Вы находитесь на странице: 1из 30

Jenis-Jenis Variabel Penelitian

Tutorial Penelitian - Variabel adalah suatu konstruksi yang bisa


diubah. Seperti karakteristik atau nilai untuk menentukan apakah
perubahan satu hal mengakibatkan perubahan yang lain.
Pada
tutorial
sebelumnya
telah
dibahas
panjang
lebar
mengenai seluk-beluk penelitian, tapi tidak ada satu pun yang
membahas
pengertian
atau
jenis-jenis
variabel.
Tutorial kali ini membahas pengertian-pengertian mengenai
variabel. Ada banyak variabel yang dilekatkan berdasarkan
perbedaan karakteristik atau ciri-ciri yang terkandung di dalamnya.
Desain penelitian korelasional atau eksperimental mengenal lima
jenis variabel yaitu variabel bebas (Independent) dan tergantung
(terikat atau dependent), intervening, moderating, control dan asing
(extraneous). Penjelasan singkat masing-masing sebagai berikut:
1.

Variabel

Independent

dan

Dependent

Variabel bebas atau independent kadang-kadang disebut variabel


prediktor, treatment, stimulus, penyebab, input dan lain-lain adalah
variabel yang dimanipulasi untuk mengamati efeknya terhadap
variabel
tergantung.
Variabel tergantung atau terikat atau dependent disebut variabel
akibat atau output adalah variabel yang diukur untuk mengetahui
pengaruh dari variabel bebas.

2.

Variabel

Intervening

Variabel intervensi adalah variabel mediasi mengacu pada proses


abstrak yang tidak secara langsung diamati tetapi memiliki link di
antara variabel independent dan dependent. Ini variabel hipotetik.
Variabel ini dianggap sebagai variabel yang dapat menjelaskan
keterkaitan variabel bebas dan terikat tetapi tidak dapat
dipertanggungjawabkan, mungkin karena tidak diperhitungkan,

tidak

dapat

diindentifikasi

atau

tidak

dapat

diukur.

Pada titik ini variabel intervening adalah konsep abstrak yaitu


argumen hipotetik yang diusulkan seorang peneliti setelah penelitian
selesai dilakukan berupa saran untuk agenda penelitian mendatang.

3.

Variabel

Moderating

Variabel moderating adalah varaibel mediasi yang sudah


diidentifikasi, diukur dan dipertanggungjawabkan mempengaruhi
keterkaitan
variabel
independent
dan
dependent.
Kedudukan variabel moderating adalah memoderasi pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tergantung. Dengan demikian
variabel moderating memberi efek memperlemah pengaruh.

4.

Variabel

Control

Variabel kontrol adalah variabel yang menyebabkan hubungan


variabel bebas dan tergantung tetap konstan. Variabel ini
mengeliminasi dampak yang diakibatkan dari adanya variabelvariabel moderating.

5.

Variabel

Asing

(Extraneous)

Variabel extraneous atau variabel asing adalah faktor-faktor dalam


lingkungan penelitian yang mungkin memiliki efek terhadap variabel
dependent,
tetapi
tidak
diketahui
keberadaanya.
Variabel asing sangat berbahaya karena dapat merusak validitas
sebuah penelitian. Jika memang tidak dapat dikendalikan, variabel
asing harus setidaknya dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil.
Saran
Heppner, P. P., Kivlighan,
(1999).Research design in
Brooks/Cole.

Bacaan:
D. M., Jr., &
counseling (2nd

Wampold, B. E.
ed.). New York:

Kerlinger, F. N. (1986). Foundations of behavioral research(3rd ed.).


Fort
Worth:
Holt,
Rinehart
and
Winston,
Inc.
LaFountain, R. M., & Bartos, R. B. (2002). Research and statistics
made meaningful in counseling and student affairs. Pacific Grove,
CA:
Brooks/Cole.
Rosenthal, R., & Rosnow, R. L. (1991). Essentials of behavioral
research: Methods and data analysis (2nd ed.). New York: McGrawHill, Inc

30 januari 2008

Konsep-Konsep Dasar Penelitian (Bagian 5)


E. VARIABEL

Variabel penelitian adalah objek yang diteliti yang memiliki nilai yang bervariasi. Dengan demikian sesuatu yang hanya
mempunyai satu nilai (tidak mempunyai nilai yang bervariasi) tidak dapat dinyatakan sebagai variabel, tetapi konstanta
(constant).

1. Kualitatif dan Kuantitatif

Qualitative Variable, adalah variabel yang datanya berupa data kualitatif (skala nominal atau ordinal).

Quantitative Variable, adalah variabel yang datanya berupa angka (skala ordinal, interval, atau rasio).

2. Bebas dan Terikat

Variabel Bebas (Independent Variable), adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (variabel terikat).

Variabel Terikat (Dependent Variable), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (variabel bebas).

Dua pengertian di atas memperlihatkan bahwa istilah dua jenis variabel ini muncul pada penelitian (study) pengaruh.

Jika digambarkan, modelnya akan menjadi:

Contoh: Pada penelitian tentang Pengaruh IQ terhadap Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika,
yang menjadi VB adalah IQ dan yang menjadi VT adalah Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam
Perkuliahan Statistika.

Catatan: Pada penelitian korelasional tidak dikenal istilah variabel bebas dan terikat, karena;

a. Pada hubungan relasional tidak ada variabel yang mempengaruhi (VB) maupun dipengaruhi
(VT).

Contoh: Hubungan Kemampuan Berbahasa Arab dan Kemampuan Berbahasa Inggris Mahasiswa.

b. Pada hubungan resiprokal tiap variabel mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel yang lain,
sehingga penentuan VB dan VT menjadi rancu.

Contoh: Hubungan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa.

3. Kontrol dan Ekstrane

Ketika peneliti merasa tidak puas dengan hasil yang ditunjukkan oleh variabel bebas dan variabel terikat yang
dianalisis, maka perlu dilakukan analisis lanjutan dengan memperhitungkan variabel-variabel yang lain (variabelvariabel penjelas) yang dapat lebih menjelaskan realitas yang sesungguhnya. Analisis lanjutan ini disebut dengan
analisis penjelas (elaboration). Sedangkan variabel yang perlu diperhitungkan dalam analisis ini antara lain adalah
variabel kontrol dan variabel ekstrane.

Control Variable, adalah variabel yang dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Pengendalian ini
dilakukan dengan menggunakan nilai yang sama (dijadikan konstanta).

Contoh: Jika meneliti tentang Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika (VT) yang diduga
dipengaruhi oleh IQ-nya (VB), maka variabel lain yang juga diduga berpengaruh terhadap Nilai
dimaksud seperti Minat dikendalikan (VK), yaitu dengan menggunakan satu nilainya saja seperti
mahasiswa yang memiliki minat belajar Statistika yang Tinggi.

Control

variable ini

sering

eksperimental. Pada

bidang

ditemukan
sosial,

pada

penelitian

pengontrolan

variabel

di

bidang

lebih

sulit

eksakta,
dilakukan

terutama
terutama

pada

penelitian

pada

penelitian

observasional.

Catatan: Pengontrolan variabel yang berpengaruh terhadap VT selain dapat dilakukan dengan cara membuat variabel
menjadi konstanta (secara metodologis), juga dapat dilakukan dengan pengontrolan secara
statistis/matematis.Pengontrolan secara statistis dapat dilihat secara eksplisit pada analisis-analisis
parsial.

Extraneous Variable, adalah variabel yang diabaikan pengaruhnya terhadap variabel terikat, karena pengaruhnya
dianggap tidak signifikan.

Contoh: Jika meneliti tentang Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika (VT) yang diduga
dipengaruhi oleh IQ-nya (VB), maka variabel lain yang juga diduga berpengaruh terhadap nilai
dimaksud namun dianggap pengaruhnya kecil (negligible) sehingga tak berarti (nonsignificant) seperti
Penggunaan Ruangan ber-AC, diabaikan.

4. Antara dan Moderator

Variabel-variabel lain yang juga dapat memberikan kontribusi dalam analisis penjelas adalah sebagai berikut:

Intervening Variable, adalah variabel yang menjadi perantara efek dari VB ke VT. Dengan demikian VB secara
langsung memberikan efek terhadap VI, kemudian VI memberikan efek terhadap VT yang di dalamnya termasuk efek
(tak langsung) dari VB.

Jika digambarkan modelnya akan menjadi:

Contoh: Pada penelitian tentang Pengaruh IQ terhadap Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam Perkuliahan Statistika,
sebenarnya pengaruh dari IQ (VB) tidaklah langsung terhadap Nilai yang Dicapai Mahasiswa dalam
Perkuliahan Statistika (VT), tetapi melalui suatu variabel lain yaitu Proses Belajar Statistika (VI).

Moderator Variable, yaitu variabel yang memberikan dampak terhadap pengaruh VB kepada VT.

Jika digambarkan modelnya akan menjadi:

Contoh: Pada penelitian tentang Efek Motivasi terhadap Proses Belajar Mahasiswa di Kelas pada Mata Kuliah
Statistika, peneliti menduga bahwa motivasi yang diukur sebelum perkuliahan dilaksanakan
berdampak positif terhadap proses belajar yang diamati secara langsung. Namun hasil penelitian
ternyata tidak sesuai dengan dugaan tersebut. Bisa saja dampaknya tidak signifikan atau bahkan
dampaknya negatif.

Peneliti kemudian menduga bahwa hal ini terjadi karena pengaruh dari Cara Mengajar Dosen yang
membuat mahasiswa yang motivasinya tinggi tetapi proses belajarnya di kelas tidak baik atau
sebaliknya. Jika kemudian Cara Mengajar Dosen ikut dilibatkan dalam penelitian, maka ia
berkedudukan sebagai VM.

Dampak VM terhadap pengaruh VB kepada VT selain dijelaskan melalui prosesnya sebagaimana yang telah
dipaparkan di atas, juga dapat dijelaskan melalui pengaruhnya terhadap VB sekaligus terhadap VT, sehingga
modelnya digambarkan sebagai berikut:

Contoh: Dari contoh penelitian tentang Efek Motivasi terhadap Proses Belajar Mahasiswa di Kelas pada Mata Kuliah
Statistika, sebenarnya dapat dipandang bahwa Cara Mengajar Dosen memberikan dampak
terhadap Motivasi Belajar mahasiswa sekaligus terhadap Proses Belajar mereka.

Catatan: Jika melihat kedudukannya dalam model, maka VM sebenarnya adalah VB. Tetapi karena VM dimunculkan
untuk menjelaskan pengaruh VB terhadap VT, maka kedudukan VM dalam analisis dianggap sebagai
VB Kedua (Secondary Independent Variable).

Jika bukan dalam analisis penjelas maka model kedua yang menggambarkan kedudukan VM, dapat
membuat kedudukan VB berubah menjadi VI dengan model sebagai berikut:

(klik gambar untuk memperjelas tulisan)

5. Komponen, Pengganggu, dan Penekan

Beberapa variabel lain yang juga dapat memberikan kontribusi dalam analisis penjelas adalah sebagai berikut:

Component Variable, adalah bagian dari suatu variabel yang apabila diperlakukan sebagai variabel tersendiri akan
dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.

Contoh: Tes IQ (VB) diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dalam mata kuliah Statistika
(VT). Mungkin akan lebih baik jika setiap bagian dari Tes IQ dianalisis sebagai VB yang
terpisah yaitu: Tes Verbal (VB1), Tes Spasial (VB2), Tes Logikal (VB3), dan Tes Numerikal (VB4)
sehingga dapat diketahui komponen Tes IQ mana yang berpengaruh atau tak berpengaruh
signifikan serta yang mana yang pengaruhnya paling signifikan terhadap hasil belajar dalam mata
kuliah Statistika (VT). Mungkin juga akan lebih baik lagi jika hasil belajar Statistika dianalisis
komponennya secara terpisah (dianggap sebagai variabel-variaabel tersendiri) juga.

Distractor Variable, yaitu variabel yang dapat mengungkapkan bahwa kesimpulan yang benar dari suatu analisis
adalah kebalikan dari apa yang disimpulkan pada desain sebelumnya.

Contoh: Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggan suatu bank ternyata lebih banyak dari masyarakat
yang berdomisili jauh dibandingkan yang dekat dengan bank dimaksud.

Hasil penelitian ini tentu mengherankan. Namun jika dilakukan analisis dengan melibatkan
perbandingan jarak rumah populasi dengan lokasi bank saingan terdekatyang diklasifikasikan atas
lebih dekat atau lebih jauh, ternyata memberikan hasil bahwa sebaliknya yaitu seseorang
dalam memilih bank ternyata memilih yang jaraknya lebih dekat dengan rumahnya.

Dengan

demikian

Perbandingan

Jarak

dengan

Bank

Kompetitor lebih

layak

dijadikan

VB dibandingkan menggunakan Jarak Rumah Populasi dengan Bank Tertentu.

Supressor Variable, yaitu variabel yang menekan pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.

Contoh: Diduga bahwa Reaksi terhadap Perubahan Harga (VT) dari kelompok masyarakat berpenghasilan (VB)
rendah lebih signifikan dibanding kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi. Namun hasil pengujian
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan.

Ketika kemudian masyarakat yang diteliti dibedakan juga atas dasar tingkat pendidikan, terlihat
bahwa tingkat pendidikan rendah dan tinggi berbeda secara signifikan dalam hal reaksi terhadap
perubahan harga. Peneliti mungkin terjebak dalam pemikiran bahwa Tingkat Penghasilan sudah
bukan merupakan variabel yang signifikan lagi untuk melihat Reaksi Masyarakat terhadap Perubahan
Harga. Hasil analisis memperlihatkan variabel Tingkat Pendidikan-lah yang berpengaruh.

Namun jika variabel Tingkat Pendidikan dibuat konstan (dijadikan VK), maka akan dapat dilihat
bahwa tingkat penghasilan memberi pengaruh yang signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh
Tingkat Penghasilan telah ditekan oleh Tingkat Pendidikan.

6. Eksogen dan Endogen

Exogeneous Variable, adalah variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel yang lain, namun tidak
dipengaruhi oleh variabel lain dalam model.

Endogeneous Variable, adalah variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model.

Contoh Model:

Variabel Eksogen ----------------Variabel Endogen

(klik gambar untuk memperjelas tulisan)


Dari model di atas dapat dilihat bahwa:

a. Cara Mengajar Dosen adalah VB, Motivasi Belajar Mahasiswa adalah VI, dan Proses Belajar Mahasiswa adalah
VT.

b. Cara Mengajar Dosen karena tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain adalah Vex.

c. Motivasi Belajar Mahasiswa adalah VEn, karena dipengaruhi oleh variabel Cara Mengajar Dosen. Proses Belajar
Mahasiswa juga Ven karena dipengaruhi oleh Motivasi Belajar Mahasiswa.

7. Teramati dan Laten

Observed Variable, adalah variabel yang dapat diamati secara langsung.

Latent Variable, adalah variabel yang tidak dapat diamati secara langsung namun harus dikonstruk sedemikian
rupa dari berbagai indikator.

Catatan: Indikator

yang

digunakan

untuk

mengukur

VL

adalah

Variabel

Teramati

(VTm)

atau Observed Variable/Manifest Variable.

VTm sering muncul dalam penelitian-penelitian eksakta.

Dalam penelitian sosial humaniora (behavioristic), variabel yang digunakan seringkali berupa variabel yang tidak
dapat diamati secara langsung, namun harus dikonstruk sedemikian rupa.

Variabel Warna Kulit, adalah variabel yang dapat diamati secara langsung baik dengan teknik observasi, angket,
maupun yang lainnya.Tetapi variabel Motivasi tidaklah dapat diamati secara langsung, karena secara konseptual
motivasi adalah proses neuro-psikologis dalam diri seseorang. Oleh karena itu variabel seperti motivasi harus
diukur dengan cara:

a. Mengamati akibatnya reflective indicators

b. Mengamati faktor (penyebabnya) formative indicators

c. Mengamati bagian-bagiannya correlative indicators.

Contoh konstruk variabel laten dengan indikator reflektif:

(klik gambar untuk memperjelas tulisan)

Contoh konstruk variabel laten dengan indikator formatif:

(klik gambar untuk memperjelas tulisan)

Contoh konstruk variabel laten dengan indikator korelatif:

(klik gambar untuk memperjelas tulisan)

Model-model di atas menggunakan one level factor yang dianalisis denganfirst order factor analysis. Tetapi jika model
kedua dan ketiga digabungkan, maka akan didapatkan two level factor yang mencakup gabungan indikator-indikator
formatif dan korelatif. Untuk menganalisis model two level factordigunakan second order factor analysis.

Catatan: Analisis faktor dengan indikator korelatif dan resiprokal (hubungan simetrik) antara lain dapat menggunakan
program SPSS, Lisrel, EQS yang berbasisikan rumus korelasi. Dalam analisis multivariat, analisis faktor
seperti ini diklasifikasikan sebagai analisis multivariat yang bersifat interdependensi dan merupakan
teknik parametrik.

Analisis faktor dengan indikator formatif antara lain dapat menggunakan program-program berbasisikan
metode Partial Least Square seperti Smart PLS, Visual PLS, PLS-GUI, PLS Graph yang berbasiskan rumus
multipel regresi. DalamSecond-Order Multivariate Analysis, analisis seperti ini termasuk dalam kategori
dependensi dan masuk dalam kategori nonparametrik.

Analisis faktor dengan indikator reflektif seharusnya berbasiskan rumus multivariate regression, namun
penulis belum menemukan program yang khusus untuk ini. Karenanya dalam praktek, yang digunakan
adalah analisis berbasiskan korelasi.

diposkan oleh ali hasmy di 07.30

2 komentar:
ichwan mengatakan...

Kalau ingin melihat pengaruh suatu kondisi, misalkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari
beberapa faktor ekonomi makro, misalnya GDP, BI rate, tingkat inflasi, kurs rupiah, setahu saya
bila hanya melihat pengaruh dari masing-masing faktor bisa menggunakan korelasi (bila
dianggap tidak ada saling ketergantungan dari masing-masing faktor tersebut), akan tetapi bila
semua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, sebaiknya menggunakan teknik
apa ya? Mohon pencerahannya, terima kasih.

Ichwan Rosjidi
ichwanr@gmail.com

21 Mei 2008 08.42

nita mengatakan...

Mas Ichwan yth...


Sy melakukan penelitian, misalnya var bebasnya X1, X2, X3, X4. Kemudian ada var.moderator
X5 dan Y var.terikat. Bgm cara pengolahan datanya dengan SPSS12. Tolong ya Mas...Trims
sblmnya
From Nita di Meda

Variabel dan Data


29 KomentarPosted by smartstat pada Februari 25, 2010
Variabel berasal dari kata vary dan able yang berarti berubah dan dapat. Jadi, secara
harfiah variabel berartidapat berubah, sehingga setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu
berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung, dapat dinyatakan dengan
angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat atributnya yang dinyatakan dengan nilai mutu).
Variabel merupakan element penting dalam masalah penelitian. Dalam statistik, variabel
didefinisikan sebagai konsep, kualitas, karakteristik, atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek
(orang, benda, tempat, dll) yang nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan objek lainnya
dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Karakteristik adalah ciri tertentu pada obyek yang kita teliti, yang dapat
membedakan objek tersebut dari objek lainnya, sedangkan objek yang karakteristiknya sedang
kita amati dinamakan satuan pengamatan dan angka atau ketegori (nilai mutu) tertentu dari
suatu objek yang kita amati dinamakan variate(nilai). Kumpulan nilai yang diperoleh dari hasil
pengukuran atau penghitungan suatu variabel dinamakan dengandata.
Karakteristik yang dimiliki suatu pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau
memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya,
atau, untuk satuan pengamatan yang sama, karakteristiknya berubah menurut waktu atau tempat.
Apabila karakteristik setiap satuan pengamatan semuanya sama, tidak beragam, maka bukan lagi
merupakan variabel, melainkan konstanta.
Contoh:
Apabila Anda sedang mempelajari sekelompok anak-anak, anak-anak di sana baru sebuah konsep,
bukan variabel. Apabila Anda tertarik untuk mengukur tinggi badannya, berat, usia, menentukan
jenis kelamin, dan sebagainya, berarti Anda sudah berbicara tentang variabel, karena nilainya bisa
beragam dari anak ke anak. Untuk kepentingan penelitian, sebuah konsep bisa diubah menjadi
satu atau beberapa variabel.
Misalnya saja tentang konsep anak-anak tadi, di antara sekian karakteristik yang bisa diukur, Anda
lebih tertarik untuk menimbang beratnya, maka:

Konsep: adalah properti/karakteristik dari Anak-anak

Karakteristik: karakteristik yang sedang Anda amati adalah berat anak.

Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka berat merupakan variabel.

Satuan pengamatan: satuan


individu), dan

pengamatannya

adalah masing-masing

Anak (setiap

Nilai (variate/data): berat yang terukur dari setiap anak dinamakan variate (nilai).

Contoh kasus lain misalnya, jika Anda sedang mempelajari sekelompok tanaman tomat (konsep),
variabel-variabel berikut mungkin menjadi pertimbangan Anda: tinggi, lebar, jumlah daun, dan
jumlah buah, dan berat tomat. Contoh variabel lainnya adalah warna mata, IQ, tingkat
pendidikan, status sosial, metode mengajar, jenis pupuk, jenis varietas, jenis obat, semuanya
adalah variabel karena karakteristiknya berbeda-beda.
Karakteristik dari suatu variabel harus beragam atau berubah-ubah. Sebaliknya, jika karakteristik
semuanya sama, maka satuan pengamatan tersebut bukan lagi variabel,
melainkan konstanta. Konstanta adalah angka tertentu yang nilainya selalu tetap pada semua
kondisi, misalnya kecepatan cahaya, gaya gravitasi, dsb. Namun demikian, suatu variabel bisa saja
menjadi konstanta apabila nilainya di buat sama. Misalnya, jenis kelamin adalah variabel, namun
apabila satuan pengamatan yang kita amati hanya dibatasi pada jenis kelamin perempuan saja,
maka jenis kelamin berubah menjadi konstanta, karena nilainya sama pada semua kondisi.

Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi atau petunjuk kepada
kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam
definisi operasional sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel yang sama, karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui
bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep
yang sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur
pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
Konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang sudah kita anggap lebih
operasional (variabel dan konstruk), biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Karena
variabel dan konstruk tersebut memiliki alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan.
Contoh tentang variabel usia/umur. Cara pengukuran variabel tersebut bisa saja berbeda, pertama
mungkin Anda mengukur usianya langsung secara numerik, misalnya 4, 12.5, 18, 31 tahun dst,
atau bisa saja Anda mengukur berdasarkan kategori, misalnya Balita (0-5 th), Anak-anak (5 14),
Remaja (14 24), Dewasa (25 54), Tua (55-64), dan Lansia (>65) tahun.

Pembagian Variabel
Variabel bisa dibagi berdasarkan: Perananan, cara pengukuran, dan bisa tidaknya diukur secara
langsung.

Berdasarkan Fungsi/Peranannya dalam penelitian


Dalam penelitian kuantitatif, variabel yang telah didefinisikan secara operasional, biasanya dibagi
menjadi variabel bebas (independent: aktif atau atribut), variabel terikat (dependent),
dan variabel asing/ekstra/tambahan (extraneous) yang bukan merupakan subjek dari penelitian

yang sedang dipelajari dan berada di luar pengamatan/kajian utama penelitian. Pemahaman
tentang variabel extraneous ini sangat penting, karena variabel ini bisa saja bersaing dengan
variabel independent dan bisa mengacaukan/membingungkan dalam menjelaskan pola hubungan
antara variabel independent dan variabel dependent. Oleh karena itu, dalam menentukan
hubungan sebab akibat, kita seharusnya mengidentifikasi ada tidaknya variabel extraneous yang
terbukti dapat mempengaruhi variabel dependent. Apabila ada, maka variabel ekstraneous
tersebut disebut dengan variabel confounding.Variabel Confounding sebaiknya di kontrol atau
dimasukkan ke dalam model. Apabila tidak, kita tidak akan yakin bahwa perubahan variabel
dependent tersebut hanya disebabkan oleh variabel independent saja.
Untuk memahami variabel-variabel dalam penelitian, perhatikan contoh kasus berikut:
Apabila kita ingin melihat pengaruh pemberian dosis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan
tanaman, maka:

Variabel Dependent

=>

Pertumbuhan tanaman

Variabel Independent

=>

Dosis Pupuk

Variabel Extraneous

=>

Varietas/Kultivar
Jenis Pupuk
Tingkat Kesuburan Tanah
Jenis Tanah
Ukuran Petak/Pot
Penyinaran Matahari
Temperatur
Kelembaban
Kandungan Air Tanah
Serangan Hama/Penyakit
dsb..

Variabel Independent (IV).


Variable independent adalah variabel yang merupakan penyebab atau yang mempengaruhi
variabel dependent (DV) atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel dependent (DV).
Apabila variabel IV berubah, maka variabel DV juga akan berubah. Variable independent
merupakan variable yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Jika diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia, variabel independent disebut juga sebagai peubah bebas dan sering juga
disebut dengan variable bebas, stimulus, faktor, treatment, predictor, input, atau antecedent.
Sebagai Contoh:
Pengaruh metode mengajar terhadap Prestasi siswa. =>Variabel independent adalah Metode
Mengajar.
Pengaruh Pupuk Organik terhadap hasil tanaman tomat. =>Variabel independent adalah Pupuk
Organik.
Metode mengajar dan pupuk organik bisa dimanipulasi atau ditentukan oleh peneliti. Tidak semua
variabel independent bisa dimanipulasi, misalnya attribute yang sudah melekat pada suatu objek.
Contohnya: Jenis Kelamin, Usia, Kemiringan lereng, ketinggian tempat, dsb.

Variabel Dependent (DV).


Variable dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel
independent. Variabel dependent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak
bebas, variabel terikat, tergantung, respons, variabel output, criteria, atau konsekuen.

Variabel ini merupakan fokus utama dari penelitian. Variabel inilah yang nilainya diamati dan
diukur untuk menentukan pengaruh dari variabel independent. Nilainya bisa beragam dan
tergantung pada besarnya perubahan variabel independent. Artinya, setiap terjadi perubahan
(penambahan/pengurangan) sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan
menyebakan variabel dependen berubah (naik/turun) sekian satuan juga. Secara matematis,
hubungan tersebut mungkin bisa digambarkan dalam bentuk persamaan Y = a + bX. Misalnya, Y =
Hasil (ton) dan X = pupuk Urea (kg), maka setiap pupuk urea dinaikkan/atau diturunkan sebesar b
(kg), maka hasil naik/turun sebesar b (ton) dan apabila tidak di berikan pupuk (b=0), maka
hasilnya adalah sebesar a (ton). Pola hubungan antara kedua variabel tersebut bisanya di kaji
dalam penelitian asosiasi atau prediksi, biasanya diuji dengan menggunakan Analisis Regresi.
Berbeda dengan contoh pengaruh metode mengajar terhadap keberhasilan siswa, skala
pengukuran variabel independentnya bukan merupakan variabel interval atau rasio, sehingga
untuk melihat pengaruh dari variabel independet terhadap variabel dependent lebih tepat dengan
menggunakan Analisis Varians (ANOVA). Dengan Anova tersebut kita bisa menentukan ada
tidaknya perbedaan diantara metode mengajar, dan apabila ada, kita bisa menentukan metode
mengajar yang lebih baik atau terbaik.

Varibel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel khusus dari variabel independent. Dalam analisis
hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau
beberapa variabel independen, adakalanya hubungan di antara kedua variabel tersebut
dipengaruhi oleh variabel ketiga, yaitu faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
statistik yang kita gunakan. Variabel tersebut dinamakan dengan variabel moderator.Variabel
moderator ini adalah variabel lain yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antar
variabel independen (bebas) dan variabel dependen (tak bebas). Dalam Analisis Varians (Anova),
pengaruh dari variabel moderator ini bisa direfresentasikan sebagai pengaruh interaksi antara
variabel independent (faktor) utama dengan variabel moderator (Baron and Kenny, 1986: p. 1174).
Variabel ini bisa diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah
keberadaannya akan mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variabel terikat. Secara
skematis, hubungan di antara ketiga variabel tersebut bisa diilustrasikan seperti pada gambar
berikut:

Contoh kasus 1:
Perhatikan, sebuah penelitian untuk melihat perbedaan diantara dua metode mengajar statistika,
misal Metoda A dan Metode B. Jika siswa laki-laki lebih baik dengan Metode A, sedangkan siswa
perempuan lebih baik dengan Metode B, maka jenis kelamin merupakan variabel mederator.

Contoh Kasus 2:
Misalnya pengaruh pupuk anorganik terhadap hasil tanaman padi. Hasil analisis menunjukkan tidak
ada pengaruh penggunaan pupuk anorganik terhadap hasil padi, padahal secara teoritis harusnya
terjadi perbedaan. Mengapa demikian?? Setelah diselidiki, ternyata ada variabel lain (misalnya
varietas) yang tidak dimasukkan ke dalam model ataupun tidak dikontrol (diseragamkan), sehingga
ikut mempengaruhi keragaman hasil padi. Variabel tersebut adalah variabel moderator, yang
seharusnya dimasukkan juga ke dalam model. Hal ini misalnya ditunjukkan dengan adanya
perbedaan respon di antara varietas padi. Varietas unggulan lebih responsif terhadap pupuk
anorganik, sedangkan varietas lokal tidak terlalu responsif bahkan cenderung hasilnya cenderung
menurun.

Contoh kasus 3:
Pengaruh Pelatihan terhadap Prestasi kerja.
Misalnya pelatihan yang diikuti staf administrasi suatu perguruan tinggi dengan harapan bisa
meningkatkan ketrampilan dalam menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang
diikutsertakan memiliki jenjang pendidikan yang sama, D3. Setelah pelatihan selesai kemudian
dilakukan tes ketrampilan. Setelah diamati, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari D3
Manajemen, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal D3
Pertanian. Jelas disini bahwa adanya perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan
kemampuan dalam menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. Karyawan
D3 manajemen lebih antusias dalam mengikuti Pelatihan dibandingkan dengan D3 Pertanian
karena mereka relatif lebih mudah dalam memahami materi (sesuai dengan bidangnya). Pada
contoh kasus tersebut pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel
dependen, dan latar belakang pendidikan adalah variabel moderator.
Dari ketiga contoh kasus tersebut, bisa disimpulkan bahwa variabel moderator berpengaruh nyata
(memiliki kontribusi yang signifikan) terhadap kemampuan variabel independen dalam
mempengaruhi variabel dependen.

Variabel Intervening/mediator.
Variabel independent dan moderator merupakan variable-variabel kongkrit. Variable tersebut dapat
dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruhnya dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya dengan
variable intervening, variable tersebut bersifat hipotetikal artinya secara kongkrit pengaruhnya
tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independent
dan dependent yang sedang diteliti.
Penelitian yang melibatkan variabel intervening (mediator/mediating/mediasi/pengganggu) sangat
umum dalam bidang sosiologi dan psikologi, seperti ilmu-ilmu perilaku dan penelitian non
eksperimental lainnya. Untuk peneliti di bidang eksakta (terutama dalam penelitian
eksperimental), mungkin tidak terlalu banyak yang mengenal atau melibatkan variabel ini, karena
bersifat abstrak dan tidak bisa diukur (misterius, jangan dianggap serius.. :-)). Lihat saja
pernyataan Tuckman (1988) berikut ini:
an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but
cannot be seen, measure, or manipulate.
Banyak siswa, saya, bahkan sebagian peneliti yang masih kesulitan dalam membedakan antara
variabel moderator dengan variabel pengganggu yang satu ini, intervening (mediator)
maksudnya .

Variable intervening didefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis mempengaruhi


hubungan antara Variabel independent dengan Variabel dependent, tetapi tidak dapat
dilihat, diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruhpengaruh variabel independent dan atau variable moderat terhadap gejala yang sedang
diteliti (Tuckman, 1988).
Variabel ini merupakan variabel antara (penyela) yang terletak diantara Variabel independent dan
Variabel dependent. Variabel ini bisa digunakan dalam menjelaskan proses hubungan antara
variabel independent dengan variabel dependent, misalnya X T Y, dimana T adalah variabel
intervening yang digunakan untuk menjelaskan pola hubungan antara IV dan DV. Terminologi
terakhir, yaitu sebagai variabel antara, konsiten dengan metodologi dan definisi dalam Analisis
Struktural Equation Modelling (SEM). Misalnya, X adalah usia dan Y adalah kemampuan membaca,
hubungan sebab akibat antara X dan Y bisa dijelaskan oleh variabel Intervening T, misalnya
Pendidikan. Dengan demikian, Usia (X) tidak secara langsung mempengaruhi kemampuan
membaca (Y), tapi terlebih dahulu melalui variabel intervening, pendidikan (T), atau dengan kata
lain, X mempengaruhi T dan selanjutnya T mempengaruhi Y.

Contoh:
Tingkat pendidikan jenis pekerjaan tingkat penghasilan
Metode mengajar motivasi belajar Prestasi siswa
Teknologi baru budaya Respon masyarakat
Usia Pengalaman mengendarai kelihaian mengendarai sepeda motor (Valentinno Rossi,
misalnya, :-))
Contoh di bidang pertanian:

Pengaruh pemberian pupuk anorganik terhadap hasil padi. Misalnya saja, varietas sudah
dimasukkan ke dalam model atau varietasnya dibuat sama (varietas unggulan), tetapi hasinya
tetap saja tidak signifikan. Mengapa?? Setelah diteliti secara seksama, ternyata tanaman padi yang
di beri pupuk tersebut misalnya menjadi rentan terhadap serangan penyakit/hama sehingga
sebagian besar lahan terkena serangan hama/penyakit, akibatnya hasil padi tidak meningkat.
Variabel Intervening adalah Serangan Penyakit/Hama.

Hubungan ke-4 Variabel:

Tambahan:
Terdapat beberapa literatur yang mengatakan ada variabel lain selain variabel yang sudah
disebutkan di atas, yaituVariabel Kontrol. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent tidak
dikacaukan oleh pengaruh faktor lain yang tidak kita diamati. Dengan kata lain, variabel lain yang
dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent,
berusaha dihilangkan atau di netralkan atau di kontrol atau diseragamkan! Dengan demikian,
diharapkan variabel yang memberi keragaman terhadap variabel dependent hanyalah variabel
independent yang ingin dipelajari pengaruhnya, yang dikenal dengan perlakuan atau treatment!
Paradok:
Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat konstan sehingga tidak bervariasi atau
seragam.. vs suatu objek bisa dikatakan variabel apabila nilainya beragam, apabila tidak,
tidak lagi dinamakan variabel tapi konstanta
Berarti??!! Bingung kan?? variabel kontrol apa konstanta??
Menurut saya, mungkin lebih tepat apabila variabel kontrol ini menggunakan istilah variabel
yang di kontrol (Controlled Variable).

Berdasarkan cara pengukuran

Kuantitatif (diskrit/kontinyu)
o

Rasio

Interval

Kualitatif
o

Ordinal ada tingkatan

Nominal tidak ada tingkatan

Berdasarkan bisa/tidaknya diukur secara langsung

Variabel teramati (observed variable)


o

Dapat langsung diamati/diukur

Contoh: umur, jenis kelamin, berat badan

Variabel laten (latent variable)


o

Tidak dapat langsung diamati/diukur

Contoh: kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, kesehatan

Umumnya diukur dengan menggunakan indikator yang berupa variabel teramati,


biasanya lebih dari dua variabel indikator.

Reff/Link:
Statistical Mediation
Mediation
Moderator
GORDON MARSHALL. intervening variable. A Dictionary of Sociology. 1998. Encyclopedia.com. 23
Feb. 2010 <http://www.encyclopedia.com&gt;.
Tuckman, B. W. (1988). Conducting educational research . (3rd ed.) New York: Harcourt Brace
Jovanovich.
About these ads

Share this:

53Bagikan

pada Facebook(Membuka di jendela yang baru)


untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
Klik untuk mengirim email pada teman(Membuka di jendela yang baru)
4Klik

Terkait

Skala Pengukuran Variabeldalam "Konsep Dasar"


Korelasi Pearsondalam "Korelasi dan Regresi"
Statistika Deskriptifdalam "Konsep Dasar"
Konsep
Dasar, Statistika confounding, dependent, independent, intervening, mediator, moderator,variabel
Amazing, Secret, Hidden, and Mysterious Places in Google EarthAsumsi-Asumsi ANOVA
Satu Faktor

29 responses to Variabel dan Data

1.

ridwan arifin April 30, 2010 pukul 7:16 pm

thnx yaa infonya.^_^

Balas

smartstat April 30, 2010 pukul 11:58 pm

Sip.., sama-sama Ridwan.., di tunggu kunjungan berikutnya

Balas

2.

edo prasetyo Juli 4, 2010 pukul 5:08 pm

saya mau nanya mas..


ini saya lagi skripsian dan gak terlalu ngerti ma statistik..
saya dikasi 3 hipotesis.. yang pertama kedua saya ngerti tapi yang ketiga pusing..
hipotesisnya seperti ini:

pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar


variabel dependen kinerja keuangan dan nilai pasar sedangkan variabel independennya
intellectual capital.. bagaimana kita membuat persamaan regresi dan mengolahnya..
mohon bantuannya.

Balas

3.

astri Juli 22, 2010 pukul 10:17 pm

hallo ,mas.saya astri.


saya mau nanya soal variabel moderating
saya skarang lg nyusun skripsi judulnya pengaruh kecerdasan emosional dan kepercayaan diri
pada tingkat pemahaman akuntansi,penelitian terdahulunya pengaruh kecerdasan emosional
terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderating..
kira2 alasannya kepercayaan diri vriabel moderating aku ubah jd variabel bebas ya?? tolong di
bantu ya.

Balas

4.

iqbal Oktober 29, 2010 pukul 7:57 am

terima kasih atas infonya,,,


apa boleh mengajukan pertanyaan???

Balas

5.

smartstat Oktober 29, 2010 pukul 10:43 am

@edo Preasetyo:
Sebelumnya maaf bru di balas. Untuk menentukan tools analysis yang tepat, sebelumnya kita
harus tahu dulu skala pengukuran variabelnya, nominal, ordinal, interval atau rasio?
Bagaimana skala pengukuran untuk variabel Intellectual capital?
Bagaimana skala pengukuran untuk variabel kinerja keuangan dan nilai pasar?
Persamaan Regresi hanya bisa dilakukan apabila Skala pengukuran untuk Variabel dependent-nya
(Var Y) interval atau rasio. Apabila skala variabel Dependent-nya kategori (nominal/ordinal) lebih
tepat menggunakan Analysis Diskriminan atau Logistic regression dan probit regression.
@Astri:
kira2 alasannya kepercayaan diri vriabel moderating aku ubah jd variabel bebas ya?? tolong di
bantu ya => saya masih kurang mengerti, apakah itu pertanyaan kira2 alasannya kenapa
kepercayaan diri di ubah jd var bebas ataukah pernyataan bhw kepeercayaan diri sbg var bebas?
Dalam Analisis, sebenarnya baik variabel independent utama ataupun variabel moderating
diperlakukan sama sebagai variabel bebas (Var X). Dengan demikian, baik kecerdasan emosial
ataupun kepercayaan diri sama-sama statusnya sebagai variabel bebas.

Hemmm, btw apakah kepercayaan diri tidak dianggap sebagai variabel antara
(Mediator/Intervening)??
@Iqbal:
Boleh saja Mas.. Kalau mampu mungkin saya bisa bantu, kalau tidak.., ya kita tunggu tanggapan
dari pakar statistik, siapa tau ada yang nyasar kesini :-)

Balas

6.

Erika Setyadi Desember 9, 2010 pukul 1:56 am

ada daftar pustakanya ga??


atau refferensnya dari mana??

Balas

smartstat Desember 10, 2010 pukul 1:42 pm

Referensinya ada di bagian akhir postingan/materi..

Balas

7.

suwadi ap Januari 8, 2011 pukul 9:46 am

mohon bantuan:
skrg saya lg menyusun tesis, dan dosen menanyakan
1. apa saja perbedaan antara antara variable moderating dan intervening?
2. kondisi apa saja/syarat2 moderating?
3. bagaimana cara mengujinya (moderating)?
bila tidak keberatan, mhn jawbn via email sapahlevi@yahoo.com
atas bantuannya saya sampaikan matur suwun sanget
suwadi

Balas

Smartstat Januari 11, 2011 pukul 12:02 am

maaf baru di balas, lg sibuk ngompilasi nilai :-)


Ya itulah, saya juga bingung tuk membedakannya, he2..
Definisi mungkin sudah jelas, bisa di baca ulang postingan di atas.
Moderator: Identik dengan variabel independen (bebas) hanya saja biasanya bukan merupakan
fokus kajian kita, tp secara langsung ikut juga dalam mempengaruhi keragaman hasil (respons)
yang kita amati.
Mediator: Dalam bidang non eksakta, jelas tidak bisa di ukur secara langsung. Pengaruhnya
hanya bisa disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel independent dan atau variable moderat
terhadap gejala yang sedang diteliti (Tuckman, 1988). Dalam bidang eksakta (kadang bidang
sosial juga), biasanya menjadi varibel antara (dalam SEM/Path Analysis) atau terkadang dikenal
juga dengan variabel endogen (dia bisa dipengaruhi dan mempengaruhi),
eg: Tingkat pendidikan jenis pekerjaan tingkat penghasilan. Jenis
pekerjaan dipengaruhitingkat pendidikan dan selanjutnya jenis pekerjaan
akan mempengaruhi/menentukan tingkat penghasilan.
Cara menguji variabel Moderator? Dalam analisis diperlakukan sama sebagai variabel
independen (bebas).
Contoh dalam bidang eksakta:
Pengujian Pupuk terhadap hasil.
Pada pengujian tersebut, tingkat kesuburan tanah sebenarnya akan mempengaruhi keragaman
hasil juga bukan? Padahal yang menjadi fokus kajian kita adalah jenis pupuk!
Pupuk sbg variabel independen, keragaman tanah (biasanya dikelompokkan sesuai dengan
tingkat kesuburan, sehingga pada kelompok/grup yang sama kesuburannya sama) di kenal
dengan kelompok yang sebenarnya merupakan variabel moderator dan hasil adalah
variabel independen (respons). Rancangan percobaannya biasanya di kenal dengan Rancangan
Acak Kelompok faktor tunggal! (padahal ada dua variabel yang mempengaruhinya bukan?
Pupuk dan Keragaman Kesuburan Tanah/Kelompok).
Perhatikan format tabel sidik ragam (ANOVA) nya

Suber Ragam

Kelompok
Pupuk
Galat

Total
Seolah-olah ada dua faktor kan? Kelompok dan Pupuk (bukan faktor tunggal, pupuk saja!!)
Hemm., mudah2an penjelasan tidak semakin memusingkan Mas Suwadi :-)

Balas

suwadi Januari 11, 2011 pukul 5:26 pm

terima kasih, sudah sedikit ada pencerahan

8.

Mamen Ziggy Maret 6, 2011 pukul 10:58 am

saya ingin menanyakan kepada anda, misalnya dengan judul Analisis Perbandingan Antara Social
Community dan Words of Mouth sebagai referensi pembelian sepeda motor merek Honda atau
Yamaha di Jakarta dengan media intervening Motivasi membeli sepeda motor itu bisa tidak?dan
mengolah variabel intervening dengan uji apa?thanks

Balas

9.

Sihon yuntina samosir April 9, 2011 pukul 4:43 pm

Ass,,Tlg bnt sya,Ne ada tgs..:Cari sebuah masalah dan tentukan variabelny.??Tlg sya y,,Tq

Balas

smartstat April 23, 2011 pukul 11:42 am

Wass, mksdnya bagaimana? Tentukan jenis skala pengukuran variabelnya?

Balas

10.

trie September 18, 2011 pukul 11:24 am

mas saya mo nanya kalo pertumbuhan anak ayam itu variabel monupulasi, variabel respon dan
kontrolnya apa yaaa????

Balas

11.

khoyyir September 30, 2011 pukul 3:16 am

Ijin copas gan

Balas

12.

harry November 9, 2011 pukul 2:04 pm

mas, kalo saya punya penelitian dengan 4 perlakuan, termasuk kontrol dan masing2 perlakuan
dibuat 6 ulangan. kemudian pengamatan/pengambilan data saya lakukan sebanyak 10 kali
( setiap hari sekali), sebaiknya menggunakan rancangan acak lengkap atau rancangan acak
kelompok lengkap, kemudian bagaimana cara analisis data statistiknya? maturnuwun

Balas

13.

galuh November 27, 2011 pukul 2:10 pm

hallo.. q galuh mahasiswi d3 akuntansi unsri, dapet tugas cari kasus tentang variabel penelitian.
awalnya bingung tapi nemuin web ini jadi tau deh.. hehe
thaks yaaaa
GBU :)

Balas

smartstat Desember 3, 2011 pukul 1:14 pm

thanks Galuh..
Tambahan Materi lainnya bisa dipelajari di site: http://www.smartstat.info

Balas

14.

soedwiw Maret 30, 2012 pukul 3:08 am

Tulisan yang sangat berguna

Balas

15.

aris Juli 23, 2012 pukul 6:28 am

mas, bedanya variabel dependen-independen dengan variabel endogen-eksogen apa ya..?

Balas

16.

Markus Luahambowo Januari 16, 2013 pukul 2:44 am

Thank you sob,,,,,,,,nice posting.


good job Bro.

Balas

17.

desima Maret 8, 2013 pukul 6:29 am

Selamat pagi mas, mau tanya boleh kan?? Variabel yg digunakan utk pendidikan dasar apa aja ya
mas sblmnya tks bnyak ya :)

Balas

J April 3, 2013 pukul 8:26 pm

gini mas mau nanya kan penelitian saya tentang hubungan faktor internal petani ( umur , skala
interval ) dengan keputusan petani untuk konversi lahan sedangkan variabel faktor eksternalnya
berskala ordinal, jadi sAYA bingung analisis datanya menggunakan rumus (non parametrik) apa??
terima kasih sebelumnya

Balas

18.

alpin Oktober 10, 2013 pukul 9:43 pm

mas mau nanya ni.


kan judul saya pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi brand
equity.
kira klu searching di google musti pake apa?
yang terhadap loyalitasnya ato yang dimediasi nya aja???
saya bingung ni mas
terima kasih sebelumnya mas

Balas

19.

rido engla saputra Januari 13, 2014 pukul 12:36 pm

maaf mas mau nanya, kalau variabel yang di gunakan untuk model log linier kan variabelnya
tidak di bedakan variabel bebas dengan fariabel terikat,, atau di buku saya baca, semuanya
variabel respon,.
variabel respon yang di maksud itu tergolong ke bagian variabel yg mna mas? trimaksih tas
bantuannya..

Balas

20.

sinta Juni 4, 2014 pukul 2:58 pm

hai mau tanya nhe mas,,,,,soalnya lgi nyusun tpi bigung mau olah data nya soalnya ad perbedaan
satuan dri variavel independennya. gmna ya mas biar gampang n gak terlallu ribet soalny sya
bgungkn di variabel independen sya ad 3 perpedanaa satuannya yang pertama untuk ngukur
jenis usaha, ukuran perusaan dan rasio profitabilitas nya,,,,,supaya bisa data dimasukan crannya
gmna ya. mksh mas bantuannya

Balas

21.

winda Januari 13, 2015 pukul 11:12 am

Mas mau nanya variabel yang di gunakan kalau judulnya analisis perbandingan anatara nasabah
the loyalist dan nasabah the defector pada pt bank rakyat indonesia itu apa? Mksih sblumx

Balas

22.

Ratih Wulandari Februari 24, 2015 pukul 2:47 pm

Maaf Mas saya mau bertanya, Jadi variabel kontrol itu dibuat konstan atau tidak nilainya? mohon
balasannya mas

Teori Random Walk di Pasar Saham

Balas
Kamis, 26 Juni 2008 | 10:13 WIB

Tweet
0 Komentar
Komentar

Investor memiliki banyak pilihan strategi di pasar saham. Salah satunya, investor
bisa membeli saham dan mengempitnya dalam jangka panjang. Adalah teori
random walk yang mengajarkan strategi ini. Menurut teori ini, investor akan lebih
untung jika ia berinvestasi di saham tertentu untuk jangka panjang. Dengan
begitu, investor terhindar dari risiko fluktuasi harga jangka pendek yang tak
terduga.
TEORI random walk atau disebut juga random walk hypothesis muncul tahun
1973. Saat itu, Burton G.Malkiel, dosen ekonomi Universitas Princeton, menulis
buku bertajuk A Random Walk Down Wall Street. Random walk adalah teori pasar
saham yang mengatakan bahwa harga saham di masa lampau serta arah harga
saham atau pasar secara keseluruhan tidak bisa dipakai sebagai alat untuk
meramal pergerakan harga saham di masa mendatang. Sebab, harga saham
bergerak secara acak (random) dan tak bisa diprediksi. Peluangnya untuk naik
sama dengan peluangnya untuk turun. Tapi, jangka panjang, harga saham akan
cenderung meningkat.
Pengikut teori ini percaya bahwa investor tak mungkin menebak arah harga
dengan tepat. Karenanya, analisis fundamental maupun teknikal sebenarnya tak
ada gunanya. Karenanya, Malkiel bilang bahwa membeli saham dan
menyimpannya dalam jangka panjang adalah strategi paling tepat untuk investor
individu. Jangan mencoba mengalahkan pasar. Ia kemudian menunjukkan bahwa
sebagian besar reksadana di Amerika gagal mengalahkan acuan indeks S&P.
Kini, masih banyak investor yang mengikuti strategi Malkiel. Tapi, investor lain
bilang bahwa kondisi pasar saham saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan
saat Malkiel menulis buku sekitar 30 tahun lalu. Saat ini, investor memiliki banyak
akses terhadap berita pasar dan harga saham. Karenanya, investor memiliki
semakin banyak alat untuk melakukan prediksi. Terserah, Anda percaya dengan
pendapat yang mana. Tapi, jika Anda pengikut Malkiel, barangkali, saat ini adalah
saat tepat untuk beli saham. Mumpung harganya murah.

Вам также может понравиться