Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea. Paru
berbentuk seperti spons dan bersisi udara dengan pembagian ruangan
sebagai berikut :
a. Paru kanan, memiliki tiga lobus
b. Paru kiri dua lobus
Rongga hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung.
Saluran-saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai
vestibulum hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang
sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan
farink dan selaput lendir. Semua sinus yang mempunyai lubang
masuk kedalam rongga hidung.
Rongga hidung sendiri berfungsi sebagai berikut :
- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
- Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-
bulu hidung.
Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau
hidung.
Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang
rawan kirkoid. Bila radang terjadi disebut pharyngitis. Faring
terbagi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Laring
Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi
jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat
tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan makanan),
infeksi (misalnya difteri) dan tumor.
Trakea
dengan
haemoglobin
untuk
membentuk
Fisiologi Kulit
Kulit merupakan
organ
paling
luas
permukaannya
yang
tempat yang salah atau yang bukan merupakan tempatnya. Sfingter tersebut
meupakan epiglotis. Epiglotis akan menutup jalan masuk udara saat makanan
ingin masuk ke esofagus (Pearce, 2009).
4) Esofagus
Esofagus adalah saluran yang berfungsi membawa bolus makanan dan cairan
menuju lambung (Richard S. Snell, 2012). Otot esofagus tebal dan berlemak
sehingga moblitas esofagus cukup tinggi. Peristaltik pada esofagus mendorong
makanan dari esofagus memasuki lambung. Pada bagian bawah esofagus
terdapat otot-otot gastroesofagus (lower esophageal sphincter, LES) secara tonik
aktif, tetapi akan melemas sewaktu menelan. Aktifasi tonik LES antara waktu
makan mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus. Otot polos pada
esofagus lebih menonjol diperbatasan dengan lambung (sfingter intrinsik). Pada
tempat lain, otot rangka melingkari esofagus (sfrinter ekstrinsik) dan bekerja
sebagai keran jepit untuk esofagus.
5) Lambung
Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat di bawah diafragma.
Lambung terbagi atas fundus, korpus dan pilorus. Pada saat lambung kosong
atau berileksasi, mukosa masuk ke lipatan yang dinamakan rugae. Rugae yang
merupakan dinding lambung yang berlipat-lipat dan lipatan tersebut akan
menghilang ketika lambung berkontraksi (Richard S. Snell, 2012)
Lambung terdiri dari dua fungsi yaitu, fungsi motorik sebagai proses pergerakan
dan fungsi pencernaan yang dilakukan untuk mensintesis zat makanan, dimana
kedua fungsi ini akan bekerja bersamaan.
6) Usus Halus
Bagian awal dar usus halus adalah duodenum, pada bagian ligamentum Treitz,
duodenum berubah menjadi jejunum. Duodenum mempunyai panjang sekitar 25
cm dan berhubungan dengan lambung, jejunum mempunyai panjang sekitar 2,5
m, dimana proses digesti kimia dan absorpsi nutrisi terjadi dalam jejunum
sedangkan ileum mempunyai panjang sekitar 3,5 m. Mukus usus terdiri dari
berbagai macam enzim, seperti disakaridase, peptidase dan enzim lain yang
terlibat dalam penguraian asam nukleat.
7) Usus Besar (Kolon)
matarantai
penghubung
yang
penting
pada
jaras
talamus, subtalamus,
J enis
Gang gua n
Lingkungan
1) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan lingkungan dimana pekerja melakukan
usaha/aktivitas/kegiatan pekerjaan yang memiliki sumber bahaya. Sumber bahaya
yang terkait dengan risiko Kanker akibat kerja adalah fisik dan kimia.
2) Alat Bekerja
Alat bekerja atau peralatan kerja adalah alat yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan. Alat tersebut memiliki fungsi dan sumber bahaya. Contoh:
pekerja bekerja dengan menggunakan bahan asbestos, menggunakan mesin diesel
dalam waktu yang lama, serta mengandung zat radioaktif yang menghasilkan
radiasi.
3) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan sangat menentukan lingkungan dan alat bekerja. Jenis
pekerjaan merupakan bentuk atau variasi pekerjaan yang memiliki cara dan pola
yang khas dan memiliki sumber bahaya serta risiko terhadap gangguan kesehatan
dan/atau kecelakaan yang berbeda-beda. Jenis pekerjaan yang memiliki risko
mengalami gangguan kesehatan Kanker adalah pekerja yang bekerja dengan zat
kimia yang bersifat karsinogenik.
Manusia terpapar pada sekumpulan zat kimia baik dalam bentuk obatobatan, zat kimia yang ada di industri atau lingkungan, atau zat kimia yang
terbentuk secara alami di alam. Semua zat berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya yang biasa disebut efek toksik atau efek yang merugikan.
Sebenarnya yang menentukan toksik tidaknya suatu zat adalah dosis/kadar
zat kimia tersebut. Contoh, pada dosis yang cukup tinggi, zat kimia yang tidak
berbahaya sekalipun seperti gula dapat mematikan. Sebaliknya, dalam kadar yang
cukup rendah, tidak satupun zat bersifat toksik (kecuali untuk zat kimia yang tidak
memenuhi ambang batas). Bahkan zat yang esensial bagi tubuh kita pun, misalnya
zat besi, dapat menjadi toksik jika dosisnya tinggi. Tanpa zat besi yang cukup,
secara perlahan kita akan mengalami anemia, tetapi jika terlalu banyak justru
mengakibatkan abnormalitas hati.
Efek yang merugikan dapat didefenisikan sebagai perubahan abnormal
yang tidak diinginkan atau berbahaya akibat pemaparan terhadap zat kimia yang
kemungkinan toksik. Berbagai jenis efek merugikan dapat terjadi, terlalu banyak
untuk disebutkan, tetapi tingkat keparahanefek tersebut dapat berkisardari ruam
kulit sampai kebutaan atau bahkan kanker dengan berbagai macam kemungkinan
di antara kejadian tersebut. Organ tubuh yang spesifik dapat menjadi sasaran zat
kimia tertentu atau beberapa bagian tubuh secara bersamaan akan terpengaruh.
Akibat yang ditimbulkan efek merugikan tersebut bergantung tidak hanya pada
zat kimia ketika seseorang terpapar terhadapnya, tetapi juga pada tipe paparan dan
derajat paparan.
Ada tiga tipe paparan ; akut, subkronis, dan kronis. Pemaparan akut
didefenisikn sebagai pemaparan terhadap zat kimia selama kurang dari 24 jam.
Paparan tersebut biasanya disebut sebagai paparan dosis tunggal zat kimia.
asalnya tetapi lebih larut air sehingga lebih mudah diekskresi. Umumnya,
metabolit yang dihasilkan kurang toksik bagi manusia jika dibandingkan dengann
substansi asalnya. Namun, terkadang metabolit justru menjadi lebih toksik
daripada substansi asalnya.
Jika zat kimia memang dapat menimbulkan efek merugikan, kerusakan
yang ditimbulka bisa bersifat reversibel (dapat diperbaiki atau sementara) atau
ireversibel ( tidak dapat diperbaiki atau menetap). Efek reversibel ditandai dengan
fakta bahwa perubahan dari struktur atau fungsi normal yang disebabkan oleh
suatu zat kimia akan kembali pulih dalam batas waktu yang normal setelah
paparan berhenti. Kerusakan biasanya dikaitkan dengan efek ireversibel yang
menetap atau bahkan meluas walaupun paparan sudah berhenti. Efek toksik
tertentu dari suatu zat dapat bersifat ireversibel, misalnya penyakit neurologis
tertentu, pembentukan kanker, sirosis hati, atau emfisema paru.
Efek pada saluran pernafasan
Inhalasi adalah jalur pernafasan yang sangat penting terhadap zat kimia
toksik, terutama di tempat kerja. Zat kimia yang memasuki paru dapat
menimbulkan efek langsung pada sel-sel paru atau dapat terserap ke dalam
sirkulasi sistemik. Disini perlu dibedakan antara toksikologi inhalasi yang
sebenarnya hanyalah jalur pemaparan dengan toksikogi pernafasan yang
merupakan responsi paru terhadap zat kimia. Pemaparan melalui inhalasi berbeda
dengan yang melalui ingesti karena zat kimia yang diabsorpsi ke dalam sistem
darah dari paru akan melewati jantung dan kemudian terdistribusi ke organ
lainnya tanpa telebih dahulu menjalani proses detoksifikasi dihati. Hal itu
berlawanan dengan pemaparan ingesti karena zat kimia yang diabsorpsi ke dalam
darah akan langsung dibawa ke hati untuk menjalani transformasi metabolik
menjadi senyawa yang kurang toksik.
dalam paru atau terserap ke dalam permukaan aerosol baru kemudian terhirup.
Contoh, banyak unsur (zink, arsenik) yang terlepas selama pembakaran batubara
yang kemudian terkonsentrasi di permukaan aerosol.
Jika gas dan uap sifatnya laru air (yaitu, dapat terlarut dalam air), maka zat
tersebut larut di dalam lendir yang melapisi permukaan saluran pernafasan
sehingga menimbulkan iritasi dan mungkin tidak akan pernah mencapai jalan
udara bagian bawah serta alveolus (mis, sulfur dioksida). Untuk aerosol, ukuran
partikel merupakan faktor kritis yang menentukan sampai sejauh mana partikel itu
dapat mencapai saluran pernafasan bagian bawah dan, dengan demikian, bagian
mana dari sistem tersebut yang akan terkena pengaruhnya.
Saat kita menarik napas, partikel-partikel yang menyusun aerosol akan
terkumpul di sepanjang saluran pernafasan. Tempat pengumpulan partikel itu akan
memengaruhi tingkat keparahan kerusakan jaringan, besar absorpsi toksikan ke
dalam sirkulasi sistemik,dan memengarui kemampuan paru untuk mengeluarkan
partikel itu. Semakin kecil ukuran partikel, semakin jauh jangkauannya di dalam
saluran pernapasan.
Aerosol yang berukuran 5-30 mikrometer
m akan mengendap
alveolus, aerosol akan diabsorpsi ke dalam sistem darah serta dibersihkan oleh
sel-sel imun (makrofag) yang akan menelan partikel tersebut. Transpor partikel
melalui saluran pernapasan diperlihatkan pada gambar dibawah.
Respon sistem pernapasan terhadap paparan gas dan partikel berbahaya,
yang tidak berhasil dikeluarkan melalui bersihan mikosiliar dan sel-sel imun,
dapat disampaikan dalam beberapa cara. Perubaha yang dapat diamati di dalam
paru akibat inhalasi gas dan materi pertikulat berbahaya akan bergantung pada
konsentrasi materi yang dihirup, durasi pemaparan, dan sifat kimiawinya.
Perubahan akut yang terjadi di dalam paru mencakup konstriksi bronkus, edema
jalan udara, dan kerusakan sistem pertahana seperti bersihan mukosiliar.
Konstriksi bronkus adalah penyempitan jalan udara sehingga menyebabkan
mengi.
soots
Beta-naphthylamine
Vinyl chloride
Benzene
Toxic nitro- and aminoderivatives of benzene or its
homologues
10) Ionizing radiations
23)
25)
26) JENIS
PEKERJA
AN
30) Pekerja
Kontruksi
27) JENIS
28) AGENT
PENYAKIT
31) kanker paruparu
29) CONTOH
PRODUK
32) asbes,
33) Produk
radon,
alumunium,
arsenik,
peleburan besi.
krom,
silika,
berilium,
nikel,
34) Pekerja
Batubara
kadmium
36) silika
paru
37) Debu
di
lingkungan
(pertamban
kerja
(pasir
gan)
38) Pekerja
39) Kanker
40) Benzena
Manufaktu
darah/
dan
leukemia
hexane
(Proses
Produksi)
42) Petani
47) Petugas
N-
44) Organofo
sfat
41) Proses
perakitan
iPhone
dan
iPad.
46) Pestisida,
gas
buang dr mesin
45) H3PO4
(asam
penggilingan,
pupuk,
fosfat).
49) asap,
fungisida.
50) Asap
Pemadam
poliureta
kebakaran,
Kebakaran
puing-puing
kebakaran,
bahan
51) Pekerja
52) Kanker
53) isocyanat
Pengecatan
Paru ,kanker
body mobil
kulit
polyureth
(Industri
otomotif)
55) Petugas
pintu TOL
plastik
dari perabotan.
54) Cat mobil
dan
an
56) Kanker Paru
57) karbon
58) Asap
monoksi
kendaraan
da (CO),
mobil
Oksida
nitrogen
(NOx)
dan
sulfur
(SOx),
dan (PB).
59)
62)
63) Gambar 6 Karsinoma Kanker Paru
64)
65)
kelenjar paru. Tumor ini biasanya terjadi di bagian perifer paru, termasuk
broniolus terminal dan alveolus. Kanker jenis ini terhitung sekitar 30 % dari
kanker paru dan lebih tinggi diantara wanita. Adenokarsinoma biasanya berukuran
kecil dan tumbuh lambat, tetapi bermetastasis secara dini dan angka bertahan
hidup sampai 5 tahunnya buruk.
66)
ini berkaitan dengan asap rokok dan pajanan dengan toksn lingkungan seperti
asbestos dan komponen polusi udara. Tumor sel skuamosa biasanya terletak di
bronkus pada sisi tempat masuk ke paru, ayng disebut hilus, yang kemudian
meluas ke bawah ke bronkus. Karena bronkus pada derajat tertentu mengalami
obstrusi, dapat terjadi atelektasi absorpsi dan pneumonia, serta penurunan
kapasitas ventilasi. Tumor ini tumbuh relasif lambat dan memiliki prognosis yang
bermeta stasis. Tumor ini sampai 15% dari semua kanker paru, sering terjadi di
bagian perifer dan meluas ke arah pusat paru. Tumor ini beraitan erat dengan
merokok dan dapat menyebabkan nyeri dada. Kanker jenis ini memuiliki
prognosis bertahan hidup yang sangat buruk.
68)
Karsinoma sel kecil sekitar 25% dari semua kanker paru. Tumor
jenis ini juga disebut sebagai karsinoma oat cell dan biasanya tumbuh di bagian
tengah paru. Karsinoma sel kkecil sejienis tumor yang bersifat sangat anaplastik,
atau embrionik, sehingga memperlihatkan insiden metastasis yang tinggi. Tumor
inisering merupakan tempat produksi tumor ektopik dan dapat menyebakan gejala
awal berdasarkan gangguan endokrin. Manifestasi paru yang timbul pada tumor
ini juga disebakan obstruksi aliran udara. Tumor jenis mungkin merupakan jenis
yang paling sering dijumpai pada perokok, dan memiliki pronogsis paling buruk.
69)
70)
Patofisiologi
71)
dari bronchi maka biasa disebut karsinoma bronkhogenik. Tanda dan gejala yang
ditunjukkan oleh klien bergantung pada beberapa factor yang antara lain
mencakup lokasi lesi. Tanda dan gejala pada lesi bronchus dan paru termasuk:
1. 10% dari klien adalah asimptomatis dan teridentifikasi saat pemeriksaan
ronsen dada rutin.
2. 75% mengalami batuk
3. 50% mengalami hemoptisis
4. Sesak napas adalah umum
72)
73)
74)
fisik biasanya menandakan mestatase terutama pada hepar. Kanker paru dapat
bermestatase ke struktur sekitarnya seperti nodus limfe preskalene, dinding
esophagus, dan pericardium jantung atau pada tempat-tempat yang jauh seperti
otak atau skelet.
75)
pajanan bahaya kimia, fisik dan radiasi. Sangat sulit sekali menyimpulkan bahwa
suatu penyakit kanker disebabkan oleh pekerjaan. Oleh karena itu, perlu dispesifikan
kepada pekerja-pekerja yang berisiko terhadap pajanan bahaya-bahaya penyebab
kanker.
78)
79)
81)
82)
UK, terdapat 8.000 kematian akibat kanker dan 13.500 kasus terdiagnosa baru
mengidap kanker, dimana penyebabnya adalah pekerjaan.
83)
akibat kerja, yaitu 3.500 kasus kematian dan 5.500 kasus penderita kanker dari
industri ini. Penyebab gangguan kesehatan tersebut adalah silika, emisi mesin diesel,
radiasi sinar matahari, shift work, bekerja sebagai tukang cat dan/atau tukang las
(HSE, 2013).
84)
menjelaskan beberapa pekerjaan yang berisiko terpajan bahaya kanker yaitu Pekerja
Nuklir, Painters (Tukang Cat), radiologist, Underground miner, Waste treatment
worker, petrochemical worker, processing bahan tambang, dan lain-lain yang terpajan
oleh bahaya kimia atau fisik (Siemiatycki J, 2004).
85)
enzim,
biotransformasinya
beberapa
dapat
enzim
memberikan
yang
efek
pada
mekanisme
detoksikasi
pada
penyakit paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari
anamnesis akan didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor
faktor lain yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama
dapat berupa :
Batuk darah
Sesak napas
Suara serak
Sakit dada
Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa
nyeri yang hebat.
92)
93)
akibat metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat
di otak, pembesaran hepar atau patah tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak
khas seperti :
1.3.
1.4.
diagnosis kanker. Salah satu cara ialah isolasi dan menentukan sel-sel
tumor pada peredaran darah. Sel-sel tumor ini terlepas dan masuk ke
dalam peredaran darah.
Pemeriksaan hormon dan enzim
100)
Kadar hormon yang dan terbentuknya senyawa hormon
1.5.
102)
Penggunaan lain yang sangat efektif ialah dalam diagnosis tumortumor saluran pernafasan dan paru-paru. Sputum yang didapat dari
batuk atau cucian bronchus yang didapat dengan bronchoscopia dibuat
sediaan apus dan dipulas dengan pulasan papanicolaou.
2. Diagnostik paru
103)
Proses yang digunakan untuk mengetahui apakah kanker telah
menyebar
di
dalam
paru
atau
ke
bagian
lain
tubuh
disebut
MRI
(magnetic
resonance
imaging):
Sebuah
prosedur
yang
dalam tubuh.Sel tumor ganas muncul terang dalam gambar karena mereka
lebih aktif dan mengambil lebih banyak glukosa daripada sel normal
dilakukan.
104)
105)
106)
meja slide melalui mesin PET.Sisanya kepala dan tali putih membantu
pasien berbaring diam.Sejumlah kecil glukosa radioaktif (gula) yang
disuntikkan ke pembuluh darah pasien, dan scanner membuat gambar di
mana glukosa sedang digunakan dalam tubuh.Sel-sel kanker muncul
sel-sel
dengan
cepat,
seperti
sel-sel
kanker
dalam
Uji fungsi paru: Sebuah tes untuk melihat seberapa baik paru-paru
bekerja.Itu mengukur berapa banyak udara paru-paru bisa memegang dan
seberapa cepat udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru.Hal ini
juga mengukur berapa banyak oksigen yang digunakan dan berapa banyak
karbon dioksida yang dilepaskan saat bernafas.Ini juga disebut tes fungsi
paru-paru.
107)
108)
109)
110)
Gambar 10 Mediastinoscopy
113)
Okultis
me
114)
Tah
ap
115)
Stadiu
m 0
116)
terdalam
paru-paru.Tumor
belum
tumbuh
menembus
lapisan.
(Ka
rsin
om
a in
situ
)
117)
Tahap I
118)
119)
a).Tidak ada jaringan sekitarnya atau kelenjar getah
bening keterlibatannya.
121)
120)
122)
IB:
keterlibatan
Tidak
ada
kelenjar
getah
berikut:
123)
Tahap
II
127)
124)
125)
126)
128)
yang berikut:
Tidak dalam
kelenjar getah
bening tetapi
dalam dinding
dada, diafragma,
pleura, bronkus
utama atau
jaringan yang
mengelilingi
jantung
Dalam kelenjar
getah bening dan
3 cm, telah
tumbuh menjadi
bronkus utama
atau telah tumbuh
menjadi pleura
129)
Tahap
III
130)
Di kelenjar getah bening di dekat paru-paru dan antara paruparu pada sisi yang sama dari dada sebagai tumor paru-paru
131)
132)
133)
134)
135)
Tahap
IV
136)
137)
138)
2.7. Surveilans
139)
145)
1. Monitoring ambient
148)
Monitoring
Biologi
dari
paparan
(MB
paparan)
Adalah
153)
156)
157)
158)
dan
langkah
preventif
praktis.Bagaimana
melindungi
Misalnya;
prompt treatment)
161)
mencoba menempatkan
2. Program Pencegahan
metode
pekerjaan,
SOP, pelatihan,
165)
166)
BAB III
PENUTUP
167)
168)
169)
170)
3.1 Kesimpulan
Kanker Akibat Kerja merupakan bagian dari Penyakit Akibat Kerja
(ILO, 2010). Penyakit tersebut memiliki target organ antara lain paru-paru, kulit,
gastrointestinal, kandung kemih, otak dan lain-lain. Interaksi pajanan dan
gangguan kesehatan meliputi 3 elemen yaitu lingkungan kerja, alat bekerja dan
jenis pekerjaan. Jenis penyakit dan penyebabnya sesuai dengan target organ dan
pajanannya.
171)
kerja dengan penilaian risiko kanker akibat kerja serta melakukan pencegahan
berdasarkan hirarki kontrol dan hazardous communication.
174)
175)
DAFTAR PUSTAKA
176)
177)
Asian
Cancer.
(n.d.).
Retrieved
Juli
1,
2014,
from
http://www.asiancancer.com
178)
179)
Buchari. 2007. Penyakit AKibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. USU
Repository
180)
CDC. (2013).
http://www.cdc.gov
181)
182)
Gibson, John alih bahasa ni luh gede yasmin asin SKp. 1995. Anatomi
dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
183)
184)
185)
186)
187)
188)
189)
190)
191)
192)
193)
194)
http://manajemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker-di-
http://www.antaranews.com/berita/174586/kanker-paru-paru-
http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-01-07/jurnal-2.html
pukul 13:25
198)
pukul14;00
200)