Вы находитесь на странице: 1из 30

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

TRAY DRYER
Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah
Laboratorium Teknik Kimia
Dosen Pembimbing : Ir,.Rintis Manfaati,.MT,
Disusun oleh:
Kelompok

:VII (Tujuh)

Nama

: Alda Inesya Putri

NIM.131411031

Heryudion Kunto W. NIM. 131411040

Kelas

Rizki Abi Karomi

NIM. 131411048

Siti Zulfamaria

NIM. 131411062

: 2B

Tanggal Praktikum

: Rabu, 25 Maret 2015

Tanggal Penyerahan Laporan : 8 April 2015


PROGRAM STUDI D3TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
I.

LATARBELAKANG MASALAH
Pengeringan merupakan bagian dalam rangkaian operasi pada industri
proses. Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain
dari bahan padat sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam
zat padat sampai batas yang dapat diterima.
Zat padat yang akan dikeringkan terdapat dalam berbagai macam
bentuk antara lain serpih, biji-bijian, serbuk, kristal, lempeng, atau
lembaran sinambung. Untuk mengeringkan bahan-bahan tersebut di
industri telah terdapat berbagai bentuk alat pengering. Alat-alat pengering
itu antara lain tray dryer, screen conveyor dryer, tower dryer, rotary dryer
and spray dryer (Geankoplis, 1993).

II.

TUJUAN
Menentukan kandungan air kritik (Xc)
Menentukan laju pengeringan konstan (Rc)
Menentukan kandungan air kesetimbangan (X*)

BAB II
LANDASAN TEORI
III.

DASAR TEORI
A. Pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari
proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara
dengankadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai
aktivitas air yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi.
Proses pengeringan dilakukan dengan cara penguapan air. Cara ini
dilakukan dengan menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara
panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar daripada
tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan ini menyebabkan terjadinya aliran
uap air dari bahan ke udara.
Tujuan dari pengeringan pada prinsipnya adalah menurunkan kadar air
suatu produk sehingga memenuhi rencana penggunaan selanjutnya.
Secara garis besar pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pengeringan secara alami (natural drying) dan pengeringan buatan (artificial
drying). Pengeringan secara alami dapat dilakukan dengan cara menjemur di
bawah sinar matahari (sun drying). Sedangkan pengeringan secara buatan
dilakukan dengan menggunakan alat pengering.
B. Pengeringan Alami
Pengeringan alami atau pengeringan matahari telah digunakan

pada

daerah beriklim panas untuk memproduksi buah-buahan atau biji-bijian kering.


Pengeringan ini dapat dilakukan dengan penyinaran matahari langsung dimana
pengeringan dilakukan dengan udara kering panas. Terbukti bahwa buah-buahan
kering hanya dihasilkan di daerah dimana keadaan cuaca mendukung seperti

temperatur yang relatif tinggi, kelembaban relatif rendah, dan sedikit atau bahkan
tidak ada curah hujan.

C. Pengeringan Buatan
Pengeringan adiabatik adalah pengeringan dimana panas dibawa ke alat
pengering oleh udara panas. Udara panas ini akan memberikan panas pada bahan
pangan yang akan dikeringkan dan mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh
bahan. Sedangkan pengeringan isotermik adalah pengeringan dimana bahan yang
akan dikeringkan berhubungan langsung dengan lembaran atau plat logam panas.
Metoda Umum Pengeringan
Metoda dan proses pengeringan dapat dikelompokkan dengan beberapa
cara:
1.Proses partaian (batch)
Jika bahan dimasukkan ke alat pengering dan diproses dalam rentang waktu
tertentu.
2.Proses sinambung (continuous)
Jika bahan dialirkan ke alat pengering dan bahan kering dikeluarkan secara
terus menerus.Proses pengeringan dapat juga dikelompokkan berdasarkan
kondisi untuk mensuplaikalor dan memisahkan air, menjadi :
a. Kalor disuplai dengan cara pengontakkan langsung dengan udara pada
tekanan atmosfir, dan uap air yang terbentuk dipisahkan menggunakan
udara,
b. Penguapan air dilakukan lebih cepat pada tekanan rendah dan kalor
disuplai dengan pengontakkan tidak langsung melalui dinding logam atau
radiasi, disebut pengeringan vakum (temperatur rendah dapat juga
digunakan untuk bahan yang mudah rusak pada temperatur tinggi),
c. Air disublimasikan dari bahan yang dibekukan, disebut pengeringan
beku (freeze drying).
Kelembaban dan Peta Kelembaban
Kelembaban mutlak (H) campuran uap-air adalah massa uap air yang
terkandung dalam 1 kg udara kering. Kelembaban bergantung kepada tekanan
parsial uap air (PA) dalam udara dan tekanan total (P). Jika berat molekul air
18,02 dan berat molekul udara 28,97.Kelembaban mutlak jenuh (Hs) adalah

kelembaban pada saat tekanan parsial uap air dalam udara sama dengan tekanan
uap air jenuh (PAs).Prosen kelembaban (Hp) adalah perbandingan kelembaban
mutlak terhadap kelembaban mutlak jenuh dikalikan 100.Peta kelembaban udarauap air adalah grafik yang memuat sifat-sifat fisik campuran udara uap-air.Pada
gambar peta kelembaban di bawah ini menunjukan H terhadap suhu aktual
campuran udara-uap air (suhu bola kering).
Setiap titik pada grafik menunjukkan satu campuran dengan komposisi
tertentu antara udara dan air.Garis kurva bertanda 100% menunjukkan
kelembaban udarajenuh (Hs) sebagai fungsi temperatur udara. Setiap titik yang
terletak pada sebelah bawah garis jenuh menunjukkan udara yang tidak jenuh,dan
titik-titik pada sumbu temperatur adalah udara kering. Garis-garis lengkung antara
garis jenuh dan sumbu temperatur yang ditandai dengan persen menunjukkan
campuran udara-air pada persen kelembaban tertentu.
Temperatur Bola Basah
Sifat-sifat yang dibahas dan yang terlihat pada grafik kelembaban adalah
besaran-besaran statik atau kesetimbangan. Disamping itu, yang terpenting adalah
laju perpindahaan massa dan kalor antara gas dan zat cair yang tidak berada pada
kesetimbangan. Suatu besaran yang bergantung pada kedua laju ini adalah
temperatur bola basah.Temperatur penjenuhan adiabatik adalah temperatur pada
keadaan tunak yang dapat dicapai jika sejumlah air dikontakkan dengan udara,
sehingga temperatur dan kelembaban udara berubah.Temperatur bola basah adalah
temperatur yang dapat dicapai pada keadaan tunak tak setimbang jika sejumlah air
dikontakkan

dengan

aliran

udara

secara

sinambung

pada

keadaan

adiabatik.Temperatur dan kelembaban udara tidak berubah karena jumlah airnya


kecil.Metoda pengukuran suhu bola basah diilustrasikan dengan sebuah
termometer yang dibalut dengan kapas atau tisu yang dibasahi, lalu dialirkan
udara. Air dari kapas atau tisu akan teruapkan secara tunak dan suhu tisu akan
turun kemudian tetap.
Kandungan Air Kesetimbangan
Pengeringan suatu bahan umumnya dilakukan menggunakan cara
pengontakkan dengan campuran udara-uap air. Udara yang digunakan berjumlah

besar sehingga kondisinya dapat dianggap tetap. Pengontakkan yang lama akan
menghasilkan kandungan air dalam padatan mencapai nilai tertentu, yang disebut
kandungan air kesetimbangan pada H dan T udara tertentu. Kandungan air
kesetimbangan untuk beberapa jenis padatan bergantung dari arah mana
kesetimbangan didekati. Kandungan air kesetimbangan karena bahan penyerap air
akan berbeda dengan kandungan air kesetimbangan karena bahan basah
dikeringkan.
Air kesetimbangan dan Air bebas
Udara yang berfungsi sebagai fluida pengering selalu memiliki kandungan
air dan mempunyai kelembaban relatif tertentu.Untuk udara dengan kelembaban
relatif tertentu, kandungan air yang keluar dari pengering tidak dapat kurang dari
air kesetimbangan yang berkaitan dengan kelembaban udara masuk.Ada sebagian
air yang terdapat dalam zat padat yang basah tersebut tidak dapat dikeringkan oleh
udara masuk karena kandungan air kesetimbangan pada udara pengering tersebut.
Air bebas adalah adalah selisih kandungan air total didalam zat padat dengan
kandungan air dalam equililbrium moisture.
Jika Xt adalah kandungan moisture total dan X* adalah kandungan air
kesetimbangan, Air bebas X dapat dihitung dengan persamaan :
X = Xt X*
Dimana :Xt : kandungan air total
X* : Kandungan air kesetimbangan
Kandungan air bebas adalah air yang dapat dipisahkan menggunakan cara
pengeringan pada kelembaban relative tertentu.
Laju Pengeringan
Laju pengeringan diperlukan untuk merencanakan jadwal (waktu)
pengeringan dan untuk memperkirakan ukuran alat yang digunakan untuk
pengeringan suatu bahan tertentu. Dalam kaitan dengan ini perlu diketahui berapa
lama diperlukan untuk mengeringkan suatu bahan dari suatu kandungan air
tertentu sampai kandungan air yang lain dan bagaimana pula pengaruh kondisi
udara pengering terhadap waktu tersebut.
Seperti halnya kandungan air kesetimbanagan, laju pengeringan suatu
bahan juga tidak dapat diramalkan tetapi harus dengan diamati dan ditentukan

dengan percobaan.Percobaan pengeringan dilakukan dengan cara mengeringkan


suatu bahan dengan kondisi (suhu, kelembaban dan laju alir) udara yang tetap.
Berat bahan diamati pada tiap selang waktu tertentu.Dari data berat bahan pada
berbagai waktu selama pengeringan dapat ditentukan laju pengeringan pada
berbagai saat.Percobaan pengeringan ini dilakukan sampai bahan tidak mengalami
perubahan berat.
Kurva laju pengeringan konstan
Data yang diperoleh dari percobaan pengeringan batch biasanya berupa
berat total pada berbagai waktu. Data tersebut dikonversi menjadi laju
pengeringan dengan langkah berikut ini.
Xt = (W Ws) / Ws = kg air/kg padatan kering
Dimana :
Xt = kandungan air setiap saat
W = berat bahan setiap saat
Ws = berat bahan bebas air
Kandungan air kesetimbangan pada kondisi tertentu dapat ditentukan,
misalnya X* selanjutnya dihitung kandungan air bebasnya dengan menggunakan
persamaan:
X = Xt X*
X diplot terhadap waktu,kemudian dihitung laju pengeringan R dan diplot
terhadap X. Dimana R : laju pengeringan, kg air/kg padatan
A : luas permukaan yang kontak padatan dengan udara pemanas.
Jenis Jenis Alat Pengering
1. Pengering Baki
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering
kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang
ditebarkan pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm.
2. Vacuum-Shelf Indirect Dryers
Pengering rak vakum adalah pengering partaian (batch) dengan
pemanasan tak langsung, sama dengan pengering baki. Pengering terdiri dari

kabinet yang terbuat dari besi cor atau pelat baja, dengan pintu yang rapat
sehingga dapat dioperasikan pada keadaan vakum..Pengering ini digunakan untuk
mengeringkan bahan yang mahal, sensitif terhadap suhu atau mudah teroksidasi.
3. Pengering Terowongan Sinambung
a.pengering terowongan dengan gerobak dan udara berlawanan arah
b.pengering konveyer dengan sirkulasi
4. Pengering Putar
Pengering putar terdiri dari sebuah silinder yang diputar dan
dipasang sedikit miring.
5. Pengering Drum
Pengering drum digunakan untuk mengeringkan bahan padat
yang berupa slurry atau pasta.
6. Spray Dryer
Cairan yang akan dikeringkan disemprotkan kedalam aliran gas panas
dalam pengering, membentuk tetesan yang halus. Air menguap sangat cepat dan
padatan kering bergerak ke bawah.Aliran gas dan cairan dapat searah, berlawanan
atau kombinasi.

Nyalakan blower dengan bukaan yang sesuai dengan


penugasan.
Set temperature T=65C kemudian nyalakan pemanas.
Catat berat tray berisi bahan setiap 10 menit.
Jika telah teramati berat konstan, hentikan pengamatan.
Matikan pemanas, biarkan blower tetap hidup setidaknya 5
menit.
Lepaskan tray dan bersihkan. kemudian matikan blower.

Timbang sebuah kaca arloji.


Ambil sepotong sampel yang sudah diketahui luasnya.
Letakkan sampel diatas kaca arloji dan timbang beratnya.
Panaskan dalam oven bersuhu 1000C sampai tercapai berat
konstan.
Setelah selesai langkah diatas, timbang berat cawan pijar
berisi sampel kering.

1.

potong-potong roti kupas sampai berukuran 2-3 mm hingga


sama ukuran dan cipratkan air sedikit sehingga roti lembab.
timbang berat tray kosong
Letakkan bahan pada tray .
Pasang tray ke dalam penggantungnya, pasangkan
timbangan, dan hubungkan semua koneksi listrik.
Catat berat yang ditunjukkan oleh timbangan sebagai berat
awal.

Percobaan

Pengamatan
berat kering

Persiapan

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN

V.

DATA PENGAMATAN
1. Objek pengamatan
a. Jenis sampel
: roti kupas tawar
b. Luas permukaan (A)
: 2 x 0.036 m2 = 0.072 m2
2. Variabel operasi
a. Laju alir penguapan di keluaran tray dryer
: meter3/detik
b. Set point temperatur pemanas
: 65
c. Tray yang dipakai
: atas dan bawah
3. Kondisi udara lingkungan
a. Suhu bola kering
: 28.68 (ratarata)
b. Suhu bola basah
4. Pengukuran berat kering solid
a. Berat basah sampel
b. Berat kering sampel
c. Temperatur oven
d. % pengeringan
e. Berat Arloji
5. Pengamatan berat dalam tray dryer
a. Berat tray kosong
b. Berat tray awal diisi sampel
c. Berat sampel

: 24 (rata-rata)
: 4.24 gram
: 2.76 gram
: 100
:65.09 %
:29.30 gram
: 189.9 gram
: 252.9 gram
: 63 gram

VI.

DATA PENGAMATAN
Table 5.1 perkembangan berat total sampel dan tray sepanjang waktu

Waktu
(menit)

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130

Berat
tray
(gram)

252.9
246.9
246.7
244.6
243.7
242.4
241.4
240.6
240.1
239.1
238.8
238.4
238.0
237.6

Temperatur

Udara masuk (
)
Kering Basah
25.5
23
26
23
26
23
26
23
26
23.3
26
23
25.5
23
25.5
23.5
25
23
25
22
25
22.5
25
23
25
22
25
22.5

Sebelum
Tray

30
39
40
40
40.5
40.5
44
45
45
45
45
45
43
42

Berat
roti
(gram)
Udara keluar (
)
Kering Basah
26
23
29
24
31
25
33
25.5
32
24
31
25
32
25.5
31.5
25
32.5
25
30.5
24
32
24
32
25
32
24.5
32
24

63
57
56.8
54.7
53.8
52.5
51.5
50.7
50.2
49.2
48.9
48.5
48.1
47.7*

%
%KesetimHumidity bangan air
(X*)

16
16.5
17.5
17.5
15.2
17
17.5
17.5
17
16
15.5
17
16.3
15.2

2.0
2.05
2.15
2.15
1.82
2.10
2.15
2.15
2.10
2.0
1.95
2.10
2.03
1.82

*) berat kering roti (Ws)

berat roti/W terhadap waktu


0.07
0.06

f(x) = - 0x + 0.06
R = 0.87

0.05

berat roti /W (Kg)

0.04
berat roti
0.03

Linear (berat roti)

0.02
0.01
0

20

40

60

80

time (menit)

Grafik 5.1 berat pengeringan roti terhadap waktu

100

120

140

Table 5.2 nilai kestimbangan air, kandungan air total dan kandungan air setiap
waktu
Waktu (menit)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130

Xt

X*

0.320755
0.194969
0.190776
0.146751
0.127883
0.100629
0.079665
0.062893
0.052411
0.031447
0.025157
0.016771
0.008386
0

0.02
0.0205
0.0215
0.0215
0.0182
0.021
0.0215
0.0215
0.021
0.02
0.0195
0.021
0.0203
0.0182

X
0.300755
0.174469
0.169276
0.125251
0.109683
0.079629
0.058165
0.041393
0.031411
0.011447
0.005657
-0.00423
-0.01191
-0.0182

Grafik 5.2 kandungan air dalam roti terhadap waktu


Table 5.3 nilai laju penguapan (kg H2O/jam.m2) dan kandungan air
X

0.300755

0.174469

0.0042722

0.169276

0.00047122

0.125251

0.00535405

0.109683

0.00246056

0.079629

0.00375486

0.058165

0.0030083

0.041393

0.00247516

0.031411

0.00155808

0.011447

50

0.005657

-0.00423

-0.01191

-0.0182

0
0.01
0.01
0
0
0
0

R kgH2O/jam.m2

0
R

Grafik 5.3 laju penguapan (R) terhadap kadar air (X)


Notes :
: Xc

: Rc

Tabel 5.4 Pengamatan Berat KeringT = 100


Waktu (menit)

Berat Roti dan Kaca Arloji (gram)

33.54

10

33.37

20

32.99

30

32.71

40

32.48

50

32.31

60

32.19

70

32.11

80

32.09

90

32.06*

*) berat kering

VII.

PEMBAHASAN
Oleh Alda Inesya Putri NIM. 131411031
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengeringan dengan
menggunakan tray dryer. Tray dryer merupakan alat pengering yang terdiri atas
beberapa komponen yaitu tray, timbangan dan blower. Tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk menentukan laju pengeringan, menentukan 3 harga karekteristik
pengeringan, yakni Xc, Rc dan X* dari kurva karakteristik pengeringan.
Pengeringan merupakan proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Proses
pengeringan dilakukan dengan cara penguapan air. Cara ini dilakukan dengan
menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di
sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar daripada tekanan uap
air di udara. Perbedaan tekanan ini menyebabkan terjadinya aliran uap air dari
bahan ke udara.
Pada praktikum pengeringan ini praktikan melakukan praktikum dari jenis
Parallel Flow Tray. Parallel flow tray atau disebut compartment dryer terdiri dari
satu ruang atau cabinet yang didalamnya tersusun atas rak-rak yang digunakan
untuk tempat meletakkan bahan yang akan dikeringkan. Parallel flow tray ini
dilengkapi dengan fan atau pemanas uap (steam heater). Alat pengeringan yang
kami gunakan dilakukan dengan cara adiabatik, yaitu bahan yang akan
dikeringkan dikontakkan secara langsung dengan udara panas. Bahan yang
dikeringkan berbentuk sheet (lembaran) atau cake hasil filtrasi yang diletakkakn
diatas rak-rak yang dapat diambil dan dipasang kembali. Bahan yang dikeringkan
adalah roti yang dibentuk persegi dengan luas permukaan sebesar 0.072 m2 dan
berat keseluruhan sampel plus tray adalah 252.9 gram, sedangkan berat basah
sampel adalah 63 gram. Sampel ditambahkan air dengan cara disemprotkan secara
merata karena kadar air di dalam roti sedikit sehingga perbedaan kadar air pada
roti akan terlihat.

Udara pengering disirkulasikan dan mengalir parallel atau

sejajar dengan permukaan rak. Tebal pengisian bahan, tray spacing dan kecepatan
media pengering harus dibuat seragam pada tiap tray.
Proses pengeringan ini berlangsung pada temperatur 65 C. Pengeringan
menggunakan tray dryer disebabkan oleh dua proses yaitu kontak bahan dengan

udara panas secara konveksi dan kontak bahan dengan tray yang telah panas
secara konduksi. Udara panas yang mengalir berasal dari pemanas yang
disirkulasikan oleh blower. Pada proses pengeringan, kandungan air yang terdapat
dalam bahan akan mengalami penguapan. Penguapan air pada bahan terjadi dalam
beberapa tahap yaitu pelepasan ikatan dari bahan, difusi air dan uap air ke
permukaan bahan. Selanjutnya terjadi perubahan tahap menjadi uap air, pada
tahap ini terjadi perpindahan panas yaitu pemberian panas pada bahan untuk
menguapkan uap air selanjutnya terjadi perpindahan uap air ke udara dimana
terjadi perpindahan massa yaitu pengeluaran massa uap air dari permukaan bahan
ke udara yang pada satu waktu berat bahan akan konstan yang menunjukkan
bahwa air yang terkandung pada bahan sudah menguap semua.
Pada praktikum ini temperatur basah menunjukan konstan walaupun
kadang temperatur meningkat atau menurun tapi perubahannya tidak terlalu besar.
Seharusnya temperatur meningkat karena kadar air pada udara meningkat dan
menjadi jenuh, disebabkan karena udara panas yang masuk belum mencapai titik
jenuh. Saat udara bersinggungan dengan roti, air dalam roti menguap akibat
adanya perbedaan konsentrasi air pada roti dan udara (konsentrasi air pada roti
lebih besar dari udara) sehingga membuat kadar air pada udara meningkat dan
menjadi jenuh. Hal ini dibuktikan dengan temperatur basah yang meningkat.
Dari hasil data percobaan dibuat kurva antara berat dan waktu. Dari
pengamatan terlihat bahwa semakin lama berat bahan semakin berkurang, hal ini
menunjukan bahwa sedang terjadi proses penguapan dan ada satu waktu dimana
berat bahan menjadi konstan hal ini menunjukan bahwa kandungan air yang
terdapat pada bahan telah menguap semua. Dan diperoleh pada waktu 90 menit
dan seterusnya terlihat berat roti di dalam tray sudah mulai konstan.
Praktikum ini didapatkan nilai Ws (berat kering bahan di tray) sebesar
47,7 gr. Lalu dibuat grafik berat roti terhadap waktu. Kemudian diperoleh nilai
kandungan air total, kandungan kesetimbangan air, dan kandungan air dari setiap
waktu.

Waktu (menit)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130

Xt

X*

0.320755
0.02
0.300755
0.194969
0.0205
0.174469
0.190776
0.0215
0.169276
0.146751
0.0215
0.125251
0.127883
0.0182
0.109683
0.100629
0.021
0.079629
0.079665
0.0215
0.058165
0.062893
0.0215
0.041393
0.052411
0.021
0.031411
0.031447
0.02
0.011447
0.025157
0.0195
0.005657
0.016771
0.021
-0.00423
0.008386
0.0203
-0.01191
0
0.0182
-0.0182
Setelah itu buat kurva antara X terhadap waktu dan kurva antara R

terhadap X. dimana R didapatkan nilai dari hasil pengeringan roti di dalam oven
dengan rumus R = -

Ls
A

.(

dx
. Dari kurva ditarik garis yang diambil saat
dt

keadaan mulai kritis untuk memperoleh nilai Rc dan Xc. Dari kurva diperoleh
harga karakteristik yaitu :
Kandungan air kritik (Xc)
: 0,125
Laju pengeringan konstan (Rc)
: 0.00535405 kgH2O/jam.m2
Artinya tiap 1 jam banyaknya air yang menguap adalah 0,00535405 kg per
m2 roti.

Oleh Heryudion Kunto Wicaksono NIM.131411040


Pada praktikum kali ini adalah proses pengeringan suatu bahan. Proses
pengeringan itu sendiri adalah pengurangan air atau zat fluida lain dari zat padat,
sehingga kandungan zat cair pada zat padat tersebut kandungannya rendah. Tentu
setiap zat padat memiliki kandungan air yang berbeda-beda. Padatan yang tidak

dapat larut dan tidak berongga cenderung memiliki kandungan air yang rendah
seperti glass wool dan kaolin, berbeda dengan padatan yang dapat berongga
seperti roti kandungan airnya cukup banyak.
Proses pengeringan pada prinsipnya adalah menguapkan air. Cara yang
dilakukan dengan menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara
panas disekitar bahan, sehingga tekanan uap air pada bahan lebih besar dari pada
tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan terjadinya
aliran uap air dari bahan ke udara.
Ada berbagai macam alat pengeringan, seperti spray dryer, fluidized bed
dryer, continuous through circulation dryer, rotary dryer, dan tray dryer.
Praktikum kali ini menggunakan alat pengering tray dryer. Alat ini digunakan
untuk mengeringkan bahan yang berupa lembaran. Lembaran tersebut
ditempatkan pada tray. Prinsip kerja dari tray dryer adalah udara masuk kedalam
suatu lorong tertutup dengan bantuan blower kemudian udara dipanaskan dengan
pemanas kemudian udara panas mengenai permukaan suatu bahan. Pemberian
panas pada bahan mengakibatkan terjadinya perpindahan panas untuk
menguapkan uap air selanjutnya terjadi perpindahan uap air ke udara dimana
terjadi perpindahan massa yaitu pengeluaran massa uap air dari permukaan bahan
ke udara yang pada satu waktu berat bahan akan konstan yang menunjukkan
bahwa air yang terkandung pada bahan mengalami kesetimbangan dengan
kelembaban udara..
Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan laju pengeeringan,
menentukan harga Xc, Rc, dan X*. Bahan yang digunakan untuk dikeringkan
adalah roti yang dibentuk persegi dengan ketebalan kurang lebih 1 cm dan berat
keseluruhan sampel dan tray adalah 252.9 gram sedangkan untuk berat basah
sampel 63 gram. Udara pengering akan dilalirkan sejajar dengan permukaan tray.
Tebal pengisian bahan dapat mempengaruhi waktu pengeringan. Semakin tebal
pengisian bahan pada tray menyebabkan critical moisture content naik sehingga
waktu pengeringan akan bertambah.
Dilihat dari data percobaan dibuat kurva berat roti dan waktu,
menunjukkan penuruan pada berat roti. Hal ini menunjukkan berkurangnya

kandungan air pada roti seiring bertambahnya waktu. Berkurangnya kandungan


air ini tentu berkaitan dengan kelembaban. Semakin lama proses pengeringan
dengan temperature yang konstan, semakin kecil kelembaban dari suatu bahan
tersebut. Hal ini dikarenakan air yang menguap di bahan tersebut. Pada proses
pengeringan udara yang memasuki pengeringan jarang sekali dalam keadaan
kering, tetapi selalu mengandung kelembaban yang relatif. Oleh karena itu, suatu
bahan padat yang basah tidak dapat dikeluarkan kandungan airnya dengan udara
masuk karena udara masuk memiliki kandungan kelembaban pula. Hal ini disebut
kebasahan keseimbangan, dimana kandungan air suatu bahan padat akan sama
dengan kelembaban udara masuk.
Praktikum ini dilakukan pada temperature pemanasan 650C. Berat basah
sample 4,24 gr, dan berat kering sample 2,76 gr. Dari data ini didapatkan nilai Ls
(berat kering bahan di tray) sebesar 41,009 gr. Kemudian dibuat grafik kadar air
terhadap waktu. Dari kurva kadar air Vs waktu diperoleh persamaan linier x =
-0,002t + 0,208. Persamaan ini dijadikan persamaan diferensialnya yaitu
dx
=0,002 . Kemudian dibuat kurva antara dx/dt terhadap waktu. Nilai dari
dt
Ls
dx
sehingga
persamaan ini diplotkan kedalam rumus Rc = . (
A
dt
diperoleh nilai 0,00535405 kgH2O/jam.m2. Kemudian dibuat grafik antara laju
pengeringan (R) terhadap kadar air (X). Dari grafik diperoleh 3 harga karakteristik
yaitu :
Kandungan air kritik (Xc)
: 0,125
Laju pengeringan konstan (Rc)
: 0,00535405 kgH2O/jam.m2
Dari perhitungan diperoleh laju pengeringan konstan sebesar 0.00535405
kgH2O/jam.m2. Artinya tiap 1 jam banyaknya air yang menguap adalah
0.00535405 kg per m2 roti.

Oleh Rizki Abi Karomi NIM.131411048

Pada praktukum ini dilakukan proses pengeringan dengan sistem tray dryer.
Proses pengeringan dilakukan dengan melewatkan udara dari lingkungan dengan
blower kemudian dilewatkan pada pemanas dalam hal ini kumparan yang akan

memanaskan udara dan mengurangi kadar kelembaban pada udara. Kandungan air
pada bahan yang digunakan yaitu roti teruapkan karena adanya udara panas yang
mengalir pada tray. Proses penguapan ini berlangsung hingga mencapai
kesetimbangan dengan udara yang dilewatkan sehingga air yang terdapat pada roti
tidak dapat teruapkan lagi karena kandungan uap air pada bahan sudah sama
dengan kanungan air pada udara. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat keadaan
kelembaban udara sangat berpengaruh pada proses, karena pada praktikum tray
dryer ini udara tidak dikeringkan terlebih dahulu.
Pada percobaan ini pertama dilakukan pengeringan bahan dengan ukuran
tertentu dengan oven untuk mendapatkan berat bahan solid yaitu kondisi dimana
sudah tidak ada uap air pada bahan yang digunakan. Kemudian bahan yang akan
dikeringkan dipotong dengan ukuran tertentu dan ditimbang berat basahnya
(kondisi awal). Berat basah awal didapat sebesar 252.9 gram. Kemudian
menganalisa %kelembaban dari udara sekitar. Setelah itu dilakukan proses dengan
menyalakan blower dan pemanas dan dianalisa kelembaban udara keluar tray
dryer dan kelembaban udara masuk tray dryer. Proses dilakukan hingga
penguapan air pada bahan mencapai kesetimbangan dengan udara yang dialirkan.
Dari data yang diperoleh terlihat terjadi penurunan berat roti dan
kandungan kelembaban air pada roti hingga berada pada berat yang konstan.
Kondisi berat yang konstan ini menunjukan keadaan kadar air pada roti sudah
setimbang dengan udara panas yang ditiupkan. Kemudian data nilai kelembaban
setiap waktu (Xt) yang didapatkan digunakan unuk mencari nilai
kesetimbangannya pada grafik psychometric. Setelah didapat nilai (X *) maka
akan dapat ditenukan nilai kandungan air bebasnya (X) dengan persamaan X=XtX*. kemudian plot nilai kandungan air bebas terhadap waktu maka akan didapat
persamaan x = -0,002t + 0,208 yang kemudian dijadikan persamaan
dx
=0,002 yang digunakan untuk menentukaan laju
differensialnya menjadi
dt
Ls
dx
kemudian dibuat
pengeringan (R) melalui persamaan Rc = .(
A
dt
kurva nilai R vs X. dan didapat nilai kandungan kritik air (Xc) dengan menarik
garis pada laju penguapan air tertinggi sehingga didapat nilai Xc sebesar 0,125
dan nilai laju penguapan konstan (Rc) sebesar 0,00535405 kgH2O/jam.m2. nilai
laju penguapan konstan ini menunjukan bahwa terdapat 0,00535405 kgH2O yang
menguap setiap jam dengan luas permukaan tertentu.

Oleh Teguh Nugraha NIM.131411054


Pada praktikum ini, kami bertujuan untuk mengeringkan bahan roti dengan
metode tray dryer. Tray dryer berfungsi untuk mengeringkan bahan padat yang
bebentuk lembaran yang disimpan didalam tray. Tray dryer bekerja secara
adiabatik dimana lembaran roti dikontakan langsung dengan udara panas. Panas
dialirkan dengan bantuan blower sehingga udara panas tersebut melintasi
lembaran permukaan padatan. Permukaan roti yang memiliki konsentrasi air yang
lebih tinggi dibandingkan dengan udara panas kering yang dilewatkan sehingga
memberikan respon transfer molekul air dari roti menuju udara panas,akibatnya
udara yang keluar dari tray memiliki konsentrasi yang jenuh dan roti mengalami
penurun kadar air.
Pada praktikum bahan yang dikeringkan adalah roti. Bahan dilakukan
pengukuran luas permukaan untuk tray dan oven. Untuk pengukuran luas
permukaan diukur dari permukaan atas dan bawah. kemudian bahan dan berat
awal ditimbang untuk mengetahui kandungan berat bersih. Roti sebagai zat padat
basah dikontakkan dengan udara yang kelembabannya lebih rendah dari
kandungan kebasahan roti maka roti akan melepaskan sebagian dari kebasahannya
dan mengering sampai seimbang dengan udara.

Udara ( )
Kering in
25
26
27
27
27
26
26
27
27
28
28
28
27.5
27

Kering
out
24
24
24
24
24
25
26
25
25
27
26
26
27
25

Basah in
25.5
26.2
27.1
27
27
26.5
26
28
30
29
29
29
30.5
29

Basah
out
23.5
23.5
23.9
24
24
24
25
25
25
26
25.5
25
25
24.5

Setelah mendapat data suhu konstan berturut-turut dengan waktu selama


130 menit, praktikan mengakhiri proses pengeringan. Diperoleh hasil suhu udara
kering dan basah keluaran 32 dan 24, sedangkan udara kering dan basah masukan
25 dan 22.5, kandungan air di dalam roti belum terbawa semua oleh udara, hal ini
menunjukkan kandungan air keseimbangan yaitu udara yang memasuki
pengeringan jarang sekali dalam keadan yang sangat kering, selalu mengandung
kebasahan yang mempunyai kelembapan tertentu. Oleh sebab itu, kandungan
kebasahan di dalam roti dari pengeringan tidak bisa kurang dari kebasahan
keseimbangan yang berkaitan dengan kelembapan udara masuk. Proses
pengeringan roti maksimal tidak dapat diketahui kapan suhu pengeringan keluaran

akan sama persis dengan udara masuk karena udara masuk juga mengandung
kelembaban.
Selanjutnya dengan cara memplot suhu basah dan kering suhu keluaran
pada grafik Physchometric akan diketahui berapa keseimbangan air (%humidity).
Lalu di plotkan lagi ke grafik %humidity roti akan di peroleh X* demikian :
Table hasil %humidity
X*
0.02
0.0205
0.0215
0.0215
0.0182
0.021
0.0215
0.0215
0.021
0.02
0.0195
0.021
0.0203
0.0182
Dari data ini kesesimbangan air per 10 menit fluktuatif, awalnyakeseimbangan air
berkurang, pada menit selanjutnya keseimbangan airnya naik lagi dikarenakan
udara masuk yang kontak dengan roti tidak benar-benar kering. Untuk
mendapatkan nilai kandungan air dan laju penguapanpercobaan, terlebih dahulu
menghitung Xt dengan cara menimbang berat produk per 10 menit lalu setelah
pengeringan konstan didapat berat kering pada tray 47.7 gram dan berat kering
dari oven yang diset pada suhu 100 2.76 gram dibagi berat kering tray lalu
dikurang keseimbangan air(X*)didapatkankandungan air bebas(X).
Selanjutnya mencari laju penguapan dengan menghitung berat kering dan basah
pada oven per luas permukaanroti di ovendikalikan dengan delta kandungan air
per delta waktu.

Dari grafik laju penguapan terhadap kandungan air diperolehlaju penguapan


konstan 0.0053 kg H2O/jam.m2 saat kandungan air kritis 0.125, laju penguapan
konstan ini ditentukan pada titik maksimal karena setelah titik ini dipastikan laju
penguapan air cenderung menurun yang akhirnya kandungan air semakin
mengecil karena penguapan.

VIII.

SIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

Kandungan air kritik (Xc)


Laju pengeringan konstan (Rc)

: 0.125
:0.00535405 kgH2O/jam.m2

Mekanisme yang terjadi pada percobaan ini adalah perpindahan energi dari
lingkungan untuk menguapkan air yang terdapat di permukaan benda padat dan
perpindahan massa air yang terdapat di dalam benda ke permukaan.
Semakin lama waktu yang digunakan dalam pengeringan metoda tray
dryer, berat sampel akan semakin konstankarena air yang terdapat dalam sampel
telah berada pada keseimbangannya dengan kelembaban udara pengering yang
digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa tahun. Teknologi Pengolahan Bahan Pangan. Bogor :


http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pengolahan
%20Pangan/bab8.php
Rohman, Saeful. 2008. Teknologi Pengeringan Bahan Makanan. Tanpa kota :
http://majarimagazine.com/2008/12/teknologi-pengeringan-bahan-makanan/
Sianipar,

Roy.

2009.

Pengeringan.

http://royfensianiparboy.wordpress.com/

Tanpa

kota

LAMPIRAN
Kadar pengeringan tray dryer =
Kadar pengeringan oven =
Xt=

47.7
100 =75.71
63

2.76
100 =65.09
4.24

W Ws
kg total air
Ws kg padatan kering

W
0.063
0.057
0.0568
0.0547
0.0538
0.0525
0.0515
0.0507
0.0502
0.0492
0.0489
0.0485
0.0481
0.0477

Ws
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047
0.047

W-Ws
0.016
0.01
0.0098
0.0077
0.0068
0.0055
0.0045
0.0037
0.0032
0.0022
0.0019
0.0015
0.0011
0.0007

X= Xt-X*
Xt
0.3207
55
0.1949
69
0.1907
76
0.1467
51
0.1278
83
0.1006
29
0.0796
65
0.0628
93
0.0524
11
0.0314

X*
0.02
0.0205
0.0215
0.0215
0.0182
0.021
0.0215
0.0215
0.021
0.02
0.0195
0.021
0.0203
0.0182

Xt-X*
0.3007
55
0.1744
69
0.1692
76
0.1252
51
0.1096
83
0.0796
29
0.0581
65
0.0413
93
0.0314
11
0.0114

W-Ws/Ws
0.340425532
0.212765957
0.208510638
0.163829787
0.144680851
0.117021277
0.095744681
0.078723404
0.068085106
0.046808511
0.040425532
0.031914894
0.023404255
0.014893617

47
0.0251
57
0.0167
71
0.0083
86

47
0.0056
57
0.0042
3
0.0119
1
-0.0182

Ls=

berat sample kering oven


x berat bahan ditray t=0
berat sample basah oven

Berat sample

Berat sample

Berat bahan tray

basah (Kg)

kering (Kg)

t0

Ls

(Kg)
0.0042

0.0027

4
0.0040

6
0.0027

7
0.0036

6
0.0027

9
0.0034

6
0.0027

1
0.0031

6
0.0027

8
0.0030

6
0.0027

1
0.0028

6
0.0027

9
0.0028

6
0.0027

66
0.0618

1
0.0027

6
0.0027

79
0.0623

9
0.0027

6
0.0027

23
0.063
0
0
0
0

0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063
0.063

0.0410
09
0.0427
22
0.0471
22
0.0509
91
0.0546
79
0.0577
67
0.0601

R=-

lsdx
Adt
Ls

0.04100
9
0.04272
2
0.04712
2
0.05099
1
0.05467
9
0.05776
7
0.06016
6
0.06187
9
0.06232
3
0.063

A
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002

dx
0
-0.006
-0.0002
-0.0021
-0.0009
-0.0013
-0.001
-0.0008
-0.0005
-0.001
-0.0003
-0.0004
-0.0004
-0.0004

dt
0
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

R
0
0.00427
22
0.00047
122
0.00535
405
0.00246
056
0.00375
486
0.00300
83
0.00247
516
0.00155
808
0.00315
0
0
0
0
0

Вам также может понравиться