Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2008
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU
1. Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil
(sekitar 1-5 mm).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat
dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paruparu. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea
bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan
gejala sistemik.
a.
Gejala respiratorik
Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti
bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e.
f.
Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Batuk darah
b. Pneumothorax
c.
Luluh paru
d. Gagal nafas
e.
Gagal jantung
f.
Efusi pleura
8. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a.
b. Terapi pencegahan
c.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang / malaise.
e.
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.
f.
Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.
g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri.
h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.
i.
j.
ASUHAN KEPERAWATAN
No
.
1.
Diagnosa
Keperawatan
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
berhubungan
dengan
penumpukan
sekret purulen
pada jalan nafas.
Tujuan
Intervensi
Bersihan
jalan
1. kaji fungsi
nafas
kembali pernafasan, contoh
efektif
bunyi nafas, kecepatan
dan irama.
2.
Perubahan nutrisi
kurangn dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan produksi
sputum, anoreksia
Menunjukkan
berat badan
meningkat.
Rasional
Penurunan bunyi nafas
dapat menunjukkan
atelektasis, ronchi,
mengi menunjukkan
akumulasi sekret
ketidak mampuan
membersihkan jalan
nafas.
Posisi membantu
memaksimalkan
ekspansi paru dan
menurunkan upaya
pernafasan.
Pemasukan tinggi
cairan membantu untuk
mengencerkan sekret,
membuatnya mudah
dikeluarkan.
4. kolaborasi untuk
pemberian obat sesuai
indikasi, obat
mukolitik
Agen mukolitik
menurunkan
kekentalan dan
perlengketan sekret
paru untuk
memudahkan
pembersihan.
Berguna dalam
mendefinisikan
derajat / masalah
dalam menentukan
pilihan interfensi yang
tepat.
5. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
komposisi diet.
3.
Kurang
pengetahuan
mengenai kondisi,
aturan tindakan
dan perpindahan.
Menyatakan
1.
pemahaman
proses penyakit /
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan.
Kaji kemampuan
pasien untuk belajar.
Contoh : masalah
kelemahan, tingkat
partisipasi dan
lingkungan yang
terbaik.
Berguna dalam
mengukur keefektifan
nutrisi dan dukungan
cairan.
Menurunkan rasa tidak
enak karena sisa
sputum atau sisa obat.
Memaksimalkan
masukan nutrisi
sebagai kebutuhan
energi dan menurunkan
iritasi gaster.
Memberikan bantuan
dalam perencanaan diet
dengan nutrisi adekuat
untuk kebutuhan
metabolic dan diet.
Belajar tergantung
pada emosi dan
kesiapan fisik
ditingkatkan pada
tahapan individu.
2. tekankan pentingnya
mempertahankan
protein tinggi dan diit
karbohidrat dan
masukan cairan
adekuat.
Memenuhi kebutuhan
metabolic, membantu
meminimalkan
kelemahan dan
meningkatkan
penyembuhan.
Meningkatkan
kerjasama dalam
program pengobatan
dan mencegah
penghentian obat.
: Tn. D.M
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kr. Protestan
Pendidikan
: SD (tamat)
Pekerjaan
: Tani
Status
: Kawin
Suku/ bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS
: 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian
Diagnosa medis
: TB Paru
: 19 09 69
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan Utama
Batuk berlendir.
Keterangan :
A
: Pihak ayah
: Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+
: Sudah meninggal
erkemihan
encernaan
ntegumen
a.
Eliminasi
:
klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine
warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
:
ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
:
dentitas
Harga diri
deal diri
Berpakaian
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e.
Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f.
sebagai laki-laki.
:
klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan
Gambaran diri :
eran
Eliminasi
ebelum sakit
aat dikaji
Mandi
klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i.
j.
4. Pemeriksaan Fisik
TTV
TD
: 130/80 mmHg
: 80 x/ mnt
: 24 x/ mnt
SB
: 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-
Kepala
Inspeksi
Palpasi
Mata
Inspeksi
Palpasi
Hidung
Inspeksi
Palpasi
Inspeksi
Mulut
:
Inspeksi
bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
Leher
:
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ronchi +/ +, wheezing +/ +a
Abdomen
Inspeksi
datar
Palpasi
Perkusi
tidak kembung
Auskultasi
Atas
Ekstremitas
:
akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
Hasil
5,7 g/ dL
Normal
13-17 g/ dL
Eritrosit
2,03 uL
4,20-5,40 uL
Leukosit
7400 uL
5.000-10.000
Trombosit
230.000 uL
uL
GDS
67 mg/ dL
150.000-
Ureum
31 mg/ dL
450.000 uL
Creatinin
1,1 mg/ dL
110-160
Asam urat
8,5 mg/ dL
dL
Protein total
7,6 mg/ dL
10-50 mg/ dL
Albumin
2,2 mg/ dL
0,6-1,1 mg/ dL
mg/
2,4-7,0 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.
Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7. Klasifikasi Data
DS
DO
- TTV
TD
: 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
: 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
ANALISA DATA
N
o
1
Data
Dampak Masalah
Peradangan parenkim
berlendir
- klien mengeluh sesak
nafas
:
- TTV
TD : 130/80 mmHg
paru
dalam alveoli
R : 24 x/ mnt
sputum
Keluarnya eksudut
Peningkatan produksi
Bersihan jalan
N : 80 x/ mnt
SB : 36,5oC
Masalah
Kemampuan batuk
menurun
- sputum kental
Tertahannya sekresi
- klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
:
Kelemahan tubuh
- terpasang IVFD
Terpasang infuse di
Intoleransi aktivitas
lengan kanan
- klien mengeluh
Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada
Ketidakseimbanga
Batuk produktif
dari kebutuhan
tubuh
Data
Dampak Masalah
- BB sebelum sakit : 46
Peningkatan frekuensi
Masalah
o
:
pernafasan
SD
Kurang informasi
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
Kurang
pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN
N
Diagnosa
o
1
Keperawatan
Bersihan jalan nafas
Bersihan jalan
produksi sputum
efektif setelah
pernafasan
fungsi nafas
ditandai dengan :
diberikan
seperti bunyi,
dapat
pengkajian
berkurang
tindakan
kecepatan dan
menunjukkan
frekuensi
setelah diatur
keperawatan
ketidakmampua
pernafasan 24x/
pada posisi
selama 3 hari
06.00, 12.00,
n untuk
mnt, iramanya
semi fowler
- klien mengeluh
batuk berlendir
- klien mengeluh
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
1. Penurunan
Evaluasi
11-8-08,
: - klien
jm.08.00
mengatakan
1. Melakukan
sesak
sesak nafas
membersihkan
teratur,
- klien
- TTV
hasil:
jalan nafas.
TD :
- batuk
dan jenis
sputum yang
berlendir
pernafasan
keluar banyak
N : 80 x/ mnt
berkurang atau
torakal
: - TTV
R : 24 x/ mnt
hilang
abdominal
TD : 130/80mmHg
11-8-08,
N : 82 x/ mnt
jm.12.00
R : 24 x/ mnt
130/80mmHg
SB : 36,5oC
- sekret encer
vital dalam
normal TTV
putus normal
perubahan
status pasien.
- ronchi -/-
2. Mengukur TTV
SB : 36,2oC
TD :
A : masalah
130/80mmHg
belum teratasi
N : 84 x/ mnt
: - kaji
R : 24 x/ mnt
fungsi
SB : 36,2oC
pernafasan
setiap jam
- Mengawasi
3. Atur posisi klien 3. Posisi
klien minum
06.00, 12.00,
18.00
dengan posisi
membantu
obat codein 1
- observasi
semi fowler
ekspansi paru
tablet dan
TTV setiap 8
dan
cefixime 1
jam
merasa sesak
menurunkan
tablet
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
nafa
Implementasi
upaya
11-8-08,
pernafasan.
jm.12.15
4. Ajarkan teknik
pertahankan
3. Merubah posisi
posisi tidur
semi fowler
Evaluasi
4.
- anjurkan
pada pertemuan
Memaksimalka
menjadi posisi
klien untuk
pertama
n ventilasi dan
semi fowler
minum air
putih yang
meningkatkan
gerakan sekret
11-8-08,
ke dalam jalan
jm.13.15
nafas besar
5. Anjurkan pasien
untuk gunakan
4. Mengajarkan
ingin batuk
tetap
dikeluarkan
dalam dan
menggunakan
batuk efektif
teknik batuk
pada klien
efektif setiap
5. Melatih pasien
batuk
untuk dapat
mengatasi batuk
untuk
yang
11-8-08,
dialaminya.
jm.13.30
meningkatkan
5. Menganjurkan
asupan cairan
pasien untuk
gunakan teknik
ml/ hari
cairan yang
batuk efektif
banyak
setiap batuk
membantu
11-8-08,
mengencerkan
jm.13.45
7. Kolaborasi beri
obat sesuai
klien untuk
teknik nafas
belajar
6. Anjurkan klien
- anjurkan
sebagai mudah
teknik batuk
efektif setiap
banyak
sekret.
6. Menganjurkan
keluarga dan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
instruksi dokter
klien untuk
Ranitidine inj
memenuhi
asupan cairan
& 18.00)
7. Beri obat
Evaluasi
yang cukup
dengan teratur
bagi klien
(06.00, 12.00,
mempercepat
dengan minum
18.00)
proses
penyembuhan
banyak + 2500
(06.00, 12.00,
ml/ hari
18.00)
11-8-08,
Rifampisin 1x3
jm.18.00
tab (06.00)
Implementasi
7. Memberikan
obat sesuai
(06.00)
instruksi
ranitidine inj 1
(06.00)
ampul/ 3 cc
Etambutol 1x3
melalui IVFD
tab (06.00)
Menganjurkan
B6 1x1 tab
klien untuk
(06.00)
minum obat
Alupurinol 1-0-0
tablet secara
(06.00)
: - klien
jm.08.00
mengeluh
1. Melakukan
belum bisa
Intoleransi aktivitas
Klien dapat
b/d kelemahan
beraktivitas
dengan baik
penyakit ditandai
tingkat
observasi
sepenuhnya
dengan :
hasil :
ketergantungan
derajat
beraktivitas
ketergantungan
masih terbatas
pada klien.
pada
- klien
mengatakan
- Klien dapat
beraktivitas
mengetahui
Diagnosa
Keperawatan
aktivitasnya dibantu
:
Tujuan
Intervensi
Rasional
secara mandiri
Implementasi
mandi = 4,
Evaluasi
mobilisasi
berpakaian = 4,
- klien
dilakukan di tempat
BAK
eliminasi = 3,
mengeluh
tidur
dilakukan
mobilisasi = 2,
merasa lelah
sendiri di toilet
pindah = 4,
: - klien
dextrose 5% di
ambulasi = 4,
belum bisa
lengan kanan
naik tangga = 4.
melakukan
Hasil : terjadi
seluruh
ketergantungan
aktivitas
- terpasang infus
- BAB dan
2. Bantu pasien
2. Memenuhi
BAK di
dalam
kebutuhan
pemenuhan
kebutuhan
11-8-08,
tempat tidur
A : masalah
2. Membantu
belum teratasi
berdasarkan
pasien dalam
: - bantu
tingkat
eliminasi BAK
klien dalam
ketergantungann
dengan
pemenuhan
menyediakan
kebutuhan
ya
3. Anjurkan klien
untuk
beraktivitas
secara bertahap
3. Melatih klien
untuk tidak
urinal dan
tergantung dan
klien untuk
secara bertahap
BAB
beraktivitas
bisa mandiri
11-8-08,
secara
jm.08.15
mandiri
3. Menganjurkan
klien untuk bisa
melakukan
mobilisasi
miring kiri,
miring kanan
- anjurkan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
dan duduk
secara mandiri
tanpa bantuan
4. Pujian
4. Beri
reinforcement
orang lain.
membangkitkan
Hasil : klien
semangat
bisa melakukan
pasien untuk
mobilisasi
bisa mandiri
positif terhadap
miring kanan
tingkat
11-8-08,
keberhasilan
jm.08.15
klien
4. Memberikan
pujian pada
klien karena
klien sudah bisa
mobilisasi
secara mandiri
Ketidakseimbangan
Menunjukkan
kebutuhan b/d
nutrisi dengan
klien pada
sudah bisa
produksi sputum
kriteria hasil :
penerimaan, BB,
derajat masalah
nutrisi klien,
makan
turgor kulit,
dan pilihan
hasil nutrisi
walaupun
adanya riwayat
intervensi yang
pasien kurang
masih dalam
mual muntah
tepat
dari kebutuhan,
porsi
BB saat masuk :
: - porsi
penurunan nafsu
40 kg, turgor
makan
makan
dihabiskan
dan anoreksia
ditandai dengan :
:
- Peningkatan
BB
mengalami
- klien mengeluh
mengalami
malnutrisi
atau tidak
1. Berguna dalam
12-8-08,
: - klien
jm.08.00
mengatakan
muntah tidak
ada, nafsu
- frekuensi
makan
N
o
Diagnosa
Keperawatan
penurunan berat
badan
:
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
makan menurun
12-8-08,
meningkat
- BB 40 kg
- BB sebelum
makanan dan
mengukur
sakit : 46 kg, BB
cairan. Awasi
keefektifan
sesudah sakit : 40 kg
pengeluaran
nutrisi dan
cairan infuse
sebagian
urine, keringat
dukungan
: - awasi
timbang BB
cairan
diganti dextrose
masukan dan
5% 20 gtt/ mnt,
pengeluaran
setiap hari
jm.08.058
Evaluasi
2. Mengganti
BB : 40 kg
3. Anjurkan klien
makan dalam
A : masalah
teratasi
- timbang
BB setiap hari
3.
12-8-08,
Memaksimalka
jm.08.10
sering dengan
n masukan
makanan TKTP
nutrisi sebagai
klien untuk
kebutuhan
makan sedikit
energi
tapi sering
3. Menganjurkan
menganjurkan
klien untuk
tetap
mempertahan
kan masukan
nutrisi
4. Kolaborasi ahli
gizi komposisi
diit
Pagi : bubur dan 4. Memberikan
12-8-08,
telur,
bantuan dalam
jm.12.00
Siang : nasi,
perencanaan
4. Mengawasi
pola makan
sup, buah,
nutrisi yang
pasien, hasil
Sore : ekstra
adekuat
klien
telur,
menghabiskan
Malam : nasi,
makanannya,
porsi makan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Evaluasi
sedikit
13-8-08,
: - klien dan
jm.08.00
keluarga
tentang penyakitnya
tentang
b/d kurangnya
penyakitnya
pengetahuan
mengatakan
informasi ditandai
setelah
klien tentang
emosi dan
kemampuan
mengerti
dengan :
diberikan
penyakit TBC
kesiapan fisik
klien untuk
tentang
penyuluhan
yang dialaminya
belajar, hasil
penyakit yang
- klien
1. Kaji
Implementasi
mengatakan tidak
dengan kriteria
klien mau
diderita
mengerti tentang
hasil :
diberikan
: - klien
penyuluhan
dapat
penyakitnya
:
- tingkat
- Klien
mengungkapk 2. Jelaskan pada
2. Perawatan
menjelaskan
pendidikan klien
pengobatan di
13-8-08,
kembali
tamat SD
tentang
perawatan dan
rumah sakit
jm.08.20
pentingnya
penjelasan
pengobatan di
putus obat
yang diberikan
rumah sakit
mengurangi
penyuluhan
dan akibat
komplikasi
kepada klien
putus obat
- Klien dapat
menjelaskan
tentang
teratasi
pentingnya
: - anjurkan
umum
klien tentang
3. Memberikan
penjelasan
proses penyakit,
pengetahuan
perawatan di
klien dan
yang diberikan
pengobatan dan
pada klien
rumah sakit
keluarga
pencegahan
tentang
13-8-08,
berobat secara
penyakitnya
jm.09.00
teratur dan
3. Memberikan
tidak boleh
penyuluhan
pada klien dan
keluarga
tentang
4. Jelaskan pada
klien dan
penyakit yang
diderita klien
putus obat
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
pasien putus
frekuensi, alasan
obat, dan
pengobatan lama
meningkatkan
kerja sama
obat
dalam
13-8-08,
pengobatan
jm.09.30
4. Menjelaskan
pada klien dan
keluarga
tentang
pentingnya
pengobatan dan
dampak
berhenti minum
obat yaitu
pengobatan
dimulai dari
pertama dan
penyakit yang
diderita bisa
bertambah
parah.
Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
Tgl.
Senin,
Dx
I
11-08-
Jam
Implementasi
Evaluasi
08
I, II
08.1
pernafasan klien
mengatakan
Hasil : pernafasan
masih batuk
cepat, frekuensi
berlendir
24 x/ mnt, irama
- klien
teratur, jenis
mengeluh masih
pernafasan
sesak nafas
torakal/
: - TTV
abdominal
TD : 130/80mmHg
5 - Melakukan
N : 82 x/ mnt
pengukuran
R : 22 x/ mnt
TTV :
SB : 36,2oC
TD : 130/80mmHg
I
: - klien
A : masalah
N : 82 x/ mnt
belum teratasi
R : 24 x/ mnt
: - kaji fungsi
13.1SB : 36,2oC
5 - Mengajarkan
pernafasan
setiap jam
teknik nafas
06.00, 12.00,
18.00
efektif
- observasi
melakukan
pukul 06.00,
dengan baik,
12.00, 18.00
klien dapat
13.2
- anjurkan
mengeluarkan
klien untuk
sekret, warna
menggunakan
putih, encer
teknik batuk
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
jumlah +
efektif setiap
sendok makan
ingin batuk
- Merubah posisi
I
13.3
0
klien untuk
tidur terlentang
tetap
menjadi semi
mengkonsumsi
fowler
cairan yang
klien untuk
5
I, II,
teknik batuk
fowler
- Menganjurkan
keluarga dan
klien untuk
memenuhi asupan
18.0
18.0
0
- pertahankan
posisi semi
ingin batuk
I, II
banyak
menggunakan
efektif setiap kali
III
- anjurkan
- Menganjurkan
13.4
Evaluasi
klien untuk
minum obat tablet
secara teratur dan
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
II
12-8-08
08.0 - Melakukan
0
observasi derajat
: - klien
ketergantungan
mengatakan
pada klien
masih batuk
Hasil :
berlendir
Mandi = 2,
III
08.0
Diagnosa I
- klien
berpakaian = 2,
mengatakan
eliminasi = 3,
sesak nafas
mobilisasi = 2,
berkurang
pindah = 3,
: - sputum
ambulasi = 2,
putih kental
naik tangga = 3
0 - Mencatat status
nutrisi klien
- R : 22 x/
mnt
A : masalah
Hasil : nutrisi
teratasi sebagian
kurang dari
: - pertahankan
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
kebutuhan, BB
posisi semi
saat masuk RS :
fowler
- kaji
baik, mual
frekuensi
pernafasan,
nafsu makan
menurun
setiap jam
- Melakukan
pengkajian
III
Evaluasi
06.00, 12.00,
18.00
frekuensi
08.0
5
pernafasan 22x/
Diagnosa II
mnt, irama
: - klien
teratur, jenis
mengatakan
pernafasan
aktivitasnya
torakal abdominal
masih dibantu
II,
- Mengganti cairan
: - BAK
III
dilakukan di
0,9% diganti
tempat tidur
dextrose 5% 20 A : masalah
08.1
0
II
gtt/ mnt,
belum teratasi
menimbang BB
: - bantu klien
hasil BB : 40 kg
dalam
kebutuhan
BAK dan
sehari
mobilisasi
08.1 - Menganjurkan
5
klien untuk
- anjurkan
untuk
beraktivitas
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
I, III
Implementasi
sering
Evaluasi
dengan bertahap
- Menganjurkan
12.0
0
Diagnosa III
melakukan
: - klien
mobilisasi sendiri
mengatakan
tanpa bantuan
sudah bisa
orang lain
makan
walaupun dalam
melakukan
porsi yang
aktivitas
sedikit
- Mengukur TTV
I
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
: - porsi makan
dihabiskan
- frekuensi
R : 22 x/ mnt
makan
SB : 36,5oC
meningkat
makan pasien
teratasi sebagian
Hasil : klien
: - awasi
menghabiskan
pemasukan dan
- timbang BB
tiap hari
- anjurkan
menggunakan
klien untuk
teknik batuk
tetap makan
efektif setiap
dalam porsi
ingin batuk
sedikit tapi
- Memberikan
suntikan
sering
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
ranitidine inj 1
ampul via IVFD,
menganjurkan
klien untuk
minum obat tablet
Rabu,
I, II,
13-8-08
III,
secara teratur
08.0 - Melakukan
0
IV
Diagnosa I
pengkajian
: - klien
frekuensi
mengeluh batuk
pernafasan 24 x/
berlendir
mnt, irama
: - sputum
teratur, jenis
kental
pernafasan
- TTV
torakal abdominal
TD : 130/80mmHg
- Observasi derajat
N : 80 x/ mnt
ketergantungan, R : 22 x/ mnt
mandi = 2,
SB : 36,5oC
berpakaian = 2, A : masalah
eliminasi = 2,
belum teratasi
mobilisasi = 0,
: - pertahankan
pindah = 3,
posisi semi
ambulasi = 2,
fowler
naik tangga = 3
- Mengukur
III
08.2
0
- anjurkan
klien untuk
kemampuan klien
meningkatkan
untuk belajar
asupan cairan
- anjurkan
diberikan
untuk tetap
penyuluhan
gunakan teknik
- Memberikan
batuk efektif
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
penyuluhan
kepada klien
Diagnosa II
tentang
: - klien
pentingnya
mengatakan
08.3
perawatan di
belum bisa
rumah sakit,
beraktivitas
proses penyakit,
sepenuhnya
alasan
masih terbatas
pengobatan lama
pada mobilisasi
: - BAB dan
obat
BAK di tempat
09.0
0
pasien semi
fowler
- Mengganti cairan
tidur
- berpakaian
dibantu oleh
keluarga
dengan dextrose
belum teratasi
5%
: - anjurkan
- Menganjurkan
12.0
0
klien
klien untuk
beraktivitas
menggunakan
mandiri secara
teknik batuk
bertahap
efektif setiap
ingin batuk
- Menganjurkan
Diagnosa III
: - klien
mengatakan
meningkatkan
sudah bisa
aktivitas secara
dalam porsi
mandiri
sedikit
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
- Mengobservasi
- klien
TTV
mengatakan
TD : 130/80mmHg
sering makan
N : 80 x/ mnt
: - porsi makan
13.0R : 22 x/ mnt
sedikit,
0 SB : 36,5oC
makanan
- Mengawasi pola
makan klien,
dihabiskan
- BB : 40 kg
18.0
klien makan
A : masalah
dengan porsi
teratasi sebagian
sedikit makanan
: - anjurkan
dihabiskan
klien tetap
- Menimbang BB
mempertahanka
pasien
n asupan nutrisi
Hasil : BB = 40
yang
kg
- Memberikan
- timbang BB
setiap hari
suntikan via
IVFD ranitidine 1
Diagnosa IV
ampul
: - klien
- Menganjurkan
mengungkapkan
tentang cara
jangan sampai
pencegahan
penularan
penyakit dan
- Menjelaskan
akibat putus
bahwa tugas di
obat
ruangan telah
: - klien dapat
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
selesai
Evaluasi
menjelaskan
kembali cara
pencegahan dan
akibat putus
obat
- klien dapat
minum obat
sendiri
A : masalah
teratasi
: -
Tujuan
Khusus
Klien dan
keluarga
memahami 1.
penyakit
tuberkulosis
paru
2.
3.
4.
Aktivitas KMB
Evaluasi
Materi Metode Media
Petugas
Klien
Proses
Hasil
Kesehatan
Konsep - Flip
Menjelaskan Memperhatika - Apa itu
Klien dan
TB Paru Cerama chart
kepada klien n penjelasan
penyakit
keluarga
h
dan keluarga petugas dan
tuberkolosi memahami
Pengerti - Tanya
Leaflet konsep
bertanya jika
s?
tentang
an
jawab
tuberkolosis tidak mengerti konsep
paru
Penyebabn penyakit
Penyeba
ya?
tuberkolosis
b
paru
Gejala
Gejalanya?
Cara
- Cara
penulara
penularan?
n
Alasan - Flip
Menjelaskan Memperhatika - Mengapa - Klien dan
dirawat Cerama chart
:
n penjelasan
dirawat di keluarga
di RS
h
- Alasan
petugas dan
RS?
mengerti
- Tanya
Leaflet dirawat di
bertanya jika - Kenapa
mengapa
Penting jawab
RS
putus obat satu pentingnya dirawat di
nya
- Pentingnya hari saja
pengobatan RS
pengoba
pengobatan
?
- Klien dan
tan dan
dan akibat
- Akibat
keluarga
akibat
putus obat
dari putus
mengerti
putus
obat
pentingnya
obat
pengobatan
dan akibat
putus obat