Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di kota Cimahi. Pemilihan lokasi

dilakukan secara sengaja/purposif dengan mempertimbangkan lokasi tersebut

sebagai daerah pemukiman dan industri yang menjadi pusat mobilisasi penduduk

perkotaan. Lokasi tersebut mempunyai tingkat penduduk yang padat, sehingga

dapat mewakili perilaku konsumen untuk produk mie instan dan penduduk

tersebut diasumsikan dapat mewakili preferensi beberapa budaya yang berbeda.

Pasar atas Cimahi ini juga merupakan salah satu pasar besar di kota Cimahi dan

letaknya yang berdekatan dengan PT Indofood.

3.2 Desain dan Teknik Penelitian

Desain penelitian yang digunakan untuk mengetahui respon konsumen mie

instan produk Indofood di dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Desain

penelitian kualitatif ini adalah untuk memperoleh suatu informasi secara

mendalam tetapi tidak meluas, dan pada akhirnya untuk memperoleh pengetahuan

ilmiah yang bersifat spesifik, konkrit dan fokus.(Rusidi, 2006).

Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan,

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,

mengadakan analisis data secara indukif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada

usaha menemukan teori-teori dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan

31
32

proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat

kriteria untuk memeriksa keabsahaan data, rancangan penelitiannya bersifat

sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: penelitian

dan subjek penelitian.

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Menurut Rusidi (1993) penelitian studi kasus ini merupakan salah satu penelitian

yang bertujuan untuk mempelajari latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi

lingkungan dari suatu unit sosial secara lebih mendalam.

3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.3.1 Variabel Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Konsumen

Variabel faktor-faktor yang mempengaruhi respon konsumen ini

dijelaskan secara deskriptif. Faktior-faktor ini terdiri dari Rasa, harga, promosi,

ketersediaan produk, proses psikologis, pengaruh lingkungan dan perbedaan

individu. Pada tahap awal dari penelitian ini adalah menanyakan kepada

konsumen seberapa jauh faktor-faktor tersebut dianggap penting oleh konsumen

dalam mempengaruhi respon mereka terhadap produk mie instan.

Faktor-faktor yang telah dianggap penting ini kemudian dianalisis secara

deskriptif, untuk menjelaskan mengapa faktor-faktor ini mempengaruhi respon

konsumen. Langkah berikutnya adalah menghitung bobot dari masing-masing

faktor/indikator-indikator yang dianggap penting ini untuk mengetahui respon

konsumen terhadap mie instan produk Indofood.


33

3.3.2 Definisi Operasionalisasi Variabel

1. Rasa merupakan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen.

Rasa ini terdiri dari kekenyalan mie, aroma dan cita rasa kuahnya.. Ketiga

indikator ini mempengaruhi respon konsumen terhadap rasa mie. Tingkat

kekenyalan mie ini dibatasi oleh ukuran kenyal mie menurut konsumen.

Ukuran kenyal yang dinilai oleh konsumen adalah, tidak kenyal, biasa

saja, kenyal dan sangat kenyal. Aroma mie ini adalah bau-bauan yang

dapat dicium dan menggugah selera konsumen. Ukuran aroma ini adalah

menjadi tidak menggugah selera, biasa saja, menggugah selera, sangat

menggugah selera. Cita rasa kuah dalam hal ini adalah tingkat kesedapan

kuah dalam mempengaruhi respon konsumen. Ukuran cita rasa ini adalah

tidak sedap, biasa saja, sedap, sangat sedap.

2. Harga, adalah korbanan yang dikeluarkan oleh konsumen dan tidak

memberatkan konsumen untuk mendapatkan mie instan. Harga ini terdiri

dari indikator murah/tidaknya harga mie dibandingkan kualitas yang

ditawarkan, volume/isi dan kandungan gizi. Indikator murah atau tidaknya

dibatasi oleh tingkat harga yang harus dikeluarkan oleh konsumen, yaitu

tidak murah(mahal), biasa saja, murah dan sangat murah. Indikator

volume/isi ini diindikasikan dengan volume mie yang ada, yaitu sedikit,

standar, banyak, terlalu banyak. Volume/isi ditanyakan pada konsumen

disesuaikan dengan mie yang dibeli oleh konsumen pada saat responden

ditanya. Kandungan gizi diindikasikan oleh ketersediaan keterangan gizi


34

yang ada di kemasan mie instan. Indikasi ini ditunjukkan oleh tidak ada

keterangan, keterangan tidak lengkap, keterangan standar, keterangan

sangat cukup.

3. Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk

menanamkan image produknya di pikiran konsumen. Promosi dalam

penelitian ini dibatasi oleh indikator-indikator menarik/tidaknya kemasan,

frekuensi iklan yang dapat menarik konsumen dan merk. Kemasan

menjadi suatu hal yang penting dalam menarik respon konsumen untuk

membeli mie instan. Pada penelitian ini, kemasan ini diindikasikan oleh

tidak menarik, biasa saja, menarik dan sangat menarik. Frekuensi iklan

pun ternyata mempengaruhi respon konsumen terhadap suatu produk

(Rhenald Kasali, 2000). Iklan yang sering ditampilkan di media masa dan

menarik ternyata dapat mengubah pandangan konsumen terhadap suatu

produk. Pada penelitian ini, iklan ini diindikasikan oleh jarang, biasa saja,

sering, sangat sering. Merk adalah nama produk mie instan produk.

Indofood memiliki diferensiasi produk dengan merk yang berbeda-beda,

contohnya seperti supermi, sarimi dan lain-lain . Brand image produk

ternyata dipengaruhi oleh nama merk yang menarik sehingga mudah

diingat dan familier di ingatan konsumen. Merk ini diindikasikan oleh

susah diingat, biasa saja, mudah diingat, sangat familier.

4. Ketersediaan produk, yaitu penyebaran produk dari tangan

produsen hingga ke tangan konsumen. Konsumen akan merespon dengan

baik produk yang mudah diperoleh di pasaran walaupun produk tersebut


35

adalah produk yang biasa-biasa saja. Indikator ketersediaan produk dalam

penelitian ini terdiri dari jarak toko dari rumah, letak toko di dalam pasar

dan letak toko di pinggir jalan. Jarak toko dari rumah diindikasikan oleh

jauh, normal, dekat, sangat dekat. Ukuran jarak ini ditentukan oleh

responden sendiri karena ukuran dekat atau tidaknya jarak ini sangat relatif

bagi setiap responden, oleh karena itu peneliti tidak memberikan batasan

secara kuantitatif. Letak toko di dalam pasar diindikasikan oleh posisinya

di dalam pasar, yaitu, mudah dijangkau, norma, sulit untuk dijangkau dan

tidak tahu tempatnya. Letak toko di pinggir jalan ini diindikasikan oleh

mudah dijangkau, norma, sulit untuk dijangkau dan tidak tahu tempatnya.

Letak toko ini pun sifatnya relatif, tergantung dari penelitian dari

konsumen sendiri sehingga dalam hal ini penulis tidak membatasi ukuran

keterjangkauan toko secara kuantitatif.

5. Proses psikologis adalah proses perubahan dalam diri konsumen

mulai dari tahap tidak tahu sampai tahap mengetahui dan akhirnya

membeli produk mie instan. Indikator dari sub variabel ini adalah proses

pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan perilaku. Proses

informasi ini adalah proses dimana konsumen mencari atau menerima

informasi mengenai produk-produk mie instan. Pada proses ini konsumen

memasuki tahap mengetahui. Analisis proses informasi ini dianalisis

secara deskriptif dan ditanyakan kepada responden dengan menggunakan

kuisioner terbuka. Proses pembelajaran adalah proses dimana konsumen

mulai mengolah informasi yang masuk ke dalam pikirannya dan mulai


36

mengintrepetasikannya dan kemudian dilanjutkan kepada proses

perubahan perilaku, dimana konsumen mulai merespon informasi yang

datang kepadanya dan mulai melakukan tindakan, seperti mencoba atau

membeli secara teratur mie instan produk indofood.

6. Pengaruh lingkungan adalah keadaan eksternal konsumen yang

berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan mereka untuk membeli

produk mie instan. Indikator dari pengaruh lingkungan ini hanya dibatasi

pada dua sub variabel, yaitu terdiri dari pengaruh keluarga dan pengaruh

gaya hidup. Pengaruh keluarga ini diindikasikan oleh kebiasaan atau pola

konsumsi dari keluarga dan juga pendapatan keluarga. Tingkat pendapatan

ini menjadi salah satu acuan konsumen untuk membeli mie instan. Apakah

mie instan itu dibeli sebagai makanan pokok atau makanan pelengkap

dipengaruhi dari tingkat pendapatan keluarga. Pengaruh gaya hidup ini

adalah aktivitas dari individu atau konsumen yang bersangkutan dengan

cara hidup (way of life) yang terkait dengan pola konsumsi konsumen.

Individu yang memiliki aktivitas yang padat memiliki kecenderungan

untuk mengkonsumsi makanan cepat saji, namun hal ini bersifat relatif

terhadap setiap individu konsumen (Rhenald kasali, 2000). Pengaruh

lingkungan ini dianalisis secara deskriptif dan ditanyakan kepada

konsumen dengan menggunakan kuisioner terbuka, sehingga dapat

diperoleh informasi yang lebih lengkap dan dapat mendukung analisis

respon konsumen terhadap mie instan produk Indofood.


37

Tabel 4 Operasionalisasi variabel

Jenis /
Variabel Sub Variabel Indikator Macam
data
Aroma
Kuantitatif /
Rasa Kekenyalan mi
Primer
Cita rasa kuah
Murah/tidaknya harga Kuantitatif /
dibanding kualitas Primer
Harga Volume/isi
Kandungan gizi
Menarik/tidaknya
Faktor-faktor Promosi kemasan Kuantitatif /
yang Sering/tidaknya iklan Primer
mempengaruhi Merek
respon Di toko dekat rumah
konsumen Kuantitatif /
Ketersediaan produk Di toko dalam pasar
Primer
Di toko pinggir jalan
Pengolahan informasi
Pembelajaran Kualitatif /
Proses psikologis
Perubahan Primer
sikap/perilaku
Keluarga Kualitatif /
Pengaruh lingkungan
Gaya Hidup Primer

3.4. Sumber Data/ Informasi dan Cara Menentukannya

3.4.1. Sumber Data

Menurut Lofland (1984) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain. Sumber data atau informasi yang digunakan untuk mengetahui

respon konsumen mie instan produk indofood ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.
38

Data primer ini diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara langsung

dengan pihak-pihak sebagai berikut :

1. Pembeli mie instan produk Indofood di Pasar Atas Cimahi

2. Penjual mie instan produk Indofood di Pasar Atas Cimahi

Pengumpulan data sekunder diperoleh dengan studi pustaka dan studi

literatur, dan pihak-pihak terkait yang relevan dan dapat menunjang kelancaran

penelitian ini. Data sekunder ini dapat diperoleh dari :

1. Pengelola Pasar Atas Cimahi

2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

3. Media informasi lain seperti internet.

3.4.2. Cara Menentukan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan responden dilakukan di Pasar Atas

Cimahi, di sana terdapat toko yang menjual sembako, beras, kios penjual daging,

sayuran dan lain-lain. Jumlah toko yang ada di sana sebanyak 460 toko. Adapun

toko yang menjual mie instan produk Indofood sebanyak 157 toko. Dari 157 toko

penulis mengambil sampel sebanyak 10 toko. diantaranya:

1. Toko Maha Rasa, Los A Utama No.128

2. Toko H. Sumilar, Los A No.39

3. Toko Sumber Rejeki, Los A No.37

4. Toko Melati, Los A No.37

5. Toko Amang, Los A2 No.28

6. Toko Sinar Terbit, Los B No.82

7. Toko Caraka, los B1 No.141


39

8. Toko Iis, Los B No.139

9. Toko Aneka Baru 2, Los B No.91

10. Toko Idris, Los B No.121

Penulis mengambil 10 toko di atas karena toko-toko tersebut merupakan

semi agen. Selain letaknya yang strategis, pembelinya pun terbilang cukup

banyak. Penulis melakukan wawancara dimulai pukul 09.00-12.00, karena pada

jam-jam tersebut besar kemungkinan para konsumen untuk berbelanja ke pasar.

Responden dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik

systematic sampling. Prinsip dasar dari systematic sampling adalah pemilihan

sampel dilakukan dengan secara sistematik, artinya dengan menggunakan aturan

tertentu yang dipatuhi secara konsisten selama proses pemilihan sampel.

Sampling secara sistematik ini digunakan karena peneliti dihadapkan pada

ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara

random (Hasan Mustafa, 2000). Pengambilan sampel dilakukan selama 10 hari

setiap hari, dari hari senin sampai 10 hari ke depan. Pengambilan sampel ini

adalah sebanyak 6 orang per harinya setiap setengah jam sekali dari tiap akhir

wawancara, sehingga total konsumen mie instan yang diambil adalah 60 orang

responden. Pengambilan responden selama 10 hari ini dirasa cukup untuk

memenuhi kebutuhan data yang diperlukan untuk mengetahui respon konsumen

terhadap mie instan produk Indofood.

3.5. Teknik Pengumpulan Data/ Informasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
40

1. Teknik pengamatan, yaitu suatu proses peneliti melihat situasi

penelitian yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati

dan mencatat kegiatan yang dilakukan oleh konsumen dan pedagang dalam

hal jual beli mie instan di Pasar Atas Cimahi, dan kemudian dianalisis secara

deskriptif.

2. Teknik wawancara, yaitu tanya jawab antara peneliti dengan

responden, yaitu pembeli mie instan produk Indofood dan pedagang yang

menjual mie instan tersebut.

3. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dan informasi yang

berkaitan dengan objek penelitian. Sumber dari data kepustakaan ini berasal

dari buku dan internet

3.6. Rancangan Analisis

3.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan alat untuk menganalisis data latar belakang

konsumen sebagai responden dari kuisioner yang bersifat umum. Analisis

deskriptif ini menggunakan tabulasi sederhana. Persentase terbesar merupakan

faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.

Proses analisis data dapat dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,

foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah

berikutnya ialah melakukan reduksi data yang dilakukan dengan cara abstraksi.
41

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya.

Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu

kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah berikutnya. Tahap akhir dari

analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

3.6.2. Model Fishbein Extended

Model pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menggunakan model

multiatribut. Model ini menggambarkan hubungan antara pengetahuan produk

yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau

atribut produk. Model multiatribut yang paling terkenal adalah model fishbein

extended. Dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

n
A0 =∑
be i i
i=1

di mana:
A0 = sikap terhadap objek
bi = kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i
ei = evaluasi mengenai atribut i
n = jumlah atribut yang menonjol
Model tersebut mengemukakan bahwa maksud yang dipandang sebagai

kejadian langsung dari perilaku, ditentukan oleh komponen sikap atau pribadi dan

komponen normatif atau sosial yang diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut ini

(Engel, Blackweel dan Miniard, 1994).


42

3.7. Jadwal Penelitian

Waktu penelitian dibagi ke dalam empat tahap, yaitu:

No Fase-fase penelitian Perkiraan lamanya


1 Tahap Persiapan Maret – Mei 2007
2 Tahap Pengumpulan data Juli – Agustus 2007
3 Tahap Pengolahan data Agustus – September
2007
4 Tahap Penulisan September 2007 –
selesai
43

Вам также может понравиться