Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PORTOFOLIO MEDIK
STROKE NON HEMORAGIC
Cara Mendiagnosis Dan Tatalaksana Yang Tepat Pada Stroke Non Hemoragic
Oleh:
Dr. Asri Indriyani Putri
Pendamping:
Dr. Fitri Isneni
Wahana:
RSUD SITI AISYAH LUBUKLINGGAU
PORTOFOLIO
Topik : Stroke non hemoragic
Tanggal (Kasus) : 2 Januari 2015
Presenter : dr. Asri Indriyani Putri
Tanggal Presentasi : Januari 2015
Pendamping : dr. Fitri Isneni
Tempat Presentasi : RSUD SITI AISYAH LUBUKLINGGAU
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Deskripsi : Anak laki-laki 13 tahun, Demam Tifoid
Tujuan : Tatalaksana Demam Tifoid
Bahan Bahasan :
Tinjauan
Riset
Kasus
Cara membahas
Pustaka
Diskusi
Data
Nama: Tn.S
Umur: 60 tahun
Pasien:
Pekerjaan: Petani
Pustaka
Istimewa
Bumil
Audit
Pos
No. Reg :
070876
Agama: Islam
Bangsa: Indonesia
Nama Rumah Sakit: RSUD Siti
Telp :
Terdaftar sejak :
Aisyah
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Keluhan utama : Kelemahan anggota gerak kanan sejak 8 jam sebelum masuk
rumah sakit. Pasien datang ke IGD RS. Siti Aisyah dengan keluhan 8 Jam SMRS.
Pasien merasa tangan kanan dan kaki kanan sulit di gerakkan, terasa berat untuk
di angkat. Tidak di dapatkan penurunan kesadaran, mual maupun muntah, tidak
di dapatkan kesulitan berbicara, tidak pelo, BAB/BAK tidak ada keluhan. Wajah
tampak simetris. Keluhan di sertai kepala terasa pusing.
2. Riwayat Pengobatan :
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Riwayat stroke sebelumnya
Riwayat tekanan darah tinggi
Riwayat penyakit kencing manis
Riwayat sakit serupa
: disangkal
: (+) tidak kontrol rutin sejak 10 tahun
yang lalu
: disangkal
: disangkal
Riwayat jatuh
: disangkal
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
5. Riwayat Pekerjaan : 6. Lain-lain :
Daftar Pustaka:
1. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran FKUI Jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta. 2000: 17-8.
2. Widjaja AC. Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimer Plasma Pada
Diagnosis
Stroke
Iskemik.
UNDIP.
Semarang.
2010.
http://eprints.undip.ac.id/24037/1/Andreas_Christian_Widjaja.pdf
(1
Agustus 2013)
3. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
jilid 2. EGC. Jakarta. 2006: 1110-19.
4. Sabiston. Buku Ajar Bedah Bagian 2. EGC. Jakarta. 1994.hal:579-80
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16617/4/Chapter%20II.pdf
6. Stroke Iskemik. http://onesoliha.wordpress.com/2011/05/21/stroke-iskemik/ (
1 Agustus 2013)
7. Feigin, Valery. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan
Pemulihan Stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. 2006.
Hasil Pembelajaran
1. Epidemiologi dan Etiologi
2. Patofisiologi stroke non hemoragic
3. Penegakan diagnosis stroke non hemoragic
4. Penatalaksanaan stroke non hemoragic
1. Subjektif :
Keluhan utama : Kelemahan anggota gerak kanan sejak 8 jam sebelum masuk
rumah sakit. Pasien datang ke IGD RS. Siti Aisyah dengan keluhan 8 Jam SMRS.
Pasien merasa tangan kanan dan kaki kanan sulit di gerakkan, terasa berat untuk
di angkat. Tidak di dapatkan penurunan kesadaran, mual maupun muntah, tidak
di dapatkan kesulitan berbicara, tidak pelo, BAB/BAK tidak ada keluhan. Wajah
KU
: sedang, CM, GCS E4 V5 M6
Tekanan darah
: 160/90 mmHg
Mata
: pupil isokor, RC (+/+), CA (-/-), SI (-/-)
Meningeal signKaku kuduk (-)
Status Generalis
Pulmo Inspeksi
: Pengembangan dinding dada kanan=kiri
Palpasi
: Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi
: Sonor / sonor
Auskultas
: Suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Cor
Inspeksi
: Iktus kordis tidak tampak
Palpasi
: Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Kesan jantung tidak melebar
Auskultasi
: S1>S2 murni, irama regular,murmur (-), gallop (-)
Abdomen
: DP>DD, peristaltic (+) dbn, timpani, supel, nyeri
tekan
(-), hepar dan lien dbn
Status Neurologis
Superior
Inferior
T
T
Gerakan
/B
/B
3
3
Kekuatan
/5
/5
(+N
(+N
Tonus
/+N)
/+N)
Klonus
(-/-)
(-/-)
E
E
Tropi
/E
/E
RF
RP
Fx Vegetatif
Superior
(+/+)
(-/-)
N
Inferior
(+/+)
(-/-)
N
UA
3.
: 6,6 mg/dl
Assessment :
Sehingga diagnosis kasus ini adalah:
D. Klinis
: Hemiparese dextra , Hipertensi grade II,
D. Topis
: Infark kortex cerebri hemisfer sinistra
D. Etiologis
: Stroke non hemoragik
4. Plan :
DIAGNOSA
1. Pemeriksaan lab darah rutin (Hb, AE, Ht, AT, AL)
2. Pemeriksaan GDS, kolesterol, HDL, LDL, Trigliserid, SGOT/SGPT, ureum,
kreatinin.
3. Pemeriksaan EKG
4. Pemeriksaan CT-scan multislice
5. Pemeriksaan rontgen thorax
TERAPI
1. IVFD RL 20 tpm
2. Inj. Piracetam 3 gr/8 jam
3. Inj. Citicolin 1 amp/12 jam
4. Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
5. Amlodipin 5 mg 0-0-1
6. Clopidorel 1x75 mg
7. Aspilet 1x80mg
Edukasi
1. Menerangkan pada keluarga pasien tentang kondisi dan penyakit pasien
2. Menjelaskan pada keluarga pasien tentang pengobatan yang diberikan dan waktu
yang diperlukan selama proses pemulihan pasien
3. Mengingatkan kelurga pasien untuk mobilisasi tubuh pasien untuk mencegah
ulkus dekubitus
4. Motivasi pasien dan keluarganya supaya rajin melatih anggota gerak yang
mengalami parese, hingga mempercepat proses pemulihan atau meminimalisasi
kemungkinan kecacatan
5. Edukasi mengenai komplikasi penyakit pasien
6. Edukasi mengenai faktor resiko yang dapat di ubah
7. Edukasi anggota keluarga yang lain tentang kemungkinan adanya penyakit yang
dapat di turunkan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Stroke atau serangan otak adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progresif, cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24
jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata di sebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatik.1
Stroke non hemoragik didefinisikan sebagai sekumpulan tanda klinik yang
berkembang oleh sebab vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada
umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat
atau kematian.2
Stroke non hemoragik sekitar 85%, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di
satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh
bekuan (trombus) yang terbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau pembuluh atau
organ distal. Trombus yang terlepas dapat menjadi embolus.3
B. Epidemiologi
Menurut taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 20,5 juta jiwa
di dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2001. Dari jumlah itu 5,5 juta telah
meninggal dunia. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5
juta kasus stroke di dunia. Di Amerika Serikat, stroke menempati posisi ketiga sebagai
penyakit utama yang menyebabkan kematian. Posisi di atasnya dipegang penyakit
jantung dan kanker. Setiap tahun terdapat laporan 700.000 kasus stroke. Sebanyak
500.000 diantaranya kasus serangan pertama, sedangkan 200.000 kasus lainnya berupa
stroke berulang. Sebanyak 75 persen penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan
pekerjaan.
Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker.
Sebanyak 28,5% penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita kelumpuhan
sebagian maupun total. Hanya 15% yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan
kecacatan.7
C. Etiologi
Stroke non hemoragik bisa terjadi akibat suatu dari dua mekanisme patogenik
yaitu trombosis serebri atau emboli serebri.4
Trombosis serebri menunjukkan oklusi trombotik arteri karotis atau cabangnya,
biasanya karena arterosklerosis yang mendasari. Proses ini sering timbul selama tidur
dan bisa menyebabkan stroke mendadak dan lengkap. Defisit neurologi bisa timbul
progresif dalam beberapa jam atau intermiten dalam beberapa jam atau hari.4
Emboli serebri terjadi akibat oklusi arteria karotis atau vetebralis atau cabangnya
oleh trombus atau embolisasi materi lain dari sumber proksimal, seperti bifurkasio arteri
karotis atau jantung. Emboli dari bifurkasio karotis biasanya akibat perdarahan ke dalam
plak atau ulserasi di atasnya di sertai trombus yang tumpang tindih atau pelepasan materi
ateromatosa dari plak sendiri. Embolisme serebri sering di mulai mendadak, tanpa tandatanda disertai nyeri kepala berdenyut.4
C. Patofisiologi Stroke Non Hemoragik
Sumbatan pembuluh darah serebral oleh embolus yang berasal dari jantung.
Etiologi yang banyak terjadi antara lain atrium fibrilasi (50%), gangguan atau penyakit
katub, kardiomiopati, infark miokard, terutama 4 minggu setelah serangan, stenosis dan
regurgitasi katub mitral, endocarditis infeksiosa. Gejala klinis yang dapat ditemukan
onset serangan ini mendadak, keluhan sering pada waktu menjalankan aktivitas.adanya
gangguan motorik atau sensorik sesuai lesi. Apabila emboli besar, bisa menyebabkan
delirium, pingsan, gelisah, kejang dan kesadaran menurun. 6
E. PENATALAKSANAAN TERAPI
1. Penatalaksanaan Umum
bergantung pada maen arterial pressure (MAP) dan cardiac output (CO)untuk
mempertahankan aliran darah otak. Oleh karena itu, usaha agresif untuk menurunkan
tekanan darah dapat berakibat turunnya tekanan perfusi yang nantinya akan semakin
memperberat iskemik.
f. Pengontrolan demam
g. Pengontrolan edema serebri
2. Penatalaksanaan Khusus
a. Terapi Trombolitik
b. Antikoagulan
c. Hemoreologi
d. Antiplatelet (Antiaggregasi Trombosit)
1. Aspirin
Obat ini menghambat siklooksigenase, dengan cara menurunkan sintesis
atau
Aspirin merupakan obat pilihan untuk pencegahan stroke. Dosis yang pakai bermacammacam, mulai dari 50 mg/hari, 80 mg/hari samapi 1.300 mg/hari.
2) Tiklopidin (ticlopidine) dan klopidogrel (clopidogrel)
Pasien yang tidak tahan aspirin atau gagal dengan terapi aspirin, dapat
menggunakan tiklopidin atau clopidogrel. Obat ini bereaksi dengan mencegah aktivasi
platelet, agregasi, dan melepaskan granul platelet,
mengganggu
fungsi
membran
platelet dengan penghambatan ikatan fibrinogen-platelet yang diperantarai oleh ADP dan
antraksi platelet-platelet.
e. Terapi Neuroprotektif. 8
F. Prognosis