Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua aktivitas sel dikendalikan oleh aktivitas nukleus. Cara pengendalian
ini berkaitan dengan aktivitas nukleus memproduksi protein, dimana protein ini
merupakan penyusun utama dari semua organel sel maupun penggandaan
kromosom. Contoh protein yang dapat dihasilkan seperti protein struktural yang
digunakan sebagai penyusun membran sel dan protein fungsional (misalnya
enzim) yang digunakan sebagai biokatalisator untuk berbagai proses sintesis
dalam sel.
Protein merupakan polipeptida (gabungan dari beberapa asam amino). Maka
untuk membentuk suatu protein diperlukan bahan dasar berupa asam amino.
Polipeptida dikatakan protein jika paling tidak memiliki berat molekul kira-kira
10.000. Di dalam ribosom, asam amino-asam amino dirangkai menjadi
polipeptida dengan bantuan enzim tertentu. Polipeptida dapat terdiri atas 51 asam
amino (seperti pada insulin) sampai lebih dari 1000 asam amino (seperti pada
fibroin, protein sutera). Macam molekul polipeptida tergantung pada asam amino
penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipeptida. Seperti yang telah kita
pelajari sebelumnya bahwa ada 20 macam asam amino penting yang dapat
dirangkai membentuk jutaan macam kemungkinan polipeptida.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.
Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida
karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik.
Protein yang dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami banyak
modifikasi,
ada
yang
menjadi
protein
struktur,
proteksi,
dan
enzim
(biokatalisator). Kita tahu bahwa semua proses atau reaksi dalam tubuh kita
hampir tidak terjadi tanpa adanya enzim. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya
enzim dalam tubuh kita, dan proses dasar atau awal pembuatan enzim yang
berasal dari proses sintesis protein.
Sintesis protein terjadi di ribosom, yang mana bisa berada melekat pada
retikulum endoplasma kasar ataupun berada bebas pada sitoplasma. Setelahselesai
disintesis, protein pertama kali mengalami modifikasi pada organel badan golgi.
Proses pemindahan protein dari RE ke badan golgi melalui suatu struktur
gelembung atau sering dinamakan sebagai vesikula. Vesikula yang membawa
protein dari RE merupakan hasil pelepasan membran pada RE dan bisa melalukan
fusi atau penggabungan membran dengan badan golgi. Oleh karena itu, struktur
membran pada RE dan badan golgi memiliki persamaan. Selain itu, secara garis
besar, badan golgi danRE memiliki persamaan model, yaitu membran yang
berlipat-lipat.
Sebelum sintesis protein dilakukan, perlulah diadakan persiapan yang
menyeluruh, salah satunya pemasangan asam amino pada salah satu ujung tRNA.
1 asam amino harus diikatkan pasada salah satu ujung tRNA dengan antikodon
yang benar, namun protein ini sesuai dengan kodon bukan antikodon. Enzim yang
melakukan proses ini adalah enzim tRNA aminoasil sintetase. Enzim ini
mengikatkan asam amino pada bagian sisi asam amino kemudian tRNA dengan
antikodon spesifik untuk asam aminonya. tRNA dan asam amino berikatan pada
enzim sebelum akhirnya dilepaskan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1 Protein targeting
2 Defenisi sintesis protein
3 Sintesa protein yang terjadi pada prokariot
4 Sintesa protein yang terjadi pada eukariotik
5 Protein konstranslasi dan postranlasi
C. Manfaat
1. Sebagai bahan informasi bagi penulis mengenai proses sintesis protein
2. Sebagai informasi bagi pembaca mengenai mekanisme mekanisme pada
proses sintesis protein. Pada eukariotik dan prokariotik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ribosom
Ribosom adalah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai
tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65%
RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau
RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida
(yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses
translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada
retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
Ribosom
merupakan
partikel
yang
kampak/padat,
terdiri
dari
ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada permukaan external dari membran RE,
yang memungkinkan sintesa protein.
a
Sifatnya
Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada
teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus
pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom tersebut
dapat dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis. Sub unitsub unit berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur yang
memisahkannya.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan
dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah
70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk
yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk
sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).Dimensi ribosom serta bentuk
menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29 nm dengan
besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm. Pada
Komposisi Kimia
Asam nukleat ribosom:
- Sub unit besar dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang
seimbang,
mengandung 2 tipe rRNA, yakni:
Satu rRNA 28S
Satu rRNA SS
- Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.
Diketahui bahwa, dengan ketiadaan RNA 185, maka sub unit besar tidak
dapat berasosiasi pada sub unit kecil. Sedangkan RNA 28s memungkinkan
asosiasi tersebut. RNA SS melekat pada sequence asam nukleat ini yaitu
tRNA. Bilamana terbaca maka tRNA melekat pada site yang merupakan
bagian RNA 285. Perpindahan dari tRNA yang melekat pada molekul mRNA
menyebabkan pergerakan translasi mRNA masing-masing.
Protein ribosomal
a Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut
dengan huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat
moleku130.000 - 40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom,
mengelilingi rRNA. Protein memainkan peranan sebagai reseptor pada
b
B. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida
yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti
sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein secara garis besar dibagi menjadi dua
tahapan utama, yaitu proses pembuatan molekul mRNA pada inti sel (transkripsi)
dan proses penerjemahan mRNA oleh rRNA serta perangkaian asam amino di
ribosom (translasi).
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.
Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida
karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu
jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke
asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap
pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA.
Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode
genetik pada RNAd menjadi urutan asam amino.
1
yang diatur susunannya oleh kode genetik. Dan dalam sintesis protein satu gen
bekerja untuk menumbuhkan satu enzim yang diteliti oleh G.W. Beadle dan E. L.
Tatum (1946). Penemuan mereka disebut juga teori satu gen satu enzim. Sintesis
protein berlangsung di dalam inti sel dan ribosom.
Pada proses sintesis protein mempergunakan molekul-molekul serta organel
seperti asam amino, DNA, asam ribonukleat non genetik (ARN), ribosom dan
enzim-enzim. Pada sintesis protein terdapat substansi genetik yang berupa DNA
(Deoxyribose Nucleic Acid) dan RNA (Ribose Nucleic Acid).
REPLIKASI DNA
DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida.
Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (Deoxyribose
Nucleic Acid) disusun oleh Nukleotida yang tersusun atas: 1. Gugus Deksiribosa (
gula dengan 5 Carbon ), 2. Gugus fosfat (PO4), 3. Basa nitrogen.(A-T,G-S).
Bentuk DNA adalah rantai double heliks berpilin ke kanan. Dalam DNA terdapat
struktur-struktur di atas. Namun, jika diambil 1 lempeng yang mengandung ikatan
fosfat, gula dan basa nitrogen, maka lempeng tersebut disebut nukleotida. Jika plat
itu hanya basa nitrogen dan gula saja maka disebut nukleosida.
Maka, DNA adalah polimer dari nukleotida. Double Helix of DNA:
adenine(A),
guanine
(G),
thymine(T),
cytocine(C),
phosphate(P)Gula
deoksiribosa pada DNA merupakan gula lima karbon yang kehilangan 1 atom
oksigen. Gula deoksiribosa memegang basa nitrogen pada atom karbon nomor 1,
sedangkan atom C nomor 5 berikatan dengan gugus fosfat. Gugus fosfat ini saling
berikatan dengan gugus fosfat lainnya membentuk ikatan fosfodiester. Karena
DNA merupakan rantai ganda dan atom-atom karbon mempunyai aturan diatas
untuk mengikat basa nitrogen dan gugus fosfat maka satu rantai DNA terlihat
berdiri tegak sedangkan rantai pasangannya justru terbalik. Maka pada notasi
penulisan kode genetik DNA, ditulis 5-kode genetik-3, sedangkan untuk rantai
sepanjang DNA induk membentuk replication fork. Pada daerah ini, kedua utas
DNA yang baru, disintesis dengan bantuan sekelompok enzim, salah satunya
adalah DNA polimerase.
DNA tidaklah berjalan secara kontinu pada kedua utas cetakan. Hal ini
karena kedua utas DNA tersusun sejajar berlawanan arah atau antiparalel. Maka
utas DNA baru akan tumbuh dari 5 3 sedang yang lainnya dari 3 5 pada
cetakan. Sintesis dari 3 5 tidak mungkin dilakukan karena tidak ada DNA
polymerase untuk arah 3 5. Replikasi DNA pada cetakan 3 5 terjadi seutas
demi seutas dengan arah 5 3 yang berarti replikasi berjalan meninggalkan
replication fork. Utas-utas pendek tersebut kemudian dihubungkan oleh enzim
ligase DNA.
Dalam replikasi DNA terdapat utas DNA yang disintesis secara kontinu
yang terjadi pada cetakan 5 3. Utas DNA yang disintesis secara kontinu ini
disebut utas utama atau leading strand. Sedangkan utas DNA baru yang disintesis
seutas demi seutas disebut lagging strand. Utas-utas pendek atau fragmen-fragmen
pendek yang terbentuk disebut fragmen Okazaki.
Sintesis pada leading strand memerlukan molekul primer pada permulaan
replikasi. Setelah replicationfork terbentuk, polymerase akan bekerja secara
kontinu sampai utas DNA baru selesai direplikasi. Pada sintesis lagging strand,
diperlukan enzim lain primase DNA. Setelah utas DNA terbuka untuk melakukan
replikasi, dan setelah terbuka pada lagging strand, utas harus dijaga agar tetap
terbuka.
Jadi dalam proses replikasi DNA melibatkan beberapa protein baik berupa
enzim maupun non enzim yaitu:
1. Polimerase DNA
2. Ligase DNA
3. Primase DNA
4. Helikase DNA
Heliks
5. Single strand DNA binding protein : menstabilkan DNA induk yang terbuka
Replication fork berasal dari struktur yang disebut replication bubbl yaitu
daerah menggelembung tempat pilinan DNA induk terpisah untuk berfungsi
sebagi cetakan pada sintesis DNA.
Secara ringkas berikut merupakan 3 model replikasi DNA yaitu :
1. Model konservatif.
yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan
untuk dua rantaiDNA baru. Replikasi ini mempertahankan molekul dari DNA
lama dan membuat molekul DNA baru.
2. Model semi konservatif.
yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip
komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama. Akhirnya dihasilkan
dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu rantai cetakan
3
kondisi superkoiling negatif DNA (pilinan kedua untai DNA berbalik arah
sehingga terbuka). Superkoiling negatif akan menyebabkan pembukaan tiga
sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya dengan AT sehingga
memungkinkan terjadinya pengikatan protein DnaB, yang merupakan enzim
helikase, yaitu enzim yang akan menggunakan energi ATP hasil hidrolisis
untuk bergerak di sepanjang kedua untai DNA dan memisahkannya.
Untai DNA tunggal hasil pemisahan oleh helikase selanjutnya diselubungi
oleh protein pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (Ssb)
untuk melindungi DNA untai tunggal dari kerusakan fisik dan mencegah
renaturasi. Enzim DNA primase kemudian akan menempel pada DNA dan
menyintesis RNA primer yang pendek untuk memulai atau menginisiasi
sintesis pada untai pengarah. Agar replikasi dapat terus berjalan menjauhi ori,
diperlukan enzim helikase selain DnaB. Hal ini karena pembukaan heliks akan
diikuti oleh pembentukan putaran baru berupa superkoiling positif.
Superkoiling negatif yang terjadi secara alami ternyata tidak cukup untuk
mengimbanginya sehingga diperlukan enzim lain, yaitu topoisomerase tipe II
yang disebut dengan DNA girase. Enzim DNA girase ini merupakan target
serangan
antibiotik
sehingga
pemberian
antibiotik
dapat
mencegah
Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase III,
mereka akan segera dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh hilangnya primer
tersebut diisi oleh DNA polimerase I, yang mempunyai aktivitas polimerase 5
3, eksonuklease 5 3, dan eksonuklease penyuntingan 3 5.
Eksonuklease 5 - 3 membuang primer, sedangkan polimerase akan mengisi
celah
yang
ditimbulkan.
Akhirnya,
fragmen-fragmen
Okazaki
akan
dipersatukan oleh enzim DNA ligase. Secara in vivo, dimer holoenzim DNA
polimerase III dan primosom diyakini membentuk kompleks berukuran besar
yang disebut dengan replisom.
Dengan adanya replisom sintesis DNA akan berlangsung dengan
kecepatan 900 pb tiap detik. Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira pada
posisi 180 C dari ori. Di sekitar daerah ini terdapat sejumlah terminator yang
akan menghentikan gerakan garpu replikasi. Terminator tersebut antara lain
berupa produk gen tus, suatu inhibitor bagi helikase DnaB. Ketika replikasi
selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih menyatu. Pemisahan dilakukan
oleh enzim topoisomerase IV. Masing-masing lingkaran hasil replikasi
kemudian disegregasikan ke dalam kedua sel hasil pembelahan.
b. Replikasi DNA Eukariota
Pada eukariota, replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam interfase.
Untuk memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein kompleks yang
disebut siklin dan kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent protein kinases
(CDKs), yang berturut-turut akan diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang
mencapai permukaan sel. Beberapa CDKs akan melakukan fosforilasi dan
mengaktifkan protein-protein yang diperlukan untuk inisiasi pada masing-masing
ori.
Berhubung dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi pada
eukariota bergerak hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum melakukan
penyalinan, DNA harus dilepaskan dari nukleosom pada garpu replikasi sehingga
gerakan garpu replikasi akan diperlambat menjadi sekitar 50 pb tiap detik. Dengan
kecepatan seperti ini diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk menyalin molekul
DNA kromosom pada kebanyakan mamalia.
mengkode semua protein, setiap asam amino di kode oleh satu atau lebih triplet
nukleotida. Kode ini dihasilkan dari satu untai DNA melalui proses yang disebut
dengan transkripsi. Proses ini menghasilkan mRNA yang akan dibawa keluar dari
inti untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi protein. Hal ini dapat dilakukan
karena pada sitoplasma terdapat kelompok ribosom yang disebut dengan
poliribosom, atau dapat dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum
endoplasma.
Kode seperti yang disebut di atas diterjemahkan pada suatu struktur yang
disebut ribosom yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat
bagi mRNA di mana mRNA akan terikat. Asam amino untuk sintesis protein akan
di bawa ketempat ini oleh RNA transfer (tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet
yang akan berikatan dengan urutan nuklotida yang sesuai pada mRNA. Sebagai
contoh fenil alanin yang terikat pada tRNA yang miliki tiplet AAA (adeninadenin-adenin) akan berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada mRNA
yaitu UUU (urasil, urasil, urasil).
Secara garis besar, ADN sebagai bahan genetis mengendalikan sifat individu
melalui proses sintesis protein. Ada dua kelompok protein yang dibuat ADN, yaitu
protein struktural dan protein katalis. Protein struktural akan membentuk sel,
jaringan, dan organ hingga penampakan fisik suatu individu. Inilah yang
menyebabkan ciri fisik tiap orang berbeda satu sama lain. Protein katalis akan
membentuk enzim dan hormon yang berpengaruh besar terhadap proses
metabolisme, dan akhirnya berpengaruh terhadap sifat psikis, emosi, kepribadian,
atau kecerdasan seseorang.
Proses sintesis protein dapat dibedakan menjadi dua tahap. Tahap pertama
adalah transkripsi yaitu pencetakan ARNd oleh ADN yang berlangsung di dalam
inti sel. ARNd inilah yang akan membawa kode genetik dari ADN.
Tahap kedua adalah translasi yaitu penerjemahan kode genetik yang dibawa
ARNd oleh ARNt.
- Langkah sintesis protein
- Tempat berlangsung
- Perancang jenis protein
- Pelaksana proses sintesis
- Sumber energi
- Bahan sintesis protein
- Enzim yang diperlukan untuk transkripsi : Transkripsi dan Translasi
: Ribosom
: ADN
: ARNd, ARNt, dan ARNr
: Adenosin Tri Phosphat (ATP)
: asam amino
: ARN polymerase
Pelaksana sintesis protein adalah:
1. RNA-duta atau RNA-messenger (RNAm), pembawa perintah/informasi
2. genetik, merupakan jenis RNA terbesar molekulnya di dalam sel.
3. RNA-ribosom (RNAr), menyusun sebagian besar ribosom sebagai mesin pabrik
protein.
4. RNA-transfer (RNAt), pengantar asam amino ke ribosom, merupakan jenis RNA
terkecil molekulnya di dalam sel.
a
Transkripsi
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis mRNA dari fragmen salah
satu rantai DNA, sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari
DNA ke mRNA. Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi genetik
(proses penerjemahan informasi genetik dalam bentuk urutan basa menjadi
protein). Pengertian asli transkripsi adalah alih aksara atau penyalinan. Di
sini, yang dimaksud adalah mengubah teks DNA menjadi RNA.
Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen timin di DNA yang
pada RNA digantikan oleh urasil. DNA berperan sebagai materi genetik;
artinya DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum
bagi setiap organisme. DNA melakukan transkripsi agar gen asli tetap
terlindung di dalam inti sel, sementara hasil kopinya ditugaskan untuk
melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya dalam proses sintesis protein.
Jika RNA rusak, maka akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.
Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada
di dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus
menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom. Namun pada sel tumbuhan,
transkripsi terjadi di dalam matriks pada mitokondria dan plastida. Pada proses
transkripsi, rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA
dengan bantuan enzim RNA polimerase. Enzim tersebut menempel pada
bagian yang disebut promoter, yang terletak sebelum gen.
Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang akan disalin terbuka.
Akibatnya, dua rantai DNA berpisah. Salah satu DNA berfungsi sebagai
pencetak atau sense, yang lain sebagai antisense. Misalnya pencetak memiliki
urutan basa G-A-G-A-C-T, dan pasangan komplemen memiliki urutan C-T-CT-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka mRNA hasil cetakannya CU-C-U-G-A. Jadi, mRNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian dari DNA CT-C-T-G-A, dan merupakan komplemen dari pencetak.
Tahapan Transkripsi
Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu
pengenalan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing tahap
akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1 Inisiasi (permulaan)
Daerah DNA di mana RNA polymerase melekat dan mengawali
transkipsi disebut sebagai promotor. Suatu promotor menentukan di
mana transkipsi dimulai. Juga menentukan yang mana dari kedua
rantai heliks DNA yang akan digunakan sebagai cetakan. Sebagian
rantai DNA membuka, kemudian disusul oleh pembentukan ratai
RNA-duta (RNAm). Rantai DNA yang mencetak RNAm disebut rantai
sense/template. Pasangan rantai sense yang tidak mencetak RNAm
disebut antisense.
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke
mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5AGGAGGU-3, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung
(7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai
bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam
amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin.
Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri,
metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara
mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA- Nformil metionin disebut
kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan
cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.
2
Elongasi (pemanjangan)
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka untaian
heliks ganda DNA dengan bantuan enzim polimerase, sehingga
terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.
Tahap Elongasi pada Transkripsi
1 RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA
2 Nukleotida melekat pada DNA template
3 Strand RNA mengelupas dari DNA
4 DNA kembali menyatu
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino
ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom
terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II.
Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti
kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom,
metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk
dipeptide.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III
GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam
amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin
dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk
tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu
berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam
amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan
antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino
yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan
kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam
amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai
enzim,
yaitu
mengkatalisis
pembentukan
ikatan
peptida
yang
Terminasi (pengakhiran)
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi
urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi
merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai kodon terminasi
(kode stop) yang sesungguhnya.
Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir
kodon terminasi, yaitu ketika polimerase mencapai titik terminasi
sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik
polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di
dalam mRNA. Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida,
mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
Tahap Terminasi Pada Transkripsi
1 RNA polymerase megenai terminator
2 RNA polymerase melepaskan RNA
3 RNA polymerase meninggalkan DNA
Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA,
artinya mRNA yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut
disebabkan karena pre-mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu
rangkaian kodon yang tidak bisa diterjemahkan menjadi protein. Intron
ini sangat banyak pada DNA eukariotik. Bagian yang akan menjadi
mRNA matang dinamakan dengan ekson. Ekson mengandung
informasi yang akan diterjemahkan menjadi protein.
Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan
splicing mRNA. Proses splicing berguna untuk membuang bagian
intron yang secara genetik tidak mengandung informasi terkait asam
amino. Splicing terjadi sebelum mRNA dikeluarkan dari inti sel.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida
yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak
inti sel, sitoplasma dan ribosom.
2. Ribosom sebagai tempat sintesis protein, sekaligus merupakan mesin yang
mengatur dan memilih komponen-komponen yang terlibat dalam sintesis
protein.
protein).
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang
ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang
5. Ribosom mempunyai komposisi 60% rRNA dan 40% protein basa, yang
tersusun secara rumit oleh lebih dari 50 jenis protein yang berbeda. Komposisi
basa dalam rRNA agak berbeda dengan susunan gugus basa dalam DNA
secara menyeluruh rRNA dalam gugus nukleat-nya terdapat gugus metil yang
diduga untuk mencegah agar jangan sampai molekul tRNA dan rRNA dipakai
sebagai pola dalam sintesis protein.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane B.R, dan Lawrence G.M. 2002. Biologi Jilid 1, edisi kelima.
Jakarta: Erlangga
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia. Jakarta : EGC
Subowo. 2007. Biologi Sel. Bandung : CV Angkasa
Thenawijaya Maggy. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta : Erlangga
http://denydendhi.blogspot.com/2011/03/replikasi-dna.html
http://www.scribd.com/doc/40154876/Tahapan-Sintesis-Protein
http://desybio.wordpress.com/2010/03/30/kode-genetika/
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/15/kode-genetik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ribosom
http://id.wikipedia.org/wiki/Replikasi_DNA
http://heart-rifna.blogspot.com/2012/03/sintesis-protein.html