Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2
struktur tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang
sama dengan cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit.
Bunsitis adalah peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi,
benturan secara langsung pada persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri.
Bursitis paling sering di bursa subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan dan
bursa radiohumenal, sesuai urutan kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari
pada keparahan penyakit. Bursitis dapat dikelompokkan menjadi bursitis akut
adalah terjadi secara mendadak.. bursitis kronis merupakan akibat dari serangan
bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari bursitis ?
2. Apakah etiologi dari bursitis ?
3. Apa sajakah klasifikasi dari bursitis ?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari bursitis ?
5. Bagaimanalah manifestasi klinis dari bursitis ?
6. Apa sajakah pemeriksaan penunjang dari bursitis ?
7. Apa sajakah diagnosa banding dari bursitis ?
8. Bagaimanakah penatalaksanan bursitis ?
9. Apa sajakah faktor resiko dari bursitis ?
10. Bagaimanakah komplikasi dari bursitis ?
11. Apa sajakah pencegahan penyakit bursitis ?
12. Bagaimanakah Konsep Keperawatan pasien dengan bursitis ?
C. Tujuan Penulisan Masalah
1. Mahasiswa mengetahui definisi dari bursitis
2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari bursitis
3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari bursitis
4. Mahasiswa mengetahui patofisiologi dari bursitis
5. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis dari bursitis
6. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang dari bursitis
7. Mahasiswa mengetahui diagnosa banding dari bursitis
8. Mahasiswa mengetahui penatalaksanan bursitis
9. Mahasiswa mengetahui faktor resiko dari bursitis
10. Mahasiswa mengetahui komplikasi dari bursitis
11. Mahasiswa mengetahui pencegahan penyakit bursitis
12. Mahasiswa mengetahui Konsep Keperawatan pasien dengan bursitis
1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
1. Definisi
Bursitis adalah peradangan bursa,adanya cairan mengisi rongga yg berbentuk
kantong diantara dua jaringan lunak pada persendian. Bursa memungkinkan
pergerakan sendi dan berfungsi sebagai bantalan sendi.(Barbara C.
Long.1996: 2)
Bursitis adalah pembesaran dan peradangan dalam salah satu bursa.
Merupakan jenis penyakit yg termasuk rheumatism non artikuler.(depkes .
1995)
2. Etiologi
Bursitis merupakan akibat sekunder dari trauma terus menerus dan strain,
infeksi akut dan kronis sekitar sendi misal luka karena tembus akibat kondisi
arthritis,akibat penyakit metabolik misal penimbunan asam urat dalam bursa
akibat adanya neoplasma.(depkes.1995)
3. Klasifikasi penyakit
Menurut (Robert M bennet, 1996) Bursitis di golongkan menjadi 2:
a. Bursitis akut terjadi secara mendadak.
Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang
meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak.
Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan
nyeri luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba
hangat.
b. Bursitis kronis
Merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera
yang berulang. Pada akhirya, dinding bursa akan menebak dan di
dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur.
Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan
tanbah. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pregerakan,
sehingga otot mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi lemah. Serangan
bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa
minggu dan sering kambuh.
Klasifikasi Bursitis berdasarkan lokasinya :
a. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling
penting dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan
nyeri akut serta pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada
sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid terutama pada malam

b.

c.

d.
e.

f.

g.

h.
i.
j.
k.

l.
m.

hari. Sering kali sekunder akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi
tanpa di ketahui.
Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada
permukaan metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan aspirasi cairan
pada bagian yang membengkak dan suntikan kortikosteroid local.
Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan
tulang kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan
kulit (bursa sub kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut
terutama pada kalkaneus posterior. Mudah untuk melakukan suntikan
kortikosteroid dan xilokain pada daerah pembengkakan di sini, tetapi
harus hati-hati tidak boleh ada bolus pada tendon untuk menghindari
risiko rupture.
Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan
local kortikosteroid dan atau lidokain sangat membantu.
Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena
dijumpai pada wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang
(tender) dan kadang-kadang membengkak dan terasa panas di daerah
lutut bagian medial inferior, distal garis sendi.
Bursitis pre patellar (house maids knee dengan keluhan yang khas pada
lutut, yaitu rasa nyeri sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan
berwarna merah pada bagian anterior lutut (patela). Penyebab yang paling
sering karena lutut sering bertumpu pada lantai. Berbeda dengan sinovitis
pada lutut yang menimbulkan pembengkakan di daerah belakang bagian
pinggir lutut.
Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi
pada posisi dengan menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun
inflamasinya jelas tetapi kadang-kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga
dapat timbul pada artristis rheumatoid, gout, akibat trauma dan infeksi.
Pencegahan dilakukan dengan memakai alas karet busa untuk protektif.
Kalau perlu dapat diberi suntikan local kortikosteroid.
Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat
mengalami inflamasi dan menimbulkan rasa sakit yaitu :
Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles.
Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achilles
Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis
yang berulang-ulang di tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada
Achilles dan dapat mengakibatkan rupture tendon.
Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini
terutama di sebabkan ukuran sepatu yang tidak sesuai.
Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang terpenting yaitu :
1) bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus medius di trokanter femur,
menimbulkan rasa nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah

trokanter dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri
istimewa pada malam hari dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan,
rotasi internal atau kalau mendapat penekanan di daerah trokanter
tersebut dijumpai otot-otot menegang kaku. Dan pada foto roentgen
terlihat adanya deposit kalsium. Penanggulangan dengan suntikan
local lidocain 1%.
2) Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri dan tegang di daerah
lateral segi tiga skarpa (daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament
inguinal,
4. Patofisiologi
Garis synovial dari pundi bursa meradang, jadi lebih banyak cairan
diproduksi, bursa bengkak. Kadang- kdang terkumpul sisa kalsium.
Pembengkakan disertai nyeri dan terbatas nya gerakan sendi atau ekstremitas.
(Barbara C.Long. 1996 : 2)
5. Manifestasi klinik
Gejala utama pada bursitis pada umumnya berupa pembengkakan
lokal, panas, merah dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung
membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi
bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita
mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan
merasakan nyeri.
6. Pemeriksaan Penunjang
Ada pemeriksaan khusus untuk memastikan adanya bursitis yaitu
dengan radiografi. Pada daerah yang terserang biasanya menunjukkan adanya
klasifikasi dalam bursa, tendon atau jaringan lunak yang berdekatan.
7. Diagnosa Banding
a. Sepsis atau sinflamasi : aspirasi dan biakan
b. Mungkin sukar dibedakan antara bursitis dan arthritis inflamasi akut,
selulitis, atau ostiomieolitis.
c. Diagnosa sering ditegakkan berdasarkan lokasi nyeri pada tempat yang
klasik.
d. Sendi yang terserang biasanya mempunyai ruang gerak pasif yang hampir
normal.
8. Penatalaksanaan
a. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.
b. Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana
untuk sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan

c.

d.
e.
f.
g.

diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen


atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa
disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke
dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali.
Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison)
per-oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan
untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.
Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.
Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum
atau melalui pembedahan.
Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa
membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.

9. Faktor resiko
a. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi ketika
berjalan, memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu
yang panjang.
b. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul,
pinggul bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk
jangka waktu yang lama.
c. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah)
lumbal, dan masalah tulang lainnya.
d. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang
lain oleh lebih dari satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda
berjalan dan dapat menyebabkan iritasi bursa pinggul.
e. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan
untuk menjadi meradang.
f. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di
pinggul dapat mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung
lendir.
g. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon
yang melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa
dan menyebabkan peradangan.
10. Komplikasi
a. Terjadinya Bursitis kronis
b. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan
cedera pada tendon sekitarnya.

11. Pencegahan
Pencegahan ini bertujuan untuk menghindari perilaku dan aktivitas
yang membuat peradangan pada bursa lebih buruk.
a. Hindari aktivitas berulang yang menempatkan tekanan pada pinggul.
b. Menurunkan berat badan jika perlu.
c. Dapatkan sepatu memasukkan benar pas untuk kaki panjang perbedaan.
d. Mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas dari otot-otot pinggul.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Bursitis


1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama
Nyeri, pembengkakan, panas, merah.
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu.
Apakah klien pernah menderita artitis rematoid, gout, apakah pernah
cedera atau koma.
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Pola mobilitas fisik
g. Pola perawatan diri.
Klien dalam pemenuhan perawatan diri (mandi, gosok gigi, mencuci
rambut) mengalami keterbatasan karena nyeri tersebut.
h. Konsep diri
Klien dengan penyakit bursitis akut maupun kronis sering mengalami
nyeri sehingga gambaran dirinya terganggu.

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan agen injury
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam nyeri
berkurang atau hilang.
2) Kriteria hasil:
a) Klien mengatakan nyeri berkurang.
b) Klien tampak dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat.
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji lokasi, intensitas dan derajat 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan
nyeri.
manajemen nyeri dan keafektifan program.
2. Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring
2. Berikan posisi yang nyaman.
mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri.
3. Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan
mempertahankan posisi netral.
3. Berikan kasur busa atau bantal air 4. Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan
pada bagian yang nyeri.
otot.
4. Ajarkan
teknik
relaksasi
dan 5. Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik
distraksi.
ringan dalam mengurangi kekakuan dan
5. Kolaborasi pemberian aspirin.
meningkatkan mobilitas.
b. Inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.

1.

2.
3.

4.

1) Tujuan :
Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x 24 jam.
2) Kriteria hasil :
a) Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat
kemampuan
b) Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan
toleriansi aktifitas.
INTERVENSI
RASIONAL
Evaluasi
laporan
kelemahan, 1. Klien menunjukkan kelemahannya berkurang
perhatikan ketidak mampuan untuk
dan dapat melakukan aktifitasnya
berpartisipasi dalam aktifitas seharihari
2. Menghemat energi untuk aktifitas
Berikan lingkungan tenang dan
periode istirahat tanpa gangguan
3. Istirahat
sistemik
dianjurkan
selama
Pertahankan istirahat tirah baring /
eksaserbasi dan seluruh fase penyakit yang
duduk jika diperlukan
penting mencegah kelemhan
4. Menghindari cedera akibat kecelakaan
Berikan lingkungan yang aman
c. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada
waktu bergerak.
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien
mampu melakukan perawatan terhadap dirnya secara mandiri.
2) Kriteria hasil :
a) Klien mampu melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat
yang konsisten dengan kemampuan individual.
b) Klien mampu mendemontrasikan perubahan teknik atau gaya
hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

INTERVENSI
1. Kajian keterbatasan
peraatan diri.

RASIONAL
klien dalam 1. Mungkin dapat melanjutkan aktifitas umum
dengan melakukan adaptasi yang dilakukan
pada saaat ini.
2. Pertahankan
mobilitas,
kontrol 2. Mendukung kemandirian fisik / emosional.
terhadap nyeri dan program latihan.
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dan 3. Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian,
perawatan diri.
yang akan meningkatkan harga diri.
4. Berguna untuk menentukan alat bantu utnuk
4. Konsul dengan ahli terapi okulasi.
memenuhi kebutuhan individu.

3. Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud
agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
Langkah-langkah persiapan tindakan keperawatan adalah sebagai
berikut :
1. Memahami rencana perawatan yang telah ditentukan.
2. Menyiapkan tenaga atau alat yang diperlukan.
3. Menyiapkan lingkungan yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan
antara lain : langkah pelaksanaan, sikap yang meyakinkan, sistematika
kerja yang tepat, pertimbangan hukum dan etika, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat, mencatat semua tindakan keperawatan yang telah
ditentukan
Implementasi
/
pelaksanaan
pada
diagnosa
keperawatan
penyakitBursitis mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat.
4. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang yang telah ditentukan.
Tujuannya adalah menentukan kemampuan pasien dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

10

Bursitis adalah suatu penyakit peradangan pada bursa yang terdapat pada
sendi-sendi tubuh dengan gejala berupa pembengkakan lokal, panas, merah dan
nyeri.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita bursitis adalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan agen injury
2. Inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.
3. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada waktu
bergerak.
B. Saran
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di samping itu
kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami bisa
berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

11

1. Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk


perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
2. Jempormase, Ana. 2013, ASKEP BURSITIS tersedia di :
http://anajem.blogspot.com/2013/04/askep-bursitis.html di-update tanggal 18
April 2013, diakses tanggal 29 Januari 2015
3. Hidayat, M Rizky 2012. ASKEP Bursitis, tersedia di:
http://nersjomblo.blogspot.com/2012/09/askep-bursitis.html di-update : 14
September 2012 diakses pada tanggal 29 Januari 2015
4. Yahya, 2010, Asuhan Keperawatan Bursitis, tersedia di
https://sailormanyahya.wordpress.com/2010/11/28/asuhan-keperawatanbursitis-2/ di-update 28 November 2010, diakses 29 Januari 2015

Вам также может понравиться