Вы находитесь на странице: 1из 17

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERDESAAN

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK


JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI

I.

DESKRIPSI

1.1.

Maksud dan Tujuan


Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan Fasilitator dalam membuat
perencanaan teknik jembatan gantung untuk pejalan kaki sesuai kaidahkaidah perencanaan yang berlaku secara nasional.
Tujuan tata cara ini sebagai berikut :
o
o
o
o

1.2.

Penyeragaman dalam perencanaan teknik,


Meningkatkan kualitas dan akuntabilitas perencanaan,
Efisiensi waktu perencanaan,
Melengkapi panduan teknik jembatan gantung sesuai bahan pelatihan.

Ruang Lingkup
Tata cara ini meliputi perencanaan bangunan atas, bangunan bawah dan
Pondasi. Batasan bentangan utama maksimum 120 meter.

1.3.

Pengertian
o

o
o

Jembatan gantung adalah jembatan dimana seluruh beban lalu lintas


dan gaya yang bekerja dipikul oleh sepasang kabel pemikulyang
menumpu diatas 2 pasang menara/pylon dan 2 pasang blok angker.
Jembatan gantung untuk pejalan kaki adalah jembatan gantung yang
hanya boleh dilewati oleh lalu lintas pejalan kaki.
Bangunan atas jembatan adalah bagian dari konstruksi jembatan
yang berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang
melewati jembatan tersebut.
Bangunan atas terdiri dari :
Lantai jembatan.
Gelagar pengaku (gelagar memanjang, gelagar melintang)
Batang / besi penggantung
Kabel utama
Pagar pengaman
Bangunan bawah jembatan adalah bagian konstruksi jembatan yang
berfungsi memikul bangunan atas serta melimpahkan seluruh beban
dan gaya yang bekerja ke pondasi jembatan.

Tim Infrastruktur

Page 1

2/4/20101

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

II.

Pondasi jembatan adalah bagian dari konstruksi jembatan yang


berfungsi sebagai pemikul seluruh beban jembatan dan gaya-gaya
yang bekerja pada pondasi serta melimpahkannya ke lapisan tanah
pendukung.
Lapisan tanah pendukung adalah lapisan tanah pada kedalaman
tertentu yang mempunyai daya dukung cukup untuk memikul beban
dan gaya-gaya yang bekerja pada pondasi.

PERSYARATAN-PERSYARATAN
1. Jembatan gantung terutama digunakan dalam perlintasan jurang yang
kondisinya tidak memungkinkan untuk pelaksanaan pembuatan pilar
pada sungai/jurang karena keterbatasan dana, teknologi dan sumber
daya manusia.
2. Bentang 90 meter atau lebih, perlu diadakan gelagar pengaku.
3. Tengangan izin tanah minimal 0,15 Mpa pada batas kelayanan.
4. Dalam hal tegangan tanah kurang dari 0,15 Mpa, perlu diadakan
penyelidikan geoteknik lebih mendalam.
5. Pada setiap jembatan gantung untuk pejalan kaki, perlu dipasang suatu
tanda peringatan agar barisan/tentara harus berjalan biasa dan satu
persatu.
Prinsip jembatan gantung adalah rangkaian gelagar sederhana yang
dipikul oleh batang penggantung. Kabel utama memikul bangunan
atas melalui batang penggantung, sedang kabel utama dipikul oleh
menara/pylon dan ditahan oleh blok angker.

III.

KETENTUAN-KETENTUAN

3.1.

Menetapkan lokasi jembatan


o

Pemilihan
lokasi
jembatan
gantung
pejalan
kaki
harus
mempertimbangkan aspek ekonomis, teknis dan kondisi lingkungan
antara lain :
Biaya pembuatan jembatan harus seminimal mungkin.
Mudah untuk proses pemasangan dan perawatan.
Mudah diakses dan memberikan keuntungan untuk masyarakat yang
akan menggunakannya.
Berada pada daerah yang memiliki resiko minimal terhadap erosi
aliran sungai.

Tim Infrastruktur

Page 2

2/4/20102

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

Proses pemilihan harus mempertimbangkan keseluruhan aspek


pemasangan jembatan maupun jalan masuk. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan :
Panjang bentang terpendek yang mungkin dari jembatan.
Jembatan harus berada pada bagian lurus dari sungai atau arus,
jauh dari cekungan tempat erosi dapat terjadi.
Pilih lokasi dengan kondisi fondasi yang baik untuk penahan kepala
jembatan.
Lokasi harus sedekat mungkin dengan jalan masuk yang ada atau
lintasan lurus.
Lokasi harus memberikan jarak bebas yang baik untuk mencegah
banjir dan harus meminimalisasi kebutuhan untuk pekerjaan tanah
pada jalan masuk untuk menaikkan permukaan pada jembatan.
Arus sungai harus memiliki penguraian yang baik dan jalan aliran
yang stabil dengan resiko yang kecil dari perubahan karena erosi.
Lokasi harus terlindung dan seminimal mungkin terkena pengaruh
angin;
Lokasi harus memberikan jalan masuk yang baik untuk material dan
pekerja.
Akan sangat membantu bila terdapat penyedia material setempat
yang mungkin digunakan dalam konstruksi seperti pasir dan batu.
Lokasi harus mendukung masyarakat setempat.

3.2.

Bagian-bagian Struktur Jembatan


1. Bangunan atas, terdiri dari :
o Lantai jembatan berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang
melewati jembatan serta melimpahkan beban dan gaya-gaya
tersebut ke gelagar memanjang.
o Gelagar memanjang berfungsi sebagai pemikul lantai dan sandaran
serta melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar
melintang.

Tim Infrastruktur

Page 3

2/4/20103

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

o Gelagar melintang berfungsi sebagai pemikul gelagar memanjang


serta melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke batang
penggantung.
o Gelagar pengaku berfungsi sebagai pemikul sebagian beban hidup
dan sebagai pengaku.
o Batang / kabel penggantung berfungsi sebagai pemikul gelagar
utama serta melimpahkan beban-beban dan gaya-gaya yang beberja
ke kabel utama.
o Kabel utama berfungsi sebagai pemikul beban dan gaya-gaya yang
bekerja pada batang / kabel penggantung serta melimpahkan beban
dan gaya-gaya tersebut ke menara / pylon pemikul dan blok angker.
o Pagar pengaman berfungsi untuk mengamankan pejalan kaki.
o Ikatan kabel angin berfungsi untuk memikul gaya angin yang bekerja
pada bangunan atas.
2. Bangunan bawah, terdiri dari :
o Menara/pylon berfungsi sebagai tumpuan kabel utama dan gelagar
utama, serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja
melalui struktur pilar atau langsung ke pondasi.
o Blok angker adalah tipe angker untuk semua jenis tanah yang
berfungsi sebagai penahan ujung-ujung kabel utama serta
melimpahkan gaya-gaya yang dipikulnya ke pondasi.
o Pondasi menara dan blok angker berfungsi sebagai pemikul menara
dan blok angker serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang
bekerja ke lapisan tanah pendukung.
3.3.

Pembebanan
Jembatan Gantung untuk pejalan kaki harus kuat dan kaku (tanpa lendutan
yang berlebih) untuk menahan beban berikut:

3.3.1. Beban vertikal


Beban vertikal berupa:
o

Beban mati dari berat sendiri jembatan;

Beban hidup dari pengguna jembatan.

Tim Infrastruktur

Page 4

2/4/20104

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

Beban vertikal rencana adalah kombinasi dari beban mati dan beban hidup
terbesar yang diperkirakan dari pengguna jembatan.
3.3.2. Beban samping
Beban samping disebabkan oleh:
o

Tekanan angin;

Gempa;

Pengguna yang bersandar atau membentur pagar pengaman;

Benturan ringan yang diakibatkan oleh batuan-batuan yang terbawa


oleh sungai/arus.

Jika benturan keras dari objek yang lebih besar pada aliran air yang cepat
maka jarak bebas lantai jembatan harus ditambah untuk mengurangi resiko
benturan dan kerusakan.
Beban samping yang harus dipertimbangkan dalam desain adalah beban
angin yang terjadi pada sisi depan yang terbuka dari batang-batang
jembatan dan beban yang diakibatkan oleh pengguna yang bersandar atau
membentur pagar keselamatan dan tiangtiang penahan. Benturan dari
batuan-batuan tidak akan terjadi jika ada jarak bebas yang memadai di
bawah jembatan.
Standar perencanaan untuk jembatan pejalan kaki mempertimbangkan
standar perencanaan kecepatan angin 35 m/detik, yang mengakibatkan
tekanan seragam pada sisi depan yang terbuka dari batang-batang
jembatan dari 130 kg/m2.
Karena tidak mungkin lalu lintas di atas jembatan pada angin yang besar,
beban angin dipertimbangkan terpisah dari beban hidup vertikal.
Beban gempa dihitung secara statik ekuivalen dengan memberikan beban
lateral dipuncak menara sebesar 15% sampai dengan maksimum 20%
beban mati pada puncak menara. Beban gempa tidak dihitung bersamaan
dengan beban angin karena tidak terjadi pada waktu yang sama.
3.3.3. Beban hidup
Ada dua aspek beban hidup yang perlu dipertimbangkan:
o

Beban terpusat pada lantai jembatan jembatan akibat langkah kaki


manusia untuk memeriksa kekuatan lantai jembatan;

Tim Infrastruktur

Page 5

2/4/20105

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

Beban yang dipindahkan dari lantai jembatan ke batang struktur yang


kemudian dipindahkan ke tumpuan jembatan. Aksi beban ini akan
terdistribusi pendek atau menerus sepanjang batang-batang
longitudinal yang menahan lantai jembatan.
Beban hidup yang paling kritis yang dipikul karena pengguna jembatan
pejalan kaki ditunjukkan pada Tabel 1. Dipertimbangkan bahwa beban
terpusat 2000 kgf (20 kN) untuk kendaraan ringan/ternak dan beban
merata 5 kPa memberikan batas yang cukup untuk keselamatan untuk
semua pengguna biasa dari jembatan pejalan kaki.

3.4.

Rumus-rumus yang digunakan


1. Gaya tarik H pada ujung kabel utama adalah :
o Akibat beban hidup merata penuh :
P. L
H1 = --------- 1
8.d
o Akibat beban hidup tidak simetris pada setengah bentang :
P/2. L
H2 = ----------- .. 2
8.d
o Akibat beban mati :

Tim Infrastruktur

Page 6

2/4/20106

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

w. L
H3 = ----------- 3
8.d
Keterangan :
P = beban hidup merata
w = berat sendiri struktur, kN/m
L = bentang utama, meter
D = cekungan kabel ditengah bentang, ~ 1/10 L, meter.

Kabel utama dihitung berdasarkan gaya tarik T maksimum :


T = H / cos .. 4
atau
T = H / cos .. 5
Keterangan :
T = gaya tarik kabel maksimum akibat beban merata penuh.
= sudut kabel di menara, antara horizontal dan kabel bentang utama.
= sudut kabel di menara, antara horizontal dan kabel angker.

2. Lendutan akibat beban hidup merata yang bekerja pada setengah


bentang utama, dihitung berdasarkan pembagian beban gelagar
pengaku sebesar (1-a) dan kabel utama sebesar (a) :
5(1-a)p.L^4
l = --------------- 6
12288 E I
a.(p/8)
l = -------------- . d 7
Tim Infrastruktur

Page 7

2/4/20107

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

w + a(p/2)
dengan syarat bahwa l harus sama dengan l
Keterangan :
a = fraksi beban
l = lendutan gelagar pengaku
l = lendutan kabel utama
E = modulus elastis gelagar pengaku
I = momen inersia gelagar pengaku
3. Momen maksimum gelagar pengaku dan komponen gaya horizontal
kabel dihitung berdasarkan pembagian beban antara gelagar pengaku
sebesar (1-a) dan kabel utama sebesar (a) :
(1-a).p.L
Mmaks = -------------- 8
64

wL

a.p.L

H = ----- + ----------- 9
8.d

16.d

Keterangan :
M maks = momen maksimum gelagar pengaku
H

= komponen gaya horizontal kabel utama

= fraksi beban

Tim Infrastruktur

Page 8

2/4/20108

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

IV.

SYARAT-SYARAT BAHAN

4.1.

Beton
Mutu beton sesuai dengan SNI 03-1974-1990 seperti tampak pada Tabel.
Tabel - Mutu beton dan pedoman proporsi takaran campuran

4.2.

Baja
o

Baja yang digunakan sebagai bagian struktur baja harus mempunyai


sifat mekanis baja struktural seperti dalam tabel berikut :

Tim Infrastruktur

Page 9

2/4/20109

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

Tabel - Sifat mekanis baja struktural

Penyimpanan bahan;
Baja, baik ketika pabrikasi di bengkel maupun di lapangan, harus di
tumpuk di atas balok pengganjal atau landasan sedemikian rupa
sehingga tidak bersentuhan dengan tanah.
Jika baja ditumpuk dalam beberapa lapis, pengganjal untuk semua
lapis harus berada dalam satu garis.
Pengecatan permukaan sebagai lapis pelindung;
Permukaan yang akan dicat harus bersih dan bebas dari lemak,
debu, produk korosi, residu, garam dan sebagainya;
Perbaikan lapis pelindung struktur baja;
Bahan pelindung untuk struktur baja yang akan dilapis ulang dengan
lapis pelindung harus disesuaikan dengan jenis bahan dasar struktur
baja yang telah diberi lapisan pelindung. Sebelum dilakukan
pelapisan ulang, struktur baja harus dibersihkan terlebih dahulu
sampai kondisi permukaan tertentu sesuai dengan kondisi kerusakan
pada lapisan tersebut.

4.3.

Kabel
o

Kabel utama yang digunakan berupa untaian (strand). Jenis-jenis kabel


ditunjukkandalam Gambar kabel dibawah.

Kabel dengan inti yang lunak tidak diizinkan digunakan pada jembatan
gantung ini.

Tim Infrastruktur

Page 10

2/4/201010

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

Kabel harus memiliki tegangan leleh minimal sebesar 1500 Mpa.

Batang penggantung, jika menggunakan baja bundar harus sesuai


spesifikasi baja seperti tampak pada Tabel sifat mekanis baja.

Kabel ikatan angin, jika menggunakan baja bundar harus sesuai


spesifikasi baja seperti tampak pada Tabel - sifat mekanis baja.

Gambar - Penampang melintang dan modulus elastis kabel ( Ek )


4.4.

Kayu
o

Persyaratan bahan;
Jenis bahan kayu yang akan digunakan sebagai struktur utama
jembatan kayu harus mempunyai mutu minimum sama dengan kayu
kelas II yang sudah diawetkan dengan kuat lentur minimum 85 kgf/cm2.

Bahan pendukung;
Material pendukung mencakup pelat baja pengaku, baut sambungan,
paku, klem serta bahan-bahan lain yang diperlukan dalam pekerjaan
struktur kayu.

Bahan Pelindung.
Material pelindung dapat berupa cat dan bahan anti serangga.

Tim Infrastruktur

Page 11

2/4/201011

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

V.

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN

5.1.

Perencanaan Umum
Tahapan kegiatan perencanaan secara umum sebagai berikut :
o

Lakukan survei pendahuluan untuk menentukan bentang jembatan.


Pada tinggi tebing yang yang tidak sama, usahakan agar kemiringan
bentang utama jembatan maksimum 1 : 20.

Identifikasi jenis tanah pada lokasi menara, blok angker dan perletakan
gelagar pengaku jembatan secara visual dan/atau dengan peralatan
sederhana.

Buat perencanaan teknik, meliputi :


Perencanaan teknik bangunan atas.
Perencanaan teknik bangunan bawah.
Perencanaan teknik pondasi.

5.2.

Perencanaan Bangunan Atas


1. Lantai jembatan :
o Rencanakan ketinggian lantai jembatan minimal 1 meter diatas Muka
Air Banjir.
o Rencanakan lebar minimal jembatan sebesar 1,5 meter.
o Rencanakan lantai jembatan dari papan kayu dengan mutu
memadai, dipasang renggang satu sama lain (diberi celah sebesar ~
5 mm), untuk mengurangi puntir akibat hisapan angin.
o Hitung lantai jembatan sebagai balok sederhana yang menumpu
diatas 2 tumpuan, yaitu gelagar-gelagar memanjang.
2. Gelagar memanjang :
o Pasang 3 buah gelagar memanjang untuk memikul lantai jembatan.
o Hitung gelagar memanjang sebagai balok sederhana yang
menumpu diatas 2 tumpuan, yaitu diatas gelagar-gelagar melintang.

Tim Infrastruktur

Page 12

2/4/201012

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

3. Gelagar melintang :
o Rencanakan gelagar melintang menumpu diatas gelagar pengaku
atau langsung dipikul oleh batang penggantung.
o Hitung gelagar memanjang sebagai balok sederhana yang menumpu
diatas 2 tumpuan.
4. Gelagar pengaku :
o Tentukan gelagar pengaku (dapat berupa kabel, rangka, gelagar
atau gelagar tersusun) yang dipikul oleh kabel penggantung setiap
jarak tertentu.
o Hitung gelagar pengaku untuk memikul sebagian beban hidup.
5. Batang penggantung :
o Hitung batang penggantung untuk memikul gaya dan beban yang
bekerja pada gelagar melintang dan atau gelagar pengaku.
6. Kabel Utama
o Hitung kabel utama berdasarkan beban merata penuh sepanjang
bentang, beban tersebut dipikul sepenuhnya oleh kabel, bentuk
lengkung kabel utama adalah sejalan dengan garis momen akibat
beban merata.
o Hitung lendutan utama berdasarkan beban hidup merata tidak
simetris yang posisinya paling kritis, yaitu bila beban hidup merata
bekerja pada setengah bentang.
Besarnya lendutan akibat beban hidup yang diijinkan adalah 1/150 x
L (L=bentang utama).
o Hitung besarnya komponen horizontal gaya tarik H pada ujung kabel
utama sesuai rumus 1, 2, 3.
o Hitung kabel utama berdasarkan gaya tarik T maksimum sesuai
rumus 4 dan 5.
o Hitung kabel utama berdasarkan tegangan tarik kabel baja mutu
tinggi dengan tegangan putus minimum 1000 Mpa dan tegangan ijin
minimum 400 Mpa, luas penampang bersih dari kabel adalah 0,67
dikali luas penampang bruto kabel.

Tim Infrastruktur

Page 13

2/4/201013

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

Gunakan jenis kabel sesuai gambar - Penampang melintang dan


modulus elastis kabel ( Ek ).
o Hitung lendutan akibat beban hidup merata yang bekerja pada
setengah bentang utama, berdasarkan pembagian beban antara
gelagar pengaku sebesar (1-a) dan kabel utama sebesar (a) sesuai
rumus 6 dan 7.
o Hitung kekuatan gelagar pengaku dan komponen gaya horizontal
kabel sesuai rumus 8 dan 9.
5.3.

Perencanaan Bangunan Bawah


1. Menara / Pylon
o Tinggi menara (h) lebih besar dari d. (lihat gambar jembatan).
o Hitung dimensi tiang menara untuk dapat memikul gaya-gaya yang
bekerja pada pelana tumpuan kabel utama.
Menara dan pondasi harus mampu memikul beban vertikal,
horizontal dan momen maksimum.
o Rencanakan menara berdasarkan portal terjepit dengan pelana rol
atau sendi.
2. Blok Angker
o Tentukan berat minimum blok angker 120 % dari komponen gaya
vertikal tarik maksimum dalam kabel.
o Tetapkan dimensi blok angker berdasarkan keamanan terhadap
geser, guling dan angkat. Pada gaya kabel maksimum, tekanan
tanah maksimum diijinkan adalah 0,15 Mpa pada bagian depan blok
angker yang tertanam dalam tanah.
3. Pondasi Perletakan Gelagar Pengaku
o Rencanakan pondasi perletakan gelagar pengaku dimana ujung
gelagar memanjang harus mampu memikul beban dan gaya-gaya
jembatan, yaitu beban vertikal akibat beban hidup, gaya angkat
akibat beban hidup tidak simetris, gaya lateral akibat angin, gaya
longitudinal akibat kesekan perletakan.
o Tentukan jenis dan dimensi pondasi berdasarkan kondisi tanah
setempat, daya dukung tanah maksimum diijinkan 0,15 MPa.

Tim Infrastruktur

Page 14

2/4/201014

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

5.4.

Bangunan lain-lain
1. Ikatan angin
o Rencanakan ikatan angin untuk mengurangi goyangan jembatan
dalam arah horizontal.
o Hitung dimensi kabel untuk dapat memikul tekanan angin pada luas
bidang efektif yang kena angin.
o Pasang kabel-kabel penahan tersebut minimal pada sepertiga
bentang utama dan dijangkar pada sudut 45 kedalam tebing atau
pondasi jangkar. (lihat gambar pemasangan ikatan angin)
o Lengkapi kabel penahan dengan wartel mur untuk penyetelan,
sambungan profil dan baut harus memenuhi persyaratan kekuatan
dan keawetan.
Tebing

Tebing

Kabel ikatan angin

1/3 L

1/3 L

1/3 L

~ 45

Tebing

Tebing

Gambar pemasangan ikatan angin

Tim Infrastruktur

Page 15

2/4/201015

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

2. Pagar pengaman (railling)


o Hitung tangan-tangan dengan pembebanan akibat
tekanan pejalan kaki sebesar 100 kg/m.

dorongan,

o Hitung tiang pengaman dengan pembebanan akibat dorongan


horizontal pejalan kaki sebesar 100 kg/m di puncak tiang.

Tim Infrastruktur

Page 16

2/4/201016

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MANDIRI PERDESAAN

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.

Buku Jembatan karangan Dr.Ir. Supriyadi, CES, DEA


SNI 03-3428-1994, Tata cara perencanaan teknik jembatan gantung untuk
pejalan kaki.
SNI 03-1725-1989, Pedoman perencanaan pembebanan jembatan jalan.
Peraturan Beton Indonesia Peraturan Bangunan Baja Indonesia
Peraturan Konnstruksi Kayu Indonesia

Tim Infrastruktur

Page 17

2/4/201017

Вам также может понравиться