Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2014/2015
Kata Pengantar
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang
tiada terkira besarnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul SISTEM MUSCULUSCELETAL GOUT
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: Kedua orang tua dan teman-teman penyusun yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari
sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Gorontalo, 28 April
2015
Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
............................................................................................................1
B. TUJUAN DAN MANFAAT
...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIK
1. DEFINISI
GOUT....................................................................................................
2. ETIOLOGI
GOUT................................................................................................
3. PATOFISIOLOGI
GOUT.......................................................................................
4. MANIFESTASI KLINIS
GOUT..............................................................................
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
GOUT.................................................................
6. PENATALAKSANAAN KEPERWATAN
GOUT..................................................
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
GOUT....................................................................
8. KOMPLIKASI .........................................................................................
....................
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN..........................................................................................
....................
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
...................................................................................
3. RENCANA
KEPERAWATAN......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................
......
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya
manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negarabangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang
sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat
esensial
adalah
terpenuhinya
kebutuhan
pangan
yang
bergizi.
Permintaan pangan yang tumbuh lebih cepat dari produksinya akan terus berlanjut.
Akibatnya, akan terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan produksi pangan domestik yang
makin lebar. Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang masih
relatif tinggi, dengan jumlah besar dan penyebaran yang tidak merata.
Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah meningkatnya kompetisi
pemanfaatan sumber daya lahan dan air disertai dengan penurunan kualitas sumber daya
tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat
pertumbuhannya.
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.1
Asam urat (AU) telah diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu, namun beberapa aspek
patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama beberapa tahun
hiperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau dianggap sama dengan gout, namun
sekarang AU telah diidentifikasi sebagai marker untuk sejumlah kelainan metabolik dan
hemodinamik.
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di Indonesia adalah penyakit asam
urat. Asam Urat sering dialami oleh banyak orang sekarang ini. Bahkan, orang yang masih
tergolong muda juga sering ditimpa penyakit ini. Sebenarnya, seperti apa penyakit ini? Apa saja
definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui konsep dasar GOUT (Asam Urat)
II.
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
III.
Manfaat
1. Sebagai bahan informasi mahasiswa tentang konsep dasar GOUT (Asam Urat)
2. Sebagai bahan masukan bagi lahan praktik untuk lebih meningkatkan mutu.
BAB II
ASAM URAT (GOUT)
A. PENGERTIAN
1. DEFINISI
Gout (pirai)
berhubungan
merupakan
dengan
kelompok
defekgenetik
keadaan
pada
heterogenous
yang
metabolisme
purin
eksresi
pembentukan
asam
asam
urat
urat.Goutsekunder
yang
disebabkan
berlebihan
atau
karena
eksresiasam
Karena
memengaruhi
penyakit.
itu,gangguan
metabolisme
Salah
satunya
yang
tubuh
penyakit
timbul
pada
organ
danmenimbulkan
yang
bisa
ini
akan
berbagai
jenis
ditimbulkanadalah
maka
sampah
sisa
metabolisme
pun
akan
menumpuk.
buruk
nyata
pada
individu
yang
(2009)
menemukan
korelasi
nyata
antara
konsumsi
alkohol
kristal
monosodium
urat.
Serangan
gout
tampaknya
kristal
dan
dengan
imonologik.
4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal dari artritis
demikian
gout
adalah
memperlihatkan
panas,
aktivitas
kemerahan
dan
pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita
gout dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya
bertahan berjam-jam sampai seharian, dengan atau tanpa pengobatan.
Seiring berjalannya waktu serangan artritis gout akan timbul lebih sering
dan lebih lama.
Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu
ginjal.
Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak
nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di
sekitar jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat
ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang
pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi).
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Serum asam urat
ekskresi.
2) Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam
batas normal yaitu 5000 10.000/mm3.
3) Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikanproses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
4) Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan
asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level
asam
urat
urin
meningkat.
Kadar
kurang
dari
800
mg/24
jam
6. PENATALAKSANAAN
a. Olahraga aerobik/senam
Manfaat kesehatan olahraga aerobik meliputi berkurangnya resiko
penyakit jantung atau penyakit kronis lainya, menormalkan tekanan
darah, mengontrol berat badan, mengurangi gula darah dan lemak,
dan mengurangi kekakuan dan nyeri karena arthritis. Olahraga
aerobik berpengaruh rendah tidak memperburuk nyeri arthritis.
Digabungkan dengan penguatan dan peregangan, olahraga aerobik
menambah kebugaran, mengurangi depresi dan nyeri dan (dalam
jangka panjang) memperbaiki fungsi (Millar, 2013:51). Durasi suatu
kelas biasanya 45-60 menit. Kelas 60 menit yang baik meliputi
kegiatan pemanasan minimum 10 menit, 15-20 menit gerak inti, dan
10 menit pendinginan. Selama 2-4 minggu dalam jangka waktu 2-3
kali dalam seminggu. Penelitian telah membuktikan bahwa dengan
mengikuti
aerobik
seseorang
dapat
mengurangi
nyeri
dan
yang
memperkuat
dengan
frekuensi
lambat,
berirama.
Pasien
dapat
colchicine
indometasin,
(oral
digunakan
atau
untuk
parenteral)
meredakan
atau
NSAID
serangan
akut
seperti
gout.
yang
efektif
tetapi
penggunaanya
terbatas
terdapat
resiko
hiperurisemia
merupakan
faktor
resikotimbulnya
sendi
dan
meninggalkansejumlah
MSU.tofi
pada
kedua
berupa
batu
ginjal,
gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi
sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat
meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana
urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk
batu.Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat
akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai
hasil
dari
penghancuran
yang
berlebihan
dari
sel
ganas
saat
sinovia,
tulangrawan
artikular,
erosi
tulang
rawan,
NO
DX. KEPERAWATAN
1.
Domain 12
Kelas 1
INTERVENSI (NIC)
Pain management
Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
Kode dx (00132)
Kriteria hasil :
termasuk lokasi,
Nyeri akut
Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu mengontrol nyeri
Factor Berhubungan
dengan:
non-farmakologi untuk
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi
Observasi reaksi non verbal
dari ketidaknyamanan
Gunakan tehnik
komunikasi terapeutik
psikologis
Batasan karakteristik:
bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri
masa lampau
Evaluasi bersama klien dan
berkurang dengan
jantung
Perubahan frekuensi
pernapasan
dan tanda nyeri)
Laporan isyarat
Menyatakan rasa nyaman
Diaphoresis
setelah nyeri berkurang
Perilaku distraksi
Tanda vital dalam rentang
Mengekspresikan perilaku
normal
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang dapat
diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan nyeri secara
untuk mengetahui
ketidakefektifan, control
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi factor presipitasi
nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi , non
verbal
farmakologi dan
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang tehnik non
farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter
Analgesic administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Beri analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesic ketika
beratnya nyeri
Tentukan analgesic pilihan ,
rute pemberian dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM, untuk pengobatan
2.
untuk mempertahankan
perubahan metabolism sel
indeks masa tubuh diatas
keseimbangkan postur tubuh
persentil ke-75 sesuai usia o Performa mekanika tubuh;
gangguan kognitif
tindakan individu untuk
kepercayaan budaya
mempertahankan kesejajaran
terkait aktivitas sesuai usia
penurunan kekuatan
tubuh yang sesuai dan untuk
kendali atau massa otot
mencegah peregangan otot
keadaan alam perasaan
skeletal
halus
o keterbatasan kemampuan
melakukan ketrampilan
motorik kasar
o keterbatasan rentang
o Gerakan terkoordinasi;
menggunakan aktifitas
spesifik atau protocol latihan
kemampuan otot untuk
yang sesuai untuk
bekerjasama secara volunteer
meningkatkan atau
dalam menghasilkan suatu
mengembalikan gerakan
tubuh yang terkendali
gerakan yang terarah
5. Terapi aktivitas fisik:
o Pergerakan sendi: aktif
ambulasi; meningkatkan dan
(sebutkan sendinya); rentang
membantu dalam berjalan
pergerakan sendi aktif
untuk mempertahankan
fungsi tubuh otonom
dengan gerakan atas inisiatif
6. Terapi latihan fisik:
sendiri
keseimbangan; untuk
o Mobilitas; kemampuan untuk
meningkatkan dan
bergerak secara terarah dalam
mempertahankan
keseimbangan postur tubuh
lingkungan sendiri dengan atau
7. Pengaturan posisi; mengatur
tanpa alat bantu
penempatan pasien atau
o Fungsi skeletal; kemampuan
bagian tubuh pasien secara
tulang untuk menyokong tubuh
hati-hati untuk meningkatkan
kesejahteraan fisiologis dan
dan memdasilitasi pergerakan
psikologis
o Performa berpindah;
8. Pengaturan posisi; mengatur
kemmapuan untuk mengubah
penempatan pasien atau
letak tubuh secara mandiri atau
bagian tubuh pasien secara
hati-hati dikursi roda untuk
dengan alat bantu.
meningkatkan kesejahteraan
fisiologis dan psikologis
Tujuan atau criteria evaluasi
9. Bantuan perawatan diri:
o Memperlihatkan mobilitas,
berpindah; memnabtu
individu untuk mengubah
yang dibuktikan oleh indicator
posisi tubuhnya
sebagai berikut:
Pengkajian merupakan proses
1. gangguan eksterm
yang kontinu untuk menentukan
2. berat
3. sedang
tingkat performa hambatan
4. ringan
mobilitas pasien.
5. tidak mengalami gangguan
Aktivitas keperawatan tingkat 1
o Kaji kebutuhan terhadap
bantuan pelayanan
kesehatan dirumah dan
kebutuhan terhadap
peralatan pengobatan yang
tahan lama
o Ajarkan pasien tentang dan
pantau penggunaan alat
bantu mobilitas
o Ajarkan dan bantu pasien
dalam proses berpindah
o Rujuk keahli terapi fisik
pergerakan sendi
o tremor yang diindikasi
oleh pergerakan
o ketidak stabilan poetur
tubuh
o melambatnya pergerakan
o gerakan tidak teratur atau
tidak terkoordinasi
Aktivitas keperawatan
tingkat 2
o Kaji kebutuhan belajar
pasien
o Kaji terhadap kehutuhan
bantuan layanan kesehatan
dari lembaga kesehatan
dirumah dan alat kesehatan
yang tahan lama
o Ajarkan dan dukung pasien
dalam latihan ROM aktif
atau pasif untuk
mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan dan
ketahanan otot
o Instruksikan dan dukung
pasien untuk menggunakan
trapeze atau pemberat
untuk meningkatkan serta
mempertahankan kekuatan
ekstremitas atas
o Ajarkan tehnik ambulasi
dan berpindah yang aman
o Instruksikan pasien untuk
menyangga berat badannya
o Instruksikan pasien untuk
mempertahankan
kesejajaran tubuh yang
benar
o Gunakan ahli terapi fisik
dan okupasi sebagai suatu
sumber untuk
mengembangkan
perencanaan dan
mempertahankan atau
meningkatkan mobilitas
o Berikan penguatan positif
selama aktivitas
o Awasi seluruh upaya
mobilitas dan bantu pasien,
jika perlu
o Gunakan sabuk penyokong
saat memberikan bantuan
ambulasi atau perpindahan
Aktivitas keperawatan
tingkat 3 dan 4
o Tentukan tingkat motivasi
pasien untuk
mempertahankan atau
megambalikan mobilitas
sendi dan otot
o Gunakan ahli terapi fisik
dan okupasi sebagai suatu
sumber untuk
mengembangkan
perencanaan dan
mempertahankan atau
meningkatkan mobilitas
o Dukung pasien dan
keluarga untuk memandang
keterbatasan dengan
realitas
o Berikan penguatan positif
selama aktivitas
o Berikan analgesic sebelum
memulai latihan fisik
o Penguatan posisi (NIC):
Pantau pemasangan alat
traksi yang benar
Letakkan matras atau
tempat tidur terapeutik
dengan benar
Atur posisi pasien dengan
kesejajaran tubuh yang
benar
Letakkan pasien pada posisi
terapeutik
Ubah posisi pasien yang
imobilisasi minimal setiap
2 jam, berdasarkan jadwal
spesefik
Letakkan tombol pengubah
posisi tempat tidur dan
Body image
Self esteem
Criteria Hasil :
Body image positif
Mampu mengidentifikasi
kekuatan personal
Mendiskripsikan secara
actual perubahan fungsi
tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
Noc
Anxiety reduction
Comfort level
Pain level
Rest: extent andpattern
Nic
Sleep enhancement
o
Batasan karakteristik
Kelembaban lingkungan
sekitar
Suhu lingkungan sekitar
Tanggung jawab
memberi asuhan
Perubahan pejalan
terhadap cahaya-gelap
Gangguan (mis, untuk
tujuan terapeutik,
pemantauan,
pemeriksaan
laboratorium)
Kurang kontrol tidur
Kurang privasi ,
pencahayaan
Bising, bau gas
Tidak familier dengan
prabot tidur
Kriteria hasil:
Jumlah jam
tidur dalam
batas normal 68 jam/hari
Pola tidur,
kualitas dalam
bats normal
Perasaan segar
sesudah tidur
atau istirahat
Mampu
mengidentifikas
i hal-hal yang
meningktatkan
tidur
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin.
Purin adalah salah satu
kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang
berhubungan
dengan
defekgenetik
pada
metabolisme
purin
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, penyusun mengharapkan kepada para
mahasiswa keperawatan khususnya, agar dapat memahami dan menambah
pengetahuan kita tentang GOUT dalam mata kuliah KMB 2 sistem
musculusceletal. Serta diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 1997. Buku Ajar Keperawawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://www.academia.edu/5865144/GOUT
http://www.slideshare.net/Sifatmasari/asuhan-keperawatan-gout-asamurat