Вы находитесь на странице: 1из 14

OBAT ANTIHIPERTENSI

Adalah obat-obat yg dipergunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi


TD ditentukan oleh 2 faktor utama :
1. Curah jantung
2. Resistensi perifer
Homeostasis TD dipertahankan oleh :
1. Refleks baroreseptor sbg mekanisme kompensasi yg terjadi seketika
2. Sistem RAA ( Renin-Angiotensin-Aldosteron ) sbg kompensasi yg berlangsung lebih lambat
Beberapa keadaan yg dapat mengubah TD :
1. Perubahan dl pusat pengatur di otak yg berkaitan dg emosi, ketegangan pikiran atau kesibukan.
2. Perubahan aktifitas sistem saraf simpatik tonus simpatik yg meninggi hipertensi
3. Perubahan aktifitas sistem saraf parasimpatik normal : menurunkan frekuensi jantung dan
curah jantung bila mekanisme tidak efektif hipertensi
4. Respons jantung dan pembuluh darah yg berasal dari refleks baroreseptor, penurunan kepekaan
baroreseptor tekanan darah tetap tinggi
5. Perubahan volume atau viskositas darah
6. Perubahan sekresi hormon tiroid, hipofisis dan adrenal : hipersekresi hipertensi
7. Perubahan sekresi renin dr ginjal menimbulkan kelainan pd sistem angiotensin dan
aldosteron

Faktro-faktor yang mempengaruhi TD :


Alir balik vena
Curah Jantung

Curah sekuncup

Sistole

Vol Darah
Ritme sinus

TD

Frekuensi Jantung
Aritmia
Diastole resistensi perifer * diameter pembuluh darah, sistem RA, panjang pembuluh
darah, elastisitas pembuluh darah, viskositas darah, volume
darah.

HIPERTENSI
Adalah tekanan darah dalam keadaan istirahat melebihi normal variasi sangat besar
Umumnya diambil batas pada orang dewasa sistolik 140 mmHg dan diastolik < 100mmHg.

Diagnosa dan Klasifikasi

D/ tidak boleh ditegakkan berdasarkan 1 x pengukuran, kecuali TDD > 120 mmHg dan atau
TDS > 210 mmHg

Pengukuran I konfirmasi min 2x kunjungan, dl waktu 1 beberapa minggu.

D/ ditegakkan dr pengukuran berulang tsb.

Berdasarkan etiologi ada 2 jenis hipertensi :


1. H esensial ( H primer,H idiopatik )

Merupakan hipertensi yg tidak jelas etiologinya

>90%

Terjadi peningkatan resistensi perifer

Penyebab multifaktor :
Faktor genetik : ada riwayat keluarga
Predisposing faktor : sensitivitas thd Na, kepekaan thd stress, peningkatan reaktivitas
vaskuler, resistensi insulin ( penderita DM )
Faktor lingkungan : makan garam berlebihan, stress psikis, obesitas
Merokok dan minum alkohol

2. H sekunder

Prevalensi lk 5 8%

Penyebab :
Peny ginjal : stenosis arteri ginjal, glomerulpnefritis, pielonefritis, nefropati diabetik.
Endokrin :sindrom Cushing, tumor medula adrenal (faeokromositoma), hipotiroidisme
Peny lain : stress akut ( luka bakar, bedah dll ), ensefalitis, tumor otak dll
Obat : kontrasepsi hormonal ( paling sering), efedrin, amfetamin, kokain, siklosforin dll

PRINSIP PENGOBATAN HIPERTENSI


- Hipertensi pada umumnya tidak menimbulkan gejala, tetapi pada hipertensi berat dapat
menimbulkan sakit kepala, palpitasi dan rasa tidak sehat lain.
- Sangat penting untuk menurunkan TD supaya tidak berlajut menjadi serius : stroke, serangan
jantung, gagal jantung dan kerusakan ginjal.
- Kelompok yang beresiko hipertensi : penderita DM, perokok, kolesterol tinggi, asam urat tinggi
Tujuan Pengobatan Hipertensi
- Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat TD
Manfaat terapi :
-

Menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler : stroke, iskemia jantung, gagal jantung
kongsetif, dan memberatnya hipertensi.

AH lebih efektif untuk mengurangi insidens stroke dan gagal jantung dibandingkan PJK.

Pedoman Umum Terapi Hipertensi


Tahapan Terapi Hipertensi
Modifikasi Pola Hidup
Respons cukup

Respons kurang

( TD sasaran sdh tercapai )


Lanjutkan Modifikasi Pola Hidup
Pilihan AH tahap I :
-

Diuretik atau blocker

Penghambat ACE ,antagonis Ca, - blocker

Respons cukup

Respons kurang/ parsial

Tingkatkan

Tambahkan obat ke II

dosis obat I

Respons kecil

Ganti obat golongan lain

dari golongan lain

Respons belum cukup


Tambahkan obat ke II atau ke III
dari golongan lain dan atau diuretik

Modifikasi Pola Hidup


-

Merupakan terapi non-farmakologik

Manfaat :

Menurunkan TD pd penderita hipertensi

Meningkatkan efek AH

Mencegah peningkatan TD pd penderita dg TD normal tinggi

Mengurangi resiko kardiovaskuler secara keseluruhan

Berupa :

Menurunkan Berat Badan bila gemuk

Latihan fisik secara teratur

Mengurangi makan garam

Makan K,Ca, dan Mg dr diet

Membatasi minum alkohol

Berhenti merokok, mengurangi makan kolesterol dan lemak jenuh

Terapi Farmakologik
-

Pada prinsipnya T/ hipertensi dilakukan secara bertahap

Tempat kerja AH :
1. Sentral
2. Baroreseptor
3. Ganglion otonom ( penghambat ganglion )
4. Saraf adrenergik
5. Adrenoreseptor pd pembuluh darah
6. Otot polos pembuluh darah
7. Sistem Renin Angiotensin
8. Antagonis aldosteron

Dasar pengobatan :

Untuk hipertensi yg kausanya diketahui kausa dihilangkan.


Mis : faeokromositoma : operasi
Pielonefritis : T/ antibiotik

Untuk hipertensi esensial :


Hipertensi hanya gejala penurunan tensi belum menjamin kesembuhan
Terapi akan menghambat kelainan-2 degeneratif yg timbul akibat hipertensi yg lama :
insufisiensi jantung dan ginjal
Penurunan TD dapat dilakukan dengan cara :
1. Depresi miokardium pengurangan curah jantung
2. Pengurangan vol darah
3. Vasodilatasi perifer

OBAT-OBAT AH
I. Golongan Diuretika
-

Mekanisme kerja :
Meningkatkan ekskresi Na,Cl dan air mengurangi vol plasma dan cairan ekstrasel
Awal T/ : curah jantung menurun TD menurun, resistensi perifer tidak berubah
Pada pemberian kronik :vol plasma kembali, tapi masih 5% dibawah semula, curah jantung
kembali mendekati normal.
Resistensi menurun TD rendah

Preparat / sediaan :
1. Diuretik tiazid dan sejenisnya.
-

Termasuk : hidroklorotiazid, bendroflumetiazid,klortalidon, indapamid.

Efek AH tiazid pada dosis rendah > efek diuretik

Penggunaan sebagai AH :

Merupakan obat utama untuk penderita hipertensi dengan fungsi ginjal normal.
Efektif untuk penderita hipertensi dengan kadar renin rendah orangtua
Digunakan dalam bentuk tunggal pada hipertensi ringan sp sedang atau kombinasi dengan AH
lain.
Dapat diberikan 1 xsehari
Efek hipotensinya bertahan pada penggunaan jangka panjang.
-

Efek samping :
Efek samping metabolik : hipokalemia,hipomagnesemia, hiponatremia, hiperurisemia,
hiperglikemia, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia.
Dapat mencetuskan gout akut
Untuk menghindari : gunakan dalam dosis rendah dan atur diet.
Menimbulakan ggn fungsi seksual dan rasalemah.

Interaksi :
Terutama dengan AINS ( Indometasin ) efek antagonis.

2. Diuretik kuat dan diuretik hemat kalium


a.

Diuretik kuat

Misalnya : Furosemid

Lebiih efektif daripada tiazid untuk hipertensi dengan ggn fgs ginjal atau aggal jantung

Mula kerja lebih cepat an efek diuretik lebih besar dari pada tiazid

Masa kerja lebih pendek 2 x sehari

Efek samping =tiazid, kecuali tidak menyebabkan hiperkalsemia

b.

Diuretik hemat kalium

Merupakan diuretik lemah

Penggunaan terutama dalam kombinasi dengan AH lain

Efek samping : ginekomastia, berkurangnya libido pada pria.

II. Penghambat adrenergik


1. Penghambat adrenoseptor beta (Beta blocker )
-

Mekanisme :

Penurunan denyut jantung dan kontraktilitas miokard curah jantung menurun

Menghambat penglepasan NE

Menghambat sekresi renin dalam ginjal pembentukan angiotensin berkurang

Bekerja sentral, mengurangi impuls simpatikus.

Penggunaan

Diberikan sebagai obat pertama pada penderita hipertensi ringan sp sedang

Lebih efektif pada penderita muda dari pada tua

Efek samping :

Bronkospasme, memperburuk ggn pbl darah perifer, rasa lelah, insomnia, menutupi gejala
hipoglikemia, hipertrigliserida, menurunkan kadar HDL, mengurangi kemampuan
berolahraga.

KI : asma, peny vaskuler perifer, hati-2 pada penderita diabetes.

Preparat : Propanolol, Alprenolol, Oksprenolol, Metoprolol, Timolol, Bisoprolol, Asebutolol,


Pindolol, Nadolol, Atenolol

2. Penghambat adrenoseptor alfa ( Alfa blocker )


-

Hanya alfa blocker yang selektif terhadap adrenoseptor alfa 1 yang berguna sbg AH

Mekanisme :

Menghambat reseptor alfa 1 pd pbl darah thd efek vasokonstriksi NE dan E terjadi
vasodilatasi arteriol dan vena resistensi perifer turun TD turun

Penggunaan :
Efek alfa blocker :

Merupakan satu-2nya AH yang memberikan efek positif thd lipid darah ( menurunkan LDL
dan TG, meningkatkan HDL )

Menurunkan resistensi insulin

Mengurangi ggn vaskuler perifer

Bronkodilatasi

Relaksasi otot polos prostat dan leher kandung kemih mengurangi gejala hipertrofi
prostat

Tidak mengganggu aktiftas fisik

Tidak berinteraksi dengan AINS

Dianjurkan penggunaannya pada :

Penderita hipertensi yg disertai dg diabetes, dislipidemia, obesitas, ggn resistensi perifer,


asma, hipertropi prostat,perokok.

Penderita muda yg aktif secara fisik

Yg menggunakan AINS

Efek samping :

Efek samping utama : hipotensi ortostatik

Jarang : sakit kepala, lelah, palpitasi,udem perifer, hidung tersumbat, nausea

Sediaan : prazosin, terazosin, doksazosin,bunazosin

3. Adrenolitik sentral
a. Klonidin

Mekanisme :

Merangsang reseptor alfa 2 tertutama pada SSP dan perifer

Efek :

Frekuensi dan curah jantung menurun

Resistensi perifer menurun

Penurunan penglepasan NE

Indikasi :

Biasanya digunakan sbg obat ke 2 atau 3, bila penggunaan diuretik sbg obat ke 1 atau ke 2
tidak tercapai

Pd hipertensi resisten, dikombinasikan dg vasodilator dan diuretik

Pada hipertensi mendesak

Efek samping :

Yg paling sering : mulut kering dan sedasi (50%) hilang dl waktu 2-4 mgg

Bila digunakan dl bentuk tunggal retensi cairan efek AH turun sebaiknya


digunakan bersama diuretik

Penghemtian mendadak gejala putus obat

b. Guanabenz dan Guanfasin


-

Sifat farmakologi dan efek samping = klonidin


c. Metildopa

Mekanisme :

merangsang reseptor alfa 2

mengurangi resistensi perifer

bila digunakan sendiri retensi cairan efek hipotensinya hilang

Absorpso saluran cerna tidak lengkap, BA : 25-50%

Eks : ginjal

Indikasi :

Sbg obat ke 2 bila dengan diuretik penurunan TD tidak tercapai

Merupakan obat pilihan untuk hipertensi pd kehamilan

Efek samping

Sedasi, postural hipotensi, pusing,mulut kering, sakit kepala

Ggn tidur, depresi mental, impotensi, kecemasan, penglihatan kabur, hidung tersumbat

Anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, hepatitis, sindrom seperti lupus.

Bila terjadi hemolisisT/ dihentikan

Menurunkan HDL

Penghentian mendadak rebound fenomena : peningkatan TD mendadak harus


diberikan kembali atau beri obat lain.

Tidak boleh diberikan pada penderita yang tidak patuh minum obat

4. Penghambat saraf adrenergik


a. Reserpin
-

Alkaloid dari Rauwolfia serpentina

Mekanisme :

Pengosongan NE dari gelembung sinaptik adrenergik

Mengurangi resistensi perifer, denyut jantung dan curah jantung

Pada penggunaan tunggal retensi cairan efek hipotensinya hilang berikan bersama
diuretik

Merupakan obat ke2, efektif bila diberikan bersama tiazid untuk hipertensi ringan sedang.

Mula kerja lambat dan masa kerja panjang 1 x sehari, peningkatan dosis tidak boleh
dilakukan lebih cepat dari 5-7 hari

Penambahan obat lain bila diperlukan hanya boleh dilakukan 3-4 mgg

Efek samping :

Pada dosis terapi ( 0,25 mg/hari ) :


Kongesti nasal
Bradikardi, mulut kering, diare, mual, muntah, anoreksia, nafsu makan meningkat,
hiperasiditas lambung.
Mimpi buruk, disfungsi seksual, ginekomastia.

Dosis tinggi (0,5-1mg/hari) :


Depresi mental T/ dihentikan, depresi tetap ada lama sesudah obat dihentikan.

Indikasi :

Dosis rendah (<0,125 mg/hr) kombinasi dengan tiazid efektif untuk menurunkan TD
dengan efek samping <<

Kontra indikasi :

Hati-2pada penderita dengan riwayat ulkus peptikum T/ hentikan

Penderita dengan kolitis ulseratif

Hati-2 pada penderita epilepsi

b. Guanetidin
-

Efek hipotensif karena :

Berkurangnya curah jantung dan turunnya resistensi perifer

Venodilator kuat menimbulkan hipotensi ortostatik, diare, ggn ejakulasi

Digunakan utk hipertensi berat yg tidak responsif thd obat lain.

Jarang digunakan karena :


Sukar mengatur dosis tanpa hipotensi ortostatik dan diare

Ada AH lain yg efektif utk hipertensi resisten dg efek samping lebih kecil ( kaptopril
dan minoksidil )
c. Guanadrel
Mekanisme kerja, mekanismehipotensif, efek samping mirip Guanetidin, dengan insidens
diare lebih rencah.
5. Penghambat ganglion
- Trimetafan :
Kerja singkat dan digunakan IV untuk :
Menurunkan TD dg segera pada hipertensi darurat
Menghasilkan hipotensi terkendali selama dilakukan bedah saraf atau bedah
kardiovaskuler mencegah hilangnya darah >>>
Efek samping : paresis usus dan kandung kemih, hipotensi ortostatik, penglihatan
kabur,mulut kering.
III. VASODILATOR
1. Hidralazin
- Mekanisme kerja :
Relaksasi lgs otot polos arteriol vasodilatasi
Menurunkan TDD > TDS
- Farmakokinetika
Abs p.o. cepat,metabolisme lintas pertama di hati
- Penggunaan :
Biasanya sbg obat ke 3 pada diuretika dan beta blocker
Sbg obat ke 2 pd diuretika utk penderita usia lanjut karena tidak menimbulkan sedasi dan
hipotensi ortostatik
Penggunaan IV untuk hipertensi berat
- Efek samping :
Retensi Na berikan bersama diuretik
Bila digunakan sendiri : sakit kepala dan takikardi kurangi dosis tingkatkan pelan-2
atau berikan bersama beta blocker
Iskemia miokard pada penderita PJK berikan bersama diuretika dan beta blocker
Ggn sal cerna , rash dan muka merah
Sindrom lupus reversibel
Neuropati perifer beri piridoksin
2. Minoksidil
- Mekanisme kerja :
Dilatasi arteriol menurunkan resistensi perifer, TDD dan TDS
- Farmakokinetika :

BA + 90%, masa kerja 24 jam


Ekskresi urin, dlm bentuk utuh 12%
- Penggunaan :
Potensi lebih besar dan kerja lebih lama daripada hidralazin
Efektif untuk T/ jangka panjang hipertensi berat yg refrakter thd kombinasi 3 jenis obat
(diuretik, penghambat adrenergik dan vasodilator lain)
Harus diberikan bersama diuretik dan beta blocker atau penghambat adrenergik lain, untuk
mengatasi retensi cairan dan takikardia dan untuk meningkatkan respons T/
- Efek samping :
Retensi cairan berikan bersama diuretik
Sakit kepala dan takikardia
Pencetus angina cegah dg pemberian bersama diuretik dan beta blocker
Mual, rasa lelah,nyeri tekan dada
Hipertensi rebound --. Bila dihentikan mendadak
Hipertrikosis lk 80% setelah 1-2 bulan T/ reversibel ( pertumbuhan rambut abnormal,
mula-2 tumbuhdi wajah meluas, disertai perubahan kulit menjadi gelap dan kasar )
3. Diazoksid
- Mekanisme kerja :
Dilatasi arteriol
Denyut jantung dan curah jantung meningkat
Retensi Na efek hipotensif hilang berikan bersama diuretik
- Farmakokinetika :
Efek bervariasi : 4 20 jam
Pada ggn fungsi ginjal ikatan dg albumun menurun efek >>
Eliminasi sebagian besar melalui metabolisme hati, sebagian kecil melalui ginjal
- Penggunaan :
Untuk hipertensi darurat
Hipertensi encefalopati, hipertensi berat yg disertai glomerulonefritis akut / kronis
Preeklamsi yg refrakter thd hidralazin
Tidak boleh diberikan pada insufisiensi koroner atau serebral, karena dpt mencetuskan
iskemia koroner atau serebral.
- Efek samping :
Retensi cairan dan hiperglikemia
Hipotensi, takikardi, iskemia jantung dan serebral, mual, muntah.
Mengganggu proses kelahiran dan relaksasi uterus.
4. Natrium nitroprusid
- Mekanisme kerja :

Dilatasi arteri dan vena


Diberikan dalam bentuk infus IV, kerja maksimal setelah 1 2 menit, efek segera hilang
setelah infus dihentikan.
- Penggunaan :
Efektif untuk hipertensi darurat
- Efek samping :
Hipotensi dan vasodilatasi berlebihan
Mual,muntah
Hipertensi rebound , bila infus jangka pendek dihentikan mendadak.
IV. PENGHAMBAT ENZIM KONVERSI ANGIOTENSIN (ACE)
- Ada 2 gol :
a. Bekerja langsung : kaptopril, lisinopril
b. Bekerja tidak langsung dl bentuk prodrug
- Mekanisme kerja :
Vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron eks Na dan air, dan retensi K
Memperlambat penguraian kinin ( vasodilator )
- Penggunaan :
Merupakan AH tahap pertama
Efektif untuk hipertensi ringan ,sedang dan berat
Pada hipertensi sbg obat ke 3 pada diuretika dan beta blocker
Lebih efektif pada penderita muda bila digunakan sendiri
Obat terpilih untuk penderita hipertensi dg gagal jantung kongestif
Obat terpilih untuk hipertensi dg NIDDM atau obesitas
- Efek samping :
Batuk kering paling sering,tergantung dosis, reversibel
Rash dan ggn pengecap
Udem angioneurotik
Gagalginjal akut, proteinuria, neutropenia, hiperkalemia
Interaksi dg AINS dan tidak boleh diberikan pd kehamilan trimester 2 dan 3, karena dapat
menyebabkan gagal ginjal dankematian fetus.
- Farmakokinetika :
a. Kaptopril :
BA : 60-65%, berkurang bila diberikan bersama makanan --. Minum 1 jam sebelum makan.
Ikatan dengan protein plasma + 30%
Ekskresi : urin, 40% dl bentuk utuh gagal ginjal : dosis dikurangi

b. Enalapril:
Merupakan prodrug dalam hati dipecah menjadi bentuk aktif : enalapriat
BA 40%, tidak dipengaruhi makanan
Waktu paruh meningkat bila ada ggn ginjal dosis dikurangi
c. Lisinopril :
BA : 30-50%, tidak dipengaruhi makanan
Waktu paruh 12 jam, tidak terikat pd protein plasma
Ekskresi : urin dl bentuk utuh
V. ANTAGONIS KALSIUM
Ada 2 generasi :
Generasi I : Verapamil, Diltiazem, Nifedipin
Generasi II : Nikardipin, Isradipin, Felodipin dan Amlodipin
Nifedipin, Nikardipin, Isradipin, Felodipin dan Amlodipin gol Dihidropiridin (DHP)
-

Mekanism kerja :

Menghambat kontraksi otot polos dan otot jantung

Dilatasi arteriol

Penggunaan :

T/ tunggal efek sama besar dg AH lain

Kombinasi dengan beta blocker, alfa blocker dan penghambat ACE efek baik

Kombinasi dengan diuretik memberi efek tambahan kecil

Efek samping :

Nifedipin : mula kerja cepat penurunan TD besar dan cepat hipotensi berlebihan
iskemia miokard / serebral
Sediaan dalam bentuk biasa hanya digunakan untuk hipertensi mendesak atau sbg
vasodilator obat ke 3 pada hipertensi berat
Amlodipin : mula kerja lebih pambat mengurangi efek tsb.

Edema perifer

Bradikardi dan ggn konduksi :


Terutama dg Verapamil, kurang dg Diltiazem dan tidak terjadi pada gol DHP

Konstipasi , retensi urin, refluks esofagus krn relaksasi otot polos sal cerna dan kandung
kemih

Hiperplasia gusi

Penghentian mendadak angina atau infark miokard pd penderita dg penyakit dasar


koroner

Tidak mempunyai efek samping metabolik


HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Teridiri dari :
1. Hipertensi esensial kronik
2. Preeklamsia eklamsia
3. Hipertensi kronik dengan preeklamsia
4. Hipertensi selintas
Hipertensi esensial kronik :
- Hipertensi sudah ada sebelum kehamilan atau telah terdiagnosis sebelum kehamilan minggu ke 20
- Tujuan T/ : mengurangi kejadian komplikasi akibat TD tinggi pada ibu, sambil menghindari T/ yg
merugikan fetus
- Diuretik atau AH lain boleh terus digunakan, bila telah digunakan sebelum hamil, kecuali
Penghambat ACE

Pre-eklampsia
-

Ciri-ciri :
a. hipertensi, proteinuria, edema
b. Proteinuria merupakan gejala penting
c. Menyebabkan perfusi darah ke organ turun
d. Vasospasmus dan fungsi endotel menurun

Eklampsia
Ciri-cici :
a. Pre-eklampsia disertai kejang dan atau koma
b. Kejang dapat terjadi sebelum, selama dan pada postpartum
c. Kejang bisa terjadi 48jam/ 10 hari postpartum
Obat antihipertensi yang bisa digunakan pada wanita hamil :
1. Hydralazine faktor resiko kehamilan C
2. Methyldopa faktor resiko kehamilan C
3. Beta reseptor antagonis
4. Labetolol faktor resiko kehamilan C dan D (trimester 2 dan 3)
5. Nifedipin digunakan sbg relaksan otot uterin, digunakan untuk hipertensi krisis, faktor resiko
kehamilan C
6. Prazozin pada penggunaan dosis awal dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ibu,
sehingga menyebabkan fetal hypoxia. Faktor resiko kehamilan C
Obat hipertensi yang harus dihindari pada masa kehamilan :
1. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor :

Menyebabkan komplikasi pada fetus dan neonatus : hipotensi, oliguria, renal failure dan
neonatal death

2. Diuretik

Menurunkan volume sirkulasi merugikan pada hipertensi kehamilan

Вам также может понравиться