Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
METODOLOGI
A.
PENDEKATAN TEKNIS
Syarat-Syarat Bangunan
I.
semacam itu yang merupakan bagian dari perlengkapan kebun, asal segala
sesuatu itu menurut pendapat Kepala Daerah, dapat menambah keindahan
pemandangan umum dari halaman muka. Pada tipe bangunan lain, halaman
muka harus dipisahkan dari jalan menurut cara yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah, dan dilarang mempergunakan kawat berduri sebagai pagar pemisah di
sepanjang jalan-jalan umum. Sedang untuk rumah-rumah, pekaranganpekarangan atau kebun yang saling menempel maka setiap pemilik rumah atau
halaman itu berhak menuntut pemilik pekarangan tetangganya untuk bersamasama membuat atau memperbaiki pagar/alat penutupan yang membatasi
rumah, pekarangan atau kebun mereka. Dalam hal Pekerjaan Perencanaan
Teknis
Pembangunan
Gedung
Kantor
Polres
Pulau
Taliabu
Kabupaten Pulau Taliabu ini, maka jarak antar bangunan harus disesuaikan
dengan fungsi dan ketinggian bangunan yang sudah ada dan yang akan
diadakan pada tahap selanjutnya. Harus diperhatikan juga hubungan dengan
bangunan lain sesuai dengan fungsi bangunan serta pola kegiatan yang ada
dalam lingkungan/kompleks tersebut.
Supaya tanah persil bangunan itu dibersihkan dari bahan-bahan dan cam-
dengan
tanah
sampai rata dan baik, dan dibuat cukup miring (berlereng) agar air dapat
dialirkan ke luar dari bangunan.
II. Syarat-Syarat Bangunan
Syarat-syarat suatu bangunan antara lain ialah:
1. Tersedia jumlah ruangan yang cukup dengan luas lantai dan isi yang cukup
besar, agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan fungsi bangunan
tersebut, serta terjamin kebebasannya (privacy) dan tidak ada gangguan dari
luar.
2. Memiliki tata letak ruangan yang baik, sehingga:
- Hubungan antara ruangan di dalam bangunan menjadi lancar.
atas
keadaan
yang
paling
tidak
menguntungkan,
mengenai
Struktur Utama
Bisa dibagi menjadi :
a. Sub Structure atau Pondasi
Fondasi bangunan harus diletakkan pada dasar tanah yang cukup kuat
menahannya. Untuk tujuan itu, dilakukan penyelidikan tanah, guna
menentukan lapisan tanah padat dengan daya dukung yang cukup besar,
sehingga menjamin kekokohan landasan fondasi bangunan. Fondasi
bangunan harus diperhitungkan dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri, beban-beban berguna dan gaya-gaya luar, seperti
tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain, dan tidak boleh terjadi penurunan
fondasi setempat ataupun penurunan fondasi yang merata lebih dari batasbatas tertentu,
Bentuk fondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah
keletakan bangunan, sedang dalamnya fondasi ditentukan oleh keletakan
tanah padat yang mendukung fondasi. Fondasi pada tanah bangunan yang
miring lebih dari 10% harus dibuat rata atau merupakan tangga dengan bagian atas dan bawah fondasi mendatar, karena bila fondasi dibuat melereng
mengikuti miring tanah bangunan, maka terdapat bahaya fondasi akan
tergeser oleh tekanan bangunan.
Secara umum ada 2 jenis fondasi :
- Fondasi menerus atau fondasi dangkal (shallow foundation), digunakan
bila lapisan tanah padat dengan daya dukung yang cukup besar, letaknya
tidak dalam. Dasar fondasi langsung selain harus terletak di atas tanah
padat, juga harus terletak di bawah lapisan-lapisan tanah yang masih dipengaruhi oleh iklim, antara lain gerusan erosi, susut muai atau retakretak pada tanah liat di musim kemarau. Karena itu, kedalaman dasar
fondasi minimal 0,80 m sampai 1 m di bawah permukaan tanah. Fondasi
langsung dapat dibuat dari pasangan batu kali atau batu bata,
beton/beton bertulang, tetapi yang terbanyak digunakan ialah batu kali,
karena pasangan batu kali murah, awet dan daya dukungnya besar.
Untuk fondasi dinding, ukuran lebar puncak fondasi harus sekurangkurang nya 5 cm lebih tebal dari dindingnya.
sloff
dan
balok-balok.
Dalam
keadaan
tertentu
bisa
juga
Struktur Atap
Atap bangunan berguna sebagai payung yang melindungi bangunan di
bawahnya dari pengaruh panas matahari, hempasan air hujan dan tiupan angin.
Secara umum struktur atap harus didasarkan atas perhitunganperhitungan yang
teliti dan dapat dipertanggungjawabkan. Kecuali untuk struktur atap yang
sederhana, tidak disyaratkan adanya perhitunganperhitungan.
Bidang atap harus merupakan bidang yang rata, kecuali pada bentuk atap
khusus, seperti parabola, kupola dan lain-lain. Kemiringan atap harus
disesuaikan dengan bahan penutup atap yang digunakan. Untuk genteng,
kemiringan atap minimum 30 -60. Jika kemiringan atap terlalu kecil, pada
waktu hujan lebat air dapat merembes menimbulkan kebocoran. Jika kemiringan
atap terlalu besar, maka genteng mudah lepas oleh tiupan angin kencang.
Sudut kemiringan atap juga dipengaruhi oleh jenis bangunan atau selera pemilik
bangunan.
tinggi agar berkesan besar dan megah. Sedang atap yang landai relatif akan
lebih ekonomis. Bentuk atap bangunan biasa disesuaikan dengan denah
bangunan dan selera pemilik bangunan. Bentuk atap yang biasa digunakan
ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton bertulang dan bidang atap yang
miring dari genteng, sirap, seng gelombang atau asbes semen gelombang.
Atap yang rata datar, tidak memiliki ruang udara penyekat panas, sinar matahari
yang terus menyinari atap membuat ruang di bawah atap terasa panas. Untuk
mengurangi panas, sebaiknya letak langit-langit agak diturunkan, sehingga
antara langit-langit dan atap beton membentuk ruang udara penyekat panas.
Pada bidang atap yang miring mendaki, paling banyak menggunakan penutup
genteng, karena cukup awet dan murah meskipun genteng dapat diresapi air
dan kotoran, sehingga warnanya cepat berubah menjadi hitam. Akan tetapi
dengan adanya perkembangan teknologi, pada saat ini banyak dipasarkan
genteng metal yang terbuat dari bahan yang cukup awet dang ringan.
Seluruh berat atap dipikul oleh kuda-kuda, melalui struktur yang tersusun dari
reng-reng, usuk-usuk (kasau-kasau) dan gording-gording. Pada tembok, untuk
meratakan tekanan usuk dan mengikat kedudukan usuk, maka pada muka atas
tembok dipasangkan balok tembok/blandar (muurplaat).
Dengan adanya bermacam-macam bentuk atap, berbagai kemiringan bidang
atap dan berbagai jenis penutup atap dengan berat yang berbeda, juga
mengingat besar kecilnya bentang dari ruangan, maka terdapat pula berbagai
Langit-langit
Di bawah kuda-kuda dipasang penutup yang disebut langit-langit (ceiling).
Tujuan pemasangan langit-langit ialah:
1. Untuk menutupi seluruh kontruksi atap dan kuda-kuda penyangganya, agar
tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan akan terlihat bersih dan indah.
2. Untuk menahan jatuhnya debu dan kotoran lain, juga menahan tetesan air
hujan yang merembes melalui celah-celah atap.
3. Untuk membuat ruang antara yang berguna sebagai penyekat panas,
sehingga panas atap tidak mudah menjalar ke dalam ruangan di bawahnya.
Dinding-dinding
Dinding-dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban
tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul, harus pula dapat memikul
beban-beban di atasnya.
Dinding pasangan batu bata adalah yang terbanyak digunakan, tetapi batu bata
di Indonesia sifatnya kurang keras dan rapat, bila dibanding dengan batu bata
yang dibuat di Eropa. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara membakar
dalam pembuatan batu bata masih sangat sederhana. Oleh karena itu, untuk
menambah keawetan terhadap pengaruh iklim dan memperkuat ikatan, maka
pasangan dinding batu bata selalu diplester pada kedua sisinya.
Apapun bahannya, dinding tidak berfungsi untuk menahan beban, akan tetapi
hanya sebagai pengisi. Untuk dinding pasangan batu bata, setian luas 9 12 M2
harus dipasang kolom praktis atau balok latei.
Lantai
Lantai harus cukup kuat menahan beban-beban di atasnya, dan untuk bahan
lantai digunakan keramik, beton dan kayu.
ketentuan berikut :
tenaga-tenaga
ahli
perencanaan
di
lapangan
sesuai
B.
METODOLOGI
Berangkat dari pendekatan di atas dan batasan berupa maksud dan tujuan, lingkup
kegiatan, pelaporan, waktu pelaksanaan, tenaga ahli dan dana yang disediakan (seperti
yang tercantum dalam KAK), maka langkah-langkah atau kegiatan yang akan
dilakukan dalam rangka menyelesaikan pekerjaan ini adalah:
1.
a. Data Penunjang
Sebelum
pekerjaan
pengawasan
dimulai,
terlebih
dahulu
dilakukan
Data Fisisk
Penjelasan lebih lengkap akan diterangkan pada paragraf berikutnya pada
metode pelaksanaan pekerjaan.
b. Sarana Komputerisasi
Salah satu sarana pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah
penggunaan sarana komputer.
Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan untuk mencari informasi awal yang berhubungan
dengan tugas selain informasi yang sudah didapat dari pengguna jasa. Survey
pendahuluan dilakukan antara lain untuk mengetahui/inventarisasi bangunan
yang sudah ada,
melakukan pengukuran lokasi yang akan direncanakan, mencari data-data
tentang peraturan/arahan pembangunan setempat serta data tata bangunan
yang ada di sekitar lokasi perencanaan.
3.
Survey Detail
Survey detail dilakukan untuk mengumpulkan data-data secara mendetail yang
dibutuhkan dalam perencanaan nanti. Survey ini dilakukan antara lain untuk
melakukan :
Pendataan harga bahan bangunan melalui hasil observasi harga di toko lokal
serta melalui standar yang ditetapkan oleh Instansi Terkait (Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten/Kota atau Propinsi),
Pendataan harga upah pekerja dilakukan melalui suatu daftar harga satuan
pekerja
yang
dikeluarkan
oleh
Instansi
Terkait
(Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas/Badan/Balai
pemakai
kantor
yang direncanakan
dengan
target
Analisa klimatologi, meliputi analisa tentang curah hujan, angin, suhu dan
kelembaban udara yang berpengaruh secara langsung terhadap fungsi bangunan.
Analisa dilakukan dengan pendekatan kaidah teknik sipil, arsitektur dan klimatologi/
meteorologi,
Analisa estetika masa bangunan dan ruang luar, dilakukan untuk mendapatkan
wajah bangunan dan keindahan dalam jarak pandang ruang luar. Analisa ini dilakukan
dengan pendekatan ilmu arsitektur dan lansekap,
Analisa
bahan
bangunan
dilakukan
untuk
mendapatkan
rekomendasi
penggunaan bahan yang sesuai untuk fungsi estetika maupun struktur dan utilitas
bangunan. Dilakukan dengan pendekatan multidisiplin ilmu arsitektur, teknik sipil,
elektrikal, mekanikal dan teknik penyehatan serta lansekap,
-
Analisa harga satuan dilakukan untuk mendapatkan harga satuan bahan, upah
untuk setiap komponen pekerjaan. Dilakukan dengan pendekatan teknik sipil.
5.
6.
Dari hasil analisa didapat Konsep Dasar Perancangan yang pada tahap selanjutnya
akan dituangkan dalam perencanaan dan desain grafis arsitektural.
Konsep Dasar Perancangan meliputi :
Bahan Bangunan
7.
2)
3)
4)
Perhitungan Utilitas
5)
Konsep Dasar Perencanaan Arsitektur dan Gambar Pra Desain (Site Plan,
Lay Out Plan, Denah, Tampak dan Potongan)
6)
Sketsa Perspektif
7)
2)
3)
Pengolahan Data,
4)
5)
Hasil Penyempurnaan Pra Design (Site Plan, Lay Out Plan, Denah, Tampak
dan Potongan)
6)
2)
3)
4)