Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUMOR KOLOREKTAL
Pembimbing:
Dr.
Disusun oleh:
Albertus Berfan
030.10.017
BAB I
TUMOR KOLOREKTAL
1.
ANATOMI(3,4)
Kolon terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon
transversum, kolon descendens, kolon sigmoideum, rektum serta anus.
Mukosa kolon terdiri dari epitel selapis silindris dengan sel goblet dan
kelenjar dengan banyak sel goblet, pada lapisan submukosa tidak
mempunyai kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar
longitudinal yang terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli.
Lapisan serosa membentuk tonjolan-tonjolan kecil yang sering terisi lemak
yang disebut appendices epiploicae. Di dalam mukosa dan submukosa
banyak terdapat kelenjar limfa, terdapat lipatan-lipatan yaitu plica
semilunaris dimana kecuali lapisan mukosa dan lapisan submukosa ikut
pula lapisan otot sirkuler. Di antara dua plica semilunares terdapat saku
yang disebut haustra coli, yang mungkin disebabkan oleh adanya taenia
coli atau kontraksi otot sirkuler. Letak haustra in vivo dapat berpindahpindah atau menghilang.
Gambar 1.
Anatomi
kolon
Secara
embriologik,
kolon
kanan
berasal
dari
usus
tengah,
sedangkan
kolon
kiri
rectum
sampai
berasal dari
usus
fossa iliaca
lateralis
membentuk
menyilang abdomen dari fleksura coli dekstra sinistra yang letaknya lebih
tinggi dan lebih ke lateralis. Letaknya tidak tepat melintang (transversal)
tetapi sedikit melengkung ke bawah sehingga terletak di regio umbilicalis.
Colon descenden panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di
bawah abdomen bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan fleksura
lienalis sampai di depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid, dan di
belakang peritoneum.
Colon sigmoid panjangnya bervariasi antara 15-50 cm (rata rata 38
cm), sangat bebas bergerak dan berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang
mulai dari
tergantung oleh
mesocolon
sigmoideum pada
colon
sigmoid
dengan panjang sekitar 15 cm. Rectum memiliki tiga kurva lateral serta
kurva dorsoventral. Rectum memiliki 3 buah valvula : superior kiri, medial
kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian distal rectum terletak di rongga pelvis
dan terfiksir, sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak di rongga abdomen
dan relatif mobile. Kedua bagian ini dipisahkan oleh
peritoneum
2.
FISIOLOGI(4)
3.
DEFINISI(5)
Karsinoma Kolorektal adalah istilah yang diberikan kepada
karsinoma yang berkembang pada kolon atau rektum. Kolon dan rektum
merupakan bagian dari saluran pencernaan atau saluran gastrointesinal.
Lebih jelasnya kolon berada di bagian proksimal usus besar dan rektum di
bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus. Kolon dan rektum merupakan
bagian dari saluran gastrointestinal dimana fungsinya adalah untuk
menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak
berguna.
4.
EPIDEMIOLOGI(1)
Keganasan kolorektal merupakan keganasan terbanyak di antara
seluruh keganasan pada traktus gastrointestinal. Lebih dari 150.000 kasus
baru dilaporkan terjadi di Amerika Serikat dan lebih dari 52.000 orang
akan meninggal setiap tahunnya meskipun kanker kolorektal menempati
urutan kedua penyebab tersering kematian akibat kanker di Amerika
Serikat. Insidensinya sama baik pada wanita maupun pria. Angka kematian
dari kanker rektal telah meningkat selama 20 tahun terakhir. Dengan
5.
Usia tua
Cholecystectomy
Ureterocolic anastomosis
10
Faktor lingkungan
o Diet tinggi daging, lemak dan rendah serat, folat dan kalsium
o Gaya hidup
o Obesitas
o Diabetes mellitus
o Merokok
o Riwayat terpajan radiasi
o Intake tinggi alkohol
Kolitis ulseratif
Colitis crohns
11
12
6.
PATOGENESIS(3,7)
Gambar 7. Karsinogenesis kanker kolorektal. Ket: APC, adenomatous polyposis coli. DCC,
deleted in colorectal carcinoma; HNPCC, hereditary nonpolyposis colorectal cancer; MMR,
mismatch repair. Tumor suppressor gen (DCC, p53, APC)
13
Secara makroskopik terdapat tiga tipe karsinoma kolon dan rektum, yaitu :
Tipe Polipoid atau Vegetatif
Tumbuh menonjol ke dalam lumen usus dan berbentuk bunga kol
ditemukan terutama di sekum dan kolon ascenden. Tipe ini merupakan
pertumbuhan yang berasal dari papiloma simpel atau adenoma.
Tipe Skirous (Scirrhous)
Mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan gejala
obstruksi, terutama ditemukan di kolon ascenden, sigmoid dan rektum.
Disini terjadi reaksi fibrous sangat banyak sehingga terjadi pertumbuhan
yang keras serta melingkari dinding kolon sehingga terjadi konstriksi
kolon untuk membentuk napkin ring.
Tipe Ulseratif
Terjadi karena nekrosis di bagian sentral terdapat di rektum. Pada
tahap lanjut sebagian besar karsinoma kolon mengalami ulserasi menjadi
tukak maligna.
7.
DIAGNOSIS(1)
Diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
termasuk colok dubur, dan pemeriksaan penunjang lainnya:
14
Anamnesis
Anamnesis meliputi
yang teraba
pada
15
TABEL 1.
Kolon kanan
Anemia dan kelemahan
Kolon kiri
Perubahan pola defekasi
Rektum
Perdarahan rectum
Darah di feses
Darah di feses
Dyspepsia
kanan bawah
Penemuan kolonoskopi
dubur
Temuan kolonoskopi
Penemuan
tumor
rektosigmoidoskopi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan colok dubur atau rectal toucher dipakai untuk
menilai tonus dari muskulus sfingter ani, ampula rektum, mukosa
dan massa. Tonus sfingter ani dinilai kuat atau lemah, ampula
rektumnya kolaps atau tidak dan isinya, mukosa dinilai
permukaannya apakah kasar, licin atau berbenjol benjol, dan
dinilai
apakah
teraba
massa,
lokasinya,
batasnya
dan
Pemeriksaan Penunjang
Barium Enema
Pemeriksaan dengan barium enema dapat dilakukan dengan
Single
contras procedure
16
pada
Gambar 11. Barium enema double contras, (a) Karsinoma Polipoid, (b) Karsinoma
Annular
Endoskopi
Tes tersebut diindikasikan untuk menilai seluruh mukosa
kolon
karena
3%
dari
pasien
mempunyai
kanker
dan
17
Ultrasound Transrectal
Proktosigmoidoskopi
Pemeriksaan ini dapat menjangkau 20-25 cm dari linea
dentata, tapi akut angulasi dari rectosigmoid junction akan dapat
menghalangi
masuknya
instrumen.
Pemeriksaan
ini
dapat
pada
menggunakan
usus
besar, maka
biasanya
diangkat
dengan
kemudian
diperiksa
jenis
kankernya.
Tingkat
sensitivitas
Biopsi
Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi
sangat penting. Biopsi biasanya dilakukan dengan endoskopi.
20
mengidentifikasi
metastase
pada
hepar
dan
daerah
intraperitoneal.
MRI
MRI lebih spesifik untuk tumor pada hepar daripada CT
scan dan sering digunakan pada klarifikasi lesi yang tak
teridentifikasi
dengan
menggunakan
CT
scan.
Karena
8.
STADIUM(1,8)
Stadium dari karsinoma kolorektal merupakan salah satu faktor
yang
penting
untuk
menentukan
prognosis. Dukes
tahun
1932
22
23
24
Metastasis
Karsinoma kolorektal menyebar secara :
1. Langsung
Pertumbuhan karsinoma secara sirkumferensial dapat menyebar ke
daerah sekitarnya dan dapat mengenai permukaan usus sebelum
diagnosis dilakukan. Secara longitudinal tumor akan keluar menembus
submukosa dan menginvasi jaringan intramural tetapi jaraknya jarang
melebihi 2 cm dari asal tumor kecuali jika ada penyebaran ke aliran
limfe. Lesi akan memberikan presentasi keluar dinding usus dan
selanjutnya akan terjadi kontak dengan jaringan / struktur sekitar
misalnya hati, kurvatura mayor dari lambung, duodenum, usus halus,
pankreas, limpa, vesika urinaria, vagina, ginjal, ureter dan juga dinding
abdomen. Karsinoma rektum dapat menginvasi ke dinding vagina,
vesika urinaria, prostat atau sakrum, dan hal ini dapat menyebar
sepanjang otot levator.
2. Metastase hematogen
Tumor dapat menginvasi vena mensenterika inferior dan berjalan
melalui aliran vena porta dan bermetastase ke hepar. Embolisasi dapat
terjadi melalui vena vena lumbal dan vertebra, ke paru paru atau
tempat tempat lain. Invasi vena terjadi 15-50% kasus, tapi tidak
selalu menyebabkan metastasis jauh. Usaha yang perlu dilakukan
adalah mencegah terjadinya metastasis hematogen selama operasi
dengan manipulasi minimal dari tumor.
3. Metastase limfogen
Penyebaran karsinoma kolorektal paling sering melalui limfe.
Biasanya terjadi penyebaran secara langsung ke proksimal mengikuti
vena hemoroidalis superior ke vena mesenterika inferior apabila terjadi
25
9.
PENATALAKSANAAN(8)
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif adalah tindakan operatif.
Tujuan utama tindakan operatif ialah memperlancar saluran cerna, baik
bersifat kuratif maupun non kuratif. Kemoterapi dan radiasi bersifat
paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif.
Berbagai jenis terapi dapat digunakan pada pasien dengan kanker rektum. Tiga
terapi standar yang digunakan antara lain adalah:
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama
untuk stadium 1 dan 2 kanker rektum, bahkan pada suspek stadium 3 juga
masih dapat dilakukan pembedahan. Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan, sekarang sebelum dioperasi pasien diberi presurgical
treatment berupa radiasi dan kemoterapi. Penggunaan kemoterapi sebelum
pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy, dan terapi ini
biasanya digunakan pada pasien dengan kanker rektum stadium 2 dan 3.
Pada pasien lainnya yang hanya dilakukan pembedahan, meskipun
26
27
tumor
rektum
sepertiga
tengah
dilakukan
reseksi
dengan
28
histologi
Ukuran kurang dari 3-4 cm
2. Kontraindikasi
Tumor tidak jelas
Termasuk T3 yang dipastikan dengan ultrasound
Termasuk Poorly diffrentiated secara histologi
2. Radiasi
Pada kasus stadium 2 dan 3, radiasi dapat mengecilkan ukuran
tumor sebelum dilakukan pembedahan, dalam hal ini radiasi berperan
sebagai preoperative treatment. Peran lainnya radioterapi adalah sebagai
terapi tambahan untuk kasus tumor lokal yang telah diangkat melalui
pembedahan dan untuk penanganan kasus metastase jauh. Jika radioterapi
pasca pembedahan dikombinasikan dengan kemoterapi, maka akan
menurunkan resiko kekambuhan lokal di pelvis sebesar 46% dan
menurunkan angka kematian sebesar 29%. Pada penanganan metastase
jauh, radiasi telah terbukti dapat mengurangi efek dari metastase tersebut
29
3. Kemoterapi
Adjuvant chemotherapy digunakan untuk menangani pasien yang
tidak terbukti memiliki penyakit residual tetapi beresiko tinggi mengalami
kekambuhan. Terapi ini digunakan pada tumor yang menembus sangat
dalam atau tumor lokal yang bergerombol (stadium 2 dan 3). Terapi
standar
kemoterapi
tersebut
adalah
fluorouracil
(5-FU)
yang
31
10
32
terjadi. Pad penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahun pertama
setelah operasi. Faktor faktor yang mempengaruhi terbentuknya rekurensi
termasuk kemampuan ahli bedah, stadium tumor, lokasi, dan kemapuan untuk
memperoleh batas - batas negatif tumor. 7
BAB V
KESIMPULAN
33
adenomatous,
villous
polyp,
familial
adenomatous
paliatif
untuk
mencegah
obstruksi,
perforasi
dan
perdarahan.
6. Teknik pembedahan kanker kolorektal tergantung dari letak lesi
dari tumor tersebut.
7. Stadium kanker kolorektal penting dalam penentuan tatalaksana
bagi pasien beserta prognosis angka bertahan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunicardi, F. Charles, Anderson, Dana K, et al. Schwartzs Principles of
Surgery. 8th ed. 2004
2. Karnadihardja W. Panduan klinis nasional pengelolaan karsinoma
kolorektal. Kelompok Kerja Adenokarsinoma Kolorektal. 2004
3. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston
Textbook of Surgery. Ed 18th. Elsevier Inc. 2007
4. Sjamsuhidajat-de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta : EGC. 2010
34
35