Вы находитесь на странице: 1из 53

LAPORAN

PERANCANGAN KONSTRUKSI MESIN


RANCANG BANGUN
MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA

Oleh :
Kelompok : 4 ( Empat)

Nama :
1.
2.
3.
4.
5.

Dani Ikhsan Saputra


(1207136461) 20%
Hasra Rafika
(1207111943) 20%
Hendra Abdul Aziz
(1207136394) 20%
Muhammad Alhafiz Hrp (1207136682) 20%
Supriadi
(1207136478) 20%

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................

DAFTAR TABEL................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................

1.2 Tujuan.........................................................................................................................

1.3 Rumusan Masalah......................................................................................................


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Kelapa............................................................................................................

2.1.1 Tanaman Kelapa.................................................................................................

2.1.2 Bagian-bagian Kelapa........................................................................................

2.2 RANGKAIAN MESIN PENGUPAS SERABUT KULIT


KELAPA.........................................................................................................................

2.2.1 pasak..................................................................................................................

2.2.2 poros..................................................................................................................

2.2.3 Roda gigi............................................................................................................

2.2.4 Bantalan.............................................................................................................
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Konsep Produk...........................................................................................................

3.1.1 Pengembangan Konsep Produk Pertama...........................................................

3.1.2 Pengembangan Konsep Produk Kedua...............................................................

3.2 Evaluasi Konsep Produk.............................................................................................

3.3 Komponen Dan Fungsi Elemen Mesin.......................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

DAFTAR TABEL

Rancang Bangun Mesin Pengupas Serabut Kelapa

Tabel 1 Komposisi kimia daging buah kelapa segar pada 3 tingkatan


umur....................................................................................................................................
Tabel 2 Komposisi asam amino essensial protein daging kelapa
dibandingkan.......................................................................................................................
Tabel 3 Matriks keputusan untuk memilih konsep produk..................................................

DAFTAR GAMB

Rancang Bangun Mesin Pengupas Serabut Kelapa

Gambar 2. 1 Pohon Kelapa.................................................................................................


Gambar 2. 2 Kulit Luar.......................................................................................................
Gambar 2. 3 Saabut Kelapa.................................................................................................
Gambar 2. 4 Tempurung......................................................................................................
Gambar 2. 5 Daging Buah...................................................................................................
Gambar 2. 6 Air Kelapa......................................................................................................
Gambar 2. 7 Batang.............................................................................................................
Gambar 2. 8 Pembungkus Ketupat......................................................................................
Gambar 2. 9 Es Kelapa Muda.............................................................................................
Y
Gambar 3. 1 Sketsa Konsep Pertama.....................................................................................22
Gambar 3. 2 Sketsa konsep kedua..........................................................................................23
Gambar 3. 3 Bearing Dan Rumah Bearing.............................................................................26
Gambar 3. 4 Baut...................................................................................................................26
Gambar 3. 5 Roda Gigi..........................................................................................................27
Gambar 3. 6 Penekan.............................................................................................................27
Gambar 3. 7 Pisau Pemotong.................................................................................................28
Gambar 3. 8 Belting...............................................................................................................28
Gambar 3. 9 Poros Dudukan Pully.........................................................................................29

Rancang Bangun Mesin Pengupas Serabut Kelapa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung,
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal tanaman
kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir
kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran
yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya, sabut kelapa merupakan hasil samping,
dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa.
Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka
berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia, kelapa tersebut dapat
diolah menjadi berbagai macam produk. Dari proses pengolahan buah kelapa akan menghasilkan limbah
berupa serat kelapa yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri. Proses pengolahan dari kelapa utuh
hingga menghasilkan serat kelapa yaitu dengan pengupasan sabut, penguraian dan pengayakan. Alat yang
digunakan dalam proses penguraian dan pengayakan sudah banyak menggunakan mesin, akan tetapi pada
proses pengupasan kebanyakan masih dilakukan secara manual sehingga selain menguras tenaga juga
berbahaya bagi pekerja. Perancangan mesin pengupas sabut kelapa dilakukan dengan pendekatan ergonomi
partisipatori yang terdiri dari para stakeholder. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui desain mesin
pengupas sabut kelapa hasil rancangan dan tingkat kepuasan pemakainya. Desain mesin yang dihasilkan
terdiri dari empat bagian yaitu pengupas, penggerak, pencekam, dan cover pengarah sabut.
Untuk menghemat waktu dan pengupasan kulit kelapa ini, kami merencanakan rancang bangun
sebuah mesin pengupas kulit kelapa untuk meningkatkan perekonomian yang nantinya untuk mempermudah
pekerjaan terutama masyarakat petani kelapa. Banyaknya perkebunan kelapa di indonesia membuat hasil dari
kelapa di indonesia meningkat, khususnya di daerah riau. Akan tetapi dalam proses pengupasan kulit kelapa

masih banyak yang menggunakan cara manual (tradisional). Oleh karena itu kami merancang bangun
pengupas kulit kelapa dengan metode pisau bermata seperti duri , serta untuk Meningkatkan perekonomian.
Alat pengupas kelapa sebenarnya sudah banyak di pasaran, akan tetapi masih menggunaka penekanan
yang manual, sehingga masih dunilai kurang efisien, disini kami merancang bangun mesi pengupas kulit
kelapa dengan penekanan otomatis, yang nantinya akan mempermudah dalam proses pengupasan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari perancangan mesin pengupas kulit kelapa ini antara lain ebagai berikut :

Rancang bangun pengupas kulit kelapa dengan metode pisau bermata banyak

Meningkatkan perekonomian

1.3 Rumusan Masalah


Banyaknya perkebunan kelapa di indonesia membuat hasil dari kelapa di indonesia meningkat,
khususnya di daerah riau. Akan tetapi dalam proses pengupasan kulit kelapa masih banyak yang
menggunakan cara manual (tradisional). Oleh karena itu kami merancang bangun pengupas kulit kelapa
dengan metode pisa pisau bergerigi, serta untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Kelapa
sering di gunakan untuk membuat santau atau minyak dari kelapa,yang mana kelapa sangat berguna dalam
kehidupan masyarakat.
Disini perancang mendesain mesin untuk mengupas kelapa secara berkesinambungan atau
otomatis,shingga pengupasan kelapa tidak menunggu kelapa yang didalam mesin selesai.tetapi dapat
langsung bekerja sehingga kelapa dapat terkelupas lebih banyak. Sehingga menghasilkan produksi kelapa
yang sangat banyak,dan hasil santan akan semakin meningkat. Produksi santan yang meningkat membuat
kebutuhan mesin pengupas kulit kelapa sangat di butuhkan oleh petani dalam pengupasan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Sejarah Kelapa
Pohon tinggi berjenis palem ini telah di budidayakan sejak jaman dahulu kala, disebarkan secara luas

oleh ras manusia, dan bersamaan dengan itu telah secara alamiah tumbuh di tepi tepi pantai tropis sehingga
asal muasal dari tanaman ini menjadi kabur dan hilang ditelan jaman. Beberapa orang sempat percaya
(sekarang kepercayaan tersebut telah cemar), bahwa kelapa berasal dari Amerika. Colombus tidak
menemukannya, dan beberapa penulis Spanyol dari Dunia Baru sama sekali tidak menyinggung mengenai
tanaman ini. Meskipun demikian, beberapa abad setelah Colombus, pohon palem yang berharga ini tiba di
Puerto Rico. Joseph de Acosta (1539-1600), seorang misionaris kristen asal Peru, Amerika Latin pada 1571
sampai 1587 menuliskan dalam bukunya yang terkenal Historia Naturaly Moral de las Indias yang di
publikasikan pada 1590 setelah kepulangannya ke Spanyol menyatakan bahwa dia menyaksikan pohon
kelapa tumbuh di Puerto Rico. Petualang Spanyol lainnya di Puerto Rico pada tahun 1599 menyebutkan
bahwa Coconut Milk (santan) digunakan sebagai kosmetik untuk wanita wanita disana. Bagaimanapun, di
beberapa daerah Antilles lain (kepulauan Karibia, termasuk Kuba, Jamaika, dan Hispanola), kelapa sama
sekali tidak disinggung singgung sampai beberapa abad kemudian.
Augustin Pyrame de Candolle, seorang botanis dari Swiss pada bukunya berjudul The Origin of
Cultivated Plants (1882 1886) menyatakan: Jelas terlihat bahwa spesies ini bukan berasal dari Afrika
maupun dari bagian tropis Amerika sebelah timur. Dengan menyisihkan negara negara tersebut, maka
kemungkinannya tinggal bagian tropis Amerika sebelah barat, kepulauan Pasifik, Asia Tenggara (Indian
Archipelago) dan daerah Asia Selatan dimana pada daerah daerah tersebut, pohon kelapa terlihat berlimpah,
tumbuh secara luas dan telah lama ada.

Penjelajah Inggris, William Dampier (1652 1715) dan George Vancouver (1757 1798) pada awal
abad ke tujuhbelas pada bukunya masing masing menceritakan bahwa mereka menemukan hutan kelapa di
sebuah pulau dekat Panama dan di sebuah pulau misterius yang dinamakan Isle of Cocos. Pada saat itu kedua
pulau tersebut tidak berpenghuni. Belakangan pohon kelapa ditemukan juga di sepanjang pantai barat, mulai
dari Mexico sampai Peru, akan tetapi biasanya para penulis tersebut tidak menyinggung apakah tanaman
tersebut liar atau tidak, kecuali Seemann yang menyebutkan bahwa dia menyaksikan tanaman ini
berkembang secara alamiah dan di budidayakan di Isthmus of Panama. Menurut Hernandez pada abad ke
enambelas orang orang Meksiko menyebutnya Coyolli, sebuah kata yang kedengarannnya bukan kata asli
Meksiko.

(Origin

of

Cultivated

Plants,

DeCandolle,

1886)

Di Asia Selatan, terutama di daerah kepulauan, kelapa adalah tanaman yang tumbuh di alam secara natural
tapi juga di budidayakan. Semakin kecil dan rendah pulau tersebut sehingga makin mudah terkena terpaan air
laut maka pohon kelapa semakin menonjol dan menarik perhatian para petualang. Kemunculan kelapa seiring
dengan kondisi kehidupan alam bebas jaman dahulu di Asia dan Amerika bagian Barat semakin tidak jelas
(Origin of Cultivated Plants, DeCandolle, 1886).
Setelah melakukan diskusi panjang berdasarkan fakta fakta yang ada menunjukkan bahwa pohon
kelapa yang dibawa ke Cina berasal dari Asia Tenggara. Kemudian sampai di Sri Lanka dan India sekitar tiga
sampai empat ribu tahun yang lalu, yang mana sebelumnya muncul di Amerika dan Afrika. Ahli ahli yang
lain sepakat pada pernyataan tersebut
2.1.1

Tanaman Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah berukuran cukup

besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10 - 14 meter
lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang
menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk
memperoleh buah kelapa harus dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat
menghasilkan 2 - 10 buah kelapa setiap tangkainya (Palungkun, 2004). Tanaman kelapa banyak terdapat di

daerah beriklim tropis. Kelapa diperkirakan dapat ditemukan di lebih dari 80 negara. Indonesia merupakan
negara agraris yang menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India, sebagai penghasil kelapa terbesar di
dunia (APCC, 2002).
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang cukup potensial.
Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari
kelapa dan salah satu cara untuk memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan
atau minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari
daging buah kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1995). Kelapa (coconut) dikenal dengan berbagai
sebutan seperti Nux indica, al djanz al kindi, ganzganz, nargil, narle, tenga, temuai dan pohon kehidupan.
Buah kelapa (cocos nucifera) termasuk famili palmae dari genus cocos. Pohon kelapa mempunyai tinggi
ratarata 12,3 meter dan sejak ditanam sampai berbuah hingga siap dipetik pohon kelapa membutuhkan waktu
12 bulan (Suhardiyono, 1993). Pada dasarnya dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum
disebut kelapa genjah dan varietas Typica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa genjah berdasarkan
sifatnya
dibagi 5 yaitu : kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh, kelapa raja malabr, kelapa hias. Kelapa dalam
berdasarkan sifatnya dibagi 6 yaitu : kelapa hijau, kelapa merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor,
kelapa lilin (Wahyuni, Mita, Ir., 2000).
Pohon kelapa yang disebut juga dengan pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi
pantai. Sangat banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari pohon kelapa. Mulai dari batang, daun dan
buahnya, semua dapat dimanfaatkan. Mungkin karena manfaatnya sangat banyak, pohon kelapa dijadikan
logo "Praja Muda Karana" (Pramuka) di Indonesia. Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk
dalam genus : cocos dan species : nucifera. Nah, sekarang mari kita bahas satu persatu bagian dan manfaat
dari pohon kelapa.

Gambar 2. 1 Pohon Kelapa

2.1.2

Bagian-bagian Kelapa
Buah kelapa memiliki atau terdiri dari bagian-bagian antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kulit luar
Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna

bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada kematangan buah. Jika tidak ada goresan
dan robek, kulit luar kedap air.

Gambar 2. 2 Kulit Luar

2. Sabut Kelapa
Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat
keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat
lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram
(75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut).

Gambar 2. 3 Saabut Kelapa

3. Tempurung
Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil dan berbagai
mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras
disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar
15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa.

Gambar 2. 4 Tempurung

4. Daging Buah
Daging buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm) berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai
zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua
merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 35 %). Pada tabel 2 dapat dilihat komposisi
zat gizi daging buah kelapa.

5. Air Kelapa
Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa mineral. Kandungan zat
gizi ini tergantung kepada umur
buah.
kelapa
dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba,
Gambar
2. 5Air
Daging
Buah
misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco.

Gambar 2. 6 Air Kelapa

6. Batang
Batang kelapa tua dapat dijadikan bahan bangunan, mebel, jembatan darurat, kerangka perahu dan
kayu bakar. Batang yang benar-benar tua dan kering sangat tahan terhadap sengatan rayap. Kayu dari
pohon kelapa yang dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaannya licin dengan tekstur yang
menarik

Gambar 2. 7 Batang

Kelapa merupakan tanaman komoditas bernilai tinggi yang banyak memberikan manfaat bagi
sebagian besar penduduk di daerah tropis.Demikian besar manfaat tanaman tersebut sehingga ada yang
menamakannya sebagai "pohon kehidupan" (the tree of life) atau "pohon surga" (the heaven tree; Chan
& Elevitch, 2006). Kelapa memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya penduduk tropis
khususnya di Indonesia.Daun kelapa muda sering digunakan masyarakat sebagai pembungkus ketupat.

Gambar 2. 8 Pembungkus Ketupat

maupun umbul-umbul dalam upacara pernikahan dan upacara adat lain di Jawa dan Bali. Tidak hanya daun
yang muda, daun kelapa yang tua dapat dianyam dan dipergunakan sebagai atap, sedangkan lidinya dapat
digunakan sebagai bahan pembuat sapu lidi (Warisno, 1998).Bahkan (Warisno, 1998) menjelaskan akar muda
pada pohon kelapa juga sering dimanfaatkan sebagai obat sakit perut. Selain itu akar muda pada tanaman
kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan zat warna alami (Kristina & Syahid, 2007).
Kelapa juga memiliki nilai ekonomi cukup tinggi seperti batang kelapa yang sering dimanfaatkan sebagai
bahan angunan maupun bahan baku pembuatan mebel. Bagian utama dari tanaman kelapa yang sering
dimanfaatkan adalah buah kelapa sehingga buah kelapa memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Buah mudanya
sering dimanfaatkan sebagai minuman segar seperti es kelapa muda.

Gambar 2. 9 Es Kelapa Muda

Dari sabut buah kelapa yang tua banyak dimanfaatkan untuk bahan tali, anyaman keset, matras dan
jok kendaraan sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu sabut kelapa tua juga sering
dimanfaatkan masyarakat Filipina sebagai produk olahan ecomat, ecolog dan twine, yang dapat digunakan
dalam mengatasi erosi tanah pada kontruksi jalan dengan topografi miring (Tarigans, 2005).
Buah kelapa berbentuk bulat yang terdiri dari 35 % sabut (eksokarp dan mesokarp), 12 % tempurung
(endokarp), 28 % daging buah ( endosperm), dan 25 % air. Menurut Ketaren (1989), tebal sabut kelapa
kurang lebih 5 cm dan daging buah 1 cm atau lebih (Palungkun, 2004). Buah kelapa yang sudah tua
mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah tua mengandung
kalori 180 kal per 100 gram 8 dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram.
Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram (Tabel 1). Air
kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun)
yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat
racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin
C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat
besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah
kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981)
Tabel 1 Komposisi kimia daging buah kelapa segar pada 3 tingkatan umur

Beberapa peneliti membuktikan bahwa protein kelapa mempunyai mutu yang cukup baik, jika
dibandingkan dengan mutu protein dari sumber nabati yang lain. Hasil-hasil penelitian membuktikan, bahwa
protein kelapa mempunyai susunan 9 asam amino yang relatif baik dan bernilai gizi tinggi (Lanchance dan
Molina, 1974). Hal itu ditunjang pula oleh pendapat anzon dan Velason (1982) yang menyatakan bahwa
protein kelapa tidak memiliki senyawa antinutrisi seperti yang terdapat pada protein nabati lainnya terutama
pada kacang kacangan serta mempunyai nilai Indeks Glisemik yang rendah baik digunakan untuk serat diet
yang tinggi.
Tabel 2 Komposisi asam amino essensial protein daging kelapa dibandingkan

2.2

RANGKAIAN MESIN PENGUPAS SERABUT KULIT KELAPA


Ada beberapa rangkaian pada mesin pengupas serabut kelapa antara lain adalah sebagai berikut:

2.2.1

pasak
Pasak dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Pasak Datar Segi Empat ( Standart Square Key)


Tipe pasak ini umumnya yang mempunyai ukuran lebar dan tinggi yang sama.
b. Pasak Datar Standart ( Standart Flat Key)

Pasak ini adalah jenis pasak yang sama dengan diatas, hanya disini tinggi pasak tidak sama dengan lebar
pasak, tetapi tingginya mempunyai dimensi yang tersendiri.
c. Pasak Tirus (Tapered Keys)
Pasak jenis ini pemakainya tergantung dari kontak gesekan antara hub dengan porosnya untuk
mentransmisikan torsi. Artinya torsi yang medium level dan pasak ini terkunci pada tempatnya secara
radial dan aksial diantara hub dan porosnya oleh gaya dari luar yang harus menekan pasak tersebut kearah
aksial dari poros.
d. Pasak Bidang Lingkaran (Woodruff Keys)
Pasak ini adalah salah satu pasak yang dibatasi oleh satu bidang datar pada bagian atas dan bidang bawah
merupakan busur lingkaran hampir berupa setengah lingkaran.
e. Pasak Bintang Lurus (Sraight Splines)
pasak ini adalah pasak bintang yang tertua dibuat.
Rumus-rumus yang digunakan pada perhitungan pasak:
Tegangan geser :
F T /r
= =
A W.L

Dimana

Ss yp=0,58 Syp

W= lebar pasak (m)


Tegangan normal

F T /r
= =
A W.L

H= tinggi pasak (m)


2.2.2. poros
Poros adalah merupakan bagian/elemen dari mesin yang dalam penggunaanya dapat berfungsi
sebagai poros yang meneruskan tenaga, poros penggerak klep (camshaft), poros penghubung dan lain
sebagainya. Poros digolongkan atas penggunaanya
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan poros

32 N
D=

KtM 2 3 KtM 2

Sn
4 Sn

1/3

Dimana:
Do = diameter poros (inch)
M = momen bending rata-rata (N.m)
T = momen torsi rata-rata (N.m)
Kt = konsentrasi tegangan bending
S`n = tegangan batas geser material = 0,43 su
Sy = yield strenght
2.2.3. Roda gigi
t =

Ft . Ko . P . Ks. Km
Kv .b . j

Dimana :
Ft = gaya tangensial (N)
Ko = factor koreksi beban lebih

P = diameter pith (m)


Ks = factor koreksi ukuran,untuk mengatasi sifat material
Km = factor distribusi beban
Kv = factor dinamis
B = lebar gigi (m)
J = factor bentuk
Persamaan tegangan maksimum yang diijinkan untuk perencanaan yaitu :

Sad =

Sat x K L
KT x K
R

Dimana :
Sad : tegangan ijin material
KL

: faktor umur

KT

: faktor temperature

KR

: faktor keamanan

Kemudian hasilnya dibandingkan, jika memenuhi syarat maka perencanaan aman. Pemeriksaan
kekuatan roda gigi lurus terhadap keausan dengan persamaan AGMA.

Syarat aman

e< S

ad

Persamaan AGMA :

c =C p x

F t . C o . C s . Cm . C f
C v . b .d . I

Diman :
Cp = koefisien yang dipengaruhi sifat elastisitas bahan
Ft = Gaya tangensial
Co = overload factor
Cs = Faktor ukuran
Cm = Faktor distribusi beban
Cf = Faktor kondisi permukaan
Cv = Faktor Dinamis
b = lebar gigi
d = diameter pith pinion
I = faktor bentuk
Persamaan tegangan maksimum yang diijinkan:

S ad =S ac X

CLx CH
CT x C R

Dimana :
S ac

= tegangan kontak ijin

C L = faktor umur
CH

= faktor perbandingan pergeseran

CT

= faktor temperature

C R = faktro keamanan

Kemudian hasilnya dibandingkan jika memenuhi maka perencanaan aman.


2.2.4. Bantalan
Bantalan yang digunakan untuk perencanaan ini adalah bantalan gelinding (rolling bearing), sering
juga disebut sebagai bantalan anti gesek,karena bentalan ini dalam beoperasinya mendukung beban sehingga
Penampungan / Pengumpulan Bahan.
Proses Pengupasan
tidak terjadi
gesekan ataupun kalau terjadi gasakan akan kecil sekali.
Sumber
Energi

Energi yang di keluarkan

Proses pengupasan dan Transfer Buah Kelapa


Proses Penekanan
Pembuangan Sabut kelapa

Penampungan Sabut kelapa


Penampungan Buah kelapa

Gerakan

Hasil

Sampah

BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1

Konsep Produk
Dari blok fungsi dikembangkan menjadi beberapa sub fungsi, dari beberapa sub fungsi tersebut

didapatkan lah beberapa alternative,dan didapatkan lah dua desain yang berbeda terutama dibagian mata
pengupas serabut kelapa.selanjutnya dibagian penekanya yang menggunakan sistem penekan otomatis yaitu
menggunakan penekan seperti kincir.
3.1.1 Pengembangan Konsep Produk Pertama
Sket konsep pertama dari alat pengupas sabut kelapa dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. 1 Sketsa Konsep Pertama

Alat yang dirancang pada konsep pertama ini bekerja menggunakan tenaga motor bensin untuk
menggerakan dua buah poros yang saling berdampingan yang dihubungkan dengan roda gigi dan dan

menggunakan mata pisau seperti pisau pemotong, alat ini

masih tebilang semi manual dimana saat

pengupasan sabut kelapa masih membutuhkan bantuan manusia untuk melakukan penekanan agar mata
pisau dapat memakan sabut kelapa. Prinsip kerja dari alat ini bisa dibilang sederhana, dimana kita memanfaatkan
putaran tenaga dari motor bakar (genset), dengan pemindah daya (putaran) berupa pully dan belting (v-belt) yang
dihubungkan dengan dua buah poros yang dilengkapi dengan pisau yang terletak secara horizontal pada permukaan
porosnya, dimana putaran dari poros ini arahnya berlawanan.

3.1.2 Pengembangan Konsep Produk Kedua


Sket konsep kedua dari alat pengupas sabut kelapa dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3. 2 Sketsa konsep kedua

Dari gambar konsep yang kedua ini sebenernya prinsip kerjanya hampir sama dengan konsep yang
pertama dimana masih menggunakan motor penggerak yang dihubungkan oleh puli dan daya diteruskan ke
roda gigi yang saling berhubungan yang nantinya akan memberikan putaran yang berlawanan arah, untuk
konsep yang kedua menggunakan mata pisau yang bergerigi dan menggunakan penekan otomatis seperti
yang kita lihat digambar dan yang digerakan oleh motor listrik .
3.2

Evaluasi Konsep Produk


Evaluasi konsep produk berdasarkan matriks pengambilan keputusan Dari

beberapa alternatife

konsep produk yang dibuat diatas , harus dipilih salah satunya sebagai konsep produk yang akan dibuat.

Untuk memilih konsep produk yang terbaik yaitu dengan cara menggunakan metode matrik keputusan.
Untuk setiap alternatife konsep produk diberikan nilai baik dan konsep produk yang sangat baik
Tabel 3.1 matrik keputusan untuk memilih konsep produk alat pengupas sabut kelapa
Matriks keputusan untuk memilih konsep produk

No
1
2
3

kriteria
Wt
Penggunaan energy
Kuat dan tahan umur
Kemampuan
menupas

sabut kelapa
Pengoprasian

Konsep
K1

K2

Keterangan objektif yang dipilih :


1. Penggunaaan energi : diinginkan dalam penggunaan energi/penyerapan energi sebanyak mungkin.
2. Kuat dan tahan umur : diinginkan alat yang dirancang memiliki umur yang panjang.
3. Kemampuan mengupas sabut kelapa: diingikan dalam proses pengupasan kulit kelapa agar sabut
bersih.
3.3 Komponen Dan Fungsi Elemen Mesin
Komponen-komponen dan fungsi dari mesin pengupas sabut kelapa antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Motor Bakar
Motor bakar ini digunakan sebagai sumber tenaga (putaran) yang nantinya akan di gunakan untuk
membuka kuli (sabut) kelapa
2. Bearing dan rumah bearing
Bedaring berfungsi sebagai dudukan dari poros, yang digunakan sebagai penopang pisau potong dari
mesin pengupas sabut kelapa. Sedangkan rumah bering berfungsi sebagai dudukan dari bering itu sendiri,
agar bearing dapat bekerja dengan baik.

Gambar 3. 3 Bearing Dan Rumah Bearing

3. Baut
Baut berfunsi sebagai elemen pengikat (pengunci) yang digunakan untuk mengikat atau
mengencangkan antara rumah dudukan bering dengan bering, yang di hubungkan ke rangka mesin
pengupas kelapa

Gambar 3. 4 Baut

4. Roda Gigi
Roda gigi yang di gunakan sebanyak dua buah, roda gigi ini digunakan untuk membuat putaran
searah dan berlawanan arah (saling berlawanan arah) dimana roda gigi ini di pasang secara
berkesinambungan sehingga roda gigi saling terkait, yang akan menimbulkan putaran yang berlawanan
pada dua poros yang berbeda.

Gambar 3. 5 Roda Gigi

5. Penekan
Dalam rancang bangun mesin pengupas kelapa ini, menggunakan sistem penekanan otomatis yang
akan di pasang di bagian atas, agar dalam proses pengupasan kelapa lebih mudah, penekan ini di buat
dengan menggunakan bahan yang elastis seperti karet, agar dapat menekan berbagai bentukdan ukuran
kelapa yang berbeda-beda.

Gambar 3. 6 Penekan

6. Pisau pemotong
Dalam perancangan mesin pengupas kelapa ini menggunakan mata pisau yang bergerigi, dan
penempatan mata pisau ini letaknya secara spiral, yang bertujuan agar kelapa sewaktu di potong dapat
berjalan dengan sendirinya kearah luar (tempat kelapa yang sudah bersih dari sabutnya)

Gambar 3. 7 Pisau Pemotong

7. Belting

Belting digunakan sebagai alat pemindah putaran dari motor bakar ke pisau dengan perantara pully
yang dipasang pada poros primary yang dipasang pada poros motor bakar dan poros scondary yang
terhubung dengan pisau pemotong.

Gambar 3. 8 Belting

8. Poros dudukan pully


Poros dudukan pully ini banyaknya dua buah poros pertama di dipasang pada mesin dan yang kedua
dipasang pada mata pisau, poros dudukan pully ini berfungsi sebagai dudukan belting.

Gambar 3. 9 Poros Dudukan Pully

Gambar 1.1MetodologiPerancangan

PENGGERAK

Jenis Bearing Yang Akan Digunakan

V-BELT

Belt yang berpenampang trapesium, terbuat daritenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet
kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet; digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang
satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda.
Bahan- Bahan V-belt :

Kulit

Anyaman benang

Karet

BAGIAN - BAGIANV BELT :

JENIS-JENIS V-BELT
Tipe standar; ditandai huruf A, B, C, D, & E
Tipe sempit; ditandai simbol 3V, 5V, & 8V

LANGKAH PEMILIHAN V-BELT

Menghitung efisiensi transmisi V-belt 90-98%


daya nominal x faktor pemakaian
daya desain
faktor koreksi panjang x faktor koreksi sudut kontak

Menghitung daya nominal dan putaran


Memilih puli penggerak dan yang digerakkan berdasarkan perbandingan kecepatan & diameter
minimum.
Menghitung jarak antara sumbu poros (C)

C 3R 1 R 2 atau C 2R 2
R 1 jari jari pulley kecil
R 2 jari jari pulley besar

V-belt biasa digunakan untuk menurunkan putaran, perbandingan reduksi i (i> 1)

Dp 1
n1
i

n2
dp u
n1 = putaran puli penggerak
n2 = putaran puli yg digerakkan

(rpm)

dp = diameter puli penggerak

(mm)

Dp = diameter puli yg digerakkan (mm)

(rpm)

d p n1
60 1000

Kecepatan Linear V-Belt :

HAL HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN

Tarikan belt maks Tarikan maks yang diijinkan belt

Jika tidak terpenuhi, maka:


o Pilih penampang belt yang lebih besar
o Gunakan lebih dari satu belt

PENGEMBANGAN DESAIN
Spesifikasiumum

SpesifikasiUkuran

Panjang
Lebar
Tinggi

: 2.5 Meter
: 1 Meter
: 1.2 Meter

Penggerak
: motor
bensin 12 HP
Muatan kerja
:1
buah - selesai
Sistemtransmisi
:
Puly v-belt
Beratmesin
: 16/17 Kg
Sistempenggera
kmesin
:
rodatrolly

Table 1.1PemilihanBahan
N
O

SUB
komponen

Profil
rangka
mesin

(pipa)

ALTERNATIF
2

(profil L)

(profil U)

Penggerak

(motor bensin)

(engkol
manual)

(puli)

(rodagigi)

Sitem
transmisi

(motor listrik)

Hopper
(prisma)

(kerucut)

(miring)

(lurus)

(kubus)

Saluran
keluar

Tabel 1.3 Komponen yang dibeli


No
1
1q

Komponen
Poros Bertingkat

Hargasatuan
Rp. 250.000

Jumlah
2

Biaya total
Rp. 500.000

Plat 3 mm

Rp. 120.000

1 lbr

Rp. 120.000

2
3

Roda trolly

Rp. 120.000

4 Pcs

Rp. 480.000

Garfu Roda

Rp. 50.000

4 Pcs

Rp. 200.000

Motor 5 PK

Rp. 1.200.000

1 Unit

Rp. 1.200.000

Bearing

Rp. 20.000

Rp. 40.000

Bearing

Rp. 50.000

2 Pcs

Rp. 100.000

v-belt

Rp. 30.000

2 Pcs

Rp. 60.000

Pulley

Rp. 40.000

4 Pcs

Rp. 160.000

10

Rumah bearing

Rp. 150.000

2 Pcs

Rp. 300.000

11

Paku keeling 1 in.

Rp. 1500

2 kotak

Rp. 150.000

12

Mur M

Rp. 10.000

5 Pcs

Rp.

13

Mur dan baut

Rp. 2000

1 seat

Rp. 24.000

14

CAT

Rp. 55.000

3 kaleng

Rp. 165.000

15

Thiner

Rp. 20.000

2 kaleng

Rp. 40.000

16

Kertas Pasir

Rp 10.000

1M

Rp. 10.000

vTOTAL BIAYA

Rp. 3.599.000

Table 1.2PerbandinganTenagaKerjaKonvensionalDenganAlat
METODE
KONVENSIONAL

ALAT

WAKTU

5 - 7 Menit / buah

1-2 Menit / buah

TENAGA

membutuhkan tenaga yang besar untuk


mengelupas kelapa

tidakmemerluhkantenaga yang
besardalampengoperasianmesin

dibutuhkantenagakerja yang
banyak,sehinggamenambahbiayaproduksi

hanyamembutuhkan 1
tenagakerjauntukpengoperasian

berbahayakarenajikaterpelestdapatlangsungmen
cideraitangan

Tangan operator tidaklangsung


contact
denganbuahkelapamengurangiresi
ko

BIAYA

SAFETY

Table 1.3PemilihanBahan
N
O

SUB
komponen

ALTERNATIF
2

Profil
rangka
mesin

(pipa)

(profil L)

(profil U)

Penggerak

(motor bensin)

(engkol
manual)

(puli)

(rodagigi)

(prisma)

(kerucut)

(motor listrik)

Sitem
transmisi

Hopper
(kubus)

Saluran
keluar

(miring)

(lurus)

Tabel 1.3 Komponen yang dibeli


No
1

Komponen
Kawat las

Harga satuan
Rp 85.000

Jumlah
1 kt

Biaya total
Rp. 85.000

Mata bor 12 mm

Rp .12.000

1 bh

Rp.12.000

Roda trolly

Rp. 120.000

4 Pcs

Rp. 480.000

Roda gigi

Rp. 300.000

2 bh

Rp 600.000

Motor 5 PK

Rp. 1.200.000

1 Unit

Bearing

Rp. 20.000

Rp. 40.000

Bearing

Rp. 50.000

2 Pcs

Rp. 100.000

v-belt

Rp. 30.000

2 Pcs

Rp. 60.000

Pulley

Rp. 40.000

4 Pcs

Rp. 160.000

10

Rumah bearing

Rp. 150.000

2 Pcs

Rp. 300.000

11

Paku keling 1 in.

Rp. 1500

2 kotak

Rp. 150.000

12

Mur M

Rp. 100.000

5 Pcs

Rp. 500.000

13

Mur dan baut

Rp. 100.000

1 seat

Rp. 100.000

Rp. 1.200.000

14

CAT

Rp. 55.000

3 kaleng

Rp. 165.000

15

Thiner

Rp. 20.000

2 kaleng

Rp. 40.000

16

Kertas Pasir

Rp 10.000

1M

Rp. 10.000

TOTAL BIAYA

Rp. 4.255.000

Bahan yang dibeli


No
1
2
3

Nama bahan
Plat 3mm
Besi 60mm
Besi siku

Jenisbiaya

Biaya proses

Harga satuan
Rp 65.000
Rp. 500.000
Rp. 60.000

banyaknya
2 lbr
1bt
2bt

Jenis peminjaman mesin


Harga sewa
Rp.12.000/H
Mesin bubut
Mesin milling
Rp .12.000/H
Mesin CNC
Rp. 20.000/H
Mesin gerinda
Rp. 20.000/H
Mesin bor
Rp. 12.000/H
Total biaya proses

Total jam
72
24
48
12
8

Table 1.4 Perkiraan Proses Yang Akan Digunakan

KETERANGAN UNTUK ONGKOS PRODUKSI

Jumlah
Rp. 130.000
Rp. 500.000
Rp. 120.000

Harga total
Rp.864.000
Rp. 288.000
Rp. 960.000
Rp.240.000
Rp. 96.000
Rp. 2.448.000

1. ongkos sewa mesin bubut (cf bubut)


Disaat diakukan penelitian mesin bubut memiliki umur produktif 10 tahun dengan harga pembelian
70.000.000
Waktu sewa mesin bubut perjam didapat
Harga mesin / umur produktif
70.000 .000
Cf = 10 365 24 jam = 799,09 perjam
2. Ongkos sewa mesin milling(cf milling)
Disaat diakukan penelitian mesin bubut memiliki umur produktif 10 tahun dengan harga pembelian
80.000.000
Waktu sewa mesin bubut perjam didapat
Harga mesin / umur produktif
80.000 .000
Cf = 10 365 24 jam = 913,24 perjam
3. Ongkos sewa mesin CNC bubut(cf CNC bubut)
Disaat diakukan penelitian mesin bubut memiliki umur produktif 10 tahun dengan harga pembelian
500.000.000
Waktu sewa mesin bubut perjam didapat
Harga mesin / umur produktif
500.000 .000
Cf = 10 365 24 jam = 5,707,76 perjam
4. Upah operator tiap mesin (cd)
Berdasarkan upah minimum regional (UMR) dengan jumlah kerja dan jam kerja
Untuk mesin milling dan bubut konvesional.
Cd=
=

UMR
jumla h pekerja jam kerja
1.538 .703
8 22

= 8.742,63/ jam
Untuk mesin CNC
Cd=
=

UMR
jumla h pekerja jam kerja
2.500 .000
8 22

= 14.204,55/jam
Keterangan:
Upah operator CNC Bubut berdasarkan hasil wawancara dengan operator di SSML

5. Ongkos daya mesin.

CI = Daya nominal mesin Harga per KWH

Mesin bubut
CI = 2,3 961

= 2.210,3 W
Mesin milling
CI = 1,862 961

= 1.789,38 W
Mesin cnc bubut
CI = 2,5 961
= 2.402,5

6. Ongkos operasi Cj
Total Ongkos Operasi Mesin
CF + CI + CD

Mesin bubut
= Rp.799,087 + Rp.8.742,63 + Rp.2210,3
= Rp.11.752,02./jam

Mesin milling
= CF + CI + CD
=Rp.913,242 + Rp.8.742,63 + Rp.1789,38
= Rp.11.445,25/jam
Mesin CNC bubut
= CF + CI + CD
= Rp.5.707,76 + Rp.14.204,55 + Rp. 2402,5
= Rp.22.314,81/jam

DAFTAR PUSTAKA

www.slideshare.net/mobile/rhizqianacliquers/perancangan-poros-pisau-mesim-pemarut-kelapa-

kelompok -10
www.academia.edu/9071550/kontruksi_mesin_perencanaan
Repository.usu.ac.id
https://publikasiilmiah.ums.ac.id
Harsokoesoemo.H.Darmawan.Pengantar Perancangan Teknik(perancangan produk).Bandung:
ITB,2004. Edisi ke-2

LAMPIRAN

ALTERNATIF PERTAMA

ALTERNATIF KEDUA

Вам также может понравиться