Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OSEANOGRAFI PERIKANAN
Oleh:
IWAN TRI WIBOWO
115080601111008
I02
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan atas rahmat dan ridha Allah SWT, karena
atas segala kesempatan yang diberikan kepada penulis, sehingga laporan
praktikum oseanografi perikanan ini bisa terselesaikan dengan baik. Laporan ini
sebagai salah satu tugas akhir dari mata kulah oseanografi perikanan. Dalam
laporan ini akan dibahas kaitan antara water temperatur (WT), Pacific Decadal
Oscillation (PDO), dan Korelasi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh
penulis demi kebaikan penulisan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................... II
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................IV
DAFTAR GRAFIK.................................................................................................V
1.
2.
3.
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1
Latar Belakang.......................................................................................1
1.2
Tujuan....................................................................................................2
1.3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
2.1
2.2
Water Temperature.................................................................................4
2.3
Data Anomali..........................................................................................5
2.4
Korelasi..................................................................................................6
METODOLOGI..............................................................................................8
3.1
3.1.1
Alat..................................................................................................8
3.1.2
Bahan..............................................................................................8
3.2
4.PEMBAHASAN................................................................................................15
4.1 Data Catch, Ano-Catch, WT-Catch, PDO-Catch, WT-PDO........................15
4.1.1 Data Catch..........................................................................................15
4.1.2 Data Ano-Catch (Perwakilan Tahun 1995)..........................................16
4.1.3 Data WT-Catch (Perwakilan Tahun 1995 bulan Januari-Desember).. .16
4.1.4 Data PDO-Catch (Perwakilan Tahun 1995 bulan Januari-Desember).16
4.1.5 Data WT-PDO (Perwakilan Tahun 1995 Bulan Januari-Desember)....17
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Indeks PDO.........................................................................................3
Gambar. 2 Mencari Nilai Rata-Rata Catch............................................................8
Gambar. 3 Nilai Rata-Rata Catch..........................................................................9
Gambar. 4 Mencari Nilai Ano-Catch......................................................................9
Gambar. 5 Nilai Ano-Catch.................................................................................10
Gambar. 6 Membuat Grafik.................................................................................10
Gambar. 7 Membuat Secondary Axis..................................................................11
Gambar. 8 Mengatur Skala.................................................................................11
Gambar. 9 Memberi Nama Legenda...................................................................12
Gambar. 10 Membuat Data Analsis....................................................................12
Gambar. 11 Membuat Korelasi............................................................................12
Gambar. 12 Data Korelasi...................................................................................12
Gambar. 13 Grafik dan Data Korelasi PDO-Catch..............................................12
Gambar. 14 Grafik dan Data Analisis WT-PDO...................................................14
DAFTAR GRAFIK
Grafik. 1 WT-Catch.............................................................................................17
Grafik. 2 PDO-Catch...........................................................................................18
Grafik. 3 WT-PDO...............................................................................................18
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.506
pulau besar dankecil. Dengan total garis pantai yang diperkirakan mencapai
81.000 km, Indonesiaadalah juga negara dengan garis pantai terpanjang kedua
di dunia, setelah Kanada. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global,
yang disebabkan oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama karbondioksida
(CO2) dan metana (CH4), mengakibatkan dua hal utama yang terjadi di lapisan
atmosfer paling bawah, yaitu fluktuasi curah hujan yang tinggi dan kenaikan
muka laut. Sebagai negara kepulauan, Indonesia paling rentan terhadap
kenaikan muka laut. Telah dilakukan proyeksi kenaikan muka laut untuk wilayah
Indonesia, hingga tahun 2100, diperkirakan adanya kenaikan muka laut hingga
1.1 m yang yang berdampak pada hilangnya daerah pantai dan pulau-pulau kecil
seluas 90.260 km2 ( Susandi et al, 2008).
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu
yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu
yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar
yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology).
Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat
(biology) dan ilmu iklim (metereology). Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh
biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut
menghuni hampir semua bagian laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai
dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik
perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi
juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto,
2009).
Oseanografi perikanan adalah cabang ilmu dari oseanografi yang fokus
dalam bidang perikanan, mulai dari tingkah laku, pola hidup, habitat dan faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan perikanan. Beberapa faktor tersebut
terbagi dalam dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal pengaruh
perubahan
lingkungan
perikanan
misalnya
fitoplankton
sebagai
sumber
Beberapa faktor eksternal tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan alam seperti
Pacific Decadal Oscillation (PDO), ENSO, El-Nino, La-Nina, North Atlantic
Oscillation (NAO), dan perubahan iklim lainnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Oceanografi Perikanan adalah untuk mengetahui
langkah-langkah dalam pengolahan data perikanan melalui program Microsoft
Exel yang terdiri atas data Catch, Water Temperature dan Pasific Decadal
Oscillation (PDO).
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Oceanografi Perikanan dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Juni
2014 jam 10.40-12.20 WIB yang bertempat di Gedung D Lantai 3 Ruang 6A
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
sehingga
keberadaan
fitoplankton
dapat
dideteksi
berdasarkan
dalam sebuah peta pola persebaran suhu permukaan laut untuk mempermudah
dalam menganalisisnya (Slingo, 2005).
2.3 Data Anomali
Pengertian anomali adalah suatu wujud yang mudah berubah atau tidak
Normal sehingga dalam sistem basis data bila ditemukan data yang Anomali
harus dilakukan Normalisasi. Pada umumnya, suatu zat akan memuai jika
dipanaskan dan akan menyusut jika didinginkan, tetapi air mempunyai sifat khas.
Jika air dipanaskan antara suhu nol derajat celcius, sampai empat derajat
celcius, volume nya akan menyusut. Hal ini karena molekul H2O dalam bentuk
padat (es) penuh dengan rongga, sedangkan dalam bentuk cair (air) lebih rapat.
Dengan demikian, pada saat dipanaskan, molekul H2O (es) akan merapat lebih
dahulu, akibatnya volumnya menyusut. Oleh karena itu, es juga terapung di air.
inilah yang disebut sebagai anomali air.
Menurut Gunawan (2010) secara umum anomali adalah proses pada
basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan, misalnya
menyebabkan ketidak konsistenan data atau membuat sesuatu data menjadi
hilang ketika data lain dihapus. Macam-macam data anomaly diantaranya
adalah:
Anomali Peremajaan
Anomali Penyisipan
Anomali Penghapusan
Definisi anomali air adalah sifat kekecualian air. Pada umumnya, suatu
zat akan memuai jika dipanaskan dan akan menyusut jika didinginkan, tetapi air
mempunyai sifat khas. Jika air dipanaskan antara suhu nol derajat celcius,
sampai empat derajat celcius, volumnya akan menyusut. Hal ini karena molekul
H2O dalam bentuk padat (es) penuh dengan rongga, sedangkan dalam bentuk
cair (air) lebih rapat. Dengan demikian, pada saat dipanaskan, molekul H2O (es)
akan merapat lebih dahulu, akibatnya volumnya menyusut. Oleh karena itu, es
juga terapung di air. Kita lebih beruntung dengan adanya anomali air. Air yang
mendingin atau membeku, mulai pada suhu 0-4 derajat celcius akan
mengembang (volume membesar). Sifat termal air ini dikenal sebagai anomali
air. Meskipun namanya anomali (menyimpang), namun karena sifat inilah maka
kehidupan mahluk hidup lebih sempurna. Berikut ini beberapa catatan
keuntungan adanya anomali air. Air yang membeku dalam bebatuan, karena
volumenya membesar maka mampu memecahkan bebatuan, dengan begitu
mineral dalam batuan bisa keluar dan memberikan manfaat bagi kehidupan
(tumbuhan dan lain-lain). Jadi kemampuan air untuk masuk pada celah-celah
bebatuan. Pada suhu 4 derajat, ukuran air (volume) paling kecil, kemudian akan
membesar sampai ke titik beku.
2.4 Korelasi
Dalam teori probabilitas dan statistika, korelasi, juga disebut koefisien
korelasi, adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier
antara dua peubah acak(random variable). Korelasi dapat dihitung bila
simpangan baku finit dan keduanya tidak sama dengan nol. Dalam pembuktian
ketidaksamaan Cauchy-Schwarz, koefisien korelasi tak akan melebihi dari 1
dalam nilai absolut. Korelasi bernilai 1 jika terdapat hubungan linier yang positif,
bernilai -1 jika terdapat hubungan linier yang negatif, dan antara -1 dan +1 yang
menunjukkan tingkat dependensi linier antara dua variabel. Semakin dekat
dengan -1 atau +1, semakin kuat korelasi antara kedua variabel tersebut. Jika
variabel-variabel tersebut saling bebas, nilai korelasi sama dengan 0. Namun
tidak
demikian
untuk
kebalikannya,
karena
koefisien
korelasi
hanya
Kegunaan korelasi adalah untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara
variabel X dengan variabel Y dan untuk menyatakan besarnya sumbangan
variabel satu terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen.
Korelasi adalah metode untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan dua
peubah atau lebih yang digambarkan oleh besarnya koefisien korelasi. Koefisien
korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan antar
dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan
hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi semata-mata
menggambarkan keterkaitan linier antar peubah. (Mattjik & Sumertajaya, 2000)
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Oseanografi Perikanan adalah:
Laptop Asus A450C yang berfungsi untuk pengoperasian
program Microsoft Excel dalam mengolah data Catch, Water
Temperature, dan Pasific Decadal Oscillation (PDO).
3.1.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum Oseanografi Perikanan
adalah:
Data
Catch,
Water
Temperature,
dan
Pasific
Decadal
10
2. Setelah itu buat secondary axis dengan cara klik kanan grafik
lalu pilih Format Data Series, lalu pilih Secondary Axis
3.
11
Gambar. 13
9
11
12
12
Langkah yang sama juga kita lakukan untuk membuat grafik dan data
korelasi dari PDO-catch dan WT-PDO. Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut:
13
14
4.PEMBAHASAN
4.1 Data Catch, Ano-Catch, WT-Catch, PDO-Catch, WT-PDO
4.1.1 Data Catch
Mont
1995
1996
1997
1998
1999
h
318.5
J
483.5
356.9
207.9
946
7
3901.
5171.
4189.
9654.
5451.
F
44
5
8
9
9
4400.
3237.
1737.
1165.
8353.
M
94
5
7
6
8
4429.
5021.
6743. 37430
A
3521
4
7
7
.8
7144. 11636 7176.
6463. 18294
M
5
.4
5
3
.9
2370.
5794.
4198.
2145.
7227.
J
7
1
7
6
4
7137. 10280 6200.
6334.
3228.
J
5
.4
3
2
9
3984.
6407.
2502.
1820.
1258.
A
6
4
4
2
7
2000
1445.
4
10353
.5
2182.
4
3920
8815.
9
5620.
4
2937.
1
1871.
3
385.6
660.4
453.3
657
389.4
10.4
O
N
D
869.6
282.2
2095.
324.9
8.3
134
66.1
26.2
156.3
144.6
14.2
2002
249
119.4
318.3
116.7
486.5
1521.
2001
2002
2003
568.9
1042.
2
154.4
15631
.1
5500.
6
31841
.7
12543
.3
4548.
6
2162.
5
2158.
2
1162.
9
552
433.1
395
20480
2267.
7
5186.
6
9878
4120.
3
2223
769.3
1227.
3
81.2
69.1
701.1
11580
.3
7383.
9
6073
11496
.4
6579.
8
3086.
8
1623.
7
2004
1909.
8
7563.
4
2033
4890.
8
7028.
6
2319
1021.
8
832.9
477.7
722.2
279.4
519.7
27.5
750.7
86.3
8
Rata-Rata
743.357
9397.784
3826.314
10905.87
10047.78
4492.46
4461.25
2322.87
614.62
343.42
204.5
735.89
8
O
0.0225
343.42
4
N
0.5616
204.5
1
D
0.8947
735.89
1
4.1.4 Data PDO-Catch (Perwakilan Tahun 1995 bulan Januari-Desember)
CatchYear
Month
PDO
ano
1995
J
-0.49
743.357
F
0.46
9397.784
M
0.75
3826.314
A
0.83
10905.87
M
1.46
10047.78
J
1.27
4492.46
J
1.71
4461.25
A
0.21
2322.87
S
1.16
614.62
O
0.47
343.42
N
-0.28
204.5
D
0.16
735.89
4.1.5 Data WT-PDO (Perwakilan Tahun 1995 Bulan Januari-Desember)
WTYear
Month
PDO
ano
1995
J
1.0330 -0.49
6
F
1.0330
0.46
6
M
1.0330
0.75
6
A
1.0330
0.83
6
M
1.0330
1.46
6
J
1.27
1.0330
J
A
S
6
1.0330
6
0.0335
38
0.2077
8
0.0225
4
0.5616
1
0.8947
1
1.71
0.21
1.16
0.47
-0.28
0.16
WT-Catch
3
30000
20000
10000
-1
-10000
-2
-20000
-3
-30000
WT-ano
Catch-ano
Grafik. 1 WT-Catch
Column
1
Column
1
Column
2
1
0.07764
Column
2
PDO-Catch
4
30000
PDO
20000
10000
Ano-Catch
0
-10000
-2
-20000
-4
-30000
Grafik. 2 PDO-Catch
Column
1
Column
2
Column
1
Column
2
1
0.14454
WT-PDO
3
-1
-1
-3
-3
WT-ano
PDO
Grafik. 3 WT-PDO
Column
1
Column
1
Column
2
Column
2
1
-0.53512
terjadi penangkapan yang besar. Namun memasuki tahun 2000 an, terjadi
perubahan fenomena yaitu semua berjalan sejajar dimana suhu perairan tinggi
maka penangkapan juga melimpah. Namun pada grafik tersebut terjadi
penomena kembali sekitar akhir tahun 2003 ketika terjadi anomali suhu (suhu
menurun drastis) penangkapan tetap stabil.
4.3.2 PDO Catch
Dari grafik PDO Catch, dapat terlihat pengaruh PDO dan kelimpahan
penangkapan. Secara umum ketika PDO meningkat, maka kelimpahan
penangkapan justru akan lebih menurun, begitu juga sebaliknya ketika PDO
menurun maka kelimpahan penangkapan akan meningkat. Namun pada awal
penelitian, sekitar tahun 1995-1997 terlihat keadaan yang sejajar antara PDO
dan catch, yaitu ketika PDO meningkat catch justru meningkat. Namun tahun
1998-2002 terjadi fenomena yaitu ketika PDO menurun, penangkapan akan
meningkat.
4.3.3 PDO WT
Dari grafik hasil data penelitia tersebut dapat terlihat jelas bahwa ketika
water temperature menurun maka PDO akan meningkat, begitu juga sebaliknya
yaitu ketika water temperature meningkat maka PDO akan menurun. Hal ini
terjadi mulai dari awal penelitian tahun 1995 hingga akhir penelitian tahun 2004.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Oseanografi Perikanan
adalah:
5.2 Saran
3.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Edi. 2014. Wilayah Pesisir (Coastal Zone). http://www.academia.edu/
diakses tanggal 1 Juni 2014
Adnan. 2010. Analisis Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a Data Inderaja
Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis) di Perairan Kalimantan Timur. Jurnal Amanisal PSP FPIK
Unpatti-Ambon. 1: 1-12.
Dhewantara. 2014. http://www.academia.edu/5094045/Pandangan_Skeptis_
terhadap_Perubahan_Iklim. Diakses pada tanggal 10 Juni 2014
Gunawan. 2010. http://imamgunawan.files.wordpress.com/2010/11/anomali-dannormalisasi.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juni 2014.
Limbong, Mario. 2008. Pengaruh Suhu Permukaan Laut Terhadap Jumlah dan
Ukuran Hasil Tangkapan Ikan Cakalang di Perairan Teluk
Palabuhan Ratu Jawa Barat. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 77 hal.
Thomas. 2014 Pasific Decadal Oscillation (PDO)
http://id.termwiki.com/EN:PacificDecadalOscillation
Diakses pada tanggal 8 Juni 2014
Slingo, J. 2005
GlobalWarming.
http://www.drroyspencer.com/global-warming-
background-articles/the-pacific-decadal-oscillation/
Usman, H. dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2000. Pengantar Statistika. Jakarta :
Bumi Aksara.