Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
REPUBLIK INDONESIA
Mengingat
MEMUTUSKAN
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
TENTANG PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Pemerintah
-3-
8.
9.
BAB II
KRITERIA PENINJAUAN KEMBALI RTRW
Pasal 4
Peninjauan kembali RTRW terdiri atas:
a. peninjauan kembali RTRW yang dilakukan 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun; dan
b. peninjauan kembali RTRW yang dilakukan lebih dari 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 5
Peninjauan kembali RTRW yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a
dilakukan setelah RTRW berlaku 5 (lima) tahun sejak
diundangkan.
Pasal 6
-4-
Pasal 6
(1) Peninjauan kembali RTRW yang dilakukan lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf b dilakukan sebelum RTRW berlaku 5
(lima) tahun sejak diundangkan.
(2) Peninjauan kembali RTRW sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan jika terjadi perubahan lingkungan
strategis berupa:
a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan;
b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan; atau
c. perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Dalam hal peninjauan kembali RTRW ditindaklanjuti dengan
revisi, peninjauan kembali RTRW selanjutnya dilakukan setelah
RTRW hasil revisi berlaku 5 (lima) tahun sejak diundangkan.
BAB III
TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RTRW
Bagian Kesatu
Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakukan 1 (Satu) Kali dalam 5
(Lima) Tahun
Pasal 8
Peninjauan kembali RTRW yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun dilakukan melalui:
a. penetapan pelaksanaan peninjauan kembali RTRW;
b. pelaksanaan peninjauan kembali RTRW; dan
c.
Paragraf 1
-5-
Paragraf 1
Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW
Pasal 9
Peninjauan RTRW ditetapkan dengan:
a. keputusan Menteri untuk peninjauan kembali terhadap
RTRWN;
b. keputusan gubernur untuk peninjauan kembali RTRWP;
dan
c.
-6-
a. pemerintah;
b. perguruan tinggi; dan
c.
lembaga penelitian.
Pasal 15
pejabat
dari
instansi
di
lingkungan
pemerintah
kabupaten/kota yang menjadi anggota badan koordinasi
penataan ruang daerah kabupaten/kota dan pejabat dari
instansi di lingkungan pemerintah kabupaten/kota terkait
lainnya dalam hal diperlukan, untuk tim peninjauan
kembali RTRWK/K.
Pasal 16
-7-
penilaian.
Pasal 23
-8-
a. RTRW; dan
b. peraturan perundang-undangan dan kebijakan lainnya yang
terkait dengan pelaksanaan RTRW.
Pasal 24
(1) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b
dilakukan terhadap hasil pengkajian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 dan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
untuk melihat:
a. kualitas RTRW;
b. kesahihan RTRW; dan
c.
Pasal 27
-9-
Pasal 27
(1) Tingkat kualitas RTRW sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 ayat (2) huruf a dinyatakan baik jika tingkat kualitas
RTRW dinilai lebih dari 50% (lima puluh persen).
(2) Tingkat kesahihan RTRW sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (2) huruf b dinyatakan tinggi jika tingkat
kesahihah RTRW dinilai lebih dari 50% (lima puluh persen).
(3) Tingkat permasalahan pemanfaatan ruang berupa
simpangan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (2) huruf c dinyatakan kecil jika tingkat
permasalahan pemanfaatan ruang berupa simpangan
pemanfaatan ruang dinilai kurang dari 50% (lima puluh
persen).
Pasal 28
Ketentuan mengenai persentase penilaian terhadap tingkat
kualitas RTRW, tingkat kesahihan RTRW, dan tingkat
permasalahan
pemanfaatan
ruang
berupa
simpangan
pemanfaatan ruang secara lebih terperinci tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Paragraf 3
Perumusan Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Pelaksanaan Peninjauan
Kembali RTRW
Pasal 29
Pelaksanaan peninjauan kembali
rekomendasi tindak lanjut berupa:
RTRW
menghasilkan
- 10 -
kebijakan
yang
mempengaruhi
Bagian
- 11 -
Bagian Ketiga
Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakukan Lebih dari 1 (Satu) Kali
dalam 5 (Lima) Tahun
Pasal 35
Ketentuan mengenai tata cara peninjauan kembali RTRW yang
dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 32 berlaku
mutatis mutandis untuk peninjauan kembali RTRW yang
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, dengan
ketentuan:
a. selain perincian dalam Pasal 23 ditambahkan data dan
informasi terkait dengan bencana alam skala besar,
perubahan batas territorial negara, dan/atau perubahan
batas wilayah daerah; dan
b. selain rincian dalam Pasal 25 ayat (2) ditambahkan kesesuaian
antara muatan RTRW dan kebutuhan pembangunan pasca
bencana alam skala besar, perubahan batas territorial negara,
dan/atau perubahan batas wilayah daerah.
Pasal 36
(1) Peninjauan kembali RTRW yang dilakukan lebih dari 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun dapat diusulkan oleh masyarakat.
(2) Untuk peninjauan kembali RTRWN, usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri.
(3) Untuk peninjauan kembali RTRWP, usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada gubernur yang
berwenang menetapkan peninjauan kembali RTRWP yang
diusulkan untuk ditinjau kembali.
(4) Untuk peninjauan kembali RTRWK/K, usulan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
disampaikan
kepada
bupati/walikota yang berwenang menetapkan peninjauan
kembali RTRWk/K yang diusulkan untuk ditinjau kembali.
Pasal 37
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya melakukan kajian terhadap usulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36.
(2) Kajian sebagaimana dimaksud oleh dilakukan oleh tim yang
dibentuk oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.
(3) Hasil kajian sebagaimana
menghasilkan:
dimaksud
pada
ayat
(1)
a.
b.
- 12 -
Pasal 38
Dalam hal kajian menghasilkan rekomendasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf a, Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
peninjauan kembali RTRW sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 39
Dalam hal kajian menghasilkan rekomendasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b, Menteri, gubernur,
atau
bupati/walikota
sesuai
dengan
kewenangannya
menyampaikan rekomendasi dimaksud kepada masyarakat
yang menyampaikan usulan peninjauan kembali RTRW.
BAB IV
REVISI RTRW
Pasal 40
(1)
(2)
(3)
- 13 -
Pasal 43
Dalam hal revisi RTRW dilakukan melalui pencabutan peraturan
perundang-undangan, jangka waktu RTRW berlaku 20 (dua
puluh) tahun sejak RTRW baru hasil revisi diundangkan.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
PENJELASAN
- 14 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
I.
UMUM
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang tentang Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang merupakan peraturan pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang sebagaimana penyusunannya diamanatkan dalam Pasal
92 Peraturan Pemerintah dimaksud yang menyatakan bahwa tata cara
peninjauan kembali rencana tata ruang diatur dengan peraturan menteri
Namun, ruang lingkup Peraturan Menteri ini diperluas tidak hanya
mengatur mengenai tata cara, tetapi juga kriteria peninjauan kembali dan
revisi RTR. RTR dimaksud yaitu RTRW yang meliputi RTRWN, RTRWP, dan
RTRWK/K. Adapun untuk pengaturan mengenai kriteria peninjauan
kembali, tata cara peninjauan kembali, dan revisi rencana rinci tata ruang
akan diatur dalam peraturan menteri tersendiri.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang tentang Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang disusun dengan dasar pada pemikiran bahwa
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang belum mengatur secara lebih rinci mengenai peninjauan
kembali RTRW sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan peraturan
pelaksanaan yang lebih terperinci agar peninjauan kembali RTRW dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Secara umum Peraturan Menteri ini memuat materi-materi pokok
yang disusun secara sistematis sebagai berikut: kriteria peninjauan
kembali, tata cara peninjauan kembali, dan revisi RTRW. Selain materi
muatan tersebut, juga dalam Lampiran dimuat matriks mengenai
persentase bobot untuk setiap perubahan materi muatan RTRW. Matriks
dimaksudkan untuk memperjelas dan memberikan pedoman dalam
perhitungan persentase perubahan RTRW untuk menentukan bentuk revisi
yang akan ditempuh.
II.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
- 15 -
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan peninjauan kembali RTR yang
berkualitas adalah peninjauan kembali yang dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang benar dan menghasilkan rekomendasi yang
dapat dipertanggungjawabkan secara teknis substantif.
Pasal 3
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan kriteria peninjauan kembali RTR
adalah syarat-syarat yang menjadi dasar dilakukannya
peninjauan kembali RTR.
Huruf b
Cukup Jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan revisi RTR adalah proses
memperbaiki RTR melalui perubahan materi muatan RTR
sebagai tindak lanjut peninjauan kembali yang menghasilkan
perlunya dilakukan revisi RTR.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 4
Huruf a
Yang dimaksud 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun adalah setelah
RTRW berlaku 5 (lima) tahun.
Huruf b
Yang dimaksud lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun
adalah sebelum RTRW berlaku 5 (lima) tahun.
Pasal 5
5 (lima) tahun berlakunya RTRW dihitung sejak peraturan perundangundangan tentang RTRW, seperti peraturan daerah kabupaten tentang
RTRWK/K, diundangkan dalam lembar daerah. Misalnya, jika RTRWK/K
diundangkan Tahun 2014, RTRWK/K tersebut ditinjau kembali pada
Tahun 2019.
Pasal 6
- 16 -
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan dilakukannya sebelum RTRW berlaku 5
(lima) tahun misalnya RTRWK/K yang diundangkan Tahun 2014
ditinjau kembali pada Tahun 2017.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan bencana alam skala besar adalah
bencana, baik bencana nasional maupun bencana daerah,
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan yang ditetapkan berdasarkan besaran jumlah
korban jiwa, kerugian harta benda, kerusakan sarana dan
prasarana, cakupan luas wilayah yang terkena bencana, dan
dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan perubahan batas teritorial Negara
adalah perubahan batas Negara yang meliputi perubahan
matra darat, matra laut, dan matra udara.
Huruf c
Yang dimaksud dengan perubahan batas wilayah daerah
adalah perubahan batas daerah yang berupa pemekaran
wilayah atau penggabungan wilayah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Misal RTRWK/K berlaku Tahun 2014 s.d. 2034, kemudian oleh karena
terdapat perubahan batas wilayah daerah pada Tahun 2017 ditinjau
kembali dan direvisi. Tahun 2018 peraturan daerah tentang RTRWK/K
baru ditetapkan dan diundangkan. Oleh karena peraturan daerah
tentang RTRWK/K tersebut diundangkan pada Tahun 2018, dalam hal
sebelum Tahun 2023 tidak terdapat bencana alam skala besar,
perubahan atas teritorial negara, dan/atau perubahan batas wilayah
daerah, RTRWK/K tersebut hanya dapat ditinjau kembali pada Tahun
2023.
Pasal 8
Dalam peninjauan kembali RTRW, penetapan pelaksanaan peninjauan
kembali RTRW, pelaksanaan peninjauan kembali RTRW, dan perumusan
rekomendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali RTRW
merupakan serangkaian proses yang dilakukan secara berurutan
dimulai dengan penetapan peninjauan kembali RTRW.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
- 17 -
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan dilakukan bersama dengan penetapan
pelaksanaan peninjauan kembali RTRW adalah bahwa dalam
keputusan Menteri, keputusan gubernur, atau keputusan
bupati/wailkota tentang penetapan pelaksanaan peninjauan
kembali RTRW dapat sekaligus menetapkan pembentukan tim
peninjauan kembali RTRW.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan perguruan tinggi lokal adalah perguruan
tinggi yang berdomilisi di daerah provinsi yang melakukan
peninjauan kembali RTRWP.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan provinsi sekitarnya adalah provinsi yang
berada di sekitar provinsi yang melakukan peninjauan kembali
RTRWP, terutama provinsi yang berbatasan.
Pasal 18
- 18 -
Pasal 18
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan perguruan tinggi lokal adalah perguruan
tinggi yang berdomilisi di daerah kabupaten/kota yang melakukan
peninjauan kembali RTRWK/K.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan kabupaten/kota sekitarnya adalah
kabupaten/kota yang berada di sekitar kabupaten/kota yang
melakukan
peninjauan
kembali
RTRWK/K,
terutama
kabupaten/kota yang berbatasan.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan lembaga penelitian lokal adalah lembaga
penelitian yang berdomilisi di daerah provinsi yang melakukan
peninjauan kembali RTRWP.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan provinsi sekitarnya adalah provinsi yang
berada di sekitar provinsi yang melakukan peninjauan kembali
RTRWP, terutama provinsi yang berbatasan.
Pasal 21
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan lembaga penelitian lokal adalah lembaga
penelitian yang berdomilisi di daerah kabupaten/kota yang
melakukan peninjauan kembali RTRWK/K.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan kabupaten/kota sekitarnya adalah
kabupaten/kota yang berada di sekitar kabupaten/kota yang
melakukan
peninjauan
kembali
RTRWK/K,
terutama
kabupaten/kota yang berbatasan.
Pasal 22
Dalam peninjauan kembali RTRW, pengkajian, evaluasi, dan penilaian
dilakukan secara bertahap diawali dengan pengkajian selanjutnya
evaluasi dan diakhiri dengan penilaian.
Pasal 23
- 19 -
Pasal 23
Huruf a
RTRW dimaksud mencakup keseluruhan materi muatan RTRW,
terutama peta rencana struktur ruang dan peta rencana pola
ruang.
Huruf b
Peraturan perundang-undangan dan kebijakan lainnya dimaksud
mencakup seluruh peraturan perundang-undangan dan kebijakan
baik pada tingkat nasional maupun tingkat daerah.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan karakteristik daerah adalah kearifan
lokal dan karakteristik fisik, misalnya bentang alam, daerah
rawan bencana, dll.
Huruf d
Yang dimaksud dengan dinamika pembangunan adalah
tuntutan perubahan yang berkaitan dengan nilai-nilai kearifan
lokal dan kebutuhan pembangunan, antara lain terkait dengan
perkembangan
paradigma
pemikiran,
kebijakan,
perkembangan teknologi, penemuan sumber daya alam, upaya
mitigasi bencana, dan perubahan perilaku sosial dan ekonomi
yang mempengaruhi pencapaian tujuan penataan ruang
wilayah.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
- 20 -
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan prosedur penyusunan RTRW adalah
prosedur penyusunan RTRW berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait dengan perencanaan tata ruang,
terutama Bab IV tentang Pelaksanaan Perencanaan Tata Ruang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Ayat (1)
Yang dimakud dengan masyarakat adalah orang perseorangan,
kelompok orang, termasuk hukum adat, korporasi, dan/atau
pemangku
- 21 -
pemangku
kepentingan
nonpemerintah
penyelenggaraan penataan ruang.
lain
dalam
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ketentuan Pasal 90 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang mengatur bahwa revisi
terhadap RTR yang materi perubahannya tidak lebih dari 20% (dua
puluh persen), penetapannya dapat dilakukan melalui perubahan
peraturan perundang-undangan. Namun, Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan mengatur bahwa jika suatu perubahan peraturan
perundang-undangan
mengakibatkan
materi
peraturan
perundang-undangan berubah lebih dari 50% (lima puluh persen),
peraturan perundang-undangan yang diubah tersebut lebih baik
dicabut dan disusun kembali dalam peraturan perundangundangan yang baru. Dengan mempertimbangkan asas peraturan
perundang-undangan, penetapan persentase perubahan materi
muatan RTRW sebagai dasar menentukan peraturan perundangundangan tentang RTRW diubah atau dicabut mengacu pada
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yaitu 50% (lima
puluh persen).
Ayat (3)
- 22 -
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Dengan dicabutnya peraturan perundang-undangan tentang RTRW yang
direvisi, maka RTRW hasil revisi merupakan RTRW baru yang oleh
karenanya memiliki masa berlaku 20 (dua puluh) tahun sejak peraturan
perundang-undangan tentang RTRW baru diundangankan.
Pasal 44
Cukup jelas.
LAMPIRAN I
- 23 -
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
KEPUTUSAN ____(1)____
NOMOR: ____(2)____
TENTANG
PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI ____(3)____
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
____(4)____,
Menimbang
Mengingat
- 24 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KEPUTUSAN
____(15)____
TENTANG
PENETAPAN
PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI ____(16)____
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
dan
bertanggung
jawab
KEENAM
KETUJUH
- 25 -
KETUJUH
____(36)____
Lampiran
- 26 -
____(38)____
Tanggal
____(39)____
NO.
NAMA/INSTANSI
A.
1.
TIM PENGARAH
2.
3.
...
B.
1.
dll.
TIM PELAKSANA
2.
3.
....
C.
1.
2.
3.
....
dll.
NARASUMBER
dll.
KEDUDUKAN
DALAM TIM
Ketua
merangkap anggota
Wakil Ketua
merangkap anggota
Anggota
Ketua
merangkap anggota
Wakil Ketua
merangkap anggota
Anggota
Narasumber
Narasumber
Narasumber
____(41)____
____(42)____
Keterangan:
(1), (4), (11), (12), (15), (24), (28), (35), (37), dan (41): untuk RTRWN yaitu Menteri
Agraria dan Tata Ruang, untuk RTRWP yaitu gubernur yang RTRWPnya ditinjau kembali, dan untuk RTRWK/K yaitu bupati/walikota
yang RTRWK/K-nya ditinjau kembali
(2), (38):
nomor
(3), (6), (8), (10), (13), (16) s.d (23), (25) s.d. (27), (29), (30), (40): RTRW yang
ditinjau kembali
(4) : untuk
- 27 -
(4)
untuk RTRWN yaitu Menteri Agraria dan Tata Ruang, untuk RTRWP
dan RTRWK/K yaitu gubernur atau bupati/walikota yang RTRW-nya
ditinjau kembali
(5)
(7)
(9)
(14)
(31)
(32)
(33) : lokasi
- 28 -
(33)
gubernur,
atau
LAMPIRAN II
- 29 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
Objek
kualitas
RTRW
Variabel
kelengkapan
muatan RTRW
kedalaman
pengaturan muatan
RTRW
2.
3.
Keterangan
lengkap
tidak lengkap
sesuai (dengan
pedoman
penyusunan
RTRW)
tidak sesuai
(dengan
pedoman
penyusunan
RTRW)
kesesuaian antara
muatan RTRW dan
karakteristik daerah
sesuai
kesesuaian antara
RTRW dan dinamika
pembangunan yang
berkembang
sesuai
kesahihan
RTRW
kesesuaian dengan
peraturan
perundangundangan terkait
sesuai
simpangan
pemanfaatan
ruang
kesesuaian antara
perda tentang RTRW
dan pemanfaatan
ruang di lapangan
sesuai
tidak sesuai
tidak sesuai
tidak sesuai
tidak sesuai
Nilai
20,00% - 40,00%
0% - 19,99%
10,00% - 20,00%
0% - 9,99%
10,00% - 20,00%
0% - 9,99%
10,00% - 20,00%
0% - 9,99%
50,00% - 100,00%
0% - 49,99%
50,00% - 100,00%
0% - 49,99%
LAMPIRAN III
- 30 -
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
: ____(1)____
: ____(2)____
: ____(3)____ berkas
Kepada Yth.
____(4)____
di
____(5)____
Perihal
FORMAT
- 31 -
Nomor
Tanggal
Lampiran
: ____(1)____
: ____(2)____
: ____(3)____ berkas
Kepada Yth.
____(4)____
di
____(5)____
Perihal
__________________
Keterangan:
(1)
nomor surat
(2)
tanggal surat
(3)
- 32 -
(4)
untuk RTRWN yaitu Menteri Agraria dan Tata Ruang, untuk RTRWP
yaitu gubernur yang RTRWP-nya ditinjau kembali, dan untuk
RTRWK/K yaitu bupati/walikota yang RTRWK/K-nya ditinjau
kembali
(5)
(6), (7), (9), (10), (11), (12), (13): RTRW yang ditinjau kembali
(8)
LAMPIRAN IV
- 33 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
Materi Muatan
RTRWN
(% maks.)
RTRWP
(% maks.)
RTRWK/K
(% maks.)
1.
15%
15%
15%
2.
40%
40%
20%
5%
5%
5%
35%
35%
15%
20%
20%
40%
5%
5%
15%
15%
15%
25%
5%
5%
5%
10%
10%
10%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
10%
10%
10%
3.
5.
6.
ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG