Вы находитесь на странице: 1из 7

ASUHAN KEHAMILAN DENGAN LETAK LINTANG

DEFINISI
Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin melintang
di dalam uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu sedangkan bokong berada
pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada
kepala janin, sedangkan bahu berada pada PAP. Grenhi menyebutkan angka
kejadiannya 0.3 % dan Holland 0,5-0,6 % dari kehamilan (Hanifa,1992).
Pada letak lintang tubuh bayi memanjang tubuh kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang tersebut membentuk
sudut lancip adalah letak lintang obliq (Cuningham,1995). Pada letak lintang sumbu
anak tegak lurus atau hampir tegak lurus dengan sumbu panjang ibu.
Terdapat 2 jenis letak lintang :
1.
Presentasi bahu (Presentasi akromion ) yaitu pada letak lintang , bahu yang
menjadi bagian terendah .
2.
Dorso anterior yaitu jika punggung terdapat di sebelah depan, dan dorso
posterior yaitu jika punggung terdapat di sebelah belakang (DS
Bratakoesoema,2005)

ETIOLOGI

Relaksasi berlebihan dari dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi.


Pada multi paritas 4 atau lebih, insiden letak lintang 10 kali lipat dibanding
nullipara.

Kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar

Keadaan yang menghalangi turunya kepala bayi ke rongga panggul seperti


pangul sempit, tumor daerah panggul dan plasenta previa.

Kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatus atau uterus subseptus


(Hanifa,1992 & Cuningham 1995)

PATOFISIOLOGI

Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus


beralih ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi
menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan terjadinya posisi obliq atau melintang.

Dalam persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan berpindahnya


kepala atau bokong ke salah satu fosa iliaka.

PENGARUH LETAK LINTANG PADA PERSALINAN

Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi
bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan persalinan macet.
Ada kalanya janin yang pada permulaan persalinan dalam keadaan letak
lintang, berputar sendiri menjadi letak memanjang. Keadaan ini disebut versio
spontanea. Hal ini mungkin terjadi bila ketuban masih utuh.
Letak lintang menyebabkan persalinan macet dan untuk kejadian ini tidak ada
mekanisme persalinannya.

KOMPLIKASI

Pada maternal

Ruptur uteri dan traumatik uteri

Infeksi

Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse Lie),yang berpotensi


meningkatkan kematian pernatal, diketahui dengan :
Adanya ruptur uteri mengancam
Tangan yang di masukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul
Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin (Mochtar,1995)
-

Meningkatnya kematian maternal karena :

Letak lintang selalu disertai plasenta previa


Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat
Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari
Sepsis setelah ketuban pecah atau lengan menumbung melalui vagina

Pada janin
Kematian janin akibat :

Prolaps funikuli
Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental
Tekukan leher yang kuat (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham,1995)

TANDA DAN GEJALA

Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri


membentang sedikit diatas umbilikus.

Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur
kehamilan.

Pada palpasi :
Leopold 1 tidak ditemukan bagian bayi di daerah fundus uteri

Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan bokong
pada fosa iliaka yang lain
-

Leopold 3 & 4 memberikan hasil negatif

Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu


dataran keras terletak melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung
posterior bagian kecil dapat ditemukan pada tempat yang sama.

Bunyi jantung janin terdengar di di sekitar umbilikus

Pada pemeriksaan dalam :

- Pada awal persalinan bagian presentasi akan sangat tinggi dan sangat sulit
untukdijangkau.
Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung
di vagina atau dapat lebih cepat pecah.
Kelahiran stadium awal, bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa
bergigi tulang rusuk diatas pintu atas panggul
Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks yang
lain akan dapat dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu
bayi menghadap. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas
tulang belakang, sedangkan dada dengan teraba klavikula.

Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul
dan salah satu tangan atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat
vulva.
Pada beberapa kasus lengan dapat prolaps dan pemeriksa dapat
membedakannya dengan kaki :
Sikut lebih tajam daripada lutut
Jari tangan lebih panjang daripada jari kaki
Jari tangan tidak memiliki panjang yang sama
Tangan tidak memiliki batas sudut terhadap lengan
Ibu jari dapat disembunyikan ke dalam
Kepalan tangan dapat tertutup
Lutut mempunyai patela
Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang ( Hanifa,1992 & Cuningham,1995
& Mochrar,1995)

PENATALAKSANAAN
Pada kehamilan
1.

Deteksi dini oleh bidan

Konfirmasi umur kehamilan

Pemeriksaan luar

Mengenali faktor resiko

Diagnosis

Konseling

Rujukan (MNH,2002 )

2.

Penanganan pada kehamilan dilakukan oleh ginekolog


Versi luar

Menurut Phelan (1986) versi luar efektif dilakukan pada usia kehamilan setelah 39
minggu karena tingginya perubahan spontan ke letak logitudinal . untuk
menghindari perubahan ke posisi awal dilakukan pemasangan korset untuk fiksasi
(Hanifa,1992)

Pemanatauan letak dan keadaan janin melalui ANC

Memasuki persalinan dianjurkan untuk masuk rumah sakit lebih dini agar dapat
ditentukan diagnosa dan panatalaksanaan

Pada Persalinan
Deteksi dini oleh bidan

Komfirmasi umur kehamilan

Pemeriksaan luar

Mengenali faktor resiko

Melakukan pemeriksaan dalam

Diagnosis

Konseling

Rujukan (MNH,2002 )

3.

Persiapan persalinan

Pemantau persalinan dengan partograf

Pemantauan kondisi kelainan janin

Pemberian cairan infus dan pemeriksaan laboratorium

Pemantau DJJ dan his secara elektronis

Dukungan mental pada ibu

Persiapan tenaga dan alat untuk mengantisifasi terjadi kegawatdaruratan

4. Persalinan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi dan kegawat


daruratan neonatal, dilakukan oleh ginekolog kolaborasi dengan pediatrik
5.

Versi luar masih mungkin dilakukan pada pasien inpartu , dengan syarat :

Pembukaan < 4 cm

Ketuban masih utuh

6.
Pada primigravida apabila versi luar tidak berhasil pertimbangkan untuk
segera dilakukan SC :

Bahu tidak dapat melakuan dilatasi pada servik dengan baik, sehingga pada
primigravida kala 1 menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap

Tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra uterin sewaktu his
maka lebih sering terjadi ketuban pecah sebelum pembukaan sempurna dan dapat
mengekibatkan prolaps funikuli

Pada primi versi ekstraksi sukar dilakukan

7.
Pada janin kecil dan sudah mati adan menjadi lembek persalinan dapat terjadi
spontan, dengan cara :

Cara Denman

Bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang
belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun diringga panggul dan lahir
kemudian disusul dengan bagian badan atas dan kepala

Cara Douglas

Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki
sehingga bahu,bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya kepala
8. Pada multiparitas, pertolongan persalinan letak lintang tergantung dari
beberapa faktor. Apabila riwayat obstetrik baik dapat ditunggu hingga pembukaan
lengkap, kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan SC.
9.
Persalinan dengan SC pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari
resiko perinatal (Cuningham,1995 & Hanifa 1992, Mochtar,1995)

DAFTAR PUSTAKA

Ben-Zion Taber MD, Kapita Selekta Obstetri dan Ginekologi, EGC 1994


Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan
Binapustaka Sarwono Prawiroharjo, 2003

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan


Binapustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002

Dinan S. Bratakoesoema , Obstetri Patologi, edisi II ,EGC,2005

F. Gary Cunningham, Obstetri Williams, EGC 1995

Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Yayasan Binapustaka Sarwono


Prawiroharjo, 1994

Helen Varney, Varneys Midwiferry, 1997

Helen Varney, Buku Saku Bidan, EGC 2002

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS, FK UNPAD, 2005

Rustam Muchtar, Sinopsis Obstetri, EGC, 1998

Вам также может понравиться