Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Variabel
Independent
dan
Dependent
2.
Variabel
Intervening
tidak
dapat
diindentifikasi
atau
tidak
dapat
diukur.
3.
Variabel
Moderating
4.
Variabel
Control
5.
Variabel
Asing
(Extraneous)
Bacaan:
D. M., Jr., &
counseling (2nd
Wampold, B. E.
ed.). New York:
30 januari 2008
Variabel penelitian adalah objek yang diteliti yang memiliki nilai yang bervariasi. Dengan demikian sesuatu yang hanya
mempunyai satu nilai (tidak mempunyai nilai yang bervariasi) tidak dapat dinyatakan sebagai variabel, tetapi konstanta
(constant).
Qualitative Variable, adalah variabel yang datanya berupa data kualitatif (skala nominal atau ordinal).
Quantitative Variable, adalah variabel yang datanya berupa angka (skala ordinal, interval, atau rasio).
Variabel Bebas (Independent Variable), adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (variabel terikat).
Variabel Terikat (Dependent Variable), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (variabel bebas).
Dua pengertian di atas memperlihatkan bahwa istilah dua jenis variabel ini muncul pada penelitian (study) pengaruh.
Contoh: Pada penelitian tentang Pengaruh IQ terhadap Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika,
yang menjadi VB adalah IQ dan yang menjadi VT adalah Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam
Perkuliahan Statistika.
Catatan: Pada penelitian korelasional tidak dikenal istilah variabel bebas dan terikat, karena;
a. Pada hubungan relasional tidak ada variabel yang mempengaruhi (VB) maupun dipengaruhi
(VT).
Contoh: Hubungan Kemampuan Berbahasa Arab dan Kemampuan Berbahasa Inggris Mahasiswa.
b. Pada hubungan resiprokal tiap variabel mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel yang lain,
sehingga penentuan VB dan VT menjadi rancu.
Ketika peneliti merasa tidak puas dengan hasil yang ditunjukkan oleh variabel bebas dan variabel terikat yang
dianalisis, maka perlu dilakukan analisis lanjutan dengan memperhitungkan variabel-variabel yang lain (variabelvariabel penjelas) yang dapat lebih menjelaskan realitas yang sesungguhnya. Analisis lanjutan ini disebut dengan
analisis penjelas (elaboration). Sedangkan variabel yang perlu diperhitungkan dalam analisis ini antara lain adalah
variabel kontrol dan variabel ekstrane.
Control Variable, adalah variabel yang dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Pengendalian ini
dilakukan dengan menggunakan nilai yang sama (dijadikan konstanta).
Contoh: Jika meneliti tentang Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika (VT) yang diduga
dipengaruhi oleh IQ-nya (VB), maka variabel lain yang juga diduga berpengaruh terhadap Nilai
dimaksud seperti Minat dikendalikan (VK), yaitu dengan menggunakan satu nilainya saja seperti
mahasiswa yang memiliki minat belajar Statistika yang Tinggi.
Control
variable ini
sering
eksperimental. Pada
bidang
ditemukan
sosial,
pada
penelitian
pengontrolan
variabel
di
bidang
lebih
sulit
eksakta,
dilakukan
terutama
terutama
pada
penelitian
pada
penelitian
observasional.
Catatan: Pengontrolan variabel yang berpengaruh terhadap VT selain dapat dilakukan dengan cara membuat variabel
menjadi konstanta (secara metodologis), juga dapat dilakukan dengan pengontrolan secara
statistis/matematis.Pengontrolan secara statistis dapat dilihat secara eksplisit pada analisis-analisis
parsial.
Extraneous Variable, adalah variabel yang diabaikan pengaruhnya terhadap variabel terikat, karena pengaruhnya
dianggap tidak signifikan.
Contoh: Jika meneliti tentang Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika (VT) yang diduga
dipengaruhi oleh IQ-nya (VB), maka variabel lain yang juga diduga berpengaruh terhadap nilai
dimaksud namun dianggap pengaruhnya kecil (negligible) sehingga tak berarti (nonsignificant) seperti
Penggunaan Ruangan ber-AC, diabaikan.
Variabel-variabel lain yang juga dapat memberikan kontribusi dalam analisis penjelas adalah sebagai berikut:
Intervening Variable, adalah variabel yang menjadi perantara efek dari VB ke VT. Dengan demikian VB secara
langsung memberikan efek terhadap VI, kemudian VI memberikan efek terhadap VT yang di dalamnya termasuk efek
(tak langsung) dari VB.
Contoh: Pada penelitian tentang Pengaruh IQ terhadap Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika,
sebenarnya pengaruh dari IQ (VB) tidaklah langsung terhadap Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam
Perkuliahan Statistika (VT), tetapi melalui suatu variabel lain yaitu Proses Belajar Statistika (VI).
Moderator Variable, yaitu variabel yang memberikan dampak terhadap pengaruh VB kepada VT.
Contoh: Pada penelitian tentang Efek Motivasi terhadap Proses Belajar Mahasiswa di Kelas pada Mata Kuliah
Statistika, peneliti menduga bahwa motivasi yang diukur sebelum perkuliahan dilaksanakan
berdampak positif terhadap proses belajar yang diamati secara langsung. Namun hasil penelitian
ternyata tidak sesuai dengan dugaan tersebut. Bisa saja dampaknya tidak signifikan atau bahkan
dampaknya negatif.
Peneliti kemudian menduga bahwa hal ini terjadi karena pengaruh dari Cara Mengajar Dosen yang
membuat mahasiswa yang motivasinya tinggi tetapi proses belajarnya di kelas tidak baik atau
sebaliknya. Jika kemudian Cara Mengajar Dosen ikut dilibatkan dalam penelitian, maka ia
berkedudukan sebagai VM.
Dampak VM terhadap pengaruh VB kepada VT selain dijelaskan melalui prosesnya sebagaimana yang telah
dipaparkan di atas, juga dapat dijelaskan melalui pengaruhnya terhadap VB sekaligus terhadap VT, sehingga
modelnya digambarkan sebagai berikut:
Contoh: Dari contoh penelitian tentang Efek Motivasi terhadap Proses Belajar Mahasiswa di Kelas pada Mata Kuliah
Statistika, sebenarnya dapat dipandang bahwa Cara Mengajar Dosen memberikan dampak
terhadap Motivasi Belajar mahasiswa sekaligus terhadap Proses Belajar mereka.
Catatan: Jika melihat kedudukannya dalam model, maka VM sebenarnya adalah VB. Tetapi karena VM dimunculkan
untuk menjelaskan pengaruh VB terhadap VT, maka kedudukan VM dalam analisis dianggap sebagai
VB Kedua (Secondary Independent Variable).
Jika bukan dalam analisis penjelas maka model kedua yang menggambarkan kedudukan VM, dapat
membuat kedudukan VB berubah menjadi VI dengan model sebagai berikut:
Beberapa variabel lain yang juga dapat memberikan kontribusi dalam analisis penjelas adalah sebagai berikut:
Component Variable, adalah bagian dari suatu variabel yang apabila diperlakukan sebagai variabel tersendiri akan
dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.
Contoh: Tes IQ (VB) diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dalam mata kuliah Statistika
(VT). Mungkin akan lebih baik jika setiap bagian dari Tes IQ dianalisis sebagai VB yang
terpisah yaitu: Tes Verbal (VB1), Tes Spasial (VB2), Tes Logikal (VB3), dan Tes Numerikal (VB4)
sehingga dapat diketahui komponen Tes IQ mana yang berpengaruh atau tak berpengaruh
signifikan serta yang mana yang pengaruhnya paling signifikan terhadap hasil belajar dalam mata
kuliah Statistika (VT). Mungkin juga akan lebih baik lagi jika hasil belajar Statistika dianalisis
komponennya secara terpisah (dianggap sebagai variabel-variaabel tersendiri) juga.
Distractor Variable, yaitu variabel yang dapat mengungkapkan bahwa kesimpulan yang benar dari suatu analisis
adalah kebalikan dari apa yang disimpulkan pada desain sebelumnya.
Contoh: Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggan suatu bank ternyata lebih banyak dari masyarakat
yang berdomisili jauh dibandingkan yang dekat dengan bank dimaksud.
Hasil penelitian ini tentu mengherankan. Namun jika dilakukan analisis dengan melibatkan
perbandingan jarak rumah populasi dengan lokasi bank saingan terdekatyang diklasifikasikan atas
lebih dekat atau lebih jauh, ternyata memberikan hasil bahwa sebaliknya yaitu seseorang
dalam memilih bank ternyata memilih yang jaraknya lebih dekat dengan rumahnya.
Dengan
demikian
Perbandingan
Jarak
dengan
Bank
Kompetitor lebih
layak
dijadikan
Supressor Variable, yaitu variabel yang menekan pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.
Contoh: Diduga bahwa Reaksi terhadap Perubahan Harga (VT) dari kelompok masyarakat berpenghasilan (VB)
rendah lebih signifikan dibanding kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi. Namun hasil pengujian
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan.
Ketika kemudian masyarakat yang diteliti dibedakan juga atas dasar tingkat pendidikan, terlihat
bahwa tingkat pendidikan rendah dan tinggi berbeda secara signifikan dalam hal reaksi terhadap
perubahan harga. Peneliti mungkin terjebak dalam pemikiran bahwa Tingkat Penghasilan sudah
bukan merupakan variabel yang signifikan lagi untuk melihat Reaksi Masyarakat terhadap Perubahan
Harga. Hasil analisis memperlihatkan variabel Tingkat Pendidikan-lah yang berpengaruh.
Namun jika variabel Tingkat Pendidikan dibuat konstan (dijadikan VK), maka akan dapat dilihat
bahwa tingkat penghasilan memberi pengaruh yang signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh
Tingkat Penghasilan telah ditekan oleh Tingkat Pendidikan.
Exogeneous Variable, adalah variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel yang lain, namun tidak
dipengaruhi oleh variabel lain dalam model.
Endogeneous Variable, adalah variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model.
Contoh Model:
a. Cara Mengajar Dosen adalah VB, Motivasi Belajar Mahasiswa adalah VI, dan Proses Belajar Mahasiswa adalah
VT.
b. Cara Mengajar Dosen karena tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain adalah Vex.
c. Motivasi Belajar Mahasiswa adalah VEn, karena dipengaruhi oleh variabel Cara Mengajar Dosen. Proses Belajar
Mahasiswa juga Ven karena dipengaruhi oleh Motivasi Belajar Mahasiswa.
Latent Variable, adalah variabel yang tidak dapat diamati secara langsung namun harus dikonstruk sedemikian
rupa dari berbagai indikator.
Catatan: Indikator
yang
digunakan
untuk
mengukur
VL
adalah
Variabel
Teramati
(VTm)
Dalam penelitian sosial humaniora (behavioristic), variabel yang digunakan seringkali berupa variabel yang tidak
dapat diamati secara langsung, namun harus dikonstruk sedemikian rupa.
Variabel Warna Kulit, adalah variabel yang dapat diamati secara langsung baik dengan teknik observasi, angket,
maupun yang lainnya.Tetapi variabel Motivasi tidaklah dapat diamati secara langsung, karena secara konseptual
motivasi adalah proses neuro-psikologis dalam diri seseorang. Oleh karena itu variabel seperti motivasi harus
diukur dengan cara:
Model-model di atas menggunakan one level factor yang dianalisis denganfirst order factor analysis. Tetapi jika model
kedua dan ketiga digabungkan, maka akan didapatkan two level factor yang mencakup gabungan indikator-indikator
formatif dan korelatif. Untuk menganalisis model two level factordigunakan second order factor analysis.
Catatan: Analisis faktor dengan indikator korelatif dan resiprokal (hubungan simetrik) antara lain dapat menggunakan
program SPSS, Lisrel, EQS yang berbasisikan rumus korelasi. Dalam analisis multivariat, analisis faktor
seperti ini diklasifikasikan sebagai analisis multivariat yang bersifat interdependensi dan merupakan
teknik parametrik.
Analisis faktor dengan indikator formatif antara lain dapat menggunakan program-program berbasisikan
metode Partial Least Square seperti Smart PLS, Visual PLS, PLS-GUI, PLS Graph yang berbasiskan rumus
multipel regresi. DalamSecond-Order Multivariate Analysis, analisis seperti ini termasuk dalam kategori
dependensi dan masuk dalam kategori nonparametrik.
Analisis faktor dengan indikator reflektif seharusnya berbasiskan rumus multivariate regression, namun
penulis belum menemukan program yang khusus untuk ini. Karenanya dalam praktek, yang digunakan
adalah analisis berbasiskan korelasi.
2 komentar:
ichwan mengatakan...
Kalau ingin melihat pengaruh suatu kondisi, misalkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari
beberapa faktor ekonomi makro, misalnya GDP, BI rate, tingkat inflasi, kurs rupiah, setahu saya
bila hanya melihat pengaruh dari masing-masing faktor bisa menggunakan korelasi (bila
dianggap tidak ada saling ketergantungan dari masing-masing faktor tersebut), akan tetapi bila
semua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, sebaiknya menggunakan teknik
apa ya? Mohon pencerahannya, terima kasih.
Ichwan Rosjidi
ichwanr@gmail.com
nita mengatakan...
Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka berat merupakan variabel.
pengamatannya
adalah masing-masing
Anak (setiap
Nilai (variate/data): berat yang terukur dari setiap anak dinamakan variate (nilai).
Contoh kasus lain misalnya, jika Anda sedang mempelajari sekelompok tanaman tomat (konsep),
variabel-variabel berikut mungkin menjadi pertimbangan Anda: tinggi, lebar, jumlah daun, dan
jumlah buah, dan berat tomat. Contoh variabel lainnya adalah warna mata, IQ, tingkat
pendidikan, status sosial, metode mengajar, jenis pupuk, jenis varietas, jenis obat, semuanya
adalah variabel karena karakteristiknya berbeda-beda.
Karakteristik dari suatu variabel harus beragam atau berubah-ubah. Sebaliknya, jika karakteristik
semuanya sama, maka satuan pengamatan tersebut bukan lagi variabel,
melainkan konstanta. Konstanta adalah angka tertentu yang nilainya selalu tetap pada semua
kondisi, misalnya kecepatan cahaya, gaya gravitasi, dsb. Namun demikian, suatu variabel bisa saja
menjadi konstanta apabila nilainya di buat sama. Misalnya, jenis kelamin adalah variabel, namun
apabila satuan pengamatan yang kita amati hanya dibatasi pada jenis kelamin perempuan saja,
maka jenis kelamin berubah menjadi konstanta, karena nilainya sama pada semua kondisi.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi atau petunjuk kepada
kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam
definisi operasional sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel yang sama, karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui
bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep
yang sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur
pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
Konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang sudah kita anggap lebih
operasional (variabel dan konstruk), biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Karena
variabel dan konstruk tersebut memiliki alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan.
Contoh tentang variabel usia/umur. Cara pengukuran variabel tersebut bisa saja berbeda, pertama
mungkin Anda mengukur usianya langsung secara numerik, misalnya 4, 12.5, 18, 31 tahun dst,
atau bisa saja Anda mengukur berdasarkan kategori, misalnya Balita (0-5 th), Anak-anak (5 14),
Remaja (14 24), Dewasa (25 54), Tua (55-64), dan Lansia (>65) tahun.
Pembagian Variabel
Variabel bisa dibagi berdasarkan: Perananan, cara pengukuran, dan bisa tidaknya diukur secara
langsung.
yang sedang dipelajari dan berada di luar pengamatan/kajian utama penelitian. Pemahaman
tentang variabel extraneous ini sangat penting, karena variabel ini bisa saja bersaing dengan
variabel independent dan bisa mengacaukan/membingungkan dalam menjelaskan pola hubungan
antara variabel independent dan variabel dependent. Oleh karena itu, dalam menentukan
hubungan sebab akibat, kita seharusnya mengidentifikasi ada tidaknya variabel extraneous yang
terbukti dapat mempengaruhi variabel dependent. Apabila ada, maka variabel ekstraneous
tersebut disebut dengan variabel confounding.Variabel Confounding sebaiknya di kontrol atau
dimasukkan ke dalam model. Apabila tidak, kita tidak akan yakin bahwa perubahan variabel
dependent tersebut hanya disebabkan oleh variabel independent saja.
Untuk memahami variabel-variabel dalam penelitian, perhatikan contoh kasus berikut:
Apabila kita ingin melihat pengaruh pemberian dosis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan
tanaman, maka:
Variabel Dependent
=>
Pertumbuhan tanaman
Variabel Independent
=>
Dosis Pupuk
Variabel Extraneous
=>
Varietas/Kultivar
Jenis Pupuk
Tingkat Kesuburan Tanah
Jenis Tanah
Ukuran Petak/Pot
Penyinaran Matahari
Temperatur
Kelembaban
Kandungan Air Tanah
Serangan Hama/Penyakit
dsb..
Variabel ini merupakan fokus utama dari penelitian. Variabel inilah yang nilainya diamati dan
diukur untuk menentukan pengaruh dari variabel independent. Nilainya bisa beragam dan
tergantung pada besarnya perubahan variabel independent. Artinya, setiap terjadi perubahan
(penambahan/pengurangan) sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan
menyebakan variabel dependen berubah (naik/turun) sekian satuan juga. Secara matematis,
hubungan tersebut mungkin bisa digambarkan dalam bentuk persamaan Y = a + bX. Misalnya, Y =
Hasil (ton) dan X = pupuk Urea (kg), maka setiap pupuk urea dinaikkan/atau diturunkan sebesar b
(kg), maka hasil naik/turun sebesar b (ton) dan apabila tidak di berikan pupuk (b=0), maka
hasilnya adalah sebesar a (ton). Pola hubungan antara kedua variabel tersebut bisanya di kaji
dalam penelitian asosiasi atau prediksi, biasanya diuji dengan menggunakan Analisis Regresi.
Berbeda dengan contoh pengaruh metode mengajar terhadap keberhasilan siswa, skala
pengukuran variabel independentnya bukan merupakan variabel interval atau rasio, sehingga
untuk melihat pengaruh dari variabel independet terhadap variabel dependent lebih tepat dengan
menggunakan Analisis Varians (ANOVA). Dengan Anova tersebut kita bisa menentukan ada
tidaknya perbedaan diantara metode mengajar, dan apabila ada, kita bisa menentukan metode
mengajar yang lebih baik atau terbaik.
Varibel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel khusus dari variabel independent. Dalam analisis
hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau
beberapa variabel independen, adakalanya hubungan di antara kedua variabel tersebut
dipengaruhi oleh variabel ketiga, yaitu faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
statistik yang kita gunakan. Variabel tersebut dinamakan dengan variabel moderator.Variabel
moderator ini adalah variabel lain yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antar
variabel independen (bebas) dan variabel dependen (tak bebas). Dalam Analisis Varians (Anova),
pengaruh dari variabel moderator ini bisa direfresentasikan sebagai pengaruh interaksi antara
variabel independent (faktor) utama dengan variabel moderator (Baron and Kenny, 1986: p. 1174).
Variabel ini bisa diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah
keberadaannya akan mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variabel terikat. Secara
skematis, hubungan di antara ketiga variabel tersebut bisa diilustrasikan seperti pada gambar
berikut:
Contoh kasus 1:
Perhatikan, sebuah penelitian untuk melihat perbedaan diantara dua metode mengajar statistika,
misal Metoda A dan Metode B. Jika siswa laki-laki lebih baik dengan Metode A, sedangkan siswa
perempuan lebih baik dengan Metode B, maka jenis kelamin merupakan variabel mederator.
Contoh Kasus 2:
Misalnya pengaruh pupuk anorganik terhadap hasil tanaman padi. Hasil analisis menunjukkan tidak
ada pengaruh penggunaan pupuk anorganik terhadap hasil padi, padahal secara teoritis harusnya
terjadi perbedaan. Mengapa demikian?? Setelah diselidiki, ternyata ada variabel lain (misalnya
varietas) yang tidak dimasukkan ke dalam model ataupun tidak dikontrol (diseragamkan), sehingga
ikut mempengaruhi keragaman hasil padi. Variabel tersebut adalah variabel moderator, yang
seharusnya dimasukkan juga ke dalam model. Hal ini misalnya ditunjukkan dengan adanya
perbedaan respon di antara varietas padi. Varietas unggulan lebih responsif terhadap pupuk
anorganik, sedangkan varietas lokal tidak terlalu responsif bahkan cenderung hasilnya cenderung
menurun.
Contoh kasus 3:
Pengaruh Pelatihan terhadap Prestasi kerja.
Misalnya pelatihan yang diikuti staf administrasi suatu perguruan tinggi dengan harapan bisa
meningkatkan ketrampilan dalam menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang
diikutsertakan memiliki jenjang pendidikan yang sama, D3. Setelah pelatihan selesai kemudian
dilakukan tes ketrampilan. Setelah diamati, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari D3
Manajemen, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal D3
Pertanian. Jelas disini bahwa adanya perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan
kemampuan dalam menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. Karyawan
D3 manajemen lebih antusias dalam mengikuti Pelatihan dibandingkan dengan D3 Pertanian
karena mereka relatif lebih mudah dalam memahami materi (sesuai dengan bidangnya). Pada
contoh kasus tersebut pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel
dependen, dan latar belakang pendidikan adalah variabel moderator.
Dari ketiga contoh kasus tersebut, bisa disimpulkan bahwa variabel moderator berpengaruh nyata
(memiliki kontribusi yang signifikan) terhadap kemampuan variabel independen dalam
mempengaruhi variabel dependen.
Variabel Intervening/mediator.
Variabel independent dan moderator merupakan variable-variabel kongkrit. Variable tersebut dapat
dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruhnya dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya dengan
variable intervening, variable tersebut bersifat hipotetikal artinya secara kongkrit pengaruhnya
tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independent
dan dependent yang sedang diteliti.
Penelitian yang melibatkan variabel intervening (mediator/mediating/mediasi/pengganggu) sangat
umum dalam bidang sosiologi dan psikologi, seperti ilmu-ilmu perilaku dan penelitian non
eksperimental lainnya. Untuk peneliti di bidang eksakta (terutama dalam penelitian
eksperimental), mungkin tidak terlalu banyak yang mengenal atau melibatkan variabel ini, karena
bersifat abstrak dan tidak bisa diukur (misterius, jangan dianggap serius.. :-)). Lihat saja
pernyataan Tuckman (1988) berikut ini:
an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but
cannot be seen, measure, or manipulate.
Banyak siswa, saya, bahkan sebagian peneliti yang masih kesulitan dalam membedakan antara
variabel moderator dengan variabel pengganggu yang satu ini, intervening (mediator)
maksudnya .
Contoh:
Tingkat pendidikan jenis pekerjaan tingkat penghasilan
Metode mengajar motivasi belajar Prestasi siswa
Teknologi baru budaya Respon masyarakat
Usia Pengalaman mengendarai kelihaian mengendarai sepeda motor (Valentinno Rossi,
misalnya, :-))
Contoh di bidang pertanian:
Pengaruh pemberian pupuk anorganik terhadap hasil padi. Misalnya saja, varietas sudah
dimasukkan ke dalam model atau varietasnya dibuat sama (varietas unggulan), tetapi hasinya
tetap saja tidak signifikan. Mengapa?? Setelah diteliti secara seksama, ternyata tanaman padi yang
di beri pupuk tersebut misalnya menjadi rentan terhadap serangan penyakit/hama sehingga
sebagian besar lahan terkena serangan hama/penyakit, akibatnya hasil padi tidak meningkat.
Variabel Intervening adalah Serangan Penyakit/Hama.
Tambahan:
Terdapat beberapa literatur yang mengatakan ada variabel lain selain variabel yang sudah
disebutkan di atas, yaituVariabel Kontrol. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent tidak
dikacaukan oleh pengaruh faktor lain yang tidak kita diamati. Dengan kata lain, variabel lain yang
dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent,
berusaha dihilangkan atau di netralkan atau di kontrol atau diseragamkan! Dengan demikian,
diharapkan variabel yang memberi keragaman terhadap variabel dependent hanyalah variabel
independent yang ingin dipelajari pengaruhnya, yang dikenal dengan perlakuan atau treatment!
Paradok:
Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat konstan sehingga tidak bervariasi atau
seragam.. vs suatu objek bisa dikatakan variabel apabila nilainya beragam, apabila tidak,
tidak lagi dinamakan variabel tapi konstanta
Berarti??!! Bingung kan?? variabel kontrol apa konstanta??
Menurut saya, mungkin lebih tepat apabila variabel kontrol ini menggunakan istilah variabel
yang di kontrol (Controlled Variable).
Kuantitatif (diskrit/kontinyu)
o
Rasio
Interval
Kualitatif
o
Reff/Link:
Statistical Mediation
Mediation
Moderator
GORDON MARSHALL. intervening variable. A Dictionary of Sociology. 1998. Encyclopedia.com. 23
Feb. 2010 <http://www.encyclopedia.com>.
Tuckman, B. W. (1988). Conducting educational research . (3rd ed.) New York: Harcourt Brace
Jovanovich.
About these ads
Share this:
53Bagikan
Terkait
1.
Balas
Balas
2.
Balas
3.
Balas
4.
Balas
5.
@edo Preasetyo:
Sebelumnya maaf bru di balas. Untuk menentukan tools analysis yang tepat, sebelumnya kita
harus tahu dulu skala pengukuran variabelnya, nominal, ordinal, interval atau rasio?
Bagaimana skala pengukuran untuk variabel Intellectual capital?
Bagaimana skala pengukuran untuk variabel kinerja keuangan dan nilai pasar?
Persamaan Regresi hanya bisa dilakukan apabila Skala pengukuran untuk Variabel dependent-nya
(Var Y) interval atau rasio. Apabila skala variabel Dependent-nya kategori (nominal/ordinal) lebih
tepat menggunakan Analysis Diskriminan atau Logistic regression dan probit regression.
@Astri:
kira2 alasannya kepercayaan diri vriabel moderating aku ubah jd variabel bebas ya?? tolong di
bantu ya => saya masih kurang mengerti, apakah itu pertanyaan kira2 alasannya kenapa
kepercayaan diri di ubah jd var bebas ataukah pernyataan bhw kepeercayaan diri sbg var bebas?
Dalam Analisis, sebenarnya baik variabel independent utama ataupun variabel moderating
diperlakukan sama sebagai variabel bebas (Var X). Dengan demikian, baik kecerdasan emosial
ataupun kepercayaan diri sama-sama statusnya sebagai variabel bebas.
Hemmm, btw apakah kepercayaan diri tidak dianggap sebagai variabel antara
(Mediator/Intervening)??
@Iqbal:
Boleh saja Mas.. Kalau mampu mungkin saya bisa bantu, kalau tidak.., ya kita tunggu tanggapan
dari pakar statistik, siapa tau ada yang nyasar kesini :-)
Balas
6.
Balas
Balas
7.
mohon bantuan:
skrg saya lg menyusun tesis, dan dosen menanyakan
1. apa saja perbedaan antara antara variable moderating dan intervening?
2. kondisi apa saja/syarat2 moderating?
3. bagaimana cara mengujinya (moderating)?
bila tidak keberatan, mhn jawbn via email sapahlevi@yahoo.com
atas bantuannya saya sampaikan matur suwun sanget
suwadi
Balas
Suber Ragam
Kelompok
Pupuk
Galat
Total
Seolah-olah ada dua faktor kan? Kelompok dan Pupuk (bukan faktor tunggal, pupuk saja!!)
Hemm., mudah2an penjelasan tidak semakin memusingkan Mas Suwadi :-)
Balas
8.
saya ingin menanyakan kepada anda, misalnya dengan judul Analisis Perbandingan Antara Social
Community dan Words of Mouth sebagai referensi pembelian sepeda motor merek Honda atau
Yamaha di Jakarta dengan media intervening Motivasi membeli sepeda motor itu bisa tidak?dan
mengolah variabel intervening dengan uji apa?thanks
Balas
9.
Ass,,Tlg bnt sya,Ne ada tgs..:Cari sebuah masalah dan tentukan variabelny.??Tlg sya y,,Tq
Balas
Balas
10.
mas saya mo nanya kalo pertumbuhan anak ayam itu variabel monupulasi, variabel respon dan
kontrolnya apa yaaa????
Balas
11.
Balas
12.
mas, kalo saya punya penelitian dengan 4 perlakuan, termasuk kontrol dan masing2 perlakuan
dibuat 6 ulangan. kemudian pengamatan/pengambilan data saya lakukan sebanyak 10 kali
( setiap hari sekali), sebaiknya menggunakan rancangan acak lengkap atau rancangan acak
kelompok lengkap, kemudian bagaimana cara analisis data statistiknya? maturnuwun
Balas
13.
hallo.. q galuh mahasiswi d3 akuntansi unsri, dapet tugas cari kasus tentang variabel penelitian.
awalnya bingung tapi nemuin web ini jadi tau deh.. hehe
thaks yaaaa
GBU :)
Balas
thanks Galuh..
Tambahan Materi lainnya bisa dipelajari di site: http://www.smartstat.info
Balas
14.
Balas
15.
Balas
16.
Balas
17.
Selamat pagi mas, mau tanya boleh kan?? Variabel yg digunakan utk pendidikan dasar apa aja ya
mas sblmnya tks bnyak ya :)
Balas
gini mas mau nanya kan penelitian saya tentang hubungan faktor internal petani ( umur , skala
interval ) dengan keputusan petani untuk konversi lahan sedangkan variabel faktor eksternalnya
berskala ordinal, jadi sAYA bingung analisis datanya menggunakan rumus (non parametrik) apa??
terima kasih sebelumnya
Balas
18.
Balas
19.
maaf mas mau nanya, kalau variabel yang di gunakan untuk model log linier kan variabelnya
tidak di bedakan variabel bebas dengan fariabel terikat,, atau di buku saya baca, semuanya
variabel respon,.
variabel respon yang di maksud itu tergolong ke bagian variabel yg mna mas? trimaksih tas
bantuannya..
Balas
20.
hai mau tanya nhe mas,,,,,soalnya lgi nyusun tpi bigung mau olah data nya soalnya ad perbedaan
satuan dri variavel independennya. gmna ya mas biar gampang n gak terlallu ribet soalny sya
bgungkn di variabel independen sya ad 3 perpedanaa satuannya yang pertama untuk ngukur
jenis usaha, ukuran perusaan dan rasio profitabilitas nya,,,,,supaya bisa data dimasukan crannya
gmna ya. mksh mas bantuannya
Balas
21.
Mas mau nanya variabel yang di gunakan kalau judulnya analisis perbandingan anatara nasabah
the loyalist dan nasabah the defector pada pt bank rakyat indonesia itu apa? Mksih sblumx
Balas
22.
Maaf Mas saya mau bertanya, Jadi variabel kontrol itu dibuat konstan atau tidak nilainya? mohon
balasannya mas
Balas
Kamis, 26 Juni 2008 | 10:13 WIB
Tweet
0 Komentar
Komentar
Investor memiliki banyak pilihan strategi di pasar saham. Salah satunya, investor
bisa membeli saham dan mengempitnya dalam jangka panjang. Adalah teori
random walk yang mengajarkan strategi ini. Menurut teori ini, investor akan lebih
untung jika ia berinvestasi di saham tertentu untuk jangka panjang. Dengan
begitu, investor terhindar dari risiko fluktuasi harga jangka pendek yang tak
terduga.
TEORI random walk atau disebut juga random walk hypothesis muncul tahun
1973. Saat itu, Burton G.Malkiel, dosen ekonomi Universitas Princeton, menulis
buku bertajuk A Random Walk Down Wall Street. Random walk adalah teori pasar
saham yang mengatakan bahwa harga saham di masa lampau serta arah harga
saham atau pasar secara keseluruhan tidak bisa dipakai sebagai alat untuk
meramal pergerakan harga saham di masa mendatang. Sebab, harga saham
bergerak secara acak (random) dan tak bisa diprediksi. Peluangnya untuk naik
sama dengan peluangnya untuk turun. Tapi, jangka panjang, harga saham akan
cenderung meningkat.
Pengikut teori ini percaya bahwa investor tak mungkin menebak arah harga
dengan tepat. Karenanya, analisis fundamental maupun teknikal sebenarnya tak
ada gunanya. Karenanya, Malkiel bilang bahwa membeli saham dan
menyimpannya dalam jangka panjang adalah strategi paling tepat untuk investor
individu. Jangan mencoba mengalahkan pasar. Ia kemudian menunjukkan bahwa
sebagian besar reksadana di Amerika gagal mengalahkan acuan indeks S&P.
Kini, masih banyak investor yang mengikuti strategi Malkiel. Tapi, investor lain
bilang bahwa kondisi pasar saham saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan
saat Malkiel menulis buku sekitar 30 tahun lalu. Saat ini, investor memiliki banyak
akses terhadap berita pasar dan harga saham. Karenanya, investor memiliki
semakin banyak alat untuk melakukan prediksi. Terserah, Anda percaya dengan
pendapat yang mana. Tapi, jika Anda pengikut Malkiel, barangkali, saat ini adalah
saat tepat untuk beli saham. Mumpung harganya murah.