Вы находитесь на странице: 1из 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DI PANTI

WREDA KARITAS
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program
II
dengan dosen mata kuliah Bhakti Permana, S.Kep., Ners.M.Kep. M.Si

disusun oleh:
Adining Ajeng Munigar

043-315-13-1-001

Ai Roainingsih

043-315-13-1-002

Della Sonya Fadhilah

043-315-13-1-009

Dilo Rivanca Farera

043-315-13-1-012

Fikri Maidawati

043-315-13-1-015

Lia Nurbaeti

043-315-13-1-025

Raswan Dian

043-315-13-1-031

Siska Widiyanti

043-315-13-1-037

Widia Tamara Dewi

043-315-13-1-041

KELAS S1 2A
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERSATUAN
PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA BARAT
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpah dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
mengenai "Pengkajian Pada Lansia" ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bhakti Permana,S.Kep.,Ners.M.Kep.M.Si selaku koordinator
dari mata kuliah Community Nursing Process 2.
2. Dhika Darmansyah,S.Kep,.Ners,.M.Kep selaku pembimbing
kelompok 3.
3. Semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
"Pengkajian Pada Lansia".
Penyusun menyadari bahwa makalah mengenai pengkajian lansia ini
belum sempurna, maka dari itu penulis menerima setiap kritik dan sarang
yang di berikan. Dan semoga makalah mengenai "Pengkajian Pada Lansia"
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada
umumnya.

Bandung, 28 April 2015

Tim
Penulis

DAFTAR ISI
KATA

PENGANTAR
.................................................................................. i

DAFTAR
ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan
..................................................................................1
1.1
Latar
belakang
..................................................................... 1

masalah

1.2 Rumusan masalah


..................................................................... 2
1.3 Tujuan
..................................................................... 2
1.4 Manfaat
................................................................................. 2
BAB 2 Pembahasan
................................................................................. 3
2.1
Fungsi
dari
......................................................... 3

sistem

pencernaan

2.2 Anatomi dari sistem pencernaan


............................................. 3
2.2.1
................................................................................. 5

Mulut

2.2.2
Tenggorokan
......................................................... 6

(Faring)

2.2.3
Kerongkongan
............................................. 7

(Esofagus)

2.2.4 Lambung
............................................. 8
2.2.5 Usus halus (usus kecil)
............................................. 9

2.2.6 Usus Besar (Kolon)


........................................... 12
2.2.7 Usus Buntu (sekum)
........................................... 13
2.2.8
Umbai
........................................... 13

Cacing

(Appendix)

2.2.9 Rektum dan anus


........................................... 14
2.2.10 Pankreas
........................................... 15
2.2.11 Hati
................................................................... 16
2.2.12 Kandung empedu
........................................... 17
2.3 Fisiologis dari sistem pencernaan
........................................... 17
BAB

3
Kesimpulan
........................................................................................... 26

Daftar

Pustaka
........................................................................................... 27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari
oleh siapapun,

namun manusia dapat berupaya untuk menghambat

kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam


mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, yaitu aspek biologi, aspek
ekonomi dan aspek sosial (Al- Isawi, 2002).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang
mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan
menurunnya data

fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan

penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya


perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai
beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa
kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada
yang sampai beranggap anbahwa kehidupan masa tua, sering kali
dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan masyarakat.
Sekilas tentang panti wreda karitas, didirikan tahun 1980 oleh
seorang suster dari belanda yang mengabdikan diri di daerah sekitar panti
karitas ini, sekarang penghuni panti ada 34 lansia yang dimana terdiri dari 9
opa dan 25 oma, mereka berasal dari berbagai daerah jawa dan ada yang
dari Palembang. Panti ini memang bergerak dibidang sosial, hanya
menerima lansia yang kurang mampu . Ada beberapa kegiatan di panti ini,
misalnya jam 3 sore doa rosario, ada juga olahraga. Tiap minggu ada romo
yang dating atau diantar kegereja. Ada pembinaan iman oleh suster 1 bulan
1 kali. Untuk masalah kesehatan, ada dokter yang tiap bulan dating
berkunjung.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
Apa ituPengertianLansia?
Apa itu Proses Menua?
Bagaimana Teori Penuaan?
Apa saja Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia?
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Lansia di panti Wreda Karitas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian lansia.
Untuk mengetahui proses menua.
Untuk mengetahui bagaimana teori penuaan.
Untuk mengetahui apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.
Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada lansia di Panti
Wreda Karitas.
1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :


1. Bagi mahasiswa keperawatan Sebagai bahan pembelajaran dan
untuk menambah wawasan agar lebih mengetahui tentang proses
keperawatan komunitas khususnya dalam keperawatan gerontik di
mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi hingga implementasinya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lansia
2.1.1 Pengertian Lansia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik,yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
Sebagaimana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
mempunyaikemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika
kondisi hidupberubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini,
dan memasukiselanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal,siapa orangnya, tentu telah siap menerima
keadaan baru dalam setiap fasehidupnya dan mencoba menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkunganya(Darmojo, 2004).
2.1.2 Proses Menua
Menurut Constantindes (1994) dalam Nugroho (2000)
mengatakan bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan

yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus


secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu tidak sama
cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam maupun dari luar tubuh. Dengan begitu manusia secara
progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan stuktural yang
disebut

sebagai

penyakit

degenerative

seperti,

hipertensi,

aterosklerosis, diabetes militus dan kanker yang akan menyebabkan


kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik
seperti strok, infark miokard, koma asidosis, metastasis kanker dan
sebagainya ( Martono & Darmojo,edisi ke-3 2004).
2.1.3 Teori Penuaan
Para perencana dan pengambil keputusan menaruh perhatian pada
aspek lanjut usia yang sehat dan sakit-sakitan mengingat usia yang
panjang, tetapi sakit-sakitan akan menguras banyak sumber daya dan
akan menggangu aktifitas sehari-hari lansia. Dengan indeks aktifitas
sehari-hari menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup
aktif pada suatu masyarakat. Dari berbagai studi disimpulkan bahwa
dari status fungsional aktifitas sehari-hari terkait erat bukan hanya
dengan usia, tetapi juga dengan penyakit. Keterbatasan gerak
merupakan penyebab utama gangguan aktifitas hidup keseharian
(activity of daily living ADL) dan IADL (ADL Instrumen)
(Guraalnik, dkk dalam Tamher, 2009).
2.1.4

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia


Menurut Maryam Siti, R. dkk, (2008), perubahan yang terjadi pada

lanjut usia adalah :


2.1.4.1 Perubahan fisik

1) Sel
Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukuranya, berkurangnya
jumlah

cairan

tubuh

dan

berkurangnya

cairan

tubuhdan

berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di


otak, otot ginjal darah, dan hati, jumlah sel otak menurun,
terganggunya mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofi,
beratnya berkurang 5 10%.
2) System persarafan
Berat otak menurun 10 20% (setiap orang berkurang sel saraf
otaknya dalam setiap harinya), cepatnya menurun hubungan
persyarafan, lambat dalam responden waktu untuk bereaksi,
khususnya

dengan

stres,

mengecilnya

syaraf

panca

indra

(berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya


saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu
dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin), kurang sensitive
terhadap sentuhan.
3) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam
terutama terhadap bunyi suara atau nadanada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti katakata, 50% terjadi pada usia
diatas

umur

65

tahun,

membrane

timpani

menjadi

atrofimenyebabkan otot seklerosis, terjadinya pengumpulan serumen


dapat

mengeras

karena

meningkatnya

keratin,

pendengaran

bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan


jiwa atau stres.
4) System penglihatan
Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar kornea lebih terbentuk sferis (bola), lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak menyebabkan gangguan
penglihatan, meningkatnya ambang pengamatan sinar,daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya

gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang


(berkurang luas pandang), menurunya dayamembedakan warna biru
atau hijau pada skala.
5) System kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jatung menebal dan
menjadi kaku kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
setiap tahun seudah berumur 20 tahun, hal ini menyebkan merunnya
kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan

tekanan

darah

menurun

menjadi

65

mmHg

(mengakibatkan pusing mendadak 170 mmHg, diastolis normal


90 mmHg).
6) System pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai
suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran
terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya.Sebagai akibat sering
ditemui temperatur tubuh menurun(hipotermia) secara fisiologik
35C ini akibat metabolism yang menurun, keterbatasan refleks
menggigil dan tidak memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktifitas otot.
7) System respirasi
Otototot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
menurunya aktifitas dari sillia, paruparu kehilangan elastisitas,
kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun,
alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, O
pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO pada arteri tidak
terganti, kemampuan pegas dindingdada dan kekuatan otot
pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
8) System gastrointestinal

Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal diase yang


biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lainmeliputi kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk, inderapengecap menurun
adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,atropi indra pengecap
(80%) hilangnya sensitifitas dari sarafpengecap dilidah terutama
rasa manis dan asin, hiangnyasensitifitas dari saraf pengecap tentang
rasa asin, asam dan pahit, esophagus melebar, rasa lapar menurun
(sensitifitas lapar45menurun), asam lambung menurun, waktu
mengosongkanmenurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul
konstipasi,fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu), liver
(hati)makin

mengecil

dan

merunnya

tempat

penyimpanan,

berkurangnya aliran darah.


9) System reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus, atrovi payudara, pada lakilaki
testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya
penurunan secara berangsurangsur, dorongan seksual menetap
sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik) yaitu
kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia,
hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual, tidak perlu cemas karena merupakan perubahan
alami, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi
perubahanperubahan warna.
10) Sisem gastourinaria
Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh, melalui urine darah ke ginjal, disaring oleh satuan (unit)
terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya diglomerulus),
kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%, fungsi tubulusakibatnya berkurannya
kemampuan mengkonsentrasikan urin, berat jenis urin menurun
proteinuria

(biasanya

+1),

BUN

(BloodUrea

Nitrogen)

meningkatkan sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa


meningkat, vesika urinaria (kandung kemih) ototnya menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi
buang air seni meningkat, vesika urinaria sudah dikosongkan pada
pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatkan retensi urin,
pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia di atas 65 tahun,
atrovi vulva dan vagina, orangorang yang makin menua sexual
intercoursecenderung secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas
untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
11) System endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun, fungsi paratiroid
dan sekresinya tidak berubah, pertumbuhan hormone ada tetapi tidak
rendah dan hanya ada didalam pembuluh darah, berkurangnya
produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH, menurunya aktifitas tiroid,
menurunnya BMR (basal metabolicrate), dan menurunnya daya
pertukaran zat, menurunnya produksi aldosteron, menurunnya
sekresi hormon kelamin,misalnya progesteron, estrogen, dan
testeron.
12) Sistem kulit (integumentary system)
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses
kratinasi serta perubahan ukuran dan bentukbentuk sel epidermis),
menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit
menurun yaitu produksi serum menurun, gangguan pegmentasi kulit,
kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu, rambut dalam
hidung dan telingga menebal, bekurangnya elastisitas akibat dari
menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuha kuku lebih
lambat, kuku jari menjadi lebiih keras dan rapuh, kuku kaki
bertumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat
berkurang jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar, kurang
bercahaya.

13) System muskuluskeletal (musculoskeletal system)


Dewasa lansia yang melakukan aktifitas secara teratur tidak
kehilangan massa atau tonus otot dan tulang sebanyak lansia yang
tidak aktif. Serat otot berkurang ukuranya. Dan kekuatan otot
berkurang sebanding penurunan massa otot. Penurunan massa dan
kekuatan otot, demeneralisasi tulang,67pemendekan fosa akibat
penyempitan rongga intravertebral, penurunan mobilitas sendi,
tonjolan tulang lebih meninggi (terlihat). Tulang kehilangan density
(cairan) dan makin rapuh, kifosis pinggang, pergerakan lutut dan
jarijari pergelangan terbatas, discus intervertebralis menipis dan
menjadi pendek(tingginya berkurang), persendian membesar dan
menjadi rapuh, tendon mengerut dan mengalami sclerosis, atrofin
serabut otot sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otototot
kram menjadi tremor, otototot polos tidak begitu berpengaruh.
2.1.4.2 Perubahan mental
Faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu
perubahan fisik khususnya organ perasa kesehatan umum, tingkat
pendidikan,

keturunan

(hereditas),

dan

lingkungan.Kenangan

(memory) terdiri dari kenangan jangka panjang (berjamjam sampai


berharihari yang lalu mencakup beberapa perubahan),dan kenangan
jangka pendek atau seketika (0-10 menit, kenangan buruk). I.Q.
(Intellegentian

Quantion

)tidak

berubah

dengan

informasi

matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan,


persepsidan ketrampilan psikomotor (terjadinya perubahan pada
dayamembayangkan karena tekananteanan dari faktor waktu).
Semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan
struktural dan fisiologis, begitu juga otak. Perubahan ini disebabkan
karena fungsi neuron di otak secara progresif.Kehilangan fungsi ini
akibat menurunnya aliran darah ke otak, lapisan otak terlihat
berkabut dan metabolisme di otak lambat. Selanjutnya sangat sedikit

yang di ketahui tentang pengaruhnya terhadap perubahan fungsi


kognitif pada lanjut usia. Perubahan kognitif yang di alami lanjut
usia adalah demensia, dan delirium.
2.1.4.3 Perubahan psikologis
Lanjut usia akan mengalami perubahanperubahan psikososial
seperti :
1) Pensiun, nilai seseorang sering diukur produktifitasnya,
identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia
yang mengalami pensiun akan mengalami rangkaian
kehilangan yaitufinansial (income berkurang), status (dulu
mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala faselitasnya),teman/kenalan atau relasi, dan
pekerjaan atau kegiatan.
a) Merasakan atau sadar akan kematian (sence of
awareness of mortality)
b) Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki
rumah perawatan,bergerak lebih sempit.
c) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan
(economic derivation) meningkatkan biaya
hidup

pada

penghasilan

yangsulit,

bertambahnya biaya pengobatan.


d) Penyakit kronis dan ketidak mampuan.
e) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan
social.
f) Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan
dan ketulian.
g) Gangguan gizi akibat kehilangan penghasila
atau jabatan.
h) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan
hubungan dengan teman teman dan famili
serta pasangan.
i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik,
perubahan terhadap gambaran diri.

2.1.5

Kebutuhan Hidup Lanjut Usia


Seseorang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga

memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera.


Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan
bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang
sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhankebutuhan
sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia,
sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak
berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk
kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia
agar dapat mandiri. Kebutuhan manusia meliputi :
1) kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik
atau biologis seperti pangan, sandang, papan, dan seks.
2) kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan
rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah
seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, dan
kemandirian.
3) kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk
bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui
panuyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, dan
kesamaan hobi.
4) kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan
harga diri untuk diakui akan keberadaannya.
5) kebutuhan aktualisasi diri (selfactualization needs) adalah
kebutuhan untuk untuk mengungkapkan kemampuan fisik rohani
maupun

daya

pikir

berdasar

pengalaman

masingmasing

bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.


2.2 Asuhan Keperawatan Gerontik
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas Klien
a. Nama

: Aciw Setiawan

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/bangsa
Status marital
Tanggal pengkj
Ruang
Alamat

: 75 tahun
: Kristen (khatolik)
: SMA
: Pengurus panti
: Indonesia
: Duda
: 21 April 2015
: Ruang Opa
: Jln.Ibu sangki , Gg. H. Nur no: 35

Cibeber,
Cimahi
2.2.1.2 Identitas Penanggungjawab
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Hub. Dgn klien
Alamat

: Istiana Riastuti
: 34 tahun
: Kristen (Katholik)
: D1 Keperawatan
:: Pengurus Panti
: Jln.Ibu sangki , Gg. H. Nur no: 35

Cibeber,

Cimahi

2.2.1.3 Riwayat Kesehatan


a. Keluhan Utama
Imobilitas Fisik
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 27 April 2015 klien
mengeluh tidak dapat menggerakan kakinya karena penyakit
yang di deritanya yaitu stroke, klien hanya terduduk di kursi
roda semenjak 6 tahun lalu.
c. Kesehatan dahulu
Menurut klien, klien mempunyai

riwayat

penyakit

Hipertensi dan pernah beberapa kali dirawat di rumah sakit


karena penyakit hipertensi dan stroke tersebut. dan klien
mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular
seperti : TBC , HIV atau Hepatitis
d. Kesehatan keluarga

Menurut klien ada beberapa keluarganya (kedua orang tua


klien) yang mempunyai penyakit yang sama dengan yang
diderita klien, yaitu : Hipertensi. tidak ada diantara keluarga
klien yang mempunyai penyakit menular seperti : TBC,
HIV, atau Hepatitis
2.2.1.4 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran
Penampilan
Tanda vital
Tekanan Darah
Nadi
Respiratory Rate
Suhu
b. Kepala
Bentuk
Letak
Warna Rambut
c. Muka
Bentuk
Letak Simetris
Warna
Lesi
d. Mata
Bentuk
Letak
Konjungtiva
Pupil
Sklera
Fungsi

: Compos Mentis
: klien terlihat rapi dan bersih
: 150/100 mmHg
: 89x/menit
: 23x/menit
: 36,6C

: Normal
: Simetris
: Putih
: Normal
: Simetris
: Sawo Matang
: Tidak ada
: Normal
: Simetris
: merah muda
: Normal
: Putih
: rabun, klien tidak mampu

membaca
papan nama siswa
e. Hidung
Bentuk
Letak
Mukosa
Sekret
Fungsi
f. Mulut

: Normal
: Simetris
: Merah muda
: Tidak ada
: Normal, klien dapat
mencium wangi parfum

Bentuk
Letak
Lesi
Lidah
Gigi
g. Telinga
Bentuk
Letak
Lesi
Fungsi

: Normal
: Simetris
: Tidak ada
: Bersih
: 17 buah
: Normal
: Simetris
: Tidak ada
:
Normal,

mendengar

klien

dapat

pertanyaan

yang di tanyakan oleh


perawat
h. Leher
Bentuk
: Normal
Letak
: Simetris
Pembesaran KGB
: Tidak ada
Nyeri Tekan
: Tidak ada
i. Dada
Bentuk
: Normal
Letak
: Simetris
j. Perut
Bentuk
: Normal
Letak
: Simetris
Nyeri tekan
: Ada
Lesi
: Tidak ada
k. Punggung
Bentuk
: Normal
Letak
: Simetris
Nyeri tekan
: tidak ada
l. Sistem respirasi
Tidak terdengar suara abnormal seperti (ronchi, krekels dan
wheezing).
m. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah klien tinggi karena klien memiliki riwayat
penyakit hipertensi.
n. Sistem gastrointestinal
Suara bising usus normal yaitu : 12x/menit.
o. Sistem genitourinaria
Klien sering kencing disaat malam hari.
p. Sistem musculoskeletal

Sistem musculoskeletal klien terganggu karena pengaruh


penyakit stroke yang mengimobilisasi ekstremitas bawah
klien yang menyebabkan klien hanya terduduk di kursi roda
dengan nilai skala ROM 1.
q. Sistem integument
Tidak ada keluhan karena lesi, turgor kulit baik.
r. Sistem neurosensori
Sistem syaraf di ekstremitas bawah klien sudah terjadi
gangguan karena riwayat penyakit stroke klien.
s. Sistem endokrin
Tidak ada pembengkakan kelenjar KGB atau kelenjar
lainnya.

2.1.1.5 Pengkajian Psikososial dan Spiritual


2.2 Psikososial
Klien mengatakan sering berdiam diri dikamar
dikarenakan sulit untuk berinteraksi dengan teman
seusianya karena klien hanya dapa terduduk di kursi
roda, klien tampak gugup ketika sedang bersama dengan
teman - teman seusianya, terlihat klien bingung harus
bagaimana ketika berkumpul dengan teman seusianya.
2.3 Emosional
Emosi klien stabil, terlihat dari cara klien menerima
kedatangan perawat dan dari cara klien menjawab
pertanyaan.
Identifikasi masalah emosional :
Pertanyaan tahap I
Apakah klien mengalami sukar tidur ?
Tidak
Apakah klien sering merasa gelisah
Tidak
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?
Tidak
Apakah klien sering was-was atau khawatir ?
Tidak

Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban ya pada tahap I


Pertanyaan tahap II
Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran ?
Tidak
Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ?
Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?
Tidak
Cenderung mengurung diri ?
Tidak
Jika ada minimal 1 jawaban ya maka : masalah emosional (+)

3) Spiritual
Karena keterbatasan fisik, klien jarang melakukan
ibadah.

1.

Pengkajian Fungsional Klien


a. Kartz Indeks
A Mandiri dalam makan, kontinensia
(BAB/BAK), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
B Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
C Mandiri kecuali mandi dan salah satu
fungsi yang lain
D Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi yang lain
E Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain
F Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan salah satu fungsi yang lain
G Ketergantungan semua fungsi di atas

b. Bartel Indeks
Total Score :

60

Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :


Mandiri
: 130
Ketergantungan sebagian
: 65-125
No

Kriteria

Dengan
Bantuan

Mandiri

Makan
1.

10

Ket
Frekuensi : 3x sehari
Jumlah
: 1 porsi
Jenis
: Nasi, telur,
daging,sayuran

Minum
2.

10

Frekuensi : Jika merasa haus


Jumlah
:Jenis
: Air putih

Berpindah dari kursi roda


3.

ke tempat tidur atau


sebaliknya
Personal toilet (cuci muka,

4.

menyisir rambut, dan

Frekuensi : 2x
0

gosok gigi)
Keluar masuk toilet
5.

(mencuci pakaian,
menyeka tubuh, atau
menyiram)

6.

Mandi

Frekuensi : 2x

7.

Jalan di permukaan datar

8.

Naik turun tangga

9.

Mengenakan pakaian

10. Kontrol bowel

Frekuensi : 1x

11. Kontrol bladder

Frekuensi : -

Olahraga dan latihan

12.

Jenis

Rekreasi dan pemanfaatan


waktu luang

Ketergantungan total
3

:-

: < 65

Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Short Portable Mental Status Quisioner
Benar

Salah

Total score :

No

Pertanyaan

Tanggal berapa hari ini ?

Hari apa sekarang ?

Apa nama tempat ini ?

Dimana alamat anda ?

Berapa umur anda ?

Kapan anda lahir ?

Siapa presiden Indonesia sekarang ?

Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

Sebutkan nama ibu anda ?

10

Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun


`7

Jadi klien mengalami :


Fungsi intelektual utuh
Fungsi intelektual ringan
Fungsi intelektual sedang
Fungsi intelektual berat

: jika jumlah salah 0-3


: jika jumlah salah 4-5
: jika jumlah salah 6-8
: jika jumlah salah 9-10

No

Aspek

Nilai

Nilai

kognitif

Maks

Klien

Orientasi

Orientasi

Kriteria
Menyebutkan dengan benar
o Tahun
Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan
Dimana kita berada ?
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Barat
Kota Bandung
PSTW.......
Wisma ......
Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa
masing-masing 1 detik kemudian minta

Registrasi

Perhatian dan
kalkulasi

Mengingat

klien untuk menyebutkan ulang ketiga objek


tersebut ?
Objek 1 : Racket
Objek 2 : Kok
Objek 3 : Net
Minta klien untuk memulai angka 100
dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
93
86
o 79
o 72
65
Minta klien untuk mengingat objek pada
nomor 2 (registrasi) dan nilai 1 poin untuk

jawaban benar untuk masing-masing objek


Tunjukkan pada klien suatu benda dan

5
5

Bahasa

minta pada klien menyebutkan namanya


Jam tangan
Pulpen
Minta klien untuk mengulang kata-kata
berikut tak ada jika atau tetapi

Pernyataan benar 2 buah : tak ada,


tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah yang
terdiri dari 3 langkah :
ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai
Ambil kertas ditangan anda
Lipat dua
o Taruh dilantai
Perintahkan klien untuk mengikuti hal
berikut :
o Tutup mata anda
Perintahkan klien untuk membuat kalimat
dan suatu gambar
Tulis satu kalimat
o Manyalin gambar
Total Nilai

30

Mini Mental Status Exam

20

Total Score : 20
Aspek kognitif dan fungsi mental baik
Kerusakan aspek fungsi mental ringan

: jika total skor > 23


: jika total skor 18-22

Terdapat kerusakan aspek fungsi

: jika total skor < 17

mental berat
4

Pengkajian Status Mental Gerontik


Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini
Komponen

Langkah

Kriteria

Nilai

utama dalam
bergerak
Perubahan

Mata

Tidak bangun dari tempat duduk dengan

posisi/gerakan dibuka
Bangun dari
keseimbangan
kursi

satu gerakan, tetapi mendorong tubuhnya


keatas dengan tangan atau bergerak ke
depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil

pada saat berdiri pertama kali


Duduk

ke Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk

kursi

ditengah kursi

Menahan

Pemeriksa mendorong sternum (perlahan-

dorongan

lahan sebanyak 3 kali). Klien

pada sternum

menggerakkan kaki, memegang objek


untuk dukungan, kaki tidak menyentuh

sisi-sisinya
Mata

Kriteria sama dengan kriteria untuk mata

ditutup
Bangun dari

terbuka

kursi

Duduk

ke Kriteria sama dengan kriteria untuk mata

kursi

terbuka

Menahan

Kriteria sama dengan kriteria untuk mata

dorongan

terbuka

pada sternum
Perputaran

Menggerakkan kaki, memegang obyek

leher

untuk dukungan, kaki tidak menyentuh


sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau

keadaan tidak stabil


Gerakan

Tidak mampu untuk menggapai sesuatu

menggapai

dengan bahu fleksi max, sementara berdiri

sesuatu

pada ujung-ujung jari kaki tidak stabil,

memegang sesuatu untuk dukungan


Membungku

Tidak mampu membungkuk untuk

mengambil objek-objek kecil dari lantai,


memegang objek untuk bisa berdiri,
memerlukan usaha-usaha multiple untuk

bangun
Gaya berjalan

Minta klien

Ragu-ragu tersandung, memegang objek

dan gerak

untuk

untuk dukungan

berjalan ke

tempat yang
ditentukan
Ketinggian

Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten

langkah kaki
(saat

(menggeser atau menyeret kaki),


mengangkat kaki terlalu tinggi (>50 cm)

berjalan)

Kontinuitas

Setelah langkah-langkah awal, langkah-

langkah kaki

langkah menjadi tidak konsisten, memulai

(diobservasi

mengangkat satu kaki sementara yang lain

dari sampinh

menyentuh tanah

klien)
Kesimetrisan

Tidak berjalan pada garis lurus,

langkah

bergelombang dari sisi ke sisi

(diobservasi

dari samping
klien)
Penyimpanga Tidak berjalan pada garis lurus,
n jalur pada

bergelombang dari sisi ke sisi

saat berjalan
1

(diobservasi
dari belakang
klien)
Berbalik

Berhenti sebelum berbalik, jalan


sempoyongan, bergoyang, memegang
obyek untuk dukungan

Total Score :
15

0-5
: Resiko jatuh rendah
6-10 : Resiko jatuh sedang
11-15 : Resiko jatuh tinggi
INVENTARIS DEPRESI BACK

ANALISA DATA
No

Data

DS:
-

Masalah

Riwayat hipertensi

Gangguan mobilitas fisik

klien mengatakan bahwa


klien mengalami stroke

DO:
-

Etiologi

Stroke

klien memakai kursi roda


ekstremitas bawah klien
tidak dapat di gerakan

DS:
-

Riwayat penyakit stroke


Menurut

klien,

lingkungan panti jarang


berinteraksi

Gangguan psikososial

di
Gangguan mobilitas fisik

dengan

lansia lain
DO:
-

Klien

terlihat

terduduk di kursi roda

berdiam diri dikamar


klien terlihat enggan menarik diri
berinteraksi

sering

dengan

teman seusianya
klien tampak gusar ketika
sedang

mengobrol

dengan teman seusianya


3

DS:
-

Penurunan
saaat ditanya usia klien

fungsi

motorik

mengatakan usianya 50
tahun
ditanya

namun

saat

tahun lahirnya proses degenerative

klien menjawab tahun 70


DO:
-

Pasien sulit menjawab


apa yang di tanyakan
oleh

perawat

dengan

metode pengkajian Mini


mental status exam dan

syaraf Penurunan intelektual

short
-

portable

mental

status kuesioner
short portable

mental

status kuesioner dengan


score
-

(intelektual

sedang)
mini mental status exam
dengan

score

20

(kerusakan aspek mental


ringan)
4

DS:
-

Riwayat penyakit stroke


klien mengatakan tidak
dapat

menggunakan

kedua

kakinya

Memakai kursi roda

untuk

bangkit dari kursi roda


dan untuk berjalan
DO:
-

klien

mengggunakan

kursi roda
Pada ekstermitas bagian
bawah klien saat dikaji
menggunakan Rom dari
skala 0-5, didapati klien

dengan skala 1
kartz indeks dengan tipe
F

(mandiri

berpakaian,

kecuali
ketoilet,

berpindah dan salah satu


-

fungsi diatas)
bartel indeks total >65

(ketergantungan total)
status mental gerontik
dengan score 15 (resiko
jatuh tinggi)

Imobilisasi fisik

Resiko jatuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan

riwayat

penyakit stroke, ditandai dengan : klien menggunakan kursi


2

roda;ROM dengan skala 1.


Gangguan psikososial berhubungan dengan menarik diri,

ditandai dengan : klien sering berdiam diri dikamar.


Penurunan intelektual berhubungan dengan proses degenerative.
ditandai dengan: short portable mental status kuesioner dengan
score 7;mini mental status exam dengan score 20 (kerusakan

aspek mental ringan)


Resiko jatuh berhubungan dengan riwayat stroke.ditandai dengan
: status mental gerontik dengan score 15

INTERVENSI

No
1.

Diagnosa
keperawatan
Gangguan
Mobilitas

Fisik

berhubungan
dengan

riwayat

penyakit

stroke,

Tujuan

Intervensi

- Tujuan umum :
Setelah dilakukan
intervensi

1. Pemberian
edukasi
klien

keperawatan
Gangguan mobilitas

Rasional
1. Mengetahui

kepada
mengenai

hari

tanpa

secara mandiri.

bantuan

orang 2. Mengetahui ca

menggunakan

tindakan

kursi

keperawatan selama

mengenai

1x24 jam, gangguan

melakukan

mobilitas fisik dapat

kegiatan sehari

teratasi

hari

tanpa

bantuan

orang

dengan skala 1

lain.

cara

2. Diskusikan

dengan

kriteria :
- Klien dapat
berangsur
angsur

dilakukan

klien
roda;ROM

yang

aktivitas sehari

fisik dapat teratasi.


- Tujuan khusus :
Setelah dilakukan

ditandai dengan :

aktivitas apa

melak

aktivitas seha
cara

hari secara man


3. rehabilitasi

lain.
3. kolaborasi dengan
ahli fisiotherapyst

klien.

beraktivitas
dengan
mandiri
meski
dengan kursi
roda.
2.

Gangguan

Tujuan umum :
Setelah dilakukan

psikososial

tindakan

berhubungan
dengan
diri,
dengan
sering

menarik
ditandai
:

klien

berdiam

diri dikamar

1. Klien dapat

edukasi
klien

keperawatan,
diharapkan
gangguan

pada

memahami

bahwa

pentingnya

berkumpul

berkumpul den

dengan teman

teman teman

teman seusianya

psikososial

klien

dapat teratasi.
Tujuan khusus :
Stelah
dilakukan
tindakan

itu perlu

seusianya
2. Klien dapat

bergabung den

2. Memberi
motivasi

teman teman

pada

seusianya di w

klien

keperawatan
jam,

1. Memberi

1x24

diharapkan

gangguan

makan

senggang
3. Klien merasa a

atau

yang peduli da

melakukan

psikososial
dapat

3. Menemani klien

klien
teratasi

dengan kriteria :
klien tidak lagi
berdiam

diri

dikamar dan mau

memperhatikan

aktivitas

agar

klien

tidak

oleh perawat
kaget 4. Klien dapat

merasa
saat

klien saat ditem

berkumpul

menceritakan

dengan teman

kegelisahannya

teman seusianya

atau pengyebab

berinteraksi
dengan
3.

Penurunan
intelektual

teman

seusianya.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan
tindakan

klien menarik d

1.Memberikan
edukasi

1.

Klien

da

kognitif mempertahankan

berhubungan dengan keperawatan,

(missal:mengingat kemampuan kogn

proses degenerative. diharapkan

status

suatu

ditandai

klien

yang

baru 2.klien dapat mel

dilaluinya

atau hari tanggal dan ta

dengan: intelektual

short portable mental dapat

di

status

kuesioner pertahankan.
Tujuan khusus :
dengan score 7;mini
Stelah
dilakukan
mental status exam
tindakan
dengan score 20
keperawatan 1x24
(kerusakan
aspek
jam,
diharapkan
mental ringan)
status
intelektual
klien

dapat

dipertahankan

mengingat hal setiap saat


hal kecil seperti:
bulan,

tanggal,

tahun
2.memasang kalender
di

kamar

dengan

klien
ukuran

yang dapat di lihat


oleh lansia seperti

dengan kriteria :
short portable mental
status

kejadian klien

klien.

kuesioner

dengan rentang score


4-5
mini mental
exam
4.

status
dengan

rentang score 22 - 24
Resiko
jatuh Tujuan umum :
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan
riwayat
keperawatan,
stroke.ditandai
diharapkan resiko
dengan
:
status
jatuh tidak terjadi.
mental
gerontik
Tujuan khusus :
dengan score 15
Stelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
jam,

1x24

diharapkan

resiko jatuh klien

1. Memberikan
klien

1. Klien

edukasi

mengenai

cara

memahami ca

cara menggun

menggunakan

kursi roda

kursi roda

baik dan bena

2. meminimalisir
klien

jatuh

2. Resiko klien

mengalami jat

dengan

dapat

memasang

diminimalisir

palang di sisi
tempat

tidur

dapat di minimalisir
dengan kriteria :
status mental gerontik

klien,
menggunakan
lantai

yang

dengan rentang score

berbatas

jelas

10 - 13

dengan tembok,
serta
memfasilitasi
penerangan
yang cukup

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam
hidup. proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan - lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita, oleh karena itu dengan memberikan asuhan keperawatan
pada lansia dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia. dalam
kasus diatas bahwa lansia memiliki kecenderungan ketergantungan
karena proses yang alamiah (degenerative).
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan, sebaiknya lebih memahami
tentang bagaimana pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan
Gerontik. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya pembaca dan penulis. Serta
mendapat wawasan tentang konsep asuhan keperawatan gerontik.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek
Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi
ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2.
Jakarta : EGC

Вам также может понравиться