Вы находитесь на странице: 1из 14

MODUL 1

PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI PADA


MASYARAKAT

NAMA

: ZUHRA AN NISA

NIM

: J111 13 505

KELOMPOK

: 5 (LIMA)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

KATA KUNCI :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Program puskesmas
Program pendidikan kesehatan gigi
Banyak yang belum tahu tentang pemeliharaan kesehatan gigi
Jumlah kunjungan
Pemeliharaan kesehatan gigi
Belum ada laporan hasil kegiatan
Kondisi masyarakat beragam

Pertanyaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud program pendidikan kesehatan gigi?


Jelaskan tujuan dan manfaat program kesehatan gigi pada masyarakat!
Siapa saja sasaran dari program kesehatan gigi?
Jelaskan tentang macam program kesehatan kesehatan gigi dan mulut!
Jelaskan tentang dimensi perilaku kesehatan gigi dan mulut!
Bagaimana teknik penyampaian kesehatan gigi pada masyarakat dalam
segala tingkat usia?
7. Bagaimana mengidentifikasi dan menilai perubahan perilaku kesehatan gigi
dalam masyarakat?
8. Apa saja factor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut?
9. Bagaimana peranan komunikasi, perilaku, dan motivasi dalam pendidikan
kesehatan gigi dan mulut?
10.Apa saja factor yang menyebabkan kurangnya tentang program kesehatan
gigi dan mulut?
11.Bagaimana hubungan pemeliharaan kesehatan gigi terhadap perilaku hidup
brsih dan sehat?
12.Apa saja masalah kesehatan gigi pada masyarakat?
13.Bagaimana peranan dinas kesehatan kabupaten dalam scenario?
14.Apa saja factor yang mempengaruhi kurangnya kunjungan masyarakat ke
klinik gigi?
Jawab:
1. Program pendidikan kesehatan gigi adalah merupakan bagian dari program
pembangunan nasional yang bertujuan mengubah perilaku masyarakat kearah
perilaku sehat (Artini, dkk, 2000).
Pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas yang membantu
menghasilkan penghargaan masyarakat akan kesehatan gigi dan
memberikan pengertian akan cara-cara bagaimana kesehatan gigi dan mulut
(Herijulianti, 2002).

Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada
individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi
yang setinggi-tingginya.
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha dan aktivitas yang
mempengaruhi orang-orang sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan
pribadi maupun kesehatan masyarakat. (Soemantri)
Pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas yang membantu
menghasilkan penghargaan masyarakat akan kesehatan gigi dan
memberikan pengertian akan cara-cara bagaimana memelihara kesehatan
gigi dan mulut.
Jadi dengan adanya pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini diharapkan
bertambah baik. Yang akhirnya akan diperoleh derajat kesehatan mulut yang
setinggi-tingginya. (1)
2. Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan gigi:
Menurut Noor (1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah:
1) Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
memelihara kesehatan gigi dan mulut.
2) Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan
gangguan lainnya pada gigi dan mulut.
Jadi tujuan pendidikan kesehatan mulut bertujuan:
1) Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi.
2) Meningkatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
3) Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga
kebersihan gigi dan mulut.
4) Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.
5) Menjalin kerjasama dengan masyarakat melalui RT, RW, Kelurahan
dalam memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat, bila
diperlukan dapat saja dilakukan tanpa melalui puskesmas. (1)
3. Sasaran dari program pendidikan kesehatan gigi:
a. Sasaran promosi kesehatan secara umum terbagi menjadi:
- Perorangan atau keluarga, diharapkan memperolah informasi
kesehatan melalui berbagai saluran media yang ada; mempunyai
pengetahuan dan kemauan dalam memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan dirinya; mempraktekkan perilaku hidup bersih
dan sehat; ikut berperan dalam kegiatan sosial yang berhubungan
dengan kesehatan.
- Masyarakat/LSM
(Lembaga
Swadaya
Kesehatan),
diharapkan
menggalang potensi untuk melakukan upaya kesehatan; bekerjasama
dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
- Lembaga pemerintah/ Lintas sector/ Politisi/ Swasta, diharapkan: peduli
dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan
perilaku dan lingkungan sehat; membuat suatu kebijakan yang
berhubungan dengan bidang kesehatan.
- Petugas program/ institusi, diharapkan: meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang mampu member kepuasan untuk masyarakat.
b. Sasaran promosi berdasarkan tatanan berikut:
- Tatanan rumah tangga

- Tatanan tempat kerja


- Tatanan institusi kesehatan
- Tatanan institusi pendidikan
- Tatanan tempat-tempat umum
c. Agar sasaran lebih spesifik, maka sasaran tersebut dibagi sebagai berikut:
- Sasaran primer: sasaran yang memiliki masalah dan diharapkan
mampu berperilaku sesuai yang diharapkan serta memperoleh
manfaat paling besar dari pendidikan kesehatan tersebut.
- Sasaran sekunder: individu atau kelompok yang disegani dan
berpengaruh bagi sasaran primer, sasaran sekunder diharapkan
mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran
primer.
- Sasaran tersier: merupakan para pengambil keputusan, penyandang
dana, pihak-pihak yang berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat,
provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan) (2)
4. Program pendidikan kesehatan gigi dan mulut:
Program upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan
kesehatan gigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan
usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM).
a. Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG (Balai pengobatan gigi)
Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas ditujukan kepada masyarakat atau
penderita yang berkunjung ke puskesmas.
Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di puskesmas adalah tumpatan gigi
tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi
sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti
insisi abses, dan operkulektomi.
Tugas dokter gigi di puskesmas yaitu melaksanakan pelayanan medik gigi umum
dan khusus merujuk, menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan kasuskasus spesialistik, dan melaksanakan pelayanan baik asuhan sistematik maupun
asuhan masyarakat (bila tidak ada perawat gigi). Tugas perawat gigi di
puskesmas yaitu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi
pelayanan asuhan sistematik (pada kelompok anak sekolah/UKGS, ibu
hamil/menyusui, dan anak pra sekolah dan pelayanan asuhan kesehatan
masyarakat), dan melakukan pelayanan medis gigi dasar berdasarkan
pendelegasian dari dokter gigi.
Sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi di
puskesmas yaitu fasilitas ruangan, peralatan dan dokumen. Fasilitas ruangan
terdiri atas ruangan berventilasi, listrik, air yang mengalir. Peralatan terdiri atas
bahan dan alat pengobatan gigi, peralatan non medis berupa kursi, meja, lemari
peralatan. Dokumen terdiri atas dokumen inventaris alat dan catatan bahan
habis pakai. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua
macam yaitu seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah dan sebagian
ditanggung oleh masyarakat. Petugas pelaksana pengobatan gigi di setiap
puskesmas minimal terdiri atas satu dokter gigi dan satu perawat gigi.
b. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
UKGS merupakan suatu komponen dari UKS dan merupakan strategi teknis
pelayanan kesehatan gigi mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
Pelaksanaan UKGS dibagi dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap I atau paket minimal UKGS.


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan
fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa :
- Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
-

Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan


melaksanankan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III
dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

2. Tahap II atau paket standar UKGS


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah terjangkau
tenaga fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas.
Kegiatan berupa :
- Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut secara terintegrasi.
-

Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh


penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan


melaksanankan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III
dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan


pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

guru

Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

Rujukan bagi yang memerlukan.

3. Tahap III atau paket optimal UKGS


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan
fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai , dipakai sistem inkrimental dengan
pemeriksaan ulang setiap dua tahun untuk gigi tetap. Kegiatan berupa :
- Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut secara terintegrasi.
-

Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh


penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan


melaksanankan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III
dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali per bulan.

Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I


pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

diikuti

guru

dengan

Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I VI(care of
demand).

Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment
need).

Rujukan bagi yang memerlukan.

c. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)


UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi,
dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan pendekatan
primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes, ponstren, dan taman
kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu semua masyarakat yang berpenghasilan rendah
dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut yaitu golongan balita, ibu
hamil, dan ibu menyusui.
Kegiatan UKGM yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan kesehatan gigi,
memebrikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, dan
pelatihan kader. (3)
5. Dimensi perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut:
Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan kesehatan yang
menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku ( behaviour
change ).Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi atau pendidkan
kesehatan, sekurang- kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni :
- Perubahan perilaku: mengubah perilaku negatif (tidak sehat) menjadi
perilaku positif (sesuai dengan nilai-nilai kesehatan)
- Pembinaan perilaku: ditujukan pada masyarakat atau individu agar
perilaku yang sudah benar tetap dipertahankan dan mengembangkan
perilaku positif ( pembentukan atau pengambangan perilaku sehat ).
- Pengembangan perilaku: ditujukan pada individu dan masyarakat untuk
membina kehidupa sehat sejak kecil dan memelihara perilaku yang sudah
positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan norma/nilai kesehatan
( perilaku sehat ). (3)
6. Teknik penyampaian pendidikan kesehatan gigi pada masyarakat
Metode penyuluhan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dapat digolongkan
berdasarkan jumlah sasaran, cara penyampaian, dan berdasarkan sifat
penyampaiannya.
I.
Berdasarkan jumlah sasaran ada 3 macam yaitu
a. Penyuluhan individu atau perorangan
Penyuluhan secara individual dapat dilakukan secara :
Formal :
- Di puskesmas kita melakukan chair side talk pada waktu
memberikan pengobatan
- Kunjungan kerumah pada waktu kita dipanggil untuk memberikan
pengobatan
Penyuluhan individual secara formal biasanya dilakukan dengan metode
wawancara.

Informal :
Penyuluhan dilakukan disela obrolan dengan bersifat tidak resmi, misalkan
:
- Kunjungan kerumah (anjang sana)
- Obrolan diwarung kopi
- Obrolan ditempat umum lainnya
b. Penyuluhan kelompok
Yang dimaksud dengan penyuluhan kelompok adalah sekumpulan individu
yang mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu yang jumlah orangnya masih dapat
dihitung dan siapa orang yang berkelompok itu masih dapat di ketahui .
c. Penyuluhan massa
Adalah penyuluhan yang diberikan sekaligus kepada orang yang
jumlahnya tidak terhitung dan biasanya terdiri atas berbagai macam
kelompok
Cara sederhana dalam penyuluhan kelompok :
- Memasang poster atau tulisan di tempat ramai atau ditempat
banyak orang lewat
- Melalui tontonan ataupun hiburan yang disenangi masyarakat
setempat, seperti wayang golek, layar tancap, dan ketoprak.
- Memasang pesan digerobak atau kenderaan lain, lalu dibawa
berkeliling desa
II.

III.

Berdasarkan cara penyampaian


a. Penyuluhan tatap muka
Yaitu kelompok sasaran yang disuruh berhadapan langsung dengan
penyuluh karna jika berhadapan langsung dengan kelompok sasaran ,
penyuluh mengetahui kebutuhan dan permasalahan kelompok sasaran.
b. Penyuluhan non tatap muka
Pada penyuluhan ini, kelompok sasaran tidak secara langsung
berhubungan dengan penyuluh. Penyuluh berhubungan dengan kelompok
sasaran dengan menggunakan media cetak, seperti brosur, leaflet,
ataupun media non cetak berupa kase , film dsb.
c. Penyuluhan campuran
Penyuluhan dilakukan dengan cara penggabungan antara penyuluhan
tatap muka dan non tatap muka. Jadi dalam menyampaikan pesan
,penyuluh selain tatap muka secara langsung menggunakan media cetak
dan non cetak sebagai pendukung. Penyuluhan dengan cara ini lebih
efektif dan efisien karna isi pesan dapat diterima dengan jelas.
Berdasarkan Sifatnya
a. Penyuluhan dengan teknik persuasi atau ajakan: adalah penyuluhan yang
dilakukan dengan cara menunjukan manfaat suatu program dan
kerugiannya bila tidak mengikuti program tersebut, sehingga kelompok
sasaran menyadari akan manfaat dari suatu program dan termotifasi
untuk melaksanakannya.
b. Penyuluhan dengan teknik simulasi (rangsangan): adalah suatu teknik
penyuluhan dengan cara penyuluh merangsang kelompok sasaran dengan
pemberian hadiah dukungan atau perlombaan sehingga kelompok sasaran
mau melaksanakan program yang ditawarkan .

c. Penyuluhan dengan teknik riak air: adalah teknik penyuluhan yang


didalamnya pesan yang disampaikan penyuluh menggunakan sasaran
antara, sasaran antara akan menyebarkan pesan itu kepada masyarakat
luas
d. Penyuluhan dengan teknik tempat strategis: adalah teknik penyuluhan
dengan cara penyelenggaraan penyuluhan ditempat tempat yang
strategis dan banyak dikunjungi oleh kelompok sasaran .
e. Penyuluhan dengan teknik paksaan sosial: adalah teknik penyuluhan
dengan pemberian ancaman ringan kepada kelompok sasaran jika tidak
mau melaksanakan suatu program tanpa alasan yang jelas. (4)
Teknik atau metode penyampaian informasi khususnya penyampaian informasi
mengenai kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat itu beragam, tergantung
pada tujuan yang ingin dicapai serta sasaran informasi tersebut. Tujuan dapat
dikelompokkan menjadi 3 bidang yaitu : pengertian/pengetahuan, sikap dan
keterampilan/tindakan. Jadi metode yang diterapkan tergantung dari bidang apa
yang
ingin
dicapai,
apakah
pengertian/pengetahuan,
sikap
atau
keterampilan/tindakan (Machfoedz, 2005):
a. One Way Methode
Metode ini menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran
tidak diberi kesempatan untuk aktif.
Yang termasuk metode ini antara lain :
- Metode ceramah
Ceramah adalah salah satu cara menyampaikan informasi tentang kesehatan
gigi dan mulut pada masyarakat, di mana cara ini menjelaskan sesuatu
dengan lisan disertai dengan tanya jawab dan dengan dibantu beberapa alat
peraga yang dianggap perlu. Selain ceramah metodeyang digunakan juga
bisa dengan diskusi. Kedua metode ini dapat digunakan jika tujuan yang ingin
dicapai adalah dalam bidang pengertian/pengetahuan.
- Siaran melalui radio
- Pemutaran film/ slide
- Penyebaran selebaran.
- Pameran
Pameran adalah koleksi atau kumpulan bahan/material yang disusun
secara teratur dan menarik untuk diperlihatkan dengan maksud untuk
membantu orang belajar.
Pameran berarti mengajarkan, memperkenalkan, mempertunjukkan,
mempromosikan, atau bahkan ingin mempengaruhi pengunjung tentang
suatu proses atau produk tertentu. Dari kedua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahan atau materi yang disusun secara teratur dan menarik
untuk diperlihatkan
b. Two Way Methode
Metode ini menjamin adanya komunikasi dua arah antara pendidikdan
sasaran.
Yang termasuk metode ini adalah :
- Wawancara
- Demonstrasi
Suatu cara penyampaian informasi, pengertian dan ide yang dipersiapkan
dengan teliti untuk memperlihatkan secara langsung objek atau

bagaimana atau cara menjalankan suatu prosedur atau proses dengan


yaitu dengan melibatkan peserta didalamnya, sasaran harus diberi
kesempatan untuk melakukan sendiri. Pada metode ini proses penerimaan
informasi akan lebih berkesan secara lebih mendalam sehingga
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan sempurna. Metode ini
dapat digunakan apabila tujuannya untuk mencapai suatu keterampilan.
- Sandiwara
- Simulasi
Merupakan cara penyampaian informasi yang dalam pelaksanannya dapat
melakukan suatu kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada
penghayatan keterampilan dan praktek dalam situasi yang sebenarnya,
sesuai dengan tujuan belajarnya. Metode ini dapat digunakan bila tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan sikap positif sehingga
sasaran perlu melihat isi informasi yang ingin disampaikan. Contoh :
apabila ingin menyampaikan informasi tentang cara sikat gigi yang benar,
dengan memperlihatkan gambar-gambar atau video-video yang berkaitan
hal tersebut.
- Curah Pendapat
- Permaina peran (roll playing)
- Tanya Jawab (5)
7. Metode mengidentifikasi dan menilai perubahan perilaku kesehatan gigi dalam
masyarakat
Cara Mengidentifikasi Perilaku Kesehatan pada Masyarakat
Metode-metode yang sering digunakan untuk mengukur perilaku kesehatan
masyarakat, biasanya tergantung dari beberapa hal antara lain: domain atau
ranah perilaku yang diukur (pengetahuan, sikap, atau tindakan/praktek) dan juga
tergantung pada jenis dan metode penelitian yang digunakan:
I.
Pengukuran pengetahuan:
Pengetahuan tentang kesehatan
dapat diukur berdasarkan jenis
penelitiannya:
a. Penelitian kuantitatif
Pada umumnya akan mencari jawaban atas fenomena, yang
menyangkut berapa banyak, berapa sering, berapa sering, berapa lama,
dan sebagainya, sehingga menggunakan metode dan wawancara angket
(self administered):
- Wawancara
tertutup
atau
terbuka,
dengan
menggunakan
instrument(alat pengukur/pengumpul data) kuesioner.
- Angket tertutup atau terbuka. Seperti halnya wawancara, angket juga
dalam bentuk tertutup atau terbuka. Metode pengukuran seperti
angket ini sering disebut self administered atau metode mengisi
sendiri.
b. Penelitian kualitatif
Pada umumnya bertujuan untuk menjawab bagaimana suatu fenomen
itu terjadi atau mengapa sering terjadi. Metode-metode pengukuran
pengetahuan dalam metode kualitatif antara lain:
- Wawancara mendalam; mengukur variable pengetahuan dengan
menggunakan metode wawancara mendalam, adalah peneliti
mengajukan suatu pertanyaan sebagai pembuka, yang akhirnya
memancing jawaban sebanyak-banyaknya dari responden.

II.

III.

Diskusi kelompok terfokus (DKT) ; dalam menggali informasi dari


beberapa orang responden sekaligus dalam kelompok.
Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap juga dapat dilakukan berdasarkan jenis atau metode
penelitian yang digunakan antara lain:
a. Kuantitatif
Pengukuran sikap juga dapat dilakukan berdasarkan jenis atau metode
penelitian yang digunakan, yakni:
- Wawancara: metode wawancara untuk pengukuran sikap sama dengan
wawancara untuk mengukur pengetahuan. Bedanya hanya pada
substansi pertanyaannya saja.
- Angket: demikian juga pengukuran sikap menggunakan metode
angket, juga menggali pendapat atau penilaian responden terhadap
objek kesehatan, melalui pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban
tertulis.
b. Kualitatif
Pengukuran sikap dalam metode kualitatif, substansi pertanyaannya juga
sama dengan pertanyaan-pertanyaan pada penelitian sikap pada
penelitian kuantitatif seperti tersebut di atas.
- Wawancara mendalam;
seperti pertanyaan-pertanyaan dalam
penelitian kuantitati untuk sikap, tetapi pertanyaan bersifat menggali
pendapat atau penilaian responden terhadap objek
- Diskusi kelonmpok terfokus (DKT) ; seperti pertanyaan-pertanyaan
dalam penelitian kuantitati untuk sikap, tetapi pertanyaan bersifat
menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek
Pengukuran Praktik/Tindakan (Perilaku Terbuka)
Mengukur praktik / tindakan (perilaku terbuka), relative lebih mudah bila
dibandingkan dengan mengukur perilaku tertutup (pengetahuan dan sikap).
Sebab praktek/tindakan mudah diamati secara konkret dan langsung
maupun melalui pihak ketiga. Secara garis besar mengukur perilaku terbuka
atau praktek dapt dilakukan melalui dua metode, yakni:
a. Langsung
Mengukur perilaku terbuka secara langsung, berarti peneliti langsung
mengamati atau mengobservasi perilaku subjek yang diteliti.
b. Tidak langsung
Pengukuran perilaku secara tidak langsung ini, berarti peneliti secara
langsung mengamati perilaku orang yang diteliti (responden). (5)

8. Faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut:


Menurut Lawrence Green (1980) kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu factor perilaku dan di luar perilaku.
Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
-

Factor pembawa (predisposing factor) didalamnya termasuk pengetahuan,


sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan lain sebagainya.
Factor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan fisik,
sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.

Factor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud di dalam sikap dan


perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang
semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari perilaku masyarakat. (1)

9. Peranan komunikasi, perilaku, dan motivasi dalam pendidikan kesehatan gigi dan
mulut
a. Peranan komunikasi dalam pendidikan kesehatan gigi
Komunikasi dapat diartikan sesuatu pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita melalui suatu media antara dua orang atau lebih sehinngga
pesan yang dimaksud dapat dipahami yang didalamnya terdapat unsur
sumber atau pengirim berita, pesan yang disampaikan, media (alat),
umpan balik, sasaran serta akibat.
Agar pesan yang ingin disampaikan dalam tahap pendidikan kesehatan
gigi dapat tersampaikan dengan baik pada masyarakat pesan yang akan
disampaikan oelh komunikator dalam hal inipendidik/penyuluh terlebih
dahulu harus dirumusskan (endcoding), baik dalam hal pemilihan kata dan
bahasa, media, setelah dirumuskan barulah pesan itu kita sampaikan
pada komunikan, setelah pesan diterima oleh kumunikan pesan tersebut
kemudian didecoding atau ditafsirkan kembali oleh penerima pesan
sehingga isi pesan tidak berubah maknanya, demikianlah selanjutnya
sehingga terjadi hubungan timbale balik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang baik dapat menunjang
penyampaian pesan kepada masyarakat, sehingga komunikasi berperan
sebagai media untuk menyampaikan pesan kesehatan gigidan mulut pada
masyarakat.
b. Peranan perilaku dalam pendidikan kesehatan gigi
Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang penting dan
perlu dipahami secara baik. Hal ini sebabkan perilaku manusia terdapat
dalam setiap setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia
mencakup dua kompponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku
(attitude). Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada
manusia. Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhdap sesuatu
keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan
tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan tertentu yang
dihadapi.
Dalam pendidikan kesehatan gigi terdapat perilaku yang sudah sesuai
dengan perilaku hidup sehat dan ada yang belum sesuai. Perilaku dapat
dipengaruhi oleh lingkungan dari individu sehingga terkesan masih dapat
berubah. Peran perilaku dalam pendidikan kesehatan gigi ini sebagai
sesuatu yang harus dibentuk atau dipertahankan sehingga tercipta
perilaku yang sadar akan kebersihan gigi dan mulut.
c. Peranan motivasi dalam pendidikan kesehatan gigi
Dalam pendidikan kesehatan gigi, motivasi dari seorang individu sangat
peting. Karena tanpa adanya motivasi maka pesan kesehatan gigi dan
mulut yang telah disampaikan dengan baik melalui proses komunikasi
akan sia-sia dan perilaku individu tidak dapar berganti menjadi perilaku
peduli kesehatan gigi. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan
motivasi masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. (1)

10.Hubungan pemeliharaan kesehatan gigi terhadap perilaku hidup bersih dan


sehat
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) merupakan semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
Dari pengertian perilaku hidup bersih dan sehat dapat disimpulkan bahwa
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari program PHBS,
karena pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga merupakan upaya untuk
membawa suatu individu dalam derajat kesehatan.
11.Masalah kesehatan gigi pada masyarakat
Beberapa jenis penyakit gigi dan mulut yang paling sering dialami oleh
masyarakat antara lain :
- Plak dan karang gigi (calculus)
Plak adalah istilah umum untuk menggambarkan kumpulan kuman yang tak
berbentuk, kenyal dan lengket yang terkumpul pada gigi, di atas dan di
bawah gusi. Jika plak tidak dibersihkan, kuman plak menghasilkan asam yang
menyebabkan kerusakan gigi atau toksin yang menyebabkan karang gigi dan
gingivitis.
-

Peradangangusi (gingivitis)
Gusi biasanya bercirikan merah, bengkak, mudah berdarah dan terasa sakit.
Gigi berlubang (caries dentis)
Kuman dalam plak gigi menghasilkan asam dari gula yang menyebabkan
kehilangan mineral, disebut demineralisasi. Bila terjadi demineralisasi maka
gigi menjadi berlubang. Sebanyak 80 persen kasus gangguan gigi di
Indonesia berupa caries alias gigi berlubang. Ini disebabkan masih rendahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan gigi dan mulut. (Drg.
Armasastra Bahar, PhF, dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia.)
Peradangan amandel dan tenggorokan
Radang mulut (stomatitis)
Bau mulut (halitosis)

Akibat dari adanya karang gigi adalah:


Karang gigi ini menjadi tempat melekatnya kuman-kuman di dalam mulut.
Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi
(gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak lebih merah, agak membengkak, dan
sering berdarah saat menggosok gigi. Hal ini dapat
berlanjut menjadi
radang jaringan penyangga gigi lainnya(periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila
sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi
sudah rusak. Juga yang tidak kalah sering terjadi, karang gigi dapat menyebabkan
bau mulut tidak enak. Hal ini yang dirasa paling mengganggu.

12.Peranan dinas kesehatan kabupaten dalam skenario


Tugas Pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan kewenangan otonomi
daerah dalam bidang kesehatan yang meliputi Pelayanan Kesehatan,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Kesehatan
Keluarga dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas dinas kesehatan pada skenario ialah
sebagai badan yang mengontrol jalannya program-program pendidikan
kesehatan yang telah ditentukan oleh dinas kesehatan kabupaten setempat.
13.Faktor yang mempengaruhi kurangnya kunjungan masyarakat ke klinik gigi:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan pasien ke balai pengobatan gigi
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Faktor Internal/Organisasi
- Sumber daya manusia
- Kebijakan tarif
- Pemasaran, jenis pelayanan gigi yang komprehensif
b. Faktor Eksternal/ Masyarakat
- Jarak dan lokasi
- sosial ekonomi
- Kurang motivasi menjaga kesehatan gigi dan mulut
c. Faktor Pelanggan
- kepuasan pelanggan
kemampuan dan kemauan bayar pelanggan (6)

Daftar Pustaka
1. Sri, Artini. Svati, Tati. Pendidikan kesehatan gigi. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: 2001. Hal 6-7
2. Machfoedz, icrham. Suryani, eko. Pendidikan kesehatan bagian dari promosi
kesehatan. Fitramaya. Yogyakarta : 2009. Hal 81-3
3. Abrar, Maulana. Tugas dokter gigi.EGC. Jakarta : 2008. Hal 45-7
4. Machfoedz. Teknik Penyampaian Kesehatan Gigi dan Mulut. 2003.
5. Notoadmodjo, soekidjo. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Jakarta: 2007
6. Budisuari, M.A. Pemasaran pelayanan kesehatan gigi pada institusi kesehatan
khususnya di puskesmas. Jurnal Kedokteran dan Farmasi (MEDIKA) No.3 Tahun Ke
XXIX. Grafiti Medika, Pers. Jakarta: 2003

Вам также может понравиться