Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
tengah. Pada zaman ini tidak terjadi penurunan yang berarti dan terjadi proses
pandataran yang cukup lama akibat erosi.
Periode Oregenik yang terakhir terjadi pada zaman Plio-Pleistosen yang
mengakibatkan pembentukan patahan blok dan peremajaan dari rift. Salah satu
zone patahan yang terjadi pada zaman Plio-Pleistosen adalah zone patahan
Semangko. Pada zaman Kuarter terjadi kegiatan gunung api dan kegiatan gunung
api pada zaman Kuarter tersebut sebagian besar berasosiasi dengan sesar,
misalnya bila suatu tempat terjadi sesar akan diikuti bentambahnya gunung api
yang baru. Ada juga kegiatan gunung api yang mengakibatkan depresi yang
seolah-olah merupakan hasil dari persesaran.
1. Sumatra Sebelah Barat
Sumatra sebelah barat tersusun atas
endapan batuan tersier yang sangat tebal
dan bersifat resistensi terhadap erosi kecil.
Singkapan-singkapan batuan yang berumur
pretersier di jalur non-vulkanik sangat
jarang ditemukan, sedangkan batuan basalt
ditemukan
secara
lokal.
Proses
Pulau
Sumatra
sebelah
timur
Selatan
sebagian
besar
dataran
rendah
dan
barat
merupakan
1) Ciri-ciri:
Mirip Sumatra Selatan
Merupakan lanjutan dari
blok Bengkulu
Sungainya mempunyai
perubahan secara
mendadak terutama
yang mengalir ke barat.
5. Sumatra Utara
Schurmann (1930) menggambarkan
bagian
Paleogene
dalam
pegunungan
membentuk
rangkaian
Tersier
sampai
timur
Danau
Toba
dari
termasuk
vulkano
Batak
ke
Lands,
pegunungan Prelaut.
geologinya
tektonik.
Kenampakan
lembah Asahan.
Lembah
Asahan
merupakan
Kawah
Toba.
Pusat
setelah
runtuh
patahan
blok
Toba,
Utara),
(Riau),
Ketahun
Komering
(Sumatera
Selatan),
dan
Way
Sekampung (Lampung).
Di bagian barat pulau, terbentang Pegunungan Barisan yang membujur
dari utara hingga selatan. Hanya sedikit wilayah dari pulau ini yang cocok
digunakan untuk pertanian padi. Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung
berapi yang hingga saat ini masih aktif, seperti Merapi (Sumatera Barat), Bukit
Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Jambi). Pulau Sumatera juga banyak memiliki
danau besar, di antaranya Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara),
Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau Dibawah (Sumatera
Barat), dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan).
Pendopo dan
Pegunungan
Duabelas
pelipat
ini
Plistosen menghasilkan lipatan yang berarah barat laut-tenggara tetapi sesar yang
terbentuk berarah timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara. Jenis sesar yang
terdapat pada cekungan ini adalah sesar naik, sesar mendatar dan sesar normal.
Kenampakan struktur yang dominan adalah struktur yang berarah barat lauttenggara sebagai hasil orogenesa Plio-Plistosen.
Dengan demikian pola struktur yang terjadi dapat dibedakan atas pola tua
yang berarah utara-selatan dan barat laut-tenggara serta pola muda yang berarah
barat laut-tenggara yang sejajar dengan Pulau Sumatra. Sumatera memang di
kenal Pulau yang paling rawan gempa bumi. Pergerakan patahan Sumatera ini
merupakan manifestasi dari pergerakan lempeng Australia yang menyusup ke
dalam lempeng Eurasia dimana sebagian besar energi dari pergerakan lempenglempeng tersebut dipindahkan ke pergerakan patahan Sumatera. Pemindahan
energi
dari
lempeng
yang
bertumbukan
tersebut
dimaksudkan
untuk
di
sepanjang
Pantai
Barat
Sumatera
karena
ada
2. Kondisi Hidrologi
Sumatra mempunyai bentuk memanjang, dari Kota Raja sampai Bagian
utara sampai Tanjung Cina di bagian selatan sepanjang 1650 km dan sepanjang
pantai banyak teluk-teluknya. Gambaran secara umum keeadaan fisiografi
pulauitu agak sederhana. Fisiografinya dibentuk oleh rangkaian Pegunungan
Barisan disepanjang sisi baratnya, yang memisahkan pantai barat dan pantai
timur.Lerengnya mengarah ke Samudera Indonesia dan pada umumnya curam.
Hal ini mengakibatkan jalur pantai barat kebanyakan bergunung-gunung kecuali
dua ambang dataran rendah di Sumatera Utara (Melaboh dan Singkel atau
Singkil)yang lebarnya 20 km. Sisi timur dari pantai Sumatra ini terdiri dari
lapisantersier yang sangat luas serta berbukit-bukit dan berupa tanah rendah
aluvial. Jalur rendah terdapat di bagian timur. Pada bagian ini banyak
mengandung biji intantersebar di Aceh yang lebarnya 30 km. Semakin ke arah
selatan semakin melebar dan bertambah hingga 150-200 km yang terdapat di
Sumatra Tengah dan Sumatra Selatan. Kondisi atau jenis tanah yang terdapat di
Sumatra antara lain alluvial Hidromorfik Kuning, Organosol, Podsolik Merah
Kuning, Podsolik Coklat, Latosol, Litosol, Andosol, dan ada beberapa jenis tanah
lainnya yang juga tersebar di seluruh pulau Sumatra. Sumatra berada pada iklim
tropis basah, dengan kondisi tersebut menyebabkan curah hujan yang banyak.
Sehingga hidrologi di sana ataukeadaan akuifer di Sumatra mudah ditemukan
hampir disemua wilayah Sumatra.Pengembangan potensi wilayah di Pulau ini
dapat dilakukan diberbagaibidang antara lain bidang pertanian, perkebunan,
kehutanan,
10
11
bahaya terkena erosi dan abrasi, pantainya berpasir dan tidak cocok untuk
dijadikan sebagai permukiman.
simpanan
air.Landaian
sebelah
timur.
Cocok
bila
ini
merupakan
suatu
corak
permukaan
yang
adalah:
Sisi barat Geantiklin Barisan terbentang di sebelah barat jalur
Semangkoberada pada setengah Pulau Sumatera di sebelah selatan Padang
tepatnya. Sisibaratnya terbentuk oleh blok kerang yang panjang dan miring
12
13
Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi
oleh keberadaan lempeng samudera, sedang sebelah timur didominasi oleh
keberadaan lempeng benua. Berdasarkan gaya gravitasi, magnetisme dan seismik
ketebalan sekitar 20 kilometer, dan ketebalan lempeng benua sekitar 40 kilometer
(Hamilton, 1979).
Sejarah tektoik Pulau Sumatra berhubungan erat dengan dimulainya
peristiwa pertumbukan antara lempeng India-Australia dan Asia Tenggara, sekitar
45,6 juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan rangkaian perubahan sistematis
dari pergerakan relatif lempeng-lempeng disertai dengan perubahan kecepatan
relatif antar lempengnya berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya. Gerak
lempeng India-Australia yang semula mempunyai kecepatan 86 milimeter/tahun
menurun menjaedi 40 milimeter/tahun karena terjadi proses tumbukan tersebut.
(Char-shin Liu et al, 1983 dalam Natawidjaja, 1994). Setelah itu kecepatan
mengalami kenaikan sampai sekitar 76 milimeter/ tahun (Sieh, 1993 dalam
Natawidjaja, 1994). Proses tumbukan ini pada akhirnya mengakibatkan
terbentuknya banyak sistem sesar sebelah timur India.
Keadaan Pulau Sumatra menunjukkan bahwa kemiringan penunjaman,
punggungan busur muka dan cekungan busur muka telah terfragmentasi akibat
proses yang terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa adanya transtensi (transtension) Paleosoikum Tektonik Sumatra menjadikan tatanan Tektonik Sumatra
menunjukkan adanya tiga bagian pola (Sieh, 2000). Bagian selatan terdiri dari
lempeng mikro Sumatra, yang terbentuk sejak 2 juta tahun lalu dengan bentuk
geometri dan struktur sederhana, bagian tengah cenderung tidak beraturan dan
bagian utara yang tidak selaras dengan pola penunjaman.
14
15
adalah
di
Gunung
Lembu,
adapun
busur
dalam
hasil
16
DAFTAR PUSTAKA
Ichwan, Dwi. 2010. Sejarah Terbentuknya Pulau Sumatera. Diambil dari
http://one-geo.blogspot.com/2010/01/sejarah-terbentuknya-pulausumatera.html. Diakses Pada 12 Oktober 2012.
Arif. 2011. Geomorfologi Sumatera. Diambil Dari
http://arif652.wordpress.com/2011/01/05/geomorfologi-sumatera/.
Diakses Pada 12 Oktober 2012
Agustina W, Betty. Proses Geologi Pulau Sumatra. Diambil dari
17
http://blog.ub.ac.id/bettyagustina/proses-geologi-pulau-sumatra/. Diakses
Pada 12 Oktober 2012
18