Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
c)
bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut (Waluyo 2010). Tarif penyusutan berdasarkan Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Harta Berwujud
Kelompok Harta
Masa
Tarif
Tarif Penyustan
Berwujud
Manfaat
Penyusutan
(Saldo Menurun)
(Garis lurus)
I.Bukan bangunan
Kelompok 1
4 Tahun
25%
50%
Kelompok 2
8 Tahun
12,5%
25%
Kelompok 3
16 Tahun
6,25%
12,5%
Kelompok 4
20 Tahun
5%
10%
II.Bangunan
Permanen
Tidak Permanen
20 Tahun
10 Tahun
5%
10%
---
a)
Namun sebelumnya selisih lebih atas revaluasi aset tetap tersebut dapat
dikompensasikan jika terdapat kerugian fiskal. Yang dimaksud dengan kerugian
fiskal adalah jumlah kerugian yang telah dikeluarkan melalui Surat Ketetapan
oleh KPP. Dalam hal KPP belum menetapkan kerugian fiskal tersebut, maka
kerugian fiskal dihitung atas dasar laporan keuangan Wajib Pajak. Apabila
setelah dilakukan pemeriksaan oleh KPP ternyata kerugian fiskal tersebut
berbeda dengan kerugian yang sebagaimana dalam laporan keuangan Wajib
Pajak, maka akan diadakan koreksi atas PPh terutang. Dengan adanya
revaluasi tersebut maka aset tetap akan mencerminkan nilai wajar. Dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 mengatur bahwa atas
aset yang dinilai kembali tersebut, masa manfaatnya yang baru ditetapkan
sesuai dengan masa manfaat menurut kelompok harta masing-masing.
METODOLOGI PENELITIAN
Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Dalam melakukan
penelitian ini peneliti menguraikan secara deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang akan menggambarkan objek penelitian secara sistematis,
faktual dan aktual berkaitan dengan fakta-fakta, sifat-sifat, dan juga kaitankaitan operasional antar permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian
ini menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan revaluasi aset tetap untuk
mengetahui kaitan antara teori dengan praktek yang ada di lapangan tentang
penerapan tax planning serta mengetahui signifikansi dari penghematan pajak
terutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari kebijakan
revaluasi atas aset tetap. Rancangan penelitian ini dilakukan dalam bentuk
studi kasus pada PT.X. Berdasarkan metode ini, aspek-aspek tertentu yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti diamati secara seksama sehingga
diperoleh data-data yang mendukung penelitian ini.
Jenis dan Sumber Data
Data dalam pengertian bisnis didefenisikan sebagai sekumpulan informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Data-data tersebut disusun
dan diolah dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data kuantitatif yang berkaitan dengan kebijakan revaluasi aset
tetap yang meliputi biaya perolehan aset tetap yang dimiliki perusahaan,
metode penyusutan fiskal yang digunakan perusahaan, daftar penyusutan aset
tetap sebelum dan sesudah direvaluasi yang didapat dari laporan keuangan
perusahaan bersangkutan.
Penelitian ini menggunakan sumber-sumber data internal. Data yang
diperoleh kemudian diteliti dan diolah lebih lanjut dengan alat bantu berupa
teori-teori yang telah diperoleh dan dipelajari sebelumnya, sehingga dari data
tersebut dapat dilakukan analisi untuk kemudian ditarik kesimpulan mengenai
masalah yang sedang diteliti.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Dokumentasi
adalah pengumpulan data berupa dokumen yang merupakan bukti terjadinya
suatu peristiwa atau kejadian. Data yang dikumpulkan melalui dokumentasi
adalah biaya perolehan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, daftar
penyusutan aktiva tetap sebelum dan sesudah direvaluasi, metode penyusutan
fiskal yang dipakai perusahaan dan data-data lainnya yang juga berkaitan
dengan kebijakan revaluasi aktiva tetap oleh perusahaan, dengan panduan
instrumen penelitian.
Metode Analisa Data
Secara teknis proses analisis data adalah sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
ANALISIS DATA
Perusahaan melakukan revaluasi efektif per 1 Januari 2010. Revaluasi yang
dilakukan oleh PT X adalah revaluasi parsial yaitu hanya pada aset tanah dan
bangunan dan prasaran saja. Sejak tahun 2010, PT X mencatat tanah dan
bangunan dan prasaran pada jumlah revaluasian yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan
yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda
secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar
pada tanggal neraca. Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
dari bangunan dan prasarana.
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT X dilakukan agar nilai aset
tetap perusahaan mencerminkan nilai wajar sehingga neraca perusahaan
terlihat lebih sehat. Selain itu revaluasi aset tetap juga bertujuan untuk
meminimalkan beban pajak yang akan diayarkan oleh perusahaan. Revaluasi
aset tetap yang dilakukan oleh PT X dilandaskan pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei 2008 Tentang Penilaian
Kembali Aset Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan yang pelaksanaannya
diatur dalam peraturan dirjen pajak yaitu PER-12/PJ/2009 Tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan dan
Administrasi Penilaian Kembali Aset Tetap
Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan. Proses pelaksanaannya akan
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, sehingga penelitian ini akan
membandingkan Laporan Laba Rugi jika melakukan revaluasi dan jika tidak
melakukan revaluasi. Berikut ini adalah deskripsi data laporan keuangan di
tahun 2010 beserta data-data lain yang dibutuhkan berkaitan dengan analisis
dalam penelitian.
Penyusutan
Revaluasi aset tetap tentu saja akan menghasilkan beban penyusutan yang
berbeda dibandingkan dengan jika tidak melakukan revaluasi. Penerapan
revaluasi aset tetap akan menambah nilai dari aset tersebut. Adanya
penambahan nilai aset akibat revaluasi tentu saja akan menambah nilai
penyusutannya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka laba fiskal yang dimiliki
PT X di Surabaya juga akan berubaha bila melakukan kegiatan revaluasi aset
tetap. Berubahnya laba fiskal perusahaan juga akan berdampak pada
perubahan beban pajak penghasilan yang harus dibayarkan karena beban
pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba fiskal. Jika laba fiskal perusahaan
menjadi lebih kecil karena adanya penambahan nilai penyusutan, maka nilai
pajak yang dibayarkan juga akan menjadi lebih kecil. Berikut ini nilai
Total beban penyusutan yang dihasilkan untuk tahun 2010 jika perusahaan
tidak melakukan revaluasi adalah Rp. 253,844,888. Beban penyusutan tersebut
dialokasikan sebagai berikut:
Tabel 5
Alokasi Penyusutan (sebelum revaluasi) untuk tahun 2010
Biaya pabrikasi
225,474,846
Beban Usaha
18,134,091
Beban Lain-lain
10,235950
Jumlah
253,844,888
Sumber: Data internal perusahaan (diolah)
Dari data penyusutan di atas dapat diketahui terdapat perbedaan jumlah
penyusutan yang dihasilkan sebelum dan setelah revaluasi. Saat perusahaan
melakukan revaluasi total penyusutan adalah Rp. 324,596,251 sedangkan jika
perusahaan tidak melakukan revaluasi maka jumlah penyusutan yang
dihasilkan adalah Rp. 253,844,888. Beban penyusutan untuk tahun 2010
ketika perusahaan melakukan revaluasi lebih besar daripada ketika perusahaan
tidak melakukan revaluasi. Hal ini terjadi karena adanya pertambahan nilai dari
aset sebagai akibat dari revaluasi. Pertambahan nilai aset tersebut tentu saja
akan menambah nilai penyusutan dari aset tersebut.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang akan mencerminkan kinerja
keuangan perusahaan pada periode tertentu. Berkaitan dengan tujuan
perpajakan, perusahaan berupaya untuk menyajikan laporan laba yang kecil
agar beban pajak yang dibayarkan juga akan menjadi lebih kecil. Perusahaan
akan berusaha meminimalisasi besarnya laba yang disajikan tanpa melakukan
kegiatan manipulasi atau kegiatan lain yang melanggar hukum. Hal itu dapat
dilakukan perusahaan dengan memilih metode akuntansi yang diperkenankan
oleh aturan yang berlaku. Salah satu hal yang menjadi pilihan adalah dengan
melakukan perencanaan pajak melalui metode revaluasi aset tetap perusahaan.
Berikut ini laporan laba rugi perusahaan setelah menerapkan kebijakan
revaluasi aset tetap untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010:
Tabel 6
Laporan laba rugi PT X (setelah revaluasi) untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2010
PT MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam ribuan Rupiah)
PENJUALAN BERSIH
BEBAN POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR
3,380,766,645
2,679,105,528
701,661,117
BEBAN USAHA
Penjualan
Umum dan administrasi
Jumlah Beban Usaha
LABA USAHA
336,283,883
201,066,230
537,350,113
164,311,004
210,261,002
45,315,064
2,069,987
(32,722,888)
(32,645,182)
192,277,983
356,588,987
(105,537,683)
Pajak Tangguhan
39,827,481
(65,710,202)
290,878,785
1,283,865,451
1,574,744,236
Sumber : Data Internal Perusahaan
Dari laporan laba rugi diatas dapat kita lihat nilai beban pajak bersih yang
harus dibayarkan oleh perusahan dengan melakukan revaluasi aset tetap
adalah Rp 65,710,202. Jika perusahaan tidak melakukan revaluasi maka
tampilan laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Laporan laba rugi PT X (sebelum revaluasi) untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2010
PT MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2010 (dalam ribuan rupiah)
PENJUALAN BERSIH
BEBAN POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
Penjualan
Umum dan administrasi
Jumlah Beban Usaha
LABA USAHA
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Keuntungan kurs mata uang asing-bersih
keuntungan pembelian kembali hutang jangka panjang
Penghasilan bunga
3,380,766,645
2,644,631,473
736,135,172
336,283,883
196,011,916
532,295,799
203,839,373
210,261,002
45,315,064
2,069,987
(32,722,888)
(29,792,229)
Lain-Lain -bersih
Pengahsilan lain-lain bersih
195,130,936
398,970,309
(116,132,984)
39,827,481
76,305,503
475,275,812
1,283,865,451
LABA BERSIH
1,759,141,263
Sumber: Data Internal Perusahaan (diolah)
Dari laporan laba rugi di atas dapat dilihat jumlah pajak bersih yang harus
dibayarkan perusahaan ketika tidak melakukan revaluasi adalah Rp.
76,305,503. Jika dibandingkan dengan laporan laba rugi setelah melakukan
revaluasi maka dapat dapat dilihat terdapat perbedaan jumlah pajak bersih
yang harus dibayarkan. Pada laporan laba rugi setelah revaluasi terlihat jumlah
pajak yang harus dibayar adalah Rp 65,710,202. Ketika melakukan revaluasi
jumlah pajak bersih yang harus dibayarkan lebih kecil daripada sebelum
melakukan revaluasi. Hal ini disebabkan karena jumlah penyusutan ketika
melakukan revaluasi akan bertambah dan akan memperkecil laba.
Perbandingan Nilai Aset Tetap dan Penyusutan Sebelum dan Sesudah
Revaluasi
Sebagai cara untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba akibat kegiatan
revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT X dapat dilihat dengan melakukan
perbandingan nilai aset tetap dan besarnya beban penyusutan sebelum dan
sesudah PT X melakukan kegiatan revaluasi aset tetap. Berikut ini adalah
perbandingan nilai aset tetap beserta dengan penyusutan pada PT X antara
sebelum dan setelah revaluasi aset tetap:
Tabel 8
Perbandingan nilai aset tetap dan penyusutan sebelum dan sesudah
revaluasi
Sebelum Revaluasi
Penyusuta
Nilai Buku
n
Setelah Revaluasi
Nilai Buku Penyusuta
Baru
n
Tanah
137,076,04
5
1,168,724,8
90
Bangunan dan
prasarana
662,719,53
0
275,187
1,235,982,9
94
71,026,55
0
3,903,331,4
53
227,186,6
33
3,903,331,4
53
227,186,6
33
77,987,183
10,155,37
0
77,987,183
10,155,37
0
Jenis Aset
Mesin dan
peralatan
Perlengkapan
gudang
Perlengkapan
teknik dan
laboratorium
49,456,263
3,554,437
49,456,263
3,554,437
peralatan kantor
77,122,920
7,659,822
77,122,920
7,659,822
Alat pengangkutan
Aset dalam
penyelesaian
59,486,893
5,013,439
59,486,893
5,013,439
37,054,538
37,054,538
5,004,234,8
253,844,8 6,609,147,1
324,596,2
25
88
34
51
TOTAL
Sumber : data internal perusahaan (diolah)
Berdasarkan data pada tabel 8 dapat dilihat adanya selisih lebih revaluasi
aset tetap pada PT X sebesar Rp. 1,602,834,211 (Rp. 6,609,147,134 Rp.
5,004 234,825). Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa aset tetap
perusahaan yang direvaluasi adalah tanah dan bangunan dan prasaran. Aset
tetap perusahaan tersebut mengalami peningkatan nilai buku yang cukup
besar. Nilai aset tanah meningkat cukup drastis dari Rp. 137,076,045 menjadi
Rp. 1,168,724,890 sedangkan nilai aset dari bangunan dan prasarana
meningkat dari Rp. 662,719,530 menjadi Rp. 1,235,982,994.
Perubahan pada nilai buku aset tetap perusahaan juga berpengaruh pada
nilai penyusutan yang ada. Jika saja perusahaan tidak melakukan revaluasi
maka nilai penyusutan yang timbul adalah Rp. 253,844,888 namun dengan
dilakukannya revaluasi maka nilai penyusutan berubah menjadi Rp.
324,596,251. Berkaitan dengan laporan laba rugi, perubahan nilai penyusutan
cukup berpengaruh terhadap laba bersih yang dihasilkan. Revaluasi
menyebabkan naiknya beban penyusutan yang secara langsung juga akan
menyebabkan laba perusahaan akan menjadi lebih kecil. Turunnya laba
perusahaan juga akan berpengaruh pada pajak yang harus dibayarkan
perusahaan yang juga akan menjadi lebih kecil.
PEMBAHASAN
Berdasarkan laporan laba rugi fiskal perusahaan untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2010 setelah melakukan revaluasi terhadap tanah dan
bangunan dan prasaran, maka besar pajak penghasilan PT X untuk tahun
2010 adalah Rp. 65,710,202. Nilai tersebut diperoleh dari beban pajak sesuai
dengan tarif efektif 25% dari total laba perusahaan sebelum pajak yang
kemudian dikurangkan dengan pengaruh pajak atas beban yang tidak dapat
diperhitungkan setelah itu ditambahkan dengan beban pajak anak perusahaan.
Perhitungan mengenai besarnya pajak yang dibayarkan apabila PT X
melakukan kegiatan revaluasi aset tetap adalah sebagai berikut :
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi
356,588,987
Pos luar biasa-keuntungan restrukturisasi hutang jangka panjang
1,283,865,451
Laba sebelum pajak anak perusahaan
(1,610,929,495)
Laba sebelum pajak perusahaan
29,524,943
Beban pajak sesuai dengan tarif efektif (25%)
7,381,235
Pengaruh pajak atas beban yang tidak dapat diperhitungkan
(5,301,101)
a)
b)
c)
DAFTAR PUSTAKA
Chrisdianto dan Ardianto. (2009). Penerapan Tax Planning dalam pengambilan
keputusan terhadap pilihan alternatif pembelian truk secara tunai,
kredit bank, dan leasing dengan hak opsi pada PT. Rajawali Dwi Putra
Indonesia. Jurnal Bisnis Perspektif, 1 (1).
Departemen Keuangan Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Keuangan Nomor
79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan
Perpajakan. Jakarta.
Hidayat, Nur, dan Edi Jaenudin. (2006). Penyajian Laporan Keuangan Dalam
Kerangka Tax Planning (Studi Kasus Pada PT. X di Bandung). Jurnal
Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, 7 (4).
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain. Jakarta.
Komite Standar Akuntansi Pemerintah. (2007). Buletin Teknis Standar Akuntansi
Pemerintah No. 05. Jakarta.
Mangunsong, Soddin. (2002). Peranan Tax Planning Dalam Mengefisiensikan
Pembayaran Pajak Penghasilan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2 (1).
Mardiasmo. (2002). Perpajakan. Jakarta: Andi Yogyakarta
Sekretariat Negara Indonesia. (2000). Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000
tentang Pajak Penghasilan. Jakarta.
Suandy, Erly. (2001). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Suandy, Erly. (2002). Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Suandy, Erly. (2006). Perpajakan. Jakarta:Salemba Empat.
Syafrianto. (2007). Tinjauan Atas Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan
Perpajakan dan Implikasinya bagi Akuntansi Komersial. Jurnal Riset dan
Artikel Akuntansi (Volume 1; 64-76)
Waluyo. (2010). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo dan Wirawan. (2000). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Zain, Mohammad. (2005).Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
DATA PENELITI
Peneliti 1
Nama
Alamat
Status
Email
HP
: R. Bernadinus Chrisdianto
: Bogen Baru 30, Surabaya
: Dosen Prodi Perpajakan Poltek Ubaya
Dosen part-time Universitas Pelita Harapan Surabaya
: roberto_ocarm@yahoo.com
: 08179383288 & 08385906680
Peneliti 2
Nama
Alamat
Status
Email
HP
:
:
:
:
: