Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena
terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. Bila akumulasi CSS
yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau
koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem
ventrikuler,keadaan ini disebut sebagai hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi
intrakranial menyebabkan peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus.
Peninggian volume CSS tidak ekivalen dengan hidrosefalus, ini juga terjadi pada atrofi
serebral. Secara keseluruhan, insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1 : 1000.
sedangkan insiden hidrosefalus kongenital bervariasi untuk tiap-tiap populasi yang berbeda.
Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang
biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus tampak setelah umur 6 bulan
biasanya bukan oleh karena kongenital. Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 50% bayi
dengan perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus. Pongsakdi
Visudiphan dkk pada penelitiannya mendapatkan 36 dari 49 anak-anak dengan meningitis TB
mengalami hidrosefalus, dengan catatan 8 anak dengan hidrosefalus obstruktif dan 26 anak
dengan hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis
bakteri dapat dijumpai pada semua usia, tetapi lebih sering pada bayi daripada anak-anak.
B.Rumusan Masalah
1.apa itu Hidrocepalus
2. Bagaimana Etiologinya?
3. Bagaimana Patofisiologinya?
4. Bagaimana Asuhan keperawatan Pada Hidrosepalus?
BAB II
PENDAHULUAN
ANATOMI FISIOLOGI
a.Struktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu bangunan-bangunan dimana
CSS berada. Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis.
1. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel lateralis berhubungan
denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui foramen interventrikularis (Monro).
2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)
Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus dengan adhesio
interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan infundibularis menonjol ke anterior,
dan recessus suprapinealis dan recessus pinealis ke arah kaudal. Ventrikel III berhubungan
dengan ventrikel IV melalui suatu lubang kecil, yaitu aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).
3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)
Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara cerebellum dan medulla
serta membentang sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi. Masing-masing recessus
berakhir pada foramen Luschka, muara lateral ventrikel IV. Pada perlekatan vellum medullare
anterior terdapat apertura mediana Magendie.
4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis
Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang korda spinalis,
dilapisi sel-sel ependimal. Diatas, melanjut ke dalam medula oblongata, dimana ia membuka
ke dalam ventrikel IV.
A. DEFINISI HIDROSEFALUS
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang
subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebro spinalis tanpa atau dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah,2007).
Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif
pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan serebral
selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili
arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan
intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya liquor
(Mualim, 2010)
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena
terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS.
Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut
higroma subdural atau koleksi cairan subdural.
Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler,keadaan ini
disebut sebagai hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi intrakranial menyebabkan
peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus. Peninggian volume CSS
tidak ekivalen dengan hidrosefalus, ini juga terjadi pada atrofi serebral.Hidrosefalus sebagai
kesatuan klinik dibedakan oleh tiga faktor:
a).peninggian tekanan intraventrikuler,
b).penambahan volume CSS,
c).dilatasi rongga CSS .
Secara keseluruhan,insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1 : 1000. sedangkan
insiden hidrosefalus kongenital bervariasi untuk tiap-tiap populasi yang berbeda. Hershey BL
mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang biasanya sudah
tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh
karena kongenital. Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 50% bayi dengan perdarahan
intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus.
Hidrocefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal secara berlebih di dalam rongga
ventrikulus otak dan paling sering terjadi pada neonatus.kowalak,2011
B. KLASIFIKASI HIDROCHEPALUS
Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara lain :
1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS
C. ETIOLOGI
A. Tipe obstruksi
a. Kongenital
1.Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau perdarahan selama
kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati adalahsangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii,
Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).
2.Sindrom Dandy-Walker
Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya tidak
diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia vermis
serebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV
dan rongga subarachnoid yang tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun
80% kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi
bersamaan dengan anomali lainnya seperti agenesis korpus kalosum, labiopalatoskhisis,
anomali okuler,anomali jantung, dan sebagainya.
3.Malformasi Arnold-Chiari
Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang otak dan cerebelum
mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan menonjol keluar menuju canalis spinalis
4.Aneurisma vena Galeni
Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran,tetapi secara normal tidak dapat
dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir di
atas akuaduktus Sylvii, menggembung dan membentuk kantong aneurisma. Seringkali
menyebabkan hidrosefalus.
5.Hidrancephaly
Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS.
b. Didapat (Acquired)
1.Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)
infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada selaput (meningen) di sekitar otak
dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari infeksi meningen
menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui akuaduktus pada sistem
ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak
mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari.
Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan
nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan
dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.
2.Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
3.Hematoma intraventrikuler
Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah mengalir dalam
jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis.Kemungkinan hidrosefalus
berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk menyerap
CSS.
PATHWAAY
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Gambaran klinis pada permulaan adalah pembesaran tengkorak
yang disusul oleh gangguan neurologik akibat tekanan likuor yang meningkat yang
menyebabkan hipotrofi otak. Hidrosefalus pada bayi (sutura masih terbuka pada umur kurang
dari 1 tahun) didapatkan gambaran :
Kepala membesar
Sutura melebar
Fontanella kepala prominen
Mata kearah bawah (sunset phenomena)
Nistagmus horizontal
10
35 cm
Umur 6 bulan
41 cm
Umur 9 bulan
46 cm
Umur 12 bulan
47 cm
Umur 18 bulan
48,5 cm
F. KOMPLIKASI HIDROSEFALUS
1. Peningkatan tekanan intrakranial
2. Kerusakan otak
3. Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksiluka,nefritis,meningitis,ventrikulitis,abses otak.
4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.
11
berencana
serta
menghindari
perkawinan
antar
keluarga
dekat.
Proses
12
kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih dari pada menanggung
resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir.
2. Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak
memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25 50 mg/kg BB.
Pada keadaan akut dapat diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan
meskipun hasilnya kurang memuaskan. Pemberian diamox atau furocemide juga dapat
diberikan. Tanpa pengobatan pada kasus didapat dapat sembuh spontan 40 50 % kasus.
3. Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi. Misalnya
Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS
kedalam rongga cranial yang disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian pada keluarga
mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya : kateter shunt obat-obatan
darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel otak ke
atrium
kanan
atau
ke
rongga
peritoneum
yaitu
pintasan
ventrikuloatrial
atau
ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan raksi radang atau
penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk selamanya. Penyulit terjadi
pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau dislokasi.
4. Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
13
1.
Penanganan sementara
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi
massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. saat ini cara terbaik
untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah
endoskopik.
3.
Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase.
pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. baisanya cairan
ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans ada
yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada periode
pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan.
kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan
kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.
Pertimbangan khusus
Sebelum dilakukan Shunt :
1. Dorong terbentuknya pertalian kasih antara ibu dan bayinya, kalau hal ini
memungkinkan.
2. Periksa fontanel atau ubun-ubun dan catat lingkar kepala
3. Baringkan bayi pada posisi miring dan ubah posisi setiap 2 jam.
4. Perhatikan daun telinga bayi tidak tertekuk dan beri bayi alas seperti busa karet dan
kulit bulu domba
5. Berikan bayi makanan secara perlahan
Sesudah dipasang shunt / pembedahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tempatkan sisi tubuh bayi dengan arah berlawanan dengan sisi yang dioprasi
Periksa suhu tubuh, frekuensi denyut nadi, TD, Dan tingkat kesadaran.
Periksa fontanel setiap hari
Awasi kemungkinan timbul muntah
Awasi kemungkinan timbul Infeksi
Periksa kasa pembalut
Dengarkan bising usus sesudah pemasangan VP shunt
Periksa Tumkem scr berkala bantu ortu untuk memfokuskan /memberi perthatian pada
14
10. Ajarkan orang tua mengenali tanda-tanda mal fungsi Shunt, infeksi, dan illeus
paralitik
11. Beri informasi pembedahan pemasangan shut diperlukan untuk masa yang akan
datang.
15
Pemeriksaan Fisik
a.inspeksi :
-Anak dapat melihat keatas atau tidak.
-Pembesaran kepala.
-Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.
b. Palpasi
-Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
- Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras
dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c. Pemeriksaan Mata
- Akomodasi.
- Gerakan bola mata.
-Luas lapang pandang
-Konvergensi.
-Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.
-Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
d.
Pengkajian persisten
3. B3 ( Brain )
16
4. B4 ( Bladder ) : Oliguria
5. B5 ( Bowel ) : Mual, muntah, malas makan
6. B6 ( Bone )
3.
Diagnosa Klinis
Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari pengumpulan
cairan banormal. ( Transsimulasi terang )
1. Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi Crakedpot (Mercewens
Sign
2. Opthalmoscopy : Edema Pupil.
3. CT Scan Memperlihatkan (non invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi
komputer.4. Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.
B.
DIAGNOSA
Potensial
TUJUAN
Tidak
komplikasi
terjadi
Komposmet
tanda-tanda
dini
peningkatan
peningkatan
peningkatan
peningkatan
tekanan
TIK
Tidak terjadi
TIK(Nyeri
TIK
intrakranial
KRITERIA
INTERVENSI
RASIONAL
Kesadaran 1. Observasi ketat mengetahui secara
nyeri kepala
kepala, muntah,
Penurunan
17
berhubungan
lethargi, lelah,
keasadaran
tampak
apatis, perubahan
menandakakan
akumulasi
rileks, tidak
personalitas,
adanya
cairan
meringis
ketegangan dari
peningkatan
serebrospinal
kesakitan
sutura cranial
TIK
dengan
TTV normal
dapat terlihat
pada anak
mengetahui
berumur 10
kondisi aliran
tahun,
penglihatan
oksigen ke otak
ganda, kontruksi
Dengan
penglihatan
dilakukan
perifer
pembedahan,
strabismus,
diharapkan
Perubahan pupil)
cairan
2. Pantau terus
cerebrospinal
tingkat kesadaran
3.
Untuk
berkurang,
Pantau
sehingga TIK
terus adanya
menurun, tidak
perubahan TTV
terjadi
4.kolaborasi
penekanan pada
dengan dokter
lobus oksipitalis
untuk melakukan
pembedahan,
pembesaran
untuk mengurangi
pada kepala
peningkatan
5 Kaji pengalaman
Membantu
dalam
mengevaluasi
rasa nyeri.
bayi obsrvasi
Pujian yang
diberikan akan
pd bayi, jk pada
meningkatkan
kepercayaan
menunjukkan
mengatasi nyeri
dan menentukan
dan kontinuitas
peringkat nyeri
18
dengan skala
nyeri 0-5 (0 =
tidak nyeri, 5 =
nyeri sekali)
Rasional :
Membantu dalam
mengevaluasi
rasa nyeri.
5.Bantu by/anak
mengatasi nyeri
seperti dengan
memberikan
pujian kepada
anak untuk
ketahanan dan
memperlihatkan
bahwa nyeri telah
ditangani dengan
baik. Atau
berusaha
ciptakan
menangani
lingkungan yang
nyerinya
nyaman
1.pertahankan
dengan baik.
Ketidakmamp
Gangguan
Tidak
Penuruna
persepsi sensori
terjadi
n visus
uan dalam
berhubungan
disorientasi
tidak
terjadi penurunan
penglihatan
dengan
pada anak
bertambah
tidak bertambah
lebih parah
parah
parah, klien
Anak
a. Membantu
tidak
oksipitalis
bisa
ADL pasien
mengalami
karena
mengenali
b. Membantu
disorientasi
meningkatnya
lingkungan
orientasi tempat
tempat, Klien
TIK
sekitarnya
c. Berikan tempat
merasa nyaman
dan aman
penekanan
lobus
aman
Klien tidak
( pencahayaan
banyak
bergantung pada
orang lain
19
tidak cedera )
2.bantu pasien
untuk mengenali
sesuatu dengan
kondisi
penglihatan yang
terganggu
Beri kesempatan
Keluarga
an orang tua
dapat
pengetahuan
pada
mengekspresikan
mengemukakan
orang tua
kondisi
kesedihannya
Beri kesempatan
perasaannya
Kurang
Meningkatk
pengetahuan
an
orang tua
berhubungan
dengan
mengenai
Kecemas1.
kesehatan
penyakit yang
penyakit
anaknya
di derita oleh
yang
dapat
anaknya
diderita
berkurang
anaknya
2.
anaknya
pemahaman
dan
perubahan
pola hidup
yang
dibutuhkan
lega
Pengetahuan
3. Jelaskan
orang tua
tentang kondisi
pkan
pengobatan
mengenai kondisi
mengungka
penyakit,
perasaan orang
bertanya
Orang tua
tentang
sehinnga
bertambah
penderita,
mengenai
prosedur, terapi
penyakit yang
dan prognosanya
di derita oleh
4.Ulangi penjelasan
anaknya
sehinnga
dengan contoh
kecemasan
bila keluarga
belum mengerti
berkurang
Pengetahuan
kelurga
bertambah dan
dapat
mempersiapkan
keluarga dalam
merawat klien
post operasi
Keluarga
dapat menerima
seluruh
20
informasi agar
tidak
menimbulkan
salah persepsi
Klien merasa
nyaman dan
tidak merasa
sesak napas
Suplai
Anak
oksigen klien
tidak sesak
dapat tercukupi
napas
sehingga klien
Tidak
tidak
terdapat
ronchi
1. Posisikan
Tidak
Resiko tinggi
retraksi otot
ketidakefektifa
bantu
n pola nafas
pernapasan
yang
mengalami
Pernapas
hipoksia
klien posisi
Untuk
semifowler
mengetahui ada
2. Pemberian
tidaknya
oksigen
ketidakefektifan
3. Observasi pola
pola napas
berhubungan
an teratur,
dan frekuensi
dengan
RR dalam
napas
mengetahui
4. Auskultasi
adanya kelainan
suara
suara napas
1.berikan diet
penurunan
Jalan nafas
batas
refleks batuk
tetap efektif
normal
Pertumbuha
nutrisi untuk
n dan
pertumbuhan
perkembang
( asuh )
an klien
Untuk
Mempertahan
kan berat badan
2.berikan
stimulasi atau
perkembangan
Gangguan
Klien tidak
tidak
pertumbuhan
mengalami
mengalami
rangsangan untuk
dan
gangguan
keterlambat
perkembangan
perkembangan
pertumbuha
an dan
kepada anak
berhubungan
n dan
sesuai
( asah )
pembesaran
perkembang
dengan
3.berikan kasih
kepala
Resiko tinggi
an
Tidak
Agar
klien tetap
optimal
TD
Pantau tanda-
Memenuhi
kebutuhan
psikologis
Mengetahui
21
tanda
penyebab
infeksi( letargi,
terjadinya in
nafsu makan
feksi
menurun,
Mencegah
ketidakstabilan,
dalam batas
perubahan warna
normal
kulit )
Tidak
membantu
luka
perdarahan
menyembuhkan
Pantau asupan
Tidak
nutrisi
Asupan
nutrisi dapat
Lakukan rawat
terdapat
infeksi
timbulnya ifeksi
luka
berhubungan
terdapat
dengan
tanda-tanda
terdapat
pemasangan
infeksi ( 3 x
kemerahan
drain/shunt
Ketidakseimba
24 jam )
Setelah
tidak terjadi
ngan nutrisi
dilaksakan
penurunan
kebersihan mulut
tidak bersih
kurang dari
asuhan
berat badan
dengan baik
dapat
kebutuhan
keperawatan
sebesar
sebelum dan
mempengaruhi
tubuh yang
diharapkan
10% dari
sesudah
rasa makanan
berhubungan
ketidakseim
berat awal,
mengunyah
dan
dengan muntah
bangan
tidak
makanan.
meninbulkan
sekunder akibat
nutrisi
adanya
kompresi
kurang dari
mual-
makanan porsi
serebral dan
kebutuhan
muntah.
dalam porsi
iritabilitas.
tubuh
untuk mengurangi
kecil tetapi
teratasi
perasaan tegang
sering dapat
dengan
pada lambung
mengurangi
Antibiotik
Kolaborasi
dapat mencegah
dalam pemberian
timbulnya
antibiotik
Pertahankan
infeksi
Mulut yang
Tawarkan
Atur agar
mual
Makan
beban saluran
mendapatkan
pencernaan.
nutrien yang
Saluran
berprotein/ kalori
pencernaan ini
yang disajikan
dapat
mengalami
ingin makan
gangguan akibat
Timbang berat
badan pasien saat
ia bangun dari
hidrocefalus
Agar asupan
nutrisi dan
22
kalori klien
adeakuat
Menimbang
berat badan saat
baru bangun
dan setelah
berkemih untuk
mengetahui
berat badan
mula-mula
sebelum
tidur dan setelah
mendapatkan
berkemih
nutrient
pertama.
Konsultasikan
Konsultasi
ini dilakukan
agar klien
mengenai
mendapatkan
kebutuhan kalori
nutrisi sesuai
harian yang
indikasi dan
realistis dan
kebutuhan
adekuat.
kalorinya.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU AJAR ILMU BEDAH edisi 2, R.Sjamsuhidat, Wim de Jong. EGC, Jakarta 2004.
(hal 809-810)
2. ILMU BEDAH SARAF, Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon, Ka.SMF Bedah Saraf RS. Dr.
M. Djamil / FK-UNAND Padang. (www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Hidrosefalus.html)
3. Tinjauan Pustaka Hidrosefalus. Sri M, Sunaka N, Kari K. Seksi Bedah Saraf Lab/SMF
Bedah FK UNUD RSU Sanglah, Denpasar-Bali. DEXA MEDIA No.1, Vol.19, Januari-Maret
2006 (hal 40-48)
4. Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia jilid 3, edisi 6, sistem saraf dan alat-alat sensoris.
Kahle, Leonhardt, Platzer. (Hipokrates, hal 262-271)
5. KAMUS KEDOKTERAN DORLAND, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini
disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari
CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan
ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi
cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler,keadaan ini disebut sebagai
hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi intrakranial menyebabkan peninggian
TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus.