Вы находитесь на странице: 1из 7

Cara Pemeriksaan DDST

CARA PEMERIKSAAN DDST:


Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan
patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau
lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan
pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan
tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih
dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4) Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.


Tahap Tahap Penilaian DDST
A. Anamnesis
Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebabnya
dapat diketahui.
B. Skrining gangguan perkembangan anak.
Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui
kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST, tes IQ, atau tes psikologik
lainnya.
1. Evaluasi lingkungan anak
Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
biofisikopsikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga melakukan evaluasi lingkungan
anak tersebut.
2. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
Tes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2
tahun 3 tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Juga
diperiksa apakah ada tanda strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retinanya. Sedangkan
skrining perkembangan anak, melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada
alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan
tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan.

3. Evaluasi bicara dan bahasa anak


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anakberbicara masih
dalam batas batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan

SSP, endokrin, ada atau tidaknya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran,
stimulasi yang diberikan, emosi anak dan sebagainya.

C. Pemeriksaan fisik
Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, untuk mengetahui apakah terdapat
kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.misalnya berbagai sindrom,
penyakit jantung bawaan, tanda tanda penyakit defisiensi dan lainnya.
1. Pemeriksaan neurologi
Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat
mengakibatkan kelainan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dan
sebagainya. Kemudian dilakukan tes neurologi yang teliti, maka dapat membantu dalam
diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, serebral palsi, neuropati perifer,
dan penyakit degeneratif lainnya.
Untuk mengetahui secara dini adanya cerebral palsi, dianjurkan menggunakan pemeriksaan
neurologi menurut milani comparetti, yang merupakan cara untuk evaluasi perkembangan
motorik dari lahir sampai umur 2 tahun.
2. Evaluasi penyakit penyakit metabolik
Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh penyakit
metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila ada anggota
keluarga lainnya yang terkena penyakit yang sama. Adanya tanda tanda klinis seperti rambut
yang pirang dicurigai adanya PKU (phenylketouria), ataksia yang intermitten dicurigai adanya
hiperamonemia dan sebagainya. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai
dengan kecurigaan kita.
3. Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat suatu kesimpulan
diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya,
konsultasi kemana dan prognosisnya.
Skrining perkembangan yang terfokus melibatkan dua kelompok anak, yaitu (a) anak dengan
orang tua yang memberi perhatian yang lebih pada perkembangan anak dan guru atau dokter
yang mencurigai adanya masalah, (b) neonatus dengan kondisi resiko tinggi untuk terjadinya
keterlambatan perkembangan, contohnya:

* BBLR (<1500 g)
* Kondisi neurologis
* Perdarahan intraventrikular Gr. III or IV
* Periventricular leukomalacia
* Hipoksia iskemik ensefalopati
* Apgar skor 0-3 pada menit 10, 15 and 20
* Meningitis
* Kejang persistent
* Apnea
* Hyperbilirubinemia
* Kejang dengan hipoglikemi

Proses test DDST


1.
2.
-

3.
4.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Persiapan alat
Benang wol
Icik icik dengan gagang kecil
Boneka kecil dengan botol susu
Kubus warna merah,kuning ,hijau dan biru
Botol kecil berwarna bening
Manik manik dan lonceng kecil
Bola tenis
Pensil merah dan kertas folio
Alat tambahan misalnya : meja , kursi kecil 3 buah
Formulir DDST
Formulir DDST berupa selembar kertas yang berisikan
125 tugas perkembangan menurut usia pada halaman depan
Pada bagian belakang berisi dengan pedoman beberapa panduan untuk test tertentu
Pada bagian depan formulir DDST terdapat garis horizontal teratas dan terbawah
untuk skala usia dari mulai lahir smapai dengan 6tahun
Pada usia 0-25 bulan, satu garis tegak kecil adalah 1 bulan
Pada usia setelah 24 bulan , satu garis tegak adalah 3 bulan
Pada bagian depan terdapat125 item dalam bentuk persegi panjang yang
ditempatkan dalam neraca usia yang menunjukan 25%,50%,75%,90% yang
menyatakan presentasi keberhasilan rata-rats seluruh anak
Menghitung usia anak
Tulis tanggal ,bulan di laksanakan tes
Kurangi dengan cara bersusun antara tanggal dan bulan dan tahun kelahiran anak.
Patokan umur bayi , 1 bulan = 30 hari , jika kurang dari 15 hari di bulatkan kebawah ,
dan jika lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas .
Pelaksanaaan test
Hal hal yang perlu di perhatiakan
Semua item harus di ujikan dengan benar
Perlu kerja sama aktif dari anak . anak harus meras tenang,aman, senang , tidak
lapar tidak mengantuk
Bina hungungan yang bauik dengan orang tua
Jelaskan pada orang tua tujaun DDST
Tersedia ruangan yang aman ,nyaman dan menyenangkan
Pelaksanaan test secara fleksibel
Item- item yang di sajikan secara fleksibel

Dahulikan item yang tidak memerlukan keaktifan anak


Di dahulukan item yang lebih mudah
Berikan pujian pada anak bila anak mampu menyelasaikan tugas
Hanya alat- alat yang di gunakan saja yang di letakkan di atas meja
Pelaksanaan test di mulai dari test sebelah kiri baru kemudian sebelah kanan

Cara melakukan test DDST


1) Lakukan test terhadap semua item yang di lalui garis usia dan item sebelah garis
usia untuk masing- masing sector
2) Jika seluruh item adalah lulus , lanjutkan pada item yang di sebealah kanan garis
usia hingga akhirnya di capai skor lulus 3 kali berturut- turut
3) Jika di peroleh skor gagal ,menolak,tak, lanjutkan test pada item di sebelah garis
usia sampai di dapat skor lulus 3 kali berturut- turut.

1.
2.
3.
4.

a.
b.
c.

d.

Cara pemberian skor


Lulus/Lewat (p=pass). Anak dapat melakukan item dengan baik atau oang tua
melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat melakukan item tersebut.
G=gagal (f= fail). Anak tidak dapat melaukan item dengan baik atau orang tua
melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melaukan item tsb.
M= menolak (R= refusal). Anak menolak untuk melakukan tes pada item tersebut.
Penolakan dapat di kurangi dengan mengatakan pada anak apa yang harus di lakukan
Tak = tak ada kesempatan(No=No oportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan item karena ada hambatan
Interpretasi Hasil
Penilaian per item
Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari item sebelah
kanan garis usia
Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah kanan garis usia
Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah putih kotak
( 25%-75%)
Penilaian item P peringatan (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau
menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di daerah gelap kotak
(75%-90%)
Penilaian item T terlambat ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau
meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut
di tunjukan untuk anak yang lebih muda

e. Penilaian item tak tak ada kesempatan (No Opurtunity). Niali ini di berikan jika
anak mendapat skor tak atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
Penialaian keseluruhan test
1. Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal satu
peringatan. Lakukan uji ulang pada pertemuan berikutnya
2. Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor
terlambat dan dua atau lebih peringatandi sebab kan oleh kegagalan bukan
penolakan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test hasil berulang kali
suspek dan tidak dapat di uji , lakukan konsultasi dengan seorang ahli
3. Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih skor
terlambat dan dua atau lebih peringtan di sebabkan oleh penolakan bukan
kegagalan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian

Вам также может понравиться