Lakukan massage pada daerah
yang menonjol yang baru
mengalami tekanan pada waktu
berubah posisi

dalam mencegah terjadinya


ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
2. Perubahan posisi dapat melepaskan sekret
darim saluran pernafasan.
3. Air yang cukup dapat mengencerkan
secret.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya
ketidakefektifan jalan nafas
5. Untuk mengetahui adanya kelainan suara
nafas.
6. Agar dapat melepaskan sekret dan
mengembangkan paru-paru

Meningkatkan aliran darah kesemua


daerah
2. Menghindari tekanan dan meningkatkan
aliran darah
3. Menghindari tekanan yang berlebih pada
daerah yang menonjol.
1.

4.

Menghindari kerusakan-kerusakan
kapiler-kapiler.

Klien mengetahui penyebab


dan cara pencegahan luka.
3. Tidak ada tanda-tanda
kemerahan atau luka.
2.

5. Observasi terhadap eritema dan


kepucatan dan palpasi area
sekitar terhadap kehangatan dan
pelunakan jaringan tiap merubah
posisi.
6. Jaga kebersihan kulit dan
seminimal mungkin hindari
trauma, panas terhadap kulit.

5.

Hangat dan pelunakan adalah tanda


kerusakan jaringan

6.

Mempertahankan keutuhan kulit.

Daftar Pustaka

Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan


Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika
Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta: EGC
Dewanto, et al. 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf.
Jakarta:EGC
Doenges, Marilynn E. dkk. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : EGC
Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga
Muttaqin, Arif. 2008. BukuAjar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Nasissi, Denise. 2010. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape,. [diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview]
Nurarif, Huda & Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa medis & NANDA, NIC- NOC. Yogyakarta:
MediAction
Smeltzer, S. C et.al (2005), Brunner&Suddarths: Textbook of Medical Surgical
Nursing.9th. Philadelphia: Lippincott
Silbernagl, S., Florian Lang. 2007. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta :
EGC
Wlkinson, Judith M .2002. Diagnosa Keperawatan dengan NIC dan NOC. Alih
bahasa: Widyawati dkk.Jakarta:EGC

Вам также может понравиться

  • Laporan Pendahuluan SH
    Laporan Pendahuluan SH
    Документ28 страниц
    Laporan Pendahuluan SH
    Destini Puji Lestari
    0% (1)
  • LP SH
    LP SH
    Документ31 страница
    LP SH
    Whisnu Hadi
    Оценок пока нет
  • LP SH Gadar
    LP SH Gadar
    Документ21 страница
    LP SH Gadar
    Gugun Gunawan
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Документ22 страницы
    Laporan Pendahuluan Stroke
    said ahmad
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Stroke
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Stroke
    Документ42 страницы
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Stroke
    Info Unicareubud
    Оценок пока нет
  • LP Cva Infark Rsud Ibsina
    LP Cva Infark Rsud Ibsina
    Документ21 страница
    LP Cva Infark Rsud Ibsina
    ibnu nafi
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Mirhamsyah PDF
    LP Stroke Mirhamsyah PDF
    Документ19 страниц
    LP Stroke Mirhamsyah PDF
    Mirhamsyah TV
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Hemoragik
    LP Stroke Hemoragik
    Документ22 страницы
    LP Stroke Hemoragik
    Dicky Helmi Susilo
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke Hcu
    Laporan Pendahuluan Stroke Hcu
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan Stroke Hcu
    Nasrudin Jamil
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Zefanya
    LP Stroke Zefanya
    Документ21 страница
    LP Stroke Zefanya
    musaadnadila
    Оценок пока нет
  • Stroke
    Stroke
    Документ33 страницы
    Stroke
    icuhits
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Hemiparese Sinistra
    Laporan Pendahuluan Hemiparese Sinistra
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Hemiparese Sinistra
    SumarLina
    Оценок пока нет
  • LP Visca Dwi Febriati 2141312067 Kelompok T Stroke Hemoragic Neuro KMB4
    LP Visca Dwi Febriati 2141312067 Kelompok T Stroke Hemoragic Neuro KMB4
    Документ25 страниц
    LP Visca Dwi Febriati 2141312067 Kelompok T Stroke Hemoragic Neuro KMB4
    Rahmat Jufli
    Оценок пока нет
  • 4-A - Kelompok 1 Adrenalin - Resume Cva Infark&Cva Bleeding
    4-A - Kelompok 1 Adrenalin - Resume Cva Infark&Cva Bleeding
    Документ16 страниц
    4-A - Kelompok 1 Adrenalin - Resume Cva Infark&Cva Bleeding
    ADE FIRMAN MAULANA
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Stroke
    Bab Ii Stroke
    Документ11 страниц
    Bab Ii Stroke
    Okta Kenandra
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Cva Infark
    Laporan Pendahuluan Cva Infark
    Документ22 страницы
    Laporan Pendahuluan Cva Infark
    ledyyatnadwika
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cerebrovascular Accident (Stroke, Brain Attack)
    Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cerebrovascular Accident (Stroke, Brain Attack)
    Документ26 страниц
    Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cerebrovascular Accident (Stroke, Brain Attack)
    Yuni Elita Sari Tambunsaribu
    100% (4)
  • Laporan Pendahuluan Cva
    Laporan Pendahuluan Cva
    Документ16 страниц
    Laporan Pendahuluan Cva
    Risha_P_Mahardika
    100% (1)
  • LP Stroke Non Hemoragik
    LP Stroke Non Hemoragik
    Документ16 страниц
    LP Stroke Non Hemoragik
    mamah cantiq
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Neur
    Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Neur
    Документ20 страниц
    Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Neur
    noval rizki
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN CVA Tambahan Askep
    LAPORAN PENDAHULUAN CVA Tambahan Askep
    Документ34 страницы
    LAPORAN PENDAHULUAN CVA Tambahan Askep
    sudik tadin
    Оценок пока нет
  • LP Cve Baru
    LP Cve Baru
    Документ20 страниц
    LP Cve Baru
    indridwi71
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Документ16 страниц
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Imam Satriadi
    Оценок пока нет
  • LP Stroke
    LP Stroke
    Документ35 страниц
    LP Stroke
    wita
    Оценок пока нет
  • LP Cva
    LP Cva
    Документ14 страниц
    LP Cva
    Mumun Muna
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Документ17 страниц
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Arifin Kosongduaempat El-Hafizy
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Документ16 страниц
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Oktaviana Pieka Piekuq
    Оценок пока нет
  • LP STROKE Arya Sadewa 10119047
    LP STROKE Arya Sadewa 10119047
    Документ14 страниц
    LP STROKE Arya Sadewa 10119047
    Medong Sea
    Оценок пока нет
  • Askep Cva Trombosis
    Askep Cva Trombosis
    Документ9 страниц
    Askep Cva Trombosis
    Ikno Afmawijaya
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Документ17 страниц
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Dhya Calonnurseprofesional
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke KMB (Kelompok 4)
    Laporan Pendahuluan Stroke KMB (Kelompok 4)
    Документ18 страниц
    Laporan Pendahuluan Stroke KMB (Kelompok 4)
    Yusuf Junio Wita
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Cempaka Jeon
    LP Stroke Cempaka Jeon
    Документ23 страницы
    LP Stroke Cempaka Jeon
    Selly Yuliana Indriani
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Hemoragik
    LP Stroke Hemoragik
    Документ18 страниц
    LP Stroke Hemoragik
    Ervin Romyanti
    Оценок пока нет
  • LP Dan Askep Stroke Alto
    LP Dan Askep Stroke Alto
    Документ27 страниц
    LP Dan Askep Stroke Alto
    dita nursyamsi
    Оценок пока нет
  • Cva
    Cva
    Документ23 страницы
    Cva
    Yulizar Jal Hasbi
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Agnesia
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Dan Patogenesis Stroke
    Patofisiologi Dan Patogenesis Stroke
    Документ2 страницы
    Patofisiologi Dan Patogenesis Stroke
    lydia_tifani
    Оценок пока нет
  • LP Stroke
    LP Stroke
    Документ12 страниц
    LP Stroke
    119078 NURIA ADELIANI
    Оценок пока нет
  • LP Cva Bleeding
    LP Cva Bleeding
    Документ19 страниц
    LP Cva Bleeding
    Nike Dessy
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Gadar RSDS
    LP Stroke Gadar RSDS
    Документ17 страниц
    LP Stroke Gadar RSDS
    Desi Sukmawati
    Оценок пока нет
  • Askep
    Askep
    Документ32 страницы
    Askep
    azwika argentara
    Оценок пока нет
  • Cva Sovia (Icu 3)
    Cva Sovia (Icu 3)
    Документ19 страниц
    Cva Sovia (Icu 3)
    SOVIA KURNIA
    Оценок пока нет
  • Askep Struk
    Askep Struk
    Документ19 страниц
    Askep Struk
    Cornelia Fransiska Sandehang
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan Stroke
    ika
    100% (1)
  • LP Stroke Hemoragik
    LP Stroke Hemoragik
    Документ16 страниц
    LP Stroke Hemoragik
    FEBRIANTI S.KEP
    Оценок пока нет
  • LP SNH
    LP SNH
    Документ12 страниц
    LP SNH
    Nengsih Sekarwangi
    Оценок пока нет
  • Askep Stroke Infark
    Askep Stroke Infark
    Документ28 страниц
    Askep Stroke Infark
    Rini Chairani
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Документ42 страницы
    Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
    Friska Rosiana Dewi Agustin
    Оценок пока нет
  • KMB 6 - LP Neuro Stroke
    KMB 6 - LP Neuro Stroke
    Документ16 страниц
    KMB 6 - LP Neuro Stroke
    Cynthia Irawan
    Оценок пока нет
  • LP SNH
    LP SNH
    Документ22 страницы
    LP SNH
    Hamza Dinata
    Оценок пока нет
  • LP, Jurnal, Askep Struk Ners
    LP, Jurnal, Askep Struk Ners
    Документ71 страница
    LP, Jurnal, Askep Struk Ners
    Cunarsih Muliatna
    Оценок пока нет
  • LP CVA Infark
    LP CVA Infark
    Документ14 страниц
    LP CVA Infark
    Anifatul Karimah
    Оценок пока нет
  • LP CVA Infark
    LP CVA Infark
    Документ12 страниц
    LP CVA Infark
    Emilia rizky Fauziah
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ18 страниц
    Bab 2
    Ibnu nizam Aditya
    Оценок пока нет
  • Askep Stroke Hemiparese Dextra
    Askep Stroke Hemiparese Dextra
    Документ19 страниц
    Askep Stroke Hemiparese Dextra
    edwinhelmi
    Оценок пока нет
  • Lp-Askep Suspek Cva
    Lp-Askep Suspek Cva
    Документ27 страниц
    Lp-Askep Suspek Cva
    Andriani Whynt
    Оценок пока нет
  • LP Hernia
    LP Hernia
    Документ6 страниц
    LP Hernia
    Yitno
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • GGK 1
    GGK 1
    Документ32 страницы
    GGK 1
    Nur Fitryanti Lubis
    Оценок пока нет
  • 5 Babiv Pu
    5 Babiv Pu
    Документ53 страницы
    5 Babiv Pu
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • SAP Nutrisi Ibu Menyusui
    SAP Nutrisi Ibu Menyusui
    Документ11 страниц
    SAP Nutrisi Ibu Menyusui
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LP Dan Askep Hernia Lukman New
    LP Dan Askep Hernia Lukman New
    Документ17 страниц
    LP Dan Askep Hernia Lukman New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LP Asfiksia Ewic
    LP Asfiksia Ewic
    Документ15 страниц
    LP Asfiksia Ewic
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SH
    Laporan Pendahuluan SH
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan SH
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LP DHF
    LP DHF
    Документ16 страниц
    LP DHF
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • CHF Putu
    CHF Putu
    Документ16 страниц
    CHF Putu
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • tERAPI bERMAIN
    tERAPI bERMAIN
    Документ7 страниц
    tERAPI bERMAIN
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Kontrak Belajar Thypoid
    Kontrak Belajar Thypoid
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar Thypoid
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Pada Bayi Dengan Asfiksia
    Laporan Pendahuluan Pada Bayi Dengan Asfiksia
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Pada Bayi Dengan Asfiksia
    Iman Firmansyah
    80% (5)
  • Kontrak Belajar SH
    Kontrak Belajar SH
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar SH
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Kontrak Belajar Asfiksia
    Kontrak Belajar Asfiksia
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar Asfiksia
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Kontrak Belajar DHF
    Kontrak Belajar DHF
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar DHF
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LP DHF
    LP DHF
    Документ16 страниц
    LP DHF
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LK Asfiksia
    LK Asfiksia
    Документ16 страниц
    LK Asfiksia
    Enny Setya Wibowo
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ10 страниц
    Jurnal
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Asfiksi
    Asfiksi
    Документ16 страниц
    Asfiksi
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Asfiksi
    Asfiksi
    Документ16 страниц
    Asfiksi
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • NORMADEWI
    NORMADEWI
    Документ55 страниц
    NORMADEWI
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Siti Halimah
    Siti Halimah
    Документ183 страницы
    Siti Halimah
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Korelasi Dan Regresi
    Korelasi Dan Regresi
    Документ9 страниц
    Korelasi Dan Regresi
    Adi Febriansyah
    Оценок пока нет
  • By Yanuar, Se., MM.: Kofisien Korelasi Rank Spearman: R
    By Yanuar, Se., MM.: Kofisien Korelasi Rank Spearman: R
    Документ15 страниц
    By Yanuar, Se., MM.: Kofisien Korelasi Rank Spearman: R
    Aarahmatillahaziz Rahmatillahazizaa
    Оценок пока нет
  • LP Gangguan Pola Tidur
    LP Gangguan Pola Tidur
    Документ14 страниц
    LP Gangguan Pola Tidur
    Murandari Djequeline
    75% (4)