Вы находитесь на странице: 1из 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena
terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. Bila akumulasi CSS
yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau
koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem
ventrikuler,keadaan ini disebut sebagai hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi
intrakranial menyebabkan peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus.
Peninggian volume CSS tidak ekivalen dengan hidrosefalus, ini juga terjadi pada atrofi
serebral. Secara keseluruhan, insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1 : 1000.
sedangkan insiden hidrosefalus kongenital bervariasi untuk tiap-tiap populasi yang berbeda.
Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang
biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus tampak setelah umur 6 bulan
biasanya bukan oleh karena kongenital. Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 50% bayi
dengan perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus. Pongsakdi
Visudiphan dkk pada penelitiannya mendapatkan 36 dari 49 anak-anak dengan meningitis TB
mengalami hidrosefalus, dengan catatan 8 anak dengan hidrosefalus obstruktif dan 26 anak
dengan hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis
bakteri dapat dijumpai pada semua usia, tetapi lebih sering pada bayi daripada anak-anak.

B.Rumusan Masalah
1.apa itu Hidrocepalus
2. Bagaimana Etiologinya?
3. Bagaimana Patofisiologinya?
4. Bagaimana Asuhan keperawatan Pada Hidrosepalus?

BAB II
PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI
a.Struktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu bangunan-bangunan dimana
CSS berada. Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis.
1. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel lateralis berhubungan
denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui foramen interventrikularis (Monro).
2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)
Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus dengan adhesio
interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan infundibularis menonjol ke anterior,
dan recessus suprapinealis dan recessus pinealis ke arah kaudal. Ventrikel III berhubungan
dengan ventrikel IV melalui suatu lubang kecil, yaitu aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).
3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)
Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara cerebellum dan medulla
serta membentang sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi. Masing-masing recessus
berakhir pada foramen Luschka, muara lateral ventrikel IV. Pada perlekatan vellum medullare
anterior terdapat apertura mediana Magendie.
4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis
Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang korda spinalis,
dilapisi sel-sel ependimal. Diatas, melanjut ke dalam medula oblongata, dimana ia membuka
ke dalam ventrikel IV.

A. DEFINISI HIDROSEFALUS
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang
subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebro spinalis tanpa atau dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah,2007).

Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif
pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan serebral
selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili
arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan
intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya liquor
(Mualim, 2010)
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena
terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS.
Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut
higroma subdural atau koleksi cairan subdural.
Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler,keadaan ini
disebut sebagai hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi intrakranial menyebabkan
peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus. Peninggian volume CSS
tidak ekivalen dengan hidrosefalus, ini juga terjadi pada atrofi serebral.Hidrosefalus sebagai
kesatuan klinik dibedakan oleh tiga faktor:
a).peninggian tekanan intraventrikuler,
b).penambahan volume CSS,
c).dilatasi rongga CSS .
Secara keseluruhan,insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1 : 1000. sedangkan
insiden hidrosefalus kongenital bervariasi untuk tiap-tiap populasi yang berbeda. Hershey BL
mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang biasanya sudah
tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh
karena kongenital. Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 50% bayi dengan perdarahan
intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus.
Hidrocefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal secara berlebih di dalam rongga
ventrikulus otak dan paling sering terjadi pada neonatus.kowalak,2011
B. KLASIFIKASI HIDROCHEPALUS
Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara lain :
1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS

1. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans


Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada sistem ventrikel yang
mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem ventrikel otak),
yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital : stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan
dilatasi ventrikel lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan
lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus adalah sindrom
Dandy-Walker, Atresia foramen Monro, malformasi vaskuler atau tumor bawaan. Radang
(Eksudat, infeksi meningeal). Perdarahan/trauma (hematoma subdural). Tumor dalam sistem
ventrikel (tumor intraventrikuler, tumor parasellar, tumor fossa posterior).
2. Hidrosefalus tipe komunikans
Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan (Gangguan di
luar sistem ventrikel).
3. perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu menimbulkan blokade
villi arachnoid.
4. Radang meningeal
5. Kongenital :
- Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan pembentukan.
- Gangguan pembentukan villi arachnoid
- Papilloma plexus choroideus

C. ETIOLOGI
A. Tipe obstruksi
a. Kongenital
1.Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau perdarahan selama
kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati adalahsangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii,
Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).
2.Sindrom Dandy-Walker
Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya tidak
diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia vermis

serebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV
dan rongga subarachnoid yang tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun
80% kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi
bersamaan dengan anomali lainnya seperti agenesis korpus kalosum, labiopalatoskhisis,
anomali okuler,anomali jantung, dan sebagainya.
3.Malformasi Arnold-Chiari
Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang otak dan cerebelum
mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan menonjol keluar menuju canalis spinalis
4.Aneurisma vena Galeni
Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran,tetapi secara normal tidak dapat
dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir di
atas akuaduktus Sylvii, menggembung dan membentuk kantong aneurisma. Seringkali
menyebabkan hidrosefalus.
5.Hidrancephaly
Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS.
b. Didapat (Acquired)
1.Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)
infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada selaput (meningen) di sekitar otak
dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari infeksi meningen
menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui akuaduktus pada sistem
ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak
mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari.
Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan
nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan
dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.
2.Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
3.Hematoma intraventrikuler
Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah mengalir dalam
jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis.Kemungkinan hidrosefalus
berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk menyerap
CSS.

4.Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)


Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor ini
terjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis lain
dari tumor otakyang dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan kasus
yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus (termasuk papiloma dan carsinoma).
Tumor yang berada dibagian belakang otak sebagian besar akan
menyumbat aliran CSS yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik untuk
mengobati hidrosefalus yang berhubungan dengan tumor adalah
menghilangkan tumor penyebab sumbatan.
5.Abses/granuloma
6.Kista arakhnoid
Kista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan. Jika terdapat kista
arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi dengan jaringan pada membran arachnoid.
Kista biasanya ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau pada ruang
subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus non komunikans dengan
cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya ventrikel III. Berdasarkan lokasi
kista, dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan mengeringkan cairan kista.
Jika kista terdapat pada tempat yang tidak dapat dioperasi (dekat batang otak), dokter dapat
memasang shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan menghentikan
pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.
3. Berdasarkan Usia
Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )
Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )
Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi, dan usia, terdapat juga jenis Hidrosefalus
Tekanan Normal; sesuai konvensi,sindroma hidrosefalik termasuk tanda dan gejala
peninggian TIK, seperti kepala yang besar dengan penonjolan fontanel. Akhir-akhir ini,
dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak bersamaan dengan peninggian TIK.
seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus tekanan
normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak ada
peningkatan tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian
besar disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang tidak normal.
Pada dewasa dapat timbul hidrosefalus tekanan normal akibat dari :

a).Perdarahan subarachnoid, b).meningitis, c).trauma kepala, dan


d).idiopathic.
Dengan trias gejala :
a).gangguan mental (dementia), b).gangguan koordinasi (ataksia),
c).gangguan kencing (inkontinentia urin).
Faktor risiko yang berkaitan dengan hidrosefalus pada bayi :
Infeksi Intrauteri, perdarahan intrakranial akibat trauma lahir atau prematuritas.
D. PATOFISIOLOGI / PATHWAY
Jika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan subarachnoid, ventrikel
serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis
ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang
tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun
ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses
dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung
pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan
anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa
cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang
pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks)
menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan
kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan
Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di
luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi
sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan type hidrosephalus diatas akan
mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara
disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi ekspansi masa
otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral
menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus
tidak komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 8 jam dan ketiadaan
absorbsi total akan menyebabkankematian.
Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma normal yang pada
didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route kolateral cukup untuk
mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi keadaan kompensasi.

PATHWAAY

E. MANIFESTASI KLINIS
a. Gambaran klinis pada permulaan adalah pembesaran tengkorak
yang disusul oleh gangguan neurologik akibat tekanan likuor yang meningkat yang
menyebabkan hipotrofi otak. Hidrosefalus pada bayi (sutura masih terbuka pada umur kurang
dari 1 tahun) didapatkan gambaran :
Kepala membesar
Sutura melebar
Fontanella kepala prominen
Mata kearah bawah (sunset phenomena)
Nistagmus horizontal

10

Perkusi kepala : cracked pot sign atau seperti semangka masak.


Ukuran rata-rata lingkar kepala
Lahir
Umur 3 bulan

35 cm

Umur 6 bulan

41 cm

Umur 9 bulan

46 cm

Umur 12 bulan

47 cm

Umur 18 bulan

48,5 cm

b. Gejala pada anak-anak dan dewasa:


1. Sakit kepala
2. Kesadaran menurun
3. Gelisah
4. Mual, muntah
5. Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
6. Gangguan perkembangan fisik dan mental
6.Papil edema; ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat mengakibatkan
kebutaan bila terjadi atrofi papila N.II. Tekanan intrakranial meninggi oleh karena ubun-ubun
dan sutura sudah menutup, nyeri kepala terutama di daerah bifrontal dan bioksipital. Aktivitas
fisik dan mental secara bertahap akan menurun dengan gangguan mental yang sering
dijumpai seperti : respon terhadap lingkungan lambat, kurang perhatian tidak mampu
merencaanakan aktivitasnya.

F. KOMPLIKASI HIDROSEFALUS
1. Peningkatan tekanan intrakranial
2. Kerusakan otak
3. Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksiluka,nefritis,meningitis,ventrikulitis,abses otak.
4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.

11

5. Hematomi subdural, peritonitis,adses abdomen, perporasi organ dalam rongga


abdomen,fistula,hernia, dan ileus.
6. Kematian.
7. malnutrisi
8. Retradasi mental
9. herniasi otak

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG HIDROSEFALUS


1. Pemeriksaan fisik:
Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk melihat
pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
2. Transiluminasi
Pemeriksaan darah:
Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus
Pemeriksaan cairan serebrospinal:
Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis untuk
mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa
3. Pemeriksaan radiologi:
o X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar.
o USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
o CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan sekaligus
mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya

H. PENTALAKSANAAN MEDIS HIDROSEFALUS


1. Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan penyuluhan genetic, penerangan
keluarga

berencana

serta

menghindari

perkawinan

antar

keluarga

dekat.

Proses

persalinan/kelahirandiusahakan dalam batas-batas fisiologik untuk menghindari trauma

12

kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih dari pada menanggung
resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir.
2. Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak
memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25 50 mg/kg BB.
Pada keadaan akut dapat diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan
meskipun hasilnya kurang memuaskan. Pemberian diamox atau furocemide juga dapat
diberikan. Tanpa pengobatan pada kasus didapat dapat sembuh spontan 40 50 % kasus.
3. Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi. Misalnya
Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS
kedalam rongga cranial yang disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian pada keluarga
mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya : kateter shunt obat-obatan
darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel otak ke
atrium

kanan

atau

ke

rongga

peritoneum

yaitu

pintasan

ventrikuloatrial

atau

ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan raksi radang atau
penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk selamanya. Penyulit terjadi
pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau dislokasi.
4. Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :

13

1.

Penanganan sementara

Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui


upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
2.

Penanganan alternatif ( selain shunting )

Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi
massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. saat ini cara terbaik
untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah
endoskopik.
3.

Operasi pemasangan pintas ( shunting )

Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase.
pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. baisanya cairan
ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans ada
yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada periode
pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan.
kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan
kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.
Pertimbangan khusus
Sebelum dilakukan Shunt :
1. Dorong terbentuknya pertalian kasih antara ibu dan bayinya, kalau hal ini
memungkinkan.
2. Periksa fontanel atau ubun-ubun dan catat lingkar kepala
3. Baringkan bayi pada posisi miring dan ubah posisi setiap 2 jam.
4. Perhatikan daun telinga bayi tidak tertekuk dan beri bayi alas seperti busa karet dan
kulit bulu domba
5. Berikan bayi makanan secara perlahan
Sesudah dipasang shunt / pembedahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tempatkan sisi tubuh bayi dengan arah berlawanan dengan sisi yang dioprasi
Periksa suhu tubuh, frekuensi denyut nadi, TD, Dan tingkat kesadaran.
Periksa fontanel setiap hari
Awasi kemungkinan timbul muntah
Awasi kemungkinan timbul Infeksi
Periksa kasa pembalut
Dengarkan bising usus sesudah pemasangan VP shunt
Periksa Tumkem scr berkala bantu ortu untuk memfokuskan /memberi perthatian pada

kekuatan anak bukan kelemahan.


9. Diskusikan program pendidikan yang khusus

14

10. Ajarkan orang tua mengenali tanda-tanda mal fungsi Shunt, infeksi, dan illeus
paralitik
11. Beri informasi pembedahan pemasangan shut diperlukan untuk masa yang akan
datang.

15

ASUHAN KEPERAWATAN HIDROSEFALUS


A.
1.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN HIDROSEFALUS


Anamnesa

a. Riwayat penyakit / keluhan utama


Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil,
kontriksi penglihatan perifer.
b. Riwayat Perkembangan
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak.
Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.
2.

Pemeriksaan Fisik

a.inspeksi :
-Anak dapat melihat keatas atau tidak.
-Pembesaran kepala.
-Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.
b. Palpasi
-Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
- Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras
dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c. Pemeriksaan Mata
- Akomodasi.
- Gerakan bola mata.
-Luas lapang pandang
-Konvergensi.
-Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.
-Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
d.

Pengkajian persisten

1. B1 ( Breath ) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas


2. B2 ( Blood )

: Pucat, peningkatan systole tekanan darah, penurunan nadi

3. B3 ( Brain )

: Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi menonjol dan mengkilat,

pembesaran kepala, perubahan pupil, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer,


strabismus ( juling ), tidak dapat melihat keatas sunset eyes , kejang

16

4. B4 ( Bladder ) : Oliguria
5. B5 ( Bowel ) : Mual, muntah, malas makan
6. B6 ( Bone )
3.

: Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot ekstrimitas

Observasi Tanda-Tanda Vital

Didapatkan data data sebagai berikut :


1. Peningkatan sistole tekanan darah.
2. Penurunan nadi / Bradicardia.
3. Peningkatan frekwensi pernapasan.
4.

Diagnosa Klinis

Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari pengumpulan
cairan banormal. ( Transsimulasi terang )
1. Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi Crakedpot (Mercewens
Sign
2. Opthalmoscopy : Edema Pupil.
3. CT Scan Memperlihatkan (non invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi
komputer.4. Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI, RASIONAL HIDROSEFALUS

Diagnosa,intervensi dan rasional.


1. Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan
akumulasi cairan serebrospinal.
2. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penekanan lobus oksipitalis karena
meningkatnya TIK
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan pembesaran kepala
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
muntah sekunder akibat kompresi serebral dan iritabilitas
N
O
1

DIAGNOSA
Potensial

TUJUAN
Tidak

komplikasi

terjadi

Komposmet

tanda-tanda

dini

peningkatan

peningkatan

peningkatan

peningkatan

tekanan

TIK

Tidak terjadi

TIK(Nyeri

TIK

intrakranial

KRITERIA
INTERVENSI
RASIONAL
Kesadaran 1. Observasi ketat mengetahui secara

nyeri kepala

kepala, muntah,

Penurunan

17

berhubungan

lethargi, lelah,

keasadaran

tampak

apatis, perubahan

menandakakan

akumulasi

rileks, tidak

personalitas,

adanya

cairan

meringis

ketegangan dari

peningkatan

serebrospinal

kesakitan

sutura cranial

TIK

dengan

TTV normal

dapat terlihat

pada anak

mengetahui

berumur 10

kondisi aliran

tahun,

darah dan aliran

penglihatan

oksigen ke otak

ganda, kontruksi

Dengan

penglihatan

dilakukan

perifer

pembedahan,

strabismus,

diharapkan

Perubahan pupil)

cairan

2. Pantau terus

cerebrospinal

tingkat kesadaran
3.

Untuk

berkurang,

Pantau

sehingga TIK

terus adanya

menurun, tidak

perubahan TTV

terjadi

4.kolaborasi

penekanan pada

dengan dokter

lobus oksipitalis

untuk melakukan

dan tidak terjadi

pembedahan,

pembesaran

untuk mengurangi

pada kepala

peningkatan

5 Kaji pengalaman

Membantu
dalam

nyeri pada ank

mengevaluasi

jika anak jika

rasa nyeri.

bayi obsrvasi

Pujian yang

nyeri tanda2 nyeri

diberikan akan

pd bayi, jk pada

meningkatkan

anak minta anak

kepercayaan

menunjukkan

diri anak untuk

area yang sakit

mengatasi nyeri

dan menentukan

dan kontinuitas

peringkat nyeri

anak untuk terus

18

dengan skala
nyeri 0-5 (0 =
tidak nyeri, 5 =
nyeri sekali)
Rasional :
Membantu dalam
mengevaluasi
rasa nyeri.
5.Bantu by/anak
mengatasi nyeri
seperti dengan
memberikan
pujian kepada
anak untuk
ketahanan dan
memperlihatkan
bahwa nyeri telah
ditangani dengan

baik. Atau

berusaha

ciptakan

menangani

lingkungan yang

nyerinya

nyaman
1.pertahankan

dengan baik.
Ketidakmamp

Gangguan

Tidak

Penuruna

persepsi sensori

terjadi

n visus

visus agar tidak

uan dalam

berhubungan

disorientasi

tidak

terjadi penurunan

penglihatan

dengan

pada anak

bertambah

visus yang lebih

tidak bertambah

lebih parah

parah

parah, klien

Anak

a. Membantu

tidak

oksipitalis

bisa

ADL pasien

mengalami

karena

mengenali

b. Membantu

disorientasi

meningkatnya

lingkungan

orientasi tempat

tempat, Klien

TIK

sekitarnya

c. Berikan tempat

merasa nyaman

yang nyaman dan

dan aman

penekanan
lobus

aman

Klien tidak

( pencahayaan

banyak

terang, bed plang

bergantung pada

dll dipasang agar

orang lain

19

tidak cedera )

2.bantu pasien
untuk mengenali
sesuatu dengan
kondisi
penglihatan yang
terganggu
Beri kesempatan

Keluarga

an orang tua

orang tua untuk

dapat

pengetahuan

pada

mengekspresikan

mengemukakan

orang tua

kondisi

kesedihannya
Beri kesempatan

perasaannya

Kurang

Meningkatk

pengetahuan

an

orang tua
berhubungan
dengan

mengenai

Kecemas1.

kesehatan

penyakit yang

penyakit

anaknya

di derita oleh

yang

dapat

anaknya

diderita

berkurang

anaknya

2.

anaknya

pemahaman

dan
perubahan
pola hidup
yang
dibutuhkan

lega

Pengetahuan

3. Jelaskan

orang tua

tentang kondisi

pkan

pengobatan

tua dapat lebih

mengenai kondisi

mengungka

penyakit,

perasaan orang

bertanya

Orang tua

tentang

sehinnga

orang tua untuk

bertambah

penderita,

mengenai

prosedur, terapi

penyakit yang

dan prognosanya

di derita oleh

4.Ulangi penjelasan

anaknya

tersebut bila perlu

sehinnga

dengan contoh

kecemasan

bila keluarga

orang tua dapat

belum mengerti

berkurang

Pengetahuan
kelurga
bertambah dan
dapat
mempersiapkan
keluarga dalam
merawat klien
post operasi

Keluarga
dapat menerima
seluruh

20

informasi agar
tidak
menimbulkan
salah persepsi
Klien merasa
nyaman dan
tidak merasa
sesak napas

Suplai

Anak

oksigen klien

tidak sesak

dapat tercukupi

napas

sehingga klien

Tidak

tidak

terdapat
ronchi

1. Posisikan

Tidak

Resiko tinggi

retraksi otot

ketidakefektifa

bantu

n pola nafas

pernapasan

yang

mengalami

Pernapas

hipoksia

klien posisi

Untuk

semifowler

mengetahui ada

2. Pemberian

tidaknya

oksigen

ketidakefektifan

3. Observasi pola

pola napas

berhubungan

an teratur,

dan frekuensi

dengan

RR dalam

napas

mengetahui

4. Auskultasi

adanya kelainan
suara

suara napas
1.berikan diet

penurunan

Jalan nafas

batas

refleks batuk

tetap efektif

normal
Pertumbuha

nutrisi untuk

n dan

pertumbuhan

perkembang

( asuh )

an klien

Untuk

Mempertahan
kan berat badan

2.berikan

agar tetap stabil

stimulasi atau

perkembangan

Gangguan

Klien tidak

tidak

pertumbuhan

mengalami

mengalami

rangsangan untuk

dan

gangguan

keterlambat

perkembangan

perkembangan

pertumbuha

an dan

kepada anak

berhubungan

n dan

sesuai

( asah )

pembesaran

perkembang

dengan

3.berikan kasih

kepala
Resiko tinggi

an
Tidak

Agar
klien tetap
optimal

tahapan usia sayang ( asih )

TD
Pantau tanda-

Memenuhi
kebutuhan
psikologis
Mengetahui

21

tanda

penyebab

infeksi( letargi,

terjadinya in

nafsu makan

feksi

menurun,

Mencegah

ketidakstabilan,
dalam batas

perubahan warna

normal

kulit )

Tidak

membantu

luka

perdarahan

menyembuhkan

Pantau asupan

Tidak

nutrisi

Asupan
nutrisi dapat

Lakukan rawat

terdapat
infeksi

timbulnya ifeksi

luka

berhubungan

terdapat

dengan

tanda-tanda

terdapat

pemasangan

infeksi ( 3 x

kemerahan

drain/shunt
Ketidakseimba

24 jam )
Setelah

tidak terjadi

ngan nutrisi

dilaksakan

penurunan

kebersihan mulut

tidak bersih

kurang dari

asuhan

berat badan

dengan baik

dapat

kebutuhan

keperawatan

sebesar

sebelum dan

mempengaruhi

tubuh yang

diharapkan

10% dari

sesudah

rasa makanan

berhubungan

ketidakseim

berat awal,

mengunyah

dan

dengan muntah

bangan

tidak

makanan.

meninbulkan

sekunder akibat

nutrisi

adanya

kompresi

kurang dari

mual-

makanan porsi

serebral dan

kebutuhan

muntah.

kecil tetapi sering

dalam porsi

iritabilitas.

tubuh

untuk mengurangi

kecil tetapi

teratasi

perasaan tegang

sering dapat

dengan

pada lambung

mengurangi

Antibiotik

Kolaborasi

dapat mencegah

dalam pemberian

timbulnya

antibiotik
Pertahankan

infeksi
Mulut yang

Tawarkan

Atur agar

mual

Makan

beban saluran

mendapatkan

pencernaan.

nutrien yang

Saluran

berprotein/ kalori

pencernaan ini

yang disajikan

dapat

pada saat individu

mengalami

ingin makan

gangguan akibat

Timbang berat
badan pasien saat
ia bangun dari

hidrocefalus
Agar asupan
nutrisi dan

22

kalori klien
adeakuat
Menimbang
berat badan saat
baru bangun
dan setelah
berkemih untuk
mengetahui
berat badan
mula-mula
sebelum
tidur dan setelah

mendapatkan

berkemih

nutrient

pertama.

Konsultasikan

Konsultasi
ini dilakukan

dengan ahli gizi

agar klien

mengenai

mendapatkan

kebutuhan kalori

nutrisi sesuai

harian yang

indikasi dan

realistis dan

kebutuhan

adekuat.

kalorinya.

23

DAFTAR PUSTAKA

1. BUKU AJAR ILMU BEDAH edisi 2, R.Sjamsuhidat, Wim de Jong. EGC, Jakarta 2004.
(hal 809-810)
2. ILMU BEDAH SARAF, Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon, Ka.SMF Bedah Saraf RS. Dr.
M. Djamil / FK-UNAND Padang. (www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Hidrosefalus.html)
3. Tinjauan Pustaka Hidrosefalus. Sri M, Sunaka N, Kari K. Seksi Bedah Saraf Lab/SMF
Bedah FK UNUD RSU Sanglah, Denpasar-Bali. DEXA MEDIA No.1, Vol.19, Januari-Maret
2006 (hal 40-48)
4. Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia jilid 3, edisi 6, sistem saraf dan alat-alat sensoris.
Kahle, Leonhardt, Platzer. (Hipokrates, hal 262-271)
5. KAMUS KEDOKTERAN DORLAND, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

24

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini
disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari
CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan
ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi
cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler,keadaan ini disebut sebagai
hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi intrakranial menyebabkan peninggian
TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus.

Вам также может понравиться