Вы находитесь на странице: 1из 16

NAMA : ALMA ARIF ABADI

NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

AKUNTANSI FORENSIK DAN DETEKSI


KECURANGAN
Akuntansi forensik menjadi perbincangan hangat di Indonesia beberapa
tahun belakang ini. Awal mulanya adalah pada bulan Oktober 1997,
Indonesia telah menjajagi kemungkinan untuk meminjam dana dari IMF
dan World Bank untuk menangani krisis keuangan yang semakin parah.
Sebagai

prasayarat

pemberian

bantuan,

IMF

dan

World

Bank

mengharuskan adanya proses Agreed Upon Due Dilligence (ADDP) yang


dikerjakan oleh akuntan asing dibantu beberapa akuntan Indonesia.
Temuan ADDP ini sangat mengejutkan karena dari sampel Bank Besar di
Indonesia menunjukkan perbankan kita melakuan overstatement asset
sebesar 28%-75% dan understatement kewajiban sebesar 3%-33%.
Temuan ini segera membuat panik pasar dan pemerintah yang berujung
pada likuidasi 16 bank swasta. Likuidasi tersebut kemudian diingat
menjadi langkah yang buruk karena menyebabkan adanya penarikan
besar-besaran dana (Rush) tabungan dan deposito di bank-bank swasta
karena hancurnya kepercayaan publik pada pembukuan perbankan. ADPP
tersebut

tidak

lain

dari

penerapan

akuntansi

forensik

atau

audit

investigatif.
Istilah

akuntansi

forensic

kembali

mencuat

setelah

keberhasilanPricewaterhouse Coopers (PwC) sebuah kantor Akuntan Besar


dunia (The Big Four) dalam membongkar kasus Bank Bali pada tahun
1999. PwC dengan software khususnya mampu menunjukkan arus dana
yang rumit berbentuk seperi diagram cahaya yang mencuat dari matahari
(sunburst). Kemudian PwC meringkasnya menjadi arus dana dari orangorang tertentu.. 5 Metode yang digunakan dalam audit tersebut adalah
follow the money atau mengikuti aliran uang hasil korupsi Bank Bali dan in
depth interview yang kemudian mengarahkan kepada para pejabat dan

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

pengusaha yang terlibat dalam kasus ini. Pada tahun 2009, kasus PT Bank
Century, Tbk menemukan kejelasan dari Laporan Hasil Pemeriksaan
Investigasi Bank Century oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) , hasil
kinerja para akuntan forensic dan audit investigasi badan tersebut. Jadi,
Apakah yang sebenarnya kita sebut akuntansi forensic?
Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic
Accounting (JFA), mengatakan secara sederhana, akuntansi forensik
adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Artinya,
akuntansi yang dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama proses
pengadilan, atau dalam proses peninjauan judicial atau administratif.
Menurut Merriam Websters Collegiate Dictionary (edisi ke 10) dapat
diartikan berkenaan dengan pengadialan atau berkenaan dengan
penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum. Oleh karena itu
akuntasi forensik dapat diartikan penggunaaan ilmu akuntansi untuk
kepentingan hukum.
Jadi jelas bahwa akuntansi forensik adalah penggunaan keahlian di bidang
audit dan akuntansi yang dipadu dengan kemampuan investigatif untuk
memecahkan suatu masalah/sengketa keuangan atau dugaan fraud yang
pada akhirnya akan diputuskan oleh pengadilan/ arbitrase/ tempat
penyelesaian perkara lainnya. Kasus korupsi, sebagai contoh, pada
dasarnya adalah sengketa keuangan antara Negara melawan warganya
yang secara resmi telah ditunjuk untuk mengelola pemerintahan.
Persengketaan itu harus diselidiki kebenarannya oleh Lembaga Negara
(misalnya oleh KPK) dan diputuskan oleh hakim di pengadilan. Jadi
investigasi yang dilakukan oleh para Akuntan di BPKP, BPK, KPK dan
instansi penegak hukum lainnya pada hakikatnya adalah sebagian tugastugas akuntan forensik.
Tugas Akuntansi Forensik

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

Akuntan

forensik

bertugas

memberikan

pendapat

hukum

dalam

pengadilan (litigation). Disamping itu, ada juga peran akuntan forensik


dalam bidang hukum diluar pengadilan (non itigation) misalnya dalam
membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa,
perumusan perhitungan ganti rugi dan upaya menghitung dampak
pemutusan / pelanggaran kontrak.
Akuntansi forensik dibagi ke dalam dua bagian: jasa penyelidikan
(investigative

services)

dan

jasa

litigasi

(litigation

services).

Jasa

Penyelidikan mengarahkan pemeriksa penipuan atau auditor penipuan,


yang

mana

mendeteksi,

mereka

menguasai

mencegah,

dan

pengetahuan
mengendalikan

tentang

akuntansi

penipuan,

dan

misinterpretasi. Jasa litigasi merepresentasikan kesaksian dari seorang


pemeriksa penipuan dan jasa-jasa akuntansi forensik yang ditawarkan
untuk memecahkan isu-isu valuasi, seperti yang dialami dalam kasus
perceraian. Sehingga, tim audit harus menjalani pelatihan dan diberitahu
tentang pentingnya prosedur akuntansi forensik di dalam praktek audit
dan

kebutuhan

akan

adanya

spesialis

forensik

untuk

membantu

memecahkan masalah.
Perkembangan Akuntansi Forensik di Indonesia
Akuntansi forensik mulai digunakan di Indonesia setelah terjadi krisis
keuangan pada tahun 1997, hingga saat ini pendekatan akuntansi forensik
banyak

digunakan

oleh

Badan

Pemeriksa

Keuangan,

Komisi

Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan,


Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Bank Dunia, dan Kantorkantor Akuntan Publik di Indonesia
Perkembangan akuntansi forensik di Indonesia cukup maju, namun jika
dibandingkan dengan beberapa Negara lain maka Indonesia masih
dibilang tertinggal. Australia saat ini sedang menyusun Standar Akuntansi
Forensik, sementara Kanada dan Amerika Serikat sudah memiliki standar
yang baku, sedangkan Indonesia sama sekali belum memiliki standar

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

yang memadai. Sejauh ini belum banyak kasus-kasus korupsi yang


terkuak berkat kemampuan akuntan forensik, namun akuntansi forensik
merupakan suatu pengembangan disiplin ilmu akuntansi yang masih
tergolong muda dan memiliki prospek yang sangat bagus dalam
pemecahan tindak pidana korupsi di Indonesia.
Dari segi peminat, menurut Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Ahmadi (dalam wawancara 5 maret 2013 untuk hukumonline.com), masih
jarang akuntan Indonesia yang mendalami bidang yang satu ini. Tak
semua

kantor

akuntan

public

membidangi

forensik.

Yang

perlu

disayangkan, asosiasi profesi akuntan ini belum melirik forensic sebagai


bagian penting dari akuntansi. Dia belum melihat ini sebagai isu yang
mendesak untuk diberi perhatian khusus. Bahkan, Ahmadi sendiri kurang
berminat mengambil spesialisasi ini. Alasannya, apa lagi kalau bukan
ceruk pasar yang masih minim. Saya sendiri tak punya kemampuan di
situ. Dan saat ini saya tidak punya keinginan untuk mempelajari bidang
ini. Belum banyak pasarnya, celetuknya terus terang. Ahmadi sehari-hari
buka praktek di Kantor Akuntan Publik KPMG Hadibroto.
Sebenarnya bidang yang masih minim diminati di kalangan akuntan itu
sendiri dapat menerbitkan peluang tersendiri. Setidaknya hal itulah yang
dibidik oleh KAP PricewaterhouseCooper Indonesia (PwC). Kami saat ini
punya 15 akuntan forensik serta 50 akuntan lainnya yang sedang kami
bekali berbagai keahlian, termasuk akuntansi forensik, tutur Direktur PwC
Widiana Winawati. Widiana juga mengakui bahwa belum banyak akuntan
yang melirik profesi unik ini. Hal itu lantaran spesialisas akuntansi forensic
di Indonesia tergolong baru, masih banyak akuntan yang belum sadar
akan adanya profesi ini.

Keahlian Akuntansi Forensik

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

James (2008) menggunakan 9 (sembilan) item kompentensi keahlian


akuntansi forensic yang digunakan dalam penilaian perbedaan persepsi
dari pihak Akademisi akuntansi, Praktisi akuntansi, dan pengguna jasa
Akuntan forensik yaitu:
1. Analisis deduktif: kemampuan untuk menganalisis kejanggalan yang
terjadi dalam laporan keuangan, yakni kejadian yang tidak sesuai
dengan kondisi yang wajar.
2. Pemikiran yang kritis : kemampuan untuk membedakan antara opini
dan fakta
3. Pemecahan masalah yang tidak terstruktur: kemampuan untuk
melakukan pendekatan terhadap masing-masing situasi (khususnya
situasi yang tidak wajar) melalui pendekatan yang tidak terstruktur.
4. Fleksibilitas penyidikan: kemampuan untuk melakukan audit di luar
ketentuan/prosedur yang berlaku.
5. Keahlian analitik: kemampuan untuk memeriksa apa yang seharusnya
ada (yang seharusnya tersedia) bukan apa yang telah ada (yang telah
tersedia).
6. Komunikasi lisan: kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
secara lisan melalui kesaksian ahli dan penjelasan umum tentang dasardasar opini.
7. Komunikasi tertulis: kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan tulisan melalui laporan, bagan, gambar, dan jadwal tentang
dasar-dasar opini.
8. Pengetahuan tentang hukum: kemampuan untuk memahami prosesproses hokum dasar dan isu-isu hukum termasuk ketentuan bukti (rules
of evidence).

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

9. Composure: kemampuan untuk menjaga sikap untuk tetap tenang


meskipun dalam situasi tertekan.
Menurut Widiana Winawati, direktur PwC, seorang akuntan forensik harus
memiliki multitalenta.
Seorang pemeriksa kecurangan (fraud) dapat diumpamakan sebagai
gabungan antara pengacara,
akuntan, kriminolog, dan detektif, tandasnya. Selain itu, seorang akuntan
forensik harus memiliki
sejumlah sifat dasar. Antara lain, hati-hati, mampu menjaga rahasia
pekerjaannya, kreatif, pantang
menyerah, punya rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, serta yang
paling penting adalah jujur.
Dibanding akuntan lainnya, seorang akuntan forensik memiliki tugas yang
paling berat. Kalau akuntan
internal adalah polisi, auditor adalah petugas patroli, dan akuntan forensik
adalah seorang detektif.
Tugas utama dari akuntan di perusahaan adalah mencatat dan menjaga
kelancaran arus keuangan
perusahaannya. Sedangkan auditor lebih seperti petugas patroli yang
melakukan inspeksi dan pengecekan
rutin atas area berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya. Akuntan
forensik melakukan inspeksi dan
pengecekan yang lebih terperinci dan seksama dibandingkan dengan
petugas patroli.
Masa Depan Akuntansi Forensik
Dunia bisnis yang semakin kompleks, meningkatnya kecenderungan
penyelesaian sengketa bisnis di pengadilan, dan makin menurunnya
tingkat integritas masyarakat di negara majuini ditandai dengan
terungkapnya sejumlah mega skandal, seperti kasus Ponzi Scheme oleh
Bernard Madoff di Amerika Serikat yang merugikan nasabah kurang lebih

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

US$ 50 billion membuat profesi sebagai akuntan forensik makin


dibutuhkan oleh semua pihak.
Di Indonesia, kasus-kasus korupsi yang makin banyak terungkap dan
semakin beragam jenisnya dan belum terlihat ada kecenderungan
penurunan juga pada hakekatnya membuktikan saat ini dan di masa
datang makin diperlukan keahlian di bidang akuntansi forensik.
Menurut The U.S. News and World Report (2002), akuntansi forensik
berada di urutan teratas daftar karir dengan masa depan paling cerah. US
News & World Report mengidentifikasi akuntansi forensik sebagai salah
satu dari 20 trek pekerjaan panas di masa depan.

Sumber
hukumonline.com

http://akuntansi.nscpolteksby.ac.id/2013/03/melihat-akuntansi-forensik-dari_5.html
Makalah Akuntansi Forensik di Indonesia oleh Kesih Sukesih . 2012
Akuntansi forensik menjadi perbincangan hangat di Indonesia beberapa
tahun belakang ini. Awal mulanya adalah pada bulan Oktober 1997,
Indonesia telah menjajagi kemungkinan untuk meminjam dana dari IMF
dan World Bank untuk menangani krisis keuangan yang semakin parah.
Sebagai

prasayarat

pemberian

bantuan,

IMF

dan

World

Bank

mengharuskan adanya proses Agreed Upon Due Dilligence (ADDP) yang


dikerjakan oleh akuntan asing dibantu beberapa akuntan Indonesia.
Temuan ADDP ini sangat mengejutkan karena dari sampel Bank Besar di
Indonesia menunjukkan perbankan kita melakuan overstatement asset
sebesar 28%-75% dan understatement kewajiban sebesar 3%-33%.

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

Temuan ini segera membuat panik pasar dan pemerintah yang berujung
pada likuidasi 16 bank swasta. Likuidasi tersebut kemudian diingat
menjadi langkah yang buruk karena menyebabkan adanya penarikan
besar-besaran dana (Rush) tabungan dan deposito di bank-bank swasta
karena hancurnya kepercayaan publik pada pembukuan perbankan. ADPP
tersebut

tidak

lain

dari

penerapan

akuntansi

forensic

kembali

forensik

atau

audit

investigatif.
Istilah

akuntansi

mencuat

setelah

keberhasilanPricewaterhouse Coopers (PwC) sebuah kantor Akuntan Besar


dunia (The Big Four) dalam membongkar kasus Bank Bali pada tahun
1999. PwC dengan software khususnya mampu menunjukkan arus dana
yang rumit berbentuk seperi diagram cahaya yang mencuat dari matahari
(sunburst). Kemudian PwC meringkasnya menjadi arus dana dari orangorang tertentu.. 5 Metode yang digunakan dalam audit tersebut adalah
follow the money atau mengikuti aliran uang hasil korupsi Bank Bali dan in
depth interview yang kemudian mengarahkan kepada para pejabat dan
pengusaha yang terlibat dalam kasus ini. Pada tahun 2009, kasus PT Bank
Century, Tbk menemukan kejelasan dari Laporan Hasil Pemeriksaan
Investigasi Bank Century oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) , hasil
kinerja para akuntan forensic dan audit investigasi badan tersebut. Jadi,
Apakah yang sebenarnya kita sebut akuntansi forensic?
Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic
Accounting (JFA), mengatakan secara sederhana, akuntansi forensik
adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Artinya,
akuntansi yang dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama proses
pengadilan, atau dalam proses peninjauan judicial atau administratif.
Menurut Merriam Websters Collegiate Dictionary (edisi ke 10) dapat
diartikan berkenaan dengan pengadialan atau berkenaan dengan
penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum. Oleh karena itu

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

akuntasi forensik dapat diartikan penggunaaan ilmu akuntansi untuk


kepentingan hukum.
Jadi jelas bahwa akuntansi forensik adalah penggunaan keahlian di
bidang audit dan akuntansi yang dipadu dengan kemampuan investigatif
untuk memecahkan suatu masalah/sengketa keuangan atau dugaan fraud
yang pada akhirnya akan diputuskan oleh pengadilan/ arbitrase/ tempat
penyelesaian perkara lainnya. Kasus korupsi, sebagai contoh, pada
dasarnya adalah sengketa keuangan antara Negara melawan warganya
yang secara resmi telah ditunjuk untuk mengelola pemerintahan.
Persengketaan itu harus diselidiki kebenarannya oleh Lembaga Negara
(misalnya oleh KPK) dan diputuskan oleh hakim di pengadilan. Jadi
investigasi yang dilakukan oleh para Akuntan di BPKP, BPK, KPK dan
instansi penegak hukum lainnya pada hakikatnya adalah sebagian tugastugas akuntan forensik.
Tugas Akuntansi Forensik
Akuntan forensik bertugas memberikan pendapat hukum dalam
pengadilan (litigation). Disamping itu, ada juga peran akuntan forensik
dalam bidang hukum diluar pengadilan (non itigation) misalnya dalam
membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa,
perumusan perhitungan ganti rugi dan upaya menghitung dampak
pemutusan / pelanggaran kontrak.
Akuntansi forensik dibagi ke dalam dua bagian: jasa penyelidikan
(investigative

services)

dan

jasa

litigasi

(litigation

services).

Jasa

Penyelidikan mengarahkan pemeriksa penipuan atau auditor penipuan,


yang

mana

mendeteksi,

mereka

menguasai

mencegah,

dan

pengetahuan
mengendalikan

tentang

akuntansi

penipuan,

dan

misinterpretasi. Jasa litigasi merepresentasikan kesaksian dari seorang


pemeriksa penipuan dan jasa-jasa akuntansi forensik yang ditawarkan
untuk memecahkan isu-isu valuasi, seperti yang dialami dalam kasus
perceraian. Sehingga, tim audit harus menjalani pelatihan dan diberitahu

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

tentang pentingnya prosedur akuntansi forensik di dalam praktek audit


dan

kebutuhan

akan

adanya

spesialis

forensik

untuk

membantu

memecahkan masalah.
Perkembangan Akuntansi Forensik di Indonesia
Akuntansi forensik mulai digunakan di Indonesia setelah terjadi krisis
keuangan pada tahun 1997, hingga saat ini pendekatan akuntansi forensik
banyak

digunakan

oleh

Badan

Pemeriksa

Keuangan,

Komisi

Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan,


Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Bank Dunia, dan Kantorkantor Akuntan Publik di Indonesia
Perkembangan akuntansi forensik di Indonesia cukup maju, namun
jika dibandingkan dengan beberapa Negara lain maka Indonesia masih
dibilang tertinggal. Australia saat ini sedang menyusun Standar Akuntansi
Forensik, sementara Kanada dan Amerika Serikat sudah memiliki standar
yang baku, sedangkan Indonesia sama sekali belum memiliki standar
yang memadai. Sejauh ini belum banyak kasus-kasus korupsi yang
terkuak berkat kemampuan akuntan forensik, namun akuntansi forensik
merupakan suatu pengembangan disiplin ilmu akuntansi yang masih
tergolong muda dan memiliki prospek yang sangat bagus dalam
pemecahan tindak pidana korupsi di Indonesia.
Dari segi peminat, menurut Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) Ahmadi (dalam wawancara 5 maret 2013 untuk hukumonline.com),
masih jarang akuntan Indonesia yang mendalami bidang yang satu ini. Tak
semua

kantor

akuntan

public

membidangi

forensik.

Yang

perlu

disayangkan, asosiasi profesi akuntan ini belum melirik forensic sebagai


bagian penting dari akuntansi. Dia belum melihat ini sebagai isu yang
mendesak untuk diberi perhatian khusus. Bahkan, Ahmadi sendiri kurang
berminat mengambil spesialisasi ini. Alasannya, apa lagi kalau bukan
ceruk pasar yang masih minim. Saya sendiri tak punya kemampuan di
situ. Dan saat ini saya tidak punya keinginan untuk mempelajari bidang

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

ini. Belum banyak pasarnya, celetuknya terus terang. Ahmadi sehari-hari


buka praktek di Kantor Akuntan Publik KPMG Hadibroto.
Sebenarnya bidang yang masih minim diminati di kalangan akuntan
itu sendiri dapat menerbitkan peluang tersendiri. Setidaknya hal itulah
yang dibidik oleh KAP PricewaterhouseCooper Indonesia (PwC). Kami saat
ini punya 15 akuntan forensik serta 50 akuntan lainnya yang sedang kami
bekali berbagai keahlian, termasuk akuntansi forensik, tutur Direktur PwC
Widiana Winawati. Widiana juga mengakui bahwa belum banyak akuntan
yang melirik profesi unik ini. Hal itu lantaran spesialisas akuntansi forensic
di Indonesia tergolong baru, masih banyak akuntan yang belum sadar
akan adanya profesi ini.

Keahlian Akuntansi Forensik


James (2008) menggunakan 9 (sembilan) item kompentensi keahlian
akuntansi forensic yang digunakan dalam penilaian perbedaan persepsi
dari pihak Akademisi akuntansi, Praktisi akuntansi, dan pengguna jasa
Akuntan forensik yaitu:
1. Analisis deduktif: kemampuan untuk menganalisis kejanggalan yang
terjadi dalam laporan keuangan, yakni kejadian yang tidak sesuai
dengan kondisi yang wajar.
2. Pemikiran yang kritis : kemampuan untuk membedakan antara opini
dan fakta
3. Pemecahan masalah yang tidak terstruktur: kemampuan untuk
melakukan pendekatan terhadap masing-masing situasi (khususnya
situasi yang tidak wajar) melalui pendekatan yang tidak terstruktur.
4. Fleksibilitas penyidikan: kemampuan untuk melakukan audit di luar
ketentuan/prosedur yang berlaku.

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

5. Keahlian analitik: kemampuan untuk memeriksa apa yang seharusnya


ada (yang seharusnya tersedia) bukan apa yang telah ada (yang telah
tersedia).
6. Komunikasi lisan: kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
secara lisan melalui kesaksian ahli dan penjelasan umum tentang dasardasar opini.
7. Komunikasi tertulis: kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan tulisan melalui laporan, bagan, gambar, dan jadwal tentang
dasar-dasar opini.
8. Pengetahuan tentang hukum: kemampuan untuk memahami prosesproses hokum dasar dan isu-isu hukum termasuk ketentuan bukti (rules
of evidence).
9. Composure: kemampuan untuk menjaga sikap untuk tetap tenang
meskipun dalam situasi tertekan.

Menurut Widiana Winawati, direktur PwC, seorang akuntan forensik


harus memiliki multitalenta.

Seorang pemeriksa kecurangan (fraud)

dapat diumpamakan sebagai gabungan antara pengacara, akuntan,


kriminolog, dan detektif, tandasnya. Selain itu, seorang akuntan forensik
harus memiliki sejumlah sifat dasar. Antara lain, hati-hati, mampu
menjaga rahasia pekerjaannya, kreatif, pantang menyerah, punya rasa
ingin tahu yang besar, percaya diri, serta yang paling penting adalah jujur.
Dibanding akuntan lainnya, seorang akuntan forensik memiliki tugas yang
paling berat. Kalau akuntan internal adalah polisi, auditor adalah petugas
patroli, dan akuntan forensik adalah seorang detektif.
Tugas utama dari akuntan di perusahaan adalah mencatat dan
menjaga kelancaran arus keuangan perusahaannya. Sedangkan auditor
lebih seperti petugas patroli yang melakukan inspeksi dan pengecekan

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

rutin atas area berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya. Akuntan


forensik melakukan inspeksi dan pengecekan yang lebih terperinci dan
seksama dibandingkan dengan petugas patroli.
Masa Depan Akuntansi Forensik
Dunia bisnis yang semakin kompleks, meningkatnya kecenderungan
penyelesaian sengketa bisnis di pengadilan, dan makin menurunnya
tingkat integritas masyarakat di negara majuini ditandai dengan
terungkapnya sejumlah mega skandal, seperti kasus Ponzi Scheme oleh
Bernard Madoff di Amerika Serikat yang merugikan nasabah kurang lebih
US$ 50 billion membuat profesi sebagai akuntan forensik makin
dibutuhkan oleh semua pihak.
Di Indonesia, kasus-kasus korupsi yang makin banyak terungkap dan
semakin beragam jenisnya dan belum terlihat ada kecenderungan
penurunan juga pada hakekatnya membuktikan saat ini dan di masa
datang makin diperlukan keahlian di bidang akuntansi forensik.
Menurut The U.S. News and World Report (2002), akuntansi forensik
berada di urutan teratas daftar karir dengan masa depan paling cerah. US
News & World Report mengidentifikasi akuntansi forensik sebagai salah
satu dari 20 trek pekerjaan panas di masa depan.
Cara Mendeteksi Kecurangan (fraud) Akuntansi

Pendeksian atau cara mengetahui adanya kecurangan akuntansi (fraud) mejadi hal yang
penting untuk menjaga keberlangsungan suatu Entiti. Dengan adanya usaha pendekteksian ini
maka diharapkan gejala kecurangan yang mungkin terjadi dapat didiagnosa yang kemudian
dilakukan tindakan yang menuju pada pembenaran secara akuntansi.
Pendeteksian terhadap kecurangan (fraud) akuntansi dapat di lakukan dengan mendeteksi
indikasi kecurangan pada Akun atau elemen laporan keuangan dalam akuntansi dan pada
User atau pihak pengguna atu pihak yang berkepentingan dengan Informasi akuntansi.
Adapun penjelasan tentang pendeteksian kecurangan (fraud) akuntansi adalah sebagai
berikut:
Deteksi kecurangan akuntansi Berdasarkan Elemen Laporan Keuangan

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

Amrizal (2004) menguraikan garis besar cara mendeteksi kecurangan menurut ACFE
adalah sebagai berikut:
1.Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)

Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui


analisis laporan
Keuangan sebagai berikut:
a. Analisis vertikal,
yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan
laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam persentase.
b. Analisis horizontal,
yaitu teknik untuk menganalisis persentase-persentase perubahan item laporan keuangan
selama beberapa periode laporan.
c. Analisis rasio,
yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan
Sebagai contoh adalah current ratio, adanya penggelapan uang atau pencurian kas
dapat menyebabkan turunnya perhitungan rasio tersebut
2.Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)
Variasi pendeteksian kecurangan jenis ini sangat beragam. Pemahaman terhadap
pengendalian intern atas pos-pos tersebut akan sangat membantu dalam mendeteksi
kecurangan.
Metode-metode
yang
bisa
digunakan
antara
lain:
a) Analiytical Review
Review atas berbagai akun yang mungkin menunjukkan ketidak biasaan atau kegiatankegiatan yang tidak diharapkan.
b) Stastitical Sampling
Melakukan sampling atas pos-pos tertentu yang dicurigai, misalnya persediaan.
Dokumen dasar pembelian dapat diuji secara sampling untuk menentukan
ketidakbiasaan (irregularities), metode deteksi ini akan efektif jika ada kecurigaan
terhadap satu attributnya, misalnya pemasok fiktif. Suatu daftar alamat PO BOX akan
mengungkapkan adanya pemasok fiktif
c) Vendor or outsider Complaints
Komplain / keluhan dari konsumen, pemasok, atau pihak lain merupakan alat deteksi
yang baik yang dapat mengarahkan auditor untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
d) Site Visite Observation

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

Observasi ke lokasi biasanya dapat mengungkapkan ada tidaknya pengendalian intern di


lokasi-lokasi tersebut.
3. Korupsi (Corruption)
Kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan
dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan menyampaikan komplain ke perusahaan. Atas
sangkaan terjadinya kecurangan ini kemudian dilakukan analisis terhadap tersangka atau
transaksinya. Korupsi dapat dicegah dengan beberapa cara diantaranya dengan
penerapan corporate governanceyang baik.
Deteksi kecurangan akuntansi berdasarkan Pihak yang berkepentingan dengan
Informasi akuntansi
Pendeteksian terjadinya praktik kecurangan bisa dilakukan dengan mengenali gejalagejalanya antara lain:
1. Gejala Kecurangan pada Manajemen
Umumnya agak sulit dideteksi, namun gejalanya dapat dikenali yaitu timbulnya
ketidakcocokan diantara manajemen puncak, rendahnya moral dan motivasikaryawan,
Departemen akuntansi kekurangan staf, tingkat komplain yang tinggi terhadap
organisasi/perusahaan dari pihak konsumen, pemasok, atau badan otoritas, terjadi
kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi, menurunnya tingkat
penjualan atau laba sementara utang dan piutang usaha meningkat, perusahaan mengambil
kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang lama, terdapat kelebihan
persediaan yang signifikan, terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir
tahun buku.
2.Gejala Kecurangan pada Karyawan atau Pegawai
Gejala kecurangan yang dilakukan oleh karyawan atau pegawai dapat dikenali antara lain
yaitu pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa
perincian/penjelasan pendukung, melakukan pengeluaran tanpa dokumen pendukung,
pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar, penghancuran, penghilangan,
pengrusakan dokumen pendukung pembayaran, kekurangan barang yang diterima,
kemahalan harga barang yang dibeli, munculnya faktur ganda, penggantian mutu barang (Sie
Infokum, 2008).Perubahan perilaku drastis dari individu yang melakukan kecurangan bisa
digunakan
sebagai
indikasi
(Sie
Infokum,
2008),
antara
lain
yaitu
1. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti biasanya,gaya
hidup mewah, mobil atau pakaian mahal
2. Gaya hidup di atas rata-rata
3. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat verja
4. Penjudi berat
5. Peminum berat

NAMA : ALMA ARIF ABADI


NIM
: A31111308
SEMINAR AKUNTANSI

6. Sedang dililit utang


7. Temuan audit atas kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularities) dianggap tidak
material ketika ditemukan
8. Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja
sendiri.
Kesimpulan
Dari Penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kecurangan (fraud)
akuntansi dapat dideteksi sehingga dengan usaha pendeteksian tersebut dapat diambil tindak
lanjut yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan suatu entiti, adapun pendeteksian
kecurangan (fraud) dapat dilakukan berdasarkan elemen laporan keuangan maupun
berdasarkan
user.
Demikianlah uraian singkat tentang pendeteksian kecurangan akuntansi dalam blog akuntansi
pendidik,semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca.

Sumber
hukumonline.com
http://akuntansi.nscpolteksby.ac.id/2013/03/melihat-akuntansi-forensik-dari_5.html
https://diankar77.wordpress.com/2014/07/06/cara-mendeteksi-kecurangan-fraud-akuntansi-2/

Вам также может понравиться