Вы находитесь на странице: 1из 18

Otitis Media Akut pada Anak

Maria Priscilla
102011352
Beckzseven7@yahoo.co,id
Fakultas Kedokteran-Universitas Krida wacana
Jl. Arjuna No.6 Kebon Jeruk- Jakarta Barat
Telp: 021-569422061
Pedahuluan
Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yakni telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga luar
meliputi area dari daun telinga hingga gendang telinga. Telinga tengah meliputi area dari
gendang telinga dan tulang-tulang telinga. Telinga dalam terletak paling dalam yang meliputi
ujung-ujung saraf pendengaran dan organ rumah siput.
Otitis media akut adalah infeksi pada telinga bagian tengah. Otitis media akut sering
dijumpai pada anak-anak. Biasanya anak mengeluhkan nyeri disertai penurunan pendegaran.
Penyebab dari otitis media akut adalah bakteri dan virus. Virus ditemukan sebagai penyebab
sekitar 25% kasus. Sedangkan bakteri merupakan penyebab utama otitis media akut. Bakteri
penyebab tersering adalah bakteri Streptococcus yang juga merupakan bakteri utama penyebab
batuk dan infeksi saluran napas.
Anamnesis
Anamnesis yang baik diperlukan untuk mendapat diagnosis yang terarah. Bila ada
keluhan gangguan pendengaran,perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut pada satu atau dua
telinga,timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap dan sudah berapa lama
diderita.Adakah

riwayat

trauma

kepala,telinga

tertampar,trauma

akustik,terpajan

bising,pemakaian obat ototoksik sebelumnya atau pernah menderita penyakit infeksi virus seperti
parotitis,influensa berat dan menigitis.Keluhan telinga berbunyi ( tinitus ) dapat berupa suara

berdengung,yang dirasakan di kepala atau di telinga,pada satu sisi atau kedua telinga.Apakah
tinitus ini disertai gangguan pendengaran atau keluhan pusing berputar.1
Keluhan rasa pusing berputar merupakan gangguan keseimbangan dan rasa
mual,muntah,rasa penuh ditelinga,telinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di
labirin.Bila ada keluhan nyeri didalam telinga perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri atau
kanan dan sudah berapa lama.Nyeri ahli ketelinga,dapat berasal dari rasa nyeri digigi molaar
atas,sendi mulut,dasar mulut,tonsil atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf
sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut.1
Pemeriksaan Fisik

Kanalis Auditorius dan Membran Timpani


Atur posisi kepala pasien agar dapat melihat dengan nyaman melalui otoskop.
Untuk meluruskan kanalis auditorius, pegang daun telinga pasien dengan kuat tetapi hatihati, dan tarik daun telinga ke arah atas belakang serta agak menjauhi kepala. Inspeksi
kanalis auditorius dengan memperhatikan setiap sekret yang ada, benda asing, kemerahan
pada kulit, atau pembengkakan.Inspeksi membran timpani, perhatikan warna dan
konturnya. Pantulan cahaya berbentuk kerucut pada membran timpani ketika membran
tersebut disinari biasanya mudah dilihat dan akan membantu untuk mengenali arah. 2

Ketajaman Pendengaran (Akuitas Auditorius)


Minta pasien untuk menutup salah satu lubang telinganya dengan jari telunjuknya
sendiri. Jika terdapat perbedaan ketajaman pendengaran pada kedua sisi, gerakkan jari
tangan dengan cepat, tetapi hati-hati dalam saluran telinga yang tersumbat. Bunyi yang
ditimbulkan akan membantu mencegah agar telinga yang tersumbat tidak melakukan
pekerjaan dari telinga yang hendak diperiksa.2
Kemudian berdiri 0,3 atau 0,6 meter dari pasien, hembuskan udara napas
seluruhnya (untuk mengurangi intensitas suara) dan berbisik dengan perlahan ke arah
telinga yang tidak tersumbat. Pilih bilangan atau kata-kata dengan dua suku kata yang
beraksen sama seperti dua tiga atau sepak bola. Untuk memastikan pasien tidak
membaca gerak bibir, tutupi mulut atau halangi penglihatan pasien.2
2

Hantaran Udara dan Tulang


Jika pendengaran berkurang, perlu dibedakan antara gangguan pendengaran
konduktif dan sensorineural. Diperlukan kamar periksa yang sunyi dan sebuah garpu tala,
sebaiknya 512 Hz atau 1024 Hz. Frekuensi suara ini terdapat dalam kisaran suara
percakapan manusia (300-3000 Hz) yang secara fungsional merupakan kisaran bunyi
yang paling penting. Getarkan garpu tala untuk menghasilkan vibrasi ringan dengan
mengetukkannya secara cepat antara ibu jari dan jari telunjuk, atau dengan
mengetukkannya pada buku-buku jari tangan.2
o Tes untuk lateralisasi (tes Weber)
Letakkan dengan kuat ujung tangkai garpu tala yang bergetar ringan pada puncak
kepala pasien atau bagian tengah dahinya. Tanyakan kepada pasien di mana bunyinya
terdengar, apakah pada satu sisi atau kedua sisi. Normalnya bunyi akan terdengar pada
garis tengah atau sama kerasnya pada kedua telinga. Jika tidak terdengar bunyi apa pun,
coba sekali lagi dengan menekankan garpu tala tersebut secara lebih kuat pada kepala
pasien.2
o Membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang (tes Rinne)
Letakkan dengan kuat ujung tangkai garpu tala yang bergetar ringan pada tulang
mastoideus yaitu di belakang telinga dan sejajar dengan saluran telinga. Ketika pasien
sudah tidak lagi mendengar bunyinya, cepat-cepat tempatkan garpu tala tersebut di dekat
saluran telinga dan pastikan apakah bunyinya dapat didengar kembali. Bagian U dari
garpu tala harus menghadap ke depan dan dengan demikian membuat bunyinya terdengar
maksimal oleh pasien. Normalnya bunyi akan terdengar lebih lama lewat hantaran udara
dibandingkan lewat hantaran tulang.2

Pemeriksaan Penunjang
Timpanosintesis
Adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna
pemeriksaan mikrobiologik untuk menentukan organisme penyebab (dengan semprit
dan jarum khusus) dan juga adalah cara yang pasti membuktikan keberadaan dan tipe
efusi telinga tengah. Dilakukan dengan menyelipkan, melalui bagian inferior
membrana timpani, jarum spinal ukuran 18 yang dilekatkan pada semprit atau
3

perangkap pengumpulan. Indikasi timpanosintesis yang mungkin adalah OMA yang


tidak berespon terhadap terapi konvensional, OMA pada neonatus atau pasien yang
respon imunnya lemah.1,3
Timpanosentesis harus juga dipertimbangkan pada keadaan seperti berikut:
untuk anak yang sakit berat atau mereka yang tampak toksik; untuk anak yang
berespons secara tidak memuaskan pada terapi antibiotik; pada mulainya otitis media
pada penderita yang mendapat agen antibiotik; pada penderita yang mengalami
komplikasi infratemporal atau intrakranial supuratif; dan untuk otitis pada bayi baru
lahir, bayi yang amat muda. atau penderita yang de-fisien secara imunologis, yang
pada masing-masing dari mereka organisme yang tidak biasa dapat menyebabkan infeksi.1,3
Pemeriksaan Laboratorium
o
o
-

Jumlah leukosit
Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi
Adanya pergeseran ke kiri.1,3
Laju endap darah
Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87 mm/jam
Laju endap darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis klinik dari otitis eksternal

akut atau keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan peningkatan tes ini.1,3
o Kimia darah
- Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah untuk menentukan
o
-

intoleransi glukosa basal.


Pasien tanpa riwayat diabetes perlu diperiksa toleransi glukosanya1,3
Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum pemberian antibiotic
Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah P. Aeruginosa (95 %).
Organisme ini anaerobik, gram negatif. Spesies pseudomonas mempunyai lapisan mukoid
untuk fagositosis. Eksotoksin ( yaitu eksotoksin A, kolagenase, elastase) dapat
menyebabkan nekrosis jaringan, dan beberapa strain menghasilkan neurotoksin yang
menyebabkan neuropati kranial.1,3

Diagnosis Utama
Diagnosis OMA didasarkan pada 3 hal berikut :2
1. onset mendadak

2. Ditemukannya tanda efusi ( Efusi : pengumpulan cairan diauat rongga tubuh) di telinga
tengah. Efusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut :
-

Mengembangnya membran timpani


Terbatas/ tidak adanya gerakan membran timpani
Adanya bayangan cairan dibelakang telinga
Cairan yang keluar dari telinga

3. Adanya tanda gejala peradangan pada telinga tengah yang dibuktikan dengan adanya salah
satu diantara berikut : kemerahan pada membran timpani dan nyeri telinga yang menggagu tidur
dan aktivitas normal
Dokter yang memeriksa telinga harus mencoba memanipulasi hanya bagian luar saluran
telinga yang kurang sensitive. Serumen harus dengan lembut dibersihkan dengan menggunakan
lengkungan kawat halus melalui lubang atau kepala otoskop yang dipasang. Irigasi lembut
dengan semprit saluran telinga dan penggunaan produk-produk pelunak serumen komersial dapat
membantu. Produk-produk komersial untuk mengambil serumen tidak boleh digunakan jika ada
masalah perforasi membrana timpani dan tidak boleh ditinggalkan dalam telinga anak kecil lebih
lama daripada beberapa menit sebelum telinga diirigasi. Bila diagnosis otitis media akut
diragukan atau identifikasi agen penyebab diinginkan, harus dilakukan aspirasi telinga tengah.3
Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayatmenarik-narik daun
telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit
makan, mual dan muntah serta r e w e l . Namun gejala-gejala ini tidak spesifik untuk OMA
sehinggadiagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata. Tetapi pada kasus ini,
kecendrungan diagnosisnya adalah otitis media akut stadium supuratif.3
Patogenesis
Insiden otitis media akut dan berulang yang tinggi pada anak mungkin merupakan
kombinasi dari beberapa faktor, dengan disfungsi tuba Eustachius dan kerentanan anak terhadap
infeksi saluran pernapasan atas berulang adalah faktor yang paling penting. Tuba Eustachius
membuka kedalam ruang telinga tengah anterior dan menghubungkan struktur tersebut dengan
nasofaring. Ia dilapisi oleh epitel saluran pernapasan dan dikelilingi pada jarak pendek dekat
telinga tengah oleh tulang, tetapi untuk sebagian besar panjangnya ia dikelilingi oleh kartilago.
5

Tuba Eustachius pada anak berbeda dengan tuba Eustachius pada dewasa yaitu tuba Eustachius
pada anak lebih horizontal, lebih lebar dan pendek.6
Penyakit ini sering kali diawali dengan infeksi saluran napas bagian atas (ISPA).
Perluasan radang atau infeksi dari hidung atau nasofaring ke dalam kavum timpani dikarenakan
adanya hubungan langsung antara hidung dan kavum timpani melalui tuba Eustachius serta
adanya persamaan jenis mukosa antara kedua tempat tersebut. 7
Pada bayi, tuba Eustachius relatif lebih lebar, lurus, pendek dan posisinya lebih horizontal
sehingga mempermuda untuk cairan yang diminum seperti susu masuk ke dalam kavum timpani.
Hal ini dapat terjadi apabila bayi menyusu dalam posisi berbaring atau jika bayi muntah.
Keadaan ini digolongkan sebagai penyebab yang rinogen. 7
Meskipun jarang, namun penyakit ini juga dapat terjadi melalui robekan membran
timpani yang terjadi akibat fraktur basis kranii, trauma akibat ledakan, pukulan ataupun
membran timpani yang tertusuk lidi. Selanjutnya dari meatus akustikus eksternus (MAE) lewat
robekan membran timpani, kuman akan masuk ke dalam kavum timpani. Perjalanan penyakit
yang demikian tergolong sebagai penyakit eksogen. 7
Penyakit ini juga dapat terjadi secara hematogen, yaitu pada penyakit yang berat atau jika
daya tahan tubuh penderita sangat buruk misalnya pada kasus morbili, tuberkulosis paru,
malnutrisi dan lain-lain. 7
Peradangan yang mengenai mukosa hidung dan nasofaring akibat adanya infeksi saluran
napas atas berlanjut ke mukosa tuba Eustachius dan mukosa kavum timpani.akibatnya mukosa
tuba Eustachius mengalami udem yang akan menyempitkan atau menyumbat lumen tuba
Eustachius. Keadaan ini akan mengakibatkan fungsi tuba Eustachius terganggu (fungsi ventilasi
dan drainase). Gangguan fungsi ini antara lain akan menyebabkan berkurangnya asupan O2 ke
dalam kavum timpani. Akibatnya tekanan undara di dalam kavum timpani menjadi berkurang
(hipotensi), menjadi kurang dari 1 atmosfermdan disebut vakum. Kondisi vakum kemudian akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada mukosa kavum timpani, berupa; (1) peningkatan
permeabilitas pembuluh darah dan limfe, (2) peningatan permeabilitas dinding sel, (3) terjadi
poliferasi sel kelenjar submukosa. Perubahan yang terjadi pada mukosa kavum timpani tersebut

mengakibatkan erjadinya perembesan cairan ke dalam kavum timpani (transudasi). Keadaan ini
disebut sebagai Hydrops ex vacuo. 7
Perubahan yang terjadi pada mukosa kavum timpani akibat adanya vakum pada stadium
kataralis, menyebabkan pertahan mukosa setempat menurun. Kuman yang berasal dari hidung
dan nasofaring (akibat cara membuang ingus yang salah), besar kemungkinannya mampu
mengadakan penetrasi kedalam jaringan mukosa kavum timpani. Nanah akan dengan cepat
terbentuk sehingga tekanan didalam kavum timpani berubah menjadi lebih tinggi (hipertensi). 7
Apabila pada stadium ini parasentesis tidak segera dilakukan, maka dapat terjadi
perforasi spontan pada membran timpani akibat tekanan yang tinggi. Dalam keadaan ini akan
keluar sekret yang bersifat molor (mukopus), karena sekret tersebut dihasilkan oleh mukosa
kavum timpani yang mengandung sel goblet. 7
Stadium oma
Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium (1) stadium
oklusi tuba eustachius, (2) stadium hiperemis, (3) stadium supurasi, (4) stadium perforasi dan (5)
stadium resolusi. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati
melalui liang telinga luar. 1
Stadium oklusi tuba eustachius
Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani
ialah gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam
telinga tengah, akibat absorpsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal
(tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak
dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh
virus atau alergi. 1
Stadium hiperemis (stadium pre-supurasi)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran
timpani ataus eluruh membran timpani tampah hiperemis serta edem. Sekret yang telah
terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat. 1
7

Stadium supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan
membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. 1
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa
nyeri di telinga bertambah hebat. 1
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia,
akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan
nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai
daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Ditempat ini akan terjadi ruptur. 1
Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini,
maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga
luar. 1
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan
apabila terjadi ruptur, maka luabang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup
kembali. 1
Stadium perforasi
Karenan beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi
kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang
menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut
dengan otitis media akut stadium perforasi. 1
Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan
akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan
akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi
dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi
8

menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat
menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitits media serosa bila sekret menetap di
kavum timpani tanpa terjadinya perforasi. 1
Diagnosis Banding
1. Otitis media supuratif kronik.1
Bila perforasi menetap dan sekret keluar terus-menerus atau hilang timbul, sekret
mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah lebih dari dua bulan, maka keadaan ini disebut
otitis media supuratif kronis (OMSK). Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi
OMSK ialah terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah
(gizi kurang) atau higiene buruk. OMSK terbagi menjadi 2 yaitu tipr maligna dan benigna:1
Benigna (tubo-timpanik)
Penyebab

Otitis

media

Maligna (atiko antral)

supuratif Disfungsi

akut rekuren Eksantema

tuba

Eustachius

dengan

terbentuknya

retraksi

kantong

di

atik

atau

perforasi. Migrasi epitel


abnormal
Otalgia

Ringan

Sedang

Otorea

Mukopus, banyak

Sangat

sedikit

dan

terserang Pseudomonas /
Proteus
Kelainan

khas

di Perforasi sentral

membran timpani

Perforasi

marginal

dengan kolesteatom dan


polip telinga

Tulang pendengaran

Biasanya utuh

Biasanya

terdapat

nekrosis inkus (terutama


dengan kolesteatom)
Kolesteatom
Pemeriksaan

Tidak terdapat
Rontgen Pneumatisasi

Biasa terdapat
tulang Pneumatisasi

tulang
9

tulang mastoid

mastoid baik tanpa erosi

mastoid

buruk.

Erosi

biasa terdapat
Komplikasi intratemporal Jarang

Biasa terdapat

Tabel 1. Perbedaan OMSK tipe benigna dan maligna


2. Otitis media serosa akut.1
Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tibatiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba, kedaan ini dapat disebabkan antara lain oleh :
Sumbatan tuba, pada keadaan tersebut terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh
tersumbatnya tuba secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba seperti

pada barotrauma,
Virus, terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan infeksi virus pada

jalan napas atas


Alergi, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan alergi pada jalan

napas atas
idiopatik
Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran berkurang. Selain
itu pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih
nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Kadang-kadang terasa
seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah. Rasa sedikit
nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbulnya
tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya pada barotrauma). Rasa nyeri dalam telinga tidak
pernah ada bila penyebab timbulnya sekret adalah virus atau alergi. Tinitus, vertigo atau pusing
kadang-kadang ada dalam bentuk ringan. Pada otoskopi terlihat membran timpani rertraksi.
Kadang-kadang tempak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani. Tuli
konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala.
Epidemiologi3
Hampir 85% anak mempunyai paling sedikit satu episode otitis media akut pada umur 3
tahun, dan 50% anak akan mempunyai dua episode atau lebih. Bayi dan anak kecil berisiko
paling tinggi untuk otitis media, frekuensi insi-den adalah 15-20% dengan puncak terjadi dari
umur 6-36 bu-lan dan 4-6 tahun. Anak yang menderita otitis media pada umur tahun pertama
mempunyai kenaikan risiko penyakit akut kumat atau kronis. Sesudah episode pertama, sekitar
10

40% anak menderita efusi telinga-tengah yang menetap selama 4 minggu dan 10% menderita
efusi yang masih ada pada 3 bulan. Insiden penyakit ccnderung menurun sebagai fungsi dari
umur sesudah umur 6 tahun. Insiden tinggi pada laki-laki, kelompok sosio-ekonomi yang lebih
rendah, suku asli Alaska, suku asli Amerika, dan lebih tinggi pada orang kulit pulih daripada
orang kulit hitam. Insiden juga bertambah pada musim dingin (winter) dan awal musim semi.
Etiologi
Otitis media supuratif akut adalah keadaan infeksi akut yang paling sering dijumpai, ini
terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri pada telinga tengah. Organisme yang paling
sering menyebabkan otitis media akut pada seluruh kelompok umur adalah streptococcus
pneumoniae, pada anak dibawah umur 5 tahun, Haemophilus influenzae juga sering dijumpai.
Organisme yang lebih jarang adalah streptococcus hemoliticus grup A, staphylococcus aureus,
Moraxella catarrhalis, dan organisme enterik gram negatif. Organisme enterik lebih sering
terdapat pada pasien dengan tanggap imun yang berubah seperti neonatus, pasien anemia
aplastik, atau pasien yang menjalani kemoterapi. Jamur jarang menginfeksi telinga tengah.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.Stadium OMA
berdasarkan perubahan mukosa telinga sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium:2
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Efusi mungkin telah
terjadi, tetapi tidak dapat terdeteksi. 1,2
2. Stadium Hiperemis (Pre-Supurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani
tampak hiperemis dan edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang
serosa sehingga sukar terlihat. 1,2
3. Stadium Supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol
(bulging) ke arah liang telinga luar. 1,2
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di
telinga bertambah hebat. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani maka kemungkinan besar
11

membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar. Dengan miringotomi, luka
insisi akan menutup kembali, sedangkan bila terjadi ruptur, tidak mudah menutup kembali. 1,2
4. Stadium Perforasi
Keterlambatan pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi
ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga luar. 1,2
5. Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan akan normal
kembali. Bila sudah terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya
tahan tubuh baik maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. Perforasi menetap
diserta dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul menyebabkan otitis media
akut berubah menjadi otitis media supuratif kronik. 1,2
Jadi secara umum pada OMA terdapat beberapa gejala seperti berikut :

Otalgia, demam, otorrhea, anoreksia, irritabel, muntah, diare, kejang.


Gejala gejala ini disertai dengan temuan otoscopic abnormal dari membran timpani:
terlihat gelap, bulging/membenjol, hiperemis, efusi telinga tengah, penurunan mobility
dengan pneumatik otoscopi.

Komplikasi
Komplikasi yang dapt timbul pada kasus OMA adalah sebagai berikut:1,4
a. Pada proses penyembuhan perforasi, epitel squamosa, dapat tumbuh kedalam telinga
tengah, membentuk struktur sperti kantong yang mengumpulkan debris epitel yang
lepas. Kista ini disebut Kolesteatoma
b. Perforasi membran timpani yang menetap dan nekrosis osikula , keduanya
menyebabkan kehilangan pendengaran konduktif yang memerlukan koreksi bedah
dengan timpanoplasti.
c. Paralisis nervus fasialis dapat terjadi pada otitis media supuratif akut. Sekitar
sepertiga penderita mempunyai tulang yang tidak sempurna yang menutupi nervus
fasialis dalam telingah tengah, sehingga nervus fasialis juga mengalami peradangan.
Paralisis dapat parsial atau total.
d. Selama otitis media akut, respon radang yang disebut labirintis serosa dapat terjadi,
yaitu infeksi pada kanalis semisirkularis. Biasanya ada vertigo ringan tetapi bukan
kehilangan pendengaran. Namun jika bakteri menginvasi labirin melalui fenestra

12

ovalis atau rotundum, terjadi labirintis supuratif akut yang menyebabkan vertigo
berat, nistagmus, dan kehilangan pendengaran sensorineural berat
e. Keterlibatan mastoid dengan radang akut dan eksudat purulen selalu ada selama otitis
media akut, seperti ditunjukan oleh keopakan sistem sel udara (mastoiditis) pada
rontgenografi. Istilah mastoiditis supuratif akut menggambarkan osteomielitis
mastoid koalesen akut, sekat-sekat sel udara mastoid mengalami nekrosis dan sistem
sel udara menjadi konfluen. Hal ini disertai dengan nyeri berat di belakang telinga
dan radang pada mastoid. Kadang-kadang ujung mastoid pecah karena infeksi dan
nanah disebelah anterior m. strenocleidomastoideus (abses Bezold)
f. Infeksi ini dapat mencapai sel udara bagian medial os temporale melalui sel
perilabirintin, menyebabkan osteomielitis apeks petrosa. Bila ini terjadi, dapat
mengakibatkan paralisis n. kranialis VI, nyeri otot retroorbital dalam akibat
terlibatnya n. trigeminus.
g. Komplikasi intrakranium OMA yang paling lazim adalah meningitis. Organisme
yang paling lazim menyebabkan meningitis yang menyebabkan ketulian adalah H.
influenzae. Sekitar 7% penderita dengan meningitis ini mengalami tuli sensorial.
h. Abses Otak terjadi karena adanya penyebaran bakteri karena adanya infeksi ditempat
lain. Penyebarannya ini dapat melalui darah, trauma tembus kepala, adanya
meningitis piogenik, ataupun berasal dari infeksi pada katup jantung. Untuk itu perlu
juga diketahui apakah pasien sebelumnya pernah mengalami sinusitis, otitis media
ataupun riwayat infeksi lainnya. Insiden paling banyak adanya penyebaran melalui
hematogen atau aliran darah yang mengenai substantia alba dan grisea atau
perkontinuatum yakni dari daerah yang dekat dengan otak. Sifat dari abses serebri
terbagi dua, ada yang soliter, ada pula yang multiple.5
Penatalaksanaan
a. Medika Mentosa
Penatalaksanaan tergantung pada stadium penyakitnya.
1. Stadium Oklusi

13

Pengobatan utama bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan
negatif di telinga tengah hilang. Dapat diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 1% dalam larutan
fisiologik untuk orang dewasa. Sumber infeksi juga harus diobati. 1,2
2. Stadium Presupurasi
Terapi berupa antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Antibiotika dianjurkan dari
golongan penisilin atau ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar didapatkan
konsentrasi yang adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung,
gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan. Pemberian antibiotika dianjurkan
minimal 7 hari, dapat diberikan eritromisin bila pasien alergi penisilin. 1,2
3. Stadium Supurasi
Terapi antibiotika disertai dengan miringotomi bila membran timpani masih utuh.
Miringotomi membantu menghilangkan gejala klinis lebih cepat dan menghindarkan terjadinya
ruptur. 1,2
4. Stadium Perforasi
Pengobatan berupa obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat.
Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari. 1,2
5. Stadium Resolusi
Bila resolusi tidak terjadi, antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu
setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis. Bila otitis
media akut berlanjut lebih dari 3 minggu, keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Bila
perofrasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan, keadaan ini disebut
otitis media supuratif kronis. 1,2
Sekitar 80% kasus OMA sembuh dalam 3 hari tanpa p e m b e r i a n antibiotik. Observasi
dapat dilakukan. Antibiotik dianjurkan jika gejala tidak membaik dalam dua sampai tiga hari,
atau ada perburukan gejala. Ternyata pemberian antibiotik yang segera dan dosis sesuai dapat
terhindar dari tejadinyakomplikasi supuratif seterusnya. Masalah yang muncul adalah
risikoterbentuknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik meningkat.Perawatan untuk otitis
media akut bervariasi tergantung pada umur dan gejala-gejala dari anak. The American Academy
of

Pediatrics

(AAP) dan

the American Academy of

Family Physicians

(AAFP)

merekomendasikan berikut.1
Usia

Diagnosa Pasti

Diagnosa Yang Tidak Pasti

< 6 bulan

Antibiotik

Antibiotik

14

6 bulan-2 tahun

Antibitik

Antibiotik-antibiotik jika penyakit


parah; *Observasi tanpa pilihan
antibiotik jika penyakit tidak parah

> 2 tahun

Antibiotik-antibiotik
jika

penyakit

*Pilihan observasi tanpa antibiotik-

parah; antibiotik

*Pilihan observasi jika


penyakit tidak parah
Tabel 2. Kriteria Antibiotik dan Observasi pada Anak dengan OMA.2
*Observasi adalah pilihan yang tepat hanya ketika follow-up dapat dipastikan dan
agen-agen antibakteri dapat dimulai jika gejala-gejala berlangsung lama atau
memburuk. Penyakit yang tidak parah diwakili oleh nyeri telinga dan demam yang
ringan <39C (102.2F) dalam 24 jam yang lalu. Penyakit yang parah adalah otalgia
(nyeri telinga) yang sedang sampai parah atau demam 39C.5
Jika antibiotik-antibiotik dimulai, Amoxicillin (Biomox, Amoxil, Trimox) biasanya
direkomendasikan sebagai perawatan garis pertama. Ini biasanya diresepkan untuk 10 hari. Kirakira 10% dari anak-anak tidak merespon dalam 48-72 jam pertama perawatan, dan terapi
antibiotik mungkin harus dirubah. Bahkan setelah perawatan antibiotik, 40% dari anak-anak
ditinggalkan dengan beberapa cairan dalam telinga tengah yang dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara yang berlangsung 3 sampai 6 minggu. Pada kebanyakan anak-anak,
cairan ini akhirnya hilang secara spontan dengan sendirinya.2,5
FDA telah menyetujui lebih dari selusin antibiotik untuk mengobati otitis media (OM).
Beberapa dokter menganjurkan pemberian kortikosteroid dalam kombinasi dengan antibiotik
beta-laktam-stabil. Studi terapi tambahan lainnya untuk OM akut (AOM) dan Ome telah
menunjukkan bahwa NSAID, dekongestan, antihistamin dan tidak memberikan manfaat yang
jelas.1
b. Penatalaksanaan Non Medika Mentosa.
Edukasi

15

Edukasi kepada pasien dan orang tuannya (jika anak masih kecil): misalnya seperti jika
minum atau makan dalam posisi duduk, hindari paparan asap rokok secara langsung, makan
makanan yang bergizi dan minum vitamin, Jangan mengorek-ngorek telinga, jangan kemasukan
air sewaktu mandi, tidak boleh berenang, segera berobat bila ada ISPA.
Miringiotomi
tindakan insisi pada pars tensa membran timpani dengan atau tanpa pemasangan pipa
ventilasi , agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Lokasi
miringiotomi ialah kuadran posterior-inferior. Untuk tindakan ini harus memakai lampu kepala
yang mempunyai sinar yang cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai dengan besar
liang telinga dan pisau khusus yang digunakan berukuran kecil dan steril, tindakan harus
dilakukan secara a-vuea (dilihat langsung).
Miringotomi dengan pipa ventilasi terbukti dapat menurunkan angka kematian dan
rekurensi OMA dibandingkan miringotomi saja
Timpanosyntesis
selain untuk pemeriksaan diagnotik untuk kultur, tujuan dilakukannya timpanosintesis
bertujuan untuk mengeluarkan sekret purluent pada telinga tengah. Dilakukan dengan
menyelipkan, melalui bagian inferior membrana timpani, jarum spinal ukuran 18 yang dilekatkan
pada semprit atau perangkap pengumpulan.
Rujuk
Anak-anak yang mempunyai kekambuhan penyakit-penyakit otitis media mungkin dirujuk
pada otolaryngologist (doker THT). Beberapa dari anak-anak ini mungkin mendapat manfaat
dari mendapatkan tabung telinga yang ditempatkan (tympanostomy tube) untuk mengizinkan
cairan mengalir dari telinga tengah.
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:3
Imunisasi dengan vaksin pneumococcus polivalen dapat efektif pada anak yang

lebihdari 2 tahun.
Antibiotik profilaksis (dosis harian amoksilin, 20 mg/kg/ 24 jam, sulfonamid 50
mg/kg/24 jam) dapat efektif pada beberapa anak bila diberikan selama masa beberapa

bulan, biasanya selama musim dingin.


Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak
Menghilangkan beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan insiden OMAberulang
pada anak, dengan memperhatikan dan mengubah cara asuhan pada anak, yaitu :
16

membiarkan anak untuk hidup di ruang yang bebas dari tembakau/rokok dan
menghentikan penggunaan botol pada anak yang berumur lebih dari 1 tahun dan

usahakan untuk memberikan makan atau meminum susu dalam posisi duduk.
Pencegahan yang paling potensial adalah mengganti gula alami dengan xylitol.
Penelitian menunjukkan permen karet, tablet dan sirup yang mengandung xylitol dapat
mengurangi terjadinya OMA sampai 25%.

Prognosis
. Anak-anak dengan kurang dari 3 episode dan kurang dari 3 kali serangan lebih mungkin
untuk ditolong dengan antibiotik. Efusi telinga tengah dan gangguan pendengaran konduktif
dapat tetap ada selama terapi, 70% anak-anak masih memiliki efusi telinga tengah setelah 14
hari, 50% setelah 1bulan, 20% setelah 2 bulan, dan 10 % setelah 3 bulan, terlepas dari terapi
Biasanya, pasien akhirnya dapat memulihkan gangguan pendengaran konduktif yang terkait
dengan OMA.3,5
Daftar Pustaka
1. 1. S o e p a r d i E A , I s k a n d a r N , B a s h i r u d d i n J , R e s t u t i R D . B u k u Aj a r
I l m u K e s e h a t a n Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta :
FKUI ; 2007. p.102-1032.
2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2005.h.46.
3. Sutedjo A.Y. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil
PemeriksaanLaboratorium. Yogyakarta: Amara Books ; 2007
4. Djaafar, ZA. 2006. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Telinga Hidung
Tenggorokan,cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

17

5. Valvassori, GE. Radiologi Tulang Temporal dalam: Penyakit Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher. Ballenger JJ (ed). Jakarta: Binarupa Aksara,1994;73-97.

18

Вам также может понравиться

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
    ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
    Документ35 страниц
    ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
    VaneciaBella
    100% (2)
  • PENANGANAN KEGENTINGAN THT
    PENANGANAN KEGENTINGAN THT
    Документ43 страницы
    PENANGANAN KEGENTINGAN THT
    Tito Syah Jihad
    Оценок пока нет
  • Presentasi Demam Tifoid
    Presentasi Demam Tifoid
    Документ73 страницы
    Presentasi Demam Tifoid
    Kesuma Larasati
    100% (1)
  • Parasintesis Lengkap
    Parasintesis Lengkap
    Документ12 страниц
    Parasintesis Lengkap
    Wafa
    Оценок пока нет
  • Referat Timpanoplasti Lina
    Referat Timpanoplasti Lina
    Документ16 страниц
    Referat Timpanoplasti Lina
    linapratiwi825
    Оценок пока нет
  • Slide BPPV THT
    Slide BPPV THT
    Документ31 страница
    Slide BPPV THT
    yunia chairunnisa
    Оценок пока нет
  • Tonsilitis Kronis
    Tonsilitis Kronis
    Документ49 страниц
    Tonsilitis Kronis
    Hannisa Sandha
    Оценок пока нет
  • Tumor Otak
    Tumor Otak
    Документ23 страницы
    Tumor Otak
    Desi Mayank Sari
    Оценок пока нет
  • Penilaian Keadaan Umum, Perilaku, Tangisan Pada Bayi Dan Anak
    Penilaian Keadaan Umum, Perilaku, Tangisan Pada Bayi Dan Anak
    Документ38 страниц
    Penilaian Keadaan Umum, Perilaku, Tangisan Pada Bayi Dan Anak
    kaputri
    100% (1)
  • Tips Dan Trik Internship UMM
    Tips Dan Trik Internship UMM
    Документ19 страниц
    Tips Dan Trik Internship UMM
    Seisa Gumelar
    Оценок пока нет
  • TETANUS
    TETANUS
    Документ17 страниц
    TETANUS
    herdigunanta
    Оценок пока нет
  • CLUSTER HEADACHE
    CLUSTER HEADACHE
    Документ10 страниц
    CLUSTER HEADACHE
    Anonymous nz9rhH
    Оценок пока нет
  • DEMAM TANPA PENYEBAB
    DEMAM TANPA PENYEBAB
    Документ7 страниц
    DEMAM TANPA PENYEBAB
    Destinea Silvanaputri
    Оценок пока нет
  • Status Pasien Ortopedi
    Status Pasien Ortopedi
    Документ13 страниц
    Status Pasien Ortopedi
    ihdinz
    Оценок пока нет
  • 2011 - Pedoman Tatalaksana Epilepsi
    2011 - Pedoman Tatalaksana Epilepsi
    Документ150 страниц
    2011 - Pedoman Tatalaksana Epilepsi
    claudia putong
    Оценок пока нет
  • Hipertrofi Adenoid
    Hipertrofi Adenoid
    Документ22 страницы
    Hipertrofi Adenoid
    Marjan Husni
    Оценок пока нет
  • VERTIGO Case Fikri
    VERTIGO Case Fikri
    Документ14 страниц
    VERTIGO Case Fikri
    Fikri Afistianto
    Оценок пока нет
  • GASTRITIS KRONIS
    GASTRITIS KRONIS
    Документ23 страницы
    GASTRITIS KRONIS
    Nurjannah Usemahu
    Оценок пока нет
  • OTOTOKSIK
    OTOTOKSIK
    Документ23 страницы
    OTOTOKSIK
    santri safira
    Оценок пока нет
  • Referat THT Rhinolith
    Referat THT Rhinolith
    Документ13 страниц
    Referat THT Rhinolith
    Fiky setiawan
    Оценок пока нет
  • Materi KKD Modul PSIKIATRI Mahasiswa
    Materi KKD Modul PSIKIATRI Mahasiswa
    Документ67 страниц
    Materi KKD Modul PSIKIATRI Mahasiswa
    Aldrich C
    Оценок пока нет
  • Referat Sindrom Rett JIWA
    Referat Sindrom Rett JIWA
    Документ19 страниц
    Referat Sindrom Rett JIWA
    annisaoktoviani
    Оценок пока нет
  • MANAJEMEN RSUD
    MANAJEMEN RSUD
    Документ8 страниц
    MANAJEMEN RSUD
    rizania
    Оценок пока нет
  • UKMPPD Interna Jawab 1
    UKMPPD Interna Jawab 1
    Документ4 страницы
    UKMPPD Interna Jawab 1
    Amanda Abdat
    Оценок пока нет
  • KMK No. HK.01.07-MENKES-1970-2022 TTG Perubahan TTG Formularium Nasional-Signed
    KMK No. HK.01.07-MENKES-1970-2022 TTG Perubahan TTG Formularium Nasional-Signed
    Документ284 страницы
    KMK No. HK.01.07-MENKES-1970-2022 TTG Perubahan TTG Formularium Nasional-Signed
    fitriah
    Оценок пока нет
  • Algoritma Penanganan Jalan Nafas
    Algoritma Penanganan Jalan Nafas
    Документ1 страница
    Algoritma Penanganan Jalan Nafas
    Adi Indra Wijaya
    Оценок пока нет
  • Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid 1
    Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid 1
    Документ2 страницы
    Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid 1
    فرجني موغ
    Оценок пока нет
  • KELUHAN THT
    KELUHAN THT
    Документ19 страниц
    KELUHAN THT
    virsaliana
    Оценок пока нет
  • Mannitol: Rebound Fenomena Yaitu Peningkatan ICP Karena Akumulasi Manitol Dalam Cairan Ekstraseluler
    Mannitol: Rebound Fenomena Yaitu Peningkatan ICP Karena Akumulasi Manitol Dalam Cairan Ekstraseluler
    Документ9 страниц
    Mannitol: Rebound Fenomena Yaitu Peningkatan ICP Karena Akumulasi Manitol Dalam Cairan Ekstraseluler
    agung
    Оценок пока нет
  • PATOFISIOLOGI Epistaksis
    PATOFISIOLOGI Epistaksis
    Документ1 страница
    PATOFISIOLOGI Epistaksis
    Nana Bernabeu
    100% (1)
  • KEJANG-DEMAM
    KEJANG-DEMAM
    Документ14 страниц
    KEJANG-DEMAM
    Obed Putra
    Оценок пока нет
  • Hubungan antara pemakaian headset dan gangguan pendengaran
    Hubungan antara pemakaian headset dan gangguan pendengaran
    Документ18 страниц
    Hubungan antara pemakaian headset dan gangguan pendengaran
    Eustakia Rini Kartika Dewi
    Оценок пока нет
  • SakitKepalaTipeTegangDefinisiGejalaTerapi
    SakitKepalaTipeTegangDefinisiGejalaTerapi
    Документ8 страниц
    SakitKepalaTipeTegangDefinisiGejalaTerapi
    dewiwidiantari
    Оценок пока нет
  • Cara Mengatasi Infeksi Telinga Kronis CONGEK-an Secara Alami
    Cara Mengatasi Infeksi Telinga Kronis CONGEK-an Secara Alami
    Документ7 страниц
    Cara Mengatasi Infeksi Telinga Kronis CONGEK-an Secara Alami
    Rusmiyati
    Оценок пока нет
  • Suara Serak
    Suara Serak
    Документ10 страниц
    Suara Serak
    anayunita
    Оценок пока нет
  • Referat TTH
    Referat TTH
    Документ21 страница
    Referat TTH
    pintwan
    100% (1)
  • Diktat
    Diktat
    Документ62 страницы
    Diktat
    Pii Lyra Ramadati
    Оценок пока нет
  • Mastoiditis Akut Penjelasan Lengkap
    Mastoiditis Akut Penjelasan Lengkap
    Документ2 страницы
    Mastoiditis Akut Penjelasan Lengkap
    Feminelle Atin
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan Tht-2
    Penyuluhan Tht-2
    Документ12 страниц
    Penyuluhan Tht-2
    Lela Zahara
    Оценок пока нет
  • Neuritis Vestibular Diagnosis dan Terapi
    Neuritis Vestibular Diagnosis dan Terapi
    Документ3 страницы
    Neuritis Vestibular Diagnosis dan Terapi
    kasandraharahap
    Оценок пока нет
  • Jurnal Reading Antibiotik OMA
    Jurnal Reading Antibiotik OMA
    Документ16 страниц
    Jurnal Reading Antibiotik OMA
    Habiburrahman Effendy
    Оценок пока нет
  • Invaginasi
    Invaginasi
    Документ51 страница
    Invaginasi
    ehan
    Оценок пока нет
  • Referat - Typhoid Toxic
    Referat - Typhoid Toxic
    Документ28 страниц
    Referat - Typhoid Toxic
    AryantiPuspitarini
    Оценок пока нет
  • Skema Anamnesa
    Skema Anamnesa
    Документ6 страниц
    Skema Anamnesa
    Sulhan Sinarli
    Оценок пока нет
  • Visum Bayi
    Visum Bayi
    Документ3 страницы
    Visum Bayi
    Lydia Mamur
    Оценок пока нет
  • Pengelolaan Jalan Napas
    Pengelolaan Jalan Napas
    Документ23 страницы
    Pengelolaan Jalan Napas
    Rosny Malada
    Оценок пока нет
  • Dispnea nokturnal paroksismal
    Dispnea nokturnal paroksismal
    Документ2 страницы
    Dispnea nokturnal paroksismal
    Fajar Muhammad
    100% (1)
  • F6 Parotitis Epidemika
    F6 Parotitis Epidemika
    Документ9 страниц
    F6 Parotitis Epidemika
    Hanik Luthfiya
    Оценок пока нет
  • Mengenal Kriteria Pontoppidan
    Mengenal Kriteria Pontoppidan
    Документ14 страниц
    Mengenal Kriteria Pontoppidan
    Christine Phisthar
    Оценок пока нет
  • Syok Anafilaktik
    Syok Anafilaktik
    Документ42 страницы
    Syok Anafilaktik
    'govamaniacs' Insave IV
    Оценок пока нет
  • URACHUS Persentation
    URACHUS Persentation
    Документ20 страниц
    URACHUS Persentation
    azmi_setiawan
    Оценок пока нет
  • Kewenangan Klinis Dokter Umum
    Kewenangan Klinis Dokter Umum
    Документ8 страниц
    Kewenangan Klinis Dokter Umum
    klinikunhas baraya
    Оценок пока нет
  • CVD-RISIKO
    CVD-RISIKO
    Документ6 страниц
    CVD-RISIKO
    Billa Nabilla
    Оценок пока нет
  • (Word) Case Report-Kejang Demam Sederhana
    (Word) Case Report-Kejang Demam Sederhana
    Документ22 страницы
    (Word) Case Report-Kejang Demam Sederhana
    yoga2509
    Оценок пока нет
  • PPK - Toxoplasma Kongenital
    PPK - Toxoplasma Kongenital
    Документ2 страницы
    PPK - Toxoplasma Kongenital
    EkaChandra
    Оценок пока нет
  • OTITIS MEDIA AKUT
    OTITIS MEDIA AKUT
    Документ14 страниц
    OTITIS MEDIA AKUT
    dewi suryanti
    Оценок пока нет
  • Makalah Pbl-Blok 23 Justine
    Makalah Pbl-Blok 23 Justine
    Документ19 страниц
    Makalah Pbl-Blok 23 Justine
    Delphine
    Оценок пока нет
  • Otitis Media Akut Pada Anak
    Otitis Media Akut Pada Anak
    Документ11 страниц
    Otitis Media Akut Pada Anak
    vennaya
    Оценок пока нет
  • Tindakan Keperawatan Telinga
    Tindakan Keperawatan Telinga
    Документ12 страниц
    Tindakan Keperawatan Telinga
    Wati Suin Suin
    Оценок пока нет
  • PBL Blok 23
    PBL Blok 23
    Документ19 страниц
    PBL Blok 23
    Neng Nurmalasari
    Оценок пока нет
  • Bedah Saraf Cover
    Bedah Saraf Cover
    Документ1 страница
    Bedah Saraf Cover
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Tugas Mata Cecil
    Tugas Mata Cecil
    Документ21 страница
    Tugas Mata Cecil
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Chapter II
    Chapter II
    Документ21 страница
    Chapter II
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • 1 Case Kecil Dokter Rosa PRD
    1 Case Kecil Dokter Rosa PRD
    Документ11 страниц
    1 Case Kecil Dokter Rosa PRD
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Ujian Ortopedi Cecil
    Ujian Ortopedi Cecil
    Документ7 страниц
    Ujian Ortopedi Cecil
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ9 страниц
    1 PB
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • VH4
    VH4
    Документ20 страниц
    VH4
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Status Bedah Ulkus DM Cecil 1
    Status Bedah Ulkus DM Cecil 1
    Документ10 страниц
    Status Bedah Ulkus DM Cecil 1
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • 1777 Chapter I PDF
    1777 Chapter I PDF
    Документ6 страниц
    1777 Chapter I PDF
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Bedah Saraf Case + Tinpus
    Bedah Saraf Case + Tinpus
    Документ30 страниц
    Bedah Saraf Case + Tinpus
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • S1 2015 299137 Chapter1
    S1 2015 299137 Chapter1
    Документ11 страниц
    S1 2015 299137 Chapter1
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Uu No. 22 TH 09
    Uu No. 22 TH 09
    Документ109 страниц
    Uu No. 22 TH 09
    febdesign
    Оценок пока нет
  • Tugas Pneumonia Anak
    Tugas Pneumonia Anak
    Документ28 страниц
    Tugas Pneumonia Anak
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Form Penilaian Jamban
    Form Penilaian Jamban
    Документ1 страница
    Form Penilaian Jamban
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Laporan Dokcil Dinkes
    Laporan Dokcil Dinkes
    Документ9 страниц
    Laporan Dokcil Dinkes
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Form Penilaian Jamban
    Form Penilaian Jamban
    Документ1 страница
    Form Penilaian Jamban
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • 01e3d8eb28b6306baa62672254722a78
    01e3d8eb28b6306baa62672254722a78
    Документ1 страница
    01e3d8eb28b6306baa62672254722a78
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Cover FF Print
    Cover FF Print
    Документ1 страница
    Cover FF Print
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Case 1 Paru
    Case 1 Paru
    Документ17 страниц
    Case 1 Paru
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Lampiran
    Lampiran
    Документ18 страниц
    Lampiran
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Data Perbulan 2015
    Data Perbulan 2015
    Документ1 страница
    Data Perbulan 2015
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • KPD + Augmentasi Persalinan
    KPD + Augmentasi Persalinan
    Документ24 страницы
    KPD + Augmentasi Persalinan
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • DBD Protap
    DBD Protap
    Документ5 страниц
    DBD Protap
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Cecil Status
    Cecil Status
    Документ17 страниц
    Cecil Status
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Campak
    Campak
    Документ5 страниц
    Campak
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Cecil Status
    Cecil Status
    Документ17 страниц
    Cecil Status
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Referat Campak Cecil
    Referat Campak Cecil
    Документ23 страницы
    Referat Campak Cecil
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • Campak
    Campak
    Документ5 страниц
    Campak
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • 2
    2
    Документ8 страниц
    2
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • 2
    2
    Документ8 страниц
    2
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет