Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SSP, endokrin, ada atau tidaknya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran,
stimulasi yang diberikan, emosi anak dan sebagainya.
C. Pemeriksaan fisik
Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, untuk mengetahui apakah terdapat
kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.misalnya berbagai sindrom,
penyakit jantung bawaan, tanda tanda penyakit defisiensi dan lainnya.
1. Pemeriksaan neurologi
Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat
mengakibatkan kelainan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dan
sebagainya. Kemudian dilakukan tes neurologi yang teliti, maka dapat membantu dalam
diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, serebral palsi, neuropati perifer,
dan penyakit degeneratif lainnya.
Untuk mengetahui secara dini adanya cerebral palsi, dianjurkan menggunakan pemeriksaan
neurologi menurut milani comparetti, yang merupakan cara untuk evaluasi perkembangan
motorik dari lahir sampai umur 2 tahun.
2. Evaluasi penyakit penyakit metabolik
Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh penyakit
metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila ada anggota
keluarga lainnya yang terkena penyakit yang sama. Adanya tanda tanda klinis seperti rambut
yang pirang dicurigai adanya PKU (phenylketouria), ataksia yang intermitten dicurigai adanya
hiperamonemia dan sebagainya. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai
dengan kecurigaan kita.
3. Integrasi dari hasil penemuan
Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat suatu kesimpulan
diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya,
konsultasi kemana dan prognosisnya.
Skrining perkembangan yang terfokus melibatkan dua kelompok anak, yaitu (a) anak dengan
orang tua yang memberi perhatian yang lebih pada perkembangan anak dan guru atau dokter
yang mencurigai adanya masalah, (b) neonatus dengan kondisi resiko tinggi untuk terjadinya
keterlambatan perkembangan, contohnya:
* BBLR (<1500 g)
* Kondisi neurologis
* Perdarahan intraventrikular Gr. III or IV
* Periventricular leukomalacia
* Hipoksia iskemik ensefalopati
* Apgar skor 0-3 pada menit 10, 15 and 20
* Meningitis
* Kejang persistent
* Apnea
* Hyperbilirubinemia
* Kejang dengan hipoglikemi
3.
4.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Persiapan alat
Benang wol
Icik icik dengan gagang kecil
Boneka kecil dengan botol susu
Kubus warna merah,kuning ,hijau dan biru
Botol kecil berwarna bening
Manik manik dan lonceng kecil
Bola tenis
Pensil merah dan kertas folio
Alat tambahan misalnya : meja , kursi kecil 3 buah
Formulir DDST
Formulir DDST berupa selembar kertas yang berisikan
125 tugas perkembangan menurut usia pada halaman depan
Pada bagian belakang berisi dengan pedoman beberapa panduan untuk test tertentu
Pada bagian depan formulir DDST terdapat garis horizontal teratas dan terbawah
untuk skala usia dari mulai lahir smapai dengan 6tahun
Pada usia 0-25 bulan, satu garis tegak kecil adalah 1 bulan
Pada usia setelah 24 bulan , satu garis tegak adalah 3 bulan
Pada bagian depan terdapat125 item dalam bentuk persegi panjang yang
ditempatkan dalam neraca usia yang menunjukan 25%,50%,75%,90% yang
menyatakan presentasi keberhasilan rata-rats seluruh anak
Menghitung usia anak
Tulis tanggal ,bulan di laksanakan tes
Kurangi dengan cara bersusun antara tanggal dan bulan dan tahun kelahiran anak.
Patokan umur bayi , 1 bulan = 30 hari , jika kurang dari 15 hari di bulatkan kebawah ,
dan jika lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas .
Pelaksanaaan test
Hal hal yang perlu di perhatiakan
Semua item harus di ujikan dengan benar
Perlu kerja sama aktif dari anak . anak harus meras tenang,aman, senang , tidak
lapar tidak mengantuk
Bina hungungan yang bauik dengan orang tua
Jelaskan pada orang tua tujaun DDST
Tersedia ruangan yang aman ,nyaman dan menyenangkan
Pelaksanaan test secara fleksibel
Item- item yang di sajikan secara fleksibel
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
e. Penilaian item tak tak ada kesempatan (No Opurtunity). Niali ini di berikan jika
anak mendapat skor tak atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
Penialaian keseluruhan test
1. Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal satu
peringatan. Lakukan uji ulang pada pertemuan berikutnya
2. Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor
terlambat dan dua atau lebih peringatandi sebab kan oleh kegagalan bukan
penolakan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test hasil berulang kali
suspek dan tidak dapat di uji , lakukan konsultasi dengan seorang ahli
3. Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih skor
terlambat dan dua atau lebih peringtan di sebabkan oleh penolakan bukan
kegagalan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian