Вы находитесь на странице: 1из 15

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR BIJI
Dosen:
Dra. Nevrita, M.pd, M.Si

Oleh:
1.
2.
3.
4.

Romy
Sherly Sridailani
Uji Rotoni
Anggi Syaffitri

140384205042
140384205016
140384205054
140384205077

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
MEI 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu merampungkan seluruh
rangkaian kegiatan praktikum yang diwujudkan dalam bentuk Laporan Akhir.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing
matakuliah anatomi tumbuhan, atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada
kami, serta ucapan terima kasih kepada teman - teman yang ikut berpartisipasi
dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun, agar pada pembuatan laporan
selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 28 Mei 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................2
BAB III METODE PRAKTIKUM.........................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum........................................................................4
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................4
3.2.1 Alat..........................................................................................................4
3.2.2 BAHAN..................................................................................................4
3.2.3 Cara Kerja...............................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................5
4.1 Hasil Pengamatan...........................................................................................5
4.2 Pembahasan....................................................................................................6
BAB V PENUTUP.................................................................................................10
5.1 Kesimpulan..................................................................................................10
5.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

iii

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biji merupakan suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai
persediaan

bahan

makanan

yang

cukup

untuk

melindungi

serta

memperpanjang kehidupannya. Struktur dari biji memiliki hubungan yang


sangat erat dengan cadangan makanan karena akumulasi cadangan makanan
berhubungan erat dengan struktur biji atau tempat dimana cadangan makanan
tersebut akan disimpan. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi
baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi
dan tujuan yang sama yaitu untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
Struktur biji terdiri dari beberapa bagian, seperti seed coat, periscarp
endosperm, kotiledon, tali pusat, dan embrio. Ada dua kelas tumbuhan berbiji
yaitu Angiospermae dan Gymnospermae. Angiospermae sebagai kelas yang
lebih tinggi terdiri dari Monokotiledon dan Dikotiledon. Setiap biji matang
(mature seed) selalu terdiri dari dua bagian yaitu embrio dan kulit biji (seed
coat

atau

testa).

Derajat

dan

macam

variasi

komponen

dalam

perkembangannya sama atau tidak, semua tergantung dengan beberapa


struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.
Tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena
hanya memiliki satu daun lembaga. Sedangkan tumbuhan berbiji belah atau
tumbuhan berkeping biji dua (dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga
yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga
berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya
bersifat mudah terbelah dua. Sehingga dengan adanya praktikum ini kita
dapat mengetahui struktur biji dari berbagai tanaman pangan yang tergolong
monokotil dan dikotil.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara Struktur Biji adalah untuk mengetahui
struktur biji dari berbagai tanaman pangan.
1

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Struktur biji terdiri dari embrio yang dibungkus oleh kulit biji yang
disebut testa. Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm, yang
digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang dan biji terbentuk
dari ovula dewasa yang telah dibuahi. Bagian-bagian dari biji yaitu akar
pertama yang disebut radikula, satu atau dua lembar daun embrio yang
disebut kotiledon, daun pertama yang disebut plumula yang akan bercabang
membentuk ranting, batang yang terletak di bagian bawah kotiledon disebut
hipokotil, batang yang terletak di bagian atas kotiledon disebut epikotil
(Suyanti 2010).
Pada dasarnya kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum),
akan tetapi tidak berarti bahwa biji luar berasal dari integumentum luar dan
sebaliknya, kulit dalam berasal dari integumentum dalam. Hal tersebut
disebabkan pada saat pembentukan kulit biji, dapat juga ikut serta bakal biji
yang lebih dalam dari integumentumnya yang berupa bagian dari jaringan
nuselus yang terluar. Kulit biji berbeda-beda strukturnya sehubungan dengan
sifat khas biji, seperti jumlah dan tebal integumen, pola jaringan pembuluh
serta perubahan dalam integumen sewaktu biji menjadi masak (Fahn 2005).
Tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan dan
kelompok yang lain adalah tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil. Ciri khas
tumbuhan monokotil adalah bijinya tidak membelah karena hanya memiliki
satu

daun

lembaga.

Tumbuhan

berbiji

belah

(dikotil)

adalah

segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama yaitu
memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon). Daun lembaga ini terbentuk
sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah
terbelah dua (Wahyu 2012).
Biji berkembang dari bakal biji. Dalam biji dewasa dapat dibedakan
bagian-bagian berikut: kulit biji, biasa disebut testa yang berkembang dari satu
atau dua integumen; endosperm, yang ada dalam jumlah sedikit atau banyak;

embrio yang merupakan sporofit muda yang berkembang sebagian. Pada


beberapa biji, endospermnya sama sekali tidak ada, dan biji semacam ini, juga
mengandung

sedikit

sekali

endosperm,

dinamakan

biji

eksalbumin

(Boesewinkel 2008).
Cadangan makanan dalam biji menunjang sporofit muda yang muncul
dari biji yang berkecambah sampai mampu berfotosistesis. Sebab itu,
penyimpanan cadangan makanan merupakan salah satu fungsi biji.
Penyimpanan makanan dilakukan terutama di luar embrio, yakni dalam
endosperm atau perisperm (Suharto 2005).
Embrio terdiri dari embrionik axis dikelilingi oleh satu atau lebih
kotiledon. Embrionik axis disusun oleh hipokotil dimana menempel kotiledon,
radikel dan plumula. Jarang terdapat satu mesokotil (satu internodia antara
kotiledon). Satu kotiledon pada embrio ini diperluas menjadi haustorial seperti
scutellum (Pujiasmanto 2007).
Beberapa Angiospermae memiliki struktur tambahan yang banyak
mengandung air. Pada Gymnospermae adanya kulit biji yang berdaging sudah
umum dijumpai. Selain berfungsi melindungi, beberapa macam kulit biji
tampaknya mengendalikan perkecambahan. Hal itu mungkin didasari oleh
sifat impermeabel kulit biji terhadap air, oksigen, atau terhadap keduanya,
Efek ini

mungkin

disebabkan lapisan kutikula

(Siregar 2005).

dan penyebarannya

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Struktur Biji ini dilaksanakan pada hari selasa, 26
Mei2015 pukul 15.00 s/d 17.00 WIB bertempat di Laboratorium Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1)Pisau atau silet
2)Kaca pembesar
3.2.2 BAHAN
1) Benih padi (Oryza sativa)
2) Benih Jagung (Zea mays)
3) Benih kacang tanah (Arachis hypogea)
4) Benih kedelai (Glycine max)
5) Benih kacang panjang (Phaseolus vulgaris)
3.2.3 Cara Kerja
a.
Merendam benih yang akan diamati dengan air selama 12
jam.
b.

Membelah

benih

yang

akan

diamati,

baik

secara

vertikal/membujur dan horizontal/melintang.


c.

Mengamati dan menggambar struktur luar benih, benih yang


dipotong secara horizontal dan vertikal.

d.

Melengkapi dengan bagian-bagiannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Pengamatan Struktur Biji
No

Komoditas

Komoditas:
Padi (Oryza
sativa)
Jenis Biji:
Monokotil
Tipe Bibit:
Hipogeal

Komoditas:
Jagung (Zea
mays)
Jenis Biji:
Monokotil
Tipe Bibit:
Hipogeal

Biji
Utuh

Biji Melintang

Biji
Membujur

Bagian
dan
Fungsi
1. Kulit biji:
melindungi biji
dari kekeringan,
kerusakan
mekanik, dan
serangan hama
penyakit
2. Endosperm:
Penyimpanan
cadangan
makanan
3. Embrio: calon
individu baru
1. Kulit biji:
melindungi biji
dari kekeringan,
kerusakan
mekanik, dan
serangan hama
penyakit
2. Endosperm:
Penyimpanan
cadangan
makanan
3. Embrio: calon
individu baru

Komoditas:
Kacang Tanah
(Arachis
hypogea)
Jenis Biji:
Dikotil
Tipe Bibit:
Epigeal

1. Kulit biji:
melindungi biji
dari kekeringan,
kerusakan
mekanik, dan
serangan hama
penyakit
2. Kotiledon:
Penyimpanan
cadangan
makanan
3. Embrio: calon
individu baru

Komoditas:
Kedelai
(Glycine max)
Jenis Biji:
Dikotil
Tipe Bibit:
Epigeal

1. Kulit biji:
melindungi biji
dari kekeringan,
kerusakan
mekanik, dan
serangan hama
penyakit
2. Kotiledon:
Penyimpanan
cadangan
makanan
3. Embrio: calon
individu baru

Komoditas:
kacang
panjang
(Phaseolus
vulgaris)
Jenis biji:
dikotil
Tipe biji:
epigeal.

1.

Kulit biji:
melindungi biji
dari
kekeringan,
kerusakan
mekanik, dan
serangan hama
penyakit

Sumber: Laporan Sementara


4.2 Pembahasan
Biji adalah suatu organisme yang teratur, rapi, dan mempunyai
persediaan

bahan

makanan

yang

cukup

untuk

melindungi

serta

memperpanjang kehidupannya. Struktur dari biji memiliki hubungan yang


sangat erat dengan cadangan makanan karena akumulasi cadangan makanan
berhubungan erat dengan struktur biji atau tempat dimana cadangan tersebut

akan disimpan. Struktur biji terdiri dari beberapa bagian, seperti seed coat,
periscarp,

endosperm,

kotiledon,

tali

pusat,

embrio

dan

lain-lain

(Muzayyinah 2008).
Seed coat atau kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum),
akan tetapi tidak berarti bahwa biji luar berasal dari integumentum luar dan
sebaliknya, kulit dalam berasal dari integumentum dalam. Hal tersebut
disebabkan oleh karena pada saat pembentukan kulit biji, dapat juga ikut serta
bakal biji yang lebih dalam dari integumentumnya yang berupa bagian dari
jaringan nuselus yang terluar.
Periscarp merupakan struktur buah yang terdiri dari kulit buah
(eksocarp) yang merupakan lapisan terluar, daging buah (mesocarp), dan
selaput kulit biji (endocarp). Tali pusat merupakan bagian yang
menghubungkan biji dan papan biji (tembuni) yang merupakan tangkai dari
biji. Apabila biji telah masak, biji ini akan terlepas dari tali pusarnya dan pada
bagian biji hanya akan tampak bekasnya saja yang sering disebut sebagai
pusar biji.
Endosperm merupakan hasil fusi antara satu inti jantan generatif dan
dua inti polar untuk membentuk triploid nukleus endosperm. Selama
perkembangan biji, endosperm mengelilingi embrio dan mungkin tetap
sebagai satu jaringan yang relatif luas sampai biji cukup berkembang baik.
Endosperm berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (pati,
protein, dan karbohidrat).
Daun embrio (kotiledon) adalah daun pertama suatu tumbuhan. Daun
embrio dapat memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat penimbunan
cadangan makanan bagi kecambah yang muncul dari embrio, sebagai alat
penghisap makanan untuk embrio dari jaringan penyimpanan makanan
cadangan.
Embrio merupakan hasil pembuahan oosphere (ovum) oleh satu inti
jantan generatif. Embrio terdiri dari embryonic axis yang dikelilingi oleh satu
atau lebih kotyledone. Embryonic axis disusun oleh hipokotil dimana disana
menempel kotiledon, radikula, dan plumula. Bagian ini umumnya mudah
untuk dikenali dalam satu embrio dikotil tetapi sulit untuk diidentifikasi

dalam banyak spesies monokotil. Satu kotiledon pada embrio ini diperluas
menjadi haustorial seperti scutellum. Bagian basal lapisan kotiledon
diperpanjang ke dalam koleoptil dan hipokotil mengalami modifikasi, dalam
beberapa spesies bagiannya ke dalam mesokotil (Godam 2006).
Tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena
hanya memiliki satu daun lembaga. Tumbuhan berkeping biji dua (dikotil)
adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama
dengan memiliki sepasang daun lembaga berbentuk sejak dalam tahap biji
sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua.
Perbedaan yang mendasar pada biji monokotil dan dikotil adalah jumlah
keping biji atau kotiledonnya. Monokotil mempunyai satu buah keping biji
saja, sedangkan dikotil mempunyai dua buah keping biji. Selain itu perbedaan
lainnya yaitu pada tumbuhan dikotil, bersama dengan kotiledon plumula
tumbuh membesar dan memanjang muncul ke permukaan tanah mencapai
cahaya matahari. Sedangkan pada tumbuhan monokotil plumula terlebih
dahulu menembus koleoptil sebelum melanjutkan pertumbuhannya. Selain
itu, berdasarkan pada ada tidaknya endosperm, biji monokotil termasuk
endospermus (albuminus) yaitu pada biji dapat dijumpai adanya endosperm,
misalnya biji jagung (Zea mays). Sedangkan pada tumbuhan dikotil, termasuk
ke dalam non-endosperm yaitu pada biji tidak dapat dijumpai adanya
endosperm, misalnya biji kedelai (Glycine max). Pada monokotil,
perkembangan endosperm mencapai maksimum pada saat benih mencapai
masak fisiologi. Endosperm menjadi bagian yang paling besar dari benih
monokotil masak. Pada dikotil, endosperm terpakai habis oleh embrio,
sehingga tidak telihat lagi pada saat benih masak (Suharto 2005).
Berdasarkan tabel 1.1 struktur biji yang diamati adalah biji padi (Oryza
sativa), biji jagung (Zea mays), biji kacang tanah (Arachis hypogea), dan biji
kedelai (Glycine max). Padi termasuk jenis biji monokotil dengan tipe bibit
hipogeal dan jagung juga termasuk jenis biji monokotil dengan tipe bibit
hipogeal. Struktur biji padi dan jagung terdiri dari kulit biji, endosperm dan
embrio. Kulit biji berfungsi melindungi biji dari kekeringan, kerusakan

mekanik, dan serangan hama penyakit. Endosperm berfungsi untuk


penyimpanan cadangan makanan. Embrio berfungsi sebagai calon individu
baru.
Kacang tanah termasuk jenis biji dikotil dengan tipe bibit epigeal dan
kedelai juga termasuk jenis biji dikotil dengan tipe bibit epigeal. Struktur biji
kacang tanah dan kedelai terdiri dari kulit biji, kotiledon dan embrio. Kulit
biji berfungsi melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanik, dan
serangan hama penyakit. Kotiledon berfungsi untuk penyimpanan cadangan
makanan. Embrio berfungsi sebagai calon individu baru.
Fungsi mengetahui struktur biji tanaman adalah sebagai pedoman dalam
menentukan jenis biji apakah tergolong sebagai monokotil atau dikotil. Selain
itu manfaat yang dapat diperoleh adalah tentang fungsi dari masing-masing
bagian biji dan jika kita dapat mengetahui letak cadangan makanan suatu
benih

tanaman

tertentu

kita

dapat

mengerti

akan

seperti

apakah

pertumbuhannya nanti. Mengetahui tentang struktur biji juga dapat membantu


kita untuk mengetahui seperti apakah dormansi yang dialami oleh benih
tanaman, apa dormansi fisik atau kimia, dormansi fisiologi atau dormansi
morfologi sehingga kita dapat memberi perlakuan yang tepat untuk
mematahkan dormansi tanaman tersebut.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
a. Biji adalah suatu organisme yang teratur, rapi, dan mempunyai
persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta
memperpanjang kehidupannya. Struktur dari biji memiliki hubungan
yang sangat erat dengan cadangan makanan.
b. Struktur biji dari hasil pengamatan tersebut terdiri dari kulit biji,
kotiledon pada kelas dicotyledoneae atau endosperm pada kelas
monocotyledoneae, dan embrio. Kulit biji berfungsi melindungi biji
dari kekeringan, kerusakan mekanik, dan serangan hama penyakit.
Kotiledon berfungsi untuk penyimpanan cadangan makanan dan
embrio sebagai calon individu baru.
c. Monokotil mempunyai satu buah keping biji sedangkan dikotil
:mempunyai dua buah keping biji. Pada tumbuhan dikotil, bersama
dengan kotiledon, plumula tumbuh membesar dan memanjang muncul
ke permukaan tanah mencapai cahaya matahari. Sedangkan pada
tumbuhan monokotil, plumula terlebih dahulu menembus koleoptil
sebelum melanjutkan pertumbuhannya.
d. Fungsi mengetahui struktur biji tanaman adalah sebagai pedoman
dalam menentukan jenis biji apakah tergolong sebagai monokotil atau
dikotil, jika kita dapat mengetahui letak cadangan makanan suatu
benih tanaman tertentu kita dapat mengerti akan seperti apakah
pertumbuhannya nanti.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum acara ini adalah saat
membelah benih harus dilakukan dengan hati-hati agar bisa mendapatkan
keterangan bagian-bagian biji pada suatu komoditas dengan jelas dan
lengkap.
10

DAFTAR PUSTAKA

Boese winkel 2008. Struktur dan Fungsi Buah serta Biji . http:// boesewinkell.
Wordpress .com. Diakses pada tanggal 28 Mei 2015.
Fahn A 2005. Anatomi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
Godam 2006. Ciri-Ciri dan Perbedaan Tumbuhan Pohon Monokotil dan Dikotil
Biji Berkeping Satu dan Dua. http://organisasi.org. Diakses pada tanggal
28 Mei 2015.
Muzayyinah 2008. Terminalogi Tumbuhan. LPP dan UNS Press. Surakarta.
Pujiasmanto 2007. Fisiologi Benih. Prodi Agronomi Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Siregar A Z 2005. Comparative Anatomy and Morphology of Embryos and
Seedlings of Maize, Oats, and Wheat. J. Kultura. 40 (2): 77-83.
Suharto E 2005. Struktur Biji, Sifat Fisik Biji, dan Karakteristik Benih Kemiri
(Aleurrites molluccana) Provenan Karang Dapo. J. Akta Agrosia. 6 (1):
23-29.
Suyanti H 2010. Tumbuhan Berbiji (Seed Plants). http:// prestasiherfen.
wordpress. com. Diakses pada tanggal 28 Mei 2015.
Wahyu 2012. Tumbuhan Berbiji. http:// wahyu01 .wordpress .com. Diakses pada
tanggal 28 Mei 2015.

11

Вам также может понравиться