Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada klien
dengan ARTRITIS REUMATOID dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ilmu
keperawatan serta sebagai syarat menempuh ujian semester.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Gorontalo,
Penyusun
Maret 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat sistemik, progresif,
cenderung kronis yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari
sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang di perantarai oleh imunitas dan tidak
diketahui sebabnya. Biasanya terjadi destruksi sendi progresif walaupun episode peradangan
sendi dapat mengalami masa remisi.
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronis yang paling sering ditemukan pada sendi.
Insiden puncak antara usia 40-60 tahun, lebih sering pada wanita daripada pria dengan
perbandingan 3:1. Penyakit ini menyerang sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki, dan
sendi besar pada lutut, panggul, serta pergelangan tangan.
B.
Tujuan
Tujuan Umum
Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini yakni
BAB II
ARTRITIS REUMATOID
A.PENGERTIAN
Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasi dan membrane sinovial yang
mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. (susan Martin
Tucker.1998)
Artritis reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial
dari persendian dan umumnya di tandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas, dan keletihan. (Diane C.Baughman.2000)
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama
poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjou. 2001)
artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat sistemik, progresif,
cenderung kronis yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari
sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang di perantarai oleh imunitas dan tidak
diketahui sebabnya. Biasanya terjadi destruksi sendi progresif walaupun episode peradangan
sendi dapat mengalami masa remisi.
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronis yang paling sering ditemukan pada sendi.
Insiden puncak antara usia 40-60 tahun, lebih sering pada wanita daripada pria dengan
perbandingan 3:1. Penyakit ini menyerang sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki, dan
sendi besar pada lutut, panggul, serta pergelangan tangan.
B. ETIOLOGI
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Beberapa teori yang dikemukakan mengenai
penyebab artritis reumatoid adalah:
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga karena faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini
bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan oleh virus dan
organisme mikoplasma atau grup difteroid yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari
tulang rawan sendi klien. Penyakit ini tidak dapat di buktikan hubungan pastinya dengan
genetik. Terdapat kaitan dengan tanda genetik seperti HLA-Dw4 dan HLA-DR5 pada orang
kulit putih. Akan tetapi, pada orang amerika kulit hitam, jepang, dan indian Chippewa hanya
ditemukan kaita dengan HLA-Dw4. Hipotesis terbaru tentang penyebab penyakit ini adalah
adanya faktor genetik yang mengarah pada perkembangan penyakit setelah terjangkit
beberapa virus, seperti infeksi virus Epstein-Barr.
Kelainan yang dapat terjadi pada artritis reumatoid adalah sebagai berikut:
1. Kelainan pada sinovia. Kelainan artritis reumatoid dimulai pada sinovia berupa
sinovitis. Pada tahap awal terjadi hiperemia dan pembengkakan pada sel-sel yang
meliputi sinovia disertai infiltrasi limfosit dan sel-sel plasma. Selanjutnya terjadi
pembentukan vilus yang berkembang keruang sendi dan terjadi nekrosis dan
kerusakan dalam ruang sendi. Pada pemeriksaan mikroskopik, ditemukan daerah
nekrosis fibrinoid yang diliputi oleh jaringan fibroblas membentuk garis radial ke arah
bagian yang nekrosis.
2. Kelainan pada tendo. Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai invasi kolagen yang
dapat menyebabkan ruptur tendo secara parsial atau total.
3. Kelainan pada tulang. Kelainan yang terjadi pada daerah artikular dibagi dalam tiga
stadium:
Stadium I (stadium sinovitis). Pada tahap awal terjadi kongesti vaskular,
proliferasi sinovial disertai infiltrasi lapisan subsinovial oleh sel-sel polimorfi
limfosit dan sel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur kapsul sendi
disertai pembentukan vili pada sinovium dan efusi pada sendi/pembungkus
tendo.
sendi disebabkan oleh enzim proteolitik dan jaringan vaskular pada lipatan
sinovia serta jaringan granulasi yang terbentuk pada permukaan sendi (panus).
Erosi tulang terjadi pada bagian tepi sendi akibat invasi jaringan granulasi dan
resorpsi osteoklas. Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai invasi kolagen
sendi,
hiperplasia
folikular,
peningkatan
aktivitas
sistem
Saraf. Pada saraf terjadi perubahan jaringan perineural berupa nekrosis fokal,
reaksi epitelioid, serta infiltrasi leukosit yang menyebabkan neuropati
C. MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang
mengalami masalah.
Gambaran klinis artritis reumatoid sangat bervariasi bergantung pada keluhan yang ada,
distribusi, stadium, dan progresivitas penyakit. Gejala awal terjadi pada beberapa sendi
sehingga disebut poliartritis reumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi
tangan, pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu, serta sendi
panggul, dan biasanya bersifat bilateral/simetris. Akan tetapi kadang artritis reumatoid dapat
terjadi hanya pada satu sendi dan disebut artritis reumatoid mono-artikular.
Stadium awal biasanya di tandai dengan gangguan keadaan umum berupa
malaise,
penurunan berat badan,
rasa capek,
sedikit panas (demam),
anemia.
Gejala lokal yang terjadi dapat berupa
pembengkakan,
nyeri,
gangguan gerak pada sendi metakrpofalangeal
kriteria tanda dan gejala artritis reumatoid (American Rheumatism Association) yaitu:
1. Kekakuan sendi jari tangan pada pagi hari (morning stiffness)
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi
3. Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan) pada salah satu
sendi secara terus menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5. Pembengkakan sendi yang bersifat simetris
6. Nodul subkutan pada daerah tonjolan tulang di daerah ekstensor
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada artritis reumatoid
8. Uji aglutinasi faktor reumatoid
9. Perubahan karakteristk histologis palisan sinovia
10. Gambaran histologis yang khas pada nodul
11. Pengendapan cairan caousin yang jelek
D. PATOFISIOLOGI
E. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
F. KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gatritis dan ulkus peptik yang
merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat
pengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirheumatoid drugs,DMARD) yang
menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan antara
akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat
ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
G. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian terapi
2. Pengaturan aktivitas dan istirahat
3. Kompres panas dan dingin
4. Diet
5. pembedahan
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ARTRITIS REUMATOID
Pengkajian
1. Anamnesis.( nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya)
Umumnya keluhan utama reumatoid artritis adalah nyeri pada daerah sendi yang
mengalami masalah,untuk itu pengkajian yang lengkap mengenai nyeri dengan
menggunakan metode PQRST.
Provoking Incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah peradangan.
Quality of Pain
: nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat
menusuk.
Region, Radiation, Relief: nyeri dapat menjalar atau menyebar, dan nyeri terjadi di
sendi yang mengalami masalah.
Severity (scale) of Pain
: nyeri yang dirasakan ada di antara 1-3 pada rentang
skala pengukuran 0-4
Time
: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
perlu dikaji jenis obat yang digunakan (NSAID, antibiotik, dan analgesik)
Riwayat penyakit keluarga: kaji apakah ada dari generasi terdahulu yang mengalami
2. Pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik mungkin ditemukan tenosinositis pada daerah ekstensor
pergelangan tangan dan fleksor jari. Pada sendi besar (mis, sendi lutut), gejala
peradangan lokal berupa pembengkakan, nyeri, serta tanda efusi sendi. Kurang lebih
25% dari klien akan mengalami masa remisi, tetapi serangan akan timbul kembali
seperti semula. Pada stadium lanjut, terjadi kerusakan sendi dan deformitas yang
bersifat
permanen,
selanjutnya
timbul
ketidakstabilan
sendi
akibat
ruptur
teraba. Pada auskultasi, ada suara S1 dan S2 tunggal dan tidak ada murmur
Pemeriksaan sistemik (Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat
mengeluh pusing dan gelisah.
Kepala dan wajah : ada sianosis.
Mata
: sklera biasanya tidak ikterik
Leher
: Biasanya JVP dalam batas normal
Telinga
pada otot wajah dan refleks kornea biasanya tidak ada kelainan.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah simetris.
Saraf VIII. Tidak ditemukan tuli konduktif atau tuli persepsi.
Saraf IX dan X. Kemampuan menelan baik.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapesiuz.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
sehari-hari.
DIAGNOSA
RENCANA KEPERAWATAN
No
1.
Diagnosa
Tindakan
keperawatan
(NIC)
Pain
Domain 12
Kelas 1
keperawatan selama .x
Kode dx (00132)
Nyeri akut
pengkajian nyeri
secara
Factor
Berhubungan
dengan:
Agens
cedera
Biologis,
zat
mis.
kimia,
fisik, psikologis
Batasan karakteristik:
darah
Perubahan
frekuensi
jantung
Perubahan
frekuensi
pernapasan
Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu
mengontrol
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
management
Lakukan
durasi,
frekuensi,
menggunakan
tehnik non-farmakologi
kualitas
factor presipitasi
Observasi reaksi
(mencari bantuan)
Melaporkan
bahwa
dan
n
Gunakan tehnik
komunikasi
Laporan isyarat
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan
(skala,
frekuensi,
nyeri)
Menyatakan
intensitas,
dan
tanda
mengetahui
pengalaman
rasa
perilaku
nyaman setelah nyeri
Masker wajah
berkurang
Perilaku berjaga-jaga
Tanda
vital
dalam
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang
rentang normal
dapat diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan
nyeri
terapeutik untuk
nyeri klien
Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
Evaluasi
pengalaman
nyeri
masa
lampau
Evaluasi
bersama
secara verbal
klien
dan
tim
kesehatan
lain
tentang
ketidakefektifan,
control
nyeri
masa lampau
Bantu klien dan
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan
dukungan
Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan
dan kebisingan
Kurangi factor
presipitasi nyeri
Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi
non farmakologi
dan
interpersonal)
Kaji tipe dan
sumber
nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Ajarkan tentang
tehnik
non
farmakologi
Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasikan
dengan dokter
Analgesic
administration
Tentukan
lokasi
karakteristik,
kualitas
derajat
dan
nyeri
sebelum
pemberian obat
Cek
instruksi
dokter
tentang
dan frekuensi
Cek
riwayat
alergi
Beri analgetik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari
analgesic
ketika
pemberian lebih
dari 1
Tentukan pilihan
analgesic
tergantung
dan
tipe
beratnya
nyeri
Tentukan
analgesic pilihan
, rute pemberian
dan
dosis
optimal
Pilih
rute
pemberian
secara IV, IM,
untuk
pengobatan
nyeri
secara
teratur
Monitor
vital
sign
sebelum
dan
sesudah
pemberian
analgesic
pertama kali
Berikan
analgesic
tepat
waktu terutama
2.
Nyeri kronik
Domain 12
keperawatan selama x
management
-
Ketunadayaan fisik
Ketunadayaan
Batasan karakteristik
-
kemampuan
meneruskan aktifitas
-
sebelumnya
Anorexia
Atrofi kelompok otot
yang terserang
Perubahan pola tidur
Skala keluhan (mis
penggunaan
skala
nyeri
Depresi
Masker wajah (mis
mata
kurang
bercahaya,
tampak
durasi,
frekuensi,
kualitas
-
nonfarmakologi
ketidaknyamana
untuk
n
Gunakan teknik
mengurangi
nyeri
Melaporkan bahwa
terapeutik untuk
mengetahui
berkurang
pengalaman
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali
nyeri
(skala,
intensitas frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan
rasa
nyaman
nyeri berkurang
Tanda-tanda
vital
factor presipitasi
Observasi reaksi
non verbal dari
dengan
dan
tehnik
nyeri
karakteristik,
penyebab nyeri)
Mampu
komprehensif
(tahu
menggunakan
Hambatan
secara
Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu mengontrol
nyeri
psikososial kronis
Lakukan
pengkajian nyeri
Nyeri kronik
Berhubungan dengan :
dalam
setelah
rentang
nyeri klien
Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
Evaluasi
pengalaman
nyeri
Evaluasi
bersama
klien
masa lampau
Evaluasi
bersama
klien
berulang
Sikap
melindungi
area nyeri
Iritabilitas
Perilaku
protektif
normal
dan
tim
kesehatan
lain
tentang
ketidakefektifan
control
-
nyeri
masa lampau
Bantu klien dan
keluarga
untuk
menemukan
-
dukungan
Control
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
seperti
suhu
ruangan
pencahayaan
-
dan kebisingan
Kurangi factor
presipilitasi
nyeri
Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
nonfarmakologi,
dan
-
interpersonal)
Kaji tipe dan
sumber
nyeri
untuk
melakukan
-
intervensi
Ajarkan tentang
tehknik
farmakologi
Berikan
analgesic untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
control nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasi
dengan dokter
Analgesic
administration
Tentukan lokasi,
karakteristik
kualitas
dan
derajat
nyeri
sebelum
-
pemberian obat
Cek
instruksi
dokter
tentang
dan frekuensi
Cek
riwayat
alergi
Pilih analgesic
ketika
pemberian lebih
dari satu
Tentukan pilihan
analgesic
tergantung
dan
tipe
beratnya
nyeri
Tentukan
analgesic
pilihan,
rute
pemberian, dan
-
dosis optimal
Pilih
rute
pemberian
secara IV, IM
untuk
pengobatan
nyeri
secara
teratur
Monitor
vital
sign
sebelum
dan
sesudah
pemberian
analgesic
-
pertama kali
Berikan
analgesic
tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat.
3.
NOC :
Berhubungan dengan :
Joint
- Gangguan
metabolisme
sel
Movement
: Exercise
perkembangan
- Pengobatan
- Kurang
support
lingkungan
- Keterbatasan
ketahan
kardiovaskuler
- Kehilangan
integritas
struktur tulang
- Terapi pembatasan gerak
pengetahuan
therapy
ambulation
Active
Mobility Level
- Keterlembatan
- Kurang
NIC :
Monitoring
vital
sign
Transfer performance
sebelm/sesudah
latihan
keperawatan
selama.gangguan
latihan
mobilitas
fisik
teratasi
dan
lihat
Konsultasikan
tentang
ambulasi
aktivitas fisik
rencana
sesuai
dengan kebutuhan
tentang
kegunaan
pergerakan fisik
peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan
perasaan
meningkatkan kekuatan
dengan usia
dan
persepsi
sensori
tongkat
kemampuan
terhadap cedera
berpindah
- Kerusakan
untuk
dan
Memperagakan
muskuloskeletal
saat
dalam
menggunakan
mobilisasi
kesehatan
(walker)
Kaji
kemampuan
pasien
neuromuskuler
dalam
mobilisasi
- Intoleransi
aktivitas/penurunan
pemenuhan
kebutuhan
ADLs
secara
- Kerusakan kognitif
sesuai kemampuan
untuk
hidup
dan
bantu
penuhi
kebutuhan
ADLs
ps.
umum
klien
memerlukan.
DO:
gerakan
(penurunan
untuk
berjalan,
kecepatan,
kesulitan
memulai
langkah pendek)
- Keterbatasan
dan
mobilisasi
yang
deconditioning
Dampingi
memulai gerak
- Gaya
mandiri
motorik
Ajarkan
pasien
bagaimana
merubah posisi dan
berikan
bantuan
jika diperlukan
disertai
nafas
stabilan
posisi
NOC :
Kelas : 5
Kode NDX 00108
NIC :
Definisi :
Kriteria Hasil :
Klien
bau badan
Menyatakan
Batasan Karakteristik :
terbebas
dari
kenyamanan terhadap
Ketidakmampuan
kemampuan
untuk
melakukan
untuk mandi
Ketidakmampuan
ADLs
Dapat
melakukan
untuk makan
Ketidakmampuan
kemampuan klien
perawatan
klien
klien
untuk
alat-alat
bantu
untuk
kebersihan
diri,
berpakaian,
utntuk toileting
Faktor
Monitor
untuk
ADLs
berhias, toileting,
yang
berhubungan :
dan makan
Sediakan bantuan
sampai
klien
Kelemahan
Kerusakan kognitif
mampu
secara
utuh
untuk
atau perceptual
Kerusakan
melakukan
self-
care
Dorong
klien
neuromuskular / otot
otot sraf
untuk
melakukan
aktivitas
sehari-
melakuakn secara
mandiri, tapi beri
bantuan
ketika
keluarga
untuk
mendorong
kemandirian,
untuk memberikan
kemampuan hanya
jika pasien tidak
mampu
melakuakannya
Berikan aktivitas
rutin
sehari-hari
sesuai kemampuan
Pertimbangkan
usia
klien
jika
mendorong
pelaksanaan
aktivitas
sehari-
hari
5.
Domain 6
Kelas 3
Kode NDx 00118
Gangguan citra tubuh
Definisi : konfusi dalam
gambaran mental tentang
diri-fisik individu
Body image
Self esteem
Criteria Hasil :
Body image positif
Mampu
mengidentifikasi
kekuatan personal
Body
image
enchancement
Kaji
secara
respon
terhadap
tubuhnya
Batasan karakteristik :
Perilaku
mengenal
tubuh individu
Perilaku
menghindari
individu
Perilaku
tubuh
Mendiskripsikan
secara
actual
frekuensi
perubahan
fungsi
mengkritik
tubuh
Mempertahankan
interaksi sosial
perawatan,
tubuh individu
Respon
nonverbal
kemajuan
terhadap
nonverbal
pada
tubuh
(mis;
penampilan,struktur,
fungsi)
Mengungkapkan
perasaan
yang
mencerminkan
perubahan
pandangan
tentang
yang
mencerminkan
perubahan
individu
dalam penampilan
Objektif
Perubahan
actual
klien
perasaannya
Identifikasi arti
pengurangan
persepsi
perubahan
penyakit
Dorong
mengungkapkan
penampilan,struktur,
fungsi)
Respon
dan
prognosis
terhadap perubahan
(mis;
dirinya
Jelaskan tentang
pengobatan,
memantau
Monitor
melalui
pemakaian
alat
bantu
Fasilitasi kontak
dengan individu
lain
dalam
kelompok kecil
pada fungsi
Perubahan
actual
pada struktur
Perilaku mengenali
tubuh individu
Perilaku memantau
tubuh individu
Perubahan
dalam
kemampuan
memperkirakan
hubungan
special
tubuh
terhadap
lingkungan
Perubahan
dalam
keterlibatan social
Perluasan
batasan
tubuh
untuk
menggabungkan
objek
lingkungan
lingkungan
Secara
sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
Kehilangan
bagian
tubuh
Tidak melihat bagian
tubuh
Tidak
menyentuh
bagian tubuh
Trauma pada bagian
yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
Subjektif
Depersonalisasi
kehilangan
melalui
kata
ganti
yang
netral
Depersonalisasi
bagian melalui kata
ganti yang netral
Penenkanan
pada
kekuatan
yang
tersisa
Ketakutan terhadap
reaksi orang lain
Focus
pada
penampilan
lalu
Perasaan
masa
negative
tentang sesuatu
Personalisasi
kehilangan
dengan
menyebutkannya
Focus
pada
perubahan
Focus
pada
kehilangan
Menolak
memverivikasi
perubahan actual
Mengungkapkan
perubahan
gaya
hidup
Faktor
yang
berhubungan :
Biofisik, kognitif
Budaya,
tahap
perkembangan
Penyakit, cedera
Perceptual,
psikososial, spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Artritis reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran
sinovial dari persendian dan umumnya di tandai dengan nyeri persendian, kaku sendi,
penurunan mobilitas, dan keletihan. (Diane C.Baughman.2000).
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga karena faktor autoimun dan infeksi. Autoimun
ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan oleh virus dan
organisme mikoplasma atau grup difteroid yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari
tulang rawan sendi klien. Penyakit ini tidak dapat di buktikan hubungan pastinya dengan
genetik.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu saya mengharapkan dan saya menerima dengan tangan terbuka masukan ataupun
saran yang dapat mendukung dan membangun demi kesempurnaan pembuataan makalah ini
dari pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Arif Muttaqin, S.Kep.2008.Buku Ajar ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL.Jakarta:EGC