Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua aktivitas sel dikendalikan oleh aktivitas nukleus. Cara pengendalian
ini berkaitan dengan aktivitas nukleus memproduksi protein, dimana protein ini
merupakan penyusun utama dari semua organel sel maupun penggandaan
kromosom. Contoh protein yang dapat dihasilkan seperti protein struktural yang
digunakan sebagai penyusun membran sel dan protein fungsional (misalnya
enzim) yang digunakan sebagai biokatalisator untuk berbagai proses sintesis
dalam sel.
Protein merupakan polipeptida (gabungan dari beberapa asam amino). Maka
untuk membentuk suatu protein diperlukan bahan dasar berupa asam amino.
Polipeptida dikatakan protein jika paling tidak memiliki berat molekul kira-kira
10.000. Di dalam ribosom, asam amino-asam amino dirangkai menjadi
polipeptida dengan bantuan enzim tertentu. Polipeptida dapat terdiri atas 51 asam
amino (seperti pada insulin) sampai lebih dari 1000 asam amino (seperti pada
fibroin, protein sutera). Macam molekul polipeptida tergantung pada asam amino
penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipeptida. Seperti yang telah kita
pelajari sebelumnya bahwa ada 20 macam asam amino penting yang dapat
dirangkai membentuk jutaan macam kemungkinan polipeptida.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.
Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida
karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik.
Protein yang dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami banyak
modifikasi,

ada

yang

menjadi

protein

struktur,

proteksi,

dan

enzim

(biokatalisator). Kita tahu bahwa semua proses atau reaksi dalam tubuh kita
hampir tidak terjadi tanpa adanya enzim. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya
enzim dalam tubuh kita, dan proses dasar atau awal pembuatan enzim yang
berasal dari proses sintesis protein.
Sintesis protein terjadi di ribosom, yang mana bisa berada melekat pada
retikulum endoplasma kasar ataupun berada bebas pada sitoplasma. Setelahselesai
disintesis, protein pertama kali mengalami modifikasi pada organel badan golgi.
Proses pemindahan protein dari RE ke badan golgi melalui suatu struktur
gelembung atau sering dinamakan sebagai vesikula. Vesikula yang membawa
protein dari RE merupakan hasil pelepasan membran pada RE dan bisa melalukan
fusi atau penggabungan membran dengan badan golgi. Oleh karena itu, struktur
membran pada RE dan badan golgi memiliki persamaan. Selain itu, secara garis
besar, badan golgi danRE memiliki persamaan model, yaitu membran yang
berlipat-lipat.
Sebelum sintesis protein dilakukan, perlulah diadakan persiapan yang
menyeluruh, salah satunya pemasangan asam amino pada salah satu ujung tRNA.
1 asam amino harus diikatkan pasada salah satu ujung tRNA dengan antikodon
yang benar, namun protein ini sesuai dengan kodon bukan antikodon. Enzim yang
melakukan proses ini adalah enzim tRNA aminoasil sintetase. Enzim ini
mengikatkan asam amino pada bagian sisi asam amino kemudian tRNA dengan
antikodon spesifik untuk asam aminonya. tRNA dan asam amino berikatan pada
enzim sebelum akhirnya dilepaskan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1 Protein targeting
2 Defenisi sintesis protein
3 Sintesa protein yang terjadi pada prokariot
4 Sintesa protein yang terjadi pada eukariotik
5 Protein konstranslasi dan postranlasi

C. Manfaat
1. Sebagai bahan informasi bagi penulis mengenai proses sintesis protein
2. Sebagai informasi bagi pembaca mengenai mekanisme mekanisme pada
proses sintesis protein. Pada eukariotik dan prokariotik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ribosom
Ribosom adalah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai
tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65%
RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau
RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida
(yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses
translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada
retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
Ribosom

merupakan

partikel

yang

kampak/padat,

terdiri

dari

ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada permukaan external dari membran RE,
yang memungkinkan sintesa protein.
a

Sifatnya
Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada
teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus
pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom tersebut
dapat dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis. Sub unitsub unit berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur yang
memisahkannya.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan
dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah
70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk
yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk
sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).Dimensi ribosom serta bentuk
menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29 nm dengan
besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm. Pada

prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2


ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub
unit besar menyerupai ribosom E. coli.
b

Komposisi Kimia
Asam nukleat ribosom:
- Sub unit besar dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang
seimbang,
mengandung 2 tipe rRNA, yakni:
Satu rRNA 28S
Satu rRNA SS
- Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.
Diketahui bahwa, dengan ketiadaan RNA 185, maka sub unit besar tidak
dapat berasosiasi pada sub unit kecil. Sedangkan RNA 28s memungkinkan
asosiasi tersebut. RNA SS melekat pada sequence asam nukleat ini yaitu
tRNA. Bilamana terbaca maka tRNA melekat pada site yang merupakan
bagian RNA 285. Perpindahan dari tRNA yang melekat pada molekul mRNA
menyebabkan pergerakan translasi mRNA masing-masing.
Protein ribosomal
a Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut
dengan huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat
moleku130.000 - 40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom,
mengelilingi rRNA. Protein memainkan peranan sebagai reseptor pada
b

faktor pemanjangan sedangkan yang lainnya mengontrol transduksi.


Sub unit besar: 33 protein dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat
dalam: Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang
memberikan energi untuk memindahkan inRNA dan pembebasan tRNA
asetil. Fiksasi (protein L7 dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF6).
Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antar rantai peptida yang
telah dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru. Dalam konstruksi suatu alur
longitudinal, menempatkan rantai protein dengan pembentukan dan
melindunginya meiawan enzim proteolitik. Alur ini memiliki panjang
sesuai dengan rantai polipeptida 35 asetil-NH2.

B. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida
yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti
sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein secara garis besar dibagi menjadi dua
tahapan utama, yaitu proses pembuatan molekul mRNA pada inti sel (transkripsi)
dan proses penerjemahan mRNA oleh rRNA serta perangkaian asam amino di
ribosom (translasi).
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.
Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida
karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu
jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke
asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap
pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA.
Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode
genetik pada RNAd menjadi urutan asam amino.
1

Mekanisme terjadinya sintesis protein


Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida

yang diatur susunannya oleh kode genetik. Dan dalam sintesis protein satu gen
bekerja untuk menumbuhkan satu enzim yang diteliti oleh G.W. Beadle dan E. L.
Tatum (1946). Penemuan mereka disebut juga teori satu gen satu enzim. Sintesis
protein berlangsung di dalam inti sel dan ribosom.
Pada proses sintesis protein mempergunakan molekul-molekul serta organel
seperti asam amino, DNA, asam ribonukleat non genetik (ARN), ribosom dan
enzim-enzim. Pada sintesis protein terdapat substansi genetik yang berupa DNA
(Deoxyribose Nucleic Acid) dan RNA (Ribose Nucleic Acid).

REPLIKASI DNA

DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida.
Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (Deoxyribose
Nucleic Acid) disusun oleh Nukleotida yang tersusun atas: 1. Gugus Deksiribosa (
gula dengan 5 Carbon ), 2. Gugus fosfat (PO4), 3. Basa nitrogen.(A-T,G-S).
Bentuk DNA adalah rantai double heliks berpilin ke kanan. Dalam DNA terdapat
struktur-struktur di atas. Namun, jika diambil 1 lempeng yang mengandung ikatan
fosfat, gula dan basa nitrogen, maka lempeng tersebut disebut nukleotida. Jika plat
itu hanya basa nitrogen dan gula saja maka disebut nukleosida.
Maka, DNA adalah polimer dari nukleotida. Double Helix of DNA:
adenine(A),

guanine

(G),

thymine(T),

cytocine(C),

phosphate(P)Gula

deoksiribosa pada DNA merupakan gula lima karbon yang kehilangan 1 atom
oksigen. Gula deoksiribosa memegang basa nitrogen pada atom karbon nomor 1,
sedangkan atom C nomor 5 berikatan dengan gugus fosfat. Gugus fosfat ini saling
berikatan dengan gugus fosfat lainnya membentuk ikatan fosfodiester. Karena
DNA merupakan rantai ganda dan atom-atom karbon mempunyai aturan diatas
untuk mengikat basa nitrogen dan gugus fosfat maka satu rantai DNA terlihat
berdiri tegak sedangkan rantai pasangannya justru terbalik. Maka pada notasi
penulisan kode genetik DNA, ditulis 5-kode genetik-3, sedangkan untuk rantai

pasangannya justru ditulis 3-kode genetik-5. Pengaturan ini disebut konfigurasi


antiparalel. Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu:
1. Purin, terdiri dari basa nitrogen adenine dan guanin.
2. Pirimidin, terdiri dari basa nitrogen sitosin dan timin. Pada RNA, timin diganti
dengan urasil. Basa Purin selalu berpasangan dengan basa pirimidin melalui
ikatan hidrogen. Adenine selalu berpasangan dengan hymine melalui 2 ikatan
hidrogen sedangkan cytosine berpasangan dengan guanine melalui 3 ikatan
hidrogen.
Sebelum sel membelah, DNA harus direplikasi dalam fase S dari siklus sel.
Proses replikasi melibatkan enzim polymerase. Proses ini melibatkan pembukaan
utas ganda DNA, sehingga memungkinkan terjadinya perpasangan basa untuk
membentuk utas baru. Pembentukan utas komplementer terjadi melalui
perpasangan basa antara A dengan T dan G dengan C. Dalam replikasi DNA,
setiap utas DNA lama berperan sebagai cetakan untuk membentuk DNA baru.
Atau Proses penyalinan urutan basa-basa nukleotida purin dan pirimidin dalam
untai ganda DNA inang ke sel turunan (replikasi semikonservatif : setengah untai
asli setengah sintesis baru).
Diawali dari pelepasan untai ganda oleh enzim DNA gyrase Terbentuk garpu
repliakasi (replication fork) Garpu bergerak dalam 2 arah berlawanan sampai
kedua ujung bertemu menghasilkan DNA baru Masing untai DNA induk berperan
sebagai cetakan Untai baru dijamin komplementer dengan untai lama oleh DNA
polymerase Untai baru memiliki polaritas berlawanan dengan untai induk .
Model DNA Watson dan Crick menyatakan bahwa saat double heliks
bereplikasi, masing-masing dari kedua molekul anak akan mempunyai satu untai
lama yang erasal dari satu molekul induk dan satu untai yang baru. Model
replikasi ini disebut model semikonservatif. Model lainnya adalah model
konservatif dimana molekul induk tetap dan molekul baru disintesis sejak awal.
Model ketiga disebut model dispersif yaitu bahwa keempat untai DNA, setelah
replikasi double heliks, mempunyai campuran anatara DNA baru dan DNA lama.
Pengujian yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl menunjukkan bahwa
replikasi DNA terjadi secara semikonservatif. Daerah penggandaan bergerak

sepanjang DNA induk membentuk replication fork. Pada daerah ini, kedua utas
DNA yang baru, disintesis dengan bantuan sekelompok enzim, salah satunya
adalah DNA polimerase.
DNA tidaklah berjalan secara kontinu pada kedua utas cetakan. Hal ini
karena kedua utas DNA tersusun sejajar berlawanan arah atau antiparalel. Maka
utas DNA baru akan tumbuh dari 5 3 sedang yang lainnya dari 3 5 pada
cetakan. Sintesis dari 3 5 tidak mungkin dilakukan karena tidak ada DNA
polymerase untuk arah 3 5. Replikasi DNA pada cetakan 3 5 terjadi seutas
demi seutas dengan arah 5 3 yang berarti replikasi berjalan meninggalkan
replication fork. Utas-utas pendek tersebut kemudian dihubungkan oleh enzim
ligase DNA.
Dalam replikasi DNA terdapat utas DNA yang disintesis secara kontinu
yang terjadi pada cetakan 5 3. Utas DNA yang disintesis secara kontinu ini
disebut utas utama atau leading strand. Sedangkan utas DNA baru yang disintesis
seutas demi seutas disebut lagging strand. Utas-utas pendek atau fragmen-fragmen
pendek yang terbentuk disebut fragmen Okazaki.
Sintesis pada leading strand memerlukan molekul primer pada permulaan
replikasi. Setelah replicationfork terbentuk, polymerase akan bekerja secara
kontinu sampai utas DNA baru selesai direplikasi. Pada sintesis lagging strand,
diperlukan enzim lain primase DNA. Setelah utas DNA terbuka untuk melakukan
replikasi, dan setelah terbuka pada lagging strand, utas harus dijaga agar tetap
terbuka.
Jadi dalam proses replikasi DNA melibatkan beberapa protein baik berupa
enzim maupun non enzim yaitu:
1. Polimerase DNA

: enzim yang berfungsi dalam mempolemiresasi nukleotida

2. Ligase DNA

: enzim yang berperan dalam menyambung DNA

3. Primase DNA

: enzim yang digunakan untuk memulai polimerisasi DNA

4. Helikase DNA

: Enzim yang berfungsi membuka jalinan DNA double

Heliks
5. Single strand DNA binding protein : menstabilkan DNA induk yang terbuka

Replication fork berasal dari struktur yang disebut replication bubbl yaitu
daerah menggelembung tempat pilinan DNA induk terpisah untuk berfungsi
sebagi cetakan pada sintesis DNA.
Secara ringkas berikut merupakan 3 model replikasi DNA yaitu :
1. Model konservatif.
yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan
untuk dua rantaiDNA baru. Replikasi ini mempertahankan molekul dari DNA
lama dan membuat molekul DNA baru.
2. Model semi konservatif.
yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip
komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama. Akhirnya dihasilkan
dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu rantai cetakan
3

molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.


Model dispersi.
yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan
untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya diperoleh rantai
DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan baru. Replikasi
ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling
berselang-seling pada setiap untai.

a. Replikasi DNA Prokariot


Replikasi DNA kromosom prokariota, khususnya bakteri, sangat berkaitan
dengansiklus pertumbuhannya. Daerah ori pada E. coli, misalnya, berisi empat
buah tempat pengikatan protein inisiator DnaA, yang masing-masing
panjangnya 9 pb. Sintesis protein DnaA ini sejalan dengan laju pertumbuhan
bakteri sehingga inisiasi replikasi juga sejalan dengan laju pertumbuhan
bakteri. Pada laju pertumbuhan sel yang sangat tinggi; DNA kromosom
prokariota dapat mengalami reinisiasi replikasi pada dua ori yang baru
terbentuk sebelum putaran replikasi yang pertama berakhir. Akibatnya, sel-sel
hasil pembelahan akan menerima kromosom yang sebagian telah bereplikasi.
Protein DNA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30 hingga 40
buah molekul, yang masing-masing akan terikat pada molekul ATP. Daerah ori
akan mengelilingi kompleks DnaA-ATP tersebut. Proses ini memerlukan

kondisi superkoiling negatif DNA (pilinan kedua untai DNA berbalik arah
sehingga terbuka). Superkoiling negatif akan menyebabkan pembukaan tiga
sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya dengan AT sehingga
memungkinkan terjadinya pengikatan protein DnaB, yang merupakan enzim
helikase, yaitu enzim yang akan menggunakan energi ATP hasil hidrolisis
untuk bergerak di sepanjang kedua untai DNA dan memisahkannya.
Untai DNA tunggal hasil pemisahan oleh helikase selanjutnya diselubungi
oleh protein pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (Ssb)
untuk melindungi DNA untai tunggal dari kerusakan fisik dan mencegah
renaturasi. Enzim DNA primase kemudian akan menempel pada DNA dan
menyintesis RNA primer yang pendek untuk memulai atau menginisiasi
sintesis pada untai pengarah. Agar replikasi dapat terus berjalan menjauhi ori,
diperlukan enzim helikase selain DnaB. Hal ini karena pembukaan heliks akan
diikuti oleh pembentukan putaran baru berupa superkoiling positif.
Superkoiling negatif yang terjadi secara alami ternyata tidak cukup untuk
mengimbanginya sehingga diperlukan enzim lain, yaitu topoisomerase tipe II
yang disebut dengan DNA girase. Enzim DNA girase ini merupakan target
serangan

antibiotik

sehingga

pemberian

antibiotik

dapat

mencegah

berlanjutnya replikasi DNA bakteri.


Seperti telah dijelaskan di atas, replikasi DNA terjadi baik pada untai
pengarah maupun pada untai tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks
yang disebut primosom akan menyintesis sejumlah RNA primer dengan
interval 1.000 hingga 2.000 basa. Primosom terdiri atas helikase DnaB dan
DNA primase. Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal
akan mengalami elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III.
Kompleks multisubunit ini merupakan dimer, separuh akan bekerja pada untai
pengarah dan separuh lainnya bekerja pada untai tertinggal. Dengan demikian,
sintesis pada kedua untai akan berjalan dengan kecepatan yang sama.
Masing-masing bagian dimer pada kedua untai tersebut terdiri atas subunit
a, yang mempunyai fungsi polimerase sesungguhnya, dan subunit e, yang
mempunyai fungsi penyuntingan berupa eksonuklease 3 5. Selain itu,
terdapat subunit b yang menempelkan polimerase pada DNA.

Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase III,
mereka akan segera dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh hilangnya primer
tersebut diisi oleh DNA polimerase I, yang mempunyai aktivitas polimerase 5
3, eksonuklease 5 3, dan eksonuklease penyuntingan 3 5.
Eksonuklease 5 - 3 membuang primer, sedangkan polimerase akan mengisi
celah

yang

ditimbulkan.

Akhirnya,

fragmen-fragmen

Okazaki

akan

dipersatukan oleh enzim DNA ligase. Secara in vivo, dimer holoenzim DNA
polimerase III dan primosom diyakini membentuk kompleks berukuran besar
yang disebut dengan replisom.
Dengan adanya replisom sintesis DNA akan berlangsung dengan
kecepatan 900 pb tiap detik. Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira pada
posisi 180 C dari ori. Di sekitar daerah ini terdapat sejumlah terminator yang
akan menghentikan gerakan garpu replikasi. Terminator tersebut antara lain
berupa produk gen tus, suatu inhibitor bagi helikase DnaB. Ketika replikasi
selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih menyatu. Pemisahan dilakukan
oleh enzim topoisomerase IV. Masing-masing lingkaran hasil replikasi
kemudian disegregasikan ke dalam kedua sel hasil pembelahan.
b. Replikasi DNA Eukariota
Pada eukariota, replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam interfase.
Untuk memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein kompleks yang
disebut siklin dan kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent protein kinases
(CDKs), yang berturut-turut akan diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang
mencapai permukaan sel. Beberapa CDKs akan melakukan fosforilasi dan
mengaktifkan protein-protein yang diperlukan untuk inisiasi pada masing-masing
ori.
Berhubung dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi pada
eukariota bergerak hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum melakukan
penyalinan, DNA harus dilepaskan dari nukleosom pada garpu replikasi sehingga
gerakan garpu replikasi akan diperlambat menjadi sekitar 50 pb tiap detik. Dengan
kecepatan seperti ini diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk menyalin molekul
DNA kromosom pada kebanyakan mamalia.

Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50 replikon mengalami


inisiasi secara serempak pada waktu tertentu selama fase S. Deretan yang
mengalami inisasi paling awal adalah eukromatin, sedangkan deretan yang agak
lambat adalah heterokromatin. Daerah sentromer dan telomer dari DNA
bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini mencerminkan aksesibilitas struktur
kromatin yang berbeda-beda terhadap faktor inisiasi.
Seperti halnya pada prokariota, satu atau beberapa DNA helikase dan Ssb
yang disebut dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-A)
diperlukan untuk memisahkan kedua untai DNA. Selanjutnya, tiga DNA
polimerase yang berbeda terlibat dalam elongasi. Untai pengarah dan masingmasing fragmen untai tertinggal diinisiasi oleh RNA primer dengan bantuan
aktivitas primase yang merupakan bagian integral enzim DNA polimerase a.
Enzim ini akan meneruskan elongasi replikasi tetapi kemudian segera digantikan
oleh DNA polimerase d pada untai pengarah dan DNA polimerase e pada untai
tertinggal. Baik DNA polimerase d maupun mempunyai fungsi penyuntingan.
Kemampuan DNA polimerase d untuk menyintesis DNA yang panjang
disebabkan oleh adanya antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell
nuclear antigen (PCNA), yang fungsinya setara dengan subunit b holoenzim DNA
polimerase III pada E. coli. Selain terjadi penggandaan DNA, kandungan histon di
dalam sel juga mengalami penggandaan selama fase S.
Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang berkaitan
dengan garpu replikasi akan diimobilisasi di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin
tersebut dapat divisualisasikan menggunakan mikroskop dengan melabeli DNA
yang sedang bereplikasi. Pelabelan dilakukan menggunakan analog timidin, yaitu
bromodeoksiuridin (BUdR), dan visualisasi DNA yang dilabeli tersebut dilakukan
dengan imunofloresensi menggunakan antibodi yang mengenali BUdR.
Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena tidak ada
DNA yang dapat menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5 untai
tertinggal. Dengan demikian, informasi genetik dapat hilang dari DNA. Untuk
mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariota (telomer) mengandung beratus-ratus
sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi informasi genetik dengan ujung 3
melampaui ujung 5. Enzim telomerase mengandung molekul RNA pendek, yang

sebagian sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini


akan bertindak sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada
ujung 3.
Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan
di dalam sel-sel somatis pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan
menyebabkan pemendekan kromosom pada tiap generasi sel. Ketika pemendekan
mencapai DNA yang membawa informasi genetik, sel-sel akan menjadi layu dan
mati. Fenomena ini diduga sangat penting di dalam proses penuaan sel. Selain itu,
kemampuan penggandaan yang tidak terkendali pada kebanyakan sel kanker juga
berkaitan dengan reaktivasi enzim telomerase.
RNA : pelaksana
Berbeda dengan DNA, RNA merupakan rantai panjang lurus yang berfungsi
dalam sintesis protein. Terdapat 3 jenis RNA yaitu:
a). mRNA merupakan RNA yang urutan basanya komplementer
(berpasangan)
dengan salah satu urutan basa rantai DNA.
RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal linier
dan disintesis oleh DNA di dalam nukleus. Panjang pendeknya mRNA
berhubungan dengan panjang pendeknya rantai polipeptida yang akan
disusun. Urutan asam amino yang menyusun rantai polipeptida itu sesuai
dengan urutan kodon yang terdapat di dalam molekul mRNA yang
bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. Adapun fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode
genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. mRNA ini
dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan
dalam plasma.
b). tRNA (transfer RNA) atau ARNt (ARN transfer)
RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di
dalam sitoplasma. tRNA merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai
penerjemah kodon dari mRNA. Fungsi lain tRNA adalah mengikat asamasam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi protein dan
mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang berhubungan dengan
kodon dinamakan antikodon.

c). rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)


RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di
dalam nukleus. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih
dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin
perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu arah sepanjang mRNA. Di
dalam ribosom, molekul rRNA ini mencapai 30-46%.
Struktur RNA(ribosenucleic acid) yaitu:
1 Gula 5 karbon ribosa.
2 Gugus fosfat
3 Basa nitrogen yang persis sama dengan basa nitrogen DNA namun pada
mRNA thymine diganti dengan urasil.
Sintesis protein terdiri atas dua tahap yaitu transkipsi dan translasi, yang
diawali dengan replikasi DNA. DNA sebagai media untuk proses transkipsi suatu
gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses
transkipsi berjalan, biasanya didahului oleh sinyal dari luar akan kebutuhan suatu
protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan,
perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat seluler maupun jaringan.
Sedangkan RNA diperlukan dalam sintesis protein sebagai pengantar informasi
genetik yang dibawa oleh gen ke tempat sintesis protein dalam sitoplasma.
Sintesis protein memerlukan tiga tahap reaksi yaitu inisiasi, elongasi
(perpanjangan) dan terminasi. Reaksi inisiasi menghasilkan pengikatan tRNA
inisiasi ke situs inisiasi pada mRNA. tRNA inisiasi itu mengisi situs peptidil pada
ribosom. Elongasi dimulai dengan pengikatan suatu aminoasil tRNA pada situs
aminoasil, yaitu suatu tempat pengikatan khusus tRNA pada ribosom. Terminasi
terjadi bila sinyal untuk berhenti yang terdapat pada mRNA dibaca oleh faktor
pembebas protein yang akan mengakibatkan pembebasan rantai polipeptida yang
sudah selesai dari ribosom. Sebetulnya ribosom adalah suatu enzim yang
mengkatalisis pembentukan ikatan-ikatan peptida yang diatur oleh mRNA.
Sebelum pembelahan sel, DNA di dalam kromosom mengganda sehingga
setiap sel anak memiliki kromosom yang sama. DNA bertanggungjawab untuk

mengkode semua protein, setiap asam amino di kode oleh satu atau lebih triplet
nukleotida. Kode ini dihasilkan dari satu untai DNA melalui proses yang disebut
dengan transkripsi. Proses ini menghasilkan mRNA yang akan dibawa keluar dari
inti untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi protein. Hal ini dapat dilakukan
karena pada sitoplasma terdapat kelompok ribosom yang disebut dengan
poliribosom, atau dapat dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum
endoplasma.
Kode seperti yang disebut di atas diterjemahkan pada suatu struktur yang
disebut ribosom yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat
bagi mRNA di mana mRNA akan terikat. Asam amino untuk sintesis protein akan
di bawa ketempat ini oleh RNA transfer (tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet
yang akan berikatan dengan urutan nuklotida yang sesuai pada mRNA. Sebagai
contoh fenil alanin yang terikat pada tRNA yang miliki tiplet AAA (adeninadenin-adenin) akan berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada mRNA
yaitu UUU (urasil, urasil, urasil).
Secara garis besar, ADN sebagai bahan genetis mengendalikan sifat individu
melalui proses sintesis protein. Ada dua kelompok protein yang dibuat ADN, yaitu
protein struktural dan protein katalis. Protein struktural akan membentuk sel,
jaringan, dan organ hingga penampakan fisik suatu individu. Inilah yang
menyebabkan ciri fisik tiap orang berbeda satu sama lain. Protein katalis akan
membentuk enzim dan hormon yang berpengaruh besar terhadap proses
metabolisme, dan akhirnya berpengaruh terhadap sifat psikis, emosi, kepribadian,
atau kecerdasan seseorang.
Proses sintesis protein dapat dibedakan menjadi dua tahap. Tahap pertama
adalah transkripsi yaitu pencetakan ARNd oleh ADN yang berlangsung di dalam
inti sel. ARNd inilah yang akan membawa kode genetik dari ADN.
Tahap kedua adalah translasi yaitu penerjemahan kode genetik yang dibawa
ARNd oleh ARNt.
- Langkah sintesis protein
- Tempat berlangsung
- Perancang jenis protein
- Pelaksana proses sintesis

- Sumber energi
- Bahan sintesis protein
- Enzim yang diperlukan untuk transkripsi : Transkripsi dan Translasi
: Ribosom
: ADN
: ARNd, ARNt, dan ARNr
: Adenosin Tri Phosphat (ATP)
: asam amino
: ARN polymerase
Pelaksana sintesis protein adalah:
1. RNA-duta atau RNA-messenger (RNAm), pembawa perintah/informasi
2. genetik, merupakan jenis RNA terbesar molekulnya di dalam sel.
3. RNA-ribosom (RNAr), menyusun sebagian besar ribosom sebagai mesin pabrik
protein.
4. RNA-transfer (RNAt), pengantar asam amino ke ribosom, merupakan jenis RNA
terkecil molekulnya di dalam sel.
a

Transkripsi
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis mRNA dari fragmen salah
satu rantai DNA, sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari
DNA ke mRNA. Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi genetik
(proses penerjemahan informasi genetik dalam bentuk urutan basa menjadi
protein). Pengertian asli transkripsi adalah alih aksara atau penyalinan. Di
sini, yang dimaksud adalah mengubah teks DNA menjadi RNA.
Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen timin di DNA yang
pada RNA digantikan oleh urasil. DNA berperan sebagai materi genetik;
artinya DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum
bagi setiap organisme. DNA melakukan transkripsi agar gen asli tetap
terlindung di dalam inti sel, sementara hasil kopinya ditugaskan untuk
melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya dalam proses sintesis protein.
Jika RNA rusak, maka akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.
Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada
di dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus
menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom. Namun pada sel tumbuhan,

transkripsi terjadi di dalam matriks pada mitokondria dan plastida. Pada proses
transkripsi, rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA
dengan bantuan enzim RNA polimerase. Enzim tersebut menempel pada
bagian yang disebut promoter, yang terletak sebelum gen.
Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang akan disalin terbuka.
Akibatnya, dua rantai DNA berpisah. Salah satu DNA berfungsi sebagai
pencetak atau sense, yang lain sebagai antisense. Misalnya pencetak memiliki
urutan basa G-A-G-A-C-T, dan pasangan komplemen memiliki urutan C-T-CT-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka mRNA hasil cetakannya CU-C-U-G-A. Jadi, mRNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian dari DNA CT-C-T-G-A, dan merupakan komplemen dari pencetak.
Tahapan Transkripsi
Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu
pengenalan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing tahap
akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1 Inisiasi (permulaan)
Daerah DNA di mana RNA polymerase melekat dan mengawali
transkipsi disebut sebagai promotor. Suatu promotor menentukan di
mana transkipsi dimulai. Juga menentukan yang mana dari kedua
rantai heliks DNA yang akan digunakan sebagai cetakan. Sebagian
rantai DNA membuka, kemudian disusul oleh pembentukan ratai
RNA-duta (RNAm). Rantai DNA yang mencetak RNAm disebut rantai
sense/template. Pasangan rantai sense yang tidak mencetak RNAm
disebut antisense.
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke
mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5AGGAGGU-3, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung
(7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai
bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam
amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin.
Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri,
metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara

mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA- Nformil metionin disebut
kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan
cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.
2

Elongasi (pemanjangan)
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka untaian
heliks ganda DNA dengan bantuan enzim polimerase, sehingga
terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.
Tahap Elongasi pada Transkripsi
1 RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA
2 Nukleotida melekat pada DNA template
3 Strand RNA mengelupas dari DNA
4 DNA kembali menyatu
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino

ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom
terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II.
Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti
kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom,
metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk
dipeptide.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III
GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam
amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin
dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk
tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu
berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam
amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan
antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino
yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan
kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam
amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai

enzim,

yaitu

mengkatalisis

pembentukan

ikatan

peptida

yang

menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru


tiba.
3

Terminasi (pengakhiran)
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi
urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi
merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai kodon terminasi
(kode stop) yang sesungguhnya.
Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir
kodon terminasi, yaitu ketika polimerase mencapai titik terminasi
sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik
polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di
dalam mRNA. Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida,
mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
Tahap Terminasi Pada Transkripsi
1 RNA polymerase megenai terminator
2 RNA polymerase melepaskan RNA
3 RNA polymerase meninggalkan DNA
Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA,
artinya mRNA yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut
disebabkan karena pre-mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu
rangkaian kodon yang tidak bisa diterjemahkan menjadi protein. Intron
ini sangat banyak pada DNA eukariotik. Bagian yang akan menjadi
mRNA matang dinamakan dengan ekson. Ekson mengandung
informasi yang akan diterjemahkan menjadi protein.
Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan
splicing mRNA. Proses splicing berguna untuk membuang bagian
intron yang secara genetik tidak mengandung informasi terkait asam
amino. Splicing terjadi sebelum mRNA dikeluarkan dari inti sel.

Konsep penting dalam transkripsi:

Pasangan tiga basa nitrogen disebut triplet. Triplet yang terdapat


pada rantai sense ADN yang mencetak ARNd disebut kodogen. Triplet
yang terdapat pada ARNd disebut kodon. Triplet yang terdapat pada ARNt
disebut antikodon.
b. TRANSLASI
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang
membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan
elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini
disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan
ATP.
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah
tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit
ribosom. mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh
ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam celah ribosom. Ketika mRNA
masuk ke ribosom, ribosom membaca kodon yang masuk. Pembacaan
dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan
ribosom yang datang untuk mebaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan
beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip
tusuk satu, di mana tusuknya adalah mRNA dan daging adalah ribosomnya.
Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara
berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang
membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke
celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang
spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub
unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.
Tahap Inisiasi Pada Translasi
1. Sub unit Ribosom Kecil melekat pada mRNA

2. Anti kodon tRNA melekat pada Start Kodon


3. Sub unit Ribosom besar melekat pada sub unit Ribosom kecil.
2. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu
per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar
mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang
segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil membawa asam
amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan
dengan serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera
diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA
tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida
yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses
pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan
ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon
molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul
mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk
mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit
ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan
peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang
baru tiba.
Tahap Elongasi Pada Translasi
1.Kodon pada sisi A Ribosom, berpasangan dengan anti kodon dari tRNA yang
sesuai.
2. Ikatan peptida antara Asam Amino
3. tRNA melekat pada tRNA selanjutnya seiring bergeraknya Ribosom.
3. Terminasi

Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon


stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA.
Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sinyal untuk
menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian diproses menjadi
protein.
Tahap Terminasi Pada Translasi
1. Ribosom sampai pada stop kodon
2. tRNA tanpa Asam Amino melekat pada stop kodon
3. Polipeptida lepas.
4. Komponen Ribosom lepas.
Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi
(pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA dimulai pada
kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA atau AUG
pada RNA. Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga menyusun
kodon-kodon setiap tiga urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam amino
polipeptida. Banyak asam amino yang dapat disandikan oleh lebih dari satu
kodon.
Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang
memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida.
Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh
tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam
kompleks mRNA-ribosom. Pada proses pemanjangan ribosom akan bergerak terus
dari arah 5'3P ke arah 3'OH sepanjang mRNA sambil merangkaikan asam-asam
amino. Proses penyelesaian ditandai denga bertemunya ribosom dengan kodon
akhir pada mRNA.
Translasi prokariot dan eukariot
Walaupun mekanisme dasar trskripsi dan translasi serupa untuk prokariot
dan eukariot, terdapat suatu perbedaan dalam aliran informasi genetik di dalam sel
tersebut. Karena bakteri tidak memiliki nukleus (inti sel), DNA-nya tidak
tersegregasi dari ribosom dan perlengkapan pensintesis protein lainnya.

Transkripsi dan translasi dipasangkan dengan ribosom menempel pada ujung


depan molekul mRNA sewaktu transkripsi masih terus berlangsung. Pengikatan
ribosom ke mRNA membutuhkan situs yang spesifik. Sebaliknya, dalam sel
eukariot selubung nukleus atau membran inti memisahkan transkripsi dari
translasi dalam ruang dan waktu. Transkripsi terjadi di dalam inti sel dan mRNA
dikirim ke sitoplasma tempat translasi terjadi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
1. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida
yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak
inti sel, sitoplasma dan ribosom.
2. Ribosom sebagai tempat sintesis protein, sekaligus merupakan mesin yang
mengatur dan memilih komponen-komponen yang terlibat dalam sintesis
protein.

3. Sintesis protein dibagi dalam 3 tahap yaitu :


Replikasi, dikontrol oleh fragmen DNA tertentu dalam suatu utas da ini
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Terutama sinyal kimiawi, obat,
virus, dan pencemaran bahan kimia. Replikasi dimulai dari titik replikasi

dan arahnya menurut 5-3.


Transkripsi, merupakan bagian dari rangkaian ekspresi genetik (proses
penerjemahan informasi genetik dalam bentuk urutan basa menjadi

protein).
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang
ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang

menyusun suatu polipeptida atau protein.


4. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein
yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi
dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini
disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan
ATP.

5. Ribosom mempunyai komposisi 60% rRNA dan 40% protein basa, yang
tersusun secara rumit oleh lebih dari 50 jenis protein yang berbeda. Komposisi
basa dalam rRNA agak berbeda dengan susunan gugus basa dalam DNA
secara menyeluruh rRNA dalam gugus nukleat-nya terdapat gugus metil yang
diduga untuk mencegah agar jangan sampai molekul tRNA dan rRNA dipakai
sebagai pola dalam sintesis protein.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Jane B.R, dan Lawrence G.M. 2002. Biologi Jilid 1, edisi kelima.
Jakarta: Erlangga
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia. Jakarta : EGC
Subowo. 2007. Biologi Sel. Bandung : CV Angkasa
Thenawijaya Maggy. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta : Erlangga
http://denydendhi.blogspot.com/2011/03/replikasi-dna.html
http://www.scribd.com/doc/40154876/Tahapan-Sintesis-Protein
http://desybio.wordpress.com/2010/03/30/kode-genetika/
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/15/kode-genetik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ribosom
http://id.wikipedia.org/wiki/Replikasi_DNA
http://heart-rifna.blogspot.com/2012/03/sintesis-protein.html

Вам также может понравиться