Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH AUDITING II

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN


DAN PERGUDANGAN

Disusun oleh : Kelompok 8


Jeremiah R. Assa

(110614218)

Pricilia G. Kaunang

(110614171)

Fauzan Otinur

(110614195)

Fini Haryono

(110614215)

Fetrick J. Pattiasina

(110614319)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN


Siklus Persediaan dan Pergudangan merupakan siklus yang unik karena
berhubungan dengan siklus transaksi lainnya. Untuk perusahaan manufaktur, bahan
baku masuk ke siklus persediaan dan pergudangan melalui siklus akuisisi dan
pembayaran, sedangkan tenaga kerja langsung masuk melalui siklus pengajian dan
personalia, dan siklus berakhir saat barang dijual pada siklus penjualan dan
penagihan.
Audit persediaan terutama pengujian atas saldo persediaan akhir tahun, biasanya
lebih kompleks dan memakan waktu yang lama. Menemukan dalam salah saji
dalam akun persediaan cukup sulit dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kompleksitas audit persediaan antara lain :

Persediaan biasanya merupakan akun terbesar dalam neraca.


Persediaan biasanya ada dilokasi yang berbeda, sehingga pengendalian fisik
dan perhitungan cukup sulit dilaksanakan.
Berbagai jenis persediaan seperti permata, bahan kimia, dan elektronik
biasanya sulit diamati oleh auditor.
Penilaian persediaan juga sulit dilakukan ketika keuangan persediaan perlu
diestimasi dan biaya manufaktur harus dialokasikan dalam persediaan.
Terdapat beberapa metode penilaian persediaan dan beberapa organisasi
menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk berbagai bagian
persediaan, hal ini diperbolehkan oleh GAAP.

FUNGSI-FUNGSI BISNIS
PENCATATAN TERKAIT

DALAM

SIKLUS

DAN

DOKUMEN

DAN

Persediaan dapat bervariasi bentuknya tergantung pada sifat bisnis perusahaan.


Untuk bisnis ritel atau penjualan dalam partai besar akun terbesar dalam laporan
keuangannya adalah persediaan barang dagangan yang tersedia dijual.
1. Pemprosesan Pesanan Pembelian
Diawali dengan akuisisi bahan baku untuk produksi. Pengendalian yang memadai
atas akuisisi harus digunakan untuk persediaan bahan baku (bagi perusahaan
manufaktur) dan barang jadi (bagi pedagang). Permintaan pembelian merupakan
formulir yang digunakan sebagai permintaan kepada departemen pembelian untuk
memesan persediaan. Permintaan ini biasanya diawali oleh personil dibagian
persediaan ketika bahan baku diperlukan, secara otomatis bisa juga diawali dengan
program komputer saat bahan baku mencapai tahap ditentukan, oleh pesanan atas
bahan baku yang diperlukan karena pesanan konsumen atau pun oleh pesanan
berdasarkan pada perhitungan bahan baku secara periodik.

Figur 19-1

Aliran Persediaan dan Biaya

Bahan baku
Bahan
baku yang digunakan
Persediaan
awal
Pembelian
Persediaan akhir

Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga Biaya


kerja langsung
tenaga kerja
aktual
langsung diaplikasikan
Barang setengah jadi
Saldo awal

Harga pokok produksi


Overhead manufaktur

Saldo akhir

Harga pokok penjualan

Barang jadi
Saldo awal
Harga pokok penjualan

Saldo akhir

Overhead aktual
Overhead yang diterapkan

Figur 19-1 menunjukan aliran fisik atas barang dan aliran biaya dalam siklus persediaan dan
pergudangan untuk perusahana manufaktur. Pemeriksaan dilakukan atas akun T dari
perdebatan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur untuk melihat
hubungan antar siklus persediaan dan pergudangan dengan siklus akuisisi dan pembayaran
dan siklus pengajian dan personalia, serta keterikatan langsung siklus penjualan dan
penagihan yang terjadi pada titik dimana barang jadi dikreditkan dan dibebankan dalam
harga
pokok
penjualan.

2. Penerimaan Bahan Baku


Penerimaan atas bahan baku yang dipesan, merupakan bagian siklus akuisisi dan
pembayaran, mencakup pemeriksaan jumlah dan kualitas bahan baku yang
diterima. Departemen penerimaan akan menyiapkan laporan penerimaan yang
menjadi bagian dari dokumentasi sebelum dilakukan pembayaran. Setelah diperiksa
bahan baku dikirim ke bagian penyimpanan, sedangkan salinan atas dokumen
penerimaan barang atau notifikasi elektronik atas peneriamaan barang dikirim ke
bagian pembelian, bagian penyimpanan dan bagian utang dagang. Pengendalian
dan pertanggungjawaban sangat diperlukan untuk seluruh pengiriman.
3. Penyimpanan Bahan Baku
Saat diterima bahan baku disimpan di bagian penyimpanan. Ketika departemen lain
membutuhkan bahan baku untuk diproduksi, maka personil yang bertanggungjawab
menyerahkan surat permintaan atas pengadaan bahan baku, pesanan pekerjaan,
atau dokumen dan notifikasi elektronik terkait yang mengidikasikan jenis dan
jumlah bahan baku yang diperlukan. Dokumen permintaan tersebut digunakan
untuk memperbarui berkas utama persediaan perpetual dan mencatat perpindahan
dari bahan baku ke akun barang dalam proses. Pembaruan ini terjadi secara

otomatis bersamaan dengan manajemen persediaan yang terintegrasi dan sistem


peranti lunak akuntansi yang diterapkan.

4. Pemprosesan Produk
Departemen pengendalian produksi secara terpisah bertanggungjawab atas
penentuan jenis dan jumlah produksi, pengendalian bahan sisa, pengendalian
kualitas, dan perlindungan fisik terhadap barang dalam proses serta
bertanggungjawab menelaah proses produksi yang terkomputerisasi dan laporan
atas bahan sisa, sehingga akan memberikan informasi bagi akuntansi untuk
pencatatan pengiriman bahan baku dan penentuan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya sangat penting bagi perusahaan karena sistem ini
menunjukkan profitabilitas produk untuk perencanaan dan pengendalian produk
dan penilaian persediaan dalam menyiapkan laporan keuangan. Ada dua jenis
sistem biaya yaitu : sistem biaya pesanan (biaya diakumulasikan atas biaya setiap
pekerjaan saat bahan baku dipakai dan biaya tenaga kerja muncul) dan sistem
biaya proses (biaya diakumulasikan berdasarkan proses sehingga biaya unit per
proses dibebankan pada produk melalui proses tersebut).
Pencatatan akuntasi biaya terdiri atas berkas utama, lembar kerja dan pelaporan
yang mengakumulasikan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
menggunakan sistem pesanan atau proses, dimana biaya tersebut muncul. Saat
produk selesai, biaya terkait dipindahkan dari barang setengah jadi ke barang jadi
berdasarkan laporan departemen produksi.
5. Penyimpanan Barang Jadi
Saat barang jadi selesai, barang disimpan untuk menunggu pengiriman. Perusahaan
dengan pengendalian internal yang baik akan menyimpan barang jadi dengan
pengendalian fisik yang terpisah dan di wilayah yang terbatas. Pengendalian atas
barang jadi biasanya merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
6. Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman aktual atas barang ke konsumen untuk dibayarkan dengan kas atau
aset lainnya seperti piutang dagang akan menciptakan petukaran aset-aset yang
diperlukan dalam memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Dalam transaksi
penjualan, pengiriman barang jadi menjadi pemicu dalam pengakuan piutang
dagang dan penjualan dalam sistem akuntansi. Pengiriman barang jadi harus
diotorisasi mengunakan dokumen pengiriman yang disetujui.
7. Berkas Utama Persediaan Perpetual
Pencatatan perpetual yang terpisah biasanya dilakukan untuk bahan-bahan baku
dan barang jadi, sedangkan untuk barang setengah jadi tidak digunakan pencatatan
perpetual. Berkas utama persediaan perpetual biasanya mencakup informasi
mengenai unit persediaan yang dibeli, dijual dan disimpan.
Untuk pembelian bahan baku, berkas utama persediaan diperbarui secara otomatis
saat pembelian persediaan diproses sebagai bagian dari catatan pembelian. Biaya

barang jadi mencakup bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
manufaktur, yang terkadang memerlukan alokasi dan pencatatan terperinci. Saat
perpetual barang jadi memasukan biaya unit, pencatatan akuntansi biaya harus
diintegrasikan ke dalam sistem komputer.

PENGARUH E-COMMERCE TERHADAP MANAJEMEN PERSEDIAAN


Internet dan aplikasi e-commerce berpengaruh dalam pembelian bahan baku
persediaan serta dalam mengelola persediaan. Manfaat utama internet untuk
mengelola persediaan adalah untuk menyediakan informasi lengkap mengenai
persediaan perusahaan yang berbasis real-time kepada rekan bisnis, diantaranya
pemasok dan pelangan. Internet, seperti halnya local area network (LAN) internal
lainnya, juga membantu manajemen memantau laporan status persediaan dan
dapat menelusuri pergerakan barang didalam organisasi dengan mengakses
informasi langsung tetang lokasi jenis persediaan yang dicari. Sejalan dengan
kenyamanan yang ditawarkan, akses ke informasi tersebut dapat meningkatkan
resiko bisnis jika akses basis data dan sistem tidak memadai untuk dikendalikan.

BAGIAN DARI AUDIT PERSEDIAAN


Dalam audit siklus persediaan dan pergudangan menyediakan kepastian bahwa
laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah jadi,
persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar. Audit atas siklus
persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 aktivitas yang berbeda, yaitu :
Figur 19-2

Fungsi dalam Siklus Persediaan dan Pergudangan


FUNGSI

Pemrosesan pesananPenerimaan
pembelian bahan
Penyimpanan
baku
bahanPemrosesan
baku*
barang
Penyimpanan barang
Pengiriman
jadi* barang jadi

Menerima
Memasukkan
bahan
bahan
baku
Memasukkan
baku ke dalam
bahan
Memasukkan
penyimpanan
baku dalambarang
proses jadi
produksi
dalam
Mengirim
penyimpanan
barang jadi
ALIRAN PERSEDIAAN

DOKUMEN TERKAIT
Permintaan pembelian
Laporan
Berkas penerimaan
utama persediaan perpetual
Pembelian
Berkas
bahan
bahan
utama
baku
baku
persediaan
Dokumen pengiriman
perpetual barang jadi
Pesanan pembelianFaktur vendor
Pencatatan
Pencatatan
akuntansi
akuntansi
biaya
Berkasbiaya
utama persediaan perpetual barang jadi
Pencatatan akuntansi biaya

*Perhitungan persediaan diambil dan dibandingkan dengan jumlah perpetual dan buku pada
tiap tahap siklus. Auditor harus menentukan bahwa pisah batas pencatatan sudah sesuai
dengan persediaan fisik dilokasi. Perhitungan harus dilakukan sekali setahun. Jika system
persediaan perpetual dioperasikan dengan benar, maka hal ini dilakukan berbasis siklus
sepanjang tahun.

1. Akuisisi dan Pencatatan Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Overhead


Ada tiga fungsi pertama dalam figure 19-2, yaitu proses atas pembelian pesanan,
penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor mendapatkan
pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi tersebut dan
kemudian melakukan pengujian siklus akuisisi dan pembayaran dan siklus pengajian
dan personalia. Pengujian terhadap pengendalian akuisisi bahan baku dan biaya
manufaktur tersebut berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan
benar. Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan
manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar
atas biaya ini dalam siklus penggajian dan personalia.
2. Pemindahan Aset dan Biaya
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi keempat dan kelima dalam
figure 19-2; pemprosesan barang dan penyimpanan barang jadi. Klien membukukan
aktivitas tersebut dalam pencatatan akuntansi biaya, yang indenpenden dari siklus
lain dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3. Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir dalam figure
19-2. Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka
auditor harus mendapatkan pemahaman dan menguji pengendalian internal atas
pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur
dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat dalam berkas utama
persediaan perpetual.
4. Pengamatan Persediaan Secara Fisik
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca
dan dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti
penting yang dapat digunakan untuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan
perhitungan persediaan.
5. Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentukan
apakah klien mengikuti metode persediaan sesuai dengan SAK dan konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang di gunakan auditor untuk
melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Auditor juga harus melakuan
pengujian kompilasi persediaan yaitu pengujian untuk melakukan verifikasi apakah
perhitungan fisik dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga persediaan
dijabarkan dengan benar, dan persediaan tersebut dijumlah dengan benar untuk
menghitung saldo buku besar.

Figur 19-3

Audit atas Persediaan

Bagian audit

Siklus yang diuji

Akuisisi dan pencatatan bahan baku,


tenaga
dan overhead
Akuisisi
dankerja,
pembayaran
dan penggajian dan personalia

Pemindahan aset dan biaya secara internal


Persediaan dan pergudangan

Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya


Penjualan dan penagihan

Pengamatan fisik atas persediaan

Persediaan dan pergudangan

Penetapan harga dan kompilasi persediaan

Persediaan dan pergudangan

Figur 19-3 menunjukan kelima bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan yang
saling terkait satu sama lainnya, beberapa bagian dari audit ini sangat efektif apabila diuji
secara bersamaan. Seperti : auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan
baku, tenaga kerja langsung dan overhead sebagai bagian dari audit siklus akuisisi dan
pembayaran dan siklus penggajian dan personalia, serta menguji pengiriman barang dan
mencatat pendapatan dan biaya terkait dengan audit siklus penjualan dan penagihan.
Auditor perlu mempertimbangkan hasil pengujian tersebut dalam siklus lainnya untuk
menentukan sifat dan lingkup pengujian subtantif yang diperlukan dalam audit persediaan.

AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA


Audit atas akuntansi biaya dimulai dengan adanya pemindahan internal aset dari
bahan baku ke barang setengah jadi ke persediaan barang jadi. Pada sistem dan
pengendalian yang terkait dengan pemindahan biaya persediaan, yang
diperhitungkan dalam pencatatan akuntansi biaya. Sistem dan pengendalian atas
akuntansi biaya bervariasi di tiap perusahaan, lebih bervariasi dibandingkan wilayah
audit lainnya karena jenis persediaan dan tingkat kemutakhiran yang diinginkan
manajemen sangat bervariasi.
1. Pengendalian Akuntansi Biaya
Adalah suatu proses yang memperngaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya
terkait sejak bahan baku dipesan sampai bahan baku selesai diproduksi dan
dipindahkan ke penyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi dua
kategori yaitu :

1) Pengendalian fisik atau bahan baku, barang setengah jadi dan persediaan
barang jadi.
2) Pengendalian atas biaya terkait.
Pengendalian fisik atas aset perusahaan memiliki fungsi yaitu : Untuk mencegah
kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian, perusahaan dapat memisahkan
dan membatasi akses ke tempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi,
dan barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan.
Pengendalian akuntansi biaya yang efektif lainnya dapat dilakukan dengan
penyusunan berkas utama persediaan perpetual yang dilakukan oleh personel yang
memiliki wewenang atau akses atas aset, dengan alasan sebagai berikut :

Melakukan pencatatan atas persediaan yang ada, yang digunakan untuk


memulai produksi atau pembelian tambahan bahan baku atau barang.
Mencatat pemakaian bahan baku dan penjualan barang jadi yang dapat di
telaah untuk mengetahui tingkat keuangan barang yang pergerakannya
lambat.
Mencatat pertanggungjawaban atas pengamatan terhadap perbedaan antara
perhitungan fisik dan jumlah yang tertera didaftar perpetual.

Pengendalian internal yang memadai juga dapat mengintergrasikan pencatatan


produksi dan pencatatan akuntansi guna memperoleh biaya yang akurat untuk
seluruh produk untuk membantu manajemen dalam menentukan harga barang jadi,
pengendalian biaya, dan perhitungan biaya persediaan.
2. Pengujian Akutansi Biaya
Auditor harus memperhatikan empat aspek dalam akuntansi biaya yaitu :
1) Pengendalian fisik atas persediaan
Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab
melainkan dengan memeriksa wilayah penyimpanan, menerapkan pengawasan
persediaan, dan menghitung secara akurat.
2) Dokumentasi dan pencatatan dalam pemindahan persediaan
Fokus utama auditor dalam melakukan verifikasi pemindahan persediaan dari
satu lokasi ke lokasi lainnya adalah memastikan bahwa pemindahan memang
terjadi, seluruh pemindahan dicatat, dan jumlah, deskripsi, serta tanggal
pemindahan sudah dicatat dengan akurat.

Memahami pengendalian internal


sistem akuntansi biaya
Mendesain pengujian
Menilai risiko pengendalian
pengendalian dan pengujian
terencana sistem akuntansi biaya
substantive atas transaksi
untuk sistemlingkup
akuntansi biaya
Menentukan
guna
memenui
tujuan audit
Penetapan
waktu
pengujian
Jumlah
Prosedur
audit
SampelSampel
yang

*Lingkup pengujian pengendalian ditentukan dari tingkat kepercayaan atas pengendalian.


Bagi perusahaan publik, pengujian harus memadai untuk menerbitkan opini pengendalian
internal atas laporan keuangan

3) Berkas utama persediaan perpetual


Keandalan berkas utama persediaan perpetual, yaitu :

Mempengaruhi penetapan waktu dan lingkup pemeriksaan fisik auditor atas


persediaan.
Bila akurat maka uditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal
neraca.
Persediaan fisik interim dapat menghemat biaya cukup besar, baik bagi klien
maupun editor dan memudahkan penyelesaian audit.
Dapat mengurangi pengujian perhitungan fisik persediaan bila klien memiliki
pencatatan persediaan perpetual yang andal dan hasil penilaian resiko
rendah untuk pengendalian atas pengamatan fisik persediaan.

Auditor menguji berkas utama persediaan perpetual dengan memeriksa


dokumentasi yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah
persediaan dalam berkas utama. Perusahaan menerapkan dokumen tradisional
hanya dalam bentuk elektronik dan sistem persediaan perpetual diintergrasikan
dengan siklus akuntansi lainnya, hasilnya dapat mengurangi resiko
pengendalian, yang kemudian akan mengurangi pengujian substantif dan
meningkatan efisien audit.
4) Pencatatan biaya unit
Data biaya yang akurat untuk bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
manufaktur sangat penting agar bahan baku, barang setengah jadi dan
persediaan barang jadi dapat disajikan secara akurat, untuk mendapatkan data
biaya yang akurat, klien harus mengintergrasikan pencatatan akuntansi biaya
dengan pencatatan produksi dan catatan lainnya.
Auditor perlu memahami pengendalian internal yang memakan waktu cukup
lama karena aliran biaya tersebut terintegrasi dengan pencatatan akutansi
ketiga lainnya : akuisisi dan pembayaran, penggajian dan personalia, dan
penjualan dan penagihan. Auditor menguji pencatatan akuntansi biaya sebagai
bagian dari pengujian akuisisi, penggajian, dan penjualan untuk menghindari
pencatatan lebih dari satu kali dan meningkatkan efisiensi audit.
Menentukan kewajaran dari biaya overhead manufaktur yang dibebankan ke
barang setengah jadi cukup sulit bagi auditor karena manajemen harus
membuat asumsi yang mempengaruhi alokasi overhead yang akan
mempengaruhi biaya unit persediaan dan kewajaran penilaian persediaan
keseluruhan secara signifikan.
Manajemen mengalokasikan overhead menggunakan total rupiah biaya tenaga
kerja langsung sebagai dasar alokasi. Pengendalian internal untuk akuntansi

biaya sangat bervariasi maka auditor harus mendesain pengujian yang tepat
berdasarkan pemahaman atas pencatatan akuntansi biaya dan tingkat
kepercayaan mereka agar pengujian subtantif bisa dikurangi.

PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan,
seperti halnya dalam siklus lain. Tabel 19-1 menunjukkan beberapa prosedur analitis
yang biasa dilakukan dan salah saji yang mungkin ditemukan saat terjadi fluktuasi.
Ada beberapa jenis prosedur analitis, seperti persentasi laba kotor yang berkaitan
dengan siklus lainnya.
Auditor sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran
saldo-terkait persediaan. Misalnya auditor membutuhkan informasi mengenai
ukuran dan berat produk persediaan, metode penyimpanannya (rak, tangki, dll),
dan kapasitas fasilitas penyimpanan untuk menentukan apakah persediaan yang
tercatat konsisten dengan persediaan yang tersimpan. Setelah melakukan
pengujian yang benar atas pencatatan akuntansi biaya dan prosedur analitis,
auditor memiliki dasar untuk mendesain dan melakukan pengujian princian saldo
persediaan.
Tabel 19-1. Prosedur analitis untuk siklus persediaan dan pergudangan
Prosedur Analitis
Salah Saji yang mungkin terjadi
Membandingkan persentasi laba kotor
Lebih saji atau kurang atas persediaan dan
dengan tahun-tahun sebelumnya
harga pokok penjualan
Membandingkan perputaran persediaan
Persediaan usang yang mempengaruhi
(harga pokok perjualan dibagi dengan
persediaan dan harga pokok penjualan
rata-rata persediaan) dengan perputaran
Lebih saji atau kurang saji atas persediaan
tahun-tahun sebelumnya
Membandingkan biaya per unit
Lebih saji atau kurang saji atas biaya per unit
persediaan dengan tahun-tahun
yang mempengaruhi persediaan dan harga
sebelumnya
pokok penjualan
Membandingkan perluasan nilai
Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit,
persediaan dengan tahun-tahun
atau peluasannya yang mempengaruhi
sebelumnya
persediaan dan harga pokok penjualan
Membandingkan biaya manufaktur tahun
Salah saji atas biaya per unit persediaan,
berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya terutama biaya tenaga kerja langsung dan
(biaya variable harus disesuaikan bila ada overhead manufaktur yang mempengaruhi
perubahan volume)
persediaan dan harga pokok penjualan

METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO


Auditor pertama kali mengenali persediaan klien dengan melakukan pengecekan
terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan barang,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Risiko bisnis
dalam persediaan biasanya bersumber dari siklus produk yang pendek, potensi
keusangan, penggunaan persediaan just-in-time, keberuntungan klien pada
beberapa pemasok utama dan penggunan teknologi cangih dalam mengelola
persediaan. Auditor biasanya menilai risiko bawaan cukup tinggi pada perusahaan
dengan jumlah persediaan yang besar, bergantung pada kondisi. Dan perlu
memperhatikan salah saji pada saat persediaan disimpan di banyak tempat,
metode pencatatan biaya yang kompleks, dan potensi keusangan persediaan yang
cukup tinggi. Auditor berfokus pada pengendalian internal atas pencatatan

MM ee nn geidl aniedits eura niksntaiiknfi ok sa slia rh i s i ka oj i by ai s n gi s d a p a t


M en i
kdpd leaiten ngr iemy na dn adg laimn e mu e pnt eui lnka gi a irsu i kh oi b a w a n
d e ns
pabm tee arb lsaeepkr dase ipra san ensd ki al u sn
a i ne u k a
an

perpetual, pengendalian fisik, perhitungan persediaan dan penetapan harga atas


persediaan.

Tahap I
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Sampel yang dipilih
Penetapan waktu

Tahap II
I
III

Tahap

*Siklus yang mempengaruhi pengujian saldo persediaan antara lain adalah siklus persediaan
dan pergudangan (system akuntansi biaya), siklus penjualan dan penagihan (penjualan
saja), siklus akuisisi dan pembayaran (akuisisi saja) dan siklus penggajian dan persediaan.

PENGAMATAN FISIK ATAS PERSEDIAAN


Auditor harus melakukan pengujian pengamatan fisik atas persediaan sejak
terjadinya pelanggaran besar yang melibatkan adanya pencatatan persediaan fiktif.
Kejahatan ini tidak ditemukan karena auditor tidak melakukan pengamatan fisik
atas persediaan, dan pada saat itu memang tidak diisyaratkan.
PSA 07 (SA 331) mengiyaratkan auditor untuk memeriksa efetivitas metode klien
dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari klien atas
kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut ,
auditor harus :

Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir
tahun
Mengamati prosedur penghitungan klien
Melakukan tanya jawab kepada klien tetang prosedur perhitungan mereka
Melakukan pengujian terpisah atas perhitungan fisik.

Poin penting dalam persyaratan PSA 07 adalah adanya perbedaan antara orang
yang melakukan pengamatan atas perhitungan fisik persediaan dan orang yang
bertanggungjawab atas perhitungannya. Pemeriksaan fisik auditor atas persediaan
tidak diperlukan jika persediaan disimpan di dalam gudang umum atau diawasi oleh
pihak luar. Auditor melakukan verifikasi dengan mengonfirmasi pihak luar tersebut.
1. Pengendalian atas perhitungan fisik
Dalam metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik
secara periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun, perhitungan dapat
dilakukan mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus
sepanjang tahun.
Pengendalian memadai atas perhitungan fisik persediaan klien mencakup instruksi
klien atas perhitungan fisik, supervisi dari personel yang berwenang, verifikasi
internal yang independen terhadap perhitungan, rekonsiliasi independen yang
dilakukan atas perhitungan fisik dengan berkas utama persediaan, dan
pengendalian memadai atas lembar perhitungan atau label yang digunakan untuk
mencatat perhitungan persediaan.
2. Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persedian sama dengan yang dilakukan
pada area audit lainnya. Keputusan ini mencakup penentuan prosedur audit,
penetapan waktu dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel dan
pemilihan sampel untuk diuji. Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini,
dengan mambahas prosedur audit yang memadai untuk itu.

Penetapan waktu : Auditor memutuskan apakah perhitungan fisik dapat


dilakukan sebelum akhir tahun (periode akuntansi), terutama dengan dasar
akurasi berkas utama persediaan perpetual. Melakukan pengamatan atas
perhitungan persediaan dan menguji taransaksi yang tercatat dalam pencatatan
persediaan dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun, jika pengendalian
efektif maka klien tidak perlu menghitung seluruh persediaan pada akhir tahun.
Membandingkan catatan dengan persediaan aktual berdasarkan sampel pada
waktu yang diinginkan sepanjang tahun, selama pengendalian atas penambahan
dan pengurangan pada pencatatan perpetual sudah diuji dan hasilnya efektif.
Jumlah sampel : Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali
sulit ditentukan karena auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur
klien. Jumlah sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total jam
yang dihabiskan, bukan jumlah persediaan yang dihitung. Faktor penentu dari
jumlah waktu yang diperlukan untuk menguji persediaan adalah memadai atau
tidaknya pengendalian internal atas perhitungan fisik, jumlah lokasi
penyimpanan, sifat dan lingkup salah saji yang ditemukan tahun-tahun
sebelumnya dan risiko bawaan.
Pemilihan sampel : Auditor melakukan pengamatan atas perhitungan
persediaan, harus berhati-hati dalam :
a) Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel
dari jenis persediaan tertentu.
b) Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin using atau rusak.
c) Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya
persediaan
tertentu.

3. Pengujian atas Pengamatan Fisik


Pada tabel 19-2, menuliskan daftar pengujian biasa atas perincian saldo prosedur
audit dalam pengamatan persediaan secara fisik. Kita asumsikan bahwa klien
menghitung persediaan pada tanggal neraca dan mencatat perhitungan persediaan
menggunakan label bernomor urut maka auditor juga harus memeriksa seluruh
area fisik dimana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa seluruh
persediaan dihitung dan diberi label dengan benar. Sebagai bagian dari prosedur
analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan perhitungan persediaan,
auditor dapat membandingkan persediaan yang bernilai tinggi dan berkas utama
persediaan sebagai pengujian kewajaran.
Tabel 19-2. Tujuan Audit Terkait Saldo dan Pengujian Perincian Saldo Atas
Pengamatan Fisik Persediaan
Tujuan Audit Terkait
Prosedur Umum Pengamatan
Komentar
Saldo
Persediaan
Persediaan seperti yang
Memilih sampel acak dengan nomor
Tujuannya adalah untuk
dicatat dalam label
label dan identifikasi label dengan
menentukan barang
memang ada (keberadaan) nomor ditempelkan pada persediaan fiktif dalam persediaan.
yang sebenarnya.
Mengamati pergerakan persediaan
selama perhitungan.

Persediaan yang ada


dihitung dan diberi label
untuk memastikan tidak
ada yang hilang
(kelengkapan).

Persediaan dihitung secara


akurat (akurasi).

Persediaan diklasifikasikan
dengan benar pada label
(klasifikasi).

Informasi diperoleh untuk


memastikan penjualan dan
persediaan dibeli dan
dicatat pada periode yang
benar (pisah batas).

Memeriksa persediaan untuk


memastikan sudah diberi label.
Mengikuti pergerakan persediaan
selama perhitungan.
Melakukan tanya jawab jika ada
persediaan di lokasi lain.
Menghitung seluruh label yang
dipakai maupun tidak dipakai untuk
memastikan tidak ada yang hilang
atau dengan sengaja tidak
dimasukkan.
Mencatat nomor label yang dipakai
maupun tidak dipakai untuk tindak
lanjut berikutnya.
Menghitung ulang perhitungan klien
untuk memastikan akurasi
pencatatan pada label (memeriksa
deskripsi dan unit perhitungan,
seperti lusin dan hitungan kotor).
Membandingkan perhitungan fisik
dengan berkas utama persediaan
perpetual.
Mencatat perhitungan klien untuk
pengujian akhir periode.

Memeriksa deskripsi persediaan


pada label dan membandingkannya
dengan persediaan aktual bahan
baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi.
Mengevaluasi apakah presentase
penyelesaian yang tercatat pada
label barang setengah jadi sudah
wajar.
Mencatat dalam berkas audit untuk
menindaklanjuti nomor dokumen
pengiriman terakhir pada akhir
tahun.
Memastikan persediaan diatas tidak
dimasukkan dalam perhitungan fisik.
Menelaah pengiriman persediaan
bersamaan dengan pengiriman yang
belum diperhitungkan.
Mencatat dalam berkas audit nomor
laporan penerimaan pada akhir
tahun untuk tindak lanjut.

Perlu memperhatikan
jika ada bagian
persediaan yang tidak
dimasukkan.
Pengujian ini harus
diselesaikan saat
penghitungan fisik.
Pengujian ini harus
selesai saat
penghitungan fisik.

Pencatatan perhitungan
klien dalam berkas
audit lembaran
persediaan dilakukan
atas alasan:
mendapatkan
dokumentasi bahwa
pemeriksaan fisik
dilakukan dengan
memadai dan menguji
kemungkinan bahwa
klien mungkin
mengubah catatan
setelah auditor
meninggalkan proses
penghitungan.
Pengujian ini dilakukan
sebagai bagian dari
prosedur awal atas
tujuan akurasi.

Mencari informasi pisah


batas yang benar atas
penjualan dan
pembelian sebagai
bagian penting dalam
pengamatan
persediaan.

Memastikan bahwa persediaan


diatas dimasukkan dalam
perhitungan fisik.
Menelaah area penerimaan
persediaan yang seharusnya
dimasukkan dalam perhitungan fisik.
Persediaan yang usang
dan tidak digunakan lagi
tidak dimasukkan atau
ditandai (nilai realisasi).

Klien mempunyai hak atas


persediaan yang tercatat
dan diberi label (hak).

Menguji keusangan persediaan


dengan melakukan tanya jawab
dengan karyawan pabrik dan
manajemen dan berhati-hati dengan
barang yang rusak, berkarat,
tertutup debu, atau diletakkan di
tempat yang tidak semestinya.
Melakukan tanya jawab mengenai
barang konsinyasi atau persediaan
milik pelanggan yang dimasukkan
dalam perhitungan klien.
Mewaspadai adanya persediaan
yang dipinggirkan atau ditandai
karena diindikasikan tidak jelas
pemilikannya.

AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Pengujian harga persediaan meliputi seluruh pengujian atas harga barang klien per
unit untuk menentukan apakah harga tersebut benar. Dan pengujian kompilasi
persediaan meliputi pengujian atas ringkasan perhitungan persediaan klien,
perhitungan kembali harga dikalikan jumlah, penjumlahan ringkasan persediaan dan
penelusuran total ke buku besar.
Akuisisi dan pencatatan bahan
baku, biaya tenaga kerja dan
overhead
Pemindahan aset dan biaya
secara internal
Pengiriman barang dan
pencatatan pendapatan dan
Pengamatan fisik atas
persediaan
Penetapan harga dan
kompilasi persediaan

1. Pengendalian Harga dan Kompilasi

Pencatatan biaya standar mengindikasikan selisih dalam bahan baku, tenaga kerja
dan overhead. Catatan ini berguna untuk mengevaluasi kewajaran biaya produksi
jika manajemen selalu memperbarui prosedur terkait perubahan dalam proses
produksi dan biaya.

Klien perlu melakukan pengendalian atas kompilasi persediaan untuk memastikan


perhitungan fisik diringkas dengan benar dan penetapan harganya sama dengan
pencatatan, dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan dalam berkas utama
persediaan pperpetual dan akun buku besar terkait dalam jumlah yang benar.
Verifikasi internal oleh pihak yang kompeten dan independen merupakan
pengendalian yang paling penting dilakukan atas akurasi biaya per unit, perluasan
dan penjumlahan didukung oleh dokumen yang memadai dan hasil pencatatan saat
perhitungan fisik.
2. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Pada tabel 19-3 menuliskan tujuan audit dan pengujian terkait atas penetapan
harga dan kompilasi, kecuali untuk tujuan pisah batas. Pengujian pencatatan
akuntansi untuk pisah batas dilakukan sebagai bagian dari penjualan (siklus
penjualan dan penagihan) dan akuisisi (siklus akuisisi dan pembayaran).
Auditor dapat menerapkan tujuan tersebut dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi masing-masing
persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya. Kita asumsikan bahwa
informasi yang tercermin dalam daftar persediaan perpetual dicatat dalam pesanan
persediaan dengan pencatatan terpisah antara bahan baku, barang setengah jadi
dan barang jadi. Dan total dari daftar ini harus sama dengan saldo buku besar.
Tabel 19-3. Tujuan Audit Terkait Saldo dan Pengujian Perincian Saldo Atas
Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Tujuan Audit Terkait
Prosedur Umum Penetapan
Komentar
Saldo
Harga dan Kompilasi
Persediaan
Persediaan dalam skedul Melakukan
pengujian
kompilasi Jika
pengendalian
persediaan sesuai dengan (tujuan keberadaan, kelengkapan efektif,
maka
hasil
perhitungan dan akurasi).
pengujian
perluasan
persediaan, perluasannya Melakukan
penjumlahan
skedul dan penjumlahan perlu
benar, dan totalnya sudah untuk persediaan bahan baku, dibatasi.
dijumlahkan dengan benar barang setengah jadi, dan barang
dan sesuai dengan buku jadi.
besar
(kecocokan Menelusuri totalnya ke buku besar.
perincian).
Melakukan
perhitungan
jumlah
dikalikan
harga
untuk
jenis
persediaan tertentu.
Persediaan dalam daftar Menelusuri daftar persediaan dalam Lima tujuan berikutnya
persediaan memang ada skedul ke label persediaan dan dipengaruhi oleh hasil
(keberadaan).
catatan perhitungan auditor untuk pengamatan
memastikan
keberadaan
dan persediaan.
Nomor
deskripsinya.
dan perhitungan label
diverifikasi
sebagai
bagian
dari

pengamatan
fisik
persediaan
dan
ditelusuri ke skedul
persediaan
sebagai
bagian dari pengujian
ini.
Hanya persediaan yang
ada yang benar-benar
dimasukkan dalam skedul
persediaan (kelengkapan).

Persediaan dalam skedul


persediaan adalah akurat
(akurasi).

Persediaan dalam daftar


persediaan
dinyatakan
dalam nilai realisasi bersih
(nilai realisasi).
Klien mempunyai hak atas
persediaan
yang
ada
dalam skedul persediaan
(hak).

Menghitung nomor label yang tidak


digunakan
dalam
dokumentasi
auditor untuk memastikan bahwa
tidak ada label yang ditambahkan.
Menelusuri dari label ke skedul
persediaan dan pastikan bahwa
persediaan yang diberi label sudah
dimasukkan.
Menghitung nomor label untuk
memastikan
tidak
ada
yang
dibuang.
Menelusuri daftar persediaan pada
skedul persediaan dan catatan
perhitungan auditor untuk jumlah
dan deskripsi.
Melakukan
pengujian
harga
persediaan.
Melakukan
pengujian
terhadap
perbandingan biaya dan harga
pasar, harga jual, dan keusangan.
Menelusuri label persediaan yang
diidentifikasi tidak dimiliki selama
pengamatan
fisik
ke
daftar
persediaan untuk memastikan tidak
dimasukkan.
Menelaah kontrak dengan pemasok
dan pelanggan dan melakukan
tanya jawab dengan manajemen
tentang
adanya
kemungkinan
dimasukannya barang konsinyasi
persediaan yang tidak dimiliki/tidak
dimasukkannya
barang
yang
dimiliki dalam persediaan.

3. Penilaian Persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (pengujian harga), auditor harus
memperhatikan tiga hal. Pertama, metodenya harus sesuai dengan SAK (Standard
Akuntansi Keuangan). Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke
tahun. Ketiga, biaya persediaan versus harga pasar (biaya penggantian atau nilai
realisasi bersih) harus dipertimbangkan.
a. Penetapan Harga atas Persediaan yang Dibeli
Jenis utama persediaan dalam kategori ini adalah bahan baku, bagian dari
produk yang dibeli, dan perlengkapan. Langkah pertama dalam penilaian
persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan apakah klien menggunakan
LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya. Auditor juga

harus menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis


persediaan.
Dalam menentukan bagian persediaan untuk penetapan harga, auditor harus
berfokus pada persediaan dengan nilai besar dan produk yang harganya
berfluktuasi. Selain itu auditor juga harus mendata jenis persediaan untuk
diverifikasi atas penetapan harga dan meminta faktur vendor kepada klien. Dan
auditor harus memeriksa faktur yang memadai untuk memperhitungkan seluruh
akun persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan metode
penilaian FIFO.
b. Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi
Dalam menetapkan barang setengah jadi dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur. Dalam penetapan harga untuk persediaan yang diproduksi, auditor
harus mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang
diperlukan dalam memproduksi setiap unit output. Biaya per unit dapat
diverifikasi dengan cara yang sama dengan yang digunakan dalam persediaan
yang dibeli yaitu dengan memeriksa faktur vendor (berkas utama persediaan
perpetual). Selain itu auditor harus memeriksa spesifikasi rancangan, memeriksa
produk yang selesai dibuat, atau menemukan metode sejenis untuk menentukan
jumlah unit yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.
Seperti hal yang diatas terkait dengan tenaga kerja langsung, auditor harus
melakukan verifikasi biaya per jam atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang
diperlukan untuk membuat satu unit output. Biaya tenaga kerja per jam dapat
diverifikasi dengan memeriksa penggajian atau kontrak buruh. Dan auditor
dapat menentukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi
rancangan atau sumber serupa.
c. Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menentukan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah
biaya penggantian atau nilai realisasi bersih lebih rendah dibandingkan biaya
historis.

INTEGRASI PENGUJIAN
1. Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Auditor melakukan verifikasi pembelian persediaan sebagai bagian dari pengujian
siklus akuisisi dan pembayaran, auditor juga mengumpulkan bukti atas akurasi
pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead manufaktur yang terjadi, kecuali
biaya tenaga kerja.
2. Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor melakukan verifikasi biaya tenaga kerja langsung, kondisi yang sama
diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya untuk

biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari
audit siklus penggajian dan personalia.
3. Pengujian atas Siklus Penjualan dan Penagihan
Siklus penjualan dan penagihan dengan siklus persediaan dan pergudangan tidak
berkaitan dengan dua siklus diatas. Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi
seperti halnya pengiriman dan pencatatan penjualan akan terjadi apabila siklus
penjualan dan penagihan diuji. Saat klien menggunakan pencatatan biaya standar,
auditor dapat menguji biaya standar atas harga pokok penjualan bersamaan
dengan pengujian penjualan.
4. Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas pencatatan akuntansi biaya dimaksudkan untuk melakukan verifikasi
pengendalian yang memengaruhi persediaan. Auditor menguji pengendalian fisik,
pemindahan biaya bahan baku ke barang setengah jadi, pemindahan biaya atas
penyelesaian barang ke barang jadi, berkas utama perpetual, dan pencatatan biaya
per unit.
5. Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga dan kompilasi merupakan salah satu aktivitas
yang dapat menghasilkan salah saji pada persediaan dan harga pokok penjualan.
Dalam audit, harga pokok penjualan merupakan nilai sisa dari persediaan awal
ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
manufaktur dikurangi dengan persediaan akhir. Oleh karena harga pokok penjualan
adalah nilai sisa dan merupakan salah satu akun terbesar dalam laporan laba/rugi
maka audit atas saldo akhir persediaan sangat penting. Dalam pengujian
persediaan fisik, auditor sangat bergantung pada berkas utama persediaan
perpetual jika diuji sebagai bagian dari suatu siklus yang telah dianggap andal.

Вам также может понравиться