Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH :
KELAS A KELOMPOK 2
MEJA 1
NUR FAUZIAH KASIM
NUREVA RAMLI
NURNANENGSIH
SITI HAJAR IRMAWATI
ULMI FAJRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kompleksometri merupakan titrasi berdasarkan pembentukan
senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah
satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamin tetra asetat (EDTA).
Senyawa ini dengan banyak kation membentuk komplels dengan
pembanding 1:1.
Titrasi kompleksometri dikenal juga dengan reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul
netral
yang
terdisosiasi
dalam
larutan.
Persyaratan
berdasarkan
1.2
Maksud Percobaan
Mengetahui dan mempelajari cara menentukan kadar suatu
zat dalam sediaan farmasi dengan metode kompleksometri.
1.2.2
Tujuan Percobaan
Menetapkan kadar kalsium laktat dalam sediaan tablet
dengan metode kompleksometri.
1.3
Prinsip Percobaan
Penentuan kadar kalsium laktat dalam sediaan tablet dengan
metode kompleksometri. Metode ini berdasarkan reaksi pembetukan
senyawa kompleks, antara kalsium laktat sebagai zat uji dari EDTA
sebagai larutan baku. Titik akhir ditandai dengan perubahan warna
indikator dari ungu menjadi biru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titrasi dan titran
saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali
dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertamatama akan diterapkan pada titrasi.
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentunya
kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi.
Selain titrasi kompleks biasa seperti di atas dikenal juga
kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kompleksimetri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-gugus yang terkait pada ion pusat,
disebut ligan dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh
persamaan: m (H2O)n + L m (H2O) (n-1) L + H2O.
EDTA merupakan salah satu jenis asam amino polikarboksilat
EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang terdapat berkoordinasi
dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus
karboksilnya atau disebut ligan multidentat yang menagndung lebih dari
dua
atom
koordinasi
permolekul,
misalnya
asam
1,2-
Uraian Bahan
1. Kalsium Laktat
Nama Resmi
Nama Lain
BM/RM
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
2. CaCO3
Nama Resmi
Nama Lain
BM/RM
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
3. HCL
Nama Resmi
Nama Lain
Pemerian
: CALCII LACTAS
: Kalsium Laktat
: 308, 30 / (CH3SO3)2Ca.5H2O
: Serbuk hablur berwarna putih, bau lemah
: Larut dalam lebih kurang 20 bagian air, larut
dalam air panas, sangat sukar larut dalam etanol.
: Zat uji
: CALCII CARBONAS
: Kalsium Karbonat
: 100,09 / CaCO3
: Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
: Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut
dalam air yang mengandung karbondioksida.
: Zat tambahan
: ACIDUM HYDROCHLORIDUM
: Asam Klorida
: Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang,
jika diencerkan, dengan 2 bagian asam dan bau
hilang.
Kegunaan
: Zat tambahan
4. Amonium Klorida
Nama Resmi
: AMONII CHLORIDUM
Nama Lain
: Amonium Klorida
Pemerian
: Serbuk butir atau hablur, putih tidak berbau, rasa
Kelarutan
Kegunaan
5. Amoniak
Nama Resmi
Nama Lain
dalam etanol P.
: Zat tambahan
: AMMONIA
: Amoniak
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
6. Aquades
Nama Resmi
Nama Lain
Pemerian
Kegunaan
2.3
Uraian Sampel
Kalsium Laktat
Komposisi
Indikasi
Kontra Indikasi
Perhatian
Kemasan
Produsen
3.1
3.2
6. Buret
7. Statif
8. Corong gelas
9. Alu dan lumpang
10. Pengorek
6. Amonia
7. Indikator biru hidroksi naftol
8. Larutan baku EDTA 0,05 M
9. Kertas saring
10. Kertas perkamen
Cara Kerja
3.2.1 Pembuatan Dapar Amonia pH 10
1. Ditimbang 7,0 g ammonium klorida, dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer bertutup.
3.2.2
3.2.3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1
1.
2.
3.
Berat Zat
(g)
0,1048
0,1067
0,1019
0
16,7
0
M EDTA
1,047
=0,0626 M
16,7
M EDTA
1,066
=0,05 M
19
16,7
35,7
16,7
Volume Titrasi
(ml)
16,7
19
16,7
mg CaCO3
=V EDTA M EDTA
BM CaCO3
101,9
=16,7
100,09
M EDTA =
M ratarata=
4.1.2
M EDTA
1,018
=0,06 M
16,7
1.
2.
3.
Berat Zat
(g)
0,3073
0,3067
0,3034
0
15,5
0
15,5
34,4
17,1
6,0414
10
250 mg
0 ,60414 g=0,30207 g
500 mg
Penetapan Kadar
mmol kalsium laktat = mmol EDTA
mg Calaktat
=V EDTA M EDTA
BM Calaktat
mgCa laktat =V EDTA M EDTA BM Calaktat
15,5 0,0595 308,30
284,32mg=0,28432 g
Volume Titrasi
(ml)
15,5
18,9
17,1
an
0,6041
0,2843
0,3073
0,5588 g
kadar kemurnian=
0,5588
100
0,5
111,76
mmol kalsium laktat = mmol EDTA
mg Calaktat
=V EDTA M EDTA
BM Calaktat
mgCa laktat =V EDTA M EDTA BM Calaktat
18,9 0,0595 308,30
346,69 mg=0,34669 g
kadar Calaktat per tab ( praktek )=
an
0,6041
0,3466
0,3067
0,6829 g
kadar kemurnian=
0,6829
100
0,5
132,52
an
0,6041
0,31367
0,3034
0,6244 g
kadar kemurnian=
0,6244
100
0,5
124,88
kadar ratarata=
4.2
Pembahasan
Pada percobaan di atas, dilakukan penetapan kadar kalsium laktat
dengan metode kompleksometri. Cara titrimetri ini didasarkan pada
kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks yang mantap
dan larut dalam air. Pereaksi yang dipakai adalah ligan bergigi banyak,
salah satu diantaranya yaitu asam etilendiamin tetraasetat (EDTA). EDTA
merupakan ligan seksidentat yang berpotensi yang dapat berkoordinasi
dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus
karbonil. Sebagian besar titrasi kompleksometri menggunakan indikator
yang bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya
mempunyai warna yang berbeda dengan pengkompleksnya sendiri.
Kompleksometri ini termasuk salah satu analisis kimia kuantitatif.
Adapun prinsip kerjanya yaitu berdasarkan reaksi pembentukan senyawa
kompleks dengan EDTA, sebagai larutan standar dengan bantuan indikator
tertentu. Titik akhir ditunjukkan dengan
larutan, yaitu dari ungu menjadi biru. Penetapan kadar ini dilakukan
dengan mereaksikan sampel dengan air, dikocok dan disaring, kemudian
ditambahkan ditambahkan dapar ammonia pH 10 dan indikator biru
hidroksi naftol dan selanjutnya dititrasi dengan larutan baku EDTA 0,05 M
hingga titik akhir berwarna biru.
Dari praktikum ini diperoleh kadar kalsium laktat tablet PT. Kimia
Farma adalah 123,05 % dengan metode kompleksometri. Sementara dalam
ketentuan Farmakope Indonesia Edisi III menyatakan kadar kalsium laktat
yang terkandung ialah tidak kurang dari 94,0 % dan tidak lebih dari 106,0
% yang tertera pada etiket.
Adapun faktor-faktor
kesalahan
dalam
percobaan
yang
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, kadar kalsium
laktat dalam tablet dengan metode kompleksometri, yaitu :
Pada titrasi pertama diperoleh kadar kalsium laktat sebanyak
0,5588 g dengan kadar kemurnian 111,76 %, pada titrasi kedua diperoleh
kadar kalsium laktat sebanyak 0,6826 g dengan kadar kemurnian 136,52
%, dan pada titrasi ketiga diperoleh kadar 0,6244 g dengan kadar
kemurnian 124,88%. Kadar kemurnian rata-rata yang diperoleh dari hasil
tersebut adalah 123,05%.
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan: Jakarta.
Sudjadi, dan Rohman, A. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Gadjah Mada
University: Yogyakarta.