Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur
utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti : C137H97O9NS untuk bituminus
dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,
buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Pembentukan Batubara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan
istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi,
yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses
perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat
menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik
serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.
Batubara di Indonesia
Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier,
yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan),
pada umumnya endapan batubara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai
batubara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan
Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu
geologi.
Batubara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang
mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk
di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain,
kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang
terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batubara yang berkadar
abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada
batubara Miosen. Sebaliknya, endapan batubara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar
abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batubara ini terbentuk pada lingkungan
lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang
terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.[1]
Satui
Asamasam
PT Arutmin
10.00 7.00
Indonesia
8.00
41.50
0.80
6800
Senakin
Pasir
PT Arutmin
9.00
Indonesia
4.00
15.00 39.50
0.70
6400
Petangis
Pasir
PT BHP
Kendilo
Coal
11.00 4.40
12.00 40.50
0.80
6700
Ombilin
Ombilin
PT Bukit
Asam
12.00 6.50
<8.00 36.50
0.50 0.60
6900
PT Allied
Indo Coal
4.00
10.00 37.30
(ar) (ar)
Parambaha
Ombilin
n
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
Tabel dibawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batubara Miosen
di Indonesia.
Kadar Kadar
Kadar Zat
Nilai energi
Tamban Cekunga Perusahaa air
air
Belerang
abu terbang
(kkal/kg)
g
n
n
total inheren
(%ad)
(%ad) (%ad)
(ad)
(%ar) (%ad)
Prima
Kutai
PT Kaltim
9.00
Prima Coal
4.00
39.00
0.50
6800 (ar)
Pinang
Kutai
PT Kaltim
13.00 Prima Coal
7.00
37.50
0.40
6200 (ar)
Roto
South
Pasir
PT Kideco
24.00 Jaya Agung
3.00
40.00
0.20
5200 (ar)
Binunga
Tarakan
n
PT Berau
Coal
18.00 14.00
4.20
40.10
0.50
6100 (ad)
Lati
PT Berau
Coal
24.60 16.00
4.30
37.80
0.90
5800 (ad)
Sumatera
PT Bukit
Air Laya bagian
Asam
selatan
24.00 -
5.30
34.60
0.49
5300 (ad)
Paringin Barito
24.00 18.00
4.00
40.00
0.10
5950 (ad)
Tarakan
PT Adaro
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
Sumberdaya Batubara
Potensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau
Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara
walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Di Indonesia, batubara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah
umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat
dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori
sedangkan batubara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp.
6.200/liter).
Dari segi kuantitas batubara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia.
Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup
untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya,
Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi energis
listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOx dan
CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.
Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika
dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi
tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan
gasifikasi (penyubliman) batubara.
Membakar batubara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan teknologinya
secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum,
cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed,
pulverized, dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
Gasifikasi Batubara
Coal gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batu
bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO
(karbon monoksida), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen
(N2) dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air
sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara
nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batubara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat didalamnya adalah sulfur
dan nitrogen, bila batubara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila
mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh
kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut
sebagai "hujan asam" acid rain. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran
yang umum tercampur dengan batubara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat
debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di
putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong
beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan
asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar barubara di pemabakar dimana
ada lebih banyak bahan bakar dari pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di
bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada
dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang
kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar
habis terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batubara dibakar secara
bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan
sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh.
Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari
flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia
khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak
berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan
lebih dari 90% polusi Nox.
Subbituminus
Lignit
TOTAL
Amerika Serikat
115.891
101.021
33.082
249.994
Federasi Rusia
49.088
97.472
10.450
157.010
China
62.200
33.700
18.600
114.500
India
82.396
2.000
84.396
Australia
42.550
37.700
82.090
Jerman
23.000
43.000
66.000
Afrika Selatan
49.520
Ukraina
16.274
Kazakhstan
Polandia
Negara
Serbia, Montenegro
1.840
49.520
1.933
34.153
31.000
3.000
34.000
20.300
1.860
22.160
14.732
16.256
64
Brasil
15.946
1.460
11.929
11.929
6.648
Kolombia
6.267
381
Kanada
3.471
871
2.236
6.578
2.114
3.414
150
5.678
Indonesia
790
1.430
3.150
5.370
Botswana
4.300
Uzbekistan
1.000
Turki
278
Ceko
4.300
761
Yunani
Bulgaria
13
233
3.000
4.000
2.650
3.689
2.874
2.874
2.465
2.711
2.265
Pakistan
Iran
1.710
Britania Raya
1.000
Rumania
2.265
1.710
35
Thailand
Meksiko
860
300
Chili
31
1.150
500
1.500
1.421
1.457
1.268
1.268
51
1.211
1.181
Hongaria
Peru
80
960
Kyrgyzstan
1.017
1.097
100
1060
812
812
Jepang
773
773
Spanyol
200
400
Korea Utara
300
300
Selandia Baru
33
206
Zimbabwe
502
502
Belanda
497
497
Venezuela
479
479
60
660
600
333
572
Argentina
430
430
Filipina
232
100
332
Slovenia
40
235
275
Mozambik
212
212
Swaziland
208
208
Tanzania
200
200
Nigeria
21
Greenland, Denmark
169
190
183
183
Slowakia
172
172
150
150
88
88
Korea Selatan
78
78
Niger
70
70
Afganistan
66
66
Aljazair
40
40
Kroasia
33
39
Portugal
33
36
Perancis
22
14
36
34
Austria
25
25
Ekuador
24
24
Vietnam
Kongo
Italia
27
22
Mesir
22
Irlandia
14
14
Zambia
10
10
Malaysia
4
3
2
2
Malawi
Kaledonia Baru
Nepal
Bolivia
1
1
Norwegia
Taiwan
1
1
Swedia
2003
2004
Australia
238,1
247,6
Amerika Serikat
43,0
48,0
Afrika Selatan
78,7
74,9
41,0
55,7
Polandia
16,4
16,3
Kanada
27,7
28,8
103,4
95,5
57,8
65,9
Indonesia
107,8
131,4
Total
713,9
764,0
Amerika Selatan