Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HEMOLITIK
MAKALAH
GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Hemetologi & Imunologi yang berjudul
Askep Anemia Hemolitik tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat
lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
2.2
Etiologi...........................................................................................
2.3
Patofisiologi....................................................................................
2.4
Manifestasi klinis............................................................................
2.5
2.6
Penatalaksanaan..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anemia hemolitik adalah anemia yang tidak terlalu sering dijumpai, tetapi bila
dijumpai memerlukan pendekatan diagnostik yang tepat. Pada kasus-kasus penyakit
dalam yang dirawat di RSUP sanglah tahun 1997. Anemia hemolitik merupakan 6% dari
kasus anemia, menempati urutan ketiga setelah anemia aplastik dan anemia sekunder
keganasan hematologis.
Anemia hemolitik yaitu meningkatnya kecepatan destruksi eritrosit sebelum waktunya.
Dalam keadaan in sumsum tulang memproduksi darah lebih cepat sebagai kompensasi
hilang nya sel darah merah. Pada kasus Anemia biasanya ditemukan splenomegali
diakibatkan karena absorbsi sel darah ysng telah mati secara berlebihan oleh limpa.
Karena pada anemia hemolitik banyaknya sel darah merah yang mati pada waktu yang
relative singkat
Pada kasus anemia hemolitik yang akut terjadi distensi abdomen di karenakna
hepatomegali dan splenomegali
Dalam makalah ini penulis membahas tentang konsep dasar anemia hemolitik serta
asuhan keperawatannya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Anemia Hemolitik ?
2. Apa Etiologi dari anemia Hemolitik ?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada anemia Hemolitik?
4. Apa saja manifestasi dari anemia Hemolitik?
5. Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan ?
6. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?
7. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Anemia Hemolitik ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem
Hematologi & Imunologi yang berjudul Askep Anemia Hemolitik . Tujuan khusus
penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan
masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan
dan pengkajiannya.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
2.1
Pengertian
Anemia hemolitik adalah anemia yan di sebabkan oleh proses hemolisis,yaitu
pemecahahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.Pada anemia hemolitik,
umur eritrosit menjadi lebih pendek (normal umur eritrosit 100-120 hari).
Anemia hemolitik adalah anemia karena hemolisis, kerusakan abnormal sel-sel darah
merah (sel darah merah), baik di dalam pembuluh darah (hemolisis intravaskular) atau di
tempat lain dalam tubuh (extravascular)..
2.2
Etiologi
Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor intrinsik &
faktor ekstrinsik.
1. Faktor Intrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi pada metabolisme dalam eritrosit itu sendiri sel eritrosit.
Kelainan karena faktor ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Keadaan ini dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Gangguan struktur dinding eritrosit
Sferositosis
Penyebab hemolisis pada penyakit ini diduga disebabkan oleh kelainan membran
eritrosit. Kadang-kadang penyakit ini berlangsung ringan sehingga sukar dikenal. Pada
anak gejala anemianya lebih menyolok daripada dengan ikterusnya, sedangkan pada
orang dewasa sebaliknya. Suatu infeksi yang ringan saja sudah dapat menimbulkan krisis
aplastik
Kelainan radiologis tulang dapat ditemukan pada anak yang telah lama menderita
kelainan ini. Pada 40-80% penderita sferositosis ditemukan kolelitiasis.
Ovalositosis (eliptositosis)
Pada penyakit ini 50-90% dari eritrositnya berbentuk oval (lonjong). Dalam keadaan
normal bentuk eritrosit ini ditemukan kira-kira 15-20% saja. Penyakit ini diturunkan
secara dominan menurut hukum mendel. Hemolisis biasanya tidak seberat sferositosis.
Hemoglobinopatia
Pada bayi baru lahir HbF merupakan bagian terbesar dari hemoglobinnya (95%),
kemudian pada perkembangan selanjutnya konsentrasi HbF akan menurun, sehingga pada
umur
satu
tahun
telah
mencapai
keadaan
yang
normal
Akibat reaksi imunitas : karena eritrosit yang dibunuh oleh antibodi yang dibentuk oleh
tubuh sendiri.
Infeksi, plasmodium, boriella
2.3
Patofisiologi
Hemolisis adalah acara terakhir dipicu oleh sejumlah besar diperoleh turun-temurun
dan gangguan. etiologi dari penghancuran eritrosit prematur adalah beragam dan dapat
disebabkan oleh kondisi seperti membran intrinsik cacat, abnormal hemoglobin, eritrosit
enzimatik cacat, kekebalan penghancuran eritrosit, mekanis cedera, dan hypersplenism.
Hemolisis dikaitkan dengan pelepasan hemoglobin dan asam laktat dehidrogenase
(LDH). Peningkatan bilirubin tidak langsung dan urobilinogen berasal dari hemoglobin
dilepaskan.
Seorang pasien dengan hemolisis ringan mungkin memiliki tingkat hemoglobin
normal jika peningkatan produksi sesuai dengan laju kerusakan eritrosit. Atau, pasien
dengan hemolisis ringan mungkin mengalami anemia ditandai jika sumsum tulang
mereka produksi eritrosit transiently dimatikan oleh virus (Parvovirus B19) atau infeksi
lain, mengakibatkan kehancuran yang tidak dikompensasi eritrosit (aplastic krisis
hemolitik, di mana penurunan eritrosit terjadi di pasien dengan hemolisis berkelanjutan).
Kelainan bentuk tulang tengkorak dan dapat terjadi dengan ditandai kenaikan
hematopoiesis, perluasan tulang pada masa bayi, dan gangguan anak usia dini seperti
anemia sel sabit atau talasemia.
2.4
Manifestasi Klinis
Kadang kadang Hemolosis terjadi secara tiba- tiba dan berat, menyebabkan krisis
hemolotik, yang menyebakan krisis hemolitik yang di tandai dengan:
Demam
Mengigil
Nyeri punggung dan lambung
Perasaan melayang
Penurunan tekana darah yang berarti
Secara mikro dapat menunjukan tanda-tanda yang khas yaitu:
1. Perubahan metabolisme bilirubin dan urobilin yang merupakan hasil pemecahan eritrosit.
Peningkatan zat tersebut akan dapat terlihat pada hasil ekskresi yaitu urin dan feses.
2. Hemoglobinemia : adanya hemoglobin dalam plasma yang seharusnya tidak ada karena
hemoglobin terikat pada eritrosit. Pemecahan eritrosit yang berlebihan akan membuat
hemoglobin dilepaskan kedalam plasma. Jumlah hemoglobin yang tidak dapat
diakomodasi seluruhnya oleh sistem keseimbangan darah akan menyebabkan
hemoglobinemia.
3. Masa hidup eritrosit memendek karena penghancuran yang berlebih.
4.
2.5
Pemeriksaan Diagnostik
1. Gambaran penghancuran eritrosit yang meningkat:
Penatalaksanaan / Pengobatan
Lebih dari 200 jenis anemia hemolitik ada, dan tiap jenis memerlukan perawatan khusus.
Oleh karena itu, hanya aspek perawatan medis yang relevan dengan sebagian besar kasus
anemia hemolitik yang dibahas di sini.
1. Terapi transfusi
Hindari transfusi kecuali jika benar-benar diperlukan, tetapi mereka mungkin penting bagi
pasien dengan angina atau cardiopulmonary terancam status.
Administer dikemas sel darah merah perlahan-lahan untuk menghindari stres jantung.
Pada anemia hemolitik autoimun (AIHA), jenis pencocokan dan pencocokan silang
mungkin sulit. Gunakan paling tidak kompatibel transfusi darah jika ditandai.. Risiko
hemolisis akut dari transfusi darah tinggi, tetapi derajat hemolisis tergantung pada laju
infus.. Perlahan-lahan memindahkan darah oleh pemberian unit setengah dikemas sel
darah merah untuk mencegah kehancuran cepat transfusi darah.
Iron overload dari transfusi berulang-ulang untuk anemia kronis (misalnya, talasemia atau
kelainan sel sabit) dapat diobati dengan terapi khelasi. Tinjauan sistematis baru-baru ini
dibandingkan besi lisan chelator deferasirox dengan lisan dan chelator deferiprone
parenteral tradisional agen, deferoxamine. 10
2. Menghentikan obat
Discontinue penisilin dan agen-agen lain yang dapat menyebabkan hemolisis kekebalan
tubuh dan obat oksidan seperti obat sulfa (lihat Diet).
Obat yang dapat menyebabkan hemolisis kekebalan adalah sebagai berikut (lihat Referensi
untuk daftar lebih lengkap):
Penisilin
Sefalotin
Ampicillin
Methicillin
Kina
Quinidine
Kortikosteroid dapat dilihat pada anemia hemolitik autoimun.
3. Splenektomi dapat menjadi pilihan pertama pengobatan dalam beberapa jenis anemia
hemolitik, seperti spherocytosis turun-temurun.
Dalam kasus lain, seperti di AIHA, splenektomi dianjurkan bila langkah-langkah lain telah
gagal.
Splenektomi biasanya tidak dianjurkan dalam gangguan hemolitik seperti anemia
hemolitik agglutinin dingin.
Diimunisasi terhadap infeksi dengan organisme dikemas, seperti Haemophilus influenzae
dan Streptococcus pneumoniae, sejauh sebelum prosedur mungkin.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
KASUS :
Tn D datang kerumah sakit DKT pada tanggal 14 November 2009 dengan di antar
keluarga nya, Tn D mengeluhkan pusing, lemas, menggigil, nyeri punggung dan lambung
nya serta sesak nafas, dan mudah lelah saat beraktivitas. Tn D mengatakan tidak ada
nafsu makan, mual dan muntah. Tn D mengatakan sebelum sakit berat badan nya 65 Kg.
Klien tampak pucat, konjungtiva pucat. Tn D mengatakan bahwa awalnya dia mengira
kalau dia hanya kelelahan bekerja dan jadwal makan tidak teratur, tapi lama kelamaan
penyakitnya bertamabah parah.
Setelah dilakukan pemerikasaan TD : 100/70 mmHg, Suhu : 35 0 C, RR : 24x/i, HR :
85x/i, BB : 58, TB : 167. Badan pasien teraba dingin. Pada palpasi bagian abdomen
diketahui bahwa pasien mengalami Splenomegali dan pada saat aukultasi terdengar bunyi
usus menurun . Porsi makan yang diberikan tidak digabiskan. Urine pasien berwarna
pekat, feses nya hitam dan keras .
Setelah dilakukan pemeriksaan Labor didapatkan jumlah eritrosit 3000 sel/mm3.
A.
Pengkajian
DS :
Tn D mengeluhkan pusing, lemas, menggigil, nyeri punggung dan lambung, serta sesak
nafas dan mudah lelah saat beraktivitas.
Analisa Data
NO
1
ETIOLOGI
Penurunan komponen seluler
PROBLEM
Perubahan
perfusi
yang
jaringan
pengiriman oksigen
diperlukan
untuk
Penurunan
masukan
diet;
nyeri
DO :
Konstipasi
menurun
DS : Tn D mengeluhkan pusing,
Ketidakseimbangan
dan
DO :
fisik.
kebutuhan,
antara
Intoleransi aktifitas
kelemahan
TD : 100/70 mmHg
RR : 24x/i
5
HR : 85x/i
DS : Tn D mengatakan bahwa
Kurang terpajan/mengingat ;
tidak
informasi.
mengenal
Kurang pengetahuan
sumber
C.
NCP
NO Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1. Perubahan perfusi jaringan Peningkatan perfusi
- Awasi tanda vital
- Memberikan informasi
b.d Penurunan komponen jaringan
kaji
pengisiantentang
kapiler,
kulit/membrane
warnaderajat/keadekuatan
perfusi
jaringan
dan
menetukan
kebutuhan intervensi.
punggung
mudah
lelah
Tinggikan kepala
- Meningkatkan ekspansi
toleransi.
dan
memaksimalkan
oksigenasi
untuk
beraktivitas.
kebutuhan
seluler.
DO :
Catatan : kontraindikasi
dingin
upaya
Awasi
menununjukkan
;
gangguan
jajntung
auskultasi
bunyi
karena regangan jantung
napas
perhatikan
lama/peningkatan
bunyi adventisius.
kompensasi
curah
pernapasan
konjungtiva pucat
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 350
RR : 24x/i
HR : 85x/i
Jumlah eritrosit 3000
Gemericik
jantung.
-
sel/mm3
Selidiki
keluhan
-
Iskemia
seluler
potensial
risiko infark.
- Hindari penggunaan
- Termoreseptor jaringan
botol
penghangat
dermal dangkal karena
atau botol air panas.
gangguan oksigen
Ukur suhu air mandi
dengan thermometer.
-
Kolaborasi
pengawasan
pemeriksaan
laboraturium.
Berikan
sel
merah
lengkap/packed
hasil
darah
Mengidentifikasi
defisiensi dan kebutuhan
pengobatan
terhadap terapi.
/respons
Berikan
tambahan
oksigen
sesuai
indikasi.
-
Berikan
Memaksimalkan
transufitransport
oksigen
ke
Kebutuhan nutrisi
sesuai dengan
makandefisiensi, memudahkan
yang disukai
intervensi
DS :
Keadaan umum
kekurangan konsumsi
menghabiskan porsi
Mengawasi penurunan
Timbang
Menurunkan
Mengalami
peningkatan BB
efektivitas intervensi
nutrisi
diberikan
DO :
tidak habis
makanan
Tn D dapat
muntah
Kg.
Meningkatkan jumlah
Berikan
sedikit
makankelemahan,
denganmeningkatkan
BB : 58 Kg
waktu makan
Gejala GI dapat
mual/muntah, flatusorgan.
dan dan gejala lain
yang berhubungan
makan,pertumbuhan bakteri,
untukkemungkinan infeksi.
penyikatan
lembut.
encerkan
bilarapuh/luka/perdarahan
individual
Meningkatakan
efektivitas program
laboraturium
dibutuhkan.
Kebutuhan penggantian
tergantung pada tipe
Observasi warna
diidentifikasi.
Membantu
mengidentifikasi
feses, konsistensi,
fungsi usus
KH :
DS : Tn D mengatakan Tn D mengatakan
Auskultasi bunyi
yang tepat.
usus
lambungnya tidak
DO :
nyeri lagi
konstipasi
normal serta
konsistensi yang
cairan).
dapat mengidentifikasi
berlebihan atau alat
normal
dalam mengidentifikasi
defisiensi diet
membantu dalam
memperbaiki konsistensi
Dorong masukkan feses bila konstipasi.
cairan 2500-3000
Akan membantu
ml/hari dalam
memperthankan status
toleransi jantung
Hindari makanan
abdomen
perianal dengan
sering, catat
perubahan kondisi
kulit atau mulai
kerusakan. Lakukan
perawatan perianal
setiap defekasi bila
terjadi diare.
Kolaborasi ahli gizi
untuk diet seimbang serat menahan enzim
mempermudah defekasi
ringan, laksatif
menurunkan motilitas
aktifitas
b.dDapat
ketidakseimbangan antaramempertahankan
suplai
(pengiriman)
kebutuhan,
fisik.
(kolaborasi).
Kaji kemampuan
- Mempengaruhi pilihan
ADL pasien.
intervensi/bantuan
oksigen/meningkatkan
-
danambulasi/aktivitas
-
kelemahan
KH :
Observasi
Manifestasi
tanda-kardiopulmonal
dari
aktivitas.
Tn D dapat
oksigen
DS : Tn D mengeluhkanberaktivitas dengan
DO :
ke
jaringan
adekuat
- Meningkatkan istirahat
- Berikan lingkunganuntuk
tenang,
TD : 120/80 mmHg
menurunkan
batasikebutuhan
pengunjung,
oksigen
TD : 100/70 mmHg
RR : 24x/i
pertahankan
baring
HR : 85x/i
tirahparu
bila
di
indikasikan
-
- Meningkatkan aktivitas
aktivitasnormal
dengan
dan
pasien,memperbaiki
termasuk
tonus
aktivitasotot/stamina
tanpa
tingkat
sesuai toleransi.
-
Gunakan
Mendorong
teknikmelakukan
pasien
banyak
dengan
membatasi
penyimpangan
dan
energi
mencegah
kelemahan.
-
Anjurkan
Regangan/stress
pasienkardiopulmonal
untuk
berlebihan
mengehentikan
menimbulkan
aktivitas
biladekompensasi
pendek,
dapat
kelemahan,
5. Kurang pengetahuan
atau
pusing terjadi.
Pasien mengerti dan Berikan informasi
memberikan dasar
tentang anemia
; salah interpretasi
penyakit, prosedur
kenyataan bahwa
DS : Tn D mengatakan
Pasien menyatakan
bahwa
awalnya
dia
pemahamannya
mengira kalau dia hanya
proses penyakit dan
kelelahan bekerja dan
penatalaksanaan
jadwal makan tidak teratur,
penyakit.
tapi
lama
kelamaan
Mengidentifikasi factor
penyakitnya bertamabah
penyebab.
parah.
Melakukan tiindakan
DO : yang
beratnya anemia.
kerjasama dalam
program terapi
persiapan untuk
pemeriksaan
ansietas/ketakutan
diagnostic
tentang ketidaktahuan
meningkatkan stress,
selanjutnya
meningkatkan beban
jantung. Pengetahuan
menurunkan ansietas.
perlu/perubahan pola
hidup.
pengetahuan sehingga
Kaji tingkat
megetahui seberapa
pengetahuan klien
keluarga tentang
penyakitnya
penyakitnya dan
Mengetahui seberapa
menilai keberhasilan
diberikan
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Anemia hemolitik adalah anemia yan di sebabkan oleh proses hemolisis,yaitu
4.2
Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html