Вы находитесь на странице: 1из 31

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I.
II.
III.
IV.

V.

Judul Percobaan
: PEMISAHAN
Hari/Tanggal Percobaan
: Kamis/28 November 2013
Selesai Percobaan
: Kamis/28 November 2013
Tujuan Percobaan
1. Memisahkan zat padat dari zat cair
2. Memisahkan zat padat dari zat padat
3. Memisahkan zat cair dari zat cair
Tinjauan Pustaka
Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar senyawa kimia yang
ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya suatu
senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain.
Contoh minyak bumi mengandung berbagai campuran hidrokarbon.
Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan
lebih berharga bila memiliki kemurnian tinggi. Untuk memperoleh zat
murni maka harus melakukan proses pemisahan campuran. Proses
pemisahan campuran sendiri dapat dibedakan menjadi proses
pemisahan campuran secara mekanis atau kimiawi.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis,
wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika
komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat
dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari
yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring
dan selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan
endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai
untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. (Syukuri S. 1999,
Kimia Dasar 1).
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi)
sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang
diperlukan, maka diadakan pembedaan :

a. Memisahkan zat padat dari suspensi


Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel
sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara
kurang lebih seragam dalam medium cair.

Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan


sentrifugasi.
-

Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya,

sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring secara


kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk
penyaring adalah:
-

kertas saring

penyaring asbes murni atau platinum

lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan

misalnya pyrex dari silika atau porselin.


- Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang
jumlahnya sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan
cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada
gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.
b. Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan
penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat
dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi.
-

Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya

meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut


mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.
-

Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat

terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang


ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat
dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian
dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat
padat yang lebih murni karena komponen larutan yang lainnya
yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali)

berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus


cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan
berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya
garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air
garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air
akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat
larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam
secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat
dipisahkan dengan penyaring. (Syukri S. 1991. Kimia Dasar 1)
c. Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi.
Distilasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu distilasi bertingkat dan
distilasi sederhana. Selain itu, campuran dari dua jenis cairan yang
tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan corong
pisah.
-

Distilasi
Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih

dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen


yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan
mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian
mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap.
Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin.
Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik didih air
dan alkohol masing-masing 100C dan 78C. Jika campuran
dipanaskan (dalam labu distilasi) dan suhu diatur sekitar 78C,
maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu
mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan
alkohol murni. (Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1). Distilasi
dibedakan menjadi 2 macam yaitu distilasi sederhana dan distilasi
bertingkat :

Distilasi sederhana merupakan proses penguapan yang


diikuti

pengembunan.

Distilasi

dilakukan

untuk

memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila


komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komonen
lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar

dari air laut.


Distilasi bertingkat

merupakan

proses

distilasi

berulang-ulang, yang terjadi pada kolom fraksionasi.


Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih
tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah
menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah menguap
lebih banyak dalam kondensat. Contoh distilasi
bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air,
pemurnian minyak bumi; yaitu memisahkan gas,
bensin, minyak tanah dari minyak mentah.
Berikut rancangan percobaan dari distilasi:

Gambar 5.1. Rancangan Alat Distilasi

Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu

zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan


didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada
lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir.

selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses diubah


menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
- suhu
-

pH

efek garam

kompleksasi

derajat supersaturasi

sifat pelarut

- Corong Pisah
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat
digunakan corong pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang
untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan.
Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter)
dan lapisan air, didesak keatas dengan memasukkan merkurium
melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah
bola pembantu pengatur permulaan merkurium.
- Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip
metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan karbon
disulfida.

VI.

Alat dan Bahan


a. Alat-alat
-

Termometer
Tabung reaksi
Gelas kimia 100 ml
Corong
Kompor
Labu distilasi
Pendingin Leibig

1 buah
2 buah
4 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Spatula
Cawan penguapan
Kaca arloji
Pembakar spiritus
Kaki tiga dan kasa
Gelas ukur 50 ml
Selang
Statif dan klem
Kertas saring

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1buah
2 buah
2 buah
secukupnya

b. Bahan
- CuSO4 .5H2O
- Kapur tulis
- NaCl (garam dapur)
- Pasir
- Kapur barus
- AgNO3 0.1M
- Batu didih
3 buah
- Akuades
secukupnya

VII.

Cara Kerja
- Alur percobaan
Percobaan I

1 sendok pasir
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
yang berisi air
Diaduk rata kemudian diendapkan
dan dibuang larutan bagian
atasnya
Bubuk kapur tulis
Filtrasi = air

Residu
pasir
=Percobaan
II

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


yang berisi air
Diaduk rata
Disaring dengan corong dan kertas
saring
Residu = serbuk kapur

Filtrasi = air

Percobaan III

Garam dapur (NaCl)


Dilarutkan dalam air
Larutan garam
Disaring dengan kertas saring
Hasil penyaringan
Diuapkan dengan cawan
penguap hingga airnya habis

Uap air

Percobaan IV

Kristal

1 gram CuSO4.5H2O
Dilarutkan dalam 10 ml air
Larutan CuSO4.5H2O
Diuapkan hingga air hampir habis
Didinginkan
Diperhatikan bentuk kristalnya
Uap air

Percobaan V

Serbuk CuSO4.5H2O

1 sendok pasir + 1 sendok NaCl


Dilarutkan dalam 10 ml air
Larutan homogen
Larutan dipanaskan
Disaring

Filtrasi = larutan garam

Residu = pasir
Dicuci dengan air 5 ml 2-3 kali
Air cucian dan hasil penyaringan dicampur
Diuapkan sampai airnya habis

Uap garam & air

Kristal garam

Percobaan VI

1 gram kapur barus + pasir


Dimasukkan ke dalam cawan penguapan
Cawan ditutup dengan kaca arloji yang
berisis air
dipanaskan
Zat padat pada kaca arloji

Kristal bening

Pasir

Percobaan VII

Larutan NaCl 5 ml

Peralatan
distilasi

Zat cair hasil distilasi

Dimasukkan
ke dalam
tabung 1 &
2

disusun
1 gr NaCl +
100 ml air

Dimasukkan
ke dalam
tabung 2

AgNO3 0.1 M
Batu didih

Larutan NaCl

Zat cair
Dimasukkan ke dalam labu distilasi
Air dijalankan melalui kondensor
Labu distilasi
Dipanaskan
Dicatat temperaturnya
Temperatur
konstan
Distilasi dihentikan apabila sudah
memperoleh 10 ml
Zat cair
Dibandingkan
Perbandingan kemurnian air

VIII. Hasil Pengamatan


Prosedur Percobaan

No
1.

1 sendok pasir
-

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


yang berisi air
Diaduk rata kemudian diendapkan
dan dibuang larutan bagian
atasnya

Bubuk kapur tulis


Dimasukkan ke dalam gelas kimia
yang berisi air
Diaduk rata
Disaring dengan corong dan kertas
saring
Residu = serbuk kapur

Kesimpulan
-

Pasir
mengendap di
dasar gelas
kimia karena
massa pasir
lebih besar
dari pada
massa air

Filtrasi = air

Residu = pasir

2.

Hasil Percobaan
Dugaan/reaksi
Sebelum
Sesudah
Pasir berbentuk - Terdapat
SiO3(s)+H2O(l)
butiran
endapan pasir
Airnya jernih
pada gelas
Pasirnya
kimia
berwarna hitam - Air menjadi
keruh
- Residu pasir
berwarna hitam

Filtrasi = air

Bubuk kapur
tulis berwarna
putih tulang

Air berubah
keruh setelah
diaduk

Air tidak
berwarna

Terdapat
endapan setelah
dibiarkan
beberapa saat

Kapur berbentuk
serbuk

Air menjadi
tidak berwarna
setelah disaring

CuSO3(s)+H2O (l)

Residunya adalah
serbuk kapur
karena tidak bisa
melewati kertas
saring sehingga
tertinggal di
kertas saring
Filtratnya adalah
air yang tidak
berwarna karena
bisa melewati

kertas saring
sehingga tidak
tertinggal di
kertas saring
3.

Garam dapur (NaCl)


Dilarutkan dalam air
Larutan garam
Disaring dengan kertas saring
Hasil penyaringan

Diuapkan dengan cawan


penguap hingga airnya habis

Uap air

Kristal

Garam dapur
berwarna
putih dan
berbentuk
serbuk
Air tidak
berwarna
Air+garam
berwarna
agak keruh

Air hasil
filtrasi
berwarna
bening
Terdapat
kristal garam
pada cawan
penguapan

NaCl(aq)+H2O (aq)
NaCl(aq)

Larutan garam
memiliki kadar
garam yang
tinggi sehingga
ketika
diuapkan
airnya
menguap dan
garamnya
tertinggal pada
cawan
penguapan dan
berbentuk
kristal

4.

1 gram CuSO4.5H2O
Dilarutkan dalam 10 ml air
Larutan CuSO4.5H2O
Diuapkan hingga air hampir habis

Didinginkan
Diperhatikan bentuk kristalnya

Serbuk CuSO4.5H2O

Uap air

5.

1 sendok pasir + 1 sendok NaCl


Dilarutkan dalam 10 ml air
Larutan homogen
Larutan dipanaskan

Disaring

Residu = pasir

Filtrasi = larutan garam

Dicuci dengan air 5 ml 2-3 kali

Air cucian dan hasil penyaringan dicampur


Diuapkan sampai airnya habis
Kristal garam

Uap garam & air

CuSO4.5H2O
berwarna biru
dan
berbentuk
kristal
Air tidak
berwarna
Air+
CuSO4.5H2O
berwarna biru

Pasir
berbentuk
butiran
berwarna
hitam
NaCl
berbentuk
serbuk dan
berwarna
putih
Air tidak
berwarna

Hasil
penguapan
berupa uap air
dan kristal
CuSO4.5H2O
Kristal
CuSO4.5H2O
berwarna
putih kebiruan

CuSO4.5H2O(s)+
H2O(l)
CuSO4(aq)+6H2O(l)

Air hasil
filtrasi bening
tetapi terdapat
sedikit butiran
garam
Hasil residu
berupa pasir
dan butiranbutiran garam
Teradapat
kristal garam
pada cawan
penguapan
Air hasil
cucian pasir
tidak
berwarna

SiO3(s)+ H2O(l)
NaCl(s)+ H2O(l)
NaCl(aq)

Larutan
CuSO4.5H2O
dipisahkan dari
airnya dengan
cara
penguapan
sehingga
menghasilkan
serbuk CuSO4
di cawan
penguapan
Pemisahan zat
NaCl dengan
pasir dilakukan
dengan
penguapan
kemudian
disaring
sehingga
terbentuk
residu=pasir
dan terdapat
kristal garam
di atas
permukaan

pasir
-

6.

1 gram kapur barus + pasir

Dimasukkan ke dalam cawan penguapan


Cawan ditutup dengan kaca arloji yang
berisis air

dipanaskan
Zat padat pada kaca arloji

Pasir

Kristal bening

Kapur barus
berbentuk
serbuk dan
berwarna
putih
Pasir
berbentuk
butiran dan
berwarna
hitam
Air bening
tidak
berwarna

Terdapat
endapan pasir
pada cawan
penguapan
Endapan pasir
berwarna
hitam
Terdapat
kristal bening
berbentuk
jarum

C10H8(s)+SiO3(s)

Residu
pasir+kristal
garam tersebut
dicuci dengan
air dan
diuapkan
hingga
terbentuk
kristal garam
Pemisahan
kapur barus
dengan pasir
dilakukan
dengan cara
penguapan
sehingga
terdapat
endapan pasir
pada cawan
penguapan dan
terdapat kristal
berbentuk
jarum

7.

Zat cair hasil distilasi

Larutan NaCl 5 ml

Peralatan
distilasi

Dimasukkan
ke dalam
tabung 1 &
2

disusun
1 gr NaCl +
100 ml air

Dimasukkan
ke dalam
tabung 2

AgNO3 0.1 M
-

Batu didih

Larutan NaCl

Zat cair
Dimasukkan ke dalam labu distilasi
Air dijalankan melalui kondensor
Labu distilasi
Dipanaskan
Dicatat temperaturnya
Temperatur konstan
Distilasi dihentikan apabila sudah
memperoleh 10 ml
Zat cair

Dibandingkan
Perbandingan kemurnian air

NaCl
berbentuk
serbuk dan
berwarna
putih
Air tidak
berwarna
Air+NaCl
berwarna
agak keruh
Batu didih
berbentuk
bola
berwarna
putih tulang

Zat cair hasil - NaCl(s)+H2O(l)


NaCl(aq)
distilasi tidak
berwarna
AgNO3 tidak - NaCl(aq)+AgNO3(aq)
berwarna
Larutan NaCl NaNO3(aq)+ AgCl(s)
berwarna agak H O +AgNO
2 (l)
3(aq)
keruh
Air hasil
distilasi+
AgNO3
berwarna
keruh
Larutan
garam+
AgNO3
bening agak
keruh

Distilat
merupakan zat
cair murni
yang telah
terpisah dari
larutan
campurannya.
Namun,
hasilnya masih
tercampur
dengan garam

IX.

Analisis Data
Pada percobaan pemisahan ini, dilakukan sebanyak 7 macam
percobaan. Karena pada percobaan ini kami membuktikan bahwa suatu
senyawa tersusun atas berbagai zat yang tercampur. Sehingga untuk
memisahkan zat dari campurannya maka dilakukan percobaan ini.
Adapun 7 macam percobaan tersebut adalah:
a. Percobaan I
Pada percobaan ini, kita akan memisahkan zat padat dari
zat cair secara penyaringan yaitu dengan menggunakan pasir
sebagai zat padat untuk dipisahkan dari larutan pasir. Langkah
awalnya yaitu dengan memasukkan 1 sendok pasir ke dalam
gelas kimia yang berisi air, kemudian mengaduknya hingga
rata. Menunggu beberapa saat hingga terdapat endapan pasir di
bawah gelas kimia. Lalu membuang bagian atasnya, sehingga
diperoleh residu berupa pasir dan hasil filtrasinya berupa air.
Dari percobaan ini menghasilkan endapan pasir yang
berwarna hitam di dasar gelas kimia dan air filtrasi yang
berubah warnanya menjadi keruh. Kondisi awal dari air
tersebut bening tidak berwarna, namun setelah tercampur
dengan pasir warnanya berubah menjadi keruh. Hal tersebut
dikarenakan oleh partikel-partikel pasir yang lebih kecil tidak
dapat tenggelam di dasar gelas kimia, melainkan dia terapung
di atas permukaan air. Sedangkan pasir yang dapat tenggelam
tersebut dikarenakan oleh massa jenis pasir lebih besar dari
pada massa jenis air. Oleh sebab itu, hasil residunya berupa
endapan pasir. Sehingga diperoleh persamaan reaksi dari
percobaan ini adalah sebagai berikut:
SiO3(s)+H2O(l)
b. Percobaan II
Pada percobaan kedua ini, tidak jauh berbeda dengan
percobaan pertama yaitu memisahkan zat padat dari zat cair
dengan cara penyaringan. Namun dalam hal ini, partikel zat
padat

yang

digunakan

lebih

kecil

sehingga

untuk

memisahkannya dengan menggunakan bantuan kertas saring.

Langkah awalnya yaitu melembutkan kapur tulis yang


masih

berbentuk

padatan

menjadi

serbuk.

Kemudian

memasukkan ke dalam gelas kimia dan diberi air lalu diaduk


hingga rata. Setelah itu, menyaring serbuk kapur tersebut
dengan menggunakan corong yang atasnya diletakkan kertas
saring agar serbuk kapur dapat tertinggal pada kertas saring.
Sehingga didapatkan hasil residunya berupa serbuk kapur dan
hasil filtratnya berupa air tidak berwarna. Hal tersebut
dikarenakan serbuk kapur tidak bisa melewati kertas saring
sedangkan air dapat melewati kertas saring dengan sempurna.
Dengan percobaan tersebut menunjukkan bahwa kapur tulis
tetap berbentuk serbuk sebelum ataupun sesudah percobaan.
Begitu pula pada air yang tetap bening.
Dari percobaan tersebut didapatkan persamaan reaksinya
sebagai berikut:
CuSO3(s)+H2O (l)
c. Percobaan III
Percobaan

ketiga

ini

merupakan

percobaan

untuk

memisahkan zat padat dari zat cair dengan cara penguapan.


Karena partikel zat padat ini lebih mudah larut dalam air
dibandingkan dengan pasir dan serbuk kapur di atas. Sehingga
untuk memisahkannya dengan cara penguapan.
Adapun langkah-langkahnya adalah melarutkan garam pada
air hingga terbentuk larutan garam. Kemudian menyaringnya
dengan kertas saring hingga diperoleh hasil penyaringannya.
Lalu hasil penyaringan tersebut diuapkan ke dalam cawan
penguapan sampai airnya habis dan terbentuk kristal garam.
Airnya yang habis tersebut berubah menjadi uap air. Hal
tersebut dikarenakan hasil penyaringan tersebut masih terdapat
partikel-partikel garam yang tidak kasat mata. Sehingga pada
saat diuapkan akan meghasilkan Kristal garam pada cawan
penguapan. Keadaan NaCl dan air tersebut kembali sesuai
dengan keadaan awal. Sehingga diperoleh suatu persamaan
reaksi kimia adalah sebgai berikut:

NaCl(aq)+H2O (aq)
NaCl(aq)
d. Percobaan IV
Percobaan keempat ini tidak jauh berbeda dengan
percobaan ke tiga, yaitu untuk memisahkan zat padat dari zat
cair. Namun zat padat yang digunakannya yaitu 1 gram
CuSO4.5H2O

yang

berbentuk

digunakannya

yaitu

dengan

serbuk.
cara

Metode

menguapkan

yang
larutan

CuSO4.5H2O.
Langkah-langkahnya adalah 1 gr CuSO4.5H2O dilarutkan
dalam 10 ml air hingga terbentuk larutan CuSO4.5H2O.
Kemudian diuapkan hingga airnya habis lalu dinginkan sampai
terbentuk serbuk CuSO4.5H2O pada cawan penguapan. Hasil
penguapan yang berupa serbuk CuSO4.5H2O mengalami
perubahan warna dari biru menjadi putih kebiruan dan
perubahan wujud yang semula kristal menjadi serbuk.
Diperoleh persamaan reaksi kimianya sebagai berikut:
CuSO4.5H2O(s)+ H2O(l)
CuSO4(aq)+6H2O(l)
e. Percobaan V
Percobaan kelima ini adalah untuk memisahkan zat padat
dengan zat padat yaitu dengan menggunakan 1 sendok pasir +
1 sendok NaCl yang dilarutkan dalam 10 ml air hingga
terbentuk larutan homogen. Setelah itu larutan dipanaskan ke
dalam cawan penguapan hingga airnya hampir habis. Lalu
disaring dengan menggunakan kertas saring yang diletakkan di
atas permukaan corong. Pasir dan butiran garam tidak dapat
melalui kertas saring sehingga tertinggal pada kertas saring
sehingga disebut sebagai hasil residu. Sedangkan menghasilkan
filtrat berupa larutan garam. Kemudian residu tersebut dicuci
dengan air 5 ml sebanyak 2-3 kali. Air cucian dan hasil
penyaringan tersebut dicampur lalu diuapkan pada cawan
penguapan sampai airnya habis. Sehingga menghasilkan kristal
garam, uap garam, dan air.
Hasil dari percobaan pada awal penyaringan menghasilkan
residu pasir dan butiran garam pada kertas saring. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pasir dan NaCl merupakan partikel yang

mempunyai ukuran cukup besar, sedangkan air dapat melewati


kertas saring karena ukuran pertikelnya sangat kecil. Sehingga
tidak dapat tersaring oleh kertas saring. Residu tersebut yang
kemudian dicuci dengan air menghasilkan larutan yang
ternyata masih terdapat partikel garam. Sehingga pada saat
diuapkan pada cawan penguapan sampai airnya habis
menghasilkan

kristal

garam.

Dari

percobaan

tersebut

didapatkan persamaan reaksi kimianya sebagai berikut:


NaCl(s)+ H2O(l)
NaCl(aq)
f. Percobaan VI
Pada percobaan keenam ini, merupakan percobaan yang
dilakukan untuk memisahkan zat padat dari zat padat. Bahan
yang digunakan adalah pasir dan kapur barus sebgai media
yang

akan dipisahkan apabila

keduanya

sudah saling

bercampur dalam satu larutan.


Memasukkan 1 gram kapur barus ditambah pasir ke dalam
gelas kimia dengan ditambah air. Mengaduknya hingga rata
kemudian dimasukkan ke dalam cawan penguapan lalu
diuapkan. Pada saat penguapan cawan penguapan ditutup
dengan kaca arloji. Menunggu hingga airnya pada cawan habis
dan pada kaca arloji terbentuk kristal bening yang berbentuk
seperti jarum. Bentuk dari kapur barusnya berbeda pada
kondisi sebelum dan sesudah bereaksi, yang awalnya berbentuk
serbuk hingga setelah diuapkan berbentuk jarum. Sedangkan
bentuk pasir sebelum dan sesudah bereaksi tetap sama yaitu
berbentuk serbuk dan tetap berwarna hitam. Sehingga diperoleh
persamaan reaksinya sebagai berikut:
C10H8(s)+SiO3(s)
g. Percobaan VII
Pada percobaan ketujuh ini, merupakan percobaan distilasi
yaitu percobaan yang dilakukan untuk memisahkan zat cair dari
zat cair yang mempunyai perbedaan titik didihnya. Dalam hal
ini digunakan pula batu didih sebagai
Langkah awalnya yaitu menyusun rangkaian alat distilasi
sesuai dengan gambar 5.1. Kemudian memasukkan 1 gram

NaCl dengan 100 ml air ke dalam labu distilasi lalu


memasukkan 3 buah batu didih ke dalam labu distilasi.
Memasangkan termometer pada labu distilasi untuk mengukur
suhu awal. Kemudian memasang selang pada kondensor, pada
bagian atas dipasangkan selang untuk air keluar dan bagian
bawah dipasangkan selang untuk air masuk. Menempatkan
gelas kimia dibawah kondensor sebagai tempat air hasil
distilasi. Setelah semua alat terpasang, menyalakan kran untuk
mengalirkan air hingga air pada kondensor mengalir. Namun
sebelum menyalakan kran, kita harus menyalakan kompor
untuk mendidihkan larutan garam yang berada di labu distilasi
hingga diperoleh suhu akhir untuk mendidihkan larutan NaCl
dan 3 buah batu didih tersebut diperoleh sebesar 98 oC.
Menunggu hingga diperoleh air distilasi pada gelas kimia
sebanyak 10 ml. Kemudian memasukkan hasil tersebut ke
dalam tabung reaksi A sebanyak 5 ml dan memasukkan 5 ml
larutan NaCl ke dalam tabung reaksi B sebanyak 5 ml.
Menetesi pada masing-masing tabung reaksi dengan 2 tetes
larutan AgNO3. Menggoyang-goyangkan tabung reaksi tersebut
hingga terlihat perbedaan kemurnian larutan. Pada tabung
reaksi A diperoleh kemurnian larutan lebih keruh dibandingkan
larutan B.
Hasil setelah proses distilasi tersebut menghasilkan air
tidak berwarna. Namun hasil tersebut masih diuji lagi dengan
menambahkan 2 tetes AgNO3 kemudian dibandingkan hasilnya
dengan larutan garam yang telah di tetesi dengan AgNO3.
Ternyata kemurniannya berbeda, lebih bening larutan NaCl
dibandingkan dengan air hasil distilasi. Garam NaCl yang
awalnya berbentuk serbuk dan berwarna putih, pada hasil
akhirnya telah larut pada air. Sehingga NaCl bukan merupakan
hasil akhirnya. Berdasarkan percobaan tersebut dihasilkan
suatu persamaan kimianya adalah:
NaCl(s)+H2O(l)
NaCl(aq)

(pada proses pelarutan 1 gram NaCl ke dalam 100 ml air hingga


diperoleh larutan NaCl)
NaCl(aq)+AgNO3(aq)
NaNO3(aq)+ AgCl(s)
(pada proses penambahan 2 tetes AgNO3 pada larutan NaCl)

H2O(l)+AgNO3(aq)

X.

Pembahasan
Percobaan distilasi ini menggunakan metode yang berbeda pada
setiap percobaan. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair
menggunakan proses penyaringan (filtrasi) atau penguapan, untuk
memisahkan zat padat dari zat padat menggunakan proses penyaringan
dan

dilanjutkan

dengan

proses

penguapan,

sedangkan

untuk

memisahkan zat cair dari zat cair dengan menggunakan proses


distilasi. Berikut akan dibahas hasil percobaan yang dihubungkan
dengan dasar teori dan penjelasan fungsi masing-masing larutan yang
digunakan:
a. Percobaan I
Berdasarkan percobaan I ini dihasilkan residu yang berupa
endapan pasir berwarna hitam. Pasir tersebut mengendap
dikarenakan oleh massa jenis pasir lebih besar dari pada massa
jenis air, sehingga pasir mengendap. Kemudian air bagian
atasnya dibuang untuk memisahkannya dari pasir. Hal tersebut
tidak menggunakan proses penyaringan karena partikel-partikel
pasirnya berukuran cukup besar dan tidak larut dalam air.
Sehingga hanya dengan membuang airnya saja sudah diperoleh
hasil residunya. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan teori
yang ada yaitu suatu zat dikatakan tenggelam apabila massa
jenis zat terlarut lebih besar dari pada massa jenis zat pelarut.
Adapun fungsi dari air adalah sebagai pelarut dalam larutan
pasir yang nantinya akan berfungsi sebagai hasil filtrasi.
Sedangkan pasirnya berfungsi sebagai zat terlarut pada larutan.
Namun pasirnya tersebut tidak dapat larut dalam air hingga
berfungsi sebagai hasil residunya.
b. Percobaan II

Hasil percobaan kedua ini menghasilkan hasil residu yang


berupa serbuk kapur. Serbuk kapur terlebih dahulu dilarutkan
dalam air yang kemudian disaring. Serbuk kapur tersebut tidak
dapat melewati kertas saring karena ukuran partikel-partikelnya
cukup besar. Sedangkan pelarutnya yang berupa air dapat
melewati kertas saring. Sehingga residunya berupa serbuk
kapur sedangkan hasil filtrasinya berupa air yang tidak
berwarna. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori bahwa ukuran
parikel mempengaruhi proses filtrasi. Sehingga suatu zat yang
mempunyai ukuran partikel cukup besar tidak dapat melewati
kertas saring sedangkan suatu zat yang partikelnya berukuran
kecil dapat meleawti kertas saring.
Dalam percobaan ini air tidak berwarna berfungsi sebagai
zat pelarut dalam melarutkan serbuk kapur dan juga sebagai
hasil filtrasi. Sedangkan serbuk kapur berfungsi sebagai zat
terlarut yang akan disaring sehingga juga berfungsi sebagai
hasil residu.
c. Percobaan III
Percobaan ketiga ini dihasilkan residu berupa kristal garam
pada cawan penguapan dan uap air. Larutan NaCl yang
terbentuk harus disaring terlebih dahulu untuk mengurangi
kadar garam dalam larutan. Kemudian mendidihkan larutan
tersebut hingga terbentuk kristal NaCl yang tertinggal pada
cawan penguapan. Hal tersebut dikarenakan titik didih NaCl
lebih tinggi dari pada titik didih air. Sehingga pada saat larutan
tersebut didihkan pada cawan penguapan air lebih cepat
berubah menjadi uap sedangkan kristal garamnya tertinggal
pada cawan penguapan. Hal tersebut telah sesuai dengan
teorinya bahwa penguapan juga dipengaruhi oleh perbedaan
titik didih suatu zat. Zat yang mempunyai titik didih lebih
tinggi

akan

tertinggal

dan

berfungsi

sebagai

hasil

penguapannya yang berbentuk Kristal.


Dalam percobaan ini, NaCl mempunyai fungsi sebagai zat
terlarut dalam air untuk diuapkan yang nantinya akan

membentuk Kristal. Sedangkan air tidak berwarna berfungsi


sebagai zat pelarut yang nantinya akan menguap membentuk
uap air.
d. Percobaan IV
Percobaan ke IV ini menggunakan metode penguapan
untuk menghasilkan serbuk CuSO4.5H2O. Pada percobaan ini
melarutkan 1 gr serbuk CuSO4.5H2O ke dalam air kemudian
diuapkan hingga terbentuk serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna
putih kebiruan dan berbentuk bulatan kecil-kecil yang tidak
beratutan pada cawan penguapan. Serbuk tersebut berasal dari
CuSO4.5H2O. Hal tersebut dikarenakan oleh titik didih
CuSO4.5H2O lebih tinggi dibandingkan titik didih air. Sehingga
pada saat diuapkan tertinggal serbuk CuSO4.5H2O sedangkan
airnya menguap berubah menjadi uap air. Hal tersebut telah
sesuai dengan teorinya bahwa penguapan juga dipengaruhi oleh
perbedaan titik didih dari suatu zat. Zat yang mempunyai titik
didih lebih tinggi akan tertinggal dan berfungsi sebagai hasil
penguapannya yang berbentuk serbuk CuSO4.5H2O.
Dalam percobaan ini, CuSO4.5H2O mempunyai fungsi
sebagai zat terlarut dalam air untuk diuapkan yang nantinya
akan membentuk serbuk CuSO4.5H2O. Sedangkan air tidak
berwarna berfungsi sebagai zat pelarut yang nantinya akan
menguap membentuk uap air.
e. Percobaan V
Percobaan ini dilakukan untuk memisahkan zat padat dari
zat padat. Metode yang digunakan dengan proses penyaringan
dan proses penguapan. Proses penyaringannya digunakan untuk
menyaring larutan homogen untuk memisahkan air dengan
pasir dan NaCl. Setelah terpisah dengan zat pelarutnya, pasir
dan NaCl tersebut dicuci hingga 2-3 kali. Hasil dari
penyaringan tersebut, diuapkan pada cawan penguapan hingga
airnya hampir habis. Setelah itu dihasilkan kristal garam pada
cawan penguapan. Sedangkan airnya habis karena berubah
menjadi uap. Hal tersebut telah sesuai dengan teorinya bahwa

penguapan juga dipengaruhi oleh perbedaan titik didih dari


suatu zat. Zat yang mempunyai titik didih lebih tinggi akan
tertinggal dan berfungsi sebagai hasil penguapannya yang
berbentuk Kristal NaCl..
Dalam percobaan ini air tidak berwarna berfungsi sebagai
zat pelarut dalam melarutkan pasir dan NaCl. Sedangkan NaCl
dan pasir berfungsi sebagai zat terlarut yang akan disaring.
Tetapi, yang berfungsi sebagai hasil penguapannya adalah
NaCl yang berbentuk kristal.
f. Percobaan VI
Hasil percobaan ini menghasilkan kristal bening dari kapur
barus berbentuk jarum pada kaca arloji dan juga menghasilkan
pasir pada cawan penguapan. Percobaan ini digunakan untuk
memisahkan zat padat dari zat padat. Kapur barus dan pasir
tersebut diletakkan pada cawan penguapan yang ditutup oleh
kaca arloji yang berisi air kemudian dipanaskan hingga
terbentuk kristal bening pada bagian bawah kaca arloji. Kristal
tersebut berasal dari kapur barus. Sedangkan pasirnya tetap
tertinggal pada cawan penguapan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa titik didih pasir lebih tinggi dari titik didih kapur barus.
Sehingga yang cepat menguap adalah kapur barus. Hasil
tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa zat memiliki titik
didih lebih tinggi sulit untuk menguap.
Adapun fungsi dari pasir dan kapur barus merupakan dua
zat padat yang akan dipisahkan dengan penguapan. Air pada
kaca arloji berfungsi untuk mempercepat terbentuknya Kristal
bening pada kaca arloji.
g. Percobaan VII
Pada percobaan ini mengguanakan metode distilasi yang
digunakan untuk memisahkan zat cair dari zat cair. Hasil dari
percobaan ini diperoleh air hasil distilasi, selain itu diperoleh
hasil perbandingan kemurnian air distilasi atau biasa disebut
distilat dengan larutan NaCl. Hasil perbandingan yang kami
peroleh yaitu tabung reaksi A yang berisi air distilat+larutan

AgNO3 2 tetes diperoleh larutan yang berwarna putih keruh,


tabung reaksi B yang berisi larutan NaCl+larutan AgNO3 2 tetes
diperoleh larutan yang berwarna agak bening. Hal itu
menunjukkan bahwa air distilat yang didapatkan dari proses
distilasi masih belum murni seperti air murni yang belum
tercampur dengan NaCl. Seharusnya air hasil distilasi yang
murni jika ditambahkan larutan AgNO3 tidak berwarna,
sedangkan pada percobaan kami setelah penambahan larutan
AgNO3 warna larutan berubah menjadi putih keruh, jadi
percobaan distilasi yang telah kami lakukan belum berhasil.
Sehingga hasil tersebut tidak sesuai dengan teori. Adapun
teorinya menyatakan bahwa hasil destilasinya harusnya tetap
jernih tidak berwarna seperti air murni.
NaCl berfungsi sebagai zat terlarut yang akan dilarutkan
dalam air untuk memperoleh larutan garam. Larutan tersebut
yang nantinya akan digunakan sebagai larutan yang akan
dilakukan pemisahkan dari campurannya apabila butiran NaCl
tidak ikut menguap karena titik didihnya lebih tinggi dari air.
Larutan AgNO3 berfungsi sebagai katalis dalam membuktikan
kemurnian larutan antara hasil distilasi dengan larutan NaCl.
XI.

Diskusi
Dari percobaan pemisahan yang telah kami lakukan ternyata
terdapat kesalahan dalam perolehan hasil distilasi yang berupa air
distilatnya yang telah ditambahkan 2 tetes AgNO3. Secara teoritis hasil
dari proses distilasi yang telah ditambahkan 2 tetes AgNO3 adalah
menghasilkan warna air distilatnya bening tidak berwarna. Namun
pada percobaan kami menghasilkan warna yang agak keruh
dibandingkan laruran NaCl yang telah ditambahkan 2 tetes AgNO3.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: kesalahan
dalam menuangkan larutan garam tersebut ke dalam labu distilasinya
tidak dengan menggunakan corong sehingga larutan menyentuh
dinding-dinding labu distilasi. Selain itu kesalahan dalam membuat
larutan garam, karena komposisi antara garam dan airnya tidak sesuai,

gelas kimia yang kami gunakan kurang bersih pada saat pencucian.
Akibatnya air hasil distilasinya terkontaminasi dengan zat lain yang
mengakibatkan air hasil distilasinya menjadi keruh pada saat ditetesi
oleh 2 tetes AgNO3.
XII.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pemisahan yang telah kami lakukan
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Untuk pemisahkan zat padat dari zat cair dapat dilakukan
dengan cara dekantasi, penyaringan, dan penguapan. Cara
dekantasi dilakukan pada zat terlarutnya mempunyai ukuran
yang partikel yang lebih besar dan mempunyai massa jenis
lebih besar dari air. Contoh pada percobaan ini adalah:
pemisahan

pasir

dengan

larutannya.

Cara

penyaringan

digunakan pada zat terlarut yang mempunyai ukuran lebih kecil


namun masih dapat melewati kertas saring sebagai media
penyaringnya. Contohnya adalah: pemisahan kapur dengan
larutannya. Cara penguapan tersebut

dilakukan dengan

menggunakan zat terlarutnya mempunyai ukuran partikel yang


sangat kecil dan dapat larut dalam air serta mempunyai titik
didih yang lebih tinggi dari air. Sehingga membutuhkan panas
dalam memisahkannya. Contoh yang telah dibuktikan adalah:
pemisahan garam dapur dari larutannya dan pemisahan
CuSO4.5H2O.
b. Untuk memisahkan zat padat dari zat padat dapat dilakukan
dengan cara penyaringan, penguapan, dan rekristalisasi. Cara
penyaringan dan penguapan dilakukan pada pemisahan pasir
dengan

garam

dapur.

Penyaringan

dilakukan

untuk

memisahkan garam dapur dan pasir dengan air. Penguapannya


dilakukan untuk menghasilkan residu berupa kristal garam.
Sedangkan cara rekristalisasinya dilakukan dengan pada
pemisahan kapur barus dan pasir dari air. Proses tersebut
menghasilkan Kristal bening dari kapur barusnya.

c. Untuk memisahkan zat cair atau zat padat dari air yang
mempunyai perbedaan titik didih dilakukan dengan cara
distilasi. Cara tersebut digunakan pada pemisahan garam dari
larutannya. Secara teori hasil dari psoses distilasinya adalah air
yang tidak berwarna. Tetapi percobaan kami belum berhasil.
Sehingga tidak menghasilkan air distilat yang jernih.
XIII. Jawaban Pertanyaan
o Pertanyaan
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah
dengan aliran distilat?
o Jawaban
Aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran
destilat agar air yang masuk lebih banyak dari air yang keluar.
Dengan gerakan berlawanan, maka air sebagai pendingin dapat
lebih efektif mengembunkan uap karena awal

air masuk, air

pertama betemu dengan uap yang relatif hangat sehingga masih


dapat mendinginkan uap yang masih panas. Sehingga perubahan
uap hasil proses distilasi menjadi cairan distilat terjadi dengan
cepat.

XIV. Daftar Pustaka


Antonio,Grafiko.2012.(online).
(http://www.scribd.com/doc/13743587/Destilasi),dikases tanggal 01
Desember 2013 pukul 12.57 WIB.

Lusiana.2012.(online).(http://www.scribd.com/doc/88449681/Jenisjenis-destilasi),diakses tanggal 01 Desember 2013 pukul 12.08


WIB.
Purba,Michael.2004.Kimia Untuk SMA Kelas X.Jakarta : Erlangga.

Soebagio. 2003. Kimia Analitik II. Jakarta : IMSTEP.


Tim Kimia Dasar.2013.Kimia Dasar 1.Surabaya:Unesa University
Press.

Surabaya, 05 Desember
2013
Praktikan

Mengetahui
Dosen / Asisten

LAMPIRAN
Percobaan 1
Larutan Heterogen

Percobaan 2

Residu Pasir

Larutan
Homogen

Residu Serbuk
Kapur

Filtrasi Air
Tidak Berwarna

Percobaan 3
Larutan Garam

Hasil
Penyaringan

Kr istal

Percobaan 4
Larutan CuSO4 5H2O

Percobaan 5

Serbuk CuSO4 5H2O

Larutan Homogen

Residu Pasir

Filtrasi Larutan Garam

Kristal Garam

Percobaan 6
Kapur Barus + Pasir

Kristal bening

Percobaan 7
Peralatan Distilasi

Zat Cair Hasil Distilasi

Perbandingan Kemurnian
Larutan

Вам также может понравиться