Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bagian bawah tulang rawan terdiri dari dua kartilago lateralis inferior yang bentuknya
bervariasi dan kurang lebih membingkai nares dan membentuk kala nasi.
Septum mempunyai unsur tulang dan tulang rawan. Kartilago adalah sekeping tulang
rawan tunggal yang berbentuk kuadrilateral, merupakan bagian anterior septum.
D. Pathofisiologi
Trauma yang terus menerus pada tulang rawan hidung secara langsung ataupun tidak
langsung menyebabkan perubahan dan pertumbuhan struktur mukosa tulang rawan
sehingga drainage dar sekret terganggu dan hal inilah yang membuat hidung bebrau dan
dirasa buntu.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengumpulan Data.
1. Ciri Ciri Umum (berisi identitas pasien).
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama
Tidak dapat bernafas melalui hidung, ada sesuatu yang mengganjal.
b. Riwayat Penyakit sekarang.
Adanya keluhan tidak dapat bernafas melalui hidung, hidung terasa nyeri, tidak
dapat makan karena takut tersedak.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pilek terus menerus, biasanya lebih dari satu tahun dan tidak ada perubahan
meskipun diberi obat.
3. Pemeriksaan Fisik
Hidung : Ada luka operasi, terdapat tampon + 1,5 mm yang tampak dari luar,
pernapasan pindah ke mulut.
4. Pemeriksaan Penunjang.
a. Radiologi
Foto waters adanya kelainan tulang hidung
Pemeriksaan laboratorium meliputi : Darah lengkap, Faal hemostasis.
b. Penatalasanaan medis.
Konservatif (Obat dekongestan)
Operatif
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan Pola Nafas Sehubungan dengan Tampon Pada Hidung
2. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan luka operasi.
3. Resiko tinggi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan intake
yang kurang
C. Perencanaan
1. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung
Tujuan : Perubahan pola nafas teratasi dalam 2 x 24 jam.
Kriteria hasil :
-
Tampon di lepas
Intervensi :
-
Anjurkan klien untuk tidur duduk (semi fowler) dan nafas melalui mulut.
Oral hygiene
Rasional:
-
Intervensi :
-
Kaji faktor faktor yang mempengaruhi nyeri, misal takut / posisi yang salah.
Rasional :
-
Mengurangi nyeri
Intervensi :
-
jelaskan pada klien untuk boleh dan tetap makan secara hati hati dan sedikit
sedikit.
Rasional :
-
D. Pelaksanaan
Adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan dengan tujuan agar terpenuhnya kebutuhan klien secara optimal.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan dalam
perencanaan
Nutrisi
Makan 3x/hari di rumah, di sukai yang pedas pedas. Di RS klien hanya
makan 2 sendok bubur halus, di rumah minumnya + 1 liter/hari air putih,
di RS klien hanya minum teh persendok 1 gelas dan aqua 1 liter.
Eliminasi
BAK : 6 7 x/ hari, sehari sebelum operasi klien tidak bisa tidur karena
sakit pada hidungnya. Tanggal 20 April 2001 jam 17.00 : Klien tampak
lemah, pada lengan kiri terpasang infus RL 28 tetes/ menit, T 11/80
mmHg, suhu 37,2oc, RR 28 x/menit, n 92 x/menit, pada hidung terdapat
tampon + 1,5 meter, klien bernafas melalui mulut.
c. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata
Hidung:
Leher
Klien menyeringai kesakitan, klien memegangi hidung yang sakit, T 120/90 mmHg,
N 100 x/menit, RR 28 x/menit, suhu 37,2 oc.
Masalah : nyaman (nyeri)
Kemungkinan penyebab : luka operasi
Rasional : terpotongnya jaringan (kontinuitas dari tulang hidung)
3. Kelompok data III
Data Subyektif :
Klien mengatakan hanya makan 2 sendok. Klien mengatakan takut tersedak.
Data Obyektif :
Porsi makan yang tersedia hanya di makan 2 sendok, keadaan umum lemah, turgor
dalam batas normal, tidak terjadi penurunan BB.
Masalah : Potensial gangguan pemenuhan nutrisi.
Kemungkinan penyebab : adanya tampo hidung yang merupakan benda asing yang
menyebabkan reflek menelan dan bernafas bersamaan, menyebabkan klien takut
tersedak dan tidak mau makan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari analisa data di atas maka dapat dirumuskan beberapa diag nosa keperawatan sebagai
berikut :
d. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung.
e. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka operasi.
f. Potensial gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan intake kurang.
PERENCANAAN
Langkah awal dari perencanaan adalah menentukan pri oritas masalah keperawatan.
Adapun diag nosa keperawatan yang sesuai dengan urutan prioritas adalah :
1. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung
Tujuan : Perubahan pola nafas teratasi dalam 2 x 24 jam.
Kriteria hasil :
-
Tampon di lepas
Intervensi :
-
Anjurkan klien untuk tidur duduk (semi fowler) dan nafas melalui
mulut.
Oral hygiene
Rasional:
-
Intervensi :
-
Kaji faktor faktor yang mempengaruhi nyeri, misal takut / posisi yang
salah.
Rasional :
-
Mengurangi nyeri
Intervensi :
-
jelaskan pada klien untuk boleh dan tetap makan secara hati hati dan
sedikit sedikit.
Rasional :
-
PENATALAKSANAAN
a. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung
Pelaksanaan :
b.
Mengkaji faktor faktor yang mempengarui nyeri misal takut atau posisi
salah.
Distraksi
melihat
obyek/gambar
Cutaneus
stimulation
c.
EVALUASI
a. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung
S : klien mengatakan bisa bernafas melalui hidung, klien mengatakan tampon
telah di lepas tadi pagi.
O : klien bernafas melalui hidung, tampon di lepas.
A : masalah teratsi
P : Intervensi no. 3,4,5 di teruskan.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka operasi
S : klien mengatakan sudah dapat tidur, tapi sakit sedikit berkurang.
O : klien tenang dan mulai dapat adaptasi dengan respon nyeri.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi no.1,2,3,4 di teruskan.
c. Potensial gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan intake kurang
S : klien mengatakan sudah dapat makan, klien mengatakan makan sedikit
sedikit.
O : porsi makan yang di sediakan sudah di habiskan.
A : masalah teratasi.
P : Intervensi no. 1,2,3,4 di teruskan.